FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK TABUNGAN NASIONAL Tbk CABANG SURABAYA.

(1)

FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK

TABUNGAN NASIONAL Tbk CABANG SURABAYA

SKRIPSI

Oleh : MarishaKhanida 1013010167 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “ VETERAN” JAWA TIMUR


(2)

SKRIPSI

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK TABUNGAN NEGARA CABANG SURABAYA

DisusunOleh :

MARISHA KHANIDA 1013010167/FE/EA

telahdipertahankandihadapan danditerimaoleh Tim PengujiSkripsi ProgdiAkuntansiFakultasEkonomidanBisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur

padatangga 28 Februari 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

PembimbingUtama Ketua

Dr. Hero Priono, SE, M.Si, CA Dr. Hero Priono, SE, M.Si, AK, CA

Sekretaris

Drs. Sjafi’i, MM, Ak Anggota

Drs. Ec. R. SjariefHidajat, M.Si Mengetahui

DekanFakultasEkonomidanBisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”

JawaTimur


(3)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat sertahidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan sebaik - baiknya.

Laporan ini disusun dengan berdasarkan hasil penelitian pada Bank Tabungan Negara cabang Surabaya. Adapun tujuan dari skripsi laporan ini secara umumn yaitu agar penulis dapat merasakan dunia kerja secara nyata dan mengenal lebih luas permasalahan yang berkaitan dengan kredit pada umumnya, perbankan khususnya.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas

Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas EkonomidanBisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Hero Priono, SE, MSI, Ak Selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dan selaku Dosen Pembimbing yang telah menuntun dan mengarahkan penulis untuk menyempurnakan penelitian ini.


(4)

5. Orang tua ( Nur’ aini dan Imam Edy Utomo ) tercinta yang senantiasa memberikan motivasi, doa serta kasih saying yang senantiasa mendampingi penulis, tanpa mereka penulis tidak akan bias merampungkan penelitian ini. 6. Untuk Bpk. Mulyanto Chaniago selaku orang tua angkat yang selalu

memberkan dukungan, motivasi serta bersedia membantu penulis dalam penyelesaian Skripsi.

7. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Salam hormat. Surabaya, 28 Maret 2014


(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

2.2 Landasan Teori ... 9

2.2.1 Kredit ... 9

2.2.1.1 Pengertian Kredit ... 9


(6)

2.2.1.3 Fungsi Kredit ... 17

2.2.2. Pendapatan ... 19

2.2.3. Agunan Kredit ... 20

2.2.4. Angsuran ... 21

2.2.5. Pengaruh Pendapatan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit... 21

2.2.6. Pengaruh Angunan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit... 22

2.2.7. Pengaruh Angsuran Terhadap Keputusan Pemberian Kredit... 23

2.2.7 Kerangka Berpikir ... 23

2.3 Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1 Objek Penelitian……….. 25

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 26

3.3 Tehnik Pengumpulan Sample ... 28

3.3.1. Populasi ... 28

3.3.2. Sample ... 29

3.4. Tehnik Pengumpulan Data ... 30

3.4.1. Jenis Data ... 30


(7)

3.5. Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis ... 31

3.5.1. Tehnik Analisis ... 31

3.5.1.1 Uji Normalitas ... 31

3.5.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 32

3.5.1.3 Uji Linier Berganda ... 33

3.5.2. Uji Hipotesis ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1 Gambaran Umum Perusahaan……… 37

4.2 Deskripsi Data Penelitian ... 42

4.3 Analisis Hasil Pengolahan Data ... 45

4.3.1. Uji Normalitas ... 45

4.3.2. Uji Asumsi Klasik ... 46

4.3.3. Regresi Linier Berganda ... 48

4.3.4. Uji F ... 50

4.3.5. Uji T ... 51

4.4. Pembahasan ... 52

4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian ... 55

4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekaran Dengan Penelitian Terdahulu ... 56


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

5.1 Kesimpulan……… ... 58 5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Deskripsi Variabel Penelitian……… 42

Tabel 4.2 Hasil Uji Noermalitas ……… 45

Tabel 4.3 Hasil Nilai VIF……… 46

Tabel 4.4 Hasil Uji Rank Sprearman………. 47

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linea Berganda……… 48

Tabel 4.6 Uji F……… 50

Tabel 4.7 Nilai R2 ……… 51

Tabel 4.8 Uji T……… 51

Tabel 4.9 Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan Penelitian Terdahulu ……… 57


(10)

DAFTAR GAMBAR


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Pemberian Kredit Pemilikan Rumah BTN Tbk Cabang

Magetan Periode Januari – November 2013

Lampiran 2: Output Uji Normalitas

Lampiran 3: Input Regresi Linier Berganda


(12)

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DI BANK TABUNGAN

NEGARA Tbk CABANG SURABAYA Oleh:

Marisha Khanida

Abstrak

Bank yang merupakan lembaga keuangan yang berperan sdalam memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran yang mudah. Oleh karena itu bank dapat mempengaruhi sebagian besar maju mundurnya perkembangan perekonomian suatu Negara. Salah satu bank pemerintah I ndonesia adalah Bank Tabungan Naegara ( BTN ) yang memberikan fasilitas pinjaman berupa Kredit Pemilikan Rumah yang diperuntukkan bagi masyarakan menengah kebawah dan menengah ke atas.

Variabel penelitian ini adalah pendapatan (x1), agunan (x2), angsuran (x3) dan keputusan pemberian kredit pemilikan rumah (y). popolasi yang diguanakan adalah permohonan kredit pemilikan rumah pada bulan Januari hingga November 2013 dengan kriteria nilai KPR >Rp.500.000.000. Jumlah sampel adalah 40 debitur dengan tehnik penarikan sampel purposive sampling . tehnik pengolahan data yang diperoleh dalam penelitian menggunakan regresi linier berganda.

Berdasarkan hasil analis regresi linier berganda, memberikan kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini teruji kebenarannya, karena variabel pendapatan, agunan dan angsuran terbukti berpengaruh positif terhadap keputusan pemberian Kredit Pemilikan Rumah


(13)

BAB 1

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang

Pembangunan dan perkembangan perkotaan di Kota Surabaya memberikan dampak menjamurkan permukiman penduduk. Di mana setiap tahun jumlah penduduk Kota Surabaya mengalami peningkatkan signifikan yang disebabkan oleh semakin banyaknya perushaan industri dimana hal tersebut sejalan dengan banyaknya pendatang yang mengadu nasib di kota tersebut sehingga, membutuhkan adanya tempat tinggal untuk menetap di Kota Surabaya yang layak dan terjangkau dalam alokasi biaya pembelian rumah.

Saat ini pihak perbankan melirik adanya prospek bisnis perumahan dengan melakukan kerjasama dengan pihak developer untuk melakukan sebuah sistim kerjasama dengan pihak perbankan dalam mengelola sebuah perumahan rakyat melalui kemudahan dan keringan untuk memiliki rumah layak huni.

PT. Bank Tabungan Nasional tbk, melalui salah satu jenis produk unggulan yang dimilikinya yaitu pemberian kredit perumahan dapat menjadi solusi atas permasalahan tersebut. KPR ini dibedakan atas dua jenjang dalam kepemilikan rumah yaitu Kredit Griya Utama ( KGU ) dimana KGU terbagi menjadi dua yaitu KGU Murni dan KGU Second, danKredit Angunan Rumah. Banyaknya masyarakat yang melakukan


(14)

Permohonan untuk mendapatkan KPR dengan melengkapi syarat yaitu sertifikat ( SHGB ataupun SHM )- fotocopy, fotocopy IMB, ktp, ksk, pasfoto terakhir, NPWP, slip gaji terakhir, surat nikah, SK,surat keterangan kerja, perijinan usaha ( untuk wiraswasta ).

Bisnis perbankan merupakan bidang usaha yang kompetitif mendorong meningkatkan kualitas pelayanannya ketingkat yang lebih baik terhadap nasabah dibanding para pesaing. Bank dalam menjalankan usahanya senantiasa mengacu pada optimalisasi penggunaan dan pengelolaan dana yang dimiliki. Salah satu usaha yang dapat ditempuh oleh bank dalam mengelola dan menyalurkan danaanya adalah melalui kebijakan perkreditan. Fungsi perkreditan yang dilakukan bank merupakan salah satu aspek penting dalam mewarnai dan menggairahkan kehidupan perekonomian.Melalui kegiatan perkreditan, bank berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat bagi kelancaran usahanya dan kebutuhannya, melalui kegiatan penyimpanan dana, bank berusaha menawarkan kepada masyarakat akan keamanan dan kenyamanan serta jasa lain yang akan diperoleh. Banyaknya nasabah yang membutuhkan dana dengan menentukan dan memilih atternatif yang lebih banyak dan bank berlomba-lomba menyalurkan kreditnya dengan disertai berbagai kemudahan dan fasilitas.

Pertimbangan pemberian kredit, setiap bank haruslah mendapatkan keyakinan bahwa kredit tersebut harus benar-benar dapat dimanfaatkan oleh debitur dan bisa dikembalikan tepat pada waktunya. Kredit yang


(15)

diberikan merupakan alokasi dari dana - dana bank yang memiliki tingkat resiko yang tinggi dibandingkan dengan aktiva lainnya. Ada kemungkinan kredit yang diberikan kepada nasabah tidak dapat tertagih sehingga menimbulkan tunggakan kredit pada perusahaan, oleh seba b itu diperlukan prosedur yang efisien sehingga mencapai tingkat.

Menurut tinjauan empiris penelitian ada beberapa ketentuan yang mengacu pada asas likiuditas, solvabilitas, rentabilitas, danprinsip 5C yaituc Character, Capacity, Capital, Collateral danConditionyang secara

bersama – sama belum terimplementasikan dengan baik dalam

pengaplikasiannya di dalam memberikan kredit kepada calon debitur. Pertimbangan character sangat diperlukan untuk mengetahui watak, moral dan tanggung jawab dari debitur dalam memanfaatkan dan

menggunakan kredit yang diberikan sesuai dengan tingkat

pengembaliannya.

Capacity dari debitur juga menjadi suatu perhatian yang harus dicermati oleh pihak kreditur di dalam memberikan pinjaman kepada debitur sesuai dengan kapasitas kelayakan kredit yang dibutuhkan menurut tingkat kegiatan usaha yang dimilikinya, agar tingkat pengembalian dapatdi prediksikan tidak mengalami kendala atau hambatan.

Secara substansi, pihak bank khususnya kreditur seyogyanya dapat memberikan penilaian terhadap nasabah yang memberikan Capital atau modal disesuaikan berdasarkan kebutuhan kredit yang dapat dipinjamkan.


(16)

Collateral merupakan bentuk penguat di dalam memberikan suatu jaminan atas pinjaman kepada debitur sesuai dengan tingkat kepemilikan agunan yang dimiliki oleh debitur di dalam melakukan pinjaman, baik agunan tersebut sebagai jaminan pemberian modal maupun agunan sebagai pengembalian modal atas kerugian yang dialami oleh debitur.

Selain yang telah disebutkan di atas, juga perlu dipertimbangkan mengenai Condition yang memberikan berbagai ketidak pastian atas berbagai kegiatan perkreditan bank. Kondisi yang dimaksud yaitu kondisi sewaktu – waktu suatu daerah mengalami kondisi yang tidak kondusif menyebabkan terjadinya penjarahan nilai aset-aset kredit, nuansa politik yang tidak stabil, terjadinya krisis ekonomi yang mempengaruhi iklim global bank.

Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon

debitur memenuhi kewajiban dan mengatur kemampuannya

dalam melunasi hutang pokok dan bunga, serta sekaligu susaha memperkecil resiko yang timbul dari pemberian kredit, maka sebelumnya pihak bank akan melakukan analisis kredit yang menyangkut beberapa aspek keuangan yaitu penghasilan, agunan, dan angsuran.


(17)

NO NAMA Pengajuan Kredit

Penda-patan

Angsuran Agunan realisasi %

1 Rino 500.000.000 19.000.000 7.000.000 550.000.000 500.000.000 100%

2 Andi B 600.000.000 20.000.000 9.000.000 800.000.000 480.000.000 80%

3 Budi S 650.000.000 24.000.000 7.000.000 950.000.000 375.500.000 55%

4 Wiwin 800.000.000 30.000.000 12.041.000 1.000.000. 000

800.000.000 100%

5 Lisa M 900.000.000 48.000.000 17.000.000 1.500.000. 000

675.000.000 75%

Sumber data: www.btn.co.id yang telah diolah oleh peneliti

Dari latar belakang tersebut maka ingin dilakukan penelitian dengan judul :

faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan pemberian kredit perumahan, di Bank Tabungan Nasional Tbk, cabang Surabaya

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

Apakah besarnya angsuran, anggunan, dan

penghasilan,berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit perumahan di BTN cabang Surabaya?


(18)

1.3. TujuanPenelitian

Adapuntujuanpenelitianadalahsebagaiberikut:

Untukmengujiapakah, angsuran, angunan, danpenghasilan,

berpengaruhterhadapkeputusankreditperumahan di BTN cabang Surabaya.

1.4. ManfaatPenelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :

a. Bagi pendidikan

Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi kemajuan studi dan perkembangan ilmue konomi khususnya dibidang kredit dan sebagai bahan refrensi penelitian dimasa yang akan datang.

b. Bagi pelaku usaha

Agar dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi lingkungan dunia perbankan agar lebih baik lagi dalam menentukan criteria pemberian kredit.

c. Bagi penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan para praktisi tentang keputusan pemberian kredit rumah secara relevansinya dengan ilmu pengetahuan pada umumnya, dan ilmu ekonomi pada khususnya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai masukan serta bahan pengkajian berkaitan dengan penelitian ini antara lain :

a. Nurvita Kanecha P. N ( 2010 ) 1. Hipotesis

Diduga bahwa pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, dan jumlah rumah tangga mempengaruhi penyaluran kpr di BTN Surabaya.

2. Hasil penelitian

Pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, dan jumlah rumah tangga mempengaruhi penyaluran kpr di BTN Surabaya


(20)

b. Aryo Bayu R ( 2011 )

1. Perumusan masalah

Apakah nilai pengajuan kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit investasi di bank CIMB NIAGA Tbk, cabang Mojokerto?

2. Hasil penelitian

a. Nilai pengajuan kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pemberian kredit investasi di bank CIMB NIAGA Tbk, cabang Mojokerto. b. Hasil pengolahan data nilai koefisien determinasi ( r2 ) menunjukkan bahwa nilai pengajuan kredit, nilai laba usaha dan nilai jaminan kredit mempengaruhi keputusan pemberian kredit, sedangkan faktor lain pengaruhnya sangat kecil

c. Penghasilan mempunyai pengaruh yang lebih dominan terhadap keputusan pemberian kredit.

c. Deny Tri Susanto ( 2013 )

1. Perumusan masalah

Apakah laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit investasi di BRI cabang Magetan


(21)

Laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap terhadap jumlah pemberian kredit investasi di BRI cabang Magetan

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Kredit

2.2.1.1. Pengertian kredit

Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu “credere” yang berarti

kepercayaan danbahasa Latin “creditum” yang artinya kepercayaan akan kebenaran. Oleh sebab itulah yang menjadi dasar dari kredit adalah kepercayaan. Pengertian kredit dalambuku Seri Manajemen Bank No. 5 (1997: 31) adalah penyediaan uang atau tagihanyang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian hasil keuntungan. Selain itu, kredit juga bisa berarti kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati. Dalam pelaksanaan pemberian kredit dikenal adanya prinsip 5C’s yang meliputi:

a. Character; pemberian kredit adalah atas dasar kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pihak bank atau pemberi kredit bahwa peminjam memiliki moral, watak, ataupun sifat pribadi yang positif, kooperatif,


(22)

dan juga penuh rasa tanggung jawab dalam kehidupan pribadi sebagaimanusia, anggota masyarakat, ataupun dalam menjalankan kegiatanusahanya.

b. Capacity; yaitu suatu penilaian kepada calon debitur mengenaikemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha yangdilakukannya atau kegiatan usaha yang akan dilakukan yang akan dibiayai oleh kredit dari bank.

c. Capital; yaitu jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur.

d. Collateral; yaitu barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya e. Condition of economy; yaitu situasi dan kondisi sosial, politik,

ekonomi,budaya, dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan

perekonomian suatu negara pada suatu saat atau pada kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit.

Sebelum melaksanakan prinsip – prinsip perkreditan diatas dalam pemberian suatu kredit, bank harus di dasarkan kebijaksanaan kredit dengan memperhatikan 3 asas pokok :

a. Asas Likuiditas

Yaitu asas yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya


(23)

sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau masyarakat luas.

b. Asas Solvabilitas

Yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit

c. Asas Rentabilitas

Yaitu setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan pengembangan usahanya.

Suatu kredit disamping memberikan manfaat juga memberikan risiko yang besarapabila kredit yang diperoleh digunakan untuk:

- Usaha-usaha yang sifatnya spekulatif

- Usaha-usaha yang tidak direncanakan dan dikelola dengan baik - Kebutuhan konsumtif

- Penggunaan yang tidak tepat (side streaming), misalnya kredit modal kerja dalam bentuk tunai digunakan untuk disimpan dalam bentuk deposito . Menurut Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah menjadi Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan, disebutkan bahwa “kredit adalah penyediaan uang tagihan atau yang dapat dipersamakan denganitu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman antara Bank denganpihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelahjangka


(24)

waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasilkeuntungan”.

Menurut Siamat (1999), kredit digolongkan ke dalam 6 (enam) bentuk yaitu:

1. Penggolongan kredit berdasarkan jangka waktu (maturity), antara lain:

a. Kredit jangka pendek (short-term loan). b. Kredit jangka menengah (medium-term loan) c. Kredit jangka panjang (long-term loan).

2. Penggolongan kredit berdasarkan barang jaminan (collateral), antara lain:

a. Kredit dengan jaminan (secured loan). b. Kredit tanpa jaminan (unsecured loan).

3. Kredit berdasarkan segmen usaha, seperti otomotif, farmasi, tekstil, makanan, konstruksi dan sebagainya.

4. Penggolongan kredit berdasarkan tujuannya, antara lain:

a. Kredit komersil (commercial loan), yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan usaha nasabah di bidang perdagangan.

b. Kredit konsumtif (consumer loan), yaitu kredit yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Seperti untuk membiayai pembelian rumah tinggal, renovasi rumah


(25)

tinggal, membiayaipembelian kendaraan, dan lain-lain yang bersifat konsumtif kepada individual. Pembayaran angsuran-angsuran dan pelunasan kredit konsumtif bersumber dari penghasilan atau gaji debitur.

Berikut jenis-jenis kredit konsumtif yang terdapat di bank - bank pada umumnya, yaitu :

1. kredit pemilikan rumah (KPR) Pembelian rumah memang belum tentu dikategorikan sebagai investasi, tapi paling tidak

bisa menambah jumlah aset. Investasi bertujuan untuk

mengumpulkan dan menambah aset. Walaupun tidak secara produktif memberikan hasil langsung kepada pemilik, naiknya harga tanah dan bangunan bisa membuat nilai aset bertambah. Apalagi jika sarana dan prasarana di sekitar perumahan bertambah lengkap, nilai rumah dan bangunan pasti akan cepat tinggi. Namun untuk berinvestasi di bidang properti tidaklah mudah, oleh sebab itu Analisis pengukuran individu yang menginginkan memiliki rumah tetapi belum memiliki kemampuan yang cukup dapat menggunakan fasilitas KPR yang ditawarkan Bank. KPR adalah program pinjaman kredit Bank untuk digunakan sebagai dana pembelian, renovasi, dan konstruksi rumah (rumah tinggal, rumah toko, rumah kantor, apartemen, tanah) kepada debitur yang memenuhi persyaratan. KPR merupakan pinjaman non-revolving


(26)

jangka waktunya panjang, bisa sepuluh hingga dua puluh tahun, sebelum menjadi debitur , pihak bank akan melakukan BI checking

untuk mengetahui tinngkat likuiditas para calon debitur hal ini sangat penting bagi para banker agar meminimalisir resiko kredit.

2. kredit pemilikan mobil (KPM) Pinjaman non-revolving

yang diberikan oleh Bank kepada debitur dengan jumlah,jangka waktu, dan kondisi tertentu, guna pembelian kendaraan roda empat (mobil) kepada debitur yang memenuhi persyaratan. KPM biasanya berjangka waktu relatif pendek, yaitu antara satu sampai 5 tahun. Jangka waktu yang relatif pendek tersebut disebabkan oleh umur teknis danekonomis mobil yang juga relatif pendek serta tingkat risiko kerusakan dan/ataukehilangan yang tinggi

3. kredit tanpa agunan (KTA) Pinjaman non-revolving yang diberikan oleh Bank kepada debitur perorangan,umumnya

karyawan, dengan pengajuan secara berkelompok, guna

memenuhisegala macam keperluan seperti kebutuhan pembelian barang konsumsi,pendidikan, wisata, renovasi rumah, atau kebutuhan konsumtif lainnya namundalam skala kecil kepada debitur yang memenuhi persyaratan tanpa perlumenyerahkan barang untuk diagunkan (dijaminkan)..

c. Kredit produktif (productive loan), yaitu kredit yang diberikan dalamrangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehingga dapat memperlancar produksi.


(27)

5. Penggolongan kredit menurut penggunaannya, antara lain:

a. Kredit modal kerja (working capital credit), yaitu kredit yang diberikan oleh Bank untuk menambah modal kerja debitur.

b. Kredit investasi (invesment credit), yaitu kredit yang diberikan oleh Bank kepada perusahaan untuk digunakan melakukan investasi dengan membeli barang-barang modal.

6. Kredit non kas (non cash loan), yaitu kredit yang diberikan kepada nasabah yang hanya boleh ditarik apabila suatu transaksi yang telah diperjanjikan telah direalisasikan atau efektif.

2.2.1.2. Tujuan Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit ( katsmir, 2001: 96 ) antara lain :

a. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

b. Membantu usaha nasabah

Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut,


(28)

maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.

c. Membantu usaha nasabah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sector. Fasilitas kredit selain mempunyai tujuan utama, ada pula tujuan kredit pada umumnya adalah sebagai berikut :

a. Keuntungan ( profitability )

Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diambl dari keuntungan ayng diambil dari pendapatan bunga.

b. Keamanan ( safety )

Yaitu keamana dari presentasi atau fasilitas yang diberikan harus benar – benar terjamin sehingga tujuan profitabilitas dapat benar – benar tercapai tanpa hambatan – hambatan.

Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnyabank pemerintah yang mengemban tugas sebagai agent of development adalah untuk:

a. Turut mensukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan

b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.


(29)

c. Memperoleh laba agar kelangsunagn hidup perusahaan terjamin dan dapat memperluas usahanya.

Berdasarkan kebijaksanaan dibidang ekonomi dan pembangunan dan ketentuan yang berlaku di Negara kita maka secara umum dapat dikemukakan bahwa kebijaksanaan kredit perbankan adalah sebagai berikut :

a. Pemberian kredit harus sesuai dan seirama dengan kebijaksanaa moneter dan ekonomi

b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sector – sector yang diprioritaskan.

c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha – uasaha yang diragukan kemampuannya

d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit ( akad kredit ), yang tersirat pertimbangan yuridis dari revenue ( penghasilan pemerintah bertambah dengan adanya bea materai kredit )

e. Overdraft ( penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi platfond kredit yang disetujui ) dilarang

f. Pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada pemerintah dilarang ( kredit untuk membayar pajak dan bea cukai )

g. Kredit tanpa jaminan dilarang ( pertimbangan keamanan atau safety )

2.2.1.3. Fungsi kredit

Dalam kehidupan perekonomian, bank memegang peran yang sangat penting sebagai lembaga keuangan yang membantu pemerintah untuk mencapai


(30)

kemakmuaran. Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak untuk tujuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari – hari. Pihak yang mendapatkan kredit harus mendapatkan menunjukkan prestasi lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu, atu mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang memberikan kredit, secara material dia harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan objek kredit, dan secara spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemajuan.

Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditur, maupun masyarakat, apabila secara sosial ekonomi membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama – sama memperoleh keuntungan, dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan Negara dari pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.

Kedit memilik fungsi sebagai berikut ( kasmir, 2001 : 97 ) a. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang

dengan maksud uang yang diberikan atau di salurkan dapat merata ke wilayah

– wilayah yang kekurangan uang sehingga mereka memperoleh kredit tersebut.

b. Meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan ssesuatu yang berguna. c. Meningkatkan daya guna barang


(31)

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapat digunakan oleh debitur untuk mengelola yang tidak berguna akan menjadi berguna atau bermanfaat.

d. Meningkatkan peredaran barang

Kredit dapat memperlancar arus barang dari daerah satu ke daerah yang lain, atau dengan kata lain kredit dapat ,meningkatkan jumlah peredaran barang. e. Kredit sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan adanya kredit dapat menambah jumlah peredaran barang , kemudian kredit dapat membantu dalam mengeksport barang dari Negara satu kenegara yang lain sehingga dapat meningkatkan devisa Negara

f. Meningkatkan kegairahan usaha

Debitur akan merasa bergairah usahanya ketika kredit tersebut dapat terealisasi, dan kemudian dia akan meningkatkan volume usaha dan produktivitasnya.

g. Meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.

h. Meningkatkan hubungan internasional

Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerjasama dibidang lainnya.

2.2.2. Pendapatan.

Menurut PSAK nomor 23 paragraf 6 pendapatan jika dinilai dari perusahaan adalah arus kas masuk bruto dari manfaat ekonomi yang


(32)

timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

Namun pengertian pendapatan perorangan jika dinilai dari segi bank itu sendiri adalah penghasilan bruto sebelum di kurangi biaya – biaya dan tunjangan jabatan serta kredit kepada pihak lain.

Untuk menganalisis sumber pendapatan seseorang, maka data yang digunakan adalah data yang dari satu periode yang berurutan. Laporan pendapatan yang terdapat pada skep gaji jika itu pegawai, akan mencerminkan kondisi finansial para calon debitur tersebut.

2.2.3. Agunan Kredit

Agunan merupakan jaminan tambahan yang diperlukan dalam hal pemberian fasilitas kredit.Hal ini sesuai dengan pengertian agunan yang termuat dalam undang –undang perbankan, yaitu “Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atu pembiayaan. Dengan kedudukan sebagai jaminan tambahan maka bentuk agunan berupa barang, proyek,atau hak tagih yang dibiayaidengan kredit yang bersangkutan, Tanah yang kepemilikannnya berupa girik, petuk, dan lain – lain yang sejenis dapat juga digunakan sebagai agunan.

Adanya kemudahan dalam hal agunan kredit ini merupakan realisasi dari perbankan yang berdasarkan demokrasi ekonomi dengan


(33)

fungsi utamanya sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Meskipun adanya kemudahan demikian, agunan tersebut harus tetap ideal karena agunan mempunyai tugas melancarkan dan mengamankan pemberian kredit, yaitu dengan memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan pelunasan dari barang – barang yang digunakan tersebut apabila debitur wanprestasi.

2.2.5 Angsuran

Adalah cicilan atas bagian pemberian kredit yang dimohon dengan berupa jumlah bunga ditambah pokok kredit yang diangsur tiap bulan sesuai dengan jangka waktu kredit ( www.btn.com )

Dalam hal ini angsuran yang berlaku pada kredit kepemilikan ruamah sedikit berbeda dengan angsuran yang ditetapkan oleh kredit investasi yang lain. Angsuran yang di tetapkan oleh bank dapat berbeda dengan rate minimum pada saat penghasilan dan agunan para debitur tidak mencukupi platfond kredit yang diminta. Hal ini akan menjadi memberatkan para debitur ketika harus menambah angsuran lebih dari angsuran minimum.

2.2.6. Pengaruh Pendapatan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Menurut Ahmed Belkaouid dasar akuntansi bukanlah pemilik bukan pula kesatuan usaha akan tetapi sekelompok aktiva dan kewajiban – kewajiban yang bersangkutan serta batasan – batasan yang bersangkutan yang mengatur pemakaian aktivalah yang menjadi dasar akuntansi, yakni yang disebut dana. Teori dana menjalaskan adanya pengaruh antara


(34)

pendapatan terhadap pemberian kredit oleh investor yang menunjukkan kemampuan perindividu dalam menghasilkan pendapatan bersih tersebut dari usahanya.

Pendapatan mempengaruhi kebijaksanaan dalam pemberian kredit kepemilikan rumah.Pendapatan menunjukkan seberapa besar solvabilitas, likuiditas, rentabilitas, dan tingkat resiko usaha perorangan. Hal tersebut dapat menunjukkan kemampuan debitur untuk melunasi kewajiban – kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank ( muljono, 1990 : 14 )

2.2.7. Pengaruh Agunan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Teori keputusan yang dikemukakan oleh Revered Thomas Bayes pada tahun 1763 yang dikenal dengan teori bayes mengatakan dengan tindakan atau alternatif yang ada maka kita dapat memperkirakan resiko yang akan muncul ( untung atau rugi ) atau tindakan dari tiap keadaan yang akan terjadi dimasa datang ( P. Siagian, 1987 ). Teori keputusan menjelaskan angunan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit , karena agunan adalah sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut mengalami kegagalan atau sebab – sebab lain di mana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal ( Muljono, 1990 : 16 ).


(35)

Dalam UU pokok perbankan No. 14 Tahun 1967 pasal 24 ayat 1 mengatakan bahwa bank umum pada prinsipnya tidak dibenarkan memberikan kredit tanpa adanya jaminan. Pengertian menurut undang – undang ini adalah jaminan yang bersifat meteril maupun imateril ( Untung, Budi, 2000 : 54 ).

2.2.8. Pengaruh Angsuran Terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Dalam pemberian kredit hal – hal yang harus diperhatikan adalah pendapatan debitur, angunan, jumlah angsuran tiga hal tersebut juga sangat berpengaruh untuk keputusan pemberian oleh pihak bank.Kebijakan yang diterapkan untuk menentukan besarnya angsuran sangatlah bervariasi sesuai dengan platfond kredit dan jumlah pendapatan yang diterima oleh para debitur setiap bulannya.Angsuran ini biasa jauh lebih tinggi ketika pendapatan debitur kurang mencukupi platfond kredit yang diminnta.

2.3. Kerangka Pikir

Model alur kerangka berpikir yang dapat disimpulkan dari penjelesan diatas adalah sebagai berikut :


(36)

Variabel bebas Variabel terikat

Regresi Linier

2.4. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah

diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesa antara lain yaitu :

Bahwa pendapatan, angunan, angsuran perpengaruh terhadap

jumlah TN Cabang Surabaya Pendapatan

( X1 )

Agunan ( X2 )

Angsuran ( X3 )

Keputusan Jumlah Pemberian Kredit KPR


(37)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. ObjekPenelitian

Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian [ Kamus Besar Indonesia, 1989:622 ].Menurut Supranto [2000:21] objek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti. Kemudian dipertegas Anton Dayan [1986:21], objek penelitian adalah pokok persoalan yang hendak diteliti untuk mendapatkan data secara lebih terarah.Menurut Suharsini Arikunto [1998:18], objek penelitian adalah viriabel atauapa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Dengan demikian penelitian ini menggunakan unit observasi yaitu ,laporan SP3K ( Surat Penetapan, Pemutusan, Pemberian Kredit ) khususnya karakteristik keputusan pemberian kredit rumah yang ditetapkan oleh PT. Bank Tabungan Nasional Tbk, cabang Surabaya, di Jl. Pemuda No. 50 Surabaya.

Karakteristik permohonan Kredit Pemilikan Rumah yang di tetapkan oleh PT. Bank Tabungan Nasional Tbk, dapat diuraikan sebagai berikut :


(38)

b. Pendapatan atau gaji calon debitur minimal 3 kali angsuran dari kredit yang diminta.

c. Angsuran minimal 1/3 dari gaji calon debitur pemohon kredit.

d. Agunan yang dijaminkan harus berupa tanah dan bangunan yang memiliki harga di atas kredit yang diminta dengan disertai sertifikat, imb, dan pajak.

e. Memenuhi kelengkapan legalitas, dan kelengkapan berkas diantaranya foto copy KTP, Slip gaji,dll

f. Id BI Checking calon debitur tidak bermasalah.

Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Permohonan Kredit Rumah yang di setuji oleh PT. BTN Tbk, cabang Surabaya harus memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.

3. 2. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap penelitian maka berikut ini diberikan penjelasan mengenai variable – variable berikut:

a. Keputusan jumlah pemberian kredit rumah ( Y )

Jumlah pemberian kredit rumah ialah suatu keputusan mengenai jumlah besarnya kredit yang telah mendapatkan persetujuan oleh pihak bank.

Pengukuran data variabel dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam prosentase yang memperbandingkan antara presentasi


(39)

nilai realisasi dengan permohonan kredit yang dinyatan dalam rumus berikut:

= Jumlah yang dimohon−jumlah yang direalisasi

jumlah yang di mohon × 100%

yang selanjutnya dinyatakan sebagai variabel terkait ( y ).

b. Pendapatan ( X1)

Penilaian pendapatan menurut bank adalah penghasilan bruto sebelum dikurangi oleh biaya – biaya dan tunjangan jabatan serta kredit dari pihak lain.

Pengukur variabel dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam jumlah penghasilan bruto per bulan para nasabah berdasarkan kredit yang dimohon, dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas ( X1 )

c. Angunan ( X2 )

Agunan merupakan jaminan tambahan yang diperlukan dalam hal pemberian fasilitas kredit. Hal ini sesuai dengan pengertian agunan yang termuat dalam undang – undang

perbankan, yaitu “Agunan adalah jaminan tambahan yang diserahkan

nasabah debitur kepada bank dalam rangka pemberian fasilitas kredit atu pembiayaan. Dengan kedudukan sebagai jaminan tambahan maka bentuk agunan berupa barang, rumah, tanah, proyek,atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang bersangkutan,


(40)

Pengukuran variabel dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam nilai jaminan berdasarkan jumlah / nilai taksasi appraisal dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas ( X2 )

d. Angsuran ( X3 )

Dari rumusan Allan R. Drebin pengertian pembayaran angsuran yaitu pembayaran uang tunai periodic sebagai pembayaran angsuran yang besarnya telah ditentukan sebelumnya atau ditentukan besar kecilnya yang tergantung pada lamanya jangka waktu angsuran.

Pengkuran variabel dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam jumlah angsuran perbulan yang disetuji oleh pihak bank dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas ( X3 )

3. 3. Tehnik Penentuan Sampel

3. 3. 1. Populasi

Populasi adalah kelompok subjek atau objek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik – karakteristik tertentu yang berbeda dengan sekelompok subjek atau objek yang lain dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian ( sumarsono, 2002, 44 )

Populasi dalam penelitian ini adalah permohonan kredit jenis kredit pemilikan rumah yang direalisasi oleh Bank Tabungan Nasional Tbk Cabang Surabaya pada kurun waktu 1 Januari sampai dengan 31


(41)

November 2013 dengan Kriteria nilai KPR > Rp. 500.000.000 yaitu 67 debitur

3.1.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi ( sumarsono, 2002, 44 ).

Pengambilan sampel ini diambil pada BTN cabang Surabaya, karena BTN memiliki produk investasi KPR yang kepemilikannya lebih mendominasi dibandingkan dengan bank lain.

Penentuan sampel ini dengan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Kriteria yang ditentukan ialah KPR dengan nilai >Rp.500.000.000 dengan demikian jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah 40 debitur. Ukuran sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin ( Umar, 2004:85 ) :

n = N 1+N(e)2

Dimana;

n = Ukuran sampel

N = Ukuran populasi

E = %( persen ) kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat diinginkan, yaitu 10 %


(42)

Maka :

n = 67

1 + 67(0,1)2

= 40,11

Sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 debitur.

3. 4. Tehnik Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data sekunder yaitu data yang bersumber dari data bagian Loan Service, dan Retail Bank Tabungan Nasional Tbk Cabang Surabaya yang telah diolah kembali

3.4.2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data ( Nazir, 1999 : 212 ) yang digunakan adalah :

a. Observasi

Yaitu tehnik pengumpulan data, dimana penyusun mengadakan pengamatan langsung ke lokasi kegiatan objek yang diteliti.

b. Interview

Yaitu mengadakan serangkaian Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang untuk memperoleh data yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi.


(43)

c. Dokumentasi

Yaitu data diperoleh dengan mencopy, mencatat, pada sumber data penelitian.

3.5. Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis 3.5.1. Teknis Analisis

3.5.1.1. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut mengikuti seberan normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Shapirov Wilk ( Sumarsono, 2004 : 40 )

Menurut ( Sumarsono, 2004 : 40 ) pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

1. Jika signifikan ( nilai probabilitasnya ) lebih kecil dari 10% maka distribusinya adalah tidak normal

2. Jika signifikan ( nilai probabilitasnya ) lebih besar dari 10%, maka distribusinya adalah normal


(44)

Dalam persamaan diagram jalur terdapat model regresi bergandayang melibatkan dua atau lebih variabel bebas ( independen ) yang mempengaruhi satu variabel terikat. Untuk menguji baik tidaknya moel regresi tersebut maka diperlukan uji asumsi klasik.

1. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas ( independen ). Model regresi yang baik harusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas dengan nilai VIF < 10, serta nilai tolance lebih dari 10 % ( Ghozali, 2001 : 7 )

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual suatu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas ( Ghozali, 2001 : 69


(45)

Penelitian ini menggunakan tehnik persamaan regresi linier berganda untuk pengaruh variabel terkait dengan variabel bebas. Persamaan regresi linier berganda dpat dinyatakan sebagai berikut :

Y = b0 + b1x1 + b2x2+b3x3 ( Anonim, 2008 : L-21)

Keterangan :

Y = Variabel terikat yaitu keputusan pemberian kredit kepemilikan

rumah

X1 = Variabel bebas yaitu penghasilan

X2 = Variabel bebes yaitu angunan

X3 = Variabel bebas yaitu angsuran

b1,b2,b3 = koefisien regresi variabel

e = kesalahan baku

b0 = konstanta

3.5.2. Uji Hipotesis

a. Uji F

1. Uji hipotesis yang pertama adalah uji f, untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan dengan melihat pengaruh silmutan variabel XI, X2 dan X3 terhadap Y.


(46)

2. Untuk mengetahui ada tidaknnya pengaruh simultan antara variabel

– variabel bebas dengan variabel terkait digunakan uji F dengan rumus berikut

Fhitung= R2/(k) ( Anonim, 2003:L-22) (1-R2)/(n-k1)

3. Dalam penelitian digunakan tingkat signifikasi 0,05 dengan derajat bebas ( n-k )

n = jumlah pengamatan k = jumlah variabel

4. Dari uraian diatas, maka diberikan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : b1 = 0 ( tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel terikat yaitu keputusan pemberian kredit kepemilikan rumah denga variabel bebas yaitu pendapatan, angunan, dan angsuran secara simultan).

Ha : b1 ≠ 0 ( ada pengaruh yang nyata antara variabel terikat yaitu

keputusan pemberian kredit kepemilikan rumah denga variabel bebas yaitu pendapatan, angunan, dan angsuran secara simultan).

Ho diterima jika Fhitung≤ Ftabel


(47)

Apabila Fhitung> Ftabel, Ho ditolak dan Ha diterima, artinya variabel –

variabel bebas secara nyata mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.

b. Uji t

1. Untuk mengetahui singnifikansi variabel – variabel bebas mana yang berpengaruh variabel terikat dilakukan uji t dengan rumus sebagi berikut :

Thitung= bj ( Anonim,2003:L-21 )

Se ( bj ) Keterangan :

bj : koefisien regresi

se (bj0) : standar error ( simpangan baku untuk masing – masing koefisien regresi )

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan derajat bebas ( n- k )

n : jumlah pengamatan

k : jumlah variabel

3. Ho : b1 = 0 ( tidak ada pengaruh yang nyata antara variabel terikat yaitu keputusan pemberian kredit kepemilikan rumah dengan variabel bebas yaitu pendapatan, angunan, angsuran secaran parsial)


(48)

Ho : b1 ≠ 0 ( ada pengaruh yang nyata antara variabel terikat yaitu keputusan pemberian kredit kepemilikan rumah dengan variabel bebas yaitu pendapatan, angunan, angsuran secaran parsial)

4. Dalam kritis Ho melalui kurva distribusi t student dua sisi : Ho diterima jika –ttabel≤ thitung≤ ttabel

Ho ditolak jika t hitung< -t tabel atau t hitung> t table

Apabila t hitung > t table, Ho diterima dan Ho ditolak, artinya variabel – variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat.


(49)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran umum PT. Bank Tabungan Nasional

Dengan maksud mendidik masyarakat agar gemar menabung, pemerintah Hindia Belanda melalui Koninlijk Besluit No. 27 Tgl 16 Oktober 1897 mendirikan POSTSPAARBANK, yang kemudian terus hidup dan berkembang serta tercatat hingga 1939 telah memiliki 4 cabang yaitu Jakarta, Medan, Surabaya, dan Makasar. Pada Tahun 1940 kegiatannya terganggu, sebagai akibat penyerbuan Jerman atas Netherland yang mengakibatkan penarikan tabungan besar – besaran dalam waktu

yang relative singkat. Namun demikian keadaan keuangan

POSTSPAARBANK pulih kembali pada tahun 1941.

Tahun 1942 Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada pemerintah Jepang. Jepang membekukan kegiatan POSTSPAARBANK dan mendirikan TYOKIN KYOKU sebuah bank yang bertujuan menarik dana masyarakat melalui tabungan. Usaha pemerintahaan Jepang ini tidak sukses karena dilakukan dengan paksaan. TYOKIN KYOKU hanya mendirikan satu cabang yaitu Cabang Yogyakarta

Proklamasi Kemerdekaan RI 17-08-1945 telah memberikan inspirasi kepada Bp. Darmosoe tanto untuk memprakarsai pengambil alihan TYOKIN


(50)

KYOKU dari pemerintah Jepang ke Pemerintahan RI dan terjadilah penggantian nama menjadi KANTOR TABUNGAN POS

Bp. Darmosoetanto ditetapkan oleh Pemerintah RI sebagai Direktur yang pertama.Tugas pertama KANTOR TABUNGAN POS adalah melakukan penukaran uang Jepang dengan Oeang Republik Indonesia ( ORI ).

Banyak kejadian bernilai sejarah sejak tahun 1950 tetapi yang subtantif bagi sejarah BTN adalah di keluarkan nya UU Darurat No. 9

Tahun 1950 tgl 9 Februari 1950 yang mengubah nama

“POTSPAARBANK IN INDONESIA” berdasarkan staatsblat No. 295

Tahun 1941 menjadi BANK TABUNGAN POS dan memindahkan induk kementrian dari kementrian Perhubungan ke Kementrian Keuangan di bawah Menteri Urusan Bank Setral. Walaupun dengan UU Darurat tersebut masih bernama BANK TABUNGAN POS, tetapi tanggal 09 Februari 1950 ditetapkan sebagai Hari dan Tanggal lahir BANK TABUNGAN NEGARA. Nama BANK TABUNGAN POS menurut Undang – Undang Darurat tersebut dikukuhkan dengan UU No. 36 Tahun 1953 tgl 18 Desember 1953.Perubahan nama dari BANK TABUNAGAN NEGARA didasarkan pada PERPU No. 4 Tahun 1963 Tgl 22 Juni 1963 yang kemudian dikuatkan dengan UU No.2 Thn 1964 Tgl 25 Mei 1964.

Bentuk hukum BTN mengalami perubahan lagi pada th 1992, yaitu dengan dikeluarkannya PP No.24 th 1992 tgl 29 April 1992 yang


(51)

merupakan pelaksanaan dari UU No. 7 th 1992 bentuk hukum BTN berubah menjadi perusahaan Perseroan. Sejak itu nama BTN menjadi PT. BANK TABUNGAN NEGARA ( PERSERO ) dengan call name Bank BTN. Berdasarkan kajian konsultan independent, Price Waterhouse Coopers, pemerintah melalui Menteri BUMN DALAM SURAT NOMOR S-544/M-MBU/2002 memutuskan Bank BTN sebagai Bank Umum dengan fokus bisnis pembiayaan perumahan tanpa subsidi.

4.1.2. VisidanMisi

Visi

Menjadi bank yang terkemuka dan menguntungkan dalam pembiyaan rumah

Misi

1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiyaan perumahan dan industry ikutannya kepada lapisan masyarakat menengah kebawah serta menyediakan produk jasa perbankanl ainnya.

2. Menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia Bank BTN yang berkualitas dan professional serta memiliki intergritas yang tinggi.

3. Memenuhi komitmen kepada pemegang saham yang tinggi serta ikut mendukung program pembangunan perumahan nasional

4. Menyelenggarakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati – hatian dan“ good corporate governance”


(52)

5. Memperdulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.

4.1.3. Lokasi Instansi

Bank Tabungan Nasional Tbk, Cabang Surabaya terletak di Jalan Pemuda No. 50 Surabaya.

Telp./Fax : (031) 5353513-19 / (031) 5345073, 5458002.

E-mail :www.btn.co.id

4.1.4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi Bank Tabungan Nasional Tbk, Cabang Surabaya adalah sebagai berikut :


(53)

Gambar : 3.1 Struktur Organisasi ( www.btn.co.id )

KETERANGAN :

Garis Perintah :

Garis Komunikasi / Koordinasi : Dewan

Komisaris

Audit Committee

Direktur

Utama Credit

Committee & policy

A L CO IT Committee

Direktur IV Direktur V Direktur III Direktur II Direktur I Devisi Akuntansi Devisi Treasury Devisi Audit Internal Devisi Pengelolaan Kebijakan Kredit Devisi Hukum dan Hubungan Perusahaan Divisi Kepatuhan dan Manajemen Resiko Devisi Pemeliharaan dan Perencanaan Devisi Pengembang an SDM Devisi Pemasaran Ritel Devisi Restrukturis asi dan Penyelesaia n Devisi Operasi Devisi Logistik Devisi Tehnologi Informasi Devisi Pengelolan BisnisCaban g Kantor Cabang


(54)

4.2. Deskripsi Variabel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah permohonan kredit jenis kedit investasi yaitu kredit kepemilikan rumah yang diterima oleh Bank Tabungan Nasional Cabang Surabaya pada kurun waktu 1 Januari sampai 31 November 2013 yaitu 67debitur. Dipilihnya bulan Januari sampai dengan November 2013 berdasarkan pertimbangan bahwa arsip permohonan masih mudah diperoleh.Sedangkan sampel penelitian ini berjumlah 40 debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya.

Variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah pendapatan,

agunan, angsuran dan keputusan

jumlahpemberiankreditkepemilikanrumah.Adapundeskripsidarivariabelpen elitiantersebutadalah:


(55)

Gambar4.1 :Kurva Variabel Penelitian

-10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000 80.000.000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

PENDAPATAN( X1 )

-5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39

ANGSURAN ( X2 )

-500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000 3.000.000.000 3.500.000.000 4.000.000.000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39


(56)

Penjelasan dari tabel 4.1 dan gambar 4.1 diatas adalah sebagai berikut :

1. Rata – rata pendapatan pada debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya adalah sebesarRp. 28. 633.352,50,-

2. Rata – rata angsuran pada debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya adalah sebesarRp. 9.906.772,50,-

3. Rata – rata angunan debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya adalah sebesarRp. 1.166.774.125,-

4. Rata – rata pemberian KPR yang diberikan Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya kepada debiturnya adalah sebesar 83%

5. Pendapatan tertinggi dari debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya adalah sebesarRp. 67.285.500,-; agsuran tertinggi debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya adalah sebesar Rp. 22.248.500,-; agunan tertinggi debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya adalah sebesarRp. 3.030.300.000,-; dan pemberian kredit tertinggi yang diberikan Bank Tabuingan Negara Cabang Surabaya kepada debiturnya adalah sebesar 100% 6. Pendapatan terendah dari debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya

adalah sebesar Rp. 11.321.800,-; agsuran terendah debitur Bank Tabungan

-500.000.000 1.000.000.000 1.500.000.000 2.000.000.000 2.500.000.000

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37


(57)

Negara Cabang Surabaya adalah sebesarRp. 5.309.300,-; agunan terendah debitur Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya adalah sebesarRp. 720.000.000,-; dan pemberian kredit tertinggi yang diberikan Bank Tabuingan Negara Cabang Surabaya kepada debiturnya adalah sebesar 45%

4.3. Analisis Hasil Pengolahan Data

4.3.1. Uji Normalitas

Sebuah model regresi yang variabel Dependen dan Independen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Penelitianini menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dikatakan data dipastikan dari populasi yang berdistribusi normal jika nilai signifikansinya lebih besar dari 0,05 (5%). Seperti pada tabel normalitas data berikut:

Tabel4.2 :Hasil Uji Normalitas

No VariabelBebas Kolmogorov

Smirnov

Tingkat Signifikan 1.

2. 3. 4.

Pendapatan ( X1 ) Agunan ( X2 ) Angsuran (X3 )

Keputusan jumlah pemberian kredit rumah ( Y )

0.997 0,274

Sumber :Lampiran 2

Berdasarkan tabel diatas menjelaskan bahwa dengan menggunakan uji ini diperoleh hasil analisis bahwa semua variable Keputusan Kredit KPR (berasal dari populasi yang berdistribusi normal, sehingga dapat disimpulkan memenuhi asumsi berdistribusi normal.


(58)

4.3.2. Uji Asumsi Klasik

Dalam persamaan diagram jalur terdapat model regresi berganda yang melibatkan dua variabel atau lebih ( independen ) yang mempengaruhi satu variabel terikat. Untuk menguji baik tidaknya model regresi tersebut makadi perlukan uji asumsi klasik.

1. Uji Multikolinearitas

Adanya korelasi variabel independen dalam regresi berganda.

Deteksi adanya Multikolinier :

a. Besarnya VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance

- Jika VIF melebihi angka 10, maka variabel tersebut

mengindikasikan adanya multikolinieritas. (Gujarati) b. value mendekati 0 (Singgih Santoso)

c. Condition Index melebihi angka 15 (Singgih Santoso) Tabel 4.3 : Hasil Nilai VIF

No Variabel Bebas Nilai VIF

1. 2. 3.

Pendapatan Agunan Angsuran

8,963 1,224 9,506 Sumber : Lampiran 4

Dalam pengujian asumsi klasik terhadap analisis regresi linier berganda ini menyatakan bahwa hasil analisis penelitian ini menunjukkan tidak terjadi gejala multikolinieritas dimana nilai VIF


(59)

terdapat gejala multikolinieritas dengan variabel independen lainnya. Dengan nilai VIF untuk Pendapatan (X1) = 8,963 , Agunan (X2) = 1,224, dan Angsuran (X3) = 9,506Syarat terjadi multikolinieritas jika nilai VIF (Variance Inflation Factor)  10 (Cryer,1994 : 681).

2. Uji Heteroskedastisitas

Varian dari residual dari satu pengamatan kepengamatan lain

mempunyai varian yang berbeda. Jika sama namanya

Homoskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mempunyai Heteroskedastisitas.

Hal ini bias diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Rumus rank Spearman

Tabel4.4 :Hasil Uji Rank Spearman

VariabelBebas Koefisien korelasi

Rank Spearman

Tingkat signifikan Pendapatan

Agunan Angsuran

(0,245 ) 0,145 (0,406 )

0,128 0,373 0,109 Sumber :Lampiran 4

Hasil analisis menunjukkan bahwa pada variabel untuk Pendapatan (X1), Agunan (X2), dan Angsuran(X3) Tidak mempunyai korelasi yang

signifikan antara residual dengan variabel bebasnya, maka hasil analisis ini


(60)

Heteroskedastisitas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variable penelitian memenuhi asumsi Non Heteroskedastisitas.

4.3.3. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menggambarkan pengaruh antara satu variabel terikat( keputusan jumlah pemberian KPR ) dengan beberapa variabel bebas ( pendapatan, angsuran, dan agunan ). Adapun hasil analisis regresi linier berganda adalah:

Tabel 4.6 : Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Model Koefisien Regresi

Konstanta Pendapatan Agunan Angsuran

143871270 5,047 0,221 28,790 Sumber :Lampiran 4

Persamaan regresi yang dihasilkan adalah sebagai berikut : Y = 123871270 + 5,047 X1 + 0,221 X2 + 28,790 X3

βo = nilai konstanta sebesar 143871270 menunjukkan bahwa apabila faktor Pendapatan (X1), Agunan (X2), dan Angsuran (X3) konstan maka

Keputusan Kredit KPR naik sebesar 143871270 satu satuan.

β1 = 5,047 menunjukkan bahwa faktor Pendapatan (X1) berpengaruh positif,

dapat di artikan apabila setiap ada kenaikan Pendapatan satu satuan maka Keputusan Kredit KPR akan mengalami peningkatan sebesar


(61)

β2 = 0,221 menunjukkan bahwa faktor Agunan (X2) berpengaruh positif,

dapat diartikan apabila setiap ada kenaikan Agunan satu satuan maka Keputusan Kredit KPR akan mengalami peningkatan sebesar 0,221

dengan asumsi X1, dan X3.

β3 = 28,790 menunjukkan bahwa faktor Angsuran (X3) berpengaruh positif,

dapat diartikan apabila setiap ada kenaikan Angsuran satu satuan maka Keputusan Kredit KPR akan mengalami peningkatan sebesar 28,790

dengan asumsi X1, dan X2.

4.3.4 Uji F

Uji F digunakan menguji apakah model regresi linier berganda yang digunakan adalah cocok atau tidak untuk memprediksi besarnya pengaruh pendapatan, agunan, dan angsuran terhadap keputusan jumlah pemberian kredit rumah. Berikut hasil uji F :

Tabel4.7 :Uji F

VariabelBebas Fhitung Sig

Pendapatan ( X1 ) Agunan ( X2 ) Angsuran ( X3 )

26,798 0,000

Sumber :Lampiran 4

Terlihat dari angka F 26,798 dengan Sig.0,00< 0,05: signifikan positif, berarti secara bersama – sama perubahan kedua variable Pendapatan (X1), Agunan (X2), dan Angsuran(X3). mampu menjelaskan


(62)

Square 0,665] atau 66,5% sedang sisanya 34,5 % [100% - 66,5%] dijelaskan oleh variabel lain selain variabel X1, X2, dan X3 Hasil analisis ini menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan untuk teknik analisis ini cocok.

Tabel4.8 :Nilai R2

Variabelbebas R2 R

Pendapatan ( X1 )

Agunan (X2 )

Angsuran ( X3 )

0,691 0,831

Sumber :Lampiran 4

4.3.5. Uji t

Uji t dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel pendapatan, agunan, angsuran terhadap keputusan jumlah pemberian kredit rumah.Berikut ini hasil uji t :

Tabel4.9 :uji t

Variabelbebas Thitung Sig

Pendapatan (X1)

Agunan ( X2 )

Angsuran( X3 )

0,810 3,785 1,341

0,423 0,001 0,188 Sumber :Lampiran 4

1. Pendapatan (X1) Berpengaruh positif dan TIDAK nyata terhadap Keputusan Kredit KPR (Y), atau Tidak dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,423< 0,05 : tidak signifikan [positif].


(63)

2. Agunan (X2) Berpengaruh positif tetapi nyata terhadap Keputusan Kredit KPR(Y), atau dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,001 > 0,05] : signifikan [positif].

3. Angsuran (X3) Berpengaruh positif tetapi (tidak nyata) terhadap Keputusan Kredit KPR(Y), atau TIDAK dapat diterima dengan tingkat [Sig. 0,188 > 0,05 : Tidak signifikan [positif].


(64)

4.4. Pembahasan

Kondisi mikro ekonomi Indonesia yang terimbas oleh krisis ekonomi global membawa pengaruh signifikan terhadap kinerja perbankan Indonesia. Ketatnya likuiditas akibat arus modal asing keluar membawa dampak terhadap persaingan antar bank dalam meningkatkan dana pihak ketiga dengan menawarkan buanga tinggi. Disis lain menurunnya aktivitas bisnis dan meningkatnya persepsi perbankan terhadap kritis ekonomi yang berkepanjangan mengakibatkan perbankan semakin berhati – hati dalam menyalurkan kredit.

Penyaluran kredit perbankan setiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan, namun peningkatan tersebut didominasi oleh

kredit investasi khususnya pembiayaaan proyek infrastruktur

Pemerintahan serta partumbuhan kredit konsumsi. Kondisi tersebut berdampak terhadap penyaluran kredit Bank yang fokus kepada sektor ritel dengan membiayai kebutuhan modal kerja maupun ekspansi usaha nasabah.

Salah satu fasilitas yang diberikan oleh Bank Tabungan Negara ( BTN ) adalah kredit investasi berupa Kredit Kepemilikan Rumah ( KPR ) yang memberikan kemudahan dan kenyamanan dalam memperoleh ruamah atau meronavi rumah menjadi rumah idaman. Kemudahan tersebut berupa suku bunga pinjaman yang relatif lebih rendah dinbanndingkan dengan bank lain, jangka waktu pembayaran yang lebih lama.


(65)

Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon debitur memenuhi kewajiban dana mengatur kemampuannya dalam melunasi hutang pokok dan bunga, serta sekaligus usaha memperkecil resiko yang timbul dari pemberian kredit, maka sebelumnya pihak bank akan melakukan analisis kredit dan on the spot/ visitasi ke tempat calon debitur tinggal yang menyangkut beberapa aspek keuangan yaitu pendapatan, agunan, dan angsuran.

Penelitian Nurvita Kanecha P. N ( 2010 ) menyatakan bahwa pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, dan jumlah rumah tangga mempengaruhi penyaluran kpr di BTN Surabaya. Penelitian selanjutnya yang sependapat dengan penelitian Nurvita Kanecha P. N ( 2010 ) adalah penelitian Aryo Bayu R ( 2011 ) yang menyatakan bahwa Nilai pengajuan kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pemberian kredit investasi di bank CIMB NIAGA Tbk, cabang Mojokerto. Sedangkan penelitian Deni Tri Susanto ( 2012 ) menyatakan bahwa Laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap terhadap jumlah pemberian kredit investasi di BRI cabang Magetan

Penelitian ini sependapat denga ketiga penelitian terdahulu, dimana penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel pendapatan dan angsuran

terbukti berpengaruh namun tidak nyata terhadap keputusan pemberian

KPR, sedangkan variabel agunan terbukti berpengaruh nyata terhadap keputusan pemberian KPR. Pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan jumlah pemberian KPR yang artinya semakin besar


(66)

pendapatan yang diperoleh debitur maka semakin besar jumlah pemberian KPR. Tingginya pendapatan usaha berarti debitur memiliki kemampuan yang tinggi untuk melunasi kewajiban – kewajibannya dari kegiatan usaha yang akan dilakukan dan yang akan dibiayai dengn kredit dari bank ( Muljono, 1990 : 14 ).

Angsuran terbukti berpengaruh namun tidak nyata terhadap keputusan jumlah pemberian KPR, hal ini berarti besarnya angsuran memberikan dampak namun dampak yang ditimbulkan terhadap keputusan kredit relatif kecil. Angsuran itu sendiri adalah besarnya cicilan yang diangsur setiap bulannnya guna melunasi kredit yang diminta. Besarnya angsuran tersebut tergantung kepada besarnya pendapatan yang telah ditentukan oleh BTN yaitu sebesar 1/3 dari pendapatan debitur

Agunan terbukti berpengaruh nyata terhadap keputusan jumlah pemberian KPR, hal ini berarti besarnya angunan berpengaruh lebih tinggi terhadap keputusan pemberian jumlah KPR dibandingkan angsuran dan pendapatan. Secara umum jaminan dapat dibagi menjadi dua, yaitu jaminan fisik dan jaminan non fisik. Jaminan fisik dapat berupa barang seperti tanah, rumah, surat – surat berharga, dan lain – lain . sedangkan jaminan non fisik dapat berbentuk jaminan keyakinan tentang prospek usaha debitur di masa yang akan datang. Nilai agunan yang di tetapkan oleh BTN adalah minimal 30% dari nilai pengajuan kredit.

Pada penelitian ini jaminan/ agunan yang dimaksud adalah agunan berupa rumah, tanah atau bangunan yang diserahkan sebagai pengaman


(67)

terhadap kredit yang diterima oleh debitur. Fungsi agunan merupakan the second way out terhadap fasilitas yang diberikan artinya agunan akan di realisasi bila berbagai cara penyelesaian kredit tidak berhasil dilakukan, maka pe-realisasian aguanan merupakan jalan terakhir yang tidak bias dihindari.

Hasil penelitian ini menunjukkan Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya lebih mengutamakan besarnya agunan dibandingkan pendapatan dan angsuran dalam memberikan keputusan jumlah pemberian Kredit Pemilikan Rumah, karena agunan merupakan komponen yang penting untuk mengukur seberapa elektibilitas calon debitur yang mengajukan permohonan kredit yang selanjutnya pihak bank akan meperbandingkannya dengan pendapatan serta angsuran yang sesuai dengan permohonan kredit yang diminta.

4.4.1. Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini memberikan implikasi bagi bank untuk tetap memperhatikan faktor kondisi calon debitur umumnya dikategorikan berdasarkan 5C ( Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition

). Penerapan 5C bagi debitur besar dapat berbeda dengan penerapan 5C yang diterapkan kepada debitur mikro, kecil dsb, karena masalah tehnis. Misalnya nilai pendapatan yang dibawah rata – rata pendapatan yang telah di tetapkan, kondisi debitur yang dibesar – besarkan di aplikasi pengajuan


(68)

kredit yang tidak sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya pada dasarnya dapat dimasukkan dalam komponen condition. Termasuk kedalam faktor ini adalah adanya kemungkinan pemecatan jabatan debitur, kondisi ekonomi, dan faktor lain yang mempengaruhi kondisi keuangan dari calon debitur ( Bramantyo & Ronny, 2007 dalam Chandra Dewi, 2009 ).

Selain itu, bank harus melakukan analisis kredit yang berfokus terhadap kemampuan debitur dalam melunasi kewajibannya. Bank juga harus melakukan visitasi atau on the spot ke tempat calon debitur tinggal atau ke tempat agunan yang di jaminkan berada guna menilai kembali nilai agunan berdasarkan nilai kini. Hal tersebut dilakukan guna mendapatkan informasi yang rill terhadap kondisi calon debitur. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap aguan untuk memperkecil resiko kredit.

4.4.2. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu

Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel, objek, periode, metode dan hasil penelitian itu sendiri. Berikut ini rangkuman perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu :


(69)

Tabel 4.10 : Rangkuman Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu

NO Nama Penelitian Kesimpulan

1 Nrvita Kanecha.P.N ( 2010 )

pendapatan perkapita, tingkat suku bunga, dan jumlah rumah tangga mempengaruhi penyaluran kpr di BTN Surabaya

2 Aryo Bayu R ( 2011 )

a. Nilai pengajuan kredit, laba usaha, dan nilai jaminan kredit mempunyai pengaruh yang nyata terhadap keputusan pemberian kredit investasi di bank CIMB NIAGA Tbk, cabang Mojokerto.

b. Hasil pengolahan data nilai koefisien determinasi ( r2 ) menunjukkan bahwa nilai pengajuan kredit, nilai laba usaha dan nilai jaminan kredit mempengaruhi keputusan pemberian kredit, sedangkan faktor lain pengaruhnya sangat kecil c. Penghasilan mempunyai pengaruh yang lebih

dominan terhadap keputusan pemberian kredit. 3 Deni Tri Susanto (

2012 )

Laba usaha, dan jaminan berpengaruh terhadap terhadap jumlah pemberian kredit investasi di BRI cabang Magetan

4 Marisha Khanida ( 2013 )

Pendapatan, angsuran, agunan terbuti berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian jumlah Kredit Pemilikan Rumah di Bank Tabungan Negara Cabang Surabaya


(70)

BAB V

KESIMPULAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, memberikan kesimpulan bahwa hipotesis penelitian ini seluruhnya teruji kebenarannya, karena variabel pendapatan terbukti berpengaruh terehadap keputusan jumlah pemberian KPR, agunan dan angsuran juga terbukti berpengaruh terhadap keputusan pemberian KPR meskipun yang terbukti nyata berpengaruh terhadap pemberian KPR hanya agunan.

2. Berdasarkan hasil uji normalitas, memberikan kesimpulan bahwa semua variabel keputusan kredit adalah data yang berdistribusi normal

3. Berdasarkan uji multikolinearitas dan uji heteroskedastistas memberikan kesimpulan bahwa variabel pendapatan ( x1 ), angunan ( x2 ), angsuran ( x3 ), tidak memiliki korelasi yang signifiakn antara residualnya

5.2. Saran

1. Bagi BTN untuk tetap memperhatiakn factor kondisi calon debitur umumnya dikategorikan berdasarkan 5C ( Character, Capacity,


(71)

Capital, Collateral, dan Condition ). Selain itu Btn harus lebih melakukan proteksi terhadap kevalitan data debitur dengan menggunakan cara OTS ( on the spot ) secara mendadak. BTN juga harus memiliki internal kontrol terhadap kredit yang akan diberikan kepada calon debitur, agar dapat mengurangi resiko kredit yang tertagih.

2. Bagi penelitian yang akan datang, hendaknya menambah variabel bebas dan memperluas jangkauan populasi.


(72)

DAFTAR PUSTAKA

Refrensi Buku Teks :

Ikatan Akuntan Indonesia, 2013, Standar Akuntansi Keuangan

Kasmir, 2005, Pemasaran Bank, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Nasibuan, Melayu, 2008, Dasar – dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta

Undang – undang Perbankan Indonesia no: 7, 1992

Undang undang Perbankan Indonesia no: 10 ( revisi ), 1998 Gujarati,

Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar ( Edisi Bahasa Indonesia ), Penerjemah Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta

Nazir, Moh, 1988, Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Penerbit Galia Indonesia, Jakarta

Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Cetakan Kedua,

PT Elex media Computindo, Jakarta

Sudrajat, 1988, Mengenal Ekonometrika Pemula, Cetakan Kedua, Penerbit CV. Armico, Bandung.

Cryer & Miller, 1994, Statistics for Business Data Analysis and Modeling, International Thomson Publishing, California. Hasibuan. Malayu S.P, 2008,

Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, PT Bumi Aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Irawati, Susan, 2006, Manajemen Keuangan, Cetakan Pertama, Bandung, Pustaka Bandung.

Ismail, 2010, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Kasmir, 2004, Manajemen Perbankan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

---, 2005, Bank dan Lembaga Keuangan lainya, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada.


(73)

Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja, 2004, Uang, Perbankan dan

Ekonomi Moneter, FE – UI, Jakarta.

Refrensi Makalah :

Aryo Bayu Ramadan, 2011, Pengaruh Nilai Pengajuan Kredit, Laba usaha dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap Keputusan Pemberian Kredit di Bank CIMB cab Mojokerto,FE-UPN”Veteran”Jatim,Surabaya

Deny Tri Susanto, 2013, Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit Investasi di BRI cab Magetan, FE-UPN”Veteran”Jatim Lydia Retno Gunarsih, 2008, Analisis Pengukuran Kredit, FE-UI

Nurvita Kanechan Puspita, 2010, Analisi Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kedit Pemilikan Rumah Type 54 & 36 Melaui BTN Surabaya, FE-UPN

Refrensi Website :

www.denipermanasidikvaneden.blogspot.com , Devinisi Angsuran diakses pada tanggal 13 november 2013

www.koeko.wordpress.com , Devinisi pendapatan diakses pada tanggal 8 november 2013


(74)

Regression

Variabl es Entered/Removedb

x3=Angsuran, x2=Agunan, x1=Pendapatana . Enter Model 1 Variables Entered Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: y =Keputusan jml Pemberian Kredit KPR

b.

Model Summaryb

.831a .691 .665 187189936 1.544

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son

Predictors: (Constant), x3=Angsuran, x2=Agunan, x1=Pendapatan a.

Dependent Variable: y =Keputusan jml Pemberian Kredit KPR b.

ANOVAb

2817010575322757000 3 939003525107585000 26.798 .000a

1261442592427242000 36 35040072011867840

4078453167749999000 39 Regression Residual Total Model 1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), x3=Angsuran, x2=Agunan, x1=Pendapat an a.

Dependent Variable: y =Keputusan jml Pemberian Kredit KPR b.

Coeffi ci entsa

143871270 84285175.7 1.707 .096

5.047 6.229 .225 .810 .423 .134 .112 8.963 .221 .058 .388 3.785 .001 .534 .817 1.224 28.790 21.471 .383 1.341 .188 .218 .105 9.506 (Constant) x1=Pendapatan x2=Agunan x3=Angsuran Model 1

B St d. Error Unstandardized Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig. Part ial Correlations

Tolerance VI F Collinearity Statistics

Dependent Variable: y =Keput usan jml Pemberian Kredit KPR a.


(75)

Nonparametric Correlations

NPar Tests

Correlati ons -.245 .128 40 .145 .373 40 -.406** .109 40 1.000 . 40 Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed) N

Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed) N x1=Pendapatan x2=Agunan x3=Angsuran Unstandardized Residual Spearman's rho Unstandardiz ed Residual

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed). **.


(76)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

40 28633352.50 179846272.8 .158 .158 -.156 .997 .274 N

Mean

St d. Dev iation

Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Ext reme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom dat a. b.


(1)

Capital, Collateral, dan Condition ). Selain itu Btn harus lebih melakukan proteksi terhadap kevalitan data debitur dengan menggunakan cara OTS ( on the spot ) secara mendadak. BTN juga harus memiliki internal kontrol terhadap kredit yang akan diberikan kepada calon debitur, agar dapat mengurangi resiko kredit yang tertagih.

2. Bagi penelitian yang akan datang, hendaknya menambah variabel bebas dan memperluas jangkauan populasi.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Refrensi Buku Teks :

Ikatan Akuntan Indonesia, 2013, Standar Akuntansi Keuangan

Kasmir, 2005, Pemasaran Bank, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Nasibuan, Melayu, 2008, Dasar – dasar Perbankan, Bumi Aksara, Jakarta

Undang – undang Perbankan Indonesia no: 7, 1992

Undang undang Perbankan Indonesia no: 10 ( revisi ), 1998 Gujarati, Damodar, 1995, Ekonometrika Dasar ( Edisi Bahasa Indonesia ), Penerjemah Sumarno Zain, Penerbit Erlangga, Jakarta

Nazir, Moh, 1988, Metode Penelitian, Cetakan Ketiga, Penerbit Galia Indonesia, Jakarta

Santoso, Singgih, 2001, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, Cetakan Kedua,

PT Elex media Computindo, Jakarta

Sudrajat, 1988, Mengenal Ekonometrika Pemula, Cetakan Kedua, Penerbit CV. Armico, Bandung.

Cryer & Miller, 1994, Statistics for Business Data Analysis and Modeling, International Thomson Publishing, California. Hasibuan. Malayu S.P, 2008,

Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta, PT Bumi Aksara.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Irawati, Susan, 2006, Manajemen Keuangan, Cetakan Pertama, Bandung, Pustaka Bandung.

Ismail, 2010, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, Jakarta : Kencana Prenada Media Group.


(3)

Manurung, Mandala dan Prathama Rahardja, 2004, Uang, Perbankan dan Ekonomi Moneter, FE – UI, Jakarta.

Refrensi Makalah :

Aryo Bayu Ramadan, 2011, Pengaruh Nilai Pengajuan Kredit, Laba usaha dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap Keputusan Pemberian Kredit di Bank CIMB cab Mojokerto,FE-UPN”Veteran”Jatim,Surabaya

Deny Tri Susanto, 2013, Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit Investasi di BRI cab Magetan, FE-UPN”Veteran”Jatim Lydia Retno Gunarsih, 2008, Analisis Pengukuran Kredit, FE-UI

Nurvita Kanechan Puspita, 2010, Analisi Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Penyaluran Kedit Pemilikan Rumah Type 54 & 36 Melaui BTN Surabaya, FE-UPN

Refrensi Website :

www.denipermanasidikvaneden.blogspot.com , Devinisi Angsuran diakses pada

tanggal 13 november 2013

www.koeko.wordpress.com , Devinisi pendapatan diakses pada tanggal 8


(4)

Regression

Variabl es Entered/Removedb

x3=Angsuran, x2=Agunan, x1=Pendapatana . Enter Model 1 Variables Entered Variables

Remov ed Method

All requested v ariables entered. a.

Dependent Variable: y =Keputusan jml Pemberian Kredit KPR

b.

Model Summaryb

.831a .691 .665 187189936 1.544

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

St d. Error of the Estimate

Durbin-Wat son Predictors: (Constant), x3=Angsuran, x2=Agunan, x1=Pendapatan a.

Dependent Variable: y =Keputusan jml Pemberian Kredit KPR b.

ANOVAb

2817010575322757000 3 939003525107585000 26.798 .000a 1261442592427242000 36 35040072011867840

4078453167749999000 39 Regression Residual Total Model 1

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), x3=Angsuran, x2=Agunan, x1=Pendapat an a.

Dependent Variable: y =Keputusan jml Pemberian Kredit KPR b.

Coeffi ci entsa

143871270 84285175.7 1.707 .096

5.047 6.229 .225 .810 .423 .134 .112 8.963

(Constant) x1=Pendapatan Model

1

B St d. Error Unstandardized Coef f icients

Beta St andardized Coef f icients

t Sig. Part ial

Correlations

Tolerance VI F Collinearity Statistics


(5)

Nonparametric Correlations

NPar Tests

Correlati ons

-.245 .128 40 .145 .373 40 -.406**

.109 40 1.000 . 40 Correlation Coef f icient

Sig. (2-tailed) N

Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed)

N

Correlation Coef f icient Sig. (2-tailed)

N x1=Pendapatan

x2=Agunan

x3=Angsuran

Unstandardized Residual Spearman's rho

Unstandardiz ed Residual

Correlation is signif icant at the 0.01 lev el (2-t ailed). **.


(6)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

40 28633352.50 179846272.8 .158 .158 -.156 .997 .274 N

Mean

St d. Dev iation Normal Parametersa,b

Absolute Positiv e Negativ e Most Ext reme

Dif f erences

Kolmogorov -Smirnov Z Asy mp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

Calculated f rom dat a. b.