BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT DI BANK JATIM CABANG PASURUAN.

(1)

SKRIPSI

Oleh :

ANAK AGUNG GDE REZHA GRAWITHA

1013010158 / FE / EA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIO

NAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2014


(2)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

dalam Memperoleh Gelar Sarjana EKONOMI DAN BISNIS dan Bisnis Progdi Akuntansi

Oleh :

ANAK AGUNG GDE REZHA GRAWITHA

1013010158 / FE / EA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2014


(3)

Disusun Oleh :

ANAK AGUNG GDE REZHA GRAWITHA

1013010158 / FE / EA

Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal : 28 Februari 2014

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Tituk Diah W. M.Aks Dr. Gideon Setyo B. M.Si

Sekretaris

Dra. Ec. Sri Hastuti. M.Si

Anggota

Dra. Ec. Tituk Diah W. M.Aks Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Dr. H. Dhani Ichsanuddin Nur, MM. NIP. 196 309 241 989 031 001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas karunia dan rahmat-Nya yang telah menerangi jiwa dan pikiran sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang merupakan salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dengan judul “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Keputusan Pemberian Kredit di Bank Jatim Cabang

Pasuruan ”.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak, maka akan sulit bagi penulis untuk dapat menyusun skripsi ini. Sehubungan dengan hal itu, maka dalam kesempatan istimewa ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam mendukung kelancaran penulisan skripsi baik berupa dukungan, do’a maupun bimbingan yang telah diberikan. Secara khusus penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terima kasih pada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, SE. MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. R.A. Suwaidi, MS., selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.


(5)

4. Ibu Dra. Ec. Tituk DW, M.Aks., selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan skripsi.

5. Bapak Dr. Hero Priono, M.Si, Ak, CA., selaku Ketua Program Studi Ilmu Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.

6. Dosen-dosen Program Studi Akuntansi yang telah banyak memberikan ilmu dan pengetahuan dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Bapak, Ibu, adek Regha, dan seluruh keluarga besar yang setia menghibur dan memberikan dukungan moril dan materi selama pengerjaan skripsi ini.

8. Sahabatku tercinta Agung, Yuwansyah, Ony, Saiful, Audi, Dae, Dendi, Tata, Marisha, Irma, Adis dan Natalia Dwi Damayanti terima kasih atas saran dan bantuannya dalam pengerjaan skripsi ini.

9. Serta bantun dan dukungan pihak-pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah dibutuhkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini.


(6)

Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, 14 Februari 2014


(7)

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 11

2.2.1. Pengambilan Keputusan. ... 11

2.2.1.1. Pengertian Pengambilan Keputusan ... 11

2.2.1.2 Jenis Pengambilan Keputusan ... 12

2.2.2. Kredit. ... 13

2.2.2.1 Pengertian Kredit. ... 13

2.2.2.2. Unsur – unsur Kredit. ... 14

2.2.2.3. Tujuan Kredit………. 17

2.2.2.4. Fungsi Kredit………. 19

2.2.3. Pendapatan ... 27


(8)

2.4. Hipotesis……. ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

3.1. Objek Penelitian. ... 31

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.3. Teknik Penentuan Sampel ... 33

3.3.1. Populasi ... 33

3.3.2. Sampel ... 33

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.4.1 Jenis Data ... 35

3.4.2 Cara Pengumpulan Data ... 35

3.5. Teknik Analisa dan Uji Hipotesis ... 36

3.5.1. Teknik Analisis ... 36

3.5.1.1 Uji Normalitas ... 36

3.5.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 36

3.5.1.3 Uji Regresi Linier Berganda ... 39

3.5.2. Uji Hipotesis ... 40

3.5.2.1. Uji F ... 40

3.5.2.2. Uji t ... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. ... 43

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian. ... 43


(9)

Pengajuan Kredit. ... 46

4.2. Analisis Hasil Pengolahan Data. ... 47

4.2.1. Uji Normalitas. ... 47

4.2.2. Uji Asumsi Klasik. ... 48

4.2.2.1. Hasil Uji Multikolinieritas. ... 48

4.2.2.2. Hasil Uji Autokorelasi. ... 49

4.2.2.3. Hasil Uji Heterokedastisitas. ... 49

4.2.3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda. ... 50

4.2.4. Uji F... 52

4.2.5. Uji t. ... 53

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian. ... 55

4.4. Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu. ... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. ... 58

5.1. Kesimpulan. ... 58

5.2. Saran. ... 59

5.3. Keterbatasan dan Implikasi Penelitian. ... 60

5.3.1. Keterbatasan Penelitian. ... 60

5.3.2. Implikasi Penelitian. ... 60


(10)

Anak Agung Gde Rezha Grawitha

Abstraksi

Untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur, maka pembangunan yang berdasarkan kekeluargaan perlu senantiasa dipelihara dengan baik. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah besar yangtidak hanya bersumber dari dalam tapi juga dari luar tabungan masyarakat, tabungan pemerintah dan penerimaan devisa. Bank merupakan lembaga keuangan yang berperan dalam pemberian kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran. Perbankan dapat mempengaruhi maju mudurnya perkembangan perekonomian. Salah satu bank pemerintah Indonesia adalah Bank Jatim yang memberikan fasilitas pinjaman bagi para debitur untuk mengembangkan usaha dalam bentuk kredit.

Variable penelitian adalah pendapatan (X1), jaminan (X2) dan keputusan pemberian kredit (Y). Populasi yang digunakan adalah permohonan kredit yang diterima oleh Bank Jatim cabang Pasuruan selama 2010 – 2012. Jumlah sampel adalah 35 debitur dengan teknik sampel simple menggunakan simple random sampling. Teknik pengolahan data yang diperoleh dalam penelitian menggunakan regresi linier berganda.

Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan pendapatan dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit di Bank Jatim cabang Pasuruan dapat diterima dan terbukti kebenarannya.


(11)

1.1 Latar Belakang

Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah besar. Dalam pelaksanaanya diarahkan untuk berlandasan kepada kemampuan sendiri, disamping memanfaatkan sumber lain sebagai pendukung, sumber dari luar tidak mungkin selamanya untuk pembangunan. Oleh karena itu perlu ada usaha yang sungguh-sungguh untuk mengarahkan dana, yang bersumber dari dalam tabungan masyarakat, tabungan pemerintah, dan penerimaan devisa.

Bank Jatim merupakan salah satu bank pemerintah Indonesia yang memberikan fasilitas pinjaman dan bagi para pengusaha untuk memperlancar dan mengembangkan usahanya yaitu dalam bentuk kredit. Salah satu fasilitas kredit yang diberikan oleh Bank Jatim adalah kredit invetasi yang memberikan kemudahan dalam persyaratan pemberian kredit. Kemudahan yang diberikan antara lain memberikan jangka waktu pembayaran yang lebih lama dan menetapkan suku bunga yang rendah.


(12)

Bisnis perbankan merupakan bidang usaha yang kompetitif mendorong meningkatkan kualitas pelayanannya ketingkat yang lebih baik terhadap nasabah dibanding para pesaing. Bank dalam menjalankan usahanya senantiasa mengacu pada optimalisasi penggunaan dan pengelolaan dana yang dimiliki. Salah satu usaha yang dapat ditempuh oleh bank dalam mengelola dan menyalurkan dananya adalah melalui kebijakan perkreditan. Fungsi perkreditan yang dilakukan bank merupakan salah satu aspek penting dalam mewarnai dan menggairahkan kehidupan perekonomian. Melalui kegiatan perkreditan, bank berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat bagi kelancaran usahanya dan kebutuhannya, melalui kegiatan penyimpanan dana, bank berusaha menawarkan kepada masyarakat akan keamanan dan kenyamanan serta jasa lain yang akan diperoleh. Banyaknya nasabah yang membutuhkan dana dengan menentukan dan memilihat ternatif yang lebih banyak dan bank berlomba - lomba menyalurkan kreditnya dengan disertai berbagai kemudahan dan fasilitas.

Pertimbangan pemberian kredit, setiap bank haruslah mendapatkan keyakinan bahwa kredit tersebut harus benar-benar dapat dimanfaatkan oleh debitur dan bisa dikembalikan tepat pada waktunya. Kredit yang diberikan merupakan alokasi dari dana-dana bank yang memiliki tingkat resiko yang tinggi dibandingkan dengan aktiva lainnya. Ada kemungkinan kredit yang diberikan kepada nasabah tidak dapat tertagih sehingga menimbulkan


(13)

tunggakan kredit pada perusahaan, oleh sebab itu diperlukan prosedur yang efisien sehingga mencapai tingkat.

Menurut tinjauan empiris penelitian ada beberapa ketentuan yang mengacu pada asas likiuditas, solvabilitas, rentabilitas, dan prinsip 5C yaitu Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition. Hal tersebut dilakukan agar para pengusaha mendapat kemudahan dalam memperoleh kredit dan yang berlaku dalam pemberian kredit harus memberikan keuntungan bagi bank pemberi kredit.

Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon debitur memenuhi kewajiban dana mengatur kemampuannya dalam melunasi hutang pokok dan bunga, serta sekaligus usaha untuk memperkecil resiko yang timbul dari pemberian kredit, maka sebelumnya pihak bank akan melakukan analisa kredit yang menyangkut beberapa aspek keuangan yaitu pendapatan dan jaminan. Proses analisa pemberian kredit pada calon prinsipnya adalah agar pemberian kredit pada calon debitur dapat mencapai sasaran sekaligus memperoleh pendapatan dan laba.

Berdasarkan fenomena yang ada seringkali ditemukan debitur yang mengajukan permohonan kredit, namun jumlah jaminan yang diajukan besarnya tidak sesuai dengan permohonan kredit yang diminta. Hal ini menjadi pertimbangan yang cukup serius bagi pihak bank dalam menentukan


(14)

keputusan pemberian kredit pada calon debitur. Karena besarnya jaminan yang diberikan merupakan salah satu faktor utama yang digunakan oleh bank sebagai tolak ukur kemampuan debitur dalam pengembalian kreditnya. Dari fenomena tersebut bisa dilihat bagaimana kebijakan bank dalam merealisasikan kredit calon debitur.

Berikut adalah tabel yang memperlihatkan prosentase keputusan pemberian kredit dilihat dari besarnya nilai pendapatan dan jaminan yang diajukan oleh calon debitur.

Tabel 1.1 Data Pemberian Kredit Investasi Tahun 2009 - 2012

Sumber : Bank Jatim Cabang Pasuruan

Bahwa ada permohonan kredit yang tidak disetujui, hal ini disebabkan pihak Bank Jatim dalam pemberian kredit berpedoman pada jaminan yang diberikan dan pendapatan yang dicapai oleh debitur dalam setiap bulannya. Misalnya untuk debitur D yang mengajukan permohonan kredit sebesar Rp. 500.000.000 dengan pendapatan yang didapat setiap bulannya sebesar Rp. 5.000.000 dan jaminan Rp. 600.000.000 maka pihak bank dapat Debitur Permohonan

Kredit

Pendapatan (Rp)

Jaminan (Rp)

Realisasi Kredit

Pemberian Kredit (%) A 500.000.000 3.500.000 250.000.000 465.000.000 93 % B 500.000.000 3.500.000 350.000.000 400.000.000 80 % C 250.000.000 2.500.000 100.000.000 150.000.000 60 % D 500.000.000 5.000.000 600.000.000 500.000.000 100 % E 350.000.000 2.000.000 200.000.000 175.000.000 50 %


(15)

merealisasikan sepenuhnya yaitu sebesar Rp 500.000.000 atau 100% sedangkan debitur E yang mengajukan permohonan kredit sebesar Rp. 350.000.000 dengan pendapatan yang didapat setiap bulannya sebesar Rp 2.000.000 dan jaminan Rp. 200.000.000 maka pihak bank hanya merealisasikan sebesar Rp. 175.000.000 atau 50%.

Dari latar belakang tersebut maka penulis mengambil judul :

“Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Keputusan

Pemberian Kredit di Bank Jatim Cabang Pasuruan ”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :

Apakah pendapatan dan jaminan berpengaruh terhadap jumlah pemberian kredit di Bank Jatim cabang Pasuruan?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

Untuk menguji apakah pendapatan dan jaminan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit di Bank Jatim Cabang Pasuruan.


(16)

1.4. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini memiliki berbagai manfaat :

a. Bagi Penulis

Menambah wawasan penulis khususnya mengenai hal – hal yang menjadi pertimbangan oleh suatu bank dalam memberikan pinjaman investasi.

b. Bagi Pengembangan Ilmu

Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang memfokuskan strategi keuangan.

c. Bagi Pihak Bank

Diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dan analisis pengambilan keputusan tentang pengambilan kredit.


(17)

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat dipakai sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini antara lain :

1. Jandry R. Merung ( 2013 )

a. Judul :

“ Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pemberian Kredit Pensiunan Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. ”

b. Rumusan masalah :

Apakah dana bank, penghasilan nasabah, dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit pensiunan pada PT. Bank Tabungan Nasional Tbk.?

c. Hipotesis :

1. Dana bank, penghasilan debitur, dan suku bunga, diduga secara simultan mempunyai pengaruh terhadap pemberian kredit pensiunan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.


(18)

2. Dana bank diduga memiliki pengaruh terhadap pemberian kredit pensiunan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

3. Penghasilan debitur diduga memiliki pengaruh terhadap pemberian kredit pensiunan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

4. Suku bunga diduga memiliki pengaruh terhadap pemberian kredit pensiunan pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

d. Kesimpulan :

1. Secara bersama dana bank, penghasilan nasabah, dan suku bunga berpengaruh signifikan terhadap pemberian kredit pensiunan. 2. Dana bank berpengaruh signifikan terhadap variabel pemberian

kredit pensiunan.

3. Penghasilan nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pemberian kredit pensiunan.

4. Suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel pemberian kredit pensiunan.

2. Windy Putri Andini ( 2010)

a. Judul :

“ Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Konsumtif Bank Rakyat Indonesia Kantor Pusat Palembang. “


(19)

b. Rumusan Masalah :

Apakah Character, Capacity, Capital, Colleteral, dan Condition berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan pemberian kredit konsumtif oleh Bank Rakyat Indonesia Tbk?

c. Hipotesis :

“C” yang berpengaruh dominan keluar sehingga kredit konsumtif yang diajukan nasabah ditolak oleh pihak bank.

d. Kesimpulan :

Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa efektifitas pemberian kredit konsumtif oleh Bank Rakyat Indonesia atau dapat dikatakan Character, Capacity, Capital, Colleteral, dan Condition berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaan pemberian kredit konsumtif oleh Bank Rakyat Indonesia di kantor pusat Palembang.

3. Moch. Adam sudharta (2010)

Judul :

“ Pengaruh Laba Usaha Dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi Di PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Kantor Cabang Sidoarjo.

Perumusan masalah :

Apakah laba usaha dan nilai jaminan kredit berpengaruh signifikan terhadapa keputusan pemberian kredit investasi di Bank Rakyat Indonesia Kantor cabang Sidoarjo?


(20)

Kesimpulan :

a. Secara simultan laba usaha dan jaminan kredit hanya memberikan pengaruh sebesar 61,6% terhadap keputusan pemberian kredit pada BRI Kantor cabang Sidoarjo yang ditunjukan dengan R2 sebesar 0,616. b. Sedangkan secara parsial laba usaha tidak berpengaruh signifikan namun nilai jaminan kredit memberikan kontribusi dalam keputusan pemberian kredit investasi.

Tabel 2.1 Perbedaan Dan Persamaan Penelitian Terdahulu Dan Sekarang

No Nama Peneliti Judul Variabel Alat Uji

1. Jandry R. Merung (2013)

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kebijakan Pemberian Kredit Pensiunan Nasional Tbk.

X1 : Dana Bank X2 : Penghasilan Debitur

X3 : Suku Bunga Y : Pemberian Kredit Pensiunan

Regresi Linier Berganda

2. Windy Putri Andini (2010)

Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Dan konsumtif Bank Rakyat Indonesia Tbk Kantor Pusat Palembang

X1 : Character X2 : Capacity X3 : Capital X4 : Collateral X5 : Condition Y : Pemberian Kredit Konsumtif

Regresi Linier Berganda

3. Moch Adam Sudharta (2010)

Pengaruh Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi Di PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

X1 : Laba Usaha X2 : Jaminan Y: Keputusan Pemberian Kredit

Regresi Linier Berganda

4. Anak Agung Gde Rezha Grawitha

(2014)

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi

Kebijakan Keputusan Pemberian Kredit di Bank Jatim Cabang Pasuruan

X1 : Pendapatan X2 : Jaminan Y : Keputusan Jumlah Pemberian Kredit

Regresi Linier Berganda


(21)

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengambilan Keputusan

2.2.1.1. Pengertian Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan (decision making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan. Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai dalam pengambilan keputusan yang terbaik. Pengambilan keputusan ini bertujuan mengatasi atau memecahkan masalah yang bersangkutan sehingga usaha pencapaian tujuan yang dimaksud dapat dilaksanakan secara baik dan efektif.

Secara umum pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya adalah :

1. G.R Terry mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah

sebagai pemilihan yang didasarkan kriteria tertentu atas 2 atau lebih alternatif yang mungkin.

2. Claude S. Goerge, Jr mengatakan proses pengambilan keputusan itu

dikerjakan oleh kebanyakan manager berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan pemilihan diantara sejumlah altermatif.


(22)

3. P. Siagian mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

2.2.1.2. Jenis Pengambilan keputusan

1. Pengambilan Keputusan Investasi

Keputusan investasi mempunyai dimensi waktu jangka panjang, sehingga keputusan yang akan diambil harus dipertimbangkan dengan baik. Keputusan investasi sering disebut capital budgeting. Salah satu informasi yang diperoleh dari keputusan investasi yakni keseluruhan proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana yang jangka waktu kembalinya dana tersebut melebihi satu tahun. Beberapa jumlah dana yang diperlukan untuk investasi baik untuk initial investment maupun untuk keperluan modal kerja. Disisi lain keputusan investasi lebih berfokus pada pilihan – pilihan apakah membeli suatu aktiva, melaksanakan suatu proyek, membuat suatu produk, dan lain sebagainya yang lebih mengarah kepada kegiatan oprasional.

2. Pengambilan Keputusan Pendanaan

Keputusan pendanaan berfokus pada keputusan yang berhubungan dengan usaha pemenuhan kebutuhan peningkatan dana melalui pijaman, ekuitas atau gabungan keduannya. Oleh karena itu keputusan pendanaan berfokus untuk sumber dana yang akan


(23)

digunakan untuk membiayai suatu investasi yang sudah dianggap layak.

2.2.2. Kredit

2.2.2.1. Pengertian Kredit

Kredit berasal dari bahasa yunani, „credere‟ yang berarti kepercayaan atau dalam bahasa latin, „creditum‟ yang berarti kepercayaan dan kebenaran. Karena itu dasar dari kredit adalah kepercayaan. Dengan demikian istilah kredit memiliki arti khusus, yaitu meminjamkan uang atau penundaan pembayaran.

Menurut PSAK No. 3 kredit adalah peminjaman uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu beredasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam – meminjam atara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan.

Menurut undang – undang pokok perbankan No. 14 tahun 1967, kredit adalah penyediaan utang atau tagihan – tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam – meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya pada jangka waktu tertentu. Dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan. Adalagi yang menyebutnya bahwa definisi kredit adalah suatu pemberian prestasi oleh suatu pihak ke pihak


(24)

lain dan prestasi itu akan dikembalikan lagi pada suatu masa tertentu yang akan datang disertai dengan kontra prestasi yang berupa bunga.

2.2.2.2. Unsur – Unsur Kredit

Unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut (Kasmir, 2001 : 94) :

a. Kepercayaan

Suatu keyakinan memberi kredit bahwa kredit yang diberikan berupa uang, barang, atau jasa yang benar – benar diterima kembali dimasa datang.

b. Kesepakatan

Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung umur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit. Kesepakan ini terdapat dalam suatu perjanjian dimana masing – masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing – masing.

c. Jangka waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.

d. Resiko

Suatu tenggang waktu dan pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya atau macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.


(25)

e. Balas jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa yang dikenal dengan bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan administrasi kredit merupakan keuntungan bank.

Untuk mengetahui seberapa jauh kemungkinan calon debitur memenuhi kewajibannya sekaligus mengukur kemampuannya dalam melunasi hutang pokok dan bunga, maka pihak bank akan melakukan analisa kredit yang menyangkut beberapa aspek. Untuk dapat melaksanakan perkreditan secara sehat dikenal dengan prinsip “5 C” (Kasmir, 2001 ; 104), yang meliputi :

a. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak calon debitur yang akan diberikan kredit benar – benar dapat dipercaya, hal ini tercermin dara latar belakang calon debitur baik bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi.

b. Capacity

Kemampuan calon debitur dalam menjalankan usahannya yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan usaha juga diukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan – ketentuan pemerintah. Sehingga dapat dilihat kemampuannya dalam memgembalikan kredit yang disalurkan.


(26)

c. Capital

Modal calon debitur perlu diketahui dan teliti, dilihat laporan keuangan neraca dan laporan rugi laba dengan melakukan pengukuran dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya.

d. Collateral

Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon debitur, yang harus diteliti kebenarannya. Sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang diberikan akan dapat dipergunakan secepat mungkin oleh pihak bank.

e. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan dimasa datang sesuai usaha masing – masing, serta prospek usaha yang dijalankan oleh calon debitur.

Sebelum melaksanakan prinsip – prinsip perkreditan diatas dalam pemberian suatu kredit, bank harus berdasarkan kebijaksanaan kredit dengan memperhatikan 3 asas pokok (Muljono, 1990 : 19), yaitu :

1. Asas Likuiditas

Yaitu asa yang mengharuskan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau masyarakat luas.


(27)

2. Asas Solvabilitas

Yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit.

3. Asas Rentabilitas

Yaitu setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun untuk keperluan mengembangkan usahannya.

2.2.2.3. Tujuan Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun pemberian suatu kredit (Kasmir, 2001 : 96) antara lain :

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pembagian kredit terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh pihak bank atas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu usaha nasabah

Yaitu untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahannya.


(28)

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

Fasilitas kredit selain mempunyai tujuan utama, adapula tujuan kredit secara umum. Tujuan kredit pada umumnya adalah sebagai berikut:

a. Keuntungan (profitability)

Yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari kredit berupa keuntungan yang diambil dari pendapatan bunga.

b. Keamanan (safety)

Yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus benar – benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar – benar tercapai tanpa hambatan yang berarti.

Dengan demikian maka tujuan kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang mengemban tugas sebagai agent of development adalah untuk :

1. Turut mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan.

2. Meningkatkan usaha agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup usaha calon debitur terjamin dan dapat memperluas usahanya.

Berdasarkan kebijaksanaan di bidang ekonomi dan pembangunan dan ketentuan yang berlaku di negara kita maka secara umum dapat


(29)

dikemukakanbahwa kebijaksanaan kredit perbankan adalah sebagai berikut :

a. Pemberian kredit harus seirama dengan kebijaksanaan moneter dan ekonomi.

b. Pemberian kredit harus selektif dan diarahkan kepada sektor – sektor yang diprioritaskan.

c. Bank dilarang memberikan kredit kepada usaha – usaha yang diragukan kemampuannya.

d. Setiap kredit harus diikat dengan suatu perjanjian kredit (akad kredit), yang tersirat pertimbangan yuridis dari revenue (penghasilan pemerintah bertambah dengan adanya bea materi kredit).

e. Overdraft (penarikan uang dari bank melebihi saldo giro atau melebihi plafond kredit yang disetujui) dilarang.

f. Pemberian kredit untuk pembayaran kembali kepada pemerintah dilarang (kredit untuk membeyar pajak atau bea cukai).

g. Kredit tanpa jaminan dilarang (pertimbangan keamanan dan safety).

2.2.2.4. Fungsi Kredit

Dalam kehidupan perekonomian, bank memegang peranan yang sangat penting sebagai lembaga keuangan yang membantu pemerintah untuk mencapai kemakmuran. Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk mengarahkan kedua belah pihak untuk


(30)

tuuan pencapaian kebutuhan baik dalam bidang kebutuhan usaha atau kebutuhan sehari – hari. Pihak yang mendapat kredit harus dapat menunjukan prestasi yang lebih tinggi pada kemajuan usahanya itu, atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Adapun bagi pihak yang memberikan kredit, secara material dia harus mendapatkan rentabilitas berdasarkan perhitungan yang wajar dari modal yang dijadikan obyek kredit, dan secara spiritual mendapatkan kepuasan karena dapat membantu pihak lain untuk mencapai kemajuannya.

Suatu kredit mencapai fungsinya, baik bagi debitur, kreditu, maupun masyarakat, apabila secara sosial ekonomis membawa pengaruh yang lebih baik.

Bagi pihak debitur dan kreditur, mereka sama – sama memperoleh keuntungan, dan juga mengakibatkan tambahan penerimaan negara dari pajak, serta membawa dampak kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.

Kredit dalam perekonomian sekarang dan juga dalam perdagangan mempunyai fungsi sebagai berikut (Kasmir,2001 : 97) :

a. Meningkatkan Daya Guna Uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikan kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh penerimaan kredit. b. Meningkatkan Peredaran dan Lalu Lintas Uang


(31)

Dalam hal ini uang yang disalurkan atau deberikan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lain sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan ,e,peroleh tambahanuang dari daerah lainnya.

c. Meningkatkan Daya Guna Barang

Kredit yang diberikan oleh bank akan dapet digunakan oleh debitur untuk mengolah yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat.

d. Meningkatkan Peredaran Barang

Kredit dapat menambah atau memperlancar arus barang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah barang yang beredar.

e. Kredit Sebagai Alat Stabilitas Ekonomi

Dengan diberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barangyang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian kredit dapat membantu dalam mengekspor dari dalam negri keluar negri sehingga meningkatkan devisa Negara.

f. Meningkatkan Kegairahan Berusaha

Penerimaan kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha karena bantuan kredit yang diterima nasabah dari bank dapat digunakan untuk memperbesar volume usaha dan produktivitasnya.


(32)

g. Meningkatkan Pemerataan Pendapatan

Semakinbanyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan.

h. Meningkatkan Hubungan Internasional

Dalam pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainya.

1. Jenis perbankan untuk masyarakat

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari beberapa jenis. Secara umum jenis – jenis kredit dibedakanmenurut berbagai kriteria, yaitu dari kriteria tujuan kredit, jangka waktu, jaminan, sector usaha dan penggunaanya. (Kasmir,2001 : 99) :

a. Dari segi tujuan kredit, kredit dikelompokkan menjadi : 1. Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa.

2. Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan


(33)

jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh seorang atau badan usaha.

3. Kredit Perdagangan

Kredit yang digunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

b. Dari segi jangka waktu, kredit dikelompokkan menjadi : 1. Kredit jangka pendek ( short tern loan )

Yaitu kredit yang berjangka waktu maksimum 1 tahun. Kredit semacam ini, biasanya diberkan bank sebagai kredit modal kerja.

2. Kredit jangka menengah (medium tern loan )

Yaitu kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai 3 tahun. Bank biasanya menyalurkan kredit jangka menengah untuk keperluan – keperluan modal kerja atau investasi yang jumlahnya relatif kecil, seperti alat kerja atau mesin – mesin ringan.

3. Kredit jangka panjang ( long tern loan )

Yaitu kredit yang berjangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit jangka panjang ini umumnya adalah kredit investasi yang bertujuan untuk menambah modal perusahaan dalam rangka rehabilitas, ekspansi atau perluasan, dan pendirian proyek baru.


(34)

c. Dari segi jaminan, kredit dikelompokan menjadi : 1. Kredit dengan jaminan ( secured loan )

Kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau barang tidak berwujud.

Jaminan yang diberikan untuk suatu kredit dapat terdiri atas : a. Jaminan barang, baik barang tetap atau barang tidak tetap

(bergerak).

b. Jaminan pribadi yaitu perjanjian dimana satu pihak menyanggupi pihak lain (kreditur) bahwa ia menjamin pembayarannya suatu utang apabila terutang (kreditur) tidak menepati janjinya.

c. Jaminan efek – efek saham, obligasi dan sertifikat yang didaftar bursa efek.

2. Kredit tanpa jaminan ( unsecured loan )

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang dan orang tertentu. Kredit jenis ini dengan melihat prospek usaha dan character serta loyalitas atau nama baik calon debitur selama ini.

d. Dari segi sektor usaha, kredit dikelompokan menjadi :

1. Kredit pertanian, merupakan kredit yang diberikan untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat berupa jangka pendek atau jangka panjang.


(35)

2. Kredit perternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam atau kelinci dan jangka panjang sapi atau kambing.

3. Kredit industri, yaitu untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

4. Kredit pertambangan, jenis usaha yang dibiayai dalam jangka panjang.

5. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan.

6. Kredit profesi, diberikan kepada prodesional seperti ; dosen, dokter, atau pengacara.

7. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.

e. Dari segi kegunaannya, kredit dikelompokan menjadi : 1. Kredit Modal Kerja

Yaitu kredit yang digunakan untuk meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar pegawai atau biaya – biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Kredit Investasi

Yaitu kredit yang digunakan untuk perluasan usaha atau membangun proyek atau pabrik baru atau untuk keperluan


(36)

rehabilitasi. Contoh kredit investasi misanya untuk membeli mesin – mesin atau membangun kredit.

Ciri – ciri kredit investasi adalah :

Pertama : diperlukan untuk penambahan modal.

Kedua : mempunyai perencanaan yang terarah dan matang. Kegita : waktu penyelesaian kredit berjangka menengah

dan panjang.

Dengan ciri – ciri diatas, pada umumnya jumlah keuangan bank yang bersangkutan didalam proyek – proyek kredit investasi itu tidaklah sedikit. Mengingat lamanya pengendapan dalam proyek investasi maka haruslah disusun suatu cash flow atau perputaran keuanganperusahaan investor yang mencakup segala komponen biaya dan pendapatan sehingga dapat diketahui berapa uang yang tersedia setelah segala kewajiban lainnya terpenuhi. Setelah perputaran keuangan, kemudian dibuatkan suatu amortization schedule yaitu rencana pengangsuran kredit investasi sesuai dengan sifatnya yang memerlukan waktu yang cukup panjang.

Untuk memperkirakannya, perlu diadakan perhitungan dan perencanaan neraca dan laba rugi selama kredit berjalan. Dari perkembangan – perkembangan inilah kemudian dapat diadakan pengukuran tentang earning power (kekuatan pendapatan) dan solvency (kemampuan mengangsur) perusahaan. Data yang deperlukan untuk penyusunan perkiraan neraca dan laba rugi harus sedemikian


(37)

rupa dapat dipercaya. Kesukaran yang utama pada umumnya adalah memperoleh sesuatu yang benar – benar akurat, faktual, dan actual (yang benar – benar dapat dipercaya).

2.2.3. Pendapatan

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1997 : 36) tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya. Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk uang, dimana uang adalah merupakan alat pembayaran atau pertukaran.

Pendapatan juga dapat didefinisikan sebagai berikut : “ pendapatan menunjukan jumlah seluruh uang yang diterima oleh seseorang selama jangka waktu tertentu, pendapatan terdiri dari upah, atau penerimaan tenaga kerja, pendapatan, dan kekayaan serta pembayaran transfer atau penerimaan dari pemerintah seperti tunjangan sosial atau asuransi pengangguran”.

Pendapatan perorangan adalah pendapatan yang dihasilkan oleh atau dibayarkan kepada perorangan sebelum dikurangi sebelum pajak penghasilan perorangan. Sebagian dari pendapatan perorangan dibayarkan untuk pajak, sebagian ditabung ; yaitu pendapatan perorangan dikurangi dengan pajak penghasilan.


(38)

2.2.4. Jaminan

Pentingnya suatu jaminan oleh bank atas suatu pemberian kredit, tidak lain adalah karena jaminan adalah salah satu upaya untuk mengantisipasi resiko yang mungkin timbul dalam tenggang antara pelepasan dan pelunasan kredit.

Keberadaan jaminan kredit ( collateral ) merupakan persyaratan guna memperkecil resiko bank dalam penyaluran kredit tidak selalu dengan jaminan kredit, sebab jenis usaha dan peluang bisnis yang dimiliki debitur pada dasarnya sudah merupakan jaminan atas prospek usaha itu sendiri. Hanya saja jika suatu kredit dilepas tanpa agunan maka kredit itu akan memiliki resiko yang sangat besar karena investasi yang dibiayai mengalami kegagalan atau tidak sesuai dengan perhitungan semula. Jika hal ini terjadi maka pihak bank akan dirugkan sebab dana yang disalurkan berpeluang untuk tidak dapat dikembalikan. Itu berarti kredit tersebut macet tanpa ada asset nasabah yang dapat digunakan untuk menutup kredit yang tidak terbayar. Lain halnya jika ada agunan bank akan dapat menarik kembali dana yang disalurkannya dengan memanfaatkan jaminan tersebut. Masalah collateral dapat menjadi pelik jika tidak disikapi dengan seksama.

2.2.5. Pengaruh Pendapatan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Menurut Windasari dalam Mardikawati (2006 : 42) pendapatan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit. Pendapatan menunjukan kemampuan usaha calon debitur dalam menjalankan usahanya , sehingga untuk mengetahui jumlah kredit yang


(39)

akan dikeluarkan maka besarnya pendapatan perlu dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memutuskan suatu kredit.

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa besarnya pendapatan berpengaruh terhadap kebijaksanaan keputusan pemberian kredit. Karena besarnya gaji dapat menjadi tolak ukur untuk memutuskan besarnya kredit yang akan diberikan ke pihak yang mengajukan permohonan kredit.

Pendapatan mempengaruhi kebijaksanaan dalam keputusan pemberian kredit. Hal tersebut menunjukan kemampuan calon debitur untuk melunasi kewajiban – kewajibannya dari kegiatan usaha atau untuk kepentingan lainya yang akan dilakukanya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank (Kasmir 2012 : 286).

2.2.6. Pengaruh Jaminan Terhadap Keputusan Pemberian Kredit

Teori keputusan yang dikemukakan oleh Revered Thomas Bayes pada tahun 1763 yang dikenal dengan teori Bayes menyatakan dengan tindakan atau alternatif yang ada maka kita dapat memperkirakan resiko yang akan muncul (untung atau rugi) atau tindakan dari tiap keadaan yang akan terjadi dimasa depan (P.Siangian,1987). Teori keputusan menjelaskan jaminan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit, karena jaminan adalah sebagai alat pengaman apabila usaha yang dibiayai dengan kredit tersebut mengalami kegagalan atau sebab – sebab lain dimasa debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahanya yang normal (Muljono, 1990 : 16).


(40)

Kegagalan atau sebab – sebab lain dimana debitur tidak mampu melunasi kreditnya dari hasil usahannya yang normal (Muljono, 1990 : 16).

Dalam UU pokok perbankan No. 14 Tahun 1967 pasal 24 ayat 1 mengatakan bahwa bank umum pada prinsipnya tidak dibenarkan memberikan kredit tanpa adanya jaminan. Pengertian jaminan menurut undang – undang ini adalah jaminan yang bersifat materiil maupun imateriil (Untung, Budi, 2000 : 54).

2.3. Kerangka Pikir

Model alur kerangka berpikir yang dapat disimpulkan dari penjelansan diatas adalah sebagai berikut :

Analisis Regresi Linier Berganda 2.4. Hipotesis

Berdasarka latar belakang perumusan masalah yang telah diuraikan maka dapat dirumuskan hipotesa antara lain yaitu :

Diduga bahwa pendapatan dan jaminan berpengaruh terhadap kebijakan keputusan pemberian kredit di Bank Jatim cabang Pasuruan.

Jaminan (X2) Pendapatan

(X1)

Keputusan Pemberian Kredit


(41)

3.1. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran penelitian (Kamus Besar Indonesia, 1989 : 622). Objek penelitian adalah himpunan elemen yang dapat berupa orang, organisasi atau barang yang akan diteliti (Supranto, 2000 : 21). Objek penelitian merupakan suatu yang menjadi perhatian dalam suatu penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk mendapatkan jawaban atau solusi dari permasalahan yang terjadi.

Dengan demikian objek penelitian ini menggunakan unit observasi yaitu laporan daftar pemberian kredit, khususnya pendapatan, jaminan, dan pemberian kredit pada Bank Jatim Cabang Pasuruan Jl. Pahlawan No. 18 Pasuruan.

3.2. Operasionalisasi dan Pengukuran Variabel

Untuk menghindari kesalahan persepsi terhadap penelitian maka berikut ini diberikan penjelasan mengenai variabel – variabel berikut :

a. Keputusan Jumlah Pemberian Kredit

Jumlah pemberian kredit adalah suatu keputusan mengenai jumlah besarnya kredit yang telah mendapatkan persetujuan oleh pihak bank, dalam hal ini adalah perbandingan antara jumlah yang direalisasikan


(42)

dengan jumlah permohonan kredit yang diajukan oleh debitur. (Angraini, 2002 : 32)

Pengukuran variabel dengan mengunakan skala rasio dan dinyatakan dalam prosentase yang memperbandingkan antara realisasi pemberian kredit dengan permohonan kredit yang diajukan, yang selanjutnya dinyatakan sebagai variabel terikat (Y).

b. Pendapatan

Menurut Samuelson dan Nordhaus (1997 : 36) tujuan pokok dijalankannya suatu usaha perdagangan adalah untuk memperoleh pendapatan, dimana pendapatan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kelangsungan hidup usaha perdagangannya. Pendapatan yang diterima adalah dalam bentuk uang, dimana uang adalah merupakan alat pembayaran atau pertukaran.

Pedapatan dalam penelitiaan ini di ambil dari rata – rata operasionalisasi usaha debitur dalam 3 tahun terakir yaitu tahun 2010 – 2012.

Pengukuran data variabel dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam rupiah. Dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas (X1).

c. Jaminan

Menurut Kasmir (2001 : 102) jaminan adalah jaminan yang berupa material, sertifikat tanah, sertifikat gedung, surat – surat kendaraan, dll.


(43)

yang diserahkan sebagai pengaman terhadap kredit yang diterima oleh debitur.

Pengukuran variabel dengan menggunakan skala rasio dan dinyatakan dalam rupiah. Dan selanjutnya dinyatakan sebagai variabel bebas (X2).

3.3. Teknik Penentuan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi adalah kelompok subjek atau objek yang memiliki ciri – ciri atau karakteristik – karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok subjek atau objek yang lain dan kelompok tersebut akan dikenai generalisasi dari hasil penelitian. (Sumarsono, 2002, 44)

Populasi dalam penelitian ini adalah permohonan kredit yang diterima oleh Bank Jatim Cabang Pasuruan selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 dengan kriteria debitur bersifat perorangan dan nilai permohonan kredit ≤ Rp. 500.000.000 yaitu 38 debitur.

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri – ciri karakteristik yang sama dengan populasi (Sumarsono, 2002, 44). Penentuan sample ini dengan metode purposive sampling dengan tujuan untuk mendapat sampel yang memenuhi kriteria yang ditentukan. Kriteria yang ditentukan ialah debitur bersifat perorangan dan nilai permohonan


(44)

kredit ≤ Rp. 500.000.000 dengan demikian jumlah sampel yang memenuhi kriteria adalah 35 debitur. Ukuran sample yang dibutuhkan dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan rumus slovin :

2 ) (

1 N e

N N

 ……….. ( Umar, 2004 : 85 )

Dimana :

n = Ukuran Sample

N = Ukuran Populasi

E = % (persen) kelonggaran ketidak telitian karena kesalahan pengambilan sample yang didapat diinginkan, yaitu 5 %.

Maka :

2 ) 05 , 0 ( 38 1

38   N

= 35


(45)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data

Jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi data sekunder yaitu data yang bersumber dari data intern Bank Jatim Cabang Pasuruan yang telah diolah kembali.

3.4.2. Cara Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data (Nazir, 1999 : 212) yang digunakan adalah:

1. Observasi

Yaitu teknik pengumpulan data, dimana penyusun mengadakan pengamatan langsung kelokasi kegiatan objek yang diteliti.

2. Interview

Yaitu mengadakan serangkaian tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berwenang untuk memperoleh data yang diperlukan sehubungan dengan permasalahan yang dihadapi.

3. Dokumentasi


(46)

3.5. Teknik Analisa dan Uji Hipotesis

3.5.1. Teknik Analisis

3.5.1.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data tersebut mengikuti apakah suatu data mengikuti normal atau tidak. Untuk mengikuti apakah data tersebut mengikuti sebaran normal dapat dilakukan dengan berbagai metode diantaranya adalah metode Shapirov Wilk (Sumarsono, 2004 : 43).

Menurut (Sumarsono, 2004 : 43) pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :

a. Jika signifikan (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.

b. Jika signifikan (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.

3.5.1.2. Uji Asumsi Klasik

Dalam persamaan diagram jalur terdapat model regresi berganda yang melibatkan tiga variabel bebas (independen) yang mempengaruhi satu variabel terikat. Untuk menguji baik tidaknya model regresi tersebut maka diperlukan uji asumsi klasik.


(47)

1. Uji Multikolineritas

Menurut Ghozali ( 2009: 95 ), uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas ( independen ). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel – variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol.

Multikolonieritas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor ( VIF ). Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi ( karena VIF = 1/ Tolerance ). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

2. Uji Autokolerasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya.


(48)

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dengan cara uji Durbin – Watson ( DW test ) ( Ghozali 2009: 99 - 100 ). Uji Durbin watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu ( first order autocorrelation ) dan mensyaratkan adanya intercept ( konstanta ) dalam model regresi dan tidak ada variabel lag diantara variabel independen.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pengambilan keputusan Durbin – Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d< d1 Tidak ada autokorelasi positif No decision d1 ≤ d≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4 – d1 < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4 –du ≤ d ≤ 4 – d1 Tidak ada autukorelasi, positif

atau negatif

Tidak Ditolak du < d < 4 – du

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah


(49)

yang homokedatisitas atau tidak terjadi heteroskedatisitas (Ghozali 2009 : 125).

Menurut Santoso (2002: 301) deteksi adanya heterokedastisitas adalah:

a. Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari heteroskedastisitas

b. Nilai probabilitas < 0,05 berarti terkena heteroskedastisitas

Identifikasi secara statistik ada atau tidaknya gejala heterokedastisitas dapat dilakukan dengan menghitung korelasi Rank Spearman ( Gujarati, 1995: 188 ).

) 1 (

1 6

1

2 2

 

N N

d rs

Keterangan:

d1 = Perbedaan dalam rank spearman antara residual dengan variabel bebas

N = Banyaknya Data

3.5.1.3. Uji Regresi Linier Berganda

Penelitian ini menggunakan teknik persamaan regresi linier berganda untuk pengaruh antara variabel terikat dengan variabel bebas. Persamaan regresi linier berganda dapat dinyatakan sebagai berikut :


(50)

Keterangan :

Y = Keputusan pemberian kredit

X1 = Pendapatan

X2 = Jaminan kredit β0 = Konstanta

β1 = Koefisien Regresi Variabel X1 β2 = Koefisien Regresi Variabel X2 εi = Faktor Kesalahan Baku

3.5.2. Uji Hipotesis

3.5.2.1. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regeresi yang dihasilkan untuk mengetahui pengaruh X1 (Pendapatan) dan X2 (Jaminan) terhadap Y (Keputusan Pemberian Kredit). Prosedur uji F adalah sebagai berikut:

a. Hipotesis

H0 : β1 = β2 = 0 ( tidak ada kecocokan antara variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap Y )

H1 : β1 = β2 ≠ 0 ( ada kecocokan antara variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap Y)


(51)

b. Tingkat signifikan ( β0 ) = 0,05 c. Dengan F hitung:

Fhit =

) )( 1 ( ) 1 ( 2 2 k n R k R   

(Anonim, 2011: L-22 )

Keterangan:

R2 = Koefisien Determinasi

I = Jumlah kuadrat sisa

k = banyaknya Variabel

n = banyaknya pengamatan

d. Kriteria Pengujian:

1. Jika tingkat signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Jika tingkat signifikansi ≥ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.

3.5.2.2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh masing – masing variabel bebas X1 (Pendapatan) dan X2 (Jaminan) terhadap variabel terikat Y (Keputusan Pemberian Kredit). Prosedur uji t adalah sebagai berikut:


(52)

a. Hipotesis

H0: β1 = 0 ( tidak ada pengaruh variabel X1 secaraparsial terhadap Y )

H1 : β1 ≠ 0 ( ada pengaruh variabel X1 secara parsial terhadap Y )

H0: β2 = 0 ( tidak ada pengaruh variabel X2 secaraparsial terhadap Y )

H1 : β2 ≠ 0 ( ada pengaruh variabel X2 secara parsial terhadap Y )

b. Tingkat Signifikan ( β0) = 0,05

c. Dengan t hitung:

t hit = ) ( j

j b se

b

( Anonim, 2011: L-21 )

Keterangan:

Bj = Koefisien regresi

Se = Standart

d. Kriteria Pengujian:

1. Jika tingkat signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Jika tingkat signifikansi ≥ 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.


(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian

4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Pemberian Kredit Investasi

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada variabel pemberian kredit investasi yang diberikan oleh Bank Jatim cabang Pasuruan selama tahun 2010 hingga tahun 2012 kepada 35 debitur diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.1 Pemberian Kredit kepada 35 debitur Bank Jatim Cabang Pasuruan Tahun 2010 - 2012

Debitur Permohonan Kredit (Rp) Realisasi Kredit (Rp) Prosentase (%)

1 80.000.000 50.000.000 63

2 35.000.000 25.000.000 71

3 60.000.000 45.000.000 75

4 150.000.000 100.000.000 67

5 50.000.000 20.000.000 40

6 150.000.000 100.000.000 67

7 150.000.000 150.000.000 100

8 310.000.000 220.000.000 71

9 150.000.000 50.000.000 33

10 150.000.000 150.000.000 100

11 150.000.000 150.000.000 100

12 30.000.000 30.000.000 100

13 10.000.000 10.000.000 100

14 50.000.000 50.000.000 100

15 220.000.000 200.000.000 91

16 100.000.000 65.000.000 65

17 250.000.000 250.000.000 100

18 150.000.000 70.000.000 47

19 25.000.000 25.000.000 100

20 75.000.000 75.000.000 100

21 250.000.000 60.000.000 24

22 100.000.000 60.000.000 60

23 500.000.000 250.000.000 50

24 250.000.000 160.000.000 64

25 250.000.000 100.000.000 40

26 30.000.000 30.000.000 100

27 90.000.000 70.000.000 78

28 50.000.000 35.000.000 70

29 100.000.000 100.000.000 100

30 100.000.000 60.000.000 60

31 200.000.000 125.000.000 63

32 40.000.000 40.000.000 100

33 200.000.000 80.000.000 40

34 200.000.000 70.000.000 35

35 200.000.000 65.000.000 33


(54)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa dari 35 debitur yang mengajukan kredit kepada Bank Jatim cabang Pasuruan terlihat 12 debitur yang permohonan kreditnya terealisasi sebesar 100% karena prospeknya bagus dan nasabah sering mengambil pinjaman. Sisanya yaitu sebanyak 8 debitur pernohonan kreditnya hanya terealisasi dibawah 50%. Perbedaan besarnya realisasi yang diberikan oleh Bank Jatim cabang Pasuruan kepada para debiturnya tersebut dikarenakan pihak Bank dalam memberikan kredit yang diajukan dengan besarnya jaminan yang diberikan. Hal tersebut dilakukan karena jaminan mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses pemberian kredit, karena jaminan dapat digunakan sebagai pengamanan apabila kredit mengalami kegagalan.

4.1.2. Deskripsi Hasil Penelitian Pendapatan dalam Pengajuan Kredit pada Bank Jatim Cabang Pasuruan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada variabel pendapatan dalam pengajuan kredit pada Bank Jatim cabang Pasuruan yang diajukan perusahaan pada Bank Jatim cabang Pasuruan kepada 35 debitur diperoleh data sebagai berikut :


(55)

Tabel 4.2 Pendapatan dalam Pengajuan Kredit pada Bank Jatim

Cabang Pasuruan Tahun 2010 – 2012

Debitur Pendapatan (Rp)/3 tahun

1 3.321.430

2 2.325.000

3 1.900.000

4 7.530.000

5 1.328.572

6 9.414.694

7 7.162.416

8 14.600.000

9 3.321.430

10 9.964.292

11 14.500.000

12 3.223.332

13 833.332

14 5.372.222

15 13.285.724

16 4.210.500

17 67.246.496

18 4.650.000

19 1.660.710

20 4.982.146

21 3.985.716

22 3.985.715

23 23.536.736

24 12.195.732

25 6.642.862

26 1.992.858

27 4.650.000

28 2.325.000

29 6.642.860

30 3.985.718

31 11.768.368

32 7.107.902

33 21.518.878

34 4.650.000

35 4.317.860

Sumber : Lampiran 4.2

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa pendapatan yang diterima 35 debitur sebagian besar berkisar antara Rp. 1.000.000,- hingga Rp. 5.000.000,- tiap bulannya, akan tetapi juga terdapat 16 debitur yang memperoleh pendapatan lebih dari Rp. 5.000.000,- salah satu debitur ada yang memperoleh pendapatan sebesar Rp. 67.246.496,- per bulan dan ada pula satu debitur yang memperoleh pendapatan di bawah Rp. 1.000.000,- tiap bulannya yakni sebesar Rp. 833.332,-.


(56)

4.1.3. Deskripsi Hasil Penelitian Mengenai Jaminan Pengajuan Kredit

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada variabel jaminan dalam pengajuan kredit pada Bank Jatim cabang Pasuruan yang diajukan debitur pada Bank Jatim cabang Pasuruan selama tahun 2010 hingga tahun 2012 kepada 35 debitur diperoleh data sebagai berikut :

Tabel 4.3 Jaminan dalam Pengajuan Kredit pada Bank Jatim Cabang Pasuruan Tahun 2010 – 2012

Debitur Jaminan (Rp) Jenis Jaminan

1 45.779.748 Sertifikat tanah

2 31.562.300 Kendaraan

3 42.000.000 Sertifikat tanah

4 73.850.000 Sertifikat rumah

5 19.189.333 Kendaraan

6 88.312.000 Sertifikat rumah

7 97.843.667 Kendaraan

8 186.487.560 Sertifikat tanah

9 48.720.000 Kendaraan

10 93.555.000 Sertifikat tanah

11 102.305.000 Sertifikat tanah

12 30.976.000 Kendaraan

13 4.500.000 Kendaraan

14 55.020.000 Sertifikat tanah

15 147.692.533 Sertifikat tanah

16 58.820.000 Kendaraan

17 94.710.000 Sertifikat tanah

18 82.775.000 Sertifikat tanah

19 18.672.500 Kendaraan

20 49.980.000 Sertifikat tanah

21 36.400.000 Sertifikat tanah

22 39.410.000 Sertifikat tanah

23 101.048.500 Sertifikat tanah 24 104.440.000 Sertifikat tanah

25 97.600.000 Sertifikat tanah

26 41.460.000 Sertifikat tanah

27 68.040.000 Sertifikat rumah

28 33.635.000 Kendaraan

29 92.400.000 Sertifikat rumah

30 54.262.000 Kendaraan

31 97.412.000 Sertifikat rumah

32 13.860.000 Kendaraan

33 58.450.000 Sertifikat tanah

34 60.401.075 Sertifikat rumah

35 44.296.606 Sertifikat rumah


(57)

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jaminan yang diberikan oleh 35 debitur untuk mengajukan kredit sebagian besar berkisar antara Rp. 30.000.000,- hingga Rp. 100.000.000,- , akan tetapi juga terdapat 5 debitur yang memberikan jaminan kredit yang lebih dari Rp. 100.000.000,- dan ada pula 4 debitur yang memberikan jaminan kredit dibawah sebesar Rp. 30.000.000,-. Besar jaminan yang dikeluarkan oleh debitur tersebut akan mempengaruhi besar kecilnya kredit yang dikeluarkan oleh Bank karena jaminan digunakan sebagai pengaman apabila kredit mengalami kegagalan.

4.2. Analisis Hasil Pengolahan Data

4.2.1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak. penelitian ini mengunakan uji normalitas metode Kolmogorov Smirnov. Berdasarkan pengolahan data SPSS 21.0 maka diperoleh :

Tabel 4.4 Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Residual

Kolmogorof- Smirnov 0.735

Nilai Signifikansi (2-tailed) 0.653

Sumber : Lampiran 4.4

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai signifikansi dua arah dari residual data lebih dari alpha (0.05), sehingga dapat disimpulkan dengan


(58)

Uji Kolmogorov-Smirnov menunjukkan residual data telah tersebar normal. Dengan demikian asumsi normalitas terpenuhi.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1. Hasil Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas pada penelitian ini digunakan untuk mendeteksi adanya gejala multikolinieritas dalam pengujian hubungan antar variabel bebas. Hal ini tampak pada nilai Varian Inflation Factor (VIF) untuk setiap variabel bebas. Jika nilai VIF kurang dari 10 maka menunjukkan antar variabel bebas tidak saling berkorelasi atau saling bebas.

Tabel 4.5 Uji Multikolinieritas

Variabel Bebas (X) VIF Kesimpulan

Pendapatan (X1) 1.217 Non Multikolinieritas Jaminan (X2) 1.217 Non Multikolinieritas

Sumber : Lampiran 4.5

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS 21.0 menunjukkan bahwa nilai Varian Inflation Factor (VIF) dari semua variabel bebas meliputi Pendapatan (X1) dan Jaminan (X2) kurang dari 10, sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat korelasi antar variabel bebas X1 dan X2. Dengan demikian asumsi multikolinieritas terpenuhi.


(59)

4.2.2.2. Hasil Uji Autokorelasi

Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya ( t-1 ). Masalah ini timbul karena residual tidak bebas dari satu observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data time series. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala autokorelasi maka perlu dilihat kriteria Durbin-Watson sebagai berikut :

Tabel 4.6 Uji Autokorelasi

Variabel Bebas (X) Durbin-Watson

X1, X2 1.729

Sumber : Lampiran 4.6

Dari tabel Durbin Watson diperoleh bahwa dL = 1.343 dan dU = 1.584. Karena statistik Durbin Watson (d) = 1.729 > dU dan kurang dari 4-dU sehingga dapat disimpulkan bahwa residual saling bebas dan asumsi autokorelasi terpenuhi.

4.2.2.3. Hasil Uji Heterokedastisitas

Heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Dengan menggunakan Rank Spearman maka didapatkan hasil sebagai berikut :


(60)

Tabel 4.7 Uji Heterokedastisitas menggunakan Rank Spearman

X1 X2

Residual

Koefisien korelasi -0.043 -0.112 Nilai Signifikansi (2-tailed) 0.808 0.522

Sumber : Lampiran 4.7

Hasil analisis menggunakan SPSS 21.0 menunjukkan bahwa nilai signifikansi 2 arah dari korelasi antara residual dengan dua variabel X1 dan X2 adalah lebih dari alpha (0.05) , sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada model regresi. Dengan demikian asumsi heterokedastisitas terpenuhi.

4.2.3. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi ini dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh antara variabel bebas yang terdiri dari Pendapatan (X1) dan Jaminan (X2) terhadap variabel respon yaitu Pemberian Kredit (Y). Berikut adalah hasil analisis menggunakan SPSS 21.0 :

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

u

Sumber : Lampiran 4.8

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

(Constant) -6141331.744 7231305.646 -.849 .402

X1 2.491 .348 .445 7.157 .000


(61)

Berdasarkan hasil ana`lisis menggunakan SPSS 21.0 di atas, maka dapat dibentuk persamaan regresi sebagai berikut:

Y = -6141331.744 + 2.491 X1 + 1.126 X2

Dari persamaan regresi yang telah dibentuk, maka dapat diperoleh informasi bahwa :

1. Konstanta (a) sebesar -6141331.744

Nilai koefisien β0 sebesar -6141331.744 menunjukkan bahwa apabila variabel Pendapatan (X1) dan Jaminan (X2) bernilai konstan maka besarnya nilai keputusan pemberian kredit yaitu -6141331.744 satuan.

2. Koefisien regresi linier berganda a. Untuk koefisien β1 = 2.491

Nilai koefisien β1 sebesar 2.491 nilai β1 yang positif menunjukan adanya hubungan yang searah antara keputusan pemberian kredit (Y) dengan nilai pendapatan (X1) yang artinya jika nilai pendapatan (X1) naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai keputusan pemberian kredit (Y) akan naik sebesar 2.491 satuan dengan asumsi bahwa variabel bebas lainnya bersifat konstan.

b. Untuk koefisien β2 = 1.126

Nilai koefisien β2 sebesar 1.126 nilai β2 yang positif menunjukan adanya hubungan yang searah antara nilai jaminan (Y) dengan nilai jaminan (X2) yang artinya jika nilai jaminan kredit (X2) naik sebesar satu satuan, maka besarnya nilai keputusan pemberian kredit (Y) juga akan naik sebesar 1.126 satuan dengan asumsi bahwa


(62)

4.2.4. Uji F

Uji F digunakan untuk menguji cocok atau tidaknya model regeresi yang dihasilkan untuk mengetahui pengaruh X1 (pendapatan) dan X2 (jaminan) terhadap Y (pemberian kredit). Hasil pengujian menggunakan SPSS 21.0 maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.9 Hasil Analisis Uji F

Model F Signifikansi

X1, X2 141.254 0.000

Sumber : Lampiran 4.9

Berdasarkan Tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0.000 kurang dari alpha (0.05) maka H0 ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang digunakan dalam penelitian ini telah cocok untuk menguji hipotesis yang diajukan. Selain itu dapat diketahui pula secara bersama-sama variabel Pendapatan ( X1 ) dan Jaminan ( X2 ) berpengaruh terhadap variabel Pemberian kredit ( Y ) pada Bank Jatim Cabang Pasuruan.

Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R square / R2) Model Summary

Model R square

1 0.898

Sumber : Lampiran 4.10

Berdasarkan hasil pengujian menggunakan SPSS 21.0 juga dapat diketahui bahwa besar koefisien determinasi (R2) yang dihasilkan model adalah sebesar 0.898. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Pendapatan


(63)

(X1) dan Jaminan ( X2 ) dalam model mampu menjelaskan variabel Pemberian Kredit ( Y ) sebesar 89.8% dan sisanya 10.2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

4.2.5. Uji t

Pengujian secara parsial bertujuan untuk mengetahui apakah secara parsial variabel Pendapatan X1 dan Jaminan X2 berpengaruh terhadap variabel Pemberiam Kredit Y . Dengan hipotesis pengujian adalah:

1. H0 : 1 = 0 (variabel X1 tidak berpengaruh terhadap variabel respon) H1 : 1  0 (variabel X1 berpengaruh terhadap variabel respon) 2. H0 : 2 = 0 (variabel X2 tidak berpengaruh terhadap variabel respon)

H1 : 2  0 (variabel X2 berpengaruh terhadap variabel respon)

Hasil pengujian menggunakan SPSS 21.0 maka diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 4.11 Hasil Analisis Uji t

Sumber : Lampiran 4.11

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dapat diperoleh informasi bahwa :

Model Unstandardized Coefficients T Sig.

Correlation (Partial)

B Std. Error

(Constant) -6141331.744 7231305.646 -.849 .402

Pendapatan 2.491 .348 7.157 .000 .785


(64)

1. Interpretasi untuk β1

Dari hasil analisis diperoleh nilai signifikansi untuk β1 adalah sebesar 0.000 kurang dari alpha (0.05), sehingga H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Pendapatan X1 berpengaruh terhadap Pemberian kredit Y.

Nilai R2 untuk variabel X1 sebesar (0.785)2 = 0.616 yang menunjukkan bahwa kontribusi parsial yang diberikan variabel Pendapatan X1 terhadap model adalah sebesar 61.6%, sedangkan sisanya 38.4% diperoleh dari variabel lain.

2. Interpretasi untuk β2

Dari hasil analisis diperoleh nilai signifikansi untuk β2 adalah sebesar 0.000 kurang dari alpha (0.05), sehingga H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa secara parsial variabel Jaminan X2 berpengaruh terhadap Pemberian Kredit Y. Nilai jaminan kredit berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit oleh debitur kepada Bank baik, jadi nilai jaminan kredit berpengaruh terhadap keputusan pengambilan kredit.

Nilai R2 untuk variabel X2 sebesar (0.885)2 = 0.783 yang menunjukkan bahwa kontribusi parsial yang diberikan variabel Jaminan X2 terhadap model adalah sebesar 78.3%, sedangkan sisanya 21.7% diperoleh dari variabel lain.


(65)

4. 3Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini telah cocok untuk menguji hipotesis yang diajukan dan kedua variabel independen mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pemberian kredit di Bank Jatim Cabang Pasuruan. Hal ini ditunjukan variabel Pendapatan dan Jaminan sebesar 89.8% dan sisanya 10.2% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini.

Berdasarkan hasil uji t, kedua variabel mempunyai pengaruh yaitu variabel Pendapatan dan Jaminan terhadap Keputusan Pemberian Kredit di Bank Jatim Cabang Pasuruan, hal ini ditunjukan dengan tingkat signifikasi sebesar 0.000 untuk variabel Pendapatan (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Keputusan Pemberian Kredit. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian Jandry R. Merung (2013) yang menyebutkan bahwa penghasilan nasabah tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pemberian kredit. Interpretasinya bahwa, dalam memberikan pinjaman/kredit penghasilan nasabah merupakan salah satu faktor yang penting digunakan sebagai pertimbangan oleh pihak bank. Jika debitur ingin melakukan kredit maka bank akan melihat dari besar kecilnya penghasilan nasabah dengan jumlah permohonan kredit sehingga bank dapat merealisasikan atau tidak kredit yang diajukan.


(66)

ini sama dengan penelitian Windy Putri Andini (2010) yang menyebutkan colleteral (jaminan) berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit dan Moch Adam Sudharta (2010) yang menyebutkan jaminan kredit memberikan kontribusi dalam keputusan pemberian kredit. Interprestasinya bahwa, jaminan yang diberikan oleh debitur baik bersifat fisik maupun non fisik yaitu seperti kepemilikan harta (rumah, tanah, dan kendaraan) dijaminankan untuk menanggung pembayaran kredit macet. Calon debitur umumnya wajib menyediakan jaminan berupa agunan yang berkualitas tinggi dan mudah dicairkan yang nilainya minimal sebesar jumlah kredit atau pembiayaan yang diberikan kepada bank. Jaminan yang diberikan akan digunakan oleh pihak bank apabila nasabah tidak dapat membayar pinjamannya pada waktu yang telah ditentukan.

4.4Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu

Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu terletak pada variabel, obyek, metode, dan hasil penelitian itu sendiri. Berikut ini rangkuman perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian terdahulu :


(67)

Tabel 4.12 Perbedaan Penelitian Sekarang dengan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Kesimpulan

1. Jandry R. Merung

(2013)

Faktor – faktor yang

Mempengaruhi

Kebijakan Pemberian

Kredit Pensiunan

Nasional Tbk.

1. Secara bersama dana bank,

penghasilan nasabah, dan suku

bunga berpengaruh signifikan

terhadap pemberian kredit

pensiunan.

2. Dana bank berpengaruh signifikan

terhadap variabel pemberian kredit pensiunan.

3. Penghasilan nasabah tidak

berpengaruh signifikan terhadap

variabel pemberian kredit

pensiunan.

4. Suku bunga tidak berpengaruh

signifikan terhadap variabel

pemberian kredit pensiunan.

2. Windy Putri

Andini (2010)

Analisis Pelaksanaan

Pemberian Kredit Dan konsumtif Bank Rakyat Indonesia Tbk Kantor Pusat Palembang

Dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa efektifitas pemberian kredit konsumtif oleh Bank Rakyat Indonesia

atau dapat dikatakan Character,

Capacity, Capital, Colleteral, dan

Condition berpengaruh terhadap

efektivitas pelaksanaan pemberian

kredit konsumtif oleh Bank Rakyat Indonesia di kantor pusat Palembang.

3. Moch Adam

Sudharta (2010)

Pengaruh Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit

Terhadap Keputusan

Pemberian Kredit

Investasi Di PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.

a. Secara simultan laba usaha dan

jaminan kredit hanya memberikan pengaruh sebesar 61,6% terhadap keputusan pemberian kredit pada BRI Kantor cabang Sidoarjo yang

ditunjukan dengan R2 sebesar

0,616.

b. Sedangkan secara parsial laba

usaha tidak berpengaruh signifikan

namun nilai jaminan kredit

memberikan kontribusi dalam

keputusan pemberian kredit

investasi.

4. Anak Agung Gde

Rezha Grawitha (2014)

Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi

Kebijakan Keputusan

Pemberian Kredit di

Bank Jatim Cabang

Pasuruan

Pendapatan ( X1 )dan Jaminan ( X2 )

berpengaruh terhadap Pemberian

kredit ( Y ) pada Bank Jatim Cabang Pasuruan.


(68)

(69)

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakah Pendapatan dan Jaminan dapat mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit pada Bank Jatim cabang Pasuruan periode 2010 - 2012. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pendapatan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit di Bank Jatim cabang Pasuruan periode 2010 - 2012. Hal tersebut menunjukan bahwa, hipotesis peneliti terbukti kebenarannya.

2. Jaminan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit di Bank Jatim Cabang Pasuruan periode 2010 - 2012. Hal tersebut menunjukan bahwa, hipotesis peneliti terbukti kebenarannya.

3. Secara bersama – sama Pendapatan dan Jaminan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit di Bank Jatim Cabang Pasuruan periode 2010 – 2012. Hal tersebut menunjukan bahwa hipotesis peneliti terbukti kebenarannya.


(1)

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris apakah Pendapatan dan Jaminan dapat mempengaruhi Keputusan Pemberian Kredit pada Bank Jatim cabang Pasuruan periode 2010 - 2012. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Pendapatan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit di Bank Jatim cabang Pasuruan periode 2010 - 2012. Hal tersebut menunjukan bahwa, hipotesis peneliti terbukti kebenarannya.

2. Jaminan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit di Bank Jatim Cabang Pasuruan periode 2010 - 2012. Hal tersebut menunjukan bahwa, hipotesis peneliti terbukti kebenarannya.

3. Secara bersama – sama Pendapatan dan Jaminan berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit di Bank Jatim Cabang Pasuruan periode


(2)

59

5.2 Saran

Dari hasil pembahasan, maka saran yang dapat disampaikan oleh peneliti yang berkaitan dengan penelitian ini, sebagai berikut:

a. Bagi perusahaan (Bank Jatim)

Bagi Bank Jatim untuk tetap memperhatikan faktor kondisi calon peminjam umumnya dikategori berdasarkan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition). Selain itu, bank harus melakukan analisis terhadap kemampuan debitur untuk membayar kembali kewajibannya. Setelah kredit diberikan, bank wajib melakukan pemantauan terhadap penggunaan kredit serta kemampuan dan kepatuhan debitur dalam memenuhi kewajibannya. Bank melakukan peninjauan, penilaian dan pengikatan terhadap terhadap agunan untuk memperkecil resiko kredit.

b. Bagi Penelitian yang lain

Disarankan dapat menjadi acuan dan masukan untuk peneliti lebih lanjut dengan variabel – variabel bebas lain yang memiliki pengaruh terhadap pemberian kredit investasi dan menjadi bahan studi yang berguna untuk menambah pengetahuan dan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.


(3)

5.3. Keterbatasan dan Implikasi Penelitian

5.3.1. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan – keterbatasan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Obyek penelitian yang hanya menggunakan satu cabang dari salah satu perusahaan perbankan, sehingga hasil penelitian ini belum tentu dapat digeneralisasikan untuk perusahaan – perusahaan perbankan yang lain.

2. Adanya berbagai kebijakan pemerintah yang baru tentang penyaluran kredit kepada Usaha Kecil dan Menengah, khususnya yang berkaitan dengan penyaluran kredit yang tanpa jaminan, dapat mempengaruhi hasil penelitian apabila dilakukan pada tahun pengamatan yang berbeda.

5.3.2. Implikasi Penelitian

Dari hasil pengujian hipotesis serta keterbatasan – keterbatasan yang dimiliki maka implikasi dari penelitian ini adalah sebagai berikut dengan ditemukannya pengaruh pendapatan dan jaminan terhadap keputusan pemberian kredit pada Bank Jatim Cabang Pasuruan, hal tersebut menunjukan bahwa kedua faktor diatas merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan khususnya bagi para karyawan bagian kredit. Namun selain


(4)

61

kriteria peminjaman kredit 5C yang terdiri atas Character, Capacity, Capital, Collateral, dan Condition terpenuhi secara keseluruhan.

Untuk penelitian selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan tema sejenis atau meneliti mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi perubahan yang terjadi pada pemberian kredit, maka diharapkan untuk dapat memperbanyak jumlah sampel dengan cara menambah jumlah maupun kriteria debitur yang diteliti sehingga hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih kuat serta dapat digeneralisasikan dengan menambah jumlah faktor yang diteliti, juga periode pengamatan yang diamati hendaknya juga diperpanjang.


(5)

DAFTAR PUSTAKA Buku Teks:

Anonim, 2011, Pedoman Penelitian dan Skripsi Jurusan Akuntansi. Fakultas

Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Budi, Untung, 2000, Kredit Perbankan Indonesia, Yogyakarta : Penerbit Andi, Dendawijaya, Lukman.

Ghozali, Imam, 2009, Analisis Multivariate dengan program SPSS, Edisi ke Empat, Semarang: Universitas Diponegoro.

Kasmir, 2001, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

Muljono, T. Pudjo, 1990, Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersil, Penerbit BPFE Yogyakarta.

Nazir, 1999, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia PSAK No. 31 Tahun 2007, Tentang Perbankan

Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 1996. Makro Ekonomi. Edisi ke- 17. Cetakan ketiga. Jakarta: Erlangga.

Santosa, P.B dan Ashari, 2005, Analisis Statistik dengan MS. Excel dan SPSS,

Penerbit Andi, Yogyakarta.

Santoso, Singgih, 2004, Statistik Parametrik, Penerbit Elek Media Komputindo. Singian, Sondang P, 1987, Personnel Management, Penerbit Gunung Agung Sinungan, Muchdarsyah, 1997, Manajemen Dana Bank, Penerbit Bina Aksara. Soemarso, 2002, Akuntansi Suatu Pemgantar, Penerbit Salemba Empat


(6)

Umar, Husein, 2004, Research Method in Finance Banking. Jakarta : PT. Raja Grafindo.

Undang – Undang No. 14 Tahun 1967, Tentang Perbankan

Undang – Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992, Tentang Perbankan

Supranto, 2000, Objek Penelitian hal: 21 Jurnal:

Merung, Jandry R, 2013, Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Kredit

Pensiunan Pada PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk.

Universitas Sam Ratulangi Menado.

Putriandini, Windy, 2010, Analisis Pelaksanaan Pemberian Kredit Konsumtif Bank Rakyat Indonesia Tbk Kantor Pusat Palembang. STIE MDP Palembang.

Skripsi :

Mardikawati, Charisma, 2006, Pengaruh Pertambahan Dana, dan Alokasi Dana, Serta Realisasi Pendapatan Anggota Tehadap Keputusan Pemberian Kredit Simpan Pinjam Pada Koperasi Pegawai Negri “Beringin” di Tuban. FE UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Sudharta, 2010. Pengaruh Laba Usaha dan Nilai Jaminan Kredit Terhadap Keputusan Pemberian Kredit Investasi di PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk, Cabang Sidoarjo. Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”