Pengaruh Social Consumption Motivation Dan Materialisme Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mobil Suzuki New Swift Bandung

(1)

PENGARUH SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION DAN

MATERIALISME TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA MOBIL SUZUKI NEW SWIFT BANDUNG

The Influence Social Consumtion, Materialism and On Purchasing

on Cars Suzuki New Swift Bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Manajemen

Oleh : Siti Ulfah 21210041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2015


(2)

ABSTRAK

HUBUNGAN SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION DAN MATERIALISM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL NEW

SWIFT BANDUNG

(Survey Pada PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung) Oleh

Siti Ulfah 21210041

Skripsi ini dibawah bimbingan : Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si

Pemasaran berkembang dengan pesat dan memahami perilaku konsumen menjadi salah satu strategi dalam keberhasilan memasarkan produk. Konsumen merupakan kajian yang luas dan tidak akan habis-habisnya untuk diteliti. Dari pemasaran, konsumen merupakan subyek yang layak dipenuhi kebutuhannya. Berdasarkan survey awal penulis mendapatkan permasalahan yang terdapat di lokasi penelitian mengenai perilaku konsumen melalui perilaku pembelian terhadap proses keputusan pembelian. Dalam penelitian ini mengambil sampel 95 orang yang merupakan konsumen PT.Sentosa Jaya Sentosa, melalui kuesioner yang meminta tanggapan respon atas Hubungan Social Consumption Motivation dan Materialism terhadap Kpeutusan Pembelian. Kuesioner sebelumnya telah dilakukan validitas dan reabilitas untuk mendapatkan kuesioner yang baik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verivikatif, sedangkan teknik sedangkan Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampling secara acak terhadap konsumen PT. NJS Bandung Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakant-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikan lima persen.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa Social Consumption Motivationdan Materialism berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian secara simultan maupun parsial.

Kata kunci : Social Consumption Motivation, Materialism, Keputusan Pembelian.


(3)

ABSTRACT

RELATIONSHIP OF SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION AND CAR BUYING DECISION AGAINST MATERIALISM

NEW SWIFT BANDUNG

(Survey On PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung)

by

Siti Ulfah 21210041

This thesis is under guidance

Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si

Marketing is growing rapidly and understand consumer behavior become one of the successful strategies in marketing the product. Consumer is a broad study and will not be inexhaustible for examination. Of marketing, consumers are eligible subjects met their needs. Based on the initial survey authors found a problem that is on site research on consumer behavior through purchasing behavior towards the purchase decision process. In this study took a sample of 95 people who are consumers PT.Sentosa Jaya Sentosa, through a questionnaire which asks for feedback response to the Social Relations

The method used in this research is descriptive method Verivikatif, while the technique while sampling technique used in this study was a random sampling, the sampling randomly to consumers PT.NJS Bandung analysis technique used is multiple regression with least squares equation and hypothesis testing menggunakant-statistic for testing the partial regression coefficient and f-statistic to examine the effect together with a significant level of five percent.

Based on research by stating that the Social Consumption Materialism Motivationdan significantly influence purchasing decisions simultaneously or partially.


(4)

ARTIKEL

Pemasaran berkembang dengan pesat dan memahami perilaku konsumen menjadi salah satu strategi dalam keberhasilan memasarkan produk. Konsumen merupakan kajian yang luas dan tidak akan habis-habisnya untuk diteliti. Dari pemasaran, konsumen merupakan subyek yang layak dipenuhi kebutuhannya.

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut terefleksikan melalui perilaku pembelian terhadap produk, yang sebelumnya didahului dengan proses pengambilan keputusan. Perilaku konsumen bermakna bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku yang diperhatikan konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan mengabaikan produk, jasa, atau ide yang diharapkan dapat memuaskan konsumen untuk dapat memuaskan kebutuhannya dengan mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan.

Dengan demikian konsumen akan mengembangkan sejumlah alternatif untuk sampai kepada keputusan membeli atau tidak membeli suatu produk atau jasa. Banyak faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen antara lain faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.

PT.Nusantara Jaya Sentosa atau sering disebut PT.NJS berkantor pusat di jalan Soekarno Hatta No.289 Bandung dengan kode pos 40234. PT NJS diresmikan oleh gubernur kepala daerah Tingkat 1 jabar yang bernama Bapak Ir.Soehoed W.P

PT.NJS merupakan Main Dealer atau dealer utama Suzuki untuk wilayah bandung dan priangan timur yang mencakup penjualan unit mobil, spare part dan bengkel PT.NJS didirikan pada tanggal 15 juli 1985. PT.NJS mendapat pasokan barang baik berupa jenis kendaraan atau suku cadang Suzuki dari PT.Indo Mobil Niaga Internasional.

Gaya hidup merupakan salah satu indikator dari faktor pribadi yang turut berpengaruh terhadap perilaku konsumen. Jika diartikan gaya hidup merupakan pola hidup di dunia yang diekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang. Gaya hidup menggambarkan seseorang secara keseluruhan yang berinteraksi dengan lingkungan dan pertimbangan utama namun prestise,kenyaman,dan penerimaan lingkungan menjadi pendorong kuat dalam pertimbangan pembelian.

Berikut adalah Data penjualan mobil jenis city car di PT.Sentosa Jaya Sentosa.

1.1.1 Identifikasi Masalah

Bersadarkan dengan uraian latar belakang di atas, penulis menemukan beberapa fenomena yang terjadi di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung, anatara lain :

1. Kurangnya perhatian tehadap social consumption motavtion pada konsumen di PT.NJS, khususnya informasi mengenai produk mobil


(5)

2. Kurangnya perhatian terhadap materialism pada konsumen di PT.NJS, khususnya pada mobil yang dimiliki.

3. Kurangnya perhatian terhadap keputusan pembelian konsumen pada mobil di PT.NJS karena lebih memilih mobil dari mereka lain.

1.2.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaiman Social Consumption Motivation menurut konsumen mobil yang ada di PT.NJS Bandung.

2. Bagaimana Materialism menurut konsumen pada mobil Suzuki di PT.NJS Bandung.

3. Bagaimana Keputusan pembelian menurut konsumen pada mobil di PT.NJS Bandung.

4. Bagaiman social consumption motivation dan materialism dalam proses keputusan pembelian mobil menurut konsumen PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung baik secara parsial amaupun simultan.

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.2.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui social consumption motivation, matrealism dalam keputusan pembelian mobil suzuki swift di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui tanggapan konsumen mengenai social consumption motivation pada mobil suzuki new swift di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung

2. Untuk mengetahui materialism menurut konsumen pada mobil suzuki new swift di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung

3. Untuk mengetahui Keputusan Pembelian mobil suzuki new swift menurut konsumen di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung.

4. Untuk menganalisis social consumption motivation dan materialism dalam proses keputusan pembelian mobil menurut konsumen PT. Nusantara Jaya Sentosa Bandung baik secara parsial amaupun simultan.


(6)

Pengertian Social Consumption Motivation

Kegiatan konsumsi yang dilakukan oleh seseorang secara langsung banyak berkaitan dengan tujuan standar hidup (gaya hidup) yang ingin dicapai. Tujuan standar hidup (gaya hidup) adalah tujuan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar yang memperoleh kepuasan dan mendapatkan kesenangan dari menggunakan barang (Goodwin et al, 2005). Salah satu kepuasan dan kesenangan yang diperoleh dari menggunakan suatu barang adalah status sosial yang akan diberikan oleh barang tersebut. Schoenbachler et al, (1995) mengatakan bahwa barang dapat menjadi simbol dari status konsumsi seseorang.

Fitzmaurice dan Comegys (2006) mengutip penelitian Eastman, Goldsmith, dan Flynn yang menunjukkan bahwa status konsumsi adalah suatu proses yang disebabkan oleh usaha individu untuk memperbaiki status sosialnya dengan terus mengkonsumsi secara berlebihan produk yang dapat memberikan dan menggambarkan status seseorang dan lingkungan disekitamya kepada orang lain.

Ada lima item yang dapat digunakan untuk mengukur status konsumsi seseorang (Fitzmaurice dan Comegys, 2006), seperti membeli sebuah produk hanya karena status produk, tertarik pada status dari suatu produk, status dari sebuah produk tidak ada hubungannya dengan saya, saya akan membayar lebih untuk sebuah produk jika memiliki suatu status, dan sebuah produk bernilai bagi saya jika mempunyai status. Kelima item ini menunjukkan hubungan yang signifikan dengan pembelian pada status dari suatu merek terhadap beberapa kategori produk tertentu.

2.1.1.2 Indikator Social Consumption Motivation

Indikator dari Social consumption motivation adalah suatu proses yang disebabkan oleh usaha individu untuk memperbaiki status sosialnya dengan terus mengkonsumsi secara berlebihan produk yang dapat memberikan dan menggambarkan status seseorang dan lingkungan disekitamya kepada orang lain Fitzmaurice dan Comegys (2006).

1. Standar hidup

- Kebutuhan dasar dalam memperoleh keuasan - Kesenangan dari menggunakan barang - Simbol dari status konsumsi seseorang 2. Status sosial

- Membeli sebuah produk hanya karena status produk - Tertarik pada status dari sebuah produk

- Status sebuah produk tidak ada hubungannya dengan saya

- Saya akan membeyar lebih untuk sebuah produk jika memiliki suatu status


(7)

- Sebuah produk bernilai bagi saya jika mempunyai status 3. Status konsumsi

- Usaha individu untuk memperbaiki status sosialnya - Menggambarkan status seseorang dilingkungan sekitarnya

Dari pendapat diatas, terlihat indikator dari Social consumption motivation jika diperhatikan dengan baik oleh perusahaan, maka akan melihat bagaiaman perilaku konsumen terhadap sautu barang.

Pengertian Materialisme

Salah satu komponen konsep diri yang penting adalah hubungan seseorang dengan dunia material. Peneliti melihat perbedaan individu berkaitan dengan bagaimana konsumen menilai kepemilikan mereka. Tendensi untuk mencapai kebahagiaan melalui kepemilikan benda tertentu disebut materialisme (Mowen dan Minor, 2002: 280)

Para peneliti menemukkan ciri orang yang dapat di kategorikan materialistik yaitu: (1) Orang yang mengutamakan menghargai dan memamerkan kepemilikan, (2) umumnya mereka egois dan terpusat pada diri sendiri, (3) mereka mencari gaya hidup yang penuh dengan kepemilikan, contohnya: mereka menginginkan untuk mempunyai tidak hanya ”sesuatu”, tetapi lebih dari sebuah gaya hidup yang biasa dan sederhana, (4) yang mereka miliki sekarang tidak dapat memberikan kepuasan yaitu seseorang yang selalu mengharapkan kepemilikan yang lebih tinggi agar mendapatkan kebahagian yang lebih besar (Schiffman dan Kanuk, 2007: 129). Konsumen dengan nilai materialistik yang tinggi sangat didorong untuk mengkonsumsi lebih banyak dari konsumen lainnya (Wong, 1997 dalam Phau, 2009).

Materialisme mengacu pada orientasi konsumsi berbasis pencapaian kebahagiaan (Inglehart, 1981 dalam Hung, dkk, 2007). Pada suatu kondisi, harta diasumsikan menjadi posisi sentral dalam kehidupan seorang, dan merupakan sumber kepuasan dan ketidakpuasan (Belk, 1984 dalam Hung, dkk, 2007). Menurut Richin dan Dawson (1994 dalam Schiffman dan Kanuk, 2007:192), materialisme dibagi menjadi tiga dimensi yaitu: Dimensi pentingnya harta dalam hidup seseorang (acquisition centrallity) bertujuan untuk mengukur derajat keyakinan seseorang yang menganggap bahwa harta dan kepemilikan sangat penting dalam kehidupan seseorang. Dimensi kepemilikian merupakan ukuran kesuksesan hidup (possession defined success) untuk mengukur keyakinan seseorang tentang kesuksesan berdasarkan pada jumlah dan kualitas kepemilikanya, sedangkan dimensi kepemilikan dan harta benda merupakan sumber kebahagian (acquisition as the pursuit of happiness) untuk mengukur keyakinan apakah seseorang memandang kepemilikan dan harta merupakan hal yang penting untuk


(8)

kesejahteraan dan kebahagiaan dalam hidup. Skala materialisme Richin dan Dawson ini telah diadopsi oleh beberapa peneliti sebelumnya seperti Wong (1997), Mick (1997), Evrardand Boff (1998), Burroughs dan Rindfleisch (2002), Shrum, Burroughs dan Rindfleisch (2003) dan telah diaplikasikan dibeberapa negara seperti Selandia Baru (Watson, 1998), Brazil, (Evard dan Boff, 1998), China (Eastman et al., 1997; Sirgy et al., 1998; Zhou, Xue, dan Zhou, 2002), Mexico (Eastman et al., 1997), Turkey, Canada, dan Australia (Sirgy et al., 1998). Materialisme secara positif berpengaruh terhadap perilaku pembelian kompulsif (Roberts, 2001; Dittmar, 2005 dalam Xu, 2008). Konsep nilai materialisme dan pembelian kompulsif perlu dipelajari karena menimbulkan berbagai konsekuensi negatif terhadap kesejahteraan psikologis (well-being) individu seperti: menurunnya tingkat kepuasan hidup (Richins dan Dawson, 1992 dalam Burroughs dan Rindfleisch, 2002), menurunnya tingkat kebahagiaan (Belk,1985 dalam Burroughs dalam Rindfleisch, 2002), serta meningkatnya tingkat depresi (Kasser dan Ryan, 1993 dalam Burroughs dan Rindfleisch, 2002). Berbagai konsekuensi negatif tersebut tentunya tidak berkesesuaian dengan tujuan awal dari individu dalam mengejar materi yakni sebagai cara untuk menunjukkan keberhasilan mereka dalam hidup, mencari kebahagiaan dan meraih apa yang disebut sebagai "good life". Materialisme juga dapat mempengaruhi perilaku konsumsi konsumen, penggunaan kartu kredit dan berhutang. Seseorang dengan derajat materalisme yang tinggi akan diikuti pula oleh pengeluaran dan keinginan berhutang yang tinggi (Watson, 1998 dalam Yang, 2006) Beberapa penelitian sebelumnya menemukan bahwa seseorang yang materialistis cenderung untuk menjadi pembeli yang kompulsif (Dittmar, 1996; Mowen dan Spears, 1999;O’Guinn dan Faber, 1989; Yurchisin dan Johnson, 2004 dalam Johnson dan Attman, 2009). Sebagai tambahan, para peneliti juga menemukan bahwa seseorang yang materialis memiliki keterlibatan yang tinggi pada produk pakaian (Browne dan Kaldenberg, 1997; Yurchisin dan Johnson, 2004 dalam Johnson dan Attman, 2009). Oleh karenanya, sangatlah beralasan bahwa seseorang dengan nilai materialistik yang tinggi akan memiliki tingkat pembelian kompulsif pakaian yang tinggi. Konsumen dengan tendensi materialistik yang kuat akan menggunakan fashion untuk membuat suatu kesan, hal ini akan lebih mengarah pada keterlibatan yang lebih tinggi. Semakin seseorang menganggap suatu kepemilikan sebagai suatu yang berharga maka orang tersebut semakin materialistik, demikian juga sebaliknya (Browne dan Kaldenberg, 1997 dalam O’Cass, 2004).

Materialism merupakan suatu nilai yang menggambarkan pedoman individu mengenai peranan dari kepemilikan barang yang perlu dimainkan dalam kehidupan (dalam jurnal ISSN :225-7826 2013/Richins, 1994). Materialism dipandang sebagai kepentingan seseorang yang diletakkan pada kepemilikan


(9)

barang duniawi. Kepemilikan barang diasumsikan sebagai pusat dalam kehidttpan seseorang yang mungkin akan dapat menimbulkan perasaan puas dan tldak puas terhadap standar hidupnya (Belk, 1985).

2.1.3 Indikator Materialism 1. Sukses

- Perasaan yang menganggap diri telah berbuat baik - Perasaan sukses dengan barang yang dimiliki

- Perasaan ingin mengesankan orang lain dengan barang yang dimiliki - Perasaan mengagumi orang atas barang yang dimilikinya

- Prestasi yang terpenting dalam hidup

- Perhatian terhadap barang-barang-barang yang dimiliki orang lain 2. Sentralitas

- Perasaan menikmati kegiatan belanja - Perasaan berusaha menjaga gaya hidup - Perasaan senang dengan membeli barang - Membeli barang sesuai kebutuhan

- Perasaan menganggap penting barang yang dimiliki - Perasaan suka akan kemewahan

- Perhatian terhadap hal-hal yang bersifat materi 3. Kebahagiaan

- Perasaan bahagia sanggup membeli barang

- Perasaan menikmati hidup dengan barang yang dimilik - Perasaan resah

2.1.4 Keputusan Pembelian

Menurut Sutisna (2002;15) “Pengambilan keputusan oleh konsumen untuk melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan kebutuhan dan keinginan yang oleh Assael disebut need arousal”

Sedangkan menurut Schiffman dan Kanuk (2008:485), keputusan didefinisikan sebagai seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih. Jika seseorang mempunyai pilihan antara melakukan pembelian dan tidak melakukan pembelian, pilihan antara merek satu dengan merek yang lain, atau pilihan untuk menggunakan waktu mengerjakan A atau B, orang tersebut berada dalam posisi untuk mengambil keputusan.

Kotler (2000: 217) mengungkapkan keputusan Pembelian adalah keputusan yang diambil oleh pembeli sebenarnya dari sejumlah keputusan. Dimensi untuk mengukur keputusan pembelian yang diambil oleh konsumen antara lain:

1. Benefit Association, Kriteria benefit association menyatakan bahwa konsumen menemukan manfaat dari produk yang akan dibeli dan menghubungkannya dengan karakteristik merek.


(10)

2. Frekuensi pembelian, ketika konsumen membeli produk tertentu dan ia merasa puas dengan kinerja produk tersebut, maka ia akan sering membeli kembali produk tersebut kapanpun ia membutuhkannya.

Kotler (2006 : 35) mencatat terdapat beberapa tahapan dalam proses keputusan pembelian yang dilakukan pelanggan, yaitu:

Gambar 2.1. Proses keputusan Pembelaian Sumber : kotler (2006:35)

Proses keputusan pembelian : 1. Pengenalan kebutuhan

Tahap pertama proses keputusan pembeli, dimana konsumen menyadari suatu masalah atau kebutuhan

2. Pencarian informasi

Tahap proses keputusan pembeli diaman konsumen ingin mecari informasi lebih banyak, koseumen mungkin hanya memperbesar perhatian atau melakukan pencarian informasi secara aktif

3. Evaluasi alternatif

Tahap proses keputusan pembeli dimana konsumen menggunakan

informasi untuk mengevaluasi merek alternatif dalam sekelompok pilihan 4. Keputusan pembelian

Keputusan pembeli tentang mana merek yang akan dibeli 5. Perilaku pasca pembelian

Tahap proses keputusan pembeli diamana konsumen mengambil tinndakan selanjutnya setelah pembelian, berdasarkan kepuasan atau ketidakpuasan mereka.

1. Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian

Banyak faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membuat keputusan pembelian dan faktor-faktor tersebut berbeda-beda untuk masing-masing individu.

Berdasarkan Gambar 2.2 dapat dilihat bahwa dalam model pengambilan keputusan pembeliannya, menggambarkan bahwa keputusan konsumen dipengaruhi oleh pengaruh internal yaitu faktor psikologi yang

Pengenalan Kebutuhan

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Paska Pembelian


(11)

meliputi motivasi, persepsi, pengetahuan, kepribadian, dan sikap. Selain itu, keputusan konsumen juga dipengaruhi faktor ekternal yang terdiri dari usaha pemasaran perusahaan melalui produk, promosi, harga, dan saluran distribusi, serta lingkungan sosial budaya yang meliputi keluarga.

Definisi Sumarwan (2004;25) menyatakan peranan anggota keluarga dalam pengambilan keputusan pembelian antara lain :

1. Sebagai initiator, anggota keluarga yang memiliki ide atau gagasan untuk membeli atau mengkonsumsi suatu produk.

2. Sebagai influencer, para anggota keluarga yang memberikan pengaruh pada anggota keluarga lain untuk mengambil keputusan dalam pembelian atau tidak membeli suatu produk

3. Sebagai gate keeper, para anggota keluarga yang mengontrol arus informasi.

4. Sebagai decision , anggota keluaga yang menentukan membeli atau tidak suatu produk.

5. Sebagai buyer, anggota keluarga yang dengan nyata melakukan pembelian.

6. Sebagai preparer, anggota yang mengubah produk mentah menjadi bentuk yang bisa dikonsumsi.

7. Sebagai user, anggota keluarga yang menggunakan produk tersebut. 8. Sebagai maintancer, anggota keluarga yang merawat atau

memperbaiki produk.

9. sebagai organizer, anggota keluarga yang mengatur apakah produk tersebut bisa dimulai dipakai atau dibuang atau dihentikan.


(12)

DAFTAR PUSTAKA

Belk, Russell W. (1985), "Materialism: Trait Aspects of Living in The Material World", Journal of Consumer Research, 12(3), 265-280.

Burroughs, J. E., dan Aric Rindfleisch (2002), "Materialism and Well-Being:A Conflicting Values Perspective", Journal of Consumer Research, (29),348-370.

Schiffinan, Leon G., dan Leslie Lazar Kanuk (2006). Consumer Behavior, 9th ed., Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.

Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (2000), Consumer Behavior, 7th Ed., Pearson Prentice–Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (2007), Consumer Behavior, 9th Ed., Pearson Prentice–Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Idris, 2008. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif Dengan Program SPSS. Edisi Revisi ketiga. Magister Manajemen Universitas Negeri Padang. Bertrandias, L., dan Ronald, E. Goldsmith (2006), "Some Psychological

Motivations for Fashion Opinion Leadership and Fashion Opinion Seeking", Journal of Fashion Marketing and Management, 10( 1), 25-40. Browne, Beverly A., dan Dennis O. Kaldenberg (1997), "Conceptualizing

Self-Monitoring: Links to Materialism and Product Involvement", Journal of Consumer Marketing, 14 ( 1), 31 -44.

Assael, Henry, (1998), Consumer Behaviour and Marketing Action, Sixth Edition, International Thomson

Publishing.

Fitzmaurice, Julie, dan Charles Comegys (2006). "Materialism and Social Consumption", Journal of Marketing Theory and Practice, 14(4),287-299


(13)

John c mowen/michael minor 2002, Perilaku konsumen Jilid 1 edisi kelima, penerbit erlangga

Schiffman, Leon dan Leslie Kanuk, 1997, Consumer Behavior, Edisi 6, Prentice Hall, New Jersey.

Schiffman, Leon dan Leslie Kanuk, 2007, Perilaku Konsumen, Edisi 7, Indeks, Jakarta.


(14)

(15)

(16)

iv ABSTRAK

HUBUNGAN SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION DAN MATERIALISM TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MOBIL NEW

SWIFT BANDUNG

(Survey Pada PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung) Oleh

Siti Ulfah 21210041

Skripsi ini dibawah bimbingan : Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si

Pemasaran berkembang dengan pesat dan memahami perilaku konsumen menjadi salah satu strategi dalam keberhasilan memasarkan produk. Konsumen merupakan kajian yang luas dan tidak akan habis-habisnya untuk diteliti. Dari pemasaran, konsumen merupakan subyek yang layak dipenuhi kebutuhannya. Berdasarkan survey awal penulis mendapatkan permasalahan yang terdapat di lokasi penelitian mengenai perilaku konsumen melalui perilaku pembelian terhadap proses keputusan pembelian. Dalam penelitian ini mengambil sampel 95 orang yang merupakan konsumen PT.Sentosa Jaya Sentosa, melalui kuesioner yang meminta tanggapan respon atas Hubungan Social Consumption Motivation dan Materialism terhadap Kpeutusan Pembelian. Kuesioner sebelumnya telah dilakukan validitas dan reabilitas untuk mendapatkan kuesioner yang baik.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verivikatif, sedangkan teknik sedangkan Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah random sampling, yaitu pengambilan sampling secara acak terhadap konsumen PT. NJS Bandung Teknik analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakant-statistik untuk menguji koefisien regresi parsial serta f-statistik untuk menguji keberartian pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikan lima persen.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan menyatakan bahwa Social Consumption Motivationdan Materialism berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian secara simultan maupun parsial.

Kata kunci : Social Consumption Motivation, Materialism, Keputusan Pembelian.


(17)

v ABSTRACT

RELATIONSHIP OF SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION AND CAR BUYING DECISION AGAINST MATERIALISM

NEW SWIFT BANDUNG

(Survey On PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung)

by

Siti Ulfah 21210041

This thesis is under guidance

Dr. Raeni Dwisanty, SE., M.Si

Marketing is growing rapidly and understand consumer behavior become one of the successful strategies in marketing the product. Consumer is a broad study and will not be inexhaustible for examination. Of marketing, consumers are eligible subjects met their needs. Based on the initial survey authors found a problem that is on site research on consumer behavior through purchasing behavior towards the purchase decision process. In this study took a sample of 95 people who are consumers PT.Sentosa Jaya Sentosa, through a questionnaire which asks for feedback response to the Social Relations

The method used in this research is descriptive method Verivikatif, while the technique while sampling technique used in this study was a random sampling, the sampling randomly to consumers PT.NJS Bandung analysis technique used is multiple regression with least squares equation and hypothesis testing menggunakant-statistic for testing the partial regression coefficient and f-statistic to examine the effect together with a significant level of five percent.

Based on research by stating that the Social Consumption Materialism Motivationdan significantly influence purchasing decisions simultaneously or partially.


(18)

29 BAB III

OBJEK DAN METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Menurut Husein Umar (2005:303) “Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.

Objek penelitian yang menjadi fokus penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang mempengaruhi dan yang mengakibatkan variabel terikat (variabel dependent). Adapun variabel bebas yang digunakan peneliti adalah variabel Social Consumption Motivation (X1) dan Materialism (X2). 2. Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Adapun variabel terikat yang digunakan peneliti adalah Keputusan Pembelian (Y). Penelitian ini dilakuakn di PT.Nusantara Jaya Sentosa Bandung.

3.2 Metode Penelitian

Arikunto (2006:160), metode penelitian adalah ”cara yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya".

Berdasarkan tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan verifikatif.


(19)

30

Sugiyono (2008;11) mengemukakan penelitian deskriptif adalah

“Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu

variabel atau lebih.”

Tujuan dari penelitian deskripsi adalah membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat, mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Melalui penelitian deskriptif ini, maka dapat diperoleh gambaran mengenai Social Consumption Motivation dan keputusan pembelian.

Mashuri (2008 : 45) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:29) menyatakan bahwa “Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi

masalah yang serupa dengan kehidupan.”

Jenis penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan guna memprediksi dan menjelaskan hubungan atau pengaruh dari suatu variabel ke variabel lainnya. Dalam hal ini penelitian verifikarif dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peranan Social Consumption Motivation dan Materialis dalam Keputusan Pembelian.


(20)

31

3.3 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat diperlukan perencanaan dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan baik dan sistematis.

Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) bahwa “Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan

penelitian”. Sedangkan menurut Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2002:249) menyatakan bahwa “Desain penelitian merupakan rancangan utama penelitian yang menyatakan metode dan prosedur – prosedur yang digunakan oleh

peneliti dalam pemilihan, pengumpulan, dan analisis data.”

Desain penelitian merupakan rancangan penelitian yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan proses penelitian. Desain penelitian akan berguna bagi semua pihak yang terlibat dalam proses penelitian, karena langkah dalam melakukan penelitian mengacu kepada desain penelitian yang telah dibuat.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mencari dan menetapkan fenomena yang terjadi pada Perusahaan dan selanjutnya menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada Perusahaan.

3. Merumuskan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari tujuan dan hipotesis untuk diuji. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah


(21)

32

Social Consumption Motivation (X1) dan Materialism (X2) serta

Keputusan Pembelian (Y).

4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada suatu perusahaan.

5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi pada perusahaan.

6. Menyimpulkan penelitian agar dapat diperoleh penjelasan dan jawaban atas identifikasi masalah dan penelitian yang sedang dikerjakan.

3.4 Operasionaliasi Variabel

Sugiono (2010:61) menyebutkan bahwa “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.”

Operasionalisasi variabel dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pengukuran variabel-variabel penelitian.

1. Variabel bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau timbulnya variabel dependent (terikat). Adapun yang menjadi variabel independent dalam penelitian ini adalah Social Consumption Motivation dan Materialism.


(22)

33

2. Variabel terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent adalah keputusan pembelian.

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut ini :

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Social Consumption Motivation

Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data Social Consumption Motivation (x1) Social consumption motivation adalah suatu proses yang disebabkan oleh usaha individu untuk

memperbaiki status sosialnya dengan terus mengkonsumsi secara berlebihan produk yang dapat

memberikan dan menggambarkan status seseorang dan lingkungan disekitamya kepada orang lain Fitzmaurice dan Comegys (2006)

1. Standar hidup - Kebutuhan dasar

dalam memperoleh keuasan

- Kesenangan dari menggunakan barang

- Simbol dari status konsumsi

seseorang

- Tingkat kebutuhan dasar dalam memperoleh kepuasan - Tingkat kesenangan diri

dalam menggunakan barang - Tingkat simbol dari

konsumsi seseorang

Ordinal Konsumen Suzuki

2.Status sosial

-Membeli sebuah produk hanya karena status produk

-Tertarik pada status dari sebuah produk -Status sebuah

produk tidak ada hubungannya

dengan saya

-Saya akan

membeyar lebih

untuk sebuah

produk jika

memiliki suatu status

-Sebuah produk bernilai bagi saya

- Tingkat membeli sebuah produk hanya karna status produk

- Tingkat ketertarikan pada status dari sebuah produk - Tingkat status sebuah produk

tidak ada hubungannya dengan saya

- Tingkat akan membayar lebih untuk sebuah produk jika memliki suatu status - Tingkat sebuah produk

bernilai bagi saya jika mempunyai status

Ordinal Konsumen Suzuki


(23)

34

jika mempunyai status

3.Status konsumsi - Usaha individu untuk

memperbaiki status sosialnya - Menggambarkan status seseorang dilingkungan sekitarnya

- Tingkat usaha individu untuk memperbaiki status sosialnya - Tingkat dalam

menggambarkan status seseorang dilingkungan sekitarnya

Ordinal Konsumen Suzuki

Tabel 3.2

Operasionalisasi Variabel Materialism

Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data Materialism (X2)

Tingkat dimana seseorang dianggap materialistis

(Schiffman & Kanuk 2008:119)

1.Sukses

- Perasaan yang

menganggap diri telah berbuat baik

- Perasaan sukses dengan barang yang dimiliki

- Perasaan ingin mengesankan orang lain dengan barang yang dimiliki

- Perasaan mengagumi orang atas barang yang dimilikinya

- Prestasi yang

terpenting dalam hidup - Perhatian terhadap

barang-barang-barang yang dimiliki orang lain

- Tingkat perasaan yang

menganggap diri tidak berbuat baik

- Tingkat perasaan sukses dengan barang yang dimiliki - Tingkat perasaan ingin

mengesankan orang lain dengan barang yang dimilikinya

- Tingkat perasaan mengagumi orang atas barang yang dimilikinya

- Tingkat prestasi yang terpenting dalam hidup - Tingkat perhatian terhadap

barang-barang Ordinal Konsume n Suzuki 2. Sentralitas

- Perasaan menikmati kegiatan belanja - Perasaan berusaha

menjaga gaya hidup - Perasaan senang

dengan membeli barang

- Membeli barang sesuai kebutuhan

- Perasaan menganggap

- Tingkat perasaan menikmati kegiatan belanja

- Tingkat perasaan berusaha menjaga gaya hidup - Tingkat perasaan senang

dengan membeli barang - Tingkat pembelian barang

sesuai kebutuhan

- Tingkat perasaan menganggap penting barang yang dimiliki

Ordinal

Konsume n Suzuki


(24)

35

penting barang yang dimiliki

- Perasaan suka akan kemewahan

- Perhatian terhadap hal-hal yang bersifat materi

- Tingkat perasaan suka akan kemewahan

- Tingkat perhatian terhadap hal-hal yang bersifat materi

3.Kebahagiaan - Perasaan bahagia

sanggup membeli barang

- Perasaan menikmati hidup dengan barang yang dimiliki - Perasaan resah

-Tingkat perasaan bahagia sanggup membeli barang - Tingkat perasaan menikmati

hidup dengan barang yang dimiliki

- Tingkat perasaan resah

Ordinal

Konsume n Suzuki

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Keputusan Pembelian

Variabel Indikator Ukuran Skala Sumber

Data Keputusan Pembelian (Y) Perilaku pembelian konsumen adalah perilaku pembelian akhir dari konsumen,baik individual maupun rumah tangga,yang membeli barang-barang dan jasa untuk konsumsi pribadi

Kotler dan Amstrong (2006:129)

1. Pengenalan Masalah - Proses keputusan

membeli

- Pengenalan masalah akan kebutuhan - Pengenalan terhadap

produk tertentu

- Tingkat pembeli yang menyadari suatu masalah kebutuhan

- Tingkat kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal dan eksternal - Bagaimana tingkat masalah

yang bisa mengarahkan pada produk tertentu

Ordinal Konsumen Suzuki

2. Pencarian informasi - Proses keputusan

membeli dimana konsumen mencari informasi

- Konsumen mungkin hanya memperbesar perhatian

- Melakukan

pencarian informasi secara aktif

- Tingkat konsumen yang tertarik lebih banyak informasi atau tidak

- Tingkat kemudahan lebih banyak mendapat informasi - Tingkat kepuasan yang anda

dapat dari pencarian

Ordinal Konsumen Suzuki

3. Evaluasi berbagai alternative - Konsumen memproses infromasi

- Konsumen memilih

- Tingkat konsumen yang melakukan proses pencarian infromasi

- Tingkat konsumen yang memilih beberapa merek untuk

Ordinal Konsumen Suzuki


(25)

36

diantara merek tersebut

- Konsumen tahu proses evaluasi apa yang berlangsung

di evaluasi

- Tingkat konsumen yang mengetahui proses evaluasi dengan langsung 4. Keputusan pembelian - Konsumen menentukan peringkat merek - Membentuk niat

pembelian - Membeli merek

yang disukai

- Tingkat konsumen yang membuat peringkat terhadap merek yang disukai

- Tingkat konsumen yang melakukan niat utnuk membeli suatu produk

- Tingkat konsumen yang hanya akan membeli produk yang disukai

Ordinal Konsumen Suzuki 5. Perilaku pascapembelian - Konsumen mengambil tindakan setelah pembelian - Konsumen akan

merasakan kegunaan produk yang dimiliki - Konsumen merasa

produk yang dibeli memiliki kepuasan Philip Kotler (2009 : 185)

- Tingkat konsumen yang melakukan tindakan setelah proses pembelian terhadap produk yang dibeli

- Tingkat konsumen yang akan merasakan kegunaan produk yang sudah dimiliki

- Tingkat konsumen yang merasa produk yang dibeli tersebut memiliki kepuasan tersendiri

Ordinal Konsumen Suzuki

3.5 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.5.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis dalam penelitian mengenai Social Consumption Motivation dan Materialisme dalam proses keputusan pembelian adalah data primer dan data sekunder.

Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:37), “Sumber primer adalah sumber data yang langsung


(26)

37

Menggunakan data primer dikarenakan peneliti mengumpulkan sendiri data-data yang dibutuhkan, yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan diteliti. Setelah data terkumpul, kemudian data tersebut diolah menjadi sebuah informasi untuk peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini adalah hasil dari wawancara, hasil survey (obsevasi), dan pengambilan data langsung.

Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:37), sumber data sekunder adalah “Sumber yang tidak

langsung memberikan data kepada pengumpul data”. Menggunakan data sekunder dikarenakan peneliti mengumpulkan informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai data-data terkait dengan Social Consumption Motivation dan Materialism dalam proses keputusan pembelian.

3.5.2 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan data yang akan diambil untuk dijadikan sampel, terlebih dahulu dikemukakan tentang populasi dan sampel.

3.5.3 Populasi

Sugiyono (2010:117) menyebutkan bahwa “populasi adalah wilayah yang

terditi atas:obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang


(27)

38

2

1

Ne

N

n

3.5.4. Sampel

Menurut Sugiyono (2008:116) “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Metode penarikan sampel yang digunakan mengacu kepada pendekatan slovin (Umi Narimawati,2010:38), pendekatan ini dinyatakan dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

E = Batas kesalahan yang ditoleransi (1%,5%,10%)

= 95

Dengan menggunakan rumus diatas bahwa dengan populasi sebanyak 9200 orang, tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 10% maka dapat diketahui sampel yang akan diteliti sebanyak 95 orang kosumen.


(28)

39

3.5.2 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Penelitian lapangan (Field Research), dilakukan dengan cara melakukan peninjauan langsung pada perusahaan yang menjadi objek penelitian demi mendapatkan data primer (data yang diperoleh langsung dari perusahaan). Data primer ini didapatkan melalui teknik – teknik sebagai berikut:

a. Observasi (Pengamatan Langsung)

Melakukan pengamatan secara langsung di perusahaan demi memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan mengamati kegiatan di perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian. Kemudian hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan mengambil kesimpulan.

b. Wawancara atau Interview

Merupakan teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak-pihak yang berkaitan dengan masalah. Penulis melakukan hubungan langsung dengan pihak yang dianggap dapat memberikan informasi yang sesuai dengan kebutuhan. Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab dengan sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang berkaitan dengan Social Consumption Motivation, Materialism dan Keputusan Pembelian.


(29)

40

c. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk kemudian dijawabnya. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang ditujukan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari kuesioner ini yaitu berupa data-data Social Consumption Motivation, Materialism dan keputusan pembelian.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana alternatif jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban pertanyaan baik mengenai Social Consumption Motivation (X1),

Materialism (X2) maupun Keputusan Pembelian (Y), karena data ini bersifat

ordinal maka selanjutnya nilai-nilai dari alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap responden. Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.4 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai

a. Sangat Setuju (SS) 5

b. Setuju (S) 4

c. Ragu (R) 3

d. Tidak Setuju (TS) 2


(30)

41

2. Penelitian Kepustakaan atau Dokumentasi

Teknik pengumpulan data sekunder (yang dilakukan dengan mencatat dokumen-dokumen yang berhubungan dengan variabel penelitian). Penelitian yang dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan data yang diperlukan dari berbagai buku, jurnal, catatan, gambar, dan literature yang berhubungan dengan Social Consumption Motivation, Materialism dan Keputusan Pembelian.

3.5.3 Uji Validitas

Cooper (2006:720), validitas adalah “Validity is a characteristic of measurement concerned with the extent that a test measures what the researcher actually wishes to measure”.

Pengujian validitas dilakukan dengan menghitung korelasi diantara masing-masing pernyataan dengan skor total. Adapun rumus dari pada korelasi pearson adalah sebagai berikut :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑

Keterangan :

r = koefisien korelasi pearson x = skor item pertanyaan y = skor total item pertanyaan


(31)

42

Uji keberartian koefisien r dilakukan dengan uji t (taraf signifikan 5%). Rumus yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Keterangan :

n = ukuran sampel

r = koefisien korelasi pearson

Taraf signifikansi ditentukan 5%. Jika diperoleh hasil korelasi yang lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 0,05 berarti butir pertanyaan tersebut valid. Apabila koefisien korelasinya > 0,30 maka pernyataan tersebut dinyatakan valid, sedangkan jika korelasinya < 0,30 menunjukan bahwa data tersebut tidak valid dan akan disisihkan dari analisis selanjutnya.

3.5.4 Uji Reliabilitas

Cooper (2006:716) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:43), reliabilitas adalah “Reliability is a characteristic of measurenment concerned with accuracy, precision, and consistency”.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan untuk uji reliabilitas adalah Split Half Method (Spearman – Brown Correlation), teknik belah dua. Metode ini menghitung reliabilitas dengan cara memberikan tes pada sejumlah subjek dan kemudian hasil tes tersebut dibagi menjadi dua bagian yang sama besar (berdasarkan pemilihan genap – ganjil). Cara kerjanya adalah sebagai berikut :


(32)

43

1. Item dibagi dua secara acak (misalnya item ganjil/genap), kemudian dikelompokkan dalam kelompok I dan kelompok II

2. Skor untuk masing – masing kelompok dijumlahkan sehingga skor total untuk kelompok I dan kelompok II

3. Korelasikan skor total kelompok Idan skor total kelompok II 4. Korelasikan skor total kelompok I dan total kelompok II

2Ґb 1 + Ґb

5. Hitung angka reliabilitas untuk keseluruhan item dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

Ґ1 = reliabilitas internal seluruh item

Ґb = korelasi product moment antara belahan pertama dan belahan kedua Keputusan pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan taraf signifikan 5 % satu sisi adalah :

1. Jika thitung lebih dari atau sama dengan t0,05 dengan taraf signifikan 5 % maka instrumen dinyatakan reliabel dan dapat digunakan

2. Jika thitung kurang dari t0,05 dengan taraf signifikan 5% satu sisi maka instrument dinyatakan tidak reliabel dan tidak dapat digunakan.


(33)

44

3.5.5. Uji MSI (Method of Successive Interval)

Penelitian ini menggunakan data ordinal seperti dijelaskan pada operasionalisasi variable sebelumnya, oleh karena itu semua data ordinal yang terkumpul terlebih dahulu ditransformasi menjadi skala interval dengan menggunakan Method of successive interval Harun al rasyid (1996:33).

Langkah-langkah untuk melakukan transformasi data tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menghitung frekuensi pada setiap jawaban berdasarkan hasil jawaban responden pada setiap pertanyaan

2. Berdasarkan frekuensi yang diperoleh untuk setiap pertanyaan, dilakukan perhitungan proporsi setiap pilihan jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden.

3. Berdasarkan proposal tersebut, selanjutnya dilakukan perhitungan proporsi kumulatif untuk setiap pilihan jawaban.

4. Menentukan nilai batas Z untuk setiap pertanyaan dan setiap pilihan jawaban.

5. Menentukan nilai interval rata-rata setiap pilihan jawaban.

6. Data penelitian yang telah berskala interval selanjutnya akan ditentukan pasangan data variabel independen dengan variabel dependen serta akan ditentukan persamaam yang berlaku untuk pasangan-pasangan tersebut.


(34)

45

3.5.6 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.5.6.1 Rancangan Analisis

Rancangan analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang telah diperoleh dari hasil observasi lapangan, dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang lebih penting dan yang akan dipelajari, dann membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Peneliti melakukan analisa terhadap data yang telah diuraikan dengan menggunakan metode deskriptif (kualitatif) dan verifikatif (kuantitafif).

3.5.6.1 Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif digunakan untuk menggambarkan bagaimana Bauran Ritel, dan Citra Merek terhadap Keputusan Pembelian.

Langkah – langkah yang dilakukan dalam penelitian kualitatif adalah sebagai berikut :

1. Setiap indikator yang dinilai oleh responden, diklasifikasi dalam lima alternatif jawaban yang menggambarkan peringkat jawaban.

2. Dihitung total skor setiap variabel / subvariabel = jumlah skor dari seluruh indikator variabel untuk semua jawaban responden.

3. Dihitung skor setiap variabel / subvariabel = rata – rata dari total skor. 4. Untuk mendeskripsikan jawaban responden, juga digunakam statistik

deskriptif seperti distribusi frekuensi dan tampilan dalam bentuk tabel ataupun grafik.


(35)

46

5. Untuk menjawab deskripsi tentang masing – masing variabel penelitian ini, digunakan rentang kriteria penilaian sebagai berikut:

Keterangan:

a. Skor aktual adalah jawaban seluruh responden atas kuesioner yang telah diajukan.

b. Skor ideal adalah skor atau bobot tertinggi atau semua responden diasumsikan memilih jawaban dengan skor tertinggi.

Menurut Umi Narimawati (2007:85) selanjutnya hasil perhitungan perbandingan antara skor aktual dengan skor ideal dikontribusikan dengan tabel 3.8 sebagai berikut :

Tabel 3.5

Kriteria Persentase Tanggapan Responden

No % Jumlah Skor Kriteria

1 20.00% - 36.00% Tidak Baik

2 36.01% - 52.00% Kurang Baik

3 52.01% - 68.00% Cukup Baik

4 68.01% - 84.00% Baik

5 84.01% - 100% Sangat Baik

(Sumber : Umi Narimawati, 2007:85)

3.5.6.2 Analisis Verifikatif

Data yang telah dikumpulkan melalui kuesioner akan diolah dengan pendekatan kuantitatif. Terlebih dahulu dilakukan tabulasi dan memberikan nilai sesuai dengan sistem yang ditetapkan. Jenis kuesioner yang digunakan adalah


(36)

47

kuesioner tertutup dengan menggunakan skala ordinal. Untuk teknik perhitungan data kuesioner yang telah diisi oleh responden digunakan skal likert dengan langkah – langkah : yaitu, memberikan nilai pembobotan 5-4-3-2-1 untuk jenis pertanyaan positif. Keseluruhan nilai atau skor yag didapat lalu dianalisis dengan cara :

a) Mengolah setiap jawaban dan pertanyaan dari kuesioner yang disebarkan untuk dihitung frekuensi dan persentasenya.

b) Nilai yang diperoleh merupakan indikator untuk pasangan variabel independen (X) yaitu X1, X2, …..Xn dan variabel dependen (Y) sebagai

berikut (X1,Y), (X2,Y), …..(Xn,Y) dan asumsikan sebagai hubungan

linear.

c) Menentukan skala atau bobot dari masing – masing alternative jawaban seperti diuraikan diatas. Oleh karena itu data yang didapat dari kuesioner merupakan data ordinal, sedangkan untuk menganalisis data diperlukan data interval, maka untuk memecahkan persoalan ini perlu ditingkatkan

skala pengukurannya menjadi skala interval melalui “Methode of

Successive Interval” (hays, 1969:39). Dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan :

Mean of Interval : Rata-rata interval Density at lower limit : Kepadatan batas bawah Density at Upper Limit : Kepadatan batas atas Area Under Upper Limit : Daerah di bawah batas atas


(37)

48

Area Under Lower Limit : Daerah di bawah batas bawah Langkah kerja pengolahan dan analisis data dalam analisis linier berganda adalah sebagai berikut:

1. Mengolah data ordinal menjadi interval berurutan untuk variabel bebas terikat. Adapun untuk melakukan langkah-langkah untuk melakukan transformasi data yaitu:

a. Ambil data ordinal hasil kuesioner

b. Setiap pertanyaan, dihitung proporsi jawaban untuk setiap kategori jawaban dan hitung proporsi kumulatifnya

c. Menghitung nilai y (tabel distribusi normal) untuk setiap proporsi kumulaif. Untuk data n > 30 dianggap mendekati luas daerah dibawah kurva normal.

d. Menghitung nilai densititas untuk setiap proporsi komulatif dengan memasukan nilai Z pada rumus distribusi normal. e. Menghitung nilai skala dengan rumus Method Successive

Interval.

f. Menentukan nilai transformasi (nilai untuk skala interval) dengan menggunakan rumus: Nilai transformasi = Nilai skala + [nilai skala minimum] + 1.


(38)

49

3.3.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Menurut Umi Narimawati (2008:5) pengertian analisis regresi linier

berganda yaitu ”Suatu analisis asosiasi yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua atau lebih variabel bebas terhadap satu variabel tergantung

dengan skala interval”

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh beberapa variabel bebas atau independen variabel (X) terhadap satu variabel tidak bebas atau dependen variabel (Y) secara bersama-sama. Persamaan Regresi Linier Berganda adalah:

Y =

+β1X1 + β2X2 + ε

Dimana:

Y = variabel dependen X1, X2 = variabel independen

∝ = konstanta

β 1, β 2 = koefisien masing-masing factor

Gambar 3.1

Model Analisis Regresi Linier Berganda X1

X2


(39)

50

Keterangan :

X1 : Social Consumption Motivation

X2 : Materialism

Y : Keputusan Pembelian

3.3.4 Analisis Korelasi

Menurut Sujana (1989:152) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:49) mengungkapkan bahwa pengujian korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y, dan dengan menggunakan pendekatan koefisien korelasi Pearson dengan rumus :

∑ ∑ ∑

√ ∑ ∑ ∑ ∑

Ketentuan untuk melihat tingkat keeratan korelasi digunakan acuan pada tabel 3.10

Tabel 3.6

Tingkat Keeratan Korelasi

0 – 0.20 Sangat rendah

( hampir tidak ada hubungan)

0.21 – 0.40 Korelasi yang lemah

0.41 – 0.60 Korelasi sedang

0.61 – 0.80 Cukup Tinggi

0.81 – 1 Korelasi Tinggi


(40)

51

3.3.5 Analisis Determinasi

Persentase peranan semua variabel bebas atas nilai variabel bebas ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi (R2). Semakin besar nilainya maka menunjukkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan baik untuk mengestimasi variabel terikat. Hasil koefisien determinasi ini dapat dilihat dari perhitungan dengan Microsoft/SPSS atau secara manual didapat dari R2 = SS

reg/SStot

Kd = r2 x 100% Dimana :

d = koefisien determinasi r = koefisien korelasi

3.2.5.2 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakkan sebelumnya, dalam penelitian ini yang akan diuji pengaruh Social Consumption Motivation(X1), dan

Materialism (X2) dalam proses keputusan pembelian (Y) di perusahaan.

Berkaitan dengan keberadaan data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sampel, maka hipotesis penelitian ini dapat diterjemahkan secara deskriptif dan verifikatif.

Dalam penelitian ini hipotesis deskriptif yang diajukan sebagai berikut : 1. Pengujian Secara Simultan/Total.


(41)

52

Melakukan uji F untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat.

a. Rumus uji F yang digunakan adalah :

) R 1 ( k R ) 1 k n ( F 2 ... X . Y 2 ... X . Y    

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variable bebas secara bersama-sama dapat berperan atas variable terikat. Pengujian ini dilakukan menggunakan distribusi F dengan membandingkan anatara nilai Fkritis dengan

nilai Ftest yang terdapat pada Tabel Analisis of Variance (ANOVA) dari hasil

perhitungan dengan micro-soft. Jika nilai Fhitung> Fkritis, maka H0 yang

menyatakan bahwa variasi perubahan nilai variabel bebas tidak dapat menjelaskan perubahan nilai variabel terikat ditolak dan sebaliknya.

Sudjana (2001 :369), perhitungan terhadap titik keeratan dan arah hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat adalah menggunakan uji korelasi. Kemudian dilakukan perhitungan terhadap koefisien yang disebut juga koefisien korelasi produk moment (Pearson).

b. Kriteria pengujian

H0 ditolak apabila Fhitung> dari Ftabel (  = 0,05)

Menurut Guilford (1956:480), bahwa tafsiran koefisien korelasi variabel dalam penelitian dapat dikategorikan sebagai berikut:


(42)

53

Tabel 3.7

Kategori Korelasi Metode Guilford Besarnya Pengaruh Bentuk Hubungan

0,00 – 0,20 Sangat longgar, dapat diabaikan

0,21 – 0,40 Rendah

0,41 – 0,60 Moderat / Cukup

0,61 – 0,80 Erat

0,81 – 1,00 Sangat erat

Apabila pada pengujian secara simultan H0 ditolak, artinya sekurang-kurangnya ada sebuah βyxi 0. Untuk mengetahui βyxi yang tidak sama dengan

nol , maka dilakukan pengujian secara parsial. 2. Pengujian Secara Parsial

Melakukan uji-t, untuk menguji pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat hipotesis sebagai berikut :

Rumus uji t yang digunakan adalah :

...,5 1,2,3 I ) 1 ( ) ... 2 1 ( 1     k n CRii Xk XY R YX P i t

Hasilnya dibandingkan dengan tabel t untuk derajat bebas n-k-1 dengan taraf signifikansi 5%.

Kriteria Pengujian

H0 ditolak apabila thitung< dari ttabel(α = 0,05)

Jika menggunakan tingkat kekeliruan (α = 0,01) untuk diuji dua pihak,

maka kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis yaitu sebagai berikut :


(43)

54

a. Jika thitung ≥ ttabel maka H0 ada di daerah penolakan, berarti Ha

diterima artinya antara variabel X dan variabel Y ada hubungannya.

b. Jika Thitung ≤ t tabel maka H0 ada di daerah penerimaan, berarti Ha

ditolak artinya anatara variabel X dan Y tidak ada hubungannya.

Sumber : Sugiyono (2004 : 161)

Gambar 3.2

Uji Daerah Penerimaan dan Penolakan Hipotesis

Daerah Penolakan Ho

Daerah Penolakan Ho Daerah

Penerimaan Ho

+t tabel -t tabel


(44)

PENGARUH SOCIAL CONSUMPTION MOTIVATION DAN

MATERIALISME TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA MOBIL SUZUKI NEW SWIFT BANDUNG

The Influence Social Consumtion, Materialism and On Purchasing

on Cars Suzuki New Swift Bandung

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Manajemen

Oleh : Siti Ulfah 21210041

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

2015


(45)

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

MOTO ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.2 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 8

1.2.1 Maksud Penelitian ... 8

1.2.2 Tujuan Penelitian ... 8

1.3 Kegunaan Penelitian ... 9

1.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 10

1.4.1 Lokasi Penelitian ... 10


(46)

ix

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN

HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka ... 11

2.1.1 Social Consumption Motivation ... 11

2.1.2 Materialisme ... 13

2.1.3 Keputusan Pembelian …... 19

2.2. Kerangka Pemikiran ... 25

2.2.5 Hipotesis ... 28

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 29

3.2 Metode Penelitian ... 29

3.3 Desain Penelitian ... 31

3.4 Operasionalisasi Variabel ... 33

3.5 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 29

3.5.1 Sumber Data ... 29

3.5.2 Teknik Penentuan Data ... 37

3.5.2.1 Uji Validitas ... 41

3.5.2.2 Uji Reliabilitas ... 42

3.5.5 Uji MSI (Method of Successive Interval)... 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 55


(47)

x

4.3 Analisis Deskriptif ... 60

4.3.1 Tanggapan Responden Mengenai Social Consumption Motivation ... 58

4.3.2 Tanggapan Responden Mengenai Matrealism ... 73

4.3.3 Tanggapan Responden Mengenai Keputusan Pembelian ... 90

4.4 Analisis Verafikatif ... 110

4.4.1 Uji Asumsi Klasik ... 110

4.4.2 Analisis Regresi Linier Berganda ... 114

4.4.2.1 Analisis Korelasi 4.4.2.1.1 Kolerasi Antara Social Consumption Motivation Dengan Keputusan Pembelian ... 115

4.4.2.1.2 Kolerasi Antara Matrealism Dengan Keputusan Pembelian... 110

4.4.2.2 Analisis Koefisien Determinasi ... 117

4.4.3 Pengujian Hipotesis ... 118

4.4.3.1 Pengujian Hipotesis Secara Simultan ( Uji F ) ... 118

4.4.3.2 Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 118

4.4.3.2.1 Pengujian Hipotetsis Parsial Social Consumption Motivation Terhadap Keputusan Pembelian ... 119

4.4.3.2.2 Pengujian Hipotetsis Parsial Matrealism Terhadap Keputusan Pembelian ... 121

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 123


(48)

xi

DAFTAR PUSTAKA ... 126 LAMPIRAN


(49)

vi

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas karunianya yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Social Consumption Motivation dan Materialisme Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mobil Suzuki New Swift Bandung” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Manajemen.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra, SE.,M.Si selaku Wakil Rektor Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Wali Penulis.

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan dosen Penguji I

4. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Dosen Pembimbing.

5. Ibu Windi Novianti, SE., MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi.

6. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si selaku Dosen Penguji II

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Khususnya Manajemen terima kasih untuk pengabdian serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis, semoga


(50)

vii

ilmu yang di ajarkan bisa bermanfaat untuk kehidupan penulis dan lingkungan sekitar penulis.

8. Teh Hana, selaku Sekjur Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi. 9. Orang tua (Masduki dan Saniyem), kakak (Badriyah), adikku (Roykhan)

yang senantiasa memberikan dukungan moral, materil dan spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak.

10.Untuk Sahabat-sahabat (Farah Mutia, Krisna, Indri, Hana Soufa Aulia, Faridah, Gilang R, Puspa, Balqist, Echyl, Yulia, Akhwat/Ikhwan Miftakhul khoir) Teman-teman MN-1 dan MN Pemasaran angkatan 2010 terima kasih atas masukan, diskusi dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, serta temanteman yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang juga telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan skripsi ini.

Bandung, Februari 2015 Penulis

Siti Ulfah 21210041


(51)

126

DAFTAR PUSTAKA

Belk, Russell W. (1985), "Materialism: Trait Aspects of Living in The Material World", Journal of Consumer Research, 12(3), 265-280.

Burroughs, J. E., dan Aric Rindfleisch (2002), "Materialism and Well-Being:A Conflicting Values Perspective", Journal of Consumer Research, (29),348-370.

Schiffinan, Leon G., dan Leslie Lazar Kanuk (2006). Consumer Behavior, 9th ed., Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.

Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (2000), Consumer Behavior, 7th Ed., Pearson Prentice–Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (2007), Consumer Behavior, 9th Ed., Pearson Prentice–Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Idris, 2008. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif Dengan Program SPSS. Edisi Revisi ketiga. Magister Manajemen Universitas Negeri Padang. Bertrandias, L., dan Ronald, E. Goldsmith (2006), "Some Psychological

Motivations for Fashion Opinion Leadership and Fashion Opinion Seeking", Journal of Fashion Marketing and Management, 10( 1), 25-40. Browne, Beverly A., dan Dennis O. Kaldenberg (1997), "Conceptualizing Self-Monitoring: Links to Materialism and Product Involvement", Journal of Consumer Marketing, 14 ( 1), 31 -44.

Assael, Henry, (1998), Consumer Behaviour and Marketing Action, Sixth Edition, International Thomson

Publishing.

Fitzmaurice, Julie, dan Charles Comegys (2006). "Materialism and Social Consumption", Journal of Marketing Theory and Practice, 14(4),287-299

philip kotler and gary armsstrong 2008 prinsip-prinsip pemasaran edisi 12 jilid 1 John c mowen/michael minor 2002, Perilaku konsumen Jilid 1 edisi kelima,


(52)

127

127

Schiffman, Leon dan Leslie Kanuk, 1997, Consumer Behavior, Edisi 6, Prentice Hall, New Jersey.

Schiffman, Leon dan Leslie Kanuk, 2007, Perilaku Konsumen, Edisi 7, Indeks, Jakarta.


(53)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Siti Ulfah

TempatTanggalLahir : Indramayu, 14 Agustus 1991

Umur : 24Tahun

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat Sementara : Jl.Dipatiukur No.68 B Bandung

Alamat Rumah : Temiyangsari Blok Sarimulya, No.53 RT/RW 12/05 Kec.Kroya Indramayu

Email : Sulfa7730@yahoo.com

Tlp : 0853-2007-7718

II. Pendidikan Formal

1. Taman Kanak-Kanak Jami Baitul Ma’Mur Tahun 1997-1998. 2. Sekolah Dasar Temiyangsari IV Tahun 1998-2004.

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kroya Tahun 2004-2007.

4. Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad Al-Islamiyah Haurgeulis Tahun 2007-2010.

5. Terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Program Sarjana Satu (S1) Program Studi Manajemen Ekonomi Tahun 2010.

Bandung, Februari 2015


(1)

DAFTAR PUSTAKA ... 126 LAMPIRAN


(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas karunianya yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengaruh Social Consumption Motivation dan Materialisme Terhadap Keputusan Pembelian Pada Mobil Suzuki New Swift Bandung” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menempuh jenjang Strata Satu Program Studi Manajemen.

Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan, dan dorongan yang sangat berarti dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini, penulis menyampaikan hormat dan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra, SE.,M.Si selaku Wakil Rektor Universitas Komputer Indonesia dan selaku Dosen Wali Penulis.

3. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec. Lic selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan dosen Penguji I

4. Dr. Raeni Dwi Santy, SE.,M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Dosen Pembimbing.

5. Ibu Windi Novianti, SE., MM selaku Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi.

6. Ibu Trustorini Handayani, SE., M.Si selaku Dosen Penguji II

7. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Khususnya Manajemen terima kasih untuk pengabdian serta ilmu yang telah diberikan kepada penulis, semoga


(3)

ilmu yang di ajarkan bisa bermanfaat untuk kehidupan penulis dan lingkungan sekitar penulis.

8. Teh Hana, selaku Sekjur Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi. 9. Orang tua (Masduki dan Saniyem), kakak (Badriyah), adikku (Roykhan)

yang senantiasa memberikan dukungan moral, materil dan spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini. Terima kasih banyak.

10. Untuk Sahabat-sahabat (Farah Mutia, Krisna, Indri, Hana Soufa Aulia, Faridah, Gilang R, Puspa, Balqist, Echyl, Yulia, Akhwat/Ikhwan Miftakhul khoir) Teman-teman MN-1 dan MN Pemasaran angkatan 2010 terima kasih atas masukan, diskusi dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini, serta temanteman yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang juga telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa baik dalam pengungkapan, penyajian dan pemilihan kata-kata maupun pembahasan materi skripsi ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis mengharapkan saran, kritik dan segala bentuk pengarahan dari semua pihak untuk perbaikan skripsi ini.

Bandung, Februari 2015 Penulis

Siti Ulfah 21210041


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Belk, Russell W. (1985), "Materialism: Trait Aspects of Living in The Material World", Journal of Consumer Research, 12(3), 265-280.

Burroughs, J. E., dan Aric Rindfleisch (2002), "Materialism and Well-Being:A Conflicting Values Perspective", Journal of Consumer Research, (29),348-370.

Schiffinan, Leon G., dan Leslie Lazar Kanuk (2006). Consumer Behavior, 9th ed., Upper Saddle River, NJ: Pearson Prentice Hall.

Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (2000), Consumer Behavior, 7th Ed., Pearson Prentice–Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Schiffman, L.G., and Kanuk, L.L. (2007), Consumer Behavior, 9th Ed., Pearson Prentice–Hall, Inc., Upper Saddle River, New Jersey.

Riduwan, 2008, Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Idris, 2008. Aplikasi Model Analisis Data Kuantitatif Dengan Program SPSS. Edisi Revisi ketiga. Magister Manajemen Universitas Negeri Padang. Bertrandias, L., dan Ronald, E. Goldsmith (2006), "Some Psychological

Motivations for Fashion Opinion Leadership and Fashion Opinion Seeking", Journal of Fashion Marketing and Management, 10( 1), 25-40. Browne, Beverly A., dan Dennis O. Kaldenberg (1997), "Conceptualizing Self-Monitoring: Links to Materialism and Product Involvement", Journal of Consumer Marketing, 14 ( 1), 31 -44.

Assael, Henry, (1998), Consumer Behaviour and Marketing Action, Sixth Edition, International Thomson

Publishing.

Fitzmaurice, Julie, dan Charles Comegys (2006). "Materialism and Social Consumption", Journal of Marketing Theory and Practice, 14(4),287-299

philip kotler and gary armsstrong 2008 prinsip-prinsip pemasaran edisi 12 jilid 1 John c mowen/michael minor 2002, Perilaku konsumen Jilid 1 edisi kelima,


(5)

127

Schiffman, Leon dan Leslie Kanuk, 1997, Consumer Behavior, Edisi 6, Prentice Hall, New Jersey.

Schiffman, Leon dan Leslie Kanuk, 2007, Perilaku Konsumen, Edisi 7, Indeks, Jakarta.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi

Nama : Siti Ulfah

TempatTanggalLahir : Indramayu, 14 Agustus 1991

Umur : 24Tahun

JenisKelamin : Perempuan

Agama : Islam

Bangsa : Indonesia

Alamat Sementara : Jl.Dipatiukur No.68 B Bandung

Alamat Rumah : Temiyangsari Blok Sarimulya, No.53 RT/RW 12/05 Kec.Kroya Indramayu

Email : Sulfa7730@yahoo.com

Tlp : 0853-2007-7718

II. Pendidikan Formal

1. Taman Kanak-Kanak Jami Baitul Ma’Mur Tahun 1997-1998. 2. Sekolah Dasar Temiyangsari IV Tahun 1998-2004.

3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Kroya Tahun 2004-2007.

4. Sekolah Menengah Kejuruan Al-Irsyad Al-Islamiyah Haurgeulis Tahun 2007-2010.

5. Terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Program Sarjana Satu (S1) Program Studi Manajemen Ekonomi Tahun 2010.

Bandung, Februari 2015