Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Fruit Tea pada Siswa SMU ST. Thomas 2 Medan.

(1)

MEDAN

PENGARUH KEMASAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN MINUMAN FRUIT TEA PADA SISWA SMU ST. THOMAS 2 MEDAN

DRAFT SKRIPSI

OLEH

SHANTI VITA NOVINDRA PANGGABEAN 050521101

MANAJEMEN

GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH GELAR SARJANA EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Segala puji dan rasa syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karuniaNya yang luar biasa dan begitu melimpah sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya.

Selama menjalani masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara sampai kepada penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan saran dan kritik dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini izinkan penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam − dalamnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, Mec. sebagai Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. sebagai Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA. sebagai Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Friska Sipayung, Msi. sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak sumbangan pikiran dalam proses membimbing dan memberikan arahan selama proses penulisan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Ramona RI Hasibuan, MP. sebagai Dosen Penguji I yang telah

meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Ibu Dra. Mulykata Sebayang, Msi. sebagai Dosen Penguji II yang telah

memberikan arahan dan masukan bagi penulis.

7. Seluruh Dosen dan staf pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan.


(3)

9. Ibu Erika sebagai guru BP beserta seluruh guru dan staf pegawai SMU. Santo Thomas 2 Medan yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Kedua orang tuaku yang tercinta, Ayahanda B. Panggabean dan Ibunda T. Saragi Sitio yang telah memberikan perhatian, doa dan restunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Suamiku tersayang AKP. Budi P. Saragih Dajawak, SIK. dan Putraku tercinta Sakti Shandi Nathaniel Saragih Dajawak yang selalu setia mendukung dan memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-teman yang kusayangi “zuvy natalin, icha, cindy, lusi, dwi, elvi, kak ester, kak meiboni, emelya kembaren, serta teman-teman yang tidak disebutkan namanya, terima kasih atas perhatian, dukungan, semangat yang kalian berikan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini. I love u all. 13. Adik-adik stambuk 2006 dan stambuk 2007, terima kasih buat segala bantuan

dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik dari isi maupun penyajiannya. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Juni 2008 Penulis

Shanti Vita N. Panggabean NIM. 050521101


(4)

(5)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Kerangka Konseptual ... 4

D. Hipotesis ... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

F. Metode Penelitian ... 7

1. Batasan Operasional ... 7

2. Defenisi Operasional Variabel ... 7

3. Skala Pengukuran Variabel ... 9

4. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 9

5. Populasi dan Sampel ... 9

6. Jenis dan Sumber Data ... 11

7. Teknik Pengumpulan Data ... 12

8. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 12

9. Metode Analisis Data ... 13

BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu ... 16

B. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran ... 16

1. Pengertian Pemasaran ... 16

2. Manajemen Pemasaran ... 17

C. Bauran Pemasaran ... 17

D. Produk ... 18

E. Pengemasan Produk ... 19


(6)

I. Persepsi Konsumen ... 28

J. Stimuli Pemasaran ... 28

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 30

B. Filosofi Sosro ... 32

C. Visi dan Misi ... 32

D. Produk Sosro ... 33

E. Proses Produksi Fruit Tea ... 34

BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI A. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 37

B. Analisis Deskriptif ... 40

1. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ... 40

2. Karakteristik responden berdasarkan usia ... 41

3. Karakteristik responden berdasarkan kelas ... 41

4. Distribusi pendapat responden mengenai variabel Portability (X1) ... 42

5. Distribusi pendapat responden mengenai variabel Memorable (X2) ... 43

6. Distribusi pendapat responden mengenai variabel Easy to Read (X3) ... 44

7. Distribusi pendapat responden mengenai variabel Visual Protection (X4) ... 46

8. Distribusi pendapat responden mengenai variabel Keputusan Pembelian (Y) kemasan tetra Fruit Tea ... 47

C. Metode Regresi Linear Berganda (Multiple Linear Regression) . 48 1. Uji Signifikan Simultan (Uji – F) ... 49

2. Uji Signifikan Individual/Uji Parsial (Uji – t)... 51


(7)

B. Saran ... 56 DAFTAR PUSTAKA


(8)

Keputusan Pembelian Minuman Fruit Tea pada Siswa SMU ST. Thomas 2 Medan ( Dibimbing oleh Dra. Friska Sipayung, Msi. ; Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. ; Penguji I Dra. Ramona R.I Hasibuan, MP. dan Penguji II Dra. Mulykata Sebayang, Msi. ).

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel dari kemasan antara lain Portability (X1), Memorable (X2), Easy to Read

(X3), dan Visual Protection (X4) terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea.

Hasil dari analisis data primer dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan nilai koefisien regresi Y = 3.141 + 0.007X1 + 0.538X2 + 0.074X3 - 0.112X4 + e menunjukkan bahwa terdapat satu variabel bebas yang memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Memorable (X2), dan dua variabel bebas yang memiliki hubungan positif

tetapi tidak signifikan terhadap variabel terikat yaitu variabel Portability (X1) dan

variabel Easy to Read (X3) sedangkan variabel Visual Protection (X4) tidak

mempunyai hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea.


(9)

Keputusan Pembelian Minuman Fruit Tea pada Siswa SMU ST. Thomas 2 Medan ( Dibimbing oleh Dra. Friska Sipayung, Msi. ; Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, Msi. ; Penguji I Dra. Ramona R.I Hasibuan, MP. dan Penguji II Dra. Mulykata Sebayang, Msi. ).

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel dari kemasan antara lain Portability (X1), Memorable (X2), Easy to Read

(X3), dan Visual Protection (X4) terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea.

Hasil dari analisis data primer dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan nilai koefisien regresi Y = 3.141 + 0.007X1 + 0.538X2 + 0.074X3 - 0.112X4 + e menunjukkan bahwa terdapat satu variabel bebas yang memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu Memorable (X2), dan dua variabel bebas yang memiliki hubungan positif

tetapi tidak signifikan terhadap variabel terikat yaitu variabel Portability (X1) dan

variabel Easy to Read (X3) sedangkan variabel Visual Protection (X4) tidak

mempunyai hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea.


(10)

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Produk minuman banyak sekali beredar dipasaran dengan berbagai macam merek yang mungkin beberapa produk atau merek saja yang dapat menarik perhatian. Persepsi konsumen terhadap variasi produk minuman itu adalah hampir sama, yang membedakan mereka adalah merek karena merek itu sendiri tidak ada artinya bila tidak didukung oleh visualisasi dari nama itu sendiri yang menarik dan menonjol pada kemasannya.

Kemasan adalah seluruh kegiatan merancang dan memproduksi pembungkus suatu produk, tetapi kemasan bukan lagi sekedar membungkus dan melindungi produk saja. Persaingan yang semakin ketat dan beraneka ragamnya produk yang beredar di pasar dan juga di rak-rak supermarket memaksa produsen berpikir selain untuk menarik perhatian konsumen, kemasan mempunyai kekuatan untuk menjelaskan produk dan membantu meningkatkan penjualan.

Produsen melalui kemasan dapat berkomunikasi dengan konsumen dan menjelaskan segala sesuatu tentang produk sehingga berfungsi sebagai alat untuk membangun image, karakter, meningkatkan brand awarness serta sarana memperbesar pasar. Kemasan mengkomunikasikan merek melalui lima hal antara lain bentuk, warna, ukuran, grafis dan material.

Kemasan harus sesuai dengan karakter target pasar, karena kemasan adalah sesuatu yang bersentuhan langsung dengan konsumen, dapat dipegang,


(11)

karena dapat membuat konsumen tertarik dan membeli produk. Ketika orang melihat produk dengan kemasan yang bagus, secara spontan muncul emosi.

Salah satu produk minuman teh yang sudah dikenal setelah Teh Botol Sosro adalah Fruit Tea. Seiring dengan perkembangan pasar dan persaingan maka Fruit Tea mengembangkan rasa dan warna kemasannya, sehingga tidak tertuju pada satu warna kemasan saja.

Pasar sasaran Fruit Tea yang terutama adalah anak remaja. Hal ini diketahui melalui iklan televisi, majalah dan tabloid yang memakai anak remaja sebagai bintang iklan. Fruit Tea dalam hal ini harus mampu berusaha membangun karakter yang menyenangkan, bersahabat dan mengalami perkembangan, sesuai dengan karakter target pasar utamanya yakni remaja berusia 12-19 tahun.

Tabel 1.1

Skor Perlombaan Merek-Merek Kemasan Terbaik2006

R Merek B D P M Skor

Merek

Level Skor Merek

1 Teh Botol Sosro

0.910 0.830 0.827 0.963 4.387 Merek terkuat di Level Standar

2 Fruit Tea 0.845 0.899 0.828 0.911 4.355 Merek terkuat di Level Standar

3 Tebs 0.798 0.907 0.827 0.911 4.288 Merek terkemuka di Level Prima 4 Green Tea

Sosro

0.768 0.863 0.829 0.856 4.118 Merek terkemuka di Level Prima

5 Fres Tea 0.614 0.872 0.825 0.771 3.797 Merek terkemuka di Level Prima

6 Pocari Sweat 0.698 0.635 0.828 0.836 3.581 Merek yang dapat diterima di Level Prima

7 TeKita 0.557 0.615 0.827 0.708 3.202 Merek yang dapat diterima di Level Standar

Sumber : Majalah SWA 15 edisi Agustus 2006 (Data diolah oleh penulis, 2008)

Keterangan :

R = Rank (Peringkat), B = Branding (Merek), D = Design (Desain), P = Technical Printing (Teknik Pencetakan), M = Merchandising (Seni Penyusunan Produk)


(12)

Fruit Tea memiliki nilai yang lebih unggul dari Teh Botol Sosro dari segi desain, cetakan gambar dan huruf (printing) kemasan. Pada Tabel 1.1 dapat dilihat skor perlombaan merek-merek kemasan terbaik terhadap kemasan minuman teh.

Pada ajang Skor Perlombaan Merek-Merek Kemasan Terbaik 2006, kemasan Fruit Tea secara umum mendapat predikat sebagai salah satu dari empat merek (brand) yang mencapai merek level tertinggi (powerful brand), yang dicapai merek-merek produk konsumen di Indonesia berdasarkan penilaian terhadap merek (branding), desain (design), cetakan (technical printing) kemasan, serta seni penyusunan produk (merchandising) produk di outlet dengan total skor keseluruhan penilaian adalah 4,355, dimana nilai kemasan Fruit Tea menempati posisi kedua setelah Teh Botol Sosro.

Tabel 1.2

Volume Penjualan Minuman Tetra Genggam Fruit Tea Pada Kantin SMU ST. Thomas 2 Medan

Penjualan Minuman Tetra Genggam Fruit Tea dari bulan Januari s/d April 2008

Januari Februari Maret April TOTAL

210 215 205 230 860

Sumber: Laporan penjualan Minuman pada kantin SMU ST. Thomas 2 Medan (Data diolah oleh penulis, 2008)

Hasil survei sementara penulis yang dilakukan pada beberapa siswa SMU ST.Thomas 2 Medan didapat hasil bahwa Fruit Tea lebih banyak dikonsumsi oleh para siswa.

Melihat pengaruh faktor kemasan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea didalam masyarakat secara umum dan secara khusus kaum pelajar usia remaja yang memiliki karakter yang berbeda dan juga lebih mudah dipengaruhi


(13)

penelitian dengan judul “Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Fruit Tea Pada Siswa SMU ST. Thomas 2 Medan”.

B. Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting dilakukan terlebih dahulu sebelum sampai pada tahap selanjutnya. Adanya suatu permasalahan yang hendak dipecahkan, akan mempermudah dan lebih mengarahkan data yang dikumpulkan, sehingga penulisannya dapat terarah sesuai dengan sasaran.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah variabel portability, memorable, easy to read dan visual protection kemasan berpengaruh secara serempak terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST.Thomas 2 Medan?

2. Apakah variabel portability, memorable, easy to read dan visual protection dari kemasan Fruit Tea secara parsial mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea.

3. Variabel manakah dari kemasan tetra genggam Fruit Tea yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST.Thomas 2 Medan?

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan kesimpulan sementara dari tinjauan teoritis yang mencerminkan keterkaitan antara variabel yang sedang diteliti. Hal ini juga merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian dan


(14)

merumuskan hipotesis yang berbentuk alur yang dilengkapi dengan penjelasan kualitatif.

Sumber : Susilo, Mix Edisi November 2005 Gambar 1.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual tersebut menjelaskan bahwa variabel – variabel kemasan mempengaruhi keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada konsumen.

D. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang sudah diuraikan, maka penulis dapat merumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Variabel portability, memorable, easy to read dan visual protection dari kemasan secara serempak mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST. Thomas 2 Medan.

2. Variabel portability, memorable, easy to read dan visual protection dari kemasan secara parsial mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST. Thomas 2 Medan.

Variabel Kemasan

1. Portability (X1) 2. Memorable (X2) 3. Easy to Read (X3) 4. Visual Protection (X4)


(15)

3. Variabel kemudahan dalam penggunaan produk dalam kemasan (portability) dan kemudahan konsumen untuk mengingat warna, desain, dan bentuk kemasan (memorable) merupakan variabel paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST. Thomas 2 Medan.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Mengetahui pengaruh variabel portability, memorable, easy to read dan visual protection dari kemasan secara serempak terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST . Thomas 2 Medan.

b. Mengetahui pengaruh variabel portability, memorable, easy to read dan visual protection dari kemasan secara parsial terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST. Thomas 2 Medan.

c. Mengetahui variabel mana yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian minuman Fruit Tea pada siswa SMU ST. Thomas 2 Medan.

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis penelitian ini bermanfaat untuk memperluas wawasan dalam bidang yang diteliti dan memperdalam pengetahuan khususnya dalam riset pasar.


(16)

b. Referensi bagi peneliti selanjutnya sehingga dapat dijadikan perbandingan dalam melakukan penelitian yang sama di masa yang akan datang.

c. Memberikan masukan bagi para pemasar untuk mengembangkan strategi pemasarannya.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah pengaruh kemasan terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea. Objek produk yang diteliti adalah kemasan tetra genggam Fruit Tea.

2. Defenisi Operasional Variabel a. Variabel Kemasan (X)

Variabel kemasan yaitu persepsi mahasiswa terhadap kemasan tetra genggam Fruit Tea dengan berbagai rasa (strawberry, orange, grapefruit, sirsak, fruit punch) dan warna (merah, orange, ungu, merah jambu, hijau) yang ada dipasaran. Menurut Susilo (MIX edisi November 2005) mengemukakan 4 variabel yang digunakan untuk menilai kemasan antara lain :

1) Portability (X1) artinya kemudahan konsumen dalam

menggunakan produk dalam kemasan itu kapan pun tanpa kesulitan.


(17)

2) Memorable (X2) artinya mencakup kemudahan konsumen untuk mengingat visual dari produk (warna, desain dan bentuk kemasan) maupun penggunaannya.

3) Easy to read (X3) artinya mudah dibaca mencakup cetakan huruf-huruf yang berisi informasi didalam kemasan yang dapat dibaca oleh konsumen.

4) Visual Protection (X4) artinya melindungi produk yang dikemasnya yang mencakup fungsi, bahan serta struktur produknya.

b. Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Variabel keputusan pembelian yaitu bagaimana perilaku siswa SMU ST. Thomas 2 Medan didalam menentukan produk yang akan dibelinya dalam hal ini minuman Fruit Tea.

Tabel 1.3

Definisi Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Bentuk Data

1. Portability (X1) Kemudahan konsumen dalam menggunakan produk dalam kemasan itu kapan pun tanpa kesulitan.

1. Praktis dibawa 2. Mudah dibuka 3. Ringan dibawa 4. Mudah dipegang

Ordinal

2. Memorable (X2) Kemudahan konsumen untuk mengingat visual dari produk

(warna, desain dan bentuk

kemasan) maupun penggunaannya.

1. Warna menarik 2. Desain mudah diingat 3.Warna gambarkan rasa 4. Bentuk menarik 5. Desain karakter ceria

Ordinal

3. Easy to Read (X3) Mudah dibaca mencakup cetakan huruf-huruf yang berisi

informasi didalam kemasan yang dapat dibaca oleh konsumen.

1. Tulisan dapat dibaca 2. Dapat dimengerti 3. Merek berpengaruh 4. Informasi komposisi 5. Kombinasi warna unik


(18)

4. Visual Protection (X4) Melindungi produk yang dikemasnya yang mencakup fungsi, bahan serta struktur produknya.

1. Isi tetap segar 2. Terlindung dari cuaca 3. Tidak mudah rusak 4. Terlindung dari bau

Ordinal 5. Keputusan Pembelian (Y) Perilaku didalam menentukan

produk yang akan dibelinya.

1. Mudah penggunaannya 2. Berbeda dari yang lain 3. Karakter

4. Menarik dari yang lain 5. Ingin membeli kembali

Ordinal

Sumber: Susilo, Mix Edisi November 2005 (Data diolah oleh penulis, 2008)

3. Skala Pengukuran Variabel

Skala Likert digunakan sebagai alat untuk mengukur pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dimana responden akan memilih jawaban yang ada. Setiap jawaban akan diberikan skor dalam menilai persepsi dari variabel-variabel yang akan diuji.

Pedoman dalam pemberian skor sebagai berikut :

Tabel 1.4

Pedoman Pemberian Skor

No Pernyataan Skor

1 Sangat tidak setuju 1

2 Tidak setuju 2

3 Ragu- ragu 3

4 Setuju 4

5 Sangat setuju 5

Sumber: Sugiyono (2006: 105)

4. Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dimulai bulan Februari 2008 sampai dengan bulan Mei 2008. Lokasi penelitian adalah di SMU ST. Thomas 2 Medan Jln. Letjend. S. Parman No.107 Medan.

5. Populasi dan Sampel

Menurut Sugiyono (2003: 72) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek ataupun objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik


(19)

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik suatu kesimpulan .

Jumlah sampel yang diambil adalah 10 % dari populasi yaitu 635 siswa. Menurut Gay dalam buku Umar (1999: 50) jumlah ini dianggap sudah representative dan telah mewakili populasi.

Tabel 1.5

Jumlah Siswa SMU ST. Thomas 2 Medan Kelas I (X)–III (XII) Tahun Ajaran 2007/2008

Kelas Jumlah Siswa Persentase ( % )

I (X) 239 38

II (XI) 194 30

III (XII) 202 32

Total Populasi 635 100

Sumber: Data diolah oleh penulis, 2008

Sampel adalah suatu himpunan bagian dari unit populasi (Kuncoro, 2003). Metode penarikan sampel yang dipakai adalah Propotionate Stratified Random Sampling dan Purposive Random Sampling. Propotionate Stratified Random Sampling yaitu metode penarikan sampel acak secara proporsional untuk setiap kelompok strata dalam populasi. Data jumlah sampel dapat dilihat pada Tabel 1.6 dibawah ini:

Tabel 1.6

Jumlah Responden Penelitian

Kelas Jumlah Siswa Jumlah

Responden

I (X) 239 24

II (XI) 194 19

III (XII) 202 20

Total 635 63,5

Sumber: Data diolah oleh Penulis, 2008

Purposive Random Sampling yaitu teknik penentuan sampel secara acak dengan pertimbangan tertentu. Data jumlah penggolongan sampel dapat dilihat


(20)

pada Tabel 1.7 dengan pertimbangan siswa yang menjadi responden yang telah mengkonsumsi minuman Fruit Tea minimal 2 kali dalam sehari.

Jumlah sampel pada data awal adalah sebesar 63 responden penelitian, tetapi didalam analisis kelayakan model yang dilakukan terjadi data outlier. Data outlier adalah data yang secara nyata berbeda dengan data-data yang lain.

Tabel 1.7

Jumlah Penggolongan Sampel per Kelas Siswa SMU ST. Thomas 2 Medan

Kelas Jumlah Siswa Persentase

I−A (X−A) 4 6.3

I−B (X−B) 4 6.3

I−C (X−C) 4 6.3

I−D (X−D) 4 6.3

I−E (X−E) 4 6.3

I−F (X−F) 4 6.3

II IPA−1 (XI IPA 1) 3 4.7

II IPA−2 (XI IPA 2) 3 4.7

II IPA−3 (XI IPA 3) 4 6.3

II IPS−1 (XI IPS 1) 4 6.3

II IPS−2 (XI IPS 2) 5 7.9

III IPA–1 (XII IPA 1) 4 6.3

III IPA–2 (XII IPA 2) 4 6.3

III IPA–3 (XII IPA 3) 4 6.3

III IPS–1 (XII IPS 1) 4 6.3

III IPS−2 (XII IPS 2) 4 6.3

TOTAL 63 100

Sumber: Data diolah oleh Penulis, 2008

6. Jenis dan Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dari responden terpilih pada lokasi penelitian melalui kuesioner dan wawancara kepada responden.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti dari sumber–sumber lain yang telah diolah seperti dari bagian tata usaha SMU ST. Thomas 2 Medan, buku - buku pendukung, majalah, internet, dan lain sebagainya.


(21)

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Penelitian ini menggunakan teknik pengajuan pertanyaan–pertanyaan tertulis kepada responden dalam bentuk kuesioner.

b. Wawancara langsung kepada responden jika ada pertanyaan yang kurang jelas dan kurang dimengerti pada saat pengisian kuesioner.

c. Studi dokumen yaitu mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal, majalah dan internet yang berkaitan dengan penelitian.

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan oleh peneliti untuk mengukur data yang telah didapat setelah penelitian dimana merupakan data valid dengan menggunakan kuesioner sebagai alat ukur.

Pengujian validitas instrumen digunakan dengan menggunakan program SPSS 12.0 for Windows, dengan kriteria sebagai berikut :

1) Jika r hitung > r tabel , maka pertanyaan tersebut dinyatakan valid. 2) Jika r hitung < r tabel , maka pertanyaan tersebut dinyatakan tidak valid. b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan tingkat keandalan suatu instrumen penelitian. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2003: 110).

Pengujian dilakukan dengan program SPSS 12.0 for Windows. Butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut :


(22)

1) Jika ralpha positif atau > rtabel maka pertanyaan reliabel. 2) Jika ralpha negatif atau < rtabel maka pertanyaan tidak reliabel. 9. Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan : a. Metode Deskriptif

Metode ini data-data yang telah diperoleh digolongkan, diklasifikasikan, diinterpretasikan dan selanjutnya dianalisis, sehingga diperoleh suatu gambaran umum tentang data–data yang diteliti.

b. Metode Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS Versi 12.0 for Windows.

Bentuk perumusannya sebagai berikut :

Y = a + B

1

X

1

+ B

2

X

2

+ B

3

X

3

+ B

4

X

4

+ e

Dimana : Y = Keputusan Pembelian Minuman Fruit Tea a = Konstanta

X1 = Skor indikator Portability X2 = Skor indikator Memorable X3 = Skor indikator Easy to Read X4 = Skor indikator Visual Protection

B1…4 = Koefisien Regresi e = Standar error

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik kemudian akan dianalisis pengujian hipotesis sebagai berikut :


(23)

1) Uji Serempak (Uji F)

Untuk membuktikan bahwa setiap variabel bebas (Xi) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Yi) secara serentak.

Kriteria pengujian sebagai berikut :

Ho : bi = 0, artinya jika tidak terdapat pengaruh bi terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea.

Ho : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea.

Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5 %. a) Ho diterima jika Fhitung < Ftabel (α)

b) H1 diterima jika Fhitung > Ftabel (α) 2) Uji Secara Parsial (Uji t)

Untuk melihat pengaruh variabel setiap kemasan Fruit Tea (Xi) terhadap variabel keputusan pembelian (Yi), maka dalam hal ini peneliti menggunakan uji t satu sisi.

Ho : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari setiap variabel kemasan Fruit Tea (Xi) terhadap variabel keputusan pembelian minuman Fruit Tea (Yi).

H1 : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari setiap variabel kemasan Fruit Tea (Xi) terhadap variabel keputusan pembelian minuman Fruit Tea (Yi).

Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5 %. a) Ho diterima apabila t hitung < t tabel (α)


(24)

3) Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel kemasan Fruit Tea (X) terhadap keputusan pembelian minuman Fruit Tea (Y). Jika nilai R² mendekati satu (1) maka semakin kuat pengaruhnya, sebaliknya jika mendekati nol (0) maka pengaruhnya semakin lemah.


(25)

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Siska Aprilia (2006) judul skripsi : “Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Fanta Pada Siswa SMU ST. Thomas 1 Medan”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari variabel dari kemasan antara lain Portability, Memorable, Easy to Read dan Visual Protection terhadap keputusan pembelian minuman Fanta.

Hasil dari analisis data primer dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Menunjukkan bahwa terdapat tiga variabel bebas yang memiliki hubungan positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu

Memorable, Easy to Read dan Visual Protection, sedangkan variabel Portability

tidak mempunyai hubungan yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Fanta.

B. Pengertian Pemasaran dan Manajemen Pemasaran 1. Pengertian Pemasaran

Pemasaran menurut Kotler (2000 : 11) adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.


(26)

2. Manajemen Pemasaran

Kotler (2000: 12) mendefinisikan manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.

C. Bauran Pemasaran

Sastradipoera (2003: 99) mengartikan bauran pemasaran adalah sejumlah kegiatan terkendali yang dapat dimanfaatkan oleh organisasi (seperti perusahaan) agar dapat mempengaruhi tanggapan para konsumen terhadap pangsa pasar tertentu yang menjadi tujuan organisasi itu.

Variabel-variabel bauran pemasaran tersebut meliputi perencanaan produk, unsur-unsur penetapan harga, distribusi fisik, manajemen saluran distribusi, eceran, promosi, periklanan, penjualan pribadi, riset dan sistem informasi

marketing. Jadi pada umumnya pemasar menyebut pengemasan sebagai unsur

dalam strategi produk.

Perbedaan-perbedaan perilaku konsumen mewajibkan perusahaan merumuskan kombinasi unsur-unsur bauran pemasaran yang juga berbeda hal ini disebabkan karena adanya penyesuaian program pemasaran dengan perilaku konsumen misalnya perilaku konsumen yang memiliki alternatif pilihan terdorong semakin rasional dalam membanding-bandingkan mutu, harga, pengemasan dan pelayanan oleh karena berkembangnya pendidikan, bertambahnya pendapatan, bertambahnya jumlah, jenis dan mutu produk.


(27)

D. Produk

Kotler dalam buku Susanto (2001: 560) mengartikan produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan ataupun kebutuhan. Menurut Gitusudarmo (2000: 179) produk dapat mencakup benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi, maupun ide. Produk yang berwujud biasa disebut sebagai barang sedangkan yang tidak berwujud disebut jasa.

Berdasarkan pengertian diatas maka terdapat tiga aspek dalam sebuah produk yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Produk Inti (Core Product)

Produk inti merupakan manfaat inti yang ditampilkan oleh suatu produk kepada konsumen didalam memenuhi kebutuhan dan keinginannya.

2. Produk yang diperluas (Augmented Product)

Produk yang diperluas mencakup berbagai tambahan manfaat yang dapat dinikmati oleh konsumen dari produk inti yang dibelinya.

3. Produk Formal (Formal Product)

Produk formal adalah produk yang merupakan “penampilan atau perwujudan” dari produk inti maupun perluasan produknya. Produk formal inilah yang lebih dikenal oleh kebanyakan konsumen sebagai daya tarik yang tampak langsung atau tangible offer dimata konsumen. Dalam hal ini ada lima komponen yang melekat dalam produk formal, yaitu :


(28)

a. Desain/ bentuk/ coraknya b. Daya tahan/ mutunya

c. Daya tarik/ keistimewaannya d. Pengemasan/ bungkus e. Merek

E. Pengemasan Produk

Menurut Angipora (1999: 151) kemasan adalah seluruh kegiatan merancang dan memproduksi pembungkus suatu produk.

Ada beberapa alasan mengapa kemasan sangat diperlukan antara lain : 1. Pengemasan sebagai alat untuk melindungi produk

Kemasan melindungi produk dalam perjalanannya dari produsen ke konsumen. Kemasan dirancang dengan tepat akan melindungi produk dari hal-hal yang dapat mengurangi mutu, jumlah dan penampilan.

2. Pengemasan sebagai sarana yang dapat memberikan kemudahan penggunaan

Kemasan harus dapat memberikan kemudahan dalam penggunaan produk. Misalnya kemasan harus mudah dibuka dan ditutup, tidak boleh terlalu berat.

3. Kemasan berguna dalam melaksanakan program pemasaran perusahaan Melalui kemasan identifikasi produk menjadi lebih efektif sehingga produk dapat dibedakan dari produk pesaing. Beberapa kemasan dapat menjadi daya tarik sendiri dalam penjualan sehingga sekaligus menjadi media promosi.


(29)

F. Kemasan Produk Didalam Pemasaran

Perkembangan baru dalam kemasan terjadi dengan cepat sekali sehingga manajemen perusahaan dituntut memperhatikan pembaharuan dalam desain kemasan produk misalnya bahan baru menggantikan bahan lama, bentuk dan ukuran yang dibuat semakin menarik dan ciri-ciri lain model kemasan dengan ukuran isi.

Pengemasan menjadi alat pemasaran yang cukup potensial sekarang ini. Kemasan yang terancang dengan baik dapat memberikan kenyamanan bagi konsumen dan promosi bagi produsen menurut Susanto (2001: 593).

Susilo, (MIX edisi November 2005) mengemukakan 4 variabel yang digunakan untuk menilai kemasan antara lain :

1. Portability artinya kemudahan konsumen dalam menggunakan produk

dalam kemasan itu kapan pun tanpa kesulitan.

2. Memorable artinya mencakup kemudahan konsumen untuk mengingat

visual dari produk (warna, desain, dan bentuk kemasan) maupun penggunaannya.

3. Easy to Read artinya mudah dibaca mencakup cetakan huruf-huruf yang

berisi informasi didalam kemasan yang dapat dibaca oleh konsumen.

4. Visual Protection artinya melindungi produk yang dikemasnya yang

mencakup fungsi, bahan, serta struktur produknya.

Kemasan memiliki fungsi yang sangat penting, Wiyancoko (MIX edisi November 2005) memberikan beberapa prinsip bagi perancang kemasan agar memahami proses kemasan antara lain :


(30)

1. Kemasan berfungsi sebagai informasi, sehingga desain kemasan harus jujur dan memberikan informasi tentang produk. Artinya kemasan harus sesuai dengan desain yang tertera pada kemasan dengan isinya.

2. Kemasan memiliki fungsi sebagai pelindung produk serta memiliki fungsi kepraktisan yang harus sesuai dengan pandangan konsumen.

3. Kemasan memilki fungsi branding/merek sebagai sarana komunikasi citra dan posisi produk dipasar.

Berbagai faktor berperan dalam meningkatkan penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran antara lain :

a) Swalayan: Produk yang dijual didalam swalayan jumlahnya sangat banyak, konsumen pasti melewati berbagai merek produk, jenis produk, dan lain sebagainya. Peran kemasan disini harus menarik perhatian, menjelaskan tampilan produk, memberikan keyakinan pada konsumen, dan menimbulkan kesan yang menyenangkan.

b) Kemampuan konsumen: Meningkatkan kemampuan konsumen berarti konsumen bersedia membayar lebih banyak untuk kenyamanan, penampilan, dan prestise dari kemasan yang lebih baik.

c) Citra Perusahaan dan Merek: Perusahaan mengakui kekuatan kemasan yang terancang baik dalam menghasilkan pengakuan seketika atas perusahaan atau merek.

d) Kesempatan Inovasi: Pengemasan yang inovatif dapat memberikan manfaat yang besar bagi konsumen dan laba bagi produsen.

Peranan fungsi kemasan dalam pemasaran juga ditimbulkan oleh beberapa faktor antara lain :


(31)

1) Meningkatkan standar kesehatan dan sanitasi yang dituntut oleh masyarakat.

2) Mahalnya harga tempat untuk peragaan produk yang diperlukan oleh pihak produsen dan sulitnya memperoleh tempat ditoko-toko eceran. 3) Susahnya menghadapi pengecer yang hanya mau menjual produk

dengan kemasan yang efektif saja.

G. Strategi Kemasan

Strategi pengemasan menurut Sastradipoera (2003: 129) adalah strategi pengemasan ynga meliputi rencana dan metode yang cermat untuk melindungi dan memberikan kemudahan penggunaan produk dan memberikan kemasan yang tepat pada produk tersebut bagi kepentingan penjualan.

Usaha untuk menentukan penampilan produk yang lebih baik memiliki beberapa strategi kemasan yang dapat memberikan kemasan yang tepat pada produk tersebut bagi kepentingan penjualan.

Usaha untuk menentukan penampilan produk yang lebih baik memiliki beberapa strategi kemasan yang dapat menjadi bahan pertimbangan bagi perusahaan antara lain :

1. Mengubah Kemasan

Menyadari kemasan yang ditampilkan tidak memiliki daya tarik yang begitu baik lagi dari konsumen, sehingga manajemen dihadapkan untuk mengambil tindakan mengubah kemasan dengan alasan :


(32)

a. Menangkal menurunnya omset penjualan

b. Memperluas pasar dengan menarik kelompok baru para konsumen c. Memanfaatkan bahan kemasan baru

d. Membantu program promosi menjadi daya tarik utama dalam iklan. 2. Kemasan lini produk

Suatu perusahaan harus memutuskan apakah mengembangkan kemasan yang sama untuk beberapa produk atau kemasan yang berbeda untuk masing-masing produk. Kemasan kelompok (family packaging) mencakup pemakaian kemasan yang serupa untuk semua produk yang mempunyai kesamaan dalam ciri.

3. Kemasan yang dipakai ulang

Strategi dalam kebijakan kemasan adalah pemakaian ulang kemasan dari produk yang telah laku.

4. Kemasan aneka ragam

Terdapat kecenderungan dari berbagai perusahaan yang mengarah kepada penggunaan kemasan yang beraneka ragam. Hal ini disebabkan kemasan aneka ragam dapat meningkatkan penjualan.

Perkembangan dalam kemasan terjadi dengan cepat sekali dan tidak henti-hentinya memaksa pihak manajemen untuk terus memperhatikan pembaharuan dalam desain kemasan mereka, misalnya :

a. Bahan baru menggantikan bahan lama b. Bentuk dan ukuran yang semakin menarik c. Model tutup kemasan yang lebih praktis d. Ciri-ciri lain model kemasan dengan ukuran isi


(33)

Semua kegiatan pemasaran perlu terprogram. Demikian pula halnya dengan pemasar. Program kemasan dalam pemasaran adalah segala rencana yang menetapkan cara pelaksanaan pengemasan produk.

Program pengemasan ini meliputi :

1. Perencanaan dan pengoordinasian kegiatan-kegiatan pengembangan pengemasan melalui organisasi.

2. Pelaksanaan riset oleh para ahli yang berpengalaman di bidangnya.

3. Pengembangan dan rekayasa yang sesuai dengan tujuan pengemasan dan efisiensi.

4. Pengujian atas hasil pengembangan dan rekayasa yang didasarkan pada hasil riset.

5. Spesifikasi penulisan yang biasanya merupakan gabungan hasil dari spesialis dalam bidang marketing dan kesenian.

6. Pemilihan dan pengawasan warna agar sesuai dengan tuntutan pasar dan teknologi.

7. Pengawasan mutu komponen–komponen pengemasan yang merupakan perpaduan antara ahli-ahli pemasaran dan teknologi.

8. Perakitan dan penyimpanan informasi. 9. Penganalisaan terhadap pengemasan produk.

Mengembangkan kemasan yang efektif untuk suatu produk membutuhkan beberapa keputusan antara lain :

a) Konsep pengemasan

Konsep ini mendefinisikan apa bentuk atau fungsi dasar kemasan itu bagi suatu produk. Apakah fungsi utama memberikan perlindungan yang baik


(34)

bagi produk itu sendiri, memperkenalkan metode penggunaan baru, menyatakan mutu tertentu dari perusahaan.

b) Ukuran, bentuk, bahan, warna, dan lambang merek

Berbagai unsur pengemasan ini harus diselaraskan. Ukuran berhubungan dengan bahan, warna, dan sebagainya.

c) Keputusan mengenai keamanan produk itu sendiri

Keputusan harus dibuat atas peralatan anti bocor mengingat masalah keamanan produk itu sendiri.

d) Keputusan penetapan harga, pengiklanan, dan unsur pemasaran lainnya Mengembangkan pengemasan yang efektif membutuhkan biaya yang besar, dan membutuhkan waktu beberapa bulan sampai beberapa tahun, dan tentu juga iklan yang dibuat harus menjadi lebih menarik.

Setelah kemasan dirancang maka harus diuji antara lain : 1) Uji Teknis

Dilakukan untuk memastikan bahwa kemasan dapat bertahan dalam situasi normal misalnya kaleng minuman yang tidak meledak pada saat cuaca yang tidak stabil.

2) Uji Pandangan

Dilakukan untuk memastikan bahwa tulisan dapat dibaca dan warna-warnanya. Maksudnya tidak terjadi pembauran warna tulisan dan warna kemasan, misalnya warna kaleng oranye tulisan pada kemasan berwarna kuning, akan sulit dibaca.


(35)

3) Uji Agen Penjual

Dilakukan untuk memastikan bahwa agen penjual menganggap kemasan itu menarik dan mudah ditangani. Agen penjual akan lebih tertarik dengan kemasan yang menarik bagi konsumen dan tidak hanya bagi dirinya sendiri.

4) Uji Konsumen

Dilakukan untuk memastikan tanggapan konsumen positif. Dapat dilakukan dengan pemberian kuesioner, wawancara langsung dengan pembeli.

H. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Menurut Setiadi ( 2003 : 16) proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut : pengenalan masalah kebutuhan, pencarian, informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

Sumber: Nugroho Setiadi, 2003

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengenalan Masalah

Pembeli menyadari adanya kebutuhan yang disebabkan oleh rangsangan internal hingga suatu tingkat tertentu dapat berubah menjadi dorongan dan dapat juga dari eksternal.

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Pembelian

Perilaku Pasca Pembelian

Mengenali Kebutuhan


(36)

2. Pencarian Informasi

Konsumen akan mulai mencari informasi yang lebih banyak jika minatnya mulai timbul. Proses pencarian informasi dapat dikelompokkan menjadi : sumber pribadi, sumber komersil, sumber umum, dan dari pengalaman. Secara umum konsumen menerima informasi terbanyak dari sumber komersil yang didominasi oleh pemasar.

3. Evaluasi Alternatif

Kebanyakan model proses evaluasi sekarang bersifat kognitif yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk berdasarkan pertimbangan yang sadar dan rasional. Konsumen mungkin mengembangkan seperangkat kepercayaan merek tentang dimana setiap merek berada pada ciri masing-masing.

4. Keputusan Membeli

Terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi tujuan pembelian dan keputusan pembelian. Pertama sikap orang lain dan faktor-faktor yang tak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor seperti : pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan, dan manfaat produk yang diharapkan.

5. Perilaku Sesudah Pembelian

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas, maka ia mungkin akan membeli produk itu lagi. Konsumen yang tidak puas akan mengalami satu atau dua tindakan, sampai pada tahap meninggalkan atau mengembalikan produk tersebut.


(37)

I. Persepsi Konsumen

Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi. Menurut Webster dalam buku Setiadi (2003: 160) “Persepsi adalah proses bagaimana stimuli–stimuli itu diseleksi, diorganisasi, dan diinterpretasikan”.

Pengenalan atas suatu objek dipengaruhi oleh suatu gerakan, intesitas, aroma, bentuk kemasan, warna, dan rasa dapat mempengaruhi persepsi konsumen.

J. Stimuli Pemasaran

Stimuli adalah merupakan bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi individu (Setiadi, 2003 : 162). Stimuli terdiri atas 2 bentuk yaitu :

1. Stimuli Pemasaran

Stimuli pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. Produk dan komponen– komponennya misalnya kemasan, isi, ciri–ciri fisik adalah stimuli utama sedangkan komunikasi yang didesain untuk mempengaruhi konsumen adalah stimuli tambahan yang mempresentasikan produk seperti kata-kata, gambar, simbol, dan sebagainya.

2. Stimuli Lingkungan

Stimuli lingkungan adalah stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi keadaan lingkungan.

Ada dua faktor kunci yang menentukan stimuli akan dirasakan dan bagaimana stimuli itu dipersepsikan :


(38)

1) Karakteristik stimulus yang mempengaruhi persepsi, terdiri dari dua faktor antara lain :

a. Faktor sensory, terdiri atas warna, bau, dan rasa.

b. Faktor – faktor struktural, terdiri atas ukuran, posisi, warna, dan kontras.

2) Kemampuan konsumen untuk mendeteksi perbedaan dalam suara, cahaya, bau, atau stimuli lainnya.


(39)

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah singkat Perusahaan

Sosro yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya merupakan singkatan dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis usaha Teh Wangi Melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Slawi. Teh Wangi Melati yang diperkenalkan pada saat itu bermerek Cap Botol.

Pada tahun 1965, Teh Wangi Melati merek Cap Botol yang sudah terkenal didaerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta. Teknik mempromosikan Teh Wangi Melati merek Cap Botol di Jakarta dinamakan strategi promosi cicip rasa. Secara rutin beberapa staf yang dikoordinir oleh Bapak Soetjipto Sosrodjojo mendatangi tempat-tempat keramaian dengan menggunakan mobil dan alat-alat propaganda seperti memutar lagu-lagu untuk menarik perhatian dan mengumpulkan penonton. Setelah berhasil mengumpulkan penonton cukup banyak, penonton yang ada tersebut dibagikan secara gratis contoh Teh Wangi Melati merek Cap Botol (sekarang disebut teknik sampling).

Setelah itu, staf juga mendemokan cara menyeduh Teh Wangi Melati merek Cap Botol yang kemudian dibagikan agar dapat dicicipi langsung oleh penonton sehingga mereka yakin bahwa ramuan Teh Wangi Melati merek Cap Botol adalah Teh yang memiliki mutu dan kualitas yang baik. Teknik merebus teh langsung di tempat keramaian itu ternyata membutuhkan waktu yang cukup lama, sehingga menimbulkan kendala. Penonton yang sudah berkumpul menjadi tidak sabar dan banyak yang meninggalkan arena demo sebelum sempat mencicipi


(40)

seduhan teh tersebut. Untuk menanggulangi kendala tersebut maka sebelum dibawa ke tempat keramaian Teh Wangi Melati merek Cap Botol diseduh terlebih dahulu di kantor dan dimasukkan ke dalam panci untuk kemudian dibawa dengan kendaraan menuju tempat-tempat keramaian untuk dipromosikan.

Teknik yang kedua ini juga masih mengalami kendala, yaitu air teh yang dibawa dalam panci banyak yang tertumpah sewaktu dalam perjalanan karena kondisi kendaraan dan jalan-jalan di Jakarta pada saat itu belum sebaik sekarang. Akhirnya ditempuh cara lain, yaitu air teh yang telah diseduh dikantor kemudian ditaruh didalam botol-botol bekas limun/kecap yang telah dibersihkan terlebih dahulu untuk selanjutnya dibawa ketempat tempat kegiatan promosi cicip rasa berlangsung. Ternyata cara yang ketiga ini berjalan baik dan terus di pakai selama bertahun tahun.

Pada tahun 1969 muncul gagasan menjual air teh siap minum dalam kemasan botol dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo. Untuk kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun 1970 dan desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun. Untuk desain botol kedua yaitu pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun. Dan pada tahun 1974, dengan didirikan PT. Sinar Sosro di kawasan Ujung Menteng (waktu itu masuk wilayah Bekasi, tetapi sekarang masuk wilayah Jakarta), maka desain botol Teh Botol Sosro berubah dan bertahan sampai sekarang. Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di dunia.


(41)

B. Filosofi Sosro

Sejak Generasi-I, keluarga Sosro memiliki satu filosofi yang mulia dan selalu diterapkan pada setiap aktivitas bisnisnya. Filosofi tersebut adalah “NIAT BAIK”. Niat Baik ini dijabarkan kepada produk-produk yang dihasilkan (yang pada saat itu Teh Botol Sosro), yaitu bahwa produk-produk Sosro tidak membahayakan kesehatan. Artinya bahwa produk Sosro tidak menggunakan bahan pengawet, tidak menggunakan pemanis buatan dan tidak menggunakan zat pewarna. Niat Baik ini juga diterapkan pada proses produksi Sosro sehingga proses produksi yang dilakukan aman bagi lingkungan. Dengan demikian setiap produk Sosro dapat dikonsumsi segala usia sepanjang hari.

C. Visi dan Misi

Sosro ada dan menjadi besar karena Visi–Misi yang jelas, intuisi bisnis yang brilliant, keuletan dan strategi marketing yang handal serta didukung jalur distribusi yang luar biasa. Yang menjadi Visi dan Misi Perusahaan Sosro yaitu :

Visi Sosro ialah: “Menjadi perusahaan minuman yang dapat melepaskan rasa dahaga konsumen, kapan saja, di mana saja, serta memberikan nilai tambah kepada semua pihak yang terkait”.

Misi Sosro íalah :

1. Melahirkan merek dan produk minuman baru, baik yang berbasis teh, maupun non teh, dan menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing–masing.


(42)

3. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka panjang, baik dalam volume penjualan maupun penciptaan pelanggan. 4. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai

dengan nilai–nilai utama perusahaan.

5. Memberikan kepuasan kepada para pelanggan. 6. Menyumbang devisa ke negara.

D. Produk Sosro

Perusahaan Sosro dalam menjalankan penjualannya, memproduksi banyak produk minuman baik dalam kemasan botol, tetra, kaleng, maupun dalam kemasan isi. Semua produk yang dihasilkan memiliki masing–masing cita rasa yang khas. Beberapa produk itu antara lain :

Tipe Kemasan : Botol Volume (Netto) : 220 ml/ botol Jenis Produk : Teh Wangi Melati Ketahanan Produk : 1 Tahun

Target Segmen : Semua Umur Kemasan Luar :

Krat Plastik 1 krat = 24 botol

Tipe Kemasan : Kemasan Tetra Slim

Volume (Netto) : 200 ml/ kemasan dan 250 ml/kemasan Jenis Produk : Teh Wangi Melati

Ketahanan Produk : 1 Tahun Target Segmen : Semua Umur Kemasan Luar :

Karton berombak lapis dua 1 karton = 24 kemasan Maks. 10 susun

Kemasan : Botol Volume (Netto) : 235 ml/ botol

Jenis Produk : Rasa Apel, Lemon dan Aneka Rasa Buah Ketahanan Produk : 1 Tahun

Target Segmen : Remaja Kemasan Luar :


(43)

Tipe Kemasan : Kemasan Tetra Genggam Volume (Netto) : 200 ml/ kemasan

Jenis Produk :

Rasa Apel, Lemon, Aneka Buah, Orange, Strawberry dan Jambu Klutuk

Ketahanan Produk : 1 Tahun Target Segmen : Remaja Kemasan Luar :

Karton berombak lapis dua 1 karton = 24 kemasan @ 200 ml Maks. 7 susun

Tipe Kemasan : Kaleng Volume (Netto) : 318 ml/ kaleng Jenis Produk :

Rasa Apel, Lemon, Aneka Buah, Orange, Strawberry dan Jambu Klutuk

Ketahanan Produk : 2 Tahun Target Segmen : Remaja Kemasan Luar :

Karton berombak lapis dua 1 karton = 24 kemasan @ 318 ml Maks. 10 susun

Disamping itu, PT Sosro juga memproduksi Teh Celup Sosro yang non

envelop dan yang envelop. Teh Celup Sosro non enveloped terdiri dari kemasan

isi 5 tea bags (kantong teh), kemasan isi 10 tea bags (kantong teh), kemasan isi 15

tea bags (kantong teh), kemasan isi 30 tea bags (kantong teh), dan kemasan isi 50 tea bags (kantong teh). Sedangkan Teh Celup Sosro enveloped terdiri dari Green Tea, Black Tea, dan Jasmine Tea.

E. Proses Produksi Fruit Tea

Sosro yang kita kenal sekarang memiliki aroma dan cita rasa yang khas dibanding jenis minuman lainnya. Cara pembuatannya sederhana dengan bahan utamanya hanya menggunakan teh hitam, gula pasir, konsentrat buah, flavour dan air.


(44)

1. Deskripsi

Fruit Tea adalah salah satu produk hasil inovasi terbaru Sosro yang terdiri dari 6 rasa, yaitu :

a. Teh rasa Apel

b. Teh rasa Aneka Buah. c. Teh rasa Lemon. d. Teh rasa Jeruk. e. Teh rasa Stroberi. f. Teh rasa Jambu Klutuk.

Fruit Tea merupakan produk minuman teh yang diberi konsentrat buah, dan untuk bahan baku tehnya dari jenis teh hitam.

2. Bahan Baku

Bahan baku produk Fruit Tea adalah terdiri dari : a. Teh hitam

b. Gula pasir c. Konsentrat buah d. Flavour

e. Air

3. Proses Pembuatan

Proses pembuatan dari produk Fruit Tea terdiri dari 5 tahapan, yaitu : a. Penyeduhan Teh

Teh hitam diseduh didalam tangki ekstraksi dengan air mendidih yang sudah melalui proses filtrasi.


(45)

b. Pelarutan Gula

Gula pasir putih dilarutkan dengan air panas melalui filtrasi & pemanasan sampai mencapai kadar kemanisan yang diinginkan. Gula pasir yang sudah dilarutkan tersebut (dinamakan sirup gula) lalu dilewatkan ke filter Cosmos & kemudian dipompa kedalam tangki penampungan sirup gula. c. Pencampuran

Pada proses pencampuran ini, Teh Cair Pahit (TCP) hasil seduhan dicampur dengan sirup gula dan konsentrat buah & Flavour untuk mendapatkan rasa Fruit Tea yang diinginkan.

d. Pemanasan

Produk yang sudah jadi, kemudian dilewatkan ke mesin Tetra Pack. Didalam mesin ini, produk disterilisasikan dengan menggunakan Ultra

High Temperatur (UHT). Disini, produk dilewatkan pemanas sampai suhu

mencapai 141°C selama lebih kurang 3 detik dan langsung didinginkan kembali sampai suhu kamar.

e. Pengisian Ke Dalam Kemasan Tetra

Produk yang sudah disterilisasikan kemudian dipompa ke mesin pengisi dengan tetap dijaga kesterilisasiannya. Di mesin ini, produk diisikan kedalam paper yang sebelumnya juga sudah disterilisasikan. Paper yang sudah berisi produk tadi lalu sealnya direkatkan dan papernya dipotong dan dibentuk sesuai bentuk kemasan Tetra Wedge oleh mesin pengemasan


(46)

BAB IV

ANALISIS DATA

Pada penelitian ini digunakan dua metode untuk menganalisis data primer yang telah diperoleh, yakni metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik. Metode analisis deskriptif dalam penelitian ini merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer yang berupa kuesioner yang telah diperoleh oleh responden penelitian. Sedangkan untuk metode analisis statistik, selain untuk melakukan uji validitas dan reliabilitas dari kuesioner, metode analisis statistik juga digunakan untuk melakukan analisis regresi linear berganda. Pada penelitian ini peneliti menggunakan bantuan software SPSS versi 12.0 for

Windows dalam pengolahan data primer.

A. Analisis Statistik Deskriptif

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data – data pada kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti kepada 63 responden, diperoleh data mengenai jenis kelamin dari responden penelitian. Jumlah dan persentase antara laki – laki dan perempuan dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Laki - laki 35 56 %

Perempuan 28 44 %

Total 63 100 Sumber : Data primer diolah oleh penulis, 2008


(47)

Pada tabel 4.1 dapat diambil kesimpulan bahwa dalam penelitian ini jumlah responden laki – laki lebih banyak yakni sebanyak 35 orang atau sebesar 56 %, jika dibandingkan dengan responden perempuan yaitu sebanyak 28 orang atau sebesar 44 %.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas

Peneliti pada penelitian ini menentukan jumlah responden berdasarkan kelas yakni sebesar 10 % dari jumlah populasi siswa kelas I (X) – III (XII) sebanyak 63 orang. Data jumlah responden yang telah diolah adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas

Kelas Jumlah Persentase (%)

I (X) 24 38,1

II (XI) 19 30,2

III (XII) 20 31,7

Total 63 100

Sumber : Data primer diolah oleh penulis, 2008

Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa responden lebih banyak dari kelas I yaitu sebesar 24 orang atau 38,1 % dari total responden. Berikut ini akan ditampilkan hasil olahan data primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan pendapat responden mengenai kemasan fruit tea dengan indikator


(48)

3. Distribusi Pendapat Responden Mengenai Kemasan Tetra Genggam Fruit Tea


(49)

Jakarta. 1999.

Gitusudarmo, Indriyo. Manajemen Pemasaran, Edisi 1. Penerbit BPFE.

Yogyakarta. 2000.

Gujarati, Damodar. Ekonometrika Dasar. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1995. J. Stanton, William. Prinsip Pemasaran. Penerbit Erlangga. Jakarta. 1996.

Kotler, Philip dan Susanto. Manajemen Pemasaran di Indonesia, Analisis, Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Penerbit Salemba Empat.

Jakarta. 2000.

Majalah MIX. Edisi November 2005. Majalah SWA. Edisi Agustus 2006.

Nugroho, Bhuono Agung. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian Dengan SPSS. Penerbit CV.ANDI OFFSET.Yogyakarta. 2005.

Setiadi, Nugroho. Perilaku Konsumen, Edisi 1. Penerbit Kencana. P. Jakarta. 2003.

Sastradipoera, Komaruddin. Manajemen Marketing. Penerbit Kappa – Sigma

Bandung. 2003.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit CV Alfabeta. Bandung. 2004. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Penerbit CV.

Alfabeta. Bandung. 2006.

Tjiptono, Fandy. Marketing Scales, Edisi 1. Penerbit Andi Yogyakarta, 2004. Umar, Husein. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Penerbit

PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 2001.


(50)

Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Fruit Tea Pada Siswa SMU ST. Thomas 2 Medan

I. Identitas Responden

Nama :

Jenis Kelamin : L / P

Kelas : I (X) / II (XI) / III (XII)

Umur :

II. Lingkarilah jawaban yang anda pilih dari pertanyaan dibawah ini ! 1. Apakah anda pernah membeli minuman Fruit Tea ?

1. YA 2. TIDAK

2. Apakah anda pernah memperhatikan desain kemasan Fruit Tea ?

1. YA 2. TIDAK

3. Apakah anda pernah memperhatikan warna kemasan Fruit Tea ?

1. YA 2. TIDAK

4. Apakah anda pernah memperhatikan ukuran dan bahan material dari kemasan Fruit Tea ?

1. YA 2. TIDAK

5. Apakah kemasan Fruit Tea juga dapat mempengaruhi anda dalam melakukan pembelian ?

1. YA 2. TIDAK

III. Isilah kuesioner ini sesuai dengan penilaian anda, dengan memberi tanda (√) pada kolom yang tersedia

Sangat Setuju = SS

Setuju = S

Ragu – ragu = R Tidak Setuju = TS Sangat Tidak Setuju = STS


(51)

2. Pernyataan yang berhubungan dengan Memorable (X2)

No PERNYATAAN SS S R TS STS

1. Warna dari kemasan tetra genggam Fruit Tea menarik.

2. Desain kemasan tetra genggam Fruit Tea mudah untuk diingat. 3. Warna kemasan tetra genggam

Fruit Tea menggambarkan warna dari minuman Fruit Tea.

4. Bentuk kemasan tetra genggam Fruit Tea menarik.

5. Desain kemasan tetra genggam Fruit Tea menggambarkan identitas /karakter ceria dari produk tersebut. 1. Kemasan tetra genggam Fruit Tea

praktis untuk dibawa.

2. Kemasan tetra genggam Fruit Tea mudah dibuka tutupnya.

3. Kemasan tetra genggam Fruit Tea ringan untuk dibawa.

4. Kemasan tetra genggam Fruit Tea mudah dipegang dengan hanya menggunakan satu tangan.


(52)

1. Susunan huruf pada kata-kata didalam kemasan tetra genggam Fruit Tea dapat dibaca dengan jelas.

2. Makna kalimat pada kemasan tetra genggam Fruit Tea dapat dimengerti. 3. Brand (merek) Sosro pada kemasan

tetra genggam Fruit Tea mempengaruhi keputusan pembelian.

4. Informasi komposisi isi didalam ke- masan tetra genggam Fruit Tea sesuai dengan isi yang sebenarnya.

5. Kombinasi warna grafisnya (warna - latar dan warna tulisan) lebih unik dibanding dengan produk minuman lain

4. Pernyataan yang berhubungan dengan Visual Protection (X4)

No PERNYATAAN SS S R TS STS

1. Kemasan tetra genggam Fruit Tea menjaga isinya agar tetap segar. 2. Kemasan tetra genggam Fruit Tea

melindungi isinya dari pengaruh cuaca yang berubah-ubah.

3. Kemasan tetra genggam Fruit Tea tidak mudah rusak.

4. Kemasan tetra genggam Fruit Tea melindungi produk dari pencemaran bau yang menyengat.


(53)

1. Kemasan tetra genggam Fruit Tea lebih mudah penggunaannya membuat saya memilih kemasan tetra genggam Fruit Tea dalam melakukan pembelian.

2. Warna kemasan tetra genggam Fruit Tea yang berbeda dari kemasan tetra genggam minuman yang lain mem – buat saya tertarik untuk mencari informasi tentang Fruit Tea. 3. Karakter merek Fruit Tea yang –

ceria terlihat pada kemasan tetra genggam sesuai dengan karakter re- maja membuat saya mempertim - bangkan untuk membeli produk tersebut.

4. Kemasan tetra genggam Fruit Tea lebih menarik dari kemasan minu – man tetra genggam sejenis sehingga saya lebih memilih Fruit Tea dalam melakukan pembelian.

5. Setelah saya melihat kemasan tetra genggam dan membeli Fruit Tea saya merasa tertarik dan akan membelinya kembali.

Terima kasih atas partisipasi anda dalam mengisi kuesioner ini. Hormat Saya,

Shanti Vita Novindra Panggabean NIM. 050521101


(54)

(55)

Tabel 1.1 Skor Perlombaan Merek – Merek Kemasan Terbaik 2006 . 2 Tabel 1.2 Volume Penjualan Minuman Tetra Genggam Fruit Tea

Pada Kantin SMU ST. Thomas 2 Medan ... 3

Tabel 1.3 Defenisi Operasionalisasi Variabel ... 8

Tabel 1.4 Pedoman Pemberian Skor ... 9

Tabel 1.5 Jumlah Siswa SMU ST. Thomas 2 Medan Kelas I (X) - III (XII) Tahun Ajaran 2007/2008 ... 10

Tabel 1.6 Jumlah Responden Penelitian ... 10

Tabel 1.7 Jumlah Penggolongan Sampel per Kelas ... 11

Tabel 4.1 Validitas 1 Butir Pertanyaan ... 38

Tabel 4.2 Validitas 2 Butir Pertanyaan ... 39

Tabel 4.3 Reliabilitas Kuesioner ... 40

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 41

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 41

Tabel 4.7 Pendapat Responden terhadap Variabel Portability (X1) Kemasan Fruit Tea ... 42

Tabel 4.8 Pendapat Responden terhadap Variabel Memorable (X2) Kemasan Fruit Tea ... 43

Tabel 4.9 Pendapat Responden terhadap Variabel Easy to Read (X3) Kemasan Fruit Tea ... 44

Tabel 4.10 Pendapat Responden terhadap Variabel Visual Protection (X4) Kemasan Fruit Tea ... 44

Tabel 4.11 Pendapat Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) Kemasan tetra Fruit Tea... 47

Tabel 4.12 Regresi Linear Berganda Coefficients (a) ... 48

Tabel 4.13 Hasil Uji F hitung ... 50

Tabel 4.14 Hasil Uji t hitung ... 52


(56)

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5 Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 26


(57)

(58)

Kemasan Kaleng ( Can )

Kemasan Tetra Genggam ( Tetra Pack )

Kemasan Botol


(1)

5. Pernyataan yang berhubungan dengan variabel Keputusan Pembelian (Y) No PERNYATAAN SS S R TS STS 1. Kemasan tetra genggam Fruit Tea

lebih mudah penggunaannya membuat saya memilih kemasan tetra genggam Fruit Tea dalam melakukan pembelian.

2. Warna kemasan tetra genggam Fruit Tea yang berbeda dari kemasan tetra genggam minuman yang lain mem – buat saya tertarik untuk mencari informasi tentang Fruit Tea. 3. Karakter merek Fruit Tea yang –

ceria terlihat pada kemasan tetra genggam sesuai dengan karakter re- maja membuat saya mempertim - bangkan untuk membeli produk tersebut.

4. Kemasan tetra genggam Fruit Tea lebih menarik dari kemasan minu – man tetra genggam sejenis sehingga saya lebih memilih Fruit Tea dalam melakukan pembelian.

5. Setelah saya melihat kemasan tetra genggam dan membeli Fruit Tea saya merasa tertarik dan akan membelinya kembali.

Terima kasih atas partisipasi anda dalam mengisi kuesioner ini. Hormat Saya,

Shanti Vita Novindra Panggabean NIM. 050521101


(2)

(3)

vii

DAFTAR TABEL

No Uraian Halaman

Tabel 1.1 Skor Perlombaan Merek – Merek Kemasan Terbaik 2006 . 2 Tabel 1.2 Volume Penjualan Minuman Tetra Genggam Fruit Tea

Pada Kantin SMU ST. Thomas 2 Medan ... 3

Tabel 1.3 Defenisi Operasionalisasi Variabel ... 8

Tabel 1.4 Pedoman Pemberian Skor ... 9

Tabel 1.5 Jumlah Siswa SMU ST. Thomas 2 Medan Kelas I (X) - III (XII) Tahun Ajaran 2007/2008 ... 10

Tabel 1.6 Jumlah Responden Penelitian ... 10

Tabel 1.7 Jumlah Penggolongan Sampel per Kelas ... 11

Tabel 4.1 Validitas 1 Butir Pertanyaan ... 38

Tabel 4.2 Validitas 2 Butir Pertanyaan ... 39

Tabel 4.3 Reliabilitas Kuesioner ... 40

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 40

Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 41

Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Kelas ... 41

Tabel 4.7 Pendapat Responden terhadap Variabel Portability (X1) Kemasan Fruit Tea ... 42

Tabel 4.8 Pendapat Responden terhadap Variabel Memorable (X2) Kemasan Fruit Tea ... 43

Tabel 4.9 Pendapat Responden terhadap Variabel Easy to Read (X3) Kemasan Fruit Tea ... 44

Tabel 4.10 Pendapat Responden terhadap Variabel Visual Protection (X4) Kemasan Fruit Tea ... 44

Tabel 4.11 Pendapat Responden terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) Kemasan tetra Fruit Tea... 47

Tabel 4.12 Regresi Linear Berganda Coefficients (a) ... 48

Tabel 4.13 Hasil Uji F hitung ... 50

Tabel 4.14 Hasil Uji t hitung ... 52

Tabel 4.15 Koefisien Determinan Model Summary ... 54


(4)

viii

DAFTAR GAMBAR

No Uraian Halaman

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 5 Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan ... 26


(5)

ix

L A M P I R A N


(6)

GAMBAR

KEMASAN FRUIT TEA

Kemasan Kaleng ( Can )

Kemasan Tetra Genggam ( Tetra Pack )

Kemasan Botol