Optimized Link-State Routing. Protokol routing di MANET.

15 akan mem-broadcast paket ke semua node tetangganya dan node perantara akan meneruskan paket itu ke tetangga mereka, teknik ini akan berulang – ulang hingga mencapai node tujuan. Jika node tetangganya adalah node tujuan, maka akan dibalas dengan paket RREP ke node sumber, dengan demikian maka paket RREQ dari node sumber akan diakui. Jika node tetangganya bukan node tujuan, maka paket RREQ akan diteruskan hingga diterima oleh node tujuan. Jika terjadi kesalahan pada link, maka paket RERR akan dikirimkan ke node sumber. Protokol routing reaktif mempunyai delay yang besar namun kecil akan routing overhead . Hal ini disebabkan karena jalur belum ditentukan, sehingga sebuah node harus memulai tahap proses pencarian jalur. Setelah jalur tersedia, maka jalur akan dipelihara sampai jalur tersebut tidak lagi dibutuhkan. Protokol routing hybrid merupakan gabungan dari protokol routing proaktif dan protokol routing reaktif. Protokol routing hybrid memiliki kelebihan dari protokol routing proaktif dan reaktif untuk mengurangi delay yang merupakan kekurangan dari proaktif dan untuk routing overhead. Faktor utama yang menjadi kelebihan protokol routing hybrid adalah penggunaan protokol routing proaktif untuk yang jarak dekat dan protokol routing reaktif untuk yang jarak jauh.

2.2.1. Optimized Link-State Routing.

Optimized Link-State Routing OLSR dikembangkan oleh kelompok kerja MANET IETF untuk mobile ad-hoc networks. OLSR merupakan protokol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16 routing proaktif yang berarti pertukaran informasi topologi dengan node yang lain dalam jaringan dilakukan secara berkala. Protokol ini mewarisi sifat kestabilan dari algoritma link state dan memiliki keuntungan yaitu jalur sudah tersedia ketika dibutuhkan. OLSR merupakan optimalisasi dari protokol link state yang disesuaikan untuk MANET. Karakterisitik dari protokol routing link state adalah : 1. Setiap node memulai dengan mencari node tetangganya. 2. Setiap node men-generates link state advertisements LSA untuk didistribusikan ke semua node. 3. Setiap node menjaga sebuah database yang berisi semua LSA yang diterima topologi database atau link state database yang digambarkan pada sebuah graph beserta dengan beban simpul. 4. Hasilnya adalah semua node memiliki topologi jaringan yang lengkap dan informasi link cost . 5. Setiap router menggunakan link state database guna menjalankan algoritma jalur terpendek algoritma djikstra untuk menemukan jalur terpendek ke setiap node di dalam jaringan. Protokol routing link state awalnya didesain untuk jaringan kabel dan tidak untuk jaringan ad-hoc dengan skala yang luas karena jaringan ad-hoc sering melakukan topologi update yang merupakan bagian penting dari 17 kapasitas jaringan. Oleh karena itu, banyak muncul berbagai protokol routing salah satunya adalah OLSR. Hal baru yang terdapat pada OLSR adalah meminimalkan routing overhead dari broadcast control messages dengan menggunakan MPR seperti yang ditunjukkan pada gambar 4. Teknik ini cukup signifikan dalam mengurangi jumlah retransmissions yang diperlukan dalam mendistribusikan messages ke semua node dalam jaringan. OLSR hanya memerlukan sebagian link state untuk dibanjiri dalam menyediakan jalur terpendek. MPR digunakan sebagai node perantara dari node sumber ke node tujuan. Gambar 4. Distribusi messages melalui MPR. Tahapan kerja OLSR. - Link sensing mendeteksi hubungan. Setiap node harus mendeteksi hubungan antara dirinya dengan node tetangganya. Hubungan harus diperiksa dikedua arah agar dianggap sah. Proses MPR PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18 pendeteksian hubungan dengan node tetangga tersebut dinamakan Link Sensing . Link sensing dilakukan melalui pengiriman pesan HELLO secara berkala guna memperbaharui local link information melalui antarmuka nirkabel yang digunakan dalam node tersebut. Local link information menyimpan informasi tentang hubungannya dengan node tetangganya. Tujuan dari link sensing adalah node memiliki status hubungan yang terkait baik itu simetris atau asimetris. - Neighbour detection mendeteksi node tetangga. Mekanisme neighbour detection dilakukan melalui pertukaran pesan HELLO secara berkala. Informasi pesan HELLO yang disimpan oleh sebuah node mencakup informasi mengenai 1-hop node tetangganya, 2-hop node tetangganya, MPR. - MPR selection Pemilihan MPR. Ide dari MPR adalah meminimalkan routing overhead dari pendistribusian messages dalam jaringan dengan mengurangi retransmissions yang berlebihan pada area yang sama. Setiap node N dalam jaringan akan memilih sekumpulan node tetangganya 1-hop simetris memiliki hubungan dua arah yang mungkin untuk meneruskan messages. Pada gambar 8 ditunjukkan perbandingan antara broadcast pada umumnya dengan broadcast 19 menggunakan mekanisme MPR. Sekumpulan node tetangga yang dipilih disebut sebagai MPR set kumpulan MPR dari suatu node N. Hanya node yang terpilih sebagai MPR set yang bertanggung jawab untuk meneruskan messages , hal ini dimaksudkan untuk didistribusikan ke seluruh jaringan. MPR set yang dipilih akan mencakup semua node 2-hop simetris. Untuk node tetangga dari suatu node N yang tidak terpilih sebagai MPR set, maka akan menerima dan memproses messages, tetapi tidak meneruskan messages yang diterima dari suatu node N. Semakin kecil MPR set, maka control traffic overhead dari protokol routing akan berkurang. Setiap node akan memelihara informasi tentang sekumpulan node tetangganya yang dipilih sebagai MPR set. Setiap node ini disebut dengan MPR selector set dari sebuah node. Sebuah node akan menerima informasi HELLO messages secara berkala yang dikirim dari node tetangganya. Oleh karena itu, pemilihan jalur melalui MPR set secara otomatis akan menghindari masalah yang terkait dengan data transfer paket yang uni-directional tidak mendapatkan acknowledgement. a b General Broadcasting MPR Broadcasting Gambar 8. Perbandingan Sistem Broadcast. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20 Algoritma pemilihan MPR. 2. Setiap node memilih subset terkecil node tetangga 1 hop MPRs yang mencakup semua node tetangga 2 hop. - Memilih node tetangga 1 hop u sebagai MPR, jika ada sebuah node di N 2 V maka akan dicakup oleh u. Catatan : Semua node di N 2 V yang tidak tercakup oleh node MPR disebut sebagai node uncovered. - Memilih node tetangga 1 hop u sebagai MPR, jika node u mencakup node uncovered yang banyak di N 2 V, maka akan menggunakan ID node untuk memutus simpul ketika 2 node mencakup node uncovered yang sama. 1. Sebuah node perlu tahu tentang pengetahuan node tetangga 2 hop. - Node {A,B,C,D,I} merupakan node tetangga 1 hop node V , ditunjukkan sebagai NV ; sedangkan node {E,F,G,H,J} merupakan node tetangga 2 hop node V, ditunjukkan sebagai N 2 V. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21 - Mengulangi langkah kedua sampai tidak ada node uncovered di N 2 V. - Topology discovery penyebaran topologi. Dalam rangka membangun informasi topologi, setiap node yang terpilih sebagai MPR akan mem-broadcast TC messages. TC messages dibanjirkan ke semua node dalam jaringan dengan menggunakan MPR. Informasi yang disebarkan dalam jaringan melalui pesan TC digunakan untuk perhitungan tabel routing. - Routing table calculation perhitungan tabel routing. Setiap node memiliki tabel routing yang dapat digunakan sebagai jalur data menuju node lainnya dalam jaringan. Tabel routing dibuat berdasarkan informasi dalam local link information local link set, neighbour set, 2-hop neighbour set, MPR set , dan informasi topology set. Oleh karena itu, apabila terjadi perubahan pada set - set tersebut maka tabel routing akan dihitung ulang untuk memperbaharui informasi jalur ke setiap node tujuan dalam jaringan. Informasi jalur yang disimpan dalam suatu tabel routing ditunjukkan seperti terlihat pada gambar 10. Gambar 10. Tabel routing OLSR. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22 R_dest_addr menunjukkan alamat utama node yang dapat dituju sedangkan R_dist merupakan jarak atau jumlah hop yang harus dilalui untuk mencapai node tujuan tersebut. R_next_addr merupakan alamat utama node dari hop berikutnya yang merupakan jalur untuk menuju alamat tujuan. R_iface_addr merupakan alamat interface pada node sumber yang dapat dipakai untuk menghubungi node pada R_next_addr.

2.3. Transport Control Protocol TCP.