Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran Model Pembelajaran Interaktif

Setelah kegiatan pembelajaran selesai peneliti mengadakan diskusi teman sejawat, hasil diskusi dengan teman sejawat ditemukan beberapa masalah yang terjadi dalam proses belajar mengajar, yaitu: 1. Kurangnya interaksi antara guru dan siswa. 2. Penguasaan guru tentang metode pengajaran masih berada dibawah standar. 3. Siswa cenderung pasif dan kurangnya motivasi siswa. 4. Metode yang digunakan dalam mengajar hanya ceramah. 5. Siswa cenderung menghafal bukan memahami materi pelajaran. Terkait dengan yang melatar belakangi pembahasan di atas, maka penulis memilih judul “Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri GOOGLE DOC dalam mata pelajaran IPS tentang Kenampakan Alam dengan menggunakan model Pembelajaran Interaktif”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah penggunaan mode pembelajaran interaktif pada materi tentang kenampakan alam untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN GOOGLE DOC?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Tindakan perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dengan berlandaskan kaidah PTK ini bertujuan sebagai berikut: • Dengan penggunaan model pembelajaran interaktif dalam materi tentang kenampakan alam dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SDN GOOGLE DOC.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Bagi guru sebagai peneliti Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi guru untuk memperoleh pengalaman penelitian tindakan kelas di kelas IV SDN GOOGLE DOC khususnya dalam rangka meninkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran IPS. 2. Bagi Siswa Tindakan yang diberikan dalam dua siklus dapat bermanfaat bagi siswa untuk memberikan latihanpengalaman untuk menyelesaikan masalah dan meningkatkan prestasi belajar siswa. 3. Bagi Guru lain Hasil PTK dapat bermanfaat bagi guru lain yang memiliki masalah yang samaserupa sebagai input atau msukan untuk melakukan pemecahan masalah kelas di sekolah lain dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran IPS dengan menggunakan model pembelajaran interaktif. 4. Bagi Kepala Sekolah Hasil PTK ini dapat digunakan sebagai masukan atau informasi untuk meningkatkan kualitas proses atau hasil pembelajaran dikelas dengan menghimbau kepada guru untuk melakukan PTK. BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Model Pembelajaran Interaktif

Model pembelajaran interaktif sering dikenal dengan nama pendekatan pertanyaan anak. Model ini dirancang agar siswa akan bertanya dan kemudian menemukan jawaban pertanyaan mereka sendiri Faire Cosgrove dalam Harlen, 1992. Meskipun anak-anak mengajukan pertanyaan dalam berbagai kegiatan bebas, pertanyaan- pertanyaan tersebut akan terlalu melebar dan sering kali kabur sehingga kurang terfokus. Guru perlu mengambil langkah khusus untuk mengumpulkan, memilah dan mengubah pertanyaan-pertanyaan tersebut ke dalam kegiatan khusus. Pembelajaran interaktif merinci langkah-langkah ini dan menampilkan suatu struktur untuk satu pelajaran IPS yang melibatkan pengumpulan dan pertimbangan terhadap pertanyaan-pertanyaan siswa sebagai pusatnya Harlen, 1992:48-50. Pengembangan model pembelajaran interaktif dalam IPA dapat dilakukan oleh guru pada semua pkok bahasan, dengan syarat harus memperhatikan Sembilan hal, yaitu: a. Faktor Minat dan Perhatian Kondisi belajar mengajar yang interaktif adalah adanya minat dan perhatian siswa dalam belajar, yang merupakan factor utama penentu derajat keaktifan siswa. Menurut Mursell terdapat 22 macam minat yang berguna bagi guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa, diantaranya anak memiliki minat terahadap belajar dan guru berusaha membangkitkab minat siswa tersebut denga cara memilih dan menentukan bahan pengajaran sebagai key concept untuk mencapatkan perhatian siswa secara penuh. Upaya memusatkan perhatian siswa dapat dilakukan dengan cara mengajukan masalah. b. Faktor Motivasi Motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan guna mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diiri seseorang yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan motifa adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu.Motivasi belajar dapat timbul dari dalam diri siswa motivasi intrinsic dan pengaruh dari luar dirinya motivas ekstrinsik.Dalam konteks ini guru berperan sebagai motivator untuk menumbuhkan kedua motivasi tersebut agar siswa dengan adanya potensi rasa ingin tahu sense of curiosity, rasa ingin maju dan lain-lain.Sedangkan motivasi ekstrinsik dapat timbul dari upaya guru melalui penerapan ganjaran dan penghargaan atau reward serta hukuman atau punishment model S-R, yang diorientasikan pada upaya memotivasi siswa untuk belajar. c. Faktor Latar atau Konteks Belajar berdasarkan realita akanmenarik, belajar dimulai dari yang sederhana dapat memotivasi siswa dan belajar berdasarkan pengalaman dapat mengikutsertakan siswa di dalamnya. Dalam proses belajar mengajar, guru perlu mencari tahu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang telah dimiliki oleh siswa sehingga tidak terjadi pengulangan materi atau contoh karena akan menimbulkan kebosanan bagi siswa. Guru dituntut untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, dan sikap yang dimiliki siswa tersebut. d. Faktor Perbedaan Individu Pada hakikatnya siswa adalah individu yang unik yang memiliki karakteristik berbeda-beda, baik kecerdasan, minat, bakat, sifat, kegemaran dan latar belakang, yang dapat mempengaruhi proses belajar mengajar. Mursell, mengemukakan perbedaan siswa secara vertikald am secara kualitatif. Perbedaan vertical, yaitu berkenan dengan intelegensi umum dari siswa dan perbedaan kualitatif berkenaan dengan bakan dan minatnya.Mengingat adanya perbedaan tersebut, guru hendaknya menyadari dan memaklumi apabila ada siswa yang berhasil dengan baik, atau bahkan sebaliknya mengalami kesukaran memahami pelajaran. Dalam hal ini, guru harus tetap memperhatikan persamaan dan perbedaan siswa dengan cara mengoptimalkan pengembangan kemampuan mereka masing-masing. Salah satu cara yang dapat ditempuh adalah bantuan khusus atau menjadikan siswa salingn membelajarkan, artinya siswa yang pandai membantu siswa yan belum memahami sehingga denga adanya perbedaan tersebut, guru tidak harus mengajar siswa secara individual. e. Factor Sosialisasi Sosialisasi atau proses hubunga social, pada masa anak-anak sedang tumbuh dan ditandai dengan keinginannya untuk selalu berusaha menjalin hubungan dengan teman- temannya. Tetapi ada suatu hal yang perlu mendapat perhatian guru ketika berlangsung proses belajar mengajar, yaitu mereka akan merefleksikan keinginan dengan cara mengobrol dengan temannya sehingga akan menimbulkan kegaduhan di dalam kelas dan kegiatan belajar menjadi tidak efektif. f. Faktor Belajar sambil Bermain Bermain merupakan kebituhan bagi setiap anak yang sehat, karena bermain merupakan keaktifan yang menimbulkan kegembiraan dan menyenangkan. Proses belajar mengajar yang dilakukan dalam suasana bermain akan mendorong siswa aktif belajar dan pengetahuan, keterampilan, sikap dan daya fantasi anak akan berkembang. g. Faktor Belajar sambil Bekerja Pentingnya aktivitas belajar siswa dalam proses belajar mengajar diungkapkan John Dewey melalui metode proyeknya dengan konsep learning by doing. Aktivitas yang dimaksudkan adalah aktivitas jasmaniah dan aktivitas mental, yang digolongkan ke dalam lima kelompok yaitu: 1. Aktivitas Visual Visual activities, seperti membaca, menulis, melakukan eksperimen dan diskusi. 2. Aktivitas Lisan Oral Activities, seperti bercerita, membaca sajak, Tanya jawab dan diskuri. 3. Aktivitas Mendengarkan Listening Activities, seperti mendengarkan penjelasan guru, mendengarkan ceramah dan pengarahan. 4. Aktivitas Gerak Motor Activities, seperti simulasi, bermain peran, membuat peta atau tabel dan grafik. 5. Aktivitas Menulis Writing Activities, seperti mengarang, membuat ringkasan, dan membuat makalah. h. Faktor Inkuiri Pada dasarnya siswa memiliki potensi berupa dorongan untuk mencari dan menemukan sendiri sense of inquiry, baik fakta maupun data atau informasi yang kemudian akan dikembangkannya dalam bentu cerita atau menyampaikannya kepada siswa lain, setelah mellaui proses pemahaman. Dengan demikian berilah kepada siswa untuk menemukan sendiri informasi yang ada kaitannya dengan materi pelajaran.Dalam konteks ini tugas guru adalah menyampaikan informasi mendasar dan memancing siswa untuk mencari informasi selanjutnya. i. Faktor Memecahkan Masalah Setiap anak menyukai tantangan sense of chalanger, demikian pula halnya dengan siswa dalam belajar. Belajar yang memiliki tantangan yang sesuai dengan tingkat kemampuan siswa akan mendorong mereka untuk belajar. Sebaliknya tantangan yang memberatkan akan mematahkan semangat dan membuat siswa tida betah belajar. Dalam proses belajar mengajar, tantangan tersebut dapat diciptakan oleh guru dengan mengajukan situasi bermasalah agar siswa peka terhadap masalah, misalnya masalah tentang kemacetan lalu lintas atau polusi. Karena kepekaan terhadap masalah akan mendorong siswa untuk melihat masalah dan merumuskannya, memilih serta berdaya upaya untuk menentukan cara pemecahannya sesuai dengan tingkat kemampuannya. Guru dalam proses belajar mengajar yang interaktif dapat mengembangkan teknik bertanya efektif atau melakukan dialog kreatif dengan mengajukan pertanyaan kepada siswa. Sifat pertanyaan dapat mengungkapkan sesuatu atau memiliki sifat inkuiri sehingga melalui pertanyaan yang diajukan, siswa dikembangkan kemampuannya ke arah berfikir kreatif dalam menghadapi sesuatu. Beberapa komponen yang harus dikuasai oleh guru dalam menyampaikan pertanyaan yaitu: 1. Pertanyaan harus mudah dimengerti oleh siswa. 2. Memberikan acuan 3. Memusatkan perhatian siswa 4. Pemindahan giliran dan penyebaran 5. Pemberian waktu berfikir kepada siswa 6. Permberaian tuntutan. Sedangkan jenis pertanyaan untuk pengembangan model dialog kreatif ada enam jenis yaitu: 1. Pertanyaan mengingat 2. Pertanyaan mendeskripsikan 3. Pertanyaan menjelaskan 4. Pertanyaan sintesis 5. Pertanyaan menilai 6. Pertanyaan terbuka Untuk meningkatkan interaksi dalam proses belajar mengajar, guru hendaknya mengajukan pertanyaan dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk mendiskusikan jawabannya dan menjadi dinding pemantul atas jawaban siswa.

B. Prestasi Belajar Siswa