Analisis Isi Berita Rubrik Foto Pekan Ini Di Harian Umum Pikiran Rakyat Ditinjau Dari Nilai Berita

(1)

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana

Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

SKRIPSI

Oleh : Ivan Perdana NIM. 41806105

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG 2011


(2)

iv

IVAN PERDANA

41806105

Skripsi ini dibawah bimbingan:

Drs. Manap Solihat M.Si

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sejauhmana isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari nilai berita,untuk menjawab tujuan diatas maka peneliti mengangkat indikator nilai aktual, nilai faktual, nilai penting, dan nilai menarik, untuk membentuk nilai berita.

Pendekatan penelitian kuantitatif dan metode penelitian deskriptif, dengan teknik analisis isi. Menurut Stempel dalam Rakhmat pada bukunya analisis isi. Ada 4 tahapan metodelogis yang digunakan dalam teknik analisis isi yaitu pemilihan satuan analisis, konstruksi kategori, penarikan sampel dan reliabilitas koding. Untuk pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, karena jumlah populasi yang relatif sedikit, yakni sebanyak 7 berita yang diambil dari Harian Umum Pikiran Rakyat Rubrik Foto Pekan ini edisi 6 Maret-7 April 2011.

Hasil penelitian ini menunjukkan masing-masing kategori, sebagai berikut: Kategori nilai aktual memiliki persentase 80% , menunjukkan nilai korelasi yang tinggi. Kategori nilai faktual memiliki persentase77%, menunjukkan nilai korelasi tinggi. Kategori nilai penting memiliki persentase

77%, menunjukkan nilai korelasi yang tinggi. Sedangkan pada Kategori nilai menarik memiliki persentase 66%, menunjukkan nilai korelasi yang sedang.

Peneliti menarik kesimpulan bahwa, Rubrik Foto Pekan ini telah memenuhi nilai kelayakan suatu foto berita dimana Rubrik Foto Pekan ini telah memiliki nilai aktual, faktual, penting, dan menarik pada setiap foto berita yang disajikan, maka dapat disimpulkan bahwa Rubrik Foto Pekan Ini telah memenuhi nilai berita pada setiap penyajiaannya.

Saran Untuk HU Pikiran Rakyat, dengan hasil penelitian ini dapat lebih meningkatkan kinerja dari wartawan dan redaktur dalam meningkatkan kualitasi isi berita sesuai dengan Nilai-nilai berita, agar setiap berita yang diterbitkan mempunyai nilai lebih dimata pembacanya, dengan cara mengadakan pelatihan-pelatihan pada bidang fotografi dan penulisan berita serta dalam membangun kerja sama pada setiap wartawan.


(3)

v

Ivan Perdana

41806105

This thesis under the guidance of:

Drs. Manap Solihat M. Si

This study aims to determine the extent the content of rubric Foto Pekan Ini In H.U Pikiran Rakyat in terms of news value, to answer the above purpose, the researcher raised indicator of actual value, the value of factual, important value, and compelling value, to establish the value of news.

Quantitative research approaches and methods of descriptive research, with content analysis techniques. According to Grace on his seal in the analysis of the content. There are 4 stages metodelogis used in the technique of content analysis, the choice of unit of analysis, category construction, sampling and coding reliability. For sampling used in this study is the total sampling, because the population is relatively small, ie as many as seven stories taken from the H.U Pikiran Rakyat Rubric Foto Pekan Ini issue 6 March to 7 April 2011.

The results of this study indicate each category, as follows: category value of the actual percentage of 80%, showed a high correlation value. Category has a value of factual persentase77%, indicating a high correlation value. Important value category has the percentage of 77%, showed a high correlation value. While the category has attracted the percentage 66%, demonstrating the value of the correlation being.

Researchers conclude that, Rubric Foto Pekan Ini is in compliance with the feasibility of a news photograph in which the Newsroom Photos this week has had the actual, factual, critical, and draw on each photo news is presented, it can be concluded that the Rubric Rubric Foto Pekan Ini has met the news on every penyajiaannya.

Suggestions For H.U Pikiran Rakyat, with the results of this study can further improve the performance of journalists and editors to improve news content kualitasi according to news values, so that every story published has more value in the eyes of readers, by conducting trainings in the field of photography and news writing as well as in building collaboration at every journalist


(4)

vi Assalamu’alaikum. Wr. Wb

Alhamdulillahirabbil’alamin, Segala puji dan syukur seraya penulis

panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas segala rahmat dan ridho-Nya, penulis diberikan kekuatan, kemudahan, kelancaran, petunjuk dan ketabahan dalam menyelesaikan penelitian ini. Tidak lupa shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW.

Laporan penelitian ini berisi kegiatan yang penulis lakukan saat melakukan penelitian di Redaksi HU Pikiran Rakyat, yang dilaksanakan dari pertengahan Februari hingga pertengahan Juli 2011.

Dalam penyusunan penelitian ini, tidak sedikit hambatan dan kesulitan yang dialami penulis. Terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan wawasan menjadi hambatan terbesar dalam penyusunan penelitian ini. Tetapi berkat kerja keras, optimisme dan dukungan dari semua pihak, akhirnya penulis bisa menyelesaikannya dengan semaksimal mungkin. Saran dan kritik yang membangun penulis harapkan agar dapat memberikan manfaat dan kamajuan bagi peningkatan penulis di masa yang akan datang.

Ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya peneliti tujukan kepada kedua orang tua yang selalu membantu dan memberikan dukungan baik moral, spiritual, dan material serta doa kepada peneliti hingga detik ini. Doa ananda, semoga


(5)

vii

dari orang tua tercinta dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu, Penulis mengucapkan terima kasih yang sebasar – besarnya kapada :

1. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA. selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian skripsi.

2. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si, Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia, serta selaku dosen pembimbing yang telah sabar dalam memberikan bimbingan, nasehat, semangat serta izin dalam penyusunan penelitian skripsi ini.

3. Ibu Melly Maulin. P, S. Sos, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia. Juga selaku Dosen Wali, yang telah sabar memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama menuntut ilmu di Universitas Komputer Indonesia.

4. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.


(6)

viii

6. Bapak Adiyana Slamet, S.IP. M.Si, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

7. Yth. Bapak Inggar Prayoga S.I.Kom , selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

8. Yth. Bapak Sanggra Juliano S.I.Kom, selaku staf dosen tetap Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

9. Ibu Astri Ikawati A.Md.Kom, selaku Sekretariat Program Study Ilmu Komunikasi yang telah membantu dalam dalam mengurus surat-surat izin pelaksanaan penelitian ke perusahaan dan yang surat-surat lainnya.

10.Bapak H. Budhiana Kartawijaya, selaku Pemimpin Redaksi HU Pikiran Rakyat, yang telah mengijinkan saya sebagai peneliti untuk dapat melaksanakan penelitian di Redaksi HU Pikiran Rakyat.

11.Bapak Dudi Sugandi, selaku Redaktur Foto HU Pikiran Rakyat yang telah menjadi informan untuk diwawancarai dalam penyusunan penelitian skripsi.

12.Adik-adik yang senantiasa memberikan motivasi dan nasihatnya kepada penulis dalam menylesaikan penelitian ini.


(7)

ix

mengumpulkan dan menyusun penelitian skripsi, dengan doa dan pemikirannya.

14.Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah mendorong peneliti selama proses penelitian dan penulisan skripsi ini berlangsung.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini masih diperlukan penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk kesempurnaan penelitian ini, dan penelitian selanjutnya di masa yang akan datang.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian dan penyusunan skripsi ini dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan pembaca lainnya umumnya. Semoga semua bantuan, dan bimbingan yang telah diberikan itu akan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT. Amiien. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011

Peneliti


(8)

1

1.1

Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan aktivitas manusia yang sangat penting, bukan hanya dalam kehidupan organisasi, namun dalam kehidupan manusia secara umum. Tiada hari tanpa komunikasi, sepanjang detak jantung masih ada. Bahkan orang yang melakukan meditasi-pun pada hakekatnya sedang melakukan komunikasi, termasuk orang yang sedang bertapa di suatu tempat yang dianggap keramat.

Komunikasi merupakan hal yang esensial dalam kehidupan kita. Kita semua berinteraksi dengan sesama dengan cara melakukan komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan dengan cara yang sederhana sampai cara yang kompleks, namun sekarang ini perkembangan teknologi telah merubah cara kita berkomunikasi secara drastis.

Di zaman era globalisasi ini teknologi semakin berkembang begitu pula surat kabar yang beraneka ragam. Maka persaingan pun akan semakin ketat. Setiap surat kabar atau yang lebih dikenal dengan istilah pers, menampilkan yang terbaik bagi beritanya agar dapat menarik pembaca sebanyak - banyaknya, untuk dapat meraih keuntungan sebesar - besarnya.

Jurnalistik (Journalistic) adalah proses atau teknik mencari, mengolah, menulis dan menyebarluaskan informasi berupa berita (news) dan opini (views)


(9)

kepada publik melalui media massa. Jurnalistik berasal dari kata dujour yang berarti hari, yakni kejadian hari ini yang diberitakan dalam lembaran tercetak. Karena kemajuanteknologi dan ditemukannya percetakan surat kabar dengan system silinder (rotasi), istilah pers muncul sehingga orang mengidentikkan istilah jurnalistik dengan pers.

Pers sebagai lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang pengumpulan dan penyebaran informasi mempunyai misi ikut mencerdaskan masyarakat, menegakkan keadilan dan memberantas kebatilan. Selama melaksanakan tugasnya, pers terkait erat dengan tata nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat. Dalam kehidupan sosial, masyarakat mempunyai hak untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan hajat hidup mereka. Untuk itulah, pers sebagai lembaga kemasyarakatan dituntut untuk memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakatnya. (Djuroto, 2004)

Pers dituntut sebanyak mungkin mengenali dan memahami tata nilai kemasyarakatan, pers harus mampu menjalin hubungan kerja yang baik dengan lembaga-lembaga kemasyarakatan yang ada di masyarakat, pers dalam kapasitasnya sebagai motivator harus tetap mempunyai pola pikir dan pola kerja yang bersandarkan pada nilai-nilai kekeluargaan, kebersamaan dan kegotongroyongan antara sesama anggota masyarakat.

Dalam melaksanakan misinya, pers harus mempunyai jiwa dan semangat untuk menjalin kesetiakawanan, bantu membantu, saling melakukan control untuk kemajuan bersama. Dalam hal ini perbedaan-perbedaan pendapat yang


(10)

menimbulkan konflik antar sesamanya, pers harus mampu memcara penyelesaian berdasarkan hukum, bukan berdasarkan kemampuannya mempengaruhi masyarakat.

Media informasi yang mampu menyampaikan berita sesuai harapan pembaca, berita yang berkualitas meliputi beberapa unsur-unsur, diantaranya aktual, faktual, adanya nilai penting, dan menarik. Surat kabar yang memenuhi ke empat unsur tersebut maka dengan sendirinya akan bertahan dan penjualan oplah pun semakin luas.

Persaingan antara media massa cetak, dan elektronik saling berlomba untuk berebut perhatian masyarakat. Visualisasi merupakan pilihan utama untuk menarik perhatian. Orang cenderung lebih suka mendengar dan melihat dari pada membaca banyak tulisan.

Oleh karena itu banyak media massa cetak sekarang lebih memperhatikan visualisasi dengan porsi yang agak besar untuk memudahkan pembaca mencerna berita. Bukan itu saja, sekarang mulai bertumbuhan media internet yang juga menyajikan berita dan foto. Ini tentu saja menjadi lahan bekerja yang baik untuk fotografer.

Foto jurnalistik adalah membuat berita dengan menggunakan foto sebagai media informasi. Penggabungan dua media komunikasi visual dan verbal inilah yang disebut sebagai foto jurnalistik. Kalau kita melihat surat kabar maka yang kita lakukan adalah melihat foto yang menarik, membaca teksnya, kemudian kembali melihat fotonya.


(11)

Foto pada hakekatnya punya kelebihan dari media oral. Selain mudah diingat, foto juga mempunyai efek ketiga yang timbul jika kita melihatnya. Foto bisa menimbulkan efek bayangan lain tergantung dari siapa, pekerjaan, pengalaman, pendidikan, pengetahuan dan inspirasi yang melihatnya.

Pada saat seseorang memutuskan belajar fotojurnalistik, dia akan masuk ke sebuah daerah dimana terdapat sebuah tradisi kuat untuk menyampaikan „sesuatu‟-berita kepada orang lain-publik. Seperti yang dilakukan oleh fotografer seni, seorang wartawan foto harus mempunyai sentuhan artistik untuk menghasilkan image yang menyengat.

Foto jurnalistik pada dasarnya adalah bercerita atau melaporkan suatu kejadian atau kenyataan dengan menggunakan medium foto. Seperti juga pelaporan dalam bentuk tulisan, maka pada foto pun berlaku bahwa yang kita sampaikan lewat foto haruslah jelas dan mudah dimengerti. Patokan 5W + 1H wajib dalam setiap melakukan pemotretan, unsur apa (what), siapa (who), di mana (where), kapan (when) dan mengapa (why).

Layaknya penulis yang menggunakan istilah/gaya bahasa tertentu dalam kalimat-kalimatnya untuk merangsang emosi pembaca, unsur-unsur dalam foto jurnalistik juga dapat disusun untuk membangkitkan berbagai tanggapan maupun kekaguman. Foto yang bisa menggugah respon emosional (ngeri, haru , iba, atau perasaan lain) dengan teknik pemotretan yang baik bisa disebut foto berita yang berhasil. Seperti yang dikatakan oleh Atok Sugiarto dalam bukunya “Paparazzi Memahami Fotografi Kewartawanan”, bahwa :


(12)

“Nilai foto berita secara umum dilihat dari gema peristiwanya. Ketepatan informasi dan kecepatan penyiarannya merupakan hal utama. Tentu saja foto yang baik, artistic, dan sesui tuntunan akan bernilai lebih.(Atok Sugiarto, 2005:22)

Sebuah foto jurnalistik ,foto yang baik dan mempunyai isi, lebih menarik dari sekedar foto yang indah. Foto digunakan untuk mengkomunikasikan apa yang dilihat, dicatat, dan dirasakan dan ingin dikomentari oleh pewarta foto kepada pembaca.

Pada prinsipnya foto jurnalistik adalah salah satu alat untuk mengkomunikasikan atau menginformasikan „sesuatu‟ kepada yang lainnya, sama seperti yang dilakukan oleh wartawan tulis di sebuah media cetak. Hanya saja mediumnya lain, yaitu visual. Sebagai alat informasi tentu saja perannya banyak, bisa untuk memperbaiki sesuatu, atau memperburuk sebuah situasi. Foto seperti halnya tulisan, bisa dipergunakan untuk membentuk opini publik, tergantung siapa yang mempublikasikannya.

Berdasarkan penyajian, foto berita di media cetak tampil dalam berbagai tema. Tema penyajian umumnya lebih sering ditentukan dari hasil pemotretanatau objek dan peritiwa yang diabadikan. Sala satu tema penyajian foto berita di media cetak adalah foto esai.

Esai berbentuk tulisan adalah laporan yang mengangkat masalah melalui opini penulisnya. Esai foto, di lain pihak, secara umum tidak jauh berbeda. Bisa dikatakan foto esai adalah laporan yang mengandung opini pemotrey dari sudut pandang, tanpa penyelesaian dari peristiwa yang diangkatnya. Peredaan menonjol


(13)

di antara keduanya hanya terletak pada media penyapaiannya, walaupun kadang kala esai foto juga dilengkapi keterangan mengenai hal-hal yang tidak terungkap secara mendetail dalam foto.

Foto esai adalah foto yang disusun dari beberap bagian sehingga mampu mencerikan suatu kejadian tertentu dengan detail. Seperti yang dikatakan oleh Atok Sugiarto dalam bukunya “Paparazzi Memahami Fotografi Kewartawanan”, bahwa :

“Secara umum esai foto disusun dari beberapa bagian. Bagian pertama, foto yang mengawali ide cerita. Foto pertama biasa disebut foto pembuka. Bagian kedua, foto yang menggambarkan pesan utama tema. Disebut pula foto utama, biasanya dicetak besar. Bagian ketiga, foto penutup. Tidak harus dicetak dalam ukuran besar, dengan ukuran kecil pun ia tidak akan kehilangan fungsi dan perannya. .(Atok Sugiarto, 2005:75)

Penyajian berita yang berkualitas akan menimbulkan manfaat yang sangat berguna bagi pembacanya sendiri, Persaingan ini secara langsung memberikan efek pada kualitas berita yang disampaikan.

Mengingat betapa pentingnya hal itu, maka sudah sewajarnyalah ketika para pelaku pers banyak melakukan usaha untuk meningkatkan kualitas pemberitaannya. Mereka berusaha agar informasi yang diberikan kepada pembaca tidak basi. Seperti yang dikatakan oleh Effendy dalam bukunya “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi”, bahwa:

“Pers adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers berarti fungsi jurnalistik (Effendy,2003:93)


(14)

Pers bukan hanya sebagai sarana untuk menyiarkan atau menginformasikan produk jurnalistik saja. Pers juga memiliki fungsi-fungsi lain. Seperti yang dikatakan oleh Effendy dalam bukunya Ilmu, “Teori Dan Filsafat Komunikasi” Bahwa:

“Pada Zaman modern seperti sekarang ini, jurnalistik tidak hanya mengelola berita saja, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu. (Effendy,2003:93)

Foto jurnalistik secara umum dilihat dari gema peristiwanya. Ketepatan informasi dan kecepatan penyiarannya merupakan hal utama. Tentu saja foto yang baik, artistic, dan sesui tuntunan akan bernilai lebih. Seperti halnya sebuah berita foto jurnalistik dapat di nilai dari segi pemberitannya atau dapat dilihat nilai berita yang terkandung dalam sebuah foto jurnalistik. Suatu berita memiliki nilai layak berita jika didalamnya ada unsur kejelasan (clarity) tentang kejadiannya, ada unsur kejutannya (surprise), ada unsur kedekatannya (proximity) secara geografis, serta ada dampak (impact) dan konflik personalnya.

Foto jurnalistik menjadi salah satu elemen vital pada setiap surat kabar. Dari sekian banyak yang ada di Indonesia, surat kabar Pikiran Rakyat merupakan salah satu surat kabar yang cukup memberikan perhatiannya pada keberadaan foto jurnalistik khususnya foto esai.

Surat kabar Pikiran Rakyat yang merupakan salah satu surat kabar kebanggaan warga Jawa Barat. Dalam setiap edisi hari minggu selalu menyediakan halaman khusus untuk foto esai, bagian tersebut yang bernama Foto


(15)

Pekan Ini, membahas mengenai berbagai hal mengenai foto jurnalistik khususnya foto esai. Dari berbagi macam media cetak yang berkembang di Jawa Barat, HU Pikiran Rakyat menjadi salah satu media cetak yang populer. Hal tersebut sesuai dengan misi HU Pikiran Rakyat, yang diupayakan agar menjadi tuan rumah yang dominan di daerahnya sendiri, di Jawa Barat yang memang memiliki potensi sangat besar untuk menunjang eksistensi dan penumbuhkembangan surat kabar.

Rubrik Foto Pekan Ini adalah rubrik khusus yang menyajikan berbagai berita yang berbantuk kumpulan foto-foto yang mana kumupulan foto itu sendiri dapat menceritakan berbagai berita atau kejadian. Foto-foto yang dimuat merupakan hasil seleksi dari staf redaktur foto HU Pikiran Rakyat. Dalam rubrik ini, foto ditentukan berdasarkan tema yang telah ditentukan oleh redaktur foto, tema-tema yang diambil biasanya berjenis daily life photo, art and culture photo dan social and environtment. Daily life photo, adalah foto tentang kehidupan sehari-hari manusia dipandang dari segi kemanusiawiannya (human interest), art and culture photo, adalah foto yang dibuat dari peristiwa seni dan budaya, sedangkan social and environtment photo, adalah foto-foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya.

Bertolak dari pembahasan di atas, maka penelitian ini akan mencoba membahas mengenai foto esai yang ada di H.U. Pikiran Rakyat khususnya pada rubrik Foto Pekan Ini. Maka dalam penelitian ini perumusan masalahnya adalah “Sejauhmana isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari nilai berita?


(16)

1.2

Identifikasi Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti pun ingin meninjau :

1) Sejauhmana isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari aktualitas?

2) Sejauhmana isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari faktualitas?

3) Sejauhmana isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari nilai penting?

4) Sejauhmana isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari nilai menarik?

5) Sejauhmana isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari nilai berita?

1.3

Maksud dan Tujuan Penalitian

3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai berita apa saja yang terkandung pada setiap foto esai yang disuguhkan di rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat.

3.2 Tujuan Penelitian

1) Untuk mengetahui isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari aktualitas.


(17)

2) Untuk mengetahui isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari faktualitas.

3) Untuk mengetahui isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari nilai penting.

4) Untuk mengetahui isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari nilai menarik.

5) Untuk mengetahui isi berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari nilai berita.

1.4

Kegunaan Penelitian

4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah untuk mengembangkan keilmuan khususnya Ilmu Komunikasi konsentrasi Jurnalistik, yang akan meneliti isi rubrik ditinjau dari nilai berita.

4.2 Kegunaan Praktis

Peneliti melakukan penelitian ini dengan maksud agar penelitian ini dapat dijadikan, di antaranya sebagai berikut :

1. Peneliti

Kegunaan penelitian ini bagi peneliti adalah sebagai salah satu cara untuk mengaplikasikan ilmu yang telah didapat selama masa perkuliahan dan diharapkan dapat meningkatkan wawasan serta ilmu pengetahuan di bidang jurnalistik


(18)

khususnya mengenai nilai berita yang terkandung dalam media cetak.

2. Universitas dan Program Studi

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan literature maupun referensi bagi mahasiswa Unikom pada umumnya dan Program Studi Ilmu Komunikasi pada khususnya, yang akan melakukan penelitian berhubungan dengan kajian yang serupa.

3. Perusahaan

Kegunaan penelitian ini sebagai bahan evaluasi dan informasi bagi Harian Umum Pikiran Rakyat dalam isi rubrik Foto Pekan Ini ditinjau dari nilai berita.

1.5

Kerangka Pemikiran

5.1 Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada Teori Agenda Setting. Dalam bukunya “Metode Penelitian Komunikasi”, Jalaluddin Rakhmat mengungkapkan bahwa :

“Model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antar penilaian yang diberiakn media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak pada persoalan itu. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.” (Jalaluddin, 2000:68)


(19)

Gambar 1.1 Model “Agenda Setting” Variabel Media

Massa

Variabel Antara

Variabel Efek Variabel Efek Lanjutan - Panjang - Sifat

Stimulus

- Pengenalan - Persepsi

- Penonjolan - Sifat Khalayak

- Salience - Aksi

- Konflik - Prioritas

Sumber : Jalaluddin, 2000:69

Efek dari model agenda setting terdiri atas efek langsung dan efek lanjutan. Efek langsung berkaitan degan isu, apakah isu itu ada atau tidakada dalam agenda khalayak, dan semua isu, mana yang dianggap paling penting menurut khalayak, sedangkan efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan seperti memilih konsisten pemilu atau aksi protes.

Dampak media massa, kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif di antara individu-individu, telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi massa yang terpenting, kemampuan media untuk menstruktur dunia buat kita.

Dalam buku “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi” karya Onong Uchjana Effendy mengatakan: Agenda seting model untuk pertama kali


(20)

ditampilkan oleh M.E Mc. Combs dan D.L. Shaw dalam “Public Opinion Quarterly” terbitan tahun 1972, berjudul “The Agenda-Setting Function of Mass Media”. Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa “jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting”. (Effendy,2003:287).

Sementara itu Manhein dalam pemikiran tentang konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media. Agenda khalayak, agenda kebijaksanaan, masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut:

1.Untuk agenda media dimensi-dimensi:

a.Visibility (visibilitas) jumlah dan tingkat menonjolnya berita b.Audience salience, tingkat menonjol bagi khalayak relevansi isi

berita dengan kebutuhan khalayak

c.Valance (valensi) menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2.Untuk agenda khalayak, dimensi-dimensi:

a.Familiarty, keakraban derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu.

b.Personal salience, penonjolan pribadi relevansi kepentingan dengan ciri pribadi.


(21)

c. Favorability, kesenangan pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.

3.Untuk agenda kebijaksanaan, dimensi-dimensi:

a.Support (dukungan) kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

b.Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan.

c.Fredom of action (kebebasan bertindak) nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah. (Effendy, 2003:288-289). Dalam teori yang dikemukakan di atas, secara garis besar menggambarkan tentang tahapan dan tujuan dalam proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Agar tujuan itu tercapai.

Sementara itu, kriteria tentang nilai berita ini sekarang sudah lebih disederhanakan dan sistimatis sehingga sebuah unsur kriteria mencangkup jenis-jenis berita yang lebih luas, dalam buku Jurnalistik Terapan Dan Kepenulisan, Asep Syamsul M Romli (2003;37), mengemukakan unsur-unsur nilai berita yang sekarang dipakai dalam memilih berita, unsur-unsur tersebut adalah :

1. Aktualitas, peristiwa terbaru, terkini, terhangat (up to date), sedang atau baru saja terjadi (recent events).

2. Faktual (factual), yakni ada faktanya (fact), benar-benar terjadi bukan fiksi (rekaan, khayalan, atau karangan). Fakta


(22)

muncul dari sebuah kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).

3. Penting, besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences), artinya, peristiwa itu menyangkut kepentingan banyak atau berdampak pada masyarakat. 4. Menarik, artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity)

dan minat membaca (interesting). Peristiwa yang biasanya menarik perhatian pembaca, disamping actual, factual, dan penting, juga bersifat :

1. Menghibur, yakni peristiwa lucu atau mengandung unsur humor yang menimbulkan rasa ingin tertawa atau minimal tersenyum.

2. Mengandung Keganjilan, peristiwa yang penuh keanehan, keluarbiasaan, atau ketidaklaziman. 3. Kedekatan (proximity), peristiwa yang dekat baik

secara geografis maupun emosional.

4. Human Interest, terkandung unsur menarik empati, simpati atau menggugah perasaan khalayak yang membacanya.

5. Mengandung unsur seks, yakni peristiwa yang berkaitan dengan kebutuhan biologis atau nafsu seksual manusia.


(23)

5.2 Kerangka Konseptual

Proses komunikasi yang dilakukan dalam rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat adalah pesan yang ditujukan kepada khalayak dengan cara penyajian foto esai mengenai informasi-informasi yang ada di sekitar khalayak yang dikemas dalam susunan foto jurnalistik.

Dalam penelitian ini akan dijelaskan alur komunikasi serta peneliti akan menggambarkan kerangka konseptual sesuai dengan Teori Agenda Setting.

Sumber pesan berasal dari Harian Umum Pikiran Rakyat, khusunya pada rubrik Foto Pekan Ini, yang mana dalam setiap penyajiannya selalu terdapat pesan yang disampaikan kepada setiap khalayak melalui rangkaian foto esai. Khalayak sendiri akan memperoleh informasi yang menrik melaui suguhan rangkaian foto jurnalistik mengenai suatu kejaian atau peristiwa yang terjadi. Lebih lanjut lagi khalayak akan melakukan sebuah “aksi” atau tindakan yang timbul dari diri khalayak berdasarkan informasi yang disampaikan oleh media itu sendiri. Dalam teori agenda setting, ini bahwa media mengasumsikan apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh media. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.

Setiap media massa menyampaikan suatu peristiwa atau informasi kepada khalayak pasti akan ada efek yang akan ditimbul baik itu


(24)

persepsi atau pun aksi setelah mengetahui informasi yang ada dalam media tersebut. Untuk itu media massa dituntut agar mampu memperhatikan apa setiap nilai berita yang disajikan kepada khlayak, agar berita tersebut layak dikonsumsi oleh khlayak umum.

1.6

Kostruksi Kategori

Tabel 1.1

Konstruksi Ketegori Penelitian

Variabel Indikator Alat Ukur

Nilai Berita Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat

Aktualitas - Sedang terjadi - Baru terjadi Faktualitas Paparan Fakta

Mengandung Pendapat

Adanya Pernyataan

Nilai Penting  Adanya

tokoh Penting

Dampak Terhadap Masyarakat Nilai Menarik Munculnya rasa ingin tahu

Munculnya Minat Pembaca

1.7

Metodelogi Penelitian

Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Kuantitatif disebut juga sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, objektif, terukur, rasional, dan sistematis. Kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filasafat tertentu, pengumpulan data berdasarkan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik.


(25)

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Jalaludin Rakhmat metode deskriptif adalah:

“Suatu metode penelitian yang berusaha melukiskan secara sistematis fakta atau karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secra factual dan cermat. Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi actual secara rincin yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi” (Rakhmat, 2000:25).

Analisis isi adalah sebuah metode persuasif yang menghasilkan fakta-fakta terpercaya dan dapat direplikasi atau diulang. Analisis isi juga dapat digunakan untuk menganalisis semua bentuk komunikasi diantaranya surat kabar, buku, puisi, lagu, cerita, foto dan lain sebagainya.

Analisis isi bersifat fleksibel, kreatif, dan mudah dilaksanakan seorang peneliti semula, analisis isi pada umumnya hanya dapat digunakan untuk membedah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest (nyata), dalam analisis isi kuantitatif, yang dipentingkan adalah objektifan, validitas, dan reliabilitas.

Begitu pula apa yang diharapkan dalam penelitian ini, yaitu isi berita di Harian Umum Pikiran Rakyat benar-benar memenuhui kesesuaian dengan nilai berita yang ada, karena nilai berita memegang peranan penting dalam penentuan kelayakan penyampaian berita kepada khalayak, sehingga isi berita dapat sampai kepada khalayak secara jelas dan kondusif.


(26)

1.8

Populasi dan Sampel

8.1 Populasi

Seperti dikutip oleh Singarimbun dan Sofian Effendi mengungkapkan tentang definisi populasi sebagai berikut :“Populasi atau universe adalah jumlah keseluruhan dari unit analisa yang ciri-cirinya akan diduga”. (Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1995 : 108).

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah Berita rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat dan terbit pada tanggal 6 Maret 2011 sampai tanggal 17 April 2011.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti dari HU Pikiran Rakyat, Jumlah berita di rubrik Foto Pekan Ini yang terbit pada bulan Maret berjumlah 4 berita dan pada bulan April berjumlah 3 berita.

Populasinya adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat

No. Tanggal Judul Berita

1. 6 Maret 2011 Festival Kukuyaan

2. 13 Maret 2011 Sakura Yang Terserak

3. 20 Maret 2011 Jabar Selatan, Cantik Tanpa Polesan

4. 27 Maret 2011 Kilau Emas Indonesia di FIAP

5. 3 April 2011 Kreativitas Nelayan Saat Paceklik

6. 10 April 2011 Rindu Tanah Suci


(27)

8.2Sampel

Menurut Jalaludin Rakhmat sampel adalah bagian yang di minati atau diteliti (Rakhmat, 2000:78). Yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah Analisis isi berita Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari nilai berita, sementara itu dalam penelitian ini dalam penarikan sampelnya menggunakan tekhnik total sampling. Tekhnik total sampling artinya sampel diambil dari keseluruhan populasi dengan jumlah berita sebanyak 7 berita.

Peneliti menggunakan tekhnik total sampling karena ingin mengetahui apakah penelitian pada Isi Berita Rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat telah benar-benar sesuai pada nilai berita, yang menjadi tolak ukur layak tidaknya sebuah peristiwa diliput dan dilaporkan.

Dan peneliti menggunakan uji reliabilitas koding yang bertujuan agar penelitian ini menjadi objektif dan sistematis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan perhitungan dengan korelasi person, yang digunkan untuk mengkategorikan data nominal. Korelasi Person ini disimbolkan “C”. Dengan rumus sebagai berikut : (Hassan, 2003:241).

C=

Keterangan :

x2 = nilai chi kuadrat menghitung setiap variabel n = ukuran sampel dalam tabel


(28)

Untuk chi-kuadrat (x2) dihitung dengan rumus : x2 = ∑ (fo – fh)2

fh

Rumus chi kuadrat digunakan untuk menghitung adanya hubungan. (Sanapiah Faisal, 2007:241).

Untuk mengetahui tinggi rendahnya kesepakatan yang terjadi diantara pengkodingan, maka peneliti menggunakan penafsiran koefisien yaitu :

0% - 20% Korelasi yang rendah sekali 20% - 40% Korelasi yang rendah tapi ada 40% - 70% Korelasi yang sedang

70% - 90% Korelasi tinggi

90% - 100% Korelasi yang tiunggi sekali (Surakhmad, 2004:302)

1.9

Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan beberapa teknik, yaitu :

1.Lembar Koding

Cara mengumpulkan data, informasi, dan teknik analisis isi. Analisis isi pada dasarnya merupakan suatu tata cara menyandi (koding) pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri-ciri/sifat-sifat tertentu melalui penyusunan konstruksi kategori untuk kemudian menelaah dan memaparkan.

Untuk pengkodingan dilakukan oleh orang yang bertindak sebagai koder dari penelitian analisis isi berita Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat ditinjau dari Nilai Berita. Adapun yang menjadi pengkoder dalam penelitian ini terdiri dari :


(29)

1. Andri Gurnita (Wartawan foto H.U Pikiran Rakyat) 2. Ade Bayu Indra (Wartawan foto H.U Pikiran Rakyat) 3. Deden Iman (Wartawan foto H.U Seputar Indonesia

Biro Bandung) 4. Ivan Perdana (Mahasiswa Unikom)

Pemilihan koder berdasarkan berbagai pertimbangan, salah satunya yaitu pengalaman dan kemampuan dalam menganalisis sebuah kelayakan berita. Peneliti menjadi koder karena peneliti juga berperan sebagai pengamat dan menganalisis.

2.Studi Kepustakaan

Teknik kepustakaan yang dlakukan dengan menelaah teori, opini, membaca buku, menonton televisi yang relevan dengan masalah yang diteliti dalam penelitian.

3.Internet Searching

Teknik yang dilakukan untuk mendapatkan informasi dengan melalui media internet. Dimana didalamnya terdapat berbagai referensi yang mendukung penelitian ini

4.Wawancara

Wawancara adalah untuk memperoleh keterangan, mencari informasi yang lebih lengkap dengan teknik wawancara. Pedoman wawancara berisi tentang uraian penelitian yang biasanya dituangkan dalam bentuk daftar pertanyaan agar proses wawancara dapat


(30)

berjalan dengan baik. Adapun yang menjadi narasumber wawancara adalah Dudi Sugandi yaitu Redaktur Foto H.U. Pikiran Rakyat.

1.10

Teknik Analisis Data

Ada 4 tahapan metodologi yang digunakan dalam tehnik analisis isi

1. Pemilihan satuan analisis yaitu satuan penelitian yang dapat berupa kata, pernyataan, kalimat, paragraph atau seluruh artikel. Jawabannya harus berkaitan dengan tujuan penelitian.

2. Konstruksi kategori, yaitu mendefinisikan lambang-lambang yang relevan dengan memperhatikan:

 Katagori khusus berkaitan dengan tujuan penelitian  Katagori harus bersifat fungsional

 Sistem katagori harus dipakai

3. Penarikan sampel adalah memastikan bahwa sampel mewakili populasi yang dimaksudkan.

4. Realibitas koding yaitu realibitas berarti kosistensi klasifikasi sehingga dapat diartikan bahwa rehabilitas koding yaitu bagaimana mencari kesepakatan antara koding terhadap katagori yang ditentukan terlebih dahulu agar tidak terjadi kekeliruan dalam penelitian.

Analisis isi pada dasarnya merupakan suatu cara koding pernyataan atau tulisan agar diperoleh ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu melalui oprasional variabel.

Dalam menyajikan berita seorang wartwan harus memahami sebuah peristiwa yang akan ditulis nya agar dapat dipahami dan dapat


(31)

dimengerti oleh pembacanya. Untuk mengetahui seperti apa penyajian isi berita rubrik Foto Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat. Maka, peneliti menggunakan uji reliabilitas yang bertujuan agar penelitian ini menjadi objektif dan sistematis.

1.11

Lokasi dan Waktu Penelitian

11.1

Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di Bagian Redaksi Rubrik Foto Pekan Ini Harian Umum Pikiran Rakyat, Jl. Soekarno-Hatta No.147, Bandung.

11.2

Waktu Penelitian

Penelitian yang akan penulis laksanakan dimulai pada bulan Maret 2011 dan diperkirakan hingga bulan Juli 2011.

Tabel 1.3

Waktu dan Jadwal Penelitian

No Kegiatan Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan judul

2 Penulisan Bab 1 Bimbingan 3 Penulisan Bab II

Bimbingan 4 Penulisan Bab III

Bimbingan 5 Pengumpulan data

Perusahaan Bimbingan 6 Pengolahan Data


(32)

Sumber : Penelelitian bulan Maret 2011 sampai dengan bulan Juli 2011

1.12

Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini terbagi atas lima bab dan disusun dengan sistematika sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan penelitian (meliputi; maksud penelitian, tujuan penelitian), kegunaan penelitian (meliputi; kegunaan teoritis, kegunaan praktis), kerangka pemikiran (meliputi: kerangka teoritis, kerangka konseptual), konstruksi kategori, daftar pertanyaan penelitian, metodologi penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, lokasi dan waktu penelitian (meliputi: lokasi penelitian, waktu penelitian), sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Mencakup tentang tinjauan mengenai komunikasi (meliputi: definisi komunikasi, unsur-unsur komunikasi, proses komunikasi dan tujuan komunikasi), tinjauan mengenai komunikasi massa (meliputi: definisi komunikasi massa, karakteristik komunikasi massa), tinjauan mengenai media massa, tinjauan mengenai surat kabar (meliputi: sejarah surat kabar, definisi

Bimbingan 7 Penulisan Bab V

Bimbingan 8 Penyusunan Skripsi 9 Sidang kelulusan


(33)

surat kabar, ciri-ciri surat kabar, fungsi surat kabar), tinjauan mengenai berita (meliputi: definisi, jenis-jenis berita, nilai berita dan isi berita), tinjauan mengenai Kualitas berita dan tinjauan mengenai teori-teori Model Agenda Setting.

BAB III OBJEK PENELITIAN

Mencakup tentang sejarah Harian Umum Pikiran Rakyat, Sejarah Bagian Redaksi HU Pikiran Rakyat, profil perusahaan, keterangan teknis, Struktur Organisasi redaksi Harian Pikiran Rakyat, job description redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat, sarana dan prasarana Bagian Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uraian dari hasil penelitian berdasarkan data lapangan yang terkumpul, mencakup tentang analisis deskripsi, analisis deskriptif hasil penelitian (meliputi: tabel distribusi frekuensi), pembahasan.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Mencakup tentang kesimpulan dari hasil pembahasan yang ada pada identifikasi masalah, saran untuk instansi tempat dilakukannya penelitian, dan saran bagi para peneliti selanjutnya.


(34)

27

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris Communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah satu makna. Jadi, jika dua orang terlibat dalam komunikasi maka komunikasi akan terjadi atau berlangsung selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dikomunikasikan, yakni baik si penerima maupun si pengirim sepaham dari suatu pesan tertentu (Effendy, 2003:9).

Berbicara tentang definisi komunikasi, tidak ada definisi yang benar atau yang salah. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemamfaatan untuk menjelaskan fenomena yang didefinisikan dan mengevaluasinya. Beberapa definisi mungkin terlalu sempit, misalnya “Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik”, atau terlalu luas, misalnya “Komunikasi adalah interaksi antara dua pihak atau lebih sehingga peserta komunikasi memahami pesan yang disampaikannya.

Banyak definisi komunikasi diungkapkan oleh para ahli dan pakar komunikasi seperti yang di ungkapkan oleh Carl. I. Hovland yang dikutip oleh Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi Teori dan Peraktek” ilmu komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegar asas-asas penyampain informasi serta pembentukan pendapat dan sikap.(Effendy, 2003:10)


(35)

Hovland juga menungkapkan bahwa yang dijadikan objek studi ilmu komunikasi bukan hanya penyampain informasi, melainkan juga pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude) yang dalam kehidupan sosial dan kehidupan politik memainkan peranan yang amat penting. Tetapi dalam pengertian khusus komunikasi, Hovland mengatakan Komunikasi adalah proses mengubah prilaku orang lain (communication is the process to modify the behafavior of other individuals). Jadi dalam berkomunikasi bukan sekedar memberitahu, tetapi juga berupaya mempengaruhi agar seseorang atau sejumlah orang melakukan kegiatan atau tindakan yang diinginkan oleh komunikator, akan tetapi seseorang akan dapat mengubah sikap pendapat atau perilaku orang lain, hal itu bisaterjadi apabila komunikasi yang disampaikanya bersifat komunikatif yaitu komunikator dalam menyampaikan pesan-pesan harus benar-benar di mengerti dan dipahami oleh komunikan untuk mencapai tujuan komunikasi yang komunikatif.

Menurut Wilbur Schramm, seorang ahli komunikasi kenamaan, dalam karyanya “Communication Research In The United States”. Menyatakan bahwa komunikasi akan berhasil apabila pesan yang disampaikan oleh komunikastor cocok dengan kerangka acuan (frame of reference), yakni panduan pengalaman dan pengertian (collection of expreiences and meanings) yang pernah di peroleh komunikan.

Proses komunikasi pada dasarnya adalah proses penyampaian pesan yang dilakukan seseorang komunikator kepada komunikan, pesan itu bisa berupa gagasan, informasi, opini dan lain-lain. Dalam prosesnya Mitchall. N. Charmley


(36)

memperkenalkan 5 (lima) komponen yang melandasi komunikasi, yaitu sebagai berikut :

 Sumber (Source)

 Komunikator (Encoder)

 Pertanyaan/Pesan (Message)

 Komunikan (Decoder)

 Tujuan (Destination), (Susanto, 1988;31)

Unsur-unsur dari proses komunikasi diatas, merupakan faktor penting dalam komunikasi, bahwa pada setiap unsur tersebut tersebut oleh para ahli komunikasi dijadikan objek ilmiah untuk ditelaah secara khusus. Proses komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi 2 bagian, yaitu :

1. Komunikasi Verbal

Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis symbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Hampir semua rangsangan wicara yang kita sadari termasuk ke dalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan. Bahasa dapat juga dianggap sebagai suatu system kode verbal.

2. Komunikasi non verbal

Secara sederhana pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsang verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. (Mulyana, 2000 : 237)

Untuk memahami pengertian komunikasi sehingga dapat dilancarkan secara efektif, para peminat komunikasi seringkali mengutip paradigma yang ditemukan oleh Harold Lasswell dalam karyanya, The Structure and Function of Communication in Society. Lasswell mengatakan bahwa cara yang baik untuk menjalaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut Who Say What In Whice Channel To Whom Whit What Effec?.


(37)

Jadi menurut paradigma tersebut, Lasswell mengartikan bahwa komuniaksi adalah proses penyampain pesan oleh komunikator melalui media yang menimbulkan efek tertentu. dibawah ini adalah penjelasannya:

Tabel 2.1 Model Lasswel

No Pertanyaan Jawaban

1.

2.

3.

4.

5.

Siapa (Who) ?

Mengatakan apa (Says What) ?

Melalui saluran apa (In Which Channel) ?

Kepada siapa (To Whom) ?

Dengan efek apa (With What Effect) ?

Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan.

Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang

Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

Komunikan : orang yang menerima pesan.

Efek : dampak sebagai pengaruh pesan

(Sumber : Effendy, 2003 : 253)

2.1.2 Unsur-unsur Komunikasi

Dalam melakukan komunikasi setiap individu berharap tujuan dari komunikasi itu sendiri dapat tercapai dan untuk mencapainya ada unsur-unsur yang harus di pahami, menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya yang berjudul Dinamika Komunikasi, bahwa dari berbagai pengertian komunikasi yang telah ada, tampak adanya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Komponen atau unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut:


(38)

- Komunikator : Orang yang menyampaikan pesan;

- Pesan : Pernyataan yang didukung oleh lambang;

- Komunikan : Orang yang menerima pesan;

- Media : Sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya;

- Efek : Dampak sebagai pengaruh dari pesan. (Effendy, 2003 : 6)

2.1.3 Sifat Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam bukunya “Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” menjelaskan dalam berkomunikasi memiliki sifat-sifat adapun beberapa sifat komunikasi tersebut:

1. Tatap muka (face-to-face) 2. Bermedia (Mediated) 3. Verbal (Verbal)

- Lisan (Oral) - Tulisan

4. Non verbal (Non-verbal)

- Gerakan/ isyarat badaniah (gestural) - Bergambar (Pictorial) (Effendy, 2003:7)

Komuniktor (pengirim pesan) dalam menyampaikan pesan kepada komunikan (penerima pesan) dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengalaman agar adanya umpan balik (feedback) dari sikomunikan itu sendiri, dalam penyampain pesan komunikator bisa secara langsung (face-to-face) tanpa mengunakan media apapun, komunikator juga dapat menggunakan bahasa sebagai lambang atau simbol komunikasi bermedia kepada komunikan, media tersebut sebagai alat bantu dalam menyampaikan pesannya.

Komunikator dapat menyampaikan pesannya secara verbal dan non verbal. Verbal di bagi ke dalam dua macam yaitu lisan (Oral) dan tulisan


(39)

(Written/printed). Sementara non verbal dapat menggunakan gerakan atau isyarat badaniah (gesturual) seperti melambaikan tangan, mengedipkan mata dan sebagainya, dan menggunakan gambar untuk mengemukakan ide atau gagasannya.

2.1.4 Tujuan Komunikasi

Setiap individu dalam berkomunikasi pasti mengharapkan tujuan dari komunikasi itu sendiri, secara umum tujuan berkomunikasi adalah mengharapkan adanya umpan yang diberikan opleh lawan berbicara kita serta semua pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh lawan bicara kita dan adanya efek yang terjadi setelah melakukan komunikasi tersebut. Menurut Onong Uchjana dalam buku “ Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek” mengatakan ada pun beberapa tujuan berkomunikasi:

a. Supaya gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasive bukan memaksakan kehendak.

b. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau pimpinan harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan mereka menginginkan arah ke barat tapi kita memberi jalur ke timur.

c. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin berupa kegiatan yang dimaksudkan ini adalah kegiatan yang banyak mendorong, namun yang penting harus diingat adalah bagaimana cara yang terbaik melakukannya.

d. Supaya yang kita sampaikan itu dapat dimengerti sebagai pejabat ataupun komunikator kita harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang kita maksudkan.(Effendy, 1993 : 18)

Jadi secara singkat dapat dikatakan tujuan komunikasi itu adalah mengharapkan pengertian, dukungan, gagasan dan tindakan. Serta tujuan yang


(40)

utama adalah agar semua pesan yang kita sampaikan dapat dimengerti dan diterima oleh komunikan.

2.1.5 Komunikasi Massa

Untuk membatasi tentang komunikasi massa dan setiap bentuk komunikasi massa memiliki ciri tersendiri. Istilah komunikasi massa sudah tidak asing lagi di dengar oleh masyarakat dan kebanyakan orang berpendapat bahwa komunikasi massa adalah sesuatu yang berhubungan dengan surat kabar, radio, televisi atau film. Banyak pakar komunikasi yang mengartikan komunikasi massa dari berbagai sudut pandang, seperti halnya Onong Uchjana Effendy mengartikan komunikasi massa yaitu komunikasi melalui media massa modern, dan media massa ini adalah surat kabar, radio, film serta televisi. Karena media itulah yang lazim digunakan dalam kegiatan komunikasi massa. Dengan kalimat yang lugas Bittner mengatakan, “Mass Communication Is Messages Communicated Trough A Mass Medium To A Large Number Of People”, (komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang). (Rahkmat, 2000 : 188)

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa adalah salah satu bentuk penyampaian pesan dengan menggunakan media, dan si komunikator hanya menyampaikan pesan tanpa mengetahui siapa dan dari golongan mana pesan tersebut diterima. Tetapi tidak dapat dikatakan sebagai proses komunikasi massa. Ada kalanya proses komunikasi terjadi dengan


(41)

menggunakan media massa tetapi tidak dapat dikatakan sebagai proses komunikasi massa.

Penerima pesan dalam komunikasi massa tidak hanya besar dalam jumlah, tetapi memiliki sifat yang berbeda, mereka terdiri dari orang-orang yang berbeda dalam segala hal, baik itu usia, jenis kelamin, tingkat sosial, jenis pekerjaan, agama dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) disebutkan;

“Mass communication is aprocess whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal / tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim dan heterogen)”. (Nurudin, 2003:11)

Karakteristik Komunikasi Massa

Dalam komunikasi massa terdapat juga ciri-ciri khusus yang Seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard Jr dikaitkan dengan pendapat Devito, maka komunikasi massa mempunyai ciri-ciri khusus yang disebabkan oleh sifat-sifat komponennya, ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Komunikasi massa berlangsung satu arah

Ini berarti bahwa tidak terdapat arus balik dari komunikan kepada komunikator, dengan kata lain perkataan komunikator tidak mengetahui tanggapan para pembacanya terhadap pesan atau berita yang disiarkan.

2. Komunikasi pada komunikasi massa melembaga

Yakni suatu institusi atau organisasi, oleh karena itu komunikatornya melembaga, mempunyai lebih banyak kebebasan.

3. Pesan pada komunikasi massa bersifat umum

Media ditujukan kepada umum dan mengenai kepentingan umum, tidak ditujukan kepada sekelompok orang tertentu. Media massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang tidak menyangkut kepentingan umum.


(42)

4. Media komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Ciri ini merupakan yang paling hakiki dibandingkan dengan media komunikasi lainnya.

5. Komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikasi adalah khalayak yang merupakan kumpulan anggota masyarakat yang terlibat dalam proses komunikasi massa sebagai sasaran yang dituju komunikator bersifat heterogen dalam keberadaannya secara terpecah-pecah, dimana satu sama lain tidak saling mengenal dan tidak memiliki kontak pribadi, masing-masing berbeda dalam berbagai hal, jenis kelaminnya, usia, agama, ideologi, pekerjaan, pendidikan, pengalaman hidup, kebudayaan, pandangan hidup, keinginan, cita-cita dan sebagainya.

(Effendy, 1984 : 23-24)

2.2 Tinjauan Tentang Media Massa

Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi :

1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak. 2. Universalitas, kesannya bersifat umum. 3. Perioditas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan. 5. Aktualitas, berisi hal-hal baru.

(Romly, 2002 : 5)

Isi media massa secara garis besar terbagai atas tiga kategori : berita, opini, feature. Karena pengaruhnya terhadap massa (dapat membentuk opini publik), media massa disebut “kekuatan keempat” (The Four Estate) setelah lembaga eksekutif, legistatif, yudikatif. Bahkan karena idealisme dengan fungsi sosial controlnya media massa disebut-sebut “musuh alami” penguasa. (Romly, 2002: 5)

Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five Of Mass Media” (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua macam,


(43)

media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film (movie), termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam yaitu :

1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau ½ plano) 2. Tabloid (½ broadsheet)

3. Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio atau kuarto) 4. Buku (½ majalah)

5. Newsletter (polio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4 – 8 halaman)

6. Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4 – 8) (Romly, 2002 : 5)

2.3 Tinjauan Tentang Surat Kabar

2.3.1 Surat kabar sebagai salah satu jenis media massa

Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya.

Kebanyakan surat kabar mengandalkan hidupnya dari iklan, bahkan kenaikan harga kertas Koran sebagai bahan baku utama surat kabar sering kali tidak mengakibatkan kenaikan harga jual surat kabar per eksemplar secara proporsional. Kehadiran iklan dalam media cetak dengan kata lain telah mampu mensubsidi harga eceran surat kabar.

Selama tahun 1970-1985 diketahui ternyata lebih banyak surat kabar dan majalah gulung tikar karena tidak mendapatkan iklan, sekalipun di Indonesia budaya membaca belum terlalu memasyarakat. Surat kabar merupakan media


(44)

utama yang banyak digunakan dalam periklanan di Indonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

1. Jangkauan distribusi surat kabar tidak dibatasi. 2. Jangkauan media lainnya, radio dan televisi dibatasi. 3. Harga satuan surat kabar murah dan dapat dibeli eceran. (Kasali, 1995 : 100)

2.3.2 Pengertian Surat Kabar

Pada awalnya surat kabar sering kali diidentikan dengan pers namun karena pengertian pers sudah semakin luas, dimana televisi dan radio sekarang ini sudah dikategorikan sebagai pers juga, maka muncul pengertian pers dalam arti luas dan sempit. Dalam pengertian pers luas pers meliputi seluruh media massa, baik cetak maupun elektronik. Sedangkan dalam arti sempit, pers hanya melipui media massa tercetak saja, salah satunya adalah surat kabar. Menurut Kurniawan Junaidi yang dimaksud dengan surat kabar adalah :

“Sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media massa tercetak berupa lembaran berisi tentang berita-berita, karangan-karangan dan iklan serta diterbitkan secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan serta diedarkan secara umum, isinya pun harus actual, juga harus bersifat universal, maksudnya pemberitaanya harus bersangkut-paut dengan manusia dari berbagai golongan dan kalangan”. (Junaidi, 1991 : 105) Definisi surat kabar menurut George Fox Mott yaitu :

1. Suatu lembaga masyarakat yang punya fasilitas dan target masing-masing.

2. Suatu pelayanan masyarakat atau melayani masyarakat untuk kepentingan-kepentingan informasi.

3. Pemimpin yang bertujuan untuk memimpin pada masyarakat yang menyangkut nilai-nilai moral, etika dan lain-lain.

4. Penghubung antara masyarakat dalam menyampaikan informasi-informasi.

5. Penjual pengetahuan menyerap berbagai informasi dan pengetahuan lalu menyebarkannya kepada masyarakat.


(45)

Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya. Sementara pengertian surat kabar menurut Onong Uchjana Effendy adalah :

“Lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodic, bersifat umum, isinya termasa/actual, mengenal apa saja di seluruh dunia yang mengandung nilai-nilai untuk diketahui khalayak pembaca”. (Effendy, 1993 : 241)

2.3.3 Ciri-ciri Surat Kabar

Pada umumnya kalau kita berbicara mengenai surat kabar sebagai salah satu jenis media cetak, maka kita pun harus mengetahui ciri-ciri dari surat kabar itu sendiri, yaitu :

- Publisitas

Publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak, karena diperuntukkan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum.

- Perioditas (Kontinuitas)

Adalah keteraturan terbitnya surat kabar, bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari bisa pula satu kali atau dua kali seminggu.

- Universalitas

Universalitas adalah kesemestaan isinya, aneka ragam dan dari seluruh dunia.

- Aktualitas

Aktualitas adalah kecepatan laporan tanpa mengesampingkan kebenaran berita (Effendy, 1986 : 120)

Demikianlah empat ciri surat kabar dapat dikatakan empat syarat yang harus dipenuhi surat kabar. Penelitian yang tidak mempunyai salah satu cirri saja dari keempat ciri tersebut, bukanlah surat kabar.


(46)

2.3.4 Fungsi Surat Kabar

Pada jaman modern sekarang ini, surat kabar tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsi surat kabar sekarang meliputi berbagai aspek, yaitu :

a. Menyiarkan informasi

Adalah fungsi surat kabar yang pertama dan utama khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan lain sebagainya.

b. Mendidik

Sebagai sarana pendidikan massa (Mass Education), surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implicit dalam bentuk berita, bisa juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.

c. Menghibur

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (Hard News) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita mengandung minat insani (Human Interest) dan kadang-kadang tajuk rencana.

d. Mempengaruhi

Mempengaruhi adalah fungsinya yang keempat yakni fungsi mempengaruhi yang menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implicit terdapat pada berita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel. Fungsi mempengaruhi khusus untuk bidang perniagaan pada iklan-iklan yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan. (Effendy, 1986 : 122-123)

Selain hal tersebut diatas surat kabar sebagai media massa mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat seperti dikatakan oleh Oetomo “berbagai penelitian mengungkapkan orang mambaca surat kabar, hal itu merupakan sarana untuk hidup, pers menjadi perabot rumah tangga yang lebih


(47)

dalam maknanya dari perabot meja dan kursi, pers menjadi sarana hidup sebab untuk hidup orang perlu mengetahui lingkungannya dan berkomunikasi dengan lingkungannya, untuk masyarakat semakin luas, kompak serta pesatnya perkembangan pers menjadi sarana disamping berbagai media massa lainnya”. (Oetomo, 1986 : 47)

Arti pentingnya surat kabar terletak pada fungsi utamanya dalam melengkapi berita bagi para pembacanya, sebagai agen perubahan sosial. Menurut Schramm surat kabar atau pers dapat melakukan peran-peran sebagai berikut :

a. Pers dapat memperluas cakrawala pemandangan. Melalui surat kabar orang dapat mengetahui kejadian-kejadian yang dialami di negara-negara lain.

b. Pers dapat memusatkan perhatian khalayak dengan pesan-pesan yang ditulisnya. Dalam masyarakat modern gambaran kita tentang lingkungan yang jauh diperoleh dari pers dan media massa lainnya, masyarakat menilai menggantungkan pengetahuan pers dan media massa.

c. Pers mampu meningkatkan aspirasi. Dengan penguasaan media, suatu masyarakat dapat mengubah kehidupan mereka dengan cara meniru apa yang disampaikan oleh media tersebut.

d. Pers mampu menciptakan suasana membangun. Melalui pers dan media massa dapat disebarluaskan informasi kepada masyarakat, ia dapat memperluas cakrawala, pemikiran serta membangun simpati, memusatkan perhatian pada tujuan pembangunan sehingga tercipta suasana pembangunan yang serasi dan efektif. (Rachmadi, 1990 : 17-18)

Dengan demikian surat kabar telah membawa banyak perubahan pada kehidupan individu dan masyarakatlewat berita-berita dan artikel yang disajikan, serta iklan-iklan yang ditawarkan dengan berbagai bentuk dan tulisan yang menarik, cakrawala pandangan seseorang menjadi bertambah, sehingga dapat tercipta aspirasi untuk membenahi diri dan lingkungannya.


(48)

2.3.5 Rubrik Dalam Surat Kabar

Istilah rubrik bisa digunakan dalam surat kabar atau majalah, rubrik sering dipakai untuk menyebut kolom dalam surat kabar yang membahas masalah-masalah secara khusus, misalnya rubrik olahraga, rubrik ekonomi, rubrik kampus dan sebagainya. Rubrik biasanya disajikan secara lengkap.

Pengertian rubrik menurut kamus bahasa Indonesia yang disusun oleh WJS. Poerwadarminta menyebutkan rubrik adalah kepala (ruangan) karangan dalam surat kabar, majalah dan lain sebagainya. Misalnya Rubrik Luar Negeri. (WJS. Poerwadarminta, 1985:83)

Pendapat yang lebih tegas lagi mengenai rubrik dikemukakan oleh Soeharmono Tjitrosoewarno, yaitu:

“Rubrik adalah ruangan yang terdapat dalam surat kabar yang memuat isi dan berita, ruangan khusus yang dapat dimuat dengan periode yang tetap dengan hari-hari tertentu atau beberapa minggu sekali, yang membuat masalah atau membuat masalahnya masing-masing sesuai yang ditulis rubrik tersebut, misalnya rubrik luar negeri akan memuat berita-berita informasi dari berbagai penjuru dunia, rubrik dalam kota akan memuat berita-berita informasi yang berasal dari dalam kota dimana surat-surat kabar tersebut diterbitkan. Biasanya rubrik akan menempati ruangan-ruangan khusus yang telah disediakan dalam lembaran surat kabar”. (Soerjawidjaja, 1981:19)

Dengan melihat pengertian rubrik yang telah diuraikan diatas maka pada dasarnya memiliki beberapa kesamaan pengertian bahwa rubrik merupakan suatu ruangan yang menyajikan masalah secara khusus, rubrik disajikan secara tetap dan


(49)

pemunculannya teratur, serta ditempatkan pada halaman yang sama pada setiap penerbitannya.

Surat kabar dan majalah yang ingin memenuhi kepuasan pembacanya akan melakukan berbagai cara dalam penyajiannya. Perkembangan bidang Jurnalistik melahirkan berbagai macam rubrik dalam media cetak.

2.4 Tinjauan Tentang Berita

2.4.1 Pengertian Berita

Kata “berita” sendiri berasal dari kata sangsekerta, vrit (ada atau terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, Berita adalah “laporan tercepat mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”.Berita dalam bahasa Inggris disebut News. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai “informasi tentang peristiwa terbaru”.

Adapun definisi berita yang dikemukakan para pakar komunikasi dan jurnalistik

Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca (Dean M Lyle Spencer).

Berita adalah sesuatu yang terkini (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar sehingga dapat menarik atau mempunyai makana dan dapat menarik minat bagi pembaca (Willard C. Bleyer).

Berita adalah sesuatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta yang punya arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat hal tersebut (William S. Maulsby).

Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting dan dapat menarik perhatian umum (Eric C. Hepwood).


(50)

Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka (Micthel V. Charnley).

(Romli, 2003 ; 35)

Sedangkan menurut The New Glorier Webster International Dictionary, berita adalah:

1. Informasi hangat tentang sesuatu yang telah terjadi, atau tentang sesuatu yang belum diketahui sebelumnya.

2. Berita adalah informasi yang disajikan oleh media semisal surat kabar, radio dan televis.

3. Berita adalah sesuatu atau seseorang yang dipandang oleh media merupakansubjek yang layak untuk diberitakan.

(Hikmat, Purnama Kusumaningrat, 2005 : 39)

2.4.2. Jenis-jenis Berita

Ada sejumlah jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik, yang paling popular dan menjadi menu utama surat kabar adalah :

1. Berita Langsung

Berita langsung (straight news) adalah laporan peristiwa yang ditulis secara singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Ditulis dengan gaya memaparkan peristiwa dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan, apalagi interpretasi.

Berita langsung dibagi menjadi dua jenis : berita keras atau hangat (hard news) dan berita lembut atau ringan (soft news).

2. Berita Opini

Berita opini (opinion news) yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang, biasanya pendapat para cedekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu perisriwa.

3. Berita Interpretatif

Berita interpretaif (interpretative news) adalah berita yang dikembangkan dengan komentar atau penilaian wartawan atau nara sumber yang kompeten atas berita yang muncul sebelumnya sehingga merupakan gabungan antara fakta dan interpretasi. Berawal dari informasi yang dirasakan kurang jelas atau tidak lengkap arti dan maksudnya.


(51)

4. Berita Mendalam

Berita mendalam (depth news) adalah berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Bermula dari sebuah berita yang masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali (follow up system). Pendalaman dilakukan dengan mencari informasi tambahan dari nara sumber atau berita terkait.

5. Berita Penjelasan

Berita penjelasan (explanatory news) adalah berita yang sifatnta menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap, penuh data. Fakta diperoleh dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar sehingga harus disajikan secara bersambung dan berseri.

6. Berita Penyelidikan

Berita penyelidikan (investigative news) dalah berita yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut pula penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai pihak, bahkan melakukan penyelidikan langsung ke lapangan, bermula dari data mentah atau berita singkat. Umumnya berita investigasi disajikan dalam format tulisan feature.

(Romly, 2003 : 40-46)

Selain jenis-jenis berita diatas, dikenal pula jenis-jenis berita lainnya, antara lain

1. Berita Singkat (spot news), yaitu berita atau laporan peristiwa yang sedang bterjadi secara langsung atau siaran langsung.

2. Berita Basi, yaitu berita yang sudah tidak actual lagi.

3. Berita Bohong (libel), yaitu berita yang tidak benar atau tidak factual sehingga menjurus pada kasus pencemaran nama baik.

4. Berita Foto, yaitu laporan peristiwa yang ditampilkan dalam bentuk foto lepas, tidak ada kaitan dengan tulisan yang ada di sekelilingnya. 5. Berita Kilat (news flash), yaitu berita yang penting segera diketahui

publik, dimuat di halaman depan surat kabar.

6. Berita Pembuka Halaman (opening news), yaitu berita atau tulisan yang ditempatkan di bagian awal atau paling atas halaman surat kabar, semacam berita utama (headline)

(Romly, 2003 : 47)

2.4.3 Nilai Berita

Suatu berita memiliki nilai layak berita jika didalamnya ada unsur kejelasan (clarity) tentang kejadiannya, ada unsur kejutannya (surprise), ada unsur


(52)

kedekatannya (proximity) secara geografis, serta ada dampak (impact) dan konflik personalnya.

Tetapi, Kriteria tentang nilai berita ini sekarang sudah lebih disederhanakan dan disistimatiskan sehingga sebuah unsur kriteria mencangkup jenis-jenis berita yang lebih luas, dalam buku Jurnalistik Terapan Asep Syamsul M Romli (2003 ; 37), mengemukakan unsur-unsur nilai berita yang sekarang dipakai dalam memilih berita, unsur-unsur tersebut adalah :

1. Aktualitas, peristiwa terbaru, terkini, terhangat (up to date), sedang atau baru saja terjadi (recent events).

2. Faktual (factual), yakni ada faktanya (fact), benar-benar terjadi bukan fiksi (rekaan, khayalan, atau karangan). Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).

3. Penting, besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat

(consequences), artinya, peristiwa itu menyangkut kepentingan banyak atau berdampak pada masyarakat.

4. Menarik, artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity) dan minat membaca (interesting). Peristiwa yang biasanya menarik perhatian pembaca, disamping actual, factual, dan penting, juga bersifat :

1. Menghibur, yakni peristiwa lucu atau mengandung unsur humor yang menimbulkan rasa ingin tertawa atau minimal tersenyum. 2. Mengandung Keganjilan, peristiwa yang penuh keanehan,

keluarbiasaan, atau ketidaklaziman.

3. Kedekatan (proximity), peristiwa yang dekat baik secara geografis maupun emosional.

4. Human Interest, terkandung unsur menarik empati, simpati atau menggugah perasaan khalayak yang membacanya.

5. Mengandung unsur seks, yakni peristiwa yang berkaitan dengan kebutuhan biologis atau nafsu seksual manusia.

6. Konflik, pertentangan, dan ketegangan.

2.5 Tinjauan Tentang Foto Jurnalistik

2.5.1 Pengertian Foto Jurnalistik

Foto jurnalistik adalah membuat berita dengan menggunakan foto sebagai media informasi. Penggabungan dua media komunikasi visual dan verbal inilah


(53)

yang disebut sebagai foto jurnalistik. Kalau kita melihat surat kabar maka yang kita lakukan adalah melihat foto yang menarik, membaca teksnya, kemudian kembali melihat fotonya.

Foto pada hakekatnya punya kelebihan dari media oral. Selain mudah diingat, foto juga mempunyai efek ketiga yang timbul jika kita melihatnya. Foto bisa menimbulkan efek bayangan lain tergantung dari siapa, pekerjaan, pengalaman, pendidikan, pengetahuan dan inspirasi yang melihatnya.

Pada saat seseorang memutuskan belajar fotojurnalistik, dia akan masuk ke sebuah daerah dimana terdapat sebuah tradisi kuat untuk menyampaikan „sesuatu‟-berita kepada orang lain-publik. Seperti yang dilakukan oleh fotografer seni, seorang wartawan foto harus mempunyai sentuhan artistik untuk menghasilkan image yang menyengat.

Foto jurnalistik pada dasarnya adalah bercerita atau melaporkan suatu kejadian atau kenyataan dengan menggunakan medium foto. Seperti juga pelaporan dalam bentuk tulisan, maka pada foto pun berlaku bahwa yang kita sampaikan lewat foto haruslah jelas dan mudah dimengerti. Patokan 5W + 1H wajib dalam setiap melakukan pemotretan, unsur apa (what), siapa (who), di mana (where), kapan (when) dan mengapa (why).

Layaknya penulis yang menggunakan istilah/gaya bahasa tertentu dalam kalimat-kalimatnya untuk merangsang emosi pembaca, unsur-unsur dalam foto jurnalistik juga dapat disusun untuk membangkitkan berbagai tanggapan maupun kekaguman. Foto yang bisa menggugah respon emosional (ngeri, haru , iba, atau


(54)

perasaan lain) dengan teknik pemotretan yang baik bisa disebut foto berita yang berhasil. Seperti yang dikatakan oleh Atok Sugiarto dalam bukunya “Paparazzi Memahami Fotografi Kewartawanan”, bahwa :

“Nilai foto berita secara umum dilihat dari gema peristiwanya. Ketepatan informasi dan kecepatan penyiarannya merupakan hal utama. Tentu saja foto yang baik, artistic, dan sesui tuntunan akan bernilai lebih.(Atok Sugiarto, 2005:22)

Sebuah foto jurnalistik ,foto yang baik dan mempunyai isi, lebih menarik dari sekedar foto yang indah. Foto digunakan untuk mengkomunikasikan apa yang dilihat, dicatat, dan dirasakan dan ingin dikomentari oleh pewarta foto kepada pembaca.

Pada prinsipnya foto jurnalistik adalah salah satu alat untuk mengkomunikasikan atau menginformasikan „sesuatu‟ kepada yang lainnya, sama seperti yang dilakukan oleh wartawan tulis di sebuah media cetak. Hanya saja mediumnya lain, yaitu visual. Sebagai alat informasi tentu saja perannya banyak, bisa untuk memperbaiki sesuatu, atau memperburuk sebuah situasi. Foto seperti halnya tulisan, bisa dipergunakan untuk membentuk opini publik, tergantung siapa yang mempublikasikannya.

Ada delapan karakter foto jurnalistik yang menurut Frank P. Hoy, dari sekolah Jurnalistik dan Telekomunikasi Walter Cronkite, Universitas Arizona, pada bukunya yang berjudul Photojournalism The Visual Approach adalah sebagai berikut:

1. Foto jurnalistik adalah komusnikasi melalui foto ( communication photography ). Komunikasi yang dilakukan akan mengekspresikan


(55)

pandangan wartawan foto terhadap suatu subjek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.

2. Medium foto jurnalistik adalah media cetak koran atau majalah, dan media kabel atau satelit juga internet seperti kantor berita ( wire services ).

3. Kegiatan foto jurnalistik adalah kegiatan melaporkan berita. 4. Foto jurnalistik adalah paduan dari foto dan teks foto.

5. Foto jurnalistik mengacu pada manusia. Manusia adalah subjek, sekaligus pembaca foto jurnalistik.

6. Foto jurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak ( mass audiences ). Ini berarti pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam.

7. Foto jurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto.

8. Tujuan foto jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi kepada sesama, sesuai amendemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers (freedom of speech and freedom of press). (Alwi, 2004 : 7)

2. 5. 2 Jenis – Jenis Foto Jurnalistik

Jenis – jenis Foto Jurnalistik dapat diketahui melalui kategori yang dibuat Badan Fotojurnalistik Dunia ( World Press Photo Foundation ) pada lomba foto tahunan yang diselenggarakan bagi wartawan seluruh dunia. Kategori itu adalah sebagai berikut :


(1)

kualitasi isi berita sesuai dengan Nilai-nilai berita, agar setiap berita yang diterbitkan mempunyai nilai lebih dimata pembacanya.

2. Diharapkan HU Pikiran Rakyat mengadakan pelatihan-pelatihan khusus untuk para wartawan dan redaktur dalam meningkatkan kualitas dari penulisan sebuah berita dan pemotretan foto, agar berita yang disajikan kepada khalayak mengandung unsur-unsur berita yang dapat meningkatkan kulaitas dari beritanya itu sendiri

3. Diharapkan HU Pikiran Rakyat lebih membantu mahasiswa yang melakukan penelitian dalam mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penelitian, sehingga tidak menyulitkan mahasiswa yang melakukan penelitian di HU Pikiran Rakyat.

2. Untuk Akademik

1. Diharapkan agar penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan menimbulkan ketertarikan bagi mahasiswa/umum untuk lebih memahami bahasa fotografi yang berpengaruh terhadap foto yang dihasilkan, khusunya bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa.

2. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya dalam bidang Ilmu Komunikasi secara umum dan penelitian sejenis secara khusus.

3. Penelitian ini diharapkan menambah dan menimbulkan ketertarikan bagi mahasiswa atau siapapun untuk lebih memahami bahasa fotografi


(2)

yang akan berpengaruh dalam pembuatan foto berita, khususny bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian serupa.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Komala Erdinaya, Lukiati, 2004, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Arikunto, Suharsimi, 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta.

Djuroto, Toto, 2004, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: Remaja Rosdakarya,

Faisal, Sanapiah. 2007. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Grafinda Persada

Romli, Asep Syamsul M.. 2003. Jurnalistik Terapan Dan Kepenulisan, Bandung : BATIC PRESS.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

Kusumaningrat, Hikmat dan Kusumaningrat, Purnama, 2005, Jurnalistik Teori dan Praktik, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaluddin, 2000, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Surakmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah. Penerbit Tarsito

Sugiarto, Atok, 2005, Paparazzi Memahami Fotografi Kewartawanan, Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.


(4)

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi,. 1995. Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, Yogyakarta : LP3 ES

Sarwono, Jonathan. 2003, Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Bandung, LPPM UNIKOM.

Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Administrasi, Cetakan Keenam, Bandung : ALFABETA

Sumber Lain :

Harian Umum Pikiran Rakyat tgl 6 Maret, 13 Maret, 20 Maret, 27 Maret, 3 April, 10 April dan 17 April 2011


(5)

DAFTAR RIWAT HIDUP

Nama : Ivan Perdana

Jenis Kelamin : Pria

Tempat/Tanggal Lahir : Bandung, 26 Mei 1986

Agama : Islam

Status : Belum menikah

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Jln.Sekemirung Kaler No.25 Rt.06 Rw.09 Bandung 40191

Telephone : 022-91377235 / 085659305063

Pendidikan

a. Formal

1. Tahun 1992 - 1998 : Sekolah Dasar Negri Sukaluyu 1 2. Tahun 1998 - 2001 : Sekolah Menengah Pertama Nasional 3. Tahun 2001 - 2005 : Sekolah Menengah Atas Pembangunan 4. Tahun 2006 - …… : Universitas Komputer Indonesia

b. Tidak Formal


(6)

2. Tahun 2006 : Pelatihan Table Manner di Hotel Jayakarta Bandung

3. Tahun 2008 : Pelatihan Kepemimpinan “Learn To Be A Good Leader”

di Universitas Komputer Indonesia

1. Tahun 2008 : Pendidikan Jurnalistik Dasar IV Unit Kegiatan Pers Mahasiswa BIRAMA UNIKOM

2. Tahun 2010 : Smart & Fun with Microsoft

Pengalaman Kerja

1. Fotographer Majalah Ninetyninerz Magazine

2. Freelance Fotographer outdoor dengan Bank Mandiri

3. Freelance Fotographer outdoor dengan Departemen Keuangan 4. Freelance Fotographer outdoor dengan Sekretariat Kabinet RI 5. Freelance Fotographer Pelatiahan PKBL dengan Jamsostek 6. Freelance Fotographer Pelatihan MPP dengan PT Askes 7. Freelance Fotographer di PT Mulya Visitama

Pengalaman Organisasi