Analisis isi tajuk rencana di surat kabar harian umum Pikrian Rakyat pada Bulan Mei ditinjau dari nilai berita

(1)

(2)

(3)

(4)

132

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Rezza Meidika

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 21 Mei 1989 Jenis Kelamin : Laki-laki

Umur : 23 Tahun

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Status : Mahasiswa

Tinggi Badan : 175 cm

Berat Badan : 47 kg

Agama : Islam

Golongan Darah : A

Kewarganegaraan : WNI

Alamat : Sanggar Indah Banjaran Bc-1, Kab.Bandung

Handphone : 085694030686


(5)

PENDIDIKAN FORMAL

2008- Sekarang : Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik (S1) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UNIKOM

2007 – 2008 : Program Studi Manajemen Informatika Fakultas Tekhnik dan Ilmu Informatika

2004 - 2007 : SMA 4 Cimahi

2001 -2004 : SLTP Negeri 1 Cimahi 1995 -2001 : SD Negeri Wr Supratman 1994 – 1995 : TK Pasopati

PENDIDIKAN NON FORMAL

1. 2009, Peserta How To Make Creative Video, Auditorium UNIKOM. Bandung (Bersertifikat)

2. 2009, Peserta Pelatihan Personal Development and Self Empowerment, Auditorium UNIKOM. Bandung (Bersertifikat)

3. 2009, Peserta Workshop Penyiaran, Auditorium UNIKOM. Bandung (Bersertifikat)

4. 2010, Peserta Pelatihan Table Manner Course , BANANA – INN (Bersertifikat)

5. 2010, Peserta Pelatihan Public Speaking, Auditorium UNIKOM. Bandung (Bersertifikat)

6. 2010, Panitia “Study Tour Mass Media 2009” Trans TV Jakarta (Bersertifikat).

7. 2012, Peserta Workshop Menulis Kreatif Di Media Online Ceritamu. Com ( Bersetifikat ).


(6)

134

8. 2012, Peserta Seminar Pendidikan Film Di Indonesia “ SINEMATOGRAFI KEBUTUHAN MANUSIA MODERN”, Unisba, Bandung ( bersetifikat)

KEMAMPUAN

1. MS. Office (Word, Excel, Power Point, Publisher, Access) 2. Fotografi

3. Internet 4. Photosop


(7)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Ujian Sarjana

Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Jurnalistik

Oleh : Rezza Meidika NIM. 41807804

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI JURNALISTIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(8)

vi

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT dengan berkah kelimpahan rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Nilai Berita ” sebagai tugas akhir dalam memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana di Program Studi Ilmu Komunikasi konsentrasi Jurnalistik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Dan tidak lupa penulis ingin mengucapkan segala terimakasih kepada orang tua yang telah memberikan dukungan dan motivasi agar tetap terus melanjutkan kuliah sampai ke jenjang sarjana.

Peneliti juga menyadari skripsi ini tidak dapat terselesaikan tanpa bantuan, dorongan serta kebersamaan yang telah diberikan kepada peneliti selama penyusunan skripsi ini, karena itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kepada :

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang telah mengeluarkan surat pengantar pelaksanaan penelitian.

2. Yth. Drs. Manap Solihat, M.Si selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah memberikan pengesahan pada penelitian ini.


(9)

vii

3. Yth. Dr. Hj. Ani Yuningsih, Dra., M.Si selaku pembimbing yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada peneliti sehingga penulis bersemangat dalam menyusun skripsi ini.

4. Yth. Sangra Juliano. P, S. Ikom selaku Dosen Wali yang telah membimbing peneliti untuk bisa menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan lancar dan insya Allah dapat menyelesaikan perkuliahan tepat waktu. 5. Yth. Bapak dan Ibu Dosen Ilmu Komunikasi yang selalu membimbing,

mengarahkan, mendidik, serta memberikan nilai kepada penulis dalam setiap mata kuliah.

6. Yth. Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi yang selalu mengurus data-data, informasi, dan memberikan kemudahan dalam menjalani perkuliahan.

7. Kepada Teteh Rika Rachmawati dan Akang Muhamad Ashari yang sudah membantu peneliti selama melakukan kegiatan penelitian Di Harian Umum Pikiran Rakyat.

8. Kepada Ibu Ratih, dan Bapa Erwin terima kasih atas segala bantuannya kepada peneliti, selama melakukan penelitian di Pikiran Rakyat.

9. Kepada seluruh pihak, staf dan divisi Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu persatu. Saya ucapkan terima kasih atas segala bantuannya

10.Keluarga besar, orang tua tersayang Alm mamahku dan ayahku tercinta, saudara – saudaraku : Farhan, Teh Vicka, Teh Keke, Teh Enung, Yuzar, Om wawan, Om Dedi, Om Agus, Tante Eva, Bi Tenten, Angga Megawan,


(10)

viii

Annaser bayu Aji, dan seluruh keluarga besar yang peneliti cintai terima

kasih atas dukungan serta do’anya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

penelitian ini.

11.Orang terdekatku Dwi Permatasari yang selalu membantu dalam setiap kesulitan baik materil maupun non materil dalam melakukan penelitian 12.Teman - teman seperjuangan Alfariz, Anggi, Aris, Candra Kirana, Candra

Dani, Cecep, Suciadi, Ludiansyah, Rizki Trimulya, Yuda, Jay, Pradana, Muhamad Soleh, Oon, Philips, Ramos, Yasser, Oxa, Rio Okke, Imam, Nucki, yang selalu memberikan bantuan dan dukungan selama peneliti menyusun penelitian ini.

13.Rekan-rekan IK-Jurnal 2008 yang telah membantu dan memberikan semangat dari awal hingga akhir kepada peneliti sehingga penelitian ini selesai tepat pada waktunya.

Serta semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Semoga Allah SWT senantiasa membalas amal kebaikan yang telah diberikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi. Dan besar harapan penulis semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi para pembaca.

Bandung, Febuari 2013


(11)

ix

DAFTAR ISI

Hal

LEMBAR PENGESAHAN ... i

SURAT PERNYATAAN ... ii

LEMBAR PESEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.2.1 Pertanyaan Makro ... 5

1.2.2 Pertanyaan Mikro ... 5

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Maksud Penelitian ... 6

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Kegunaan Penelitian ... 7

1.4.1 Kegunaan Penelitian Secara Teoritis ... 7


(12)

x BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.1.1 Tinjauan Terhadap Penulisan Terdahulu ... 8

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi ... 10

2.2.1 Pengertian Komunikasi ... 10

2.2.2 Lingkup Komunikasi ... 11

2.2.3 Unsur - unsur Komunikasi ... 12

2.2.4 Tujuan Komunikasi ... 12

2.2.5 Fungsi Komunikasi ... 13

2.2.6 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa ... 14

2.1.6.1 Pengertian Komunikasi Massa ... 14

2.1.6.2 Ciri – Ciri Komunikasi Massa ... 14

2.1.6.3 Fungsi Komunikasi Massa ... 15

2.2.7 Tinjauan Media Massa ... 15

2.2.8 Tinjauan Tentang Surat Kabar ... 16

2.2.8.1 Surat Kabar sebagai Salah Satu Media Massa ... 16

2.2.8.2 Pengertian Surat Kabar ... 17

2.2.8.3 Ciri – Ciri Surat Kabar ... 18

2.2.8.4 Fungsi Surat Kabar ... 19

2.12.9 Tinjauan Tentang Jurnalistik ... 21

2.2.9.1 Sejarah Jurnalistik ... 21

2.2.9.2 Pengertian Jurnalistik ... 21


(13)

xi

2.2.10.1Pengertian Berita ... 22

2.2.10.2 Jenis – jenis Berita... 23

2.2.10.3 Nilai Berita ... 24

2.3 Kerangka Pemikiran ... 26

2.3.1 Kerangka Teoritis ... 26

2.3.2 Kerangka Konseptual ... 29

2.4 Konstruksi Kategori ... 30

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian... 31

3.1.1 Sejarah Harian Umum Pikiran Rakyat ... 31

3.1.2 Logo Harian Umum Pikiran Rakyat ... 34

3.1.3 Sejarah Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat ... 34

3.1.4 Visi Harian Umum Pikiran Rakyat ... 35

3.1.5 Misi Harian Umum Pikiran Rakyat... 37

3.1.6 Profil Haarian Umum Pikiran Rakyat ... 38

3.1.7 Struktur Perusahaan Harian Umum Pikiran Rakyat... 41

3.1.8 Job Description Perusahaan ... 45

3.1.9 Pembagian Halaman Pikiran Rakyat ... 49

3.1.9.1 Halaman Utama... 49

3.1.9.2 Halaman Suplemen Pikiran Rakyat ... 52

3.2 Metode Penelitian ... 54

3.2.1 Desain Penelitian... 54


(14)

xii

3.2.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 57

3.2.3.1 Populasi ... 57

3.2.3.2 Sampel ... 58

3.2.4 Teknik Analisa Data ... 63

3.2.5 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 64

3.2.5.1 Lokasi Penelitian ... 64

3.2.5.2 Waktu penelitian ... 64

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Identitas Pengkoding ... 68

4.2 Uji Reliabilitas Koding ... 71

4.2.1 Reliabilitas Koding Indikator aktualitas ... 72

4.2.2 Reliabilitas Koding Indikator Faktual ... 73

4.2.3 Reliabilitas Koding Indikator Penting ... 75

4.2.4 Reliabilitas Koding Indikator Menarik... 77

4.3 Deskripsi Hasil Penelitian ... 79

4.3.1 Analisis Isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Aktualitas . 79 4.3.2 Analisis Isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Faktual ... 84

4.3.3 Analisis Isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Penting ... 88

4.3.4 Analisis Isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Menarik .... 92


(15)

xiii

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ... 96

4.4.1 Indikator Aktualitas ... 100

4.4.2 Indikator Faktual ... 101

4.4.3 Indikator Penting ... 102

4.4.4 Indikator Menarik ... 102

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 104

5.2 Saran – saran ... 105

5.2.1 Bagi Perusahaan ... 105

5.2.2 Bagi Akademik ... 106

DAFTAR PUSTAKA ... 107

LAMPIRAN ... 109


(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Konstruksi Kategori ... 30

Tabel 3.1 Pengkoding ... 56

Tabel 3.2 Populasi Tajuk Rencana Tanggal 1 Sampai 21 Mei ... 57

Tabel 3.3 jadwal penelitian ... 65

Tabel 4.1 Kesepakatan Antar Pengkoding Indikator Tentang Aktualitas. ... 72

Tabel 4.2 Kesepakatan Antar Pengkoding Indikator Tentang Faktual. ... 74

Tabel 4.3 Kesepakatan Antar Pengkoding Indikator Tentang Penting. ... 76

Tabel 4.4 Kesepakatan Antar Pengkoding Indikator Tentang Menarik... 78

Tabel 4.5 Isi Tajuk Rencana Ditinjau Dari Aktualitas. ... 81

Tabel 4.6 Isi Tajuk Rencana Ditinjau Dari Faktual. ... 85

Tabel 4.7 Isi Tajuk Rencana Ditinjau Dari Penting ... 89


(17)

xv

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Agenda Setting ... 26

Gambar 3.1 Logo Harian Umum Pikiran Rakyat ... 34

Gambar 3.2 Struktur Redaksi Pikiran Rakyat. ... 39

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Pikiran Rakyat ... 40

Gambar 3.4 Tajuk Rencana Tanggal 1 mei ... 59

Gambar 3.5 Tajuk Rencana Tanggal 3 mei ... 60

Gambar 3.6 Tajuk Rencana Tanggal 5 mei ... 61

Gambar 4.1 Pengkoder 1 ... 68

Gambar 4.2 Pengkoder II ... 69

Gambar 4.3 Pengkoder III ... 70

Gambar 4.4 Tajuk rencana Mengandung Nilai Aktual ... 82

Gambar 4.5 Tajuk rencana Mengandung Nilai Faktual ... 86

Gambar 4.6 Tajuk rencana Mengandung Nilai Penting ... 90


(18)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran - Lampiran ... 109

Lampiran 1 Surat Research dari Unikom ... 110

Lampiran 2 Surat Balasan dari Harian Umum Pikiran Rakyat ... 111

Lampiran 3 Lembar Revisi Usulan Penelitian ... 112

Lampiran 4 Surat rekomendasi Pembimbing untuk mengikuti sidang sarjana ... 113

Lampiran 5 Berita acara bimbingan ... 114

Lampiran 6 Surat Lembar Identitas Pengkoding ... 115

Lampiran 7 Lembar Pengkoding ... 117

Lampiran 8 Contoh tajuk rencana ... 120


(19)

107

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Cangara, Hafied. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Djuroto, Toto, 2004, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: Remaja Rosdakarya Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT.

Citra Aditya Bakti

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama. 2005. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

M Romli, Asep Syamsul. 2005. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

M Romli, Asep Syamsul. 2003. Jurnalistik Terapan : Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan. Bandung : Batic Press cetakan 1.

Mc Quail, Dennis, 1987. Teori Komunikasi Massa (Suatu Pengantar), Edisi I, Jakarta: Erlangga.

Rakhmat, Jalaluddin, 2000, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi,. 1995. Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, Yogyakarta : LP3 ES

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Surakmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah. Penerbit Tarsito


(20)

108

Skripsi Alumni Unikom:

Ludiansah 2012. Analisis Isi Berita Kriminal Di Harian Pagi Radar Bandung Ditinjau Dari Bahasa Jurnalistik. Unikom.

B. Sumber lain :

Membaca Tajuk Rencana Http://kelasmayaku.wordprees.com/2010/08/25/membaca-tajuk-rencana, 21 April 2012, 20.30.

Analisi isi rubrik opini pada surat kabar Http://eprints.upnjatim.ac.id/494/, 24 April 2012, 24.00.

Teknik menulis tajuk rencana Http://isway.blogspot.com/2011/02/teknik-menulis-tajuk-rencana.html, 15 Mei 2012, 17.00.

Tajuk rencana Http://id.wikipedia.org/wiki/tajuk_rencana, 30 Juni 2012, 20.00. Arsip Harian Umum Pikiran Rakyat.


(21)

1 1.1 Latar Belakang Penelitian

Harian Umum (HU) Pikiran Rakyat dilahirkan untuk menjadi tuan rumah yang dominan di Jawa Barat. Ia diupayakan untuk dapat hidup dalam masa yang panjang, bahkan kalau mungkin sepanjang masa. Dikelola oleh generasi terbaik di zamannya, surat kabar ini diyakini akan terus maju, tumbuh dan berkembang baik sebagai institusi sosial maupun bisnis.

Pada bulan Januari 1966, di Kota Bandung terdapat sejumlah wartawan yang kehilangan pekerjaan, akibat koran milik Bandung N.V. Bernama Pikiran Rakyat berhenti terbit. Koran yang pertama kali terbit pada 30 Mei 1950 ini harus berhenti karena terlambat memenuhi ketentuan yang mengharuskan setiap koran untuk berafiliasi dengan salah satu kekuatan politik atau memilih bergabung dengan koran yang telah ditentukan oleh Departemen Penerangan.

Karena merupakan suara lembaga, maka tajuk rencana tidak ditulis dengan mencantumkan nama penulisnya, seperti halnya menulis berita atau features. Idealnya, tajuk rencana adalah pekerjaan dan hasil dari pemikiran kolektif dari segenap awak media. Jadi, sebelum membuat tajuk rencana, terlebih dahulu diadakan rapat redaksi yang dihadiri oleh pemimpin redaksi, redaktur pelaksana serta segenap jajaran redaktur yang berkompeten untuk menentukan sikap bersama terhadap suatu permasalahan krusial yang sedang berkembang di masyarakat atau dalam kebijakan pemerintahan.


(22)

2

Setelah tercapai pokok- pokok pikiran, dituangkanlah dalam sikap yang kemudian dirangkum oleh awak redaksi yang telah ditunjuk dalam rapat. Dalam Koran harian, tajuk rencana ditulis secara bergantian, namun semangat isinya tetap mecerminkan suara bersama setiap jajaran redakturnya. Dalam proses ini wartawan sangat jarang dilibatkan, karena dinilai dari segi pengalaman serta tanggung jawabnya yang terbatas.

Tajuk Rencana atau yang sering disebut Kolom ( column ) adalah sebuah rubrik khusus di media massa cetak yang berisikan karangan atau tulisan pendek, yang berisikan pendapat subjektif penulisnya tentang suatu masalah. Rubrik khusus ini umumnya bernama asli ( Kolom ). Penulis Tajuk Rencana disebut Kolomnis ( Columnist ). Dalam kamus bahasa, kolumnis diartikan sebagai seorang penulis yang menyumbangkan karangan ( artikel ) pada suatu media massa secara tetap.

Kolom atau tulisan opini ini, isinya hanya sebuah pendapat. Penulisnya dituntut agar yang dikemukakannya itu benar – benar pendapatnya saja. Berbeda dengan tulisan artikel yang berisi pendapat namun disertai tuturan data, fakta, berita, atau argumentasi berdasarkan teori keilmuan yang mendukung pendapatnya tentang suatu masalah.

Jadi satu – satunya pendukung pendapat kolomnis hanya argumentasi berdasarkan penalaran, pemikiran kritis, menurut pendapat subjektifnya. Karena itu, seorang penulis kolom ( kolomnis ) mestilah yang memiliki integritas kepribadian dan keilmuan yang tinggi dan diakui kepakarannya.


(23)

Tulisan kolom tidak mempunyai struktur tertentu, misalnya ada bagian pendahuluan atau lead, isi atau tubuh tulisan, yakni berupa pengungkapan pokok bahasan dan pendapat penulisannya tentang masalah tersebut. Judulnya pun biasanya singkat saja, bahkan dapat hanya kata saja( Slamet Soeseno,1997 :103 ).

Tajuk rencana ( biasa disingkat “ tajuk “ saja) dikenal sebagi “ induk karangan “sebuah media massa. Menurut Assegaf dalam buku Jurnalistik Praktis Untuk Pemula menjelaskan bahwa :

Tajuk Rencana adalah pernyataan mengenai fakta dan opini secara singkat singkat, logis, menarik ditinjau dari segi penulisan, dan bertujuan untuk mempengaruhi pendapat atau memberikan interpretasi terhadap suatu berita yang menonjol sedemikian rupa, sehingga bagi kebanyakan pembaca surat kabar akan menyimak pentingnya arti berita yang dijadikan tajuk tadi ( Dja’far H. Assegaff, 1985 : 63 ).

Tajuk rencana merupakan “ jati diri “ atau identitas sebuah media massa. Melalui tajuklah redaksi media tersebut menunjukan sikap atau visinya tentang sebuah masalah aktual yang terjadi di mayarakat. Tajuk rencana yang berupa artikel pendek dan mirip dengan tulisan kolom ini, biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi atau redaktur senior yang mampu menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah actual.

Sikap, opini, atau pemikiran yang disuarakan lewat tajuk adalah visi dan penilain orang, kelompok, atau organisasi yang mengelola atau berada di belakang media tersebut. Sebuah media yang diterbitkan dan dikelola oleh organisasi A, misalnya, tentu tajuknya menyuarakan pendapat atau aspirasi organisasi A tadi.


(24)

4

Kata berita, hingga saat ini belum memiliki definisi yang baku. Para ahli memiliki definisi yang berbeda-beda. Namun begitu, perbedaan perbedaan itu masih mengacu pada garis besar yang mengacu pada aktualitas suatu peristiwa.

Secara sederhana, berita dapat diartikan sebagai pelaporan informasi aktual tentang fakta-fakta yang menarik bagi sejumah besar khalayak. Definisi itu merupakan bentuk penyederhanaan dari penyataan Mitchell V.Charnley yang menyatakan, berita adalah laporan aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik atau penting atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang.

Dari pengertian tersebut, kita bisa melihat terdapat empat unsure yag harus di penuhi oleh sebuah berita. Keempat unsure ini pula dikenal dengan nilai – nilai berita ( news values ) atau nilai – nilai jurnalistik.

1. Aktual 2. Faktual 3. Penting 4. Menarik

Tidak semua peristiwa dapat dijadikan sebuah berita. Lord Northcliffe merumuskan, jika anjing menggigit orang, itu bukan berita, tapi jika orang menggigit anjing, itulah baru berita ( If a dog bites a man, it is not news. But if a man bites a dog is news )

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganilisis isi Tajuk Rencana di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau dari Nilai Berita. Tajuk Rencana Di Harian Umum Pikiran Rakyat merupakan salah satu bentuk dari editorial dalam jurnalistik, tajuk rencana bisa disebut juga dengan tajuk saja.

Adapun alasan yang diangkat dalam penelitian ini adalah Tajuk rencana di Harian Umum Pikiran Rakyat, karena dalam setiap tulisan tajuk rencana


(25)

berdampak bagi para pembacanya, dari tulisan itu pembaca bisa menilai bahwa suatu media cetak ini pro kepada pemerintah atau kontra sesuai dengan visi dan misinya, tajuk rencana merupakan jati diri atau identitas sebuah media massa karena melalui tajuk, redaksi dapat menunujukkan sikap atau visinya tentang sebuah masalah yang aktual yang sedang terjadi di masyarakat.

Berdasarkan latar belakang peneliti mencoba melakukan penelitian mengenai “analisis tajuk rencana di surat kabar harian umum pikiran rakyat ditinjau dari nilai berita”. Sehingga diharapkan para pembaca tajuk rencana bisa mendapatkan informasi-informasi yang dibutuhkan dari uraian yang dikemukakan dalam latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :

1.2Rumusan Masalah 1.2.1 Pertanyaan Makro

“Sejauhmana Analisis isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Nilai Berita “

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Berdasarkan uraian dalam latar belakang untuk menjelaskan fokus masalah yang diteliti, maka penulis mengidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Sejauhmana analisis isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Aktualitas ?

2. Sejauhmana analisis isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Faktual ?


(26)

6

3. Sejauhmana analisis isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Penting ?

4. Sejauhmana analisis isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Menarik ?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Dari latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan, maka adapun maksud dan tujuan penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud diadakannya penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan secara terperinci tentang analisis isi tajuk rencana di surat kabar harian umum pikiran rakyat pada bulan mei ditinjau dari nilai berita.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Analisis isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Aktualitas.

2. Untuk mengetahui Analisis isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Faktual.

3. Untuk mengetahui Analisis isi tajuk rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Penting.

4. Untuk mengetahui Analisis isi tajuk rencana di Surat Kabar Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Menarik..


(27)

1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kegunaan, bagi universitas diharapkan dapat menjadi tambahan bagi pengembangan ilmu pengetahuan karya ilmiah penelitian skripsi. Dalam bidang kajian ilmu komunikasi, khususnya bidang jurnalistik, mengenai penggunaan analisis isi dalam menganalisis tajuk rencana, membedah berbagai unsur-unsur seputar analisis isi yang terdapat dalam suatu teks, dan semoga dapat memperkaya keilmuan analisis isi dalam kajian ilmu komunikasi, termasuk jika penelitian ini nantinya dapat dijadikan sebagai bahan rujukan referensi bagi penelitian-penelitian berikutnya dengan tema yang sama, yaitu seputar analisis isi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

a. Untuk peneliti, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan pengetahuan bagi penulis khususnya dalam kajian ilmu bidang jurnalistik.

b. Untuk Universitas, literature penelitian diharapkan dapat dijadikan masukan untuk pihak Universitas dalam memberikan pengetahuan kepada mahasiswanya dalam mempelajari ilmu komunikasi khususnya konsentrasi junalistik.

c. Untuk Harian Umum Pikiran Rakyat, Penelitian ini dapat menambah masukan dan bisa dijadikan sebagai ukuran untuk melihat kualitas media massa cetak ini dalam penyajian berita yang akan datang.


(28)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Terhadap Penulisan Terdahulu

Penelitian ini dibuat oleh Ludiansyah mahasiswa unikom 2007,dengan judul “Analisis Isi Berita Kriminal Di Harian Pagi Radar Bandung Di Tinjau Dari Bahasa Jurnalistik”, untuk mengetahui Sejauhmana Isi Berita Kriminal Di Harian Pagi Radar Bandung Di Tinjau Dari Bahasa Jurnalistik untuk menjawab tujuan diatas maka peneliti mengangkat indikator sederhana,singkat, padat, lugas, jelas,dan menarik untuk menjawab bahasa jurnalistik di Harian Pagi Radar Bandung.

Pendekatan penelitian kuantitatif, metode penelitian deskriptif, dengan teknik analisis isi. Menurut Stempel dalam Rakhmat pada bukunya analisis isi menggunakan teknik pengumpulan data studi kepustakaan, wawancara, dokumen tasi, penelusuran data online, dan lembar koding. Ada 4 tahapan metodelogis yang digunakan dalam teknik analisis isi yaitu pemilihan satuan analisis, konstruksi kategori, penarikan sampel dan reliabilitas koding. Untuk pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling, karena jumlah populasi kurang dari 100, dengan sampel sebanyak 13 berita yang diambil dari Harian Pagi Radar Bandung edisi 1- 10 Nopember 2011.

Hasil penelitian ini menunjukkan masing-masing kategori, sebagai berikut: Kategori sederhana dengan sub kategori kalimat tunggal sebanyak 2


(29)

berita dengan persentase 15%, dan sub kategori tidak rumit sebanyak 11 berita dengan persentase 85%. Untuk kategori singkat dengan sub kategori tidak bertele –tele sebanyak 9 berita dengan persentase 69%, dan untuk sub kategori tidak terlalu panjang sebanyak 4 berita dengan persentase 31%. Untuk kategori padat dengan sub kategori informasi lengkap sebanyak 6 berita dengan persentase 46%, dan untuk sub kategori 5W+1H sebanyak 7 berita dengan persentase 54%. Untuk kategori lugas dengan sub kategori makna secara langsung sebanyak 7 berita dengan persentase 54%, dan untuk sub kaegori tidak berbunga-bunga sebanyak 6 berita dengan persentase 46%. Untuk kategori Jelas dengan sub kategori mudah mengerti sebanyak 11 berita dengan persentase 85%, dan untuk sub kategori kalimat tidak kabur sebanyak 2 berita dengan persentase 15%. Untuk kategori menarik dengan sub kategori kata hidup dan berkembang sebanyak 5 berita dengan persentase 38%, dan untuk sub kategori memicu selera pembaca sebanyak 8 berita dengan persentase 62%.

Kesimpulan penelitian menunjukan bahwa, penulisan berita kriminal di Harian Pagi Radar Bandung telah memenuhi kaidah bahasa jurnalistik, yaitu beritanya sederhana, singkat, padat, lugas, jelas dan menarik .

Saran untuk Harian Pagi Radar Bandung, tetap terus mempertahankan kaidah bahasa jurnalistik pada setiap informasi yang disajikannya. karena itu merupakan kunci menarik atau tidaknya sebuah berita untuk dibaca.


(30)

10

2.2 Tinjauan Tentang Komunikasi 2.2.1 Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial senantiasa ingin berhubungan dengan makhluk lainnya. Rasa ingin tahu memaksa manusia untuk saling berkomunikasi. “Secara

estimologi istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari bahasa latin communication, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna” (Effendy, 2003:9). Sedangkan secara terminologi yaitu “penciptaan makna antara dua orang atau lebih lewat

penggunaan simbol-simbol atau tanda-tanda. Komunikasi disebut efektif bila makna yang tercipta relatif sesuai dengan yang diinginkan komunikator” (Mulyana, 1999:49).

Wilbur Schramm menyebutkan bahwa “komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin dapat mengembangkan komunkasi” (Cangara, 2004).

Dalam buku Pengantar Ilmu Komunikasi, Roger bersama D.Lawrence Kincaid (1981) sehingga melahirkan suatu definisi baru yang mengatakan bahwa “Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam” (Cangara, 2004). Rogers mencoba menspesifikasikan hakikat suatu hubungan dengan adanya suatu pertukaran informasi (pesan), dimana ia menginginkan adanya perubahan sikap


(31)

dan tingkah laku serta kebersamaan dalam menciptakan saling pengertian dari orang-orang yang ikut serta dalam suatu proses komunikasi.

2.2.2 Lingkup Komunikasi

Lingkup komunikasi disini merupakan klarifikasi jenis kegiatan komunikasi yang dilakukan manusia, dan hal tersebut dapat dijelaskan berdasarkan konteksnya. Jika ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Maka komunikasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Komunikasi Pribadi (Personal communication)

Komunikasi intrapribadi (Intrapersonal communication) Komunikasi antarpribadi (Interpersonal communication) 2. Komunikasi kelompok (Group communication)

Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

Komunikasi kelompok besar (Large group communication / public speaking)

3. Komunikasi Massa (mass communication)

Komunikasi media massa cetak/pers (printed mass media communication)

Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media communication)


(32)

12

2.2.3 Unsur-unsur Komunikasi

Adapun unsur-unsur komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy :

1. Sumber : Dasar yang digunakan dalam menyampaikan pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lambang, buku, dokumen, ataupun sejenisnya.

2. Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang.

3. Pesan : Keseluruhan atau seperangkat lambang bermakana dari apa yangdisampaikan oleh komunikator.

4. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan komunikator kepada komunikan.

5. Komunikan : Sebelum melakukan proses komunikasi kita perlu tahu siapa saja yang menjadi sasaran komunikasi. Setelah itu tentukan tujuan komunikan, tidak hanya sekedar mengetahui tetapi melakukan tindakan tertentu.

(Effendy, 2002 : 19) 2.2.4 Tujuan Komunikasi

Setiap komunikasi yang dilakukan mempunyai tujuan. Tujuan komunikasi menurut Onong Uchjana Effendy, adalah :

1. Perubahan sikap (Attitude change) 2. Perubahan pendapat (Opinion change)a 3. Perubahan perilaku (Behavior change)

4. Perubahan sosial (Social change ). (Effendy, 1997 : 35)

Selanjutnya untuk mencapai tujuan tersebut itu, maka sebelumnya harus diteliti, apa yang menjadi tujuan dilakukannya komunikasi itu. Tujuan komunikasi menurut A.W. Widjaja, adalah :

1. Apakah kita ingin menjelaskan sesuatu pada orang lain. Ini dimaksudkan apakah kita menginginkan orang lain mengerti dan memahami apa yang kita maksud.

2. Apakah kita ingin agar orang lain menerima dan mendukung gagasan kita. Dalam hal ini tentunya cara penyampaian akan berbeda dengan cara yang dilakukan untuk menyampaikan informasi atau pengetahuan saja 3. Apakah kita ingin agar orang lain mengerjakan sesuatu atau agar


(33)

Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied adalah mengandung hal-hal sebagai berikut:

1. Supaya yang disampaikan dapat dimengerti.

Seorang komunikator harus dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh pembicara atau penyampai pesan (komunikator).

2. Memahami orang

Sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya. Jangan hanya berkomunikasi dengan kemauan sendiri.

3. Supaya gagasan dapat diterima oleh orang lain

Komunikator harus berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan kehendak.

4. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu

Menggerakkan sesuatu itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang kita kehendaki. (Hafied, 2002: 22).

2.2.5 Fungsi Komunikasi

Fungsi adalah potensi yang dapat digunakan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu. Komunikasi sebagai ilmu, seni, dan lapangan kerja sudah tertentu memilki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. (Cangara, 2005:55)

Menurut Harold D. Laswell (dalam Nurudin, 2007), secara terperinci fungsi-fungsi komunikasi adalah sebagai berikut:

1. Penjagaan atau pengawasan lingkungan (surveilance of the environtment), fungsi ini dijalankan oleh para diplomat, atase dan koresponden luar negeri sebagai usaha menjaga lingkungan.

2. Menghubungkan bagian-bagian yang terpisah dari masyarakat untuk menanggapi lingkungannya (correlation of the part of society in rerspond in to the environment), fungsi ini lebih diperankan oleh editor, wartawan dan juru bicara sebagai penghubung respon internal.

3. Menurunkan warisan sosial dari generasi ke generasi berikutnya (transmission of the social heritage), fungsi ini dijalankan oleh para


(34)

14

pendidik di dalam pendidikan formal atau informal karena terlibat mewariskan adat kebiasaan, nilai dari generasi ke generasi.

Charles R. Wright (1988) menambahkan satu fungsi, yaitu entertainment (hiburan) yang menunjukkan pada tindakan-tindakan komunikatif yang terutama sekali dimaksudakan untuk menghibur dengan tidak mengindahkan efek-efek instrumental yang dimilikinya. (Nurudin, 2007:16)

2.2.6 Tinjauan Tentang Komunikasi Massa 2.2.6.1 Pengertian Komunikasi Massa

Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukan oleh Bittner yang dikutip oleh Ardianto dan Erdinaya dalam bukunya Komunikasi Massa, yakni pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (2004:3). Dari definisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan yang luas yang dihadiri oleh ribuan orang, jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa.

Media yang termasuk media massa adalah radio, televisi, surat kabar, majalah, film, dan sebagainya.

2.2.6.2 Ciri-ciri Komunikasi Massa

Menurut Nurudin dalan bukunya Pengantar Komunikasi Massa (2002 :56) menjelaskan terdapat 7 ciri-ciri komunikasi massa, yaitu:

1. Komunikator dalam Komunikasi Massa Melembaga 2. Komunikan dalam Komunikasi Massa Bersifat Heterogen


(35)

3. Pesannya bersifat Umum

4. Komunikasinya berlangsung Satu Arah

5. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan 6. Komunikasi Massa Mengandalkan Peralatan Teknis 7. Komunikasi Massa Dikontrol oleh Gate

2.2.6.3 Fungsi Komunikasi Massa

Fungsi komunikasi massa menurut Dominick (dalam Elvinaro dkk, 2007) terdiri dari lima fungsi, yaitu:

1. Surveilance (pengawasan). Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk utama, yaitu warning or beware surveillance

(pengawasan peringatan) dan instrumental surveilance (pengawasan instrumental).

2. Interpretation (penafsiran). Media massa tidak hanya memasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap kejadian-kejadian penting. Contoh nyata penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana surat kabar.

3. Linkage (pertalian). Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga membentuk linkage (pertalian) berdasarkan kepentingan dan minat yang sama tentang sesuatu.

4. Transmission of Values (penyebaran nilai-nilai). Fungsi ini disebut juga

sosialization (sosialisasi). Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai kelompok.

5. Entertainment (hiburan). Melalui berbagai macam program acara yang ditayangkan televisi, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dikehendakinya.

2.2.7 Tinjauan Media massa

Media massa (mass media) singkatan dari media komunikasi massa dan merupakan channel of mass yaitu saluran, alat atau sarana yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, karakteristik media massa itu meliputi

1. Publisitas, disebarluaskan kepada khalayak. 2. Universalitas, kesannya bersifat umum. 3. Perioditas, tetap atau berkala.

4. Kontinuitas, berkesinambungan. 5. Aktualitas, berisi hal-hal baru. (Romly, 2002 : 5)


(36)

16

Isi media massa secara garis besar terbagai atas tiga kategori : berita, opini,

feature. Karena pengaruhnya terhadap massa (dapat membentuk opini publik), media massa disebut “kekuatan keempat” (The Four Estate) setelah lembaga eksekutif, legistatif, yudikatif. Bahkan karena idealisme dengan fungsi sosial controlnya media massa disebut-sebut “musuh alami” penguasa. (Romly, 2002: 5)

Media yang termasuk kedalam kategori media massa adalah surat kabar, majalah, radio, TV dan film. Kelima media tersebut dinamakan “The Big Five Of Mass Media” (lima besar media massa), media massa sendiri terbagi dua macam,

media massa cetak (printed media), dan media massa elektronik (electronic media). Yang termasuk media massa elektronik adalah radio, TV, film (movie), termasuk CD. Sedangkan media massa cetak dari segi formatnya dibagi menjadi enam yaitu :

1. Koran atau surat kabar (ukuran kertas broadsheet atau ½ plano) 2. Tabloid (½ broadsheet)

3. Majalah (½ tabloid atau kertas ukuran polio atau kuarto) 4. Buku (½ majalah)

5. Newsletter (polio atau kuarto, jumlah halaman lazimnya 4 – 8 halaman) 6. Buletin (½ majalah jumlah halaman lazimnya 4 – 8)

(Romly, 2002 : 5).

2.2.8 Tinjauan Tentang Surat Kabar

2.2.8.1 Surat Kabar Sebagai Salah Satu Media Massa

Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya.


(37)

Kebanyakan surat kabar mengandalkan hidupnya dari iklan, bahkan kenaikan harga kertas Koran sebagai bahan baku utama surat kabar sering kali tidak mengakibatkan kenaikan harga jual surat kabar per eksemplar secara proporsional. Kehadiran iklan dalam media cetak dengan kata lain telah mampu mensubsidi harga eceran surat kabar.

Selama tahun 1970-1985 diketahui ternyata lebih banyak surat kabar dan majalah gulung tikar karena tidak mendapatkan iklan, sekalipun di Indonesia budaya membaca belum terlalu memasyarakat. Surat kabar merupakan media utama yang banyak digunakan dalam periklanan di Indonesia, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

1. Jangkauan distribusi surat kabar tidak dibatasi. 2. Jangkauan media lainnya, radio dan televisi dibatasi. 3. Harga satuan surat kabar murah dan dapat dibeli eceran. (Kasali, 1995 : 100)

2.2.8.2 Pengertian Surat Kabar

Surat kabar adalah sarana yang menyiarkan produk jurnalistik. Fungsi pers berarti juga fungsi jurnalistik yang merupakan salah satu bentuk komunikasi massa. Pada zaman modern sekarang ini, jurnalistik tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu, fungsinya bukan lagi menyiarkan informasi, tetapi juga mendidik, menghibur dan mempengaruhi agar khalayak melakukan kegiatan tertentu.

“Sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media massa tercetak berupa lembaran berisi tentang berita-berita, karangan-karangan dan iklan serta diterbitkan secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan serta diedarkan secara umum, isinya pun harus actual, juga harus bersifat universal, maksudnya pemberitaanya harus bersangkut-paut dengan manusia dari berbagai golongan dan kalangan”. (Junaidi, 1991 : 105)


(38)

18

Definisi surat kabar menurut George Fox Mott yaitu :

1. Suatu lembaga masyarakat yang punya fasilitas dan target masing-masing. 2. Suatu pelayanan masyarakat atau melayani masyarakat untuk kepentingan

kepentingan informasi.

3. Pemimpin yang bertujuan untuk memimpin pada masyarakat yang menyangkut nilai-nilai moral, etika dan lain-lain.

4. Penghubung antara masyarakat dalam menyampaikan informasi-informasi. 5. Penjual pengetahuan menyerap berbagai informasi dan pengetahuan lalu

menyebarkannya kepada masyarakat.

Surat kabar di Indonesia hadir dalam berbagai bentuk yang jenisnya bergantung pada frekuensi terbit, bentuk, kelas ekonomi pembaca, peredarannya serta penekanan isinya. Sementara pengertian surat kabar menurut Onong Uchjana Effendy adalah :

“Lembaran tercetak yang memuat laporan yang terjadi di masyarakat dengan ciri-ciri terbit secara periodic, bersifat umum, isinya termasa/actual, mengenal apa saja di seluruh dunia yang mengandung nilai-nilai untuk diketahui khalayak pembaca”. (Effendy, 1993 : 241). 2.2.8.3 Ciri – Ciri Surat Kabar

Pada umumnya kalau kita berbicara mengenai surat kabar sebagai salah satu jenis media cetak, maka kita pun harus mengetahui ciri-ciri dari surat kabar itu sendiri, yaitu :

1. Publisitas : Publisitas adalah penyebaran kepada publik atau khalayak, karena diperuntukkan khalayak, maka sifat surat kabar adalah umum. 2. Perioditas (Kontinuitas) :Adalah keteraturan terbitnya surat kabar,

bisa satu kali sehari, bisa dua kali sehari bisa pula satu kali atau dua kali seminggu.

3. Universalitas : Universalitas adalah kesemestaan isinya, aneka ragam dan dari seluruh dunia.

4. Aktualitas : Aktualitas adalah kecepatan laporan tanpa mengesampingkan kebenaran berita (Effendy, 1986 : 120).


(39)

2.2.8.4 Fungsi Surat Kabar :

Pada jaman modern sekarang ini, surat kabar tidak hanya mengelola berita, tetapi juga aspek-aspek lain untuk isi surat kabar. Karena itu fungsi surat kabar sekarang meliputi berbagai aspek, yaitu :

1. Menyiarkan informasi

Adalah fungsi surat kabar yang pertama dan utama khalayak pembaca berlangganan atau membeli surat kabar karena memerlukan informasi mengenai berbagai hal mengenai peristiwa yang terjadi, gagasan atau pikiran orang lain, apa yang dilakukan orang lain, apa yang dikatakan orang lain dan lain sebagainya.

2. Mendidik

Sebagai sarana pendidikan massa (Mass Education), surat kabar memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan, sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implicit dalam bentuk berita, bisa juga secara eksplisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana. Kadang-kadang cerita bersambung atau berita bergambar juga mengandung aspek pendidikan.

3. Menghibur

Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat surat kabar untuk mengimbangi berita-berita berat (Hard News) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita mengandung minat insani (Human Interest) dan kadang-kadang tajuk rencana

4. Mempengaruhi

Mempengaruhi adalah fungsinya yang keempat yakni fungsi mempengaruhi yang menyebabkan surat kabar memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Fungsi mempengaruhi dari surat kabar secara implicit terdapat pada berita, sedang secara eksplisit terdapat pada tajuk rencana dan artikel. Fungsi mempengaruhi khusus untuk bidang perniagaan pada iklan-iklan yang dipesan oleh perusahaan-perusahaan. (Effendy, 1986 : 122-123)

Selain hal tersebut surat kabar sebagai media massa mempunyai peranan yang sangat penting dalam masyarakat seperti dikatakan oleh Oetomo “berbagai penelitian mengungkapkan orang mambaca surat kabar, hal itu merupakan sarana untuk hidup, pers menjadi perabot rumah tangga yang lebih dalam maknanya dari


(40)

20

perabot meja dan kursi, pers menjadi sarana hidup sebab untuk hidup orang perlu mengetahui lingkungannya dan berkomunikasi dengan lingkungannya, untuk masyarakat semakin luas, kompak serta pesatnya perkembangan pers menjadi sarana disamping berbagai media massa lainnya”. (Oetomo, 1986 : 47).

Arti pentingnya surat kabar terletak pada fungsi utamanya dalam melengkapi berita bagi para pembacanya, sebagai agen perubahan sosial. Menurut Schramm surat kabar atau pers dapat melakukan peran-peran sebagai berikut :

1. Pers dapat memperluas cakrawala pemandangan. Melalui surat kabar orang dapat mengetahui kejadian-kejadian yang dialami di negara-negara lain.

2. Pers dapat memusatkan perhatian khalayak dengan pesan-pesan yang ditulisnya. Dalam masyarakat modern gambaran kita tentang lingkungan yang jauh diperoleh dari pers dan media massa lainnya, masyarakat menilai menggantungkan pengetahuan pers dan media massa.

3. Pers mampu meningkatkan aspirasi. Dengan penguasaan media, suatu masyarakat dapat mengubah kehidupan mereka dengan cara meniru apa yang disampaikan oleh media tersebut.

4. Pers mampu menciptakan suasana membangun. Melalui pers dan media massa dapat disebarluaskan informasi kepada masyarakat, ia dapat memperluas cakrawala, pemikiran serta membangun simpati, memusatkan perhatian pada tujuan pembangunan sehingga tercipta suasana pembangunan yang serasi dan efektif. (Rachmadi, 1990 : 17-18).

Dengan demikian surat kabar telah membawa banyak perubahan pada kehidupan individu dan masyarakatlewat berita-berita dan artikel yang disajikan, serta iklan-iklan yang ditawarkan dengan berbagai bentuk dan tulisan yang menarik, cakrawala pandangan seseorang menjadi bertambah, sehingga dapat tercipta aspirasi untuk membenahi diri dan lingkungannya.


(41)

2.2.9 TinjauanTentang Jurnalistik 2.2.9.1 Sejarah Jurnalistik

Sejarah jurnalistik dimulai ketika 3000 tahun yang lalu Firaun di Mesir, Amenhotep III, mengirimkan ratusan pesan kepada para perwiranya di provinsi-provinsi untuk memberitahukan apa yang terjadi di ibukota. Selama abad pertengahan Eropa, siaran berita yang ditulis tangan merupakan media informasi yang penting bagi para usahawan.

Keperluan untuk mengetahui apa yang terjadi merupakan kunci lahirnya jurnalisme selama berabad-abad. Percetakan jurnalisme mulai digunakan di Eropa pada sekitar tahun 1440. Dengan mesin cetak, lembaran-lembaran berita dan pamphlet dapat dicetak dengan kecepatan yang lebih tinggi, dalam jumlah yang lebih banyak dan dengan biaya yang lebih rendah.

Jurnalisme kini telah tumbuh jauh melampaui suratkabar pada awal kelahirannya. Majalah mulai berkembang sekitar dua abad lalu. Pada tahun 1920 radio komersial dan majalah-majalah berita muncul ke atas panggung. Televisi komersial mengalami boom setelah perang dunia II.

2.2.9.2 Pengertian Jurnalistik

Berita-berita yang ditulis dalam Harian Umum Pikiran Rakyat, sejalan dengan teori-teori jurnalistik yang sedang penulis pelajari dalam perkuliahan. yaitu salah satunya sudah terdapat unsur 5W+1H.

Istilah Jurnalistik diambil dari kata journ yang berasal dari bahasa Perancis dan memiliki arti setiap hari atau catatan harian. Secara sederhana, jurnalistik


(42)

22

dapat diartikan sebagai teknik mencari, mengolah, dan menulis sebuah peristiwa ke dalam bentuk berita dan disebarluaskan kepada masyarakat.

Sedangkan menurut beberapa para ahli definisi jurnalistik yaitu:

1. Jurnalistik adalah kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan atau pelaporan setiap hari (Sumadaria, 2005:2).

2. Jurnalistik adalah sebagai kegiatan untuk menyiapkan, mengedit dan menulis untuk surat kabar, majalah, atau berkala lainnya (Assegaff, 1983:9).

3. Jurnalistik adalah pengumpulan, penulisan, penafsiran, pemrosesan, dan penyebaran informasi umum, pendapat pemerhati, hiburan umum secara sistematis dan dapat dipercaya untuk diterbitkan pada surat kabar, majalah, dan disiarkan di stasiun siaran. (Roland E. Wolseley, 1969:3).

4. Jurnalistik adalah sebagai teknik mengelola berita mulai dari mendapatkan bahan sampai kepada menyebarluaskannya kepada masyarakat (Effendy, 2003:95).

2.2.10 Tinjauan tentang berita 2.2.10.1 Pengertian berita

Kata “berita” sendiri berasal dari kata sangsekerta, vrit (ada atau terjadi) atau vritta (kejadian atau peristiwa). Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutkan, Berita adalah “laporan tercepat mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”.Berita dalam bahasa Inggris disebut News. Dalam The Oxford Paperback Dictionary terbitan Oxford University Press (1979), news diartikan sebagai “informasi tentang peristiwa terbaru”.


(43)

Adapun definisi berita yang dikemukakan para pakar komunikasi dan jurnalistik :

1. Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca (Dean M Lyle Spencer).

2. Berita adalah sesuatu yang terkini (baru) yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar sehingga dapat menarik atau mempunyai makana dan dapat menarik minat bagi pembaca (Willard C. Bleyer). 3. Berita adalah sesuatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta

yang punya arti penting dan baru terjadi, yang dapat menarik perhatian pembaca surat kabar yang memuat hal tersebut (William S. Maulsby). 4. Berita adalah laporan pertama dari kejadian penting dan dapat menarik

perhatian umum (Eric C. Hepwood).

5. Berita adalah laporan tercepat dari suatu peristiwa atau kejadian yang faktual, penting, dan menarik bagi sebagian besar pembaca serta menyangkut kepentingan mereka (Micthel V. Charnley).

(Romli, 2003 ; 35) 2.2.10.2 Jenis – jenis berita :

Ada sejumlah jenis berita yang dikenal di dunia jurnalistik, yang paling popular dan menjadi menu utama surat kabar adalah :

1. Berita Langsung

Berita langsung (straight news) adalah laporan peristiwa yang ditulis secara singkat, padat, lugas, dan apa adanya. Ditulis dengan gaya memaparkan peristiwa dalam keadaan apa adanya, tanpa ditambah dengan penjelasan, apalagi interpretasi.

Berita langsung dibagi menjadi dua jenis : berita keras atau hangat (hard news) dan berita lembut atau ringan (soft news).

2. Berita Opini

Berita opini (opinion news) yaitu berita mengenai pendapat, pernyataan, atau gagasan seseorang, biasanya pendapat para cedekiawan, sarjana, ahli, atau pejabat, mengenai suatu perisriwa.

3. Berita Interpretatif

Berita interpretaif (interpretative news) adalah berita yang dikembangkan dengan komentar atau penilaian wartawan atau nara sumber yang kompeten atas berita yang muncul sebelumnya sehingga merupakan gabungan antara fakta dan interpretasi. Berawal dari informasi yang dirasakan kurang jelas atau tidak lengkap arti dan maksudnya.

4. Berita Mendalam

Berita mendalam (depth news) adalah berita yang merupakan pengembangan dari berita yang sudah muncul, dengan pendalaman hal-hal yang ada di bawah suatu permukaan. Bermula dari sebuah berita yang


(44)

24

masih belum selesai pengungkapannya dan bisa dilanjutkan kembali (follow up system). Pendalaman dilakukan dengan mencari informasi tambahan dari nara sumber atau berita terkait.

5. Berita Penjelasan

Berita penjelasan (explanatory news) adalah berita yang sifatnta menjelaskan dengan menguraikan sebuah peristiwa secara lengkap, penuh data. Fakta diperoleh dijelaskan secara rinci dengan beberapa argumentasi atau pendapat penulisnya. Berita jenis ini biasanya panjang lebar sehingga harus disajikan secara bersambung dan berseri.

6. Berita Penyelidikan

Berita penyelidikan (investigative news) dalah berita yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan penelitian atau penyelidikan dari berbagai sumber. Disebut pula penggalian karena wartawan menggali informasi dari berbagai pihak, bahkan melakukan penyelidikan langsung ke lapangan, bermula dari data mentah atau berita singkat. Umumnya berita investigasi disajikan dalam format tulisan feature.

(Romly, 2003 : 40-46)

Selain jenis-jenis berita diatas, dikenal pula jenis-jenis berita lainnya, antara lain :

1. Berita Singkat (spot news), yaitu berita atau laporan peristiwa yang sedang terjadi secara langsung atau siaran langsung.

2. Berita Basi, yaitu berita yang sudah tidak actual lagi.

3. Berita Bohong (libel), yaitu berita yang tidak benar atau tidak factual sehingga menjurus pada kasus pencemaran nama baik.

4. Berita Foto, yaitu laporan peristiwa yang ditampilkan dalam bentuk foto lepas, tidak ada kaitan dengan tulisan yang ada di sekelilingnya. 5. Berita Kilat (news flash), yaitu berita yang penting segera diketahui

publik, dimuat di halaman depan surat kabar.

6. Berita Pembuka Halaman (opening news), yaitu berita atau tulisan yang ditempatkan di bagian awal atau paling atas halaman surat kabar, semacam berita utama (headline)

(Romly, 2003 : 47) 2.2.10.3 Nilai Berita

Suatu berita memiliki nilai layak berita jika didalamnya ada unsur kejelasan (clarity) tentang kejadiannya, ada unsur kejutannya (surprise), ada unsur kedekatannya (proximity) secara geografis, serta ada dampak (impact) dan konflik personalnya.


(45)

Tetapi, Kriteria tentang nilai berita ini sekarang sudah lebih disederhanakan dan disistimatiskan sehingga sebuah unsur kriteria mencangkup jenis-jenis berita yang lebih luas, dalam buku Jurnalistik Terapan Asep Syamsul M Romli (2003 ; 37), mengemukakan unsur-unsur nilai berita yang sekarang dipakai dalam memilih berita, unsur-unsur tersebut adalah :

1. Aktualitas, peristiwa terbaru, terkini, terhangat (up to date), sedang atau baru sajaterjadi (recent events).

2. Faktual (factual), yakni ada faktanya (fact), benar-benar terjadi bukan fiksi (rekaan, khayalan, atau karangan). Fakta muncul dari sebuah kejadian nyata (real event), pendapat (opinion), dan pernyataan (statement).

3. Penting, besar kecilnya dampak peristiwa pada masyarakat (consequences), artinya, peristiwa itu menyangkut kepentingan banyak atau berdampak pada masyarakat.

4. Menarik, artinya memunculkan rasa ingin tahu (curiousity) dan minat membaca (interesting). Peristiwa yang biasanya menarik perhatian pembaca, disamping actual, factual, dan penting, juga bersifat :

a. Menghibur, yakni peristiwa lucu atau mengandung unsur humor yang menimbulkan rasa ingin tertawa atau minimal tersenyum.

b. Mengandung Keganjilan, peristiwa yang penuh keanehan, keluarbiasaan, atau ketidaklaziman.

c. Kedekatan (proximity), peristiwa yang dekat baik secara geografis maupun emosional.

d. Human Interest, terkandung unsur menarik empati, simpati atau menggugah perasaan khalayak yang membacanya.

e. Mengandung unsur seks, yakni peristiwa yang berkaitan dengan kebutuhan biologis atau nafsu seksual manusia.


(46)

26

2.3 Kerangka Pemikiran 2.3.1 Kerangka Teoritis

Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada Teori Agenda Setting. Dalam bukunya “Metode Penelitian Komunikasi”, Jalaluddin Rakhmat mengungkapkan bahwa :

“Model agenda setting mengasumsikan adanya hubungan positif antar penilaian yang diberiakn media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak pada persoalan itu. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.” (Jalaluddin, 2000:68)

Gambar 2.1 Model “agenda setting”

Variabel Media Variabel Variabel Efek Variabel

Massa Antara Efek

Lanjutan

- Panjang - Sifat - Pengenalan - Persepsi

Stimulus

- Penonjolan - Sifat - Salience - Aksi

Khalayak

-Konflik - Prioritas


(47)

Dalam buku “Ilmu, Teori, dan Filsafat Komunikasi” karya Onong Uchjana Effendy mengatakan: Agenda seting model untuk pertama kali ditampilkan oleh M.E Mc. Combs dan D.L. Shaw dalam “Public Opinion Quarterly” terbitan tahun 1972, berjudul “The Agenda-Setting Function of Mass Media”. Kedua pakar tersebut mengatakan bahwa “jika media memberikan tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting”. (Effendy,2003:287).

Sementara itu Manhein dalam pemikiran tentang konseptualisasi agenda yang potensial untuk memahami proses agenda setting menyatakan bahwa agenda setting meliputi tiga agenda, yaitu agenda media. Agenda khalayak, agenda kebijaksanaan, masing-masing agenda itu mencakup dimensi-dimensi sebagai berikut :

1. Untuk agenda media dimensi-dimensi:

a. Visibility (visibilitas) jumlah dan tingkat menonjolnya berita

b. Audience salience, tingkat menonjol bagi khalayak relevansi isi berita dengankebutuhan khalayak

c. Valance (valensi) menyenangkan atau tidak menyenangkan cara pemberitaan bagi suatu peristiwa.

2. Untuk agenda khalayak, dimensi-dimensi:

a. Familiarty, keakraban derajat kesadaran khalayak akan topik tertentu b. Personal salience, penonjolan pribadi relevansi kepentingan dengan

ciri pribadi

c. Favorability, kesenangan pertimbangan senang atau tidak senang akan topik berita.

3. Untuk agenda kebijaksanaan, dimensi-dimensi:

a. Support (dukungan) kegiatan menyenangkan bagi posisi suatu berita tertentu.

b. Likelihood of action (kemungkinan kegiatan) kemungkinan pemerintah melaksanakan apa yang diibaratkan

c. Fredom of action (kebebasan bertindak) nilai kegiatan yang mungkin dilakukan oleh pemerintah. (Effendy, 2003:288-289).


(48)

28

Dalam teori yang dikemukakan di atas, secara garis besar menggambarkan tentang tahapan dan tujuan dalam proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa. Agar tujuan itu tercapai.

Dampak media massa, kemampuan untuk menimbulkan perubahan kognitif di antara individu-individu, telah dijuluki sebagai fungsi agenda setting dari komunikasi massa. Disinilah terletak efek komunikasi massa yang terpenting, kemampuan media untuk menstruktur dunia buat kita.

Efek dari model agenda setting terdiri atas efek langsung dan efek lanjutan. Efek langsung berkaitan degan isu, apakah isu itu ada atau tidak ada dalam agenda khalayak, dan semua isu, mana yang dianggap paling penting menurut khalayak, sedangkan efek lanjutan berupa persepsi (pengetahuan tentang peristiwa tertentu) atau tindakan seperti memilih konsisten pemilu atau aksi protes.

Sementara itu, kriteria tentang nilai berita ini sekarang sudah lebih disederhanakan dan sistimatis sehingga sebuah unsur kriteria mencangkup jenis-jenis berita yang lebih luas, dalam buku Jurnalistik Terapan Dan Kepenulisan, Asep Syamsul M Romli (2003;37), mengemukakan unsur-unsur nilai berita yang sekarang dipakai dalam memilih berita.

Secara sederhana, berita dapat diartikan sebagai pelaporan informasi aktual tentang fakta-fakta yang menarik bagi sejumah besar khalayak. Definisi itu merupakan bentuk penyederhanaan dari penyataan Mitchell V.Charnley yang menyatakan, berita adalah laporan aktual tentang fakta-fakta dan opini yang menarik atau penting atau kedua-duanya bagi sejumlah besar orang.


(49)

2.3.2 Kerangka Konseptual

Proses komunikasi yang dilakukan dalam tajuk rencana Pekan Ini di Harian Umum Pikiran Rakyat adalah pesan yang ditujukan kepada khalayak dengan cara penyajian berita mengenai informasi-informasi yang ada di sekitar khalayak yang dikemas dalam susunan tajuk rencana.

Sumber pesan berasal dari Harian Umum Pikiran Rakyat, khusunya pada tajuk rencana Pekan Ini, yang mana dalam setiap penyajiannya selalu terdapat pesan yang disampaikan kepada setiap khalayak melalui rangkaian tajuk rencana. Khalayak sendiri akan memperoleh informasi yang menarik melaui suguhan berita jurnalistik mengenai suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi. Lebih lanjut lagi khalayak akan melakukan sebuah “aksi” atau tindakan yang timbul dari diri khalayak berdasarkan informasi yang disampaikan oleh media itu sendiri. Dalam teori agenda setting, ini bahwa media mengasumsikan apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh media. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.

Setiap media massa menyampaikan suatu peristiwa atau informasi kepada khalayak pasti akan ada efek yang akan ditimbul baik itu persepsi atau pun aksi setelah mengetahui informasi yang ada dalam media tersebut. Untuk itu media massa dituntut agar mampu memperhatikan apa setiap nilai berita yang disajikan kepada khlayak, agar berita tersebut layak dikonsumsi oleh khlayak umum.

Terdapat empat unsur yag harus di penuhi oleh sebuah berita. Keempat unsur ini pula dikenal dengan nilai – nilai berita ( news values ) atau nilai – nilai jurnalistik.


(50)

30

1. Aktual 2. Faktual 3. Penting 4. Menarik

2.4 Konstruksi Kategori

Setiap penelitian dibutuhkan adanya penjabaran mengenai kategori dan sub-sub kategori yang akan diteliti, dalam hal ini penjabaran tersebut disebut konstruksi kategori. Adapun unit analisis dari Nilai Berita adalah sebagai berikut :

Tabel 2.1 Konstruksi Kategori

Asep Syamsul M Romli (2003 ; 37 )

Kategori Sub Kategori Alat Ukur

Isi Tajuk rencana di Harian Umum Pikiran

Rakyat Pada Bulan Mei 2012 Ditinjau Dari

Nilai Berita

Aktualitas 1. Sedang Terjadi

2. Baru Terjadi

Faktual 1. Paparaan Fakta

2. Pendapat

Penting 1. Adanya tokoh Penting

2. Dampak Di Masyarakat

Menarik 1. Memunculkan Rasa Ingin

tahu pembaca 2. Menarik Perhatian


(51)

31 3.1Objek Penelitian

3.1.1 Sejarah Harian Umum Pikiran Rakyat

Harian Umum (HU) Pikiran Rakyat dilahirkan untuk menjadi tuan rumah yang dominan di Jawa Barat. Ia diupayakan untuk dapat hidup dalam masa yang panjang, bahkan kalau mungkin sepanjang masa. Dikelola oleh generasi terbaik di zamannya, surat kabar ini diyakini akan terus maju, tumbuh dan berkembang baik sebagai institusi sosial maupun bisnis.

Pada bulan Januari 1966, di Kota Bandung terdapat sejumlah wartawan yang kehilangan pekerjaan, akibat koran milik Bandung N.V. Bernama Pikiran Rakyat berhenti terbit. Koran yang pertama kali terbit pada 30 Mei 1950 ini harus berhenti karena terlambat memenuhi ketentuan yang mengharuskan setiap koran untuk berafiliasi dengan salah satu kekuatan politik atau memilih bergabung dengan koran yang telah ditentukan oleh Departemen Penerangan.

Atas dorongan Panglima Kodam (Pangdam) Siliwangi Ibrahim Adjie pada waktu itu, wartawan-wartawan tadi yang diwakili Sakti Alamsyah dan Atang Ruswita menerbitkan Koran Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat. Nomor perdana yang terbit pada 24 Maret 1966 ini bertepatan dengan peringatan ke-20 peristiwa heroik Bandung Lautan Api.

Namun belum genap setahun koran ini terbit, Menteri Penerangan mancabut kembali peraturannya tentang keharusan berafiliasi. Pangdam Siliwangi


(52)

32

pun serta merta melepas sepenuhnya ketergantungan koran ini dengan kodam. Seiring dengan keputusan ini pula, terhitung 24 Maret 1967, Harian Angkatan Bersenjata edisi Jawa Barat berganti nama menjadi Harian Umum (HU) Pikiran Rakyat k emudian dikenal dengan singkatan “PR” hingga saat ini. Enam tahun pertama sejak masa kelahirannya, bisa dikatakan merupakan masa-masa penuh keprihatinan. Kantor maupun peralatan cetak dan tulis bukanlah milik Pikiran Rakyat.

Pada masa ini, Pikiran Rakyat pun tak pernah lebih dari 20.000 eksemplar per harinya. Namun berkat kegigihan dan keuletan yang didasari jiwa idealisme para perintis saat itu, Pikiran Rakyat secara pasti terus mendapatkan tempat di hati pembacanya. Pada 9 April 1973, bentuk badan hukumnya pun di ubah dari yayasan menjadi perseroan terbatas dengan nama PT Pikiran Rakyat Bandung.

Menyusul perubahan status perusahaan, Pikiran Rakyat segera menata diri. Nilai-nilai idealisme dan etika jurnalistik dipadukan dengan manajemen bisnis layaknya sebuah perusahaan modern. Awal tahun 1974, Pikiran Rakyat mencatat peristiwa penting. Untuk pertama kalinya perusahaan berhasil melengkapi diri dengan sarana percetakan offset yang dibeli dari bantuan BRI. Mesin cetak ini mampu mencetak koran sebanyak 25.000 eksemplar per jam.

Sejak tahun itu pula distribusi Pikiran Rakyat dapat merambah ke seluruh pelosok Jawa Barat dan memantapkan diri sebagai korannya orang Jawa Barat, sekaligus yang terbesar di provinsi ini. Padahal sebelumnya, dalam kurun waktu 1967-1973, koran-koran berskala nasional terbitan Jakarta yang mendominasi distribusi koran di Jawa Barat.


(53)

Antara tahun 1975-1986 Pikiran Rakyat sempat beredar ke seluruh pelosok nusantara, jadilah Pikiran Rakyat koran nasional yang terbit di daerah - daerah. Bahkan Pikiran Rakyat sempat beredar sampai Kuala Lumpur, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Pada tahun 1986 Pikiran Rakyat kembali menjadi koran regional berbasis provinsi (Jawa Barat), walaupun sebagian tirasnya beredar di luar Jawa Barat seperti DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan beberapa provinsi lainnya.

Pada perkembangan selanjutnya, lembaga ini menjadi identik dengan milik warga Jawa Barat ( Jabar ). Dari aspek bisnis pun terjadi pertumbuhan yang signifikan. Dari rahimnya kemudian lahir PT Granesia ( perusahaan, percetakan dan penerbitan yang tak hanya mencetak Pikiran Rakyat ), lalu secara berturut-turut Mitra Bisnis (semula bernama Mitra Desa), tabloid berbahasa Sunda Galura dan surat kabar Mitra Dialog yang berkedudukan di Cirebon.

Pada tahun 1999, sejalan dengan asas otonomi daerah tingkat dua, Pikiran Rakyat menangkap peluang yang baik sehingga terbitlah Harian Umum Galamedia sebagai koran lokal Bandung, Pakuan yang terbit di Bogor, Priangan yang terbit di Tasikmalaya, dan Fajar Banten di Serang. Perusahaan pun kemudian menangani Radio Parahyangan yang kemudian berganti nama hingga saat ini menjadi Mustika FM.


(54)

34

3.1.2 Logo Harian Umum ( HU ) Pikiran Rakyat Gambar 3.1 Logo HU Pikiran rakyat adalah sebagai berikut :

Sumber: HU Pikiran Rakyat

Logo diatas mengandung arti kesatuan dari jargon yang diusung surat kabar tersebut yaitu DARI RAKYAT-OLEH RAKYAT-UNTUK RAKYAT. Maka dari itulah muncul logo Pikiran Rakyat.

3.1.3 Sejarah Divisi Redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat

Redaksi dalam sebuah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan surat kabar atau yang berkaitan dengan kegiatan jurnalistik, merupakan bagian yang dapat diibaratkan sebagai organ tubuh manusia yang paling vital, yaitu jantung. Perusahaan penerbitan surat kabar tidak akan pernah bisa menjalankan kegiatan tanpa adanya bagian redaksi. Bagian ini menjadi bagian yang menentukan kelangsungan hidup sebuah perusahaan penerbitan surat kabar. Di bagian ini pula semua kegiatan penting berjalan.

Seiring dengan lahirnya Harian Umum Pikiran Rakyat pada tanggal 24 Maret 1967, sejak terbit perubahan nama dari Harian Angkatan Bersenjata, maka redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat pun berdiri. Untuk mewadahi hasil kerja dari para jurnalistik. Dan sampai saat ini redaksi Harian Umum Pikiran Rakyat sudah banyak berkembang demi menyesuaikan dengan zaman keterbukaan informasi sekarang ini, untuk menjadi yang terbaik di Jawa Barat.


(55)

3.1.4 Visi Harian Umum Pikiran Rakyat

HU Pikiran Rakyat mempunyai enam visi, diantaranya:

1. HU Pikiran Rakyat yang bercikal bakal Harian Angkatan Bersenjata Edisi Jawa Barat yang dilahirkan pada tanggal 24 Maret 1966 untuk dapat hidup dalam masa yang panjang, bahkan kalau mungkin sepanjang masa. Yang diwarisi oleh generasi demi generasi sebagai surat kabar yang terus maju, tumbuh dan berkembang menjadi tambah besar, baik sebagai institusi sosial maupun institusi bisnis.

2. Sebagai institusi sosial, HU Pikiran Rakyat dilahirkan untuk menjadi dan dijadikan wahana ibadah kepada Allah SWT, sekaligus wahana pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

3. Sebagai institusi bisnis HU Pikiran Rakyat dilahirkan untuk menjadi dan dijadikan wahana bisnis yang mampu meraih sebesar-besarnya pendapatan dan laba. Sebagai institusi bisnis HU Pikiran Rakyat harus dikelola dengan bertaat azas pada kaidah-kaidah manajemen perusahaan yang baku, serta mampu memenuhi keempat unsur marketing mix yang terdiri dari product, price, place, dan promotion.

4. Kinerja HU Pikiran Rakyat sebagai institusi sosial sangat bergantung pada kinerja yang dicapai oleh manajemen dan jajaran terkait dalam mengelola HU Pikiran Rakyat sebagai institusi bisnis. Sebaliknya, kinerja HU Pikiran Rakyat sebagai institusi bisnis sangat bergantung pada kemampuan kinerja manajemen dan jajaran terkait menjadikan HU Pikiran Rakyat sebagai produk idiil yang laku dijual. Karena itu pengelolaan HU Pikiran Rakyat


(56)

36

sebagai institusi sosial dan pengelolaannya sebagai institusi bisnis harus dilaksanakan berdasarkan hubungan interpendensi yang saling mengisi da saling menunjang. Pengelolaan kedua aspek idiil dan aspek bisnis komersial harus dilaksanakan satu kesatuan strategi yang komprehensif-integral

5. HU Pikiran Rakyat dilahirkan untuk diupayakan, agar menjadi Tuan Rumah yang dominan di daerahnya sendiri, di Jawa Barat yang memang memiliki potensi sangat besar untuk menunjang eksistensi dan penumbuh kembangan surat kabar. Karena itu HU Pikiran Rakyat harus diupayakan menjadi surat kabar yang menyebar seluas-luasnya dan paling luas penyebarannya, di Jawa Barat, dibaca oleh sebanyak-banyaknya orang dengan tiras terjual sebesar-besarnya, menjadi pilihan sebanyak-banyaknya pengguna jasa iklan denga volume space iklan terjual sebesar-besaarnya dan menghasilkan pendapatan sebesar-besarnya pula

6. Penyelenggaraan HU Pikiran Rakyat sebagai institusi sosial dan penyelenggaraannya sebagai institusi bisnis harus dilaksanakan berdasarkan hubungan interdependensi yang saling mengisi dan saling menunjang. Karena itu segala sesuatunya harus dilaksanakan secara terpadu dan sinkron dalam kerangka satu kesatuan strategi yang komprehensif-integral.


(57)

3.1.5 Misi Harian Umum Pikiran Rakyat

Sebagi institusi sosial HU Pikiran Rakyat dilahirkan untuk bekiprah dan berperan serta dalam pembangunan bangsa dan negara, khususnya di Jawa Barat, termasuk pembangunan kualitas manusianya yang mencakup :

Kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta ketaatannya melaksanakan segala yang diperintahkan-Nya dan menjauhi segala yang dilarang-Nya.

1. Kualitas pemahaman dan penghayatannya atas nilai-nilai luhur Pancasila, serta komitmen untuk mengamalkannya di dalam kehidupan pribadi dan kehidupan bermasyarakat.

2. Kualitas pemahaman dan penghayatannya atas kewajiban - kewajibannya dan hak-haknya sebagai warga negara, serta komitmen untuk melaksanakan kewajiban - kewajibannya serta mengupayakan atau memperjuangkan pemenuhan hak-haknya itu.

3. Kualitas kehidupan secara materiil, serta mamilki etos kerja untuk berupaya mewujudkannya.

4. Kualitas kesehatan, wawasan, pengetahuan dan keterampilan, serta moral yang amanah (jujur,adil, percaya diri, dan terpercaya), sehingga menjadi manusia yang dalam bahasa Sunda disebut cageur, bener, bageur, pinter, jeung singer.


(58)

38

3.1.6 Profil Harian Umum Pikiran Rakyat

Nama Perusahaan : PT Pikiran Rakyat Bandung

Alamat Perusahaan Pusat : Jln. Asia Afrika No. 77 Bandung 40111 Alamat Redaksi : Jln. Soekarno-Hatta No. 147 Bandung

40223

Telepon dan Faksimile:-Pusat : 022-4201634 / 4219194 Fax 022-42030632/ 420 4720

42030632 / 42

- Redaksi 022-6037755

-Hunting Fax 022-6031004/ 6002751

URL : http://www.pikiran-rakyat.com

Email : redaksi@pikiran-rakyat.com

Jenis Usaha : Percetakan, Penerbitan, Surat Kabar dan Radio

Tahun didirikan : 24 Maret 1967 Bentuk Usaha : Perseroan Terbatas

Spesifikasi : - Format : Surat Kabar - Terbit : Setiap Hari ( termasukterminggu)

- Halaman : Bervariasi antara 28 s/d 32hal


(59)

(60)

40


(61)

3.1.7 Struktur Perusahaan

Pemimpin Umum : Joko Hendrarto

Pemimpin Redaksi/ Penanggung Jawab : H. Budhiana Kartawijaya Wakil Pemimpin Redaksi : H. Uyun Achadiat

Dewan Redaksi : H. Dalius,

H. Syafi Umar,

H. Perdana Alamsyah, H. Januar P Ruswita, H. Yoyo S Adiredja, H.Widodo Asmowiyoto, H.M Ridlo Eisy,

Bambang Triadji, H. Endang Supriatna, H. Budhiana. Kartawijaya

Redaktur Pelaksana : Dikdo Maruto,

Hari Pramono, Muhtar,

H. Noe Firman Rachmat

Redaktur : H. Bambang Priambodo,

Cepi Yuniar, Dedi Suhaeri. Dadang Hermawan, Dede Sudrajat, Dendi Sundayana,


(62)

42

Deni Hamdani, Erwin Kustiman, Harry Surjana (Foto), R. A. Fajar Awanto,

Moch. Panegak Budi Imam Jahrudin Priyanto, Johnny F Tamaela, H. Karya Gunawan, H. Noe Firman Rachmat, Malia Mildawani,

Samuel Lantu, Ida Farida H. Suherlan,

H. Yeni Endah Pertiwi. Kepala Biro Redaksi Jakarta : H. Satrio Widianto. Pusat Data Redaksi : Tendy K Somantri Kepala Sektretariat Redaksi : Dede Sudrajat.

Berdasarkan data yang diperoleh, Harian Umum Pikiran Rakyat dipimpin oleh seorang pemimpin umum yang membawahi bagian redaksi, TU, Personalia, dan Riset (Penelitian dan Pengembangan).

Bagian redaksi dipimpin oleh seorang pemimpin redaksi, dalam hal jabatannya pemimpin redaksi dijabat rangkap oleh manajer divisi redaksi dan


(63)

harus diangkat pula. Wakil pemimpin redaksi yang berfungsi sebagai pemimpin harian redaksi, dipersamakan dengan manajer kepala bagian.

Pemimpin Redaksi harian mengemban tugas, wewenang, dan tanggung jawab:

Membantu manajer atau kepala divisi redaksi merumuskan penjabaran strategi kebijaksanaan, dan program perusahaan, serta menyusun rencana anggaran belanja divisi redaksi.

Membantu manajer atau kepala divisi redaksi memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi, dan mengembalikan pelaksanaan tugas, wewenang dan tanggung jawab divisi redaksi, khususnya di bidang redaksi.

Menjabarkan strategi, kebijaksanaan, dan program perusahaan di bidang redaksional.

Menyusun dan mengajukan kepada manajer (kepala divisi redaksi) rencana anggaran bahasa bagian redaksi, baik untuk keperluan operasional maupun untuk pemenuhan akan Sumber Daya Manusia (SDM), sarana dan prasarana.

Memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi, mengendalikan, pelaksanaan strategi, kebijakan dan program, serta penggunaan aanggaran belanja bagian redaksi.

Membina dan mengembangkan SDM di bidang redaksi baik aspek idealisme, dan profesionalisme, maupun aspek tanggung jawab,


(64)

44

kedisiplinan, dedikasi, loyalitas, kejujuran, kerukunan, kebersamaan, kegotong royongan serta kesetiakawanan.

Menumbuhkan dan memelihara kegairahan dan kenyamanan, memberikan instruksi dan petunjuk, maupun teguran dan peringatan kepada unsur-unsur pemimpin dan karyawan di lingkungan bagian redaksi.

Mengusulkan kepada manajer atau kepala divisi redaksi, pemberian penghargaan dan hukuman terhadap karyawan divisi redaksi.

Pemimpin redaksi menerima instruksi dan bertanggung jawab terhadap direksi, pemimpin umum melalui kepala divisi redaksi serta memberikan instruksi dan menerima laporan dari unsur pemimpin yang di bawahnya. Adapun tingkat jabatan redaktur pelaksana dipersamakan wakil pemimpin bagian pemimpin redaksi, pemimpin harian redaksi, dibantu unsur-unsur pemimpin setingkat kepala urusan yang terdiri dari :

Redaktur Bandung Raya Redaktur Daerah Jabar Redaktur Nasional Redaktur Nusantara

Redaktur Ekuindag (ekonomi, keuangan, industri, perdagangan, dan pertanian)

Redaktur Internasional Redaktur Olahraga Redaktur Artikel Redaktur “PR” Minggu


(1)

1.4.2.3 Reliabilitas Koding Indikator Penting

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi kontingensi (C) di atas, menunjukkan bahwa kesepakatan hubungan antar pengkoding untuk nilai penting sebesar 26 %. Maka berdasarkan penafsiran yang dikemukakan Surakhmad, untuk indikator penting korelasi yang rendah tapi ada

1.4.2.4 Reliabilitas Koding Indikator Menarik

Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus koefisien korelasi kontingensi (C) di atas, menunjukkan bahwa kesepakatan hubungan antar pengkoding untuk nilai menarik sebesar 24.6 %. Maka berdasarkan penafsiran yang dikemukakan Surakhmad, untuk indikator penting korelasi yang rendah tapi ada.

1.4.3 Deskripsi Hasil Penelitian

Terlihat bahwa nilai aktual yang ada pada tajuk rencana terdapat 6 kategori sedang terjadi atau sebesar 66% dan 3 kategori baru terjadi atau sebesar 34%. Dengan demikian, peneliti menganggap bahwa isi tajuk rencana hasilnya sesuai dengan kriteria nilai aktual sebuah berita, sehingga pembaca mendapatkan informasi yang benar - benar aktual.

Terlihat bahwa nilai faktual yang ada pada tajuk rencana terdapat 1 kategori adanya paparan fakta atau sebesar 11% dan 8 kategori adanya pendapat atau sebesar 89%. Dengan demikian, peneliti menganggap bahwa isi tajuk rencana hasilnya sesuai dengan kriteria nilai faktual sebuah berita, sehingga pembaca mendapatkan informasi yang benar-benar sesuai dengan fakta yang didapat.

Terlihat bahwa nilai penting yang ada pada tajuk rencana terdapat 5 kategori adanya adanya tokoh penting atau sebesar 55% dan 4 kategori adanya dampak di masyarakat atau sebesar 45%. Dengan demikian, peneliti menganggap bahwa isi tajuk rencana hasilnya sesuai dengan kriteria nilai penting sebuah tajuk rencana.

Terlihat bahwa nilai penting yang ada pada tajuk rencana terdapat 4 kategori memunculkan rasa ingin tahu atau sebesar 45% dan 5 kategori menarik perhatian


(2)

pembaca atau sebesar 55%. Dengan demikian, peneliti menganggap bahwa isi tajuk rencana hasilnya sesuai dengan kriteria nilai menarik di sebuah tajuk rencana.

1.4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori agenda setting sebagai landasan penelitian, teori agenda setting adalah adanya hubungan positif antar penilaian yang diberikan media pada suatu persoalan dengan perhatian yang diberikan khalayak pada persoalan itu. Singkatnya apa yang dianggap penting oleh media, akan dianggap penting pula oleh masyarakat. Apa yang dilupakan media, akan luput juga dari perhatian masyarakat.

1.4.4.1 Indikator aktualitas

Berdasarkan hasil penelitian, yang termasuk dalam peristiwa baru terjadi pada tajuk rencana 66%, sedangkan peristiwa sedang terjadi pada tajuk rencana sebesar 34%.

1.4.4.2 Indikator Faktual

Berdasarkan hasil penelitian, paparan fakta yang terdapat pada berita kilasan informasi sebesar 11%, sedangkan kategori nilai faktual dengan alat ukur adanya pendapat dan pernyataan, memiliki persentase sebesar 88%.

1.4.4.3 Indikator Penting

Kategori nilai penting yang diukur dengan adanya tokoh penting, didapat hasil bahwa sebanyak 55%, sedangkan kategori nilai penting dengan alat ukur adanya dampak dimasyarakat. Memiliki persentase sebesar 45%.

1.4.4.3 Indikator Menarik

Hasil penelitian menunjukan, kategori nilai menarik dengan alat ukur munculnya rasa ingin tahu, memiliki persentase sebesar 45%, sedangkan pada kategori nilai menarik dengan alat ukur Munculnya minat menyimak, memiliki persentase sebesar 55%.


(3)

1.5 Kesimpulan

Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dan saran mengenai hasil analisis isi Tajuk Rencana Di Surat Kabar Harian Umum Pikran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Nilai Berita berdasarkan 4 kategori nilai berita yaitu aktual, faktual, penting dan menarik.

1. Tajuk Rencana Di Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Aktualitas menunjukkan korelasi yang sedang tapi layak atau pantas untuk suatu tajuknya, karena tajuk yang dijadikan sampel pada tanggal 1-21 Mei 2012 dalam penulisan tajuknya mengandung unsur sedang terjadi dan baru terjadi sehingga pembaca mudah untuk memahami tajuk yang disajikan Harian Umum Pikiran Rakyat itu sendiri.

2. Tajuk Rencana Di Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Faktual menunjukkan korelasi yang tinggi dan layak atau pantas untuk suatu tajuknya, karena tajuk yang dijadikan sampel pada tanggal 1-21 Mei 2012 dalam penulisan tajuknya mengandung unsur paparan fakta dan pendapat sehingga tidak membuang waktu pembaca yang begitu berharga. 3. Tajuk Rencana Di Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau

Dari Penting menunjukkan korelasi yang rendah tapi ada atau pantas untuk suatu tajuknya, karena tajuk yang dijadikan sampel pada tanggal 1-21 Mei 2012 dalam penulisan tajuknya mengandung unsur adanya tokoh penting dan dampak di masyrakat sehingga pembaca akan merasa puas dengan informasi yang dibacanya.

4. Tajuknya Rencana Di Harian Umum Pikiran Rakyat Pada Bulan Mei Ditinjau Dari Menarik menunjukan korelasi yang rendah tapi ada atau pantas untuk suatu tajuknya, karena tajuk yang dijadikan sampel pada tanggal 1-21 Mei 2012 dalam penulisan tajuknyanya mengandung unsur makna secara memunculkan rasa ingin tahu dan menarik perhatian pembaca sehingga


(4)

pembaca merasa tidak bingung ketika akan memahami isi dari tajuknya yang disajikan Harian Umum Pikiran Rakyat itu sendiri.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2007. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Cangara, Hafied. (2002). Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada.

Djuroto, Toto, 2004, Manajemen Penerbitan Pers, Bandung: Remaja Rosdakarya Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi, Bandung : PT.

Citra Aditya Bakti

Kusumaningrat, Hikmat dan Purnama. 2005. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

M Romli, Asep Syamsul. 2005. Jurnalistik Praktis Untuk Pemula. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

M Romli, Asep Syamsul. 2003. Jurnalistik Terapan : Pedoman Kewartawanan dan Kepenulisan. Bandung : Batic Press cetakan 1.

Mc Quail, Dennis, 1987. Teori Komunikasi Massa (Suatu Pengantar), Edisi I, Jakarta: Erlangga.

Rakhmat, Jalaluddin, 2000, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung : Remaja Rosdakarya.

Singarimbun, Masri & Sofian Effendi,. 1995. Metode Penelitian Survai, Edisi Revisi, Yogyakarta : LP3 ES

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : Surakmad, Winarno. 2004. Pengantar Penelitian Ilmiah. Penerbit Tarsito

Skripsi Alumni Unikom:

Ludiansah 2012. Analisis Isi Berita Kriminal Di Harian Pagi Radar Bandung Ditinjau Dari Bahasa Jurnalistik. Unikom.


(6)

Internet Searching

Membaca Tajuk Rencana Http://kelasmayaku.wordprees.com/2010/08/25/membaca-tajuk-rencana, 21 April 2012, 20.30.

Analisi isi rubrik opini pada surat kabar Http://eprints.upnjatim.ac.id/494/, 24 April 2012, 24.00.

Teknik menulis tajuk rencana Http://isway.blogspot.com/2011/02/teknik-menulis-tajuk-rencana.html, 15 Mei 2012, 17.00.

Tajuk rencana Http://id.wikipedia.org/wiki/tajuk_rencana, 30 Juni 2012, 20.00.