Pembelajaran Sekolah Menengah Kejuruan Sistem Pengendalian Internal

Marshall 2014:226 mendefinisikan sistem pengendalian internal sebagai proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan memadai bahwa tujuan-tujuan pengendalian ini telah tercapai. Pengendalian internal juga merupakan sebuah proses karena menyebar ke seluruh aktivitas pengoperasian perusahaan dan merupakan bagian integral dari aktivitas manajemen. Pengendalian internal memberikan jaminan memadai, jaminan menyeluruh yang sulit dicapai dan terlalu mahal, selain itu sistem pengendalian internal memiliki keterbatasan yang melekat seperti kelemahan terhadap kekeliruan dan kesalahan sederhana, pertimbangan dan pembuatan keputusan yang salah, pengesampingan manajemen, dan kolusi. 2. Tujuan Sistem Pengendalian Internal Sistem pengendalian internal memiliki tujuan sebagai berikut: a. Mengamankan asset, mencegah atau mendeteksi perolehan, penggunaan, atau penempatanyang tidak sah. b. Mengelola catatan dengan detail yang baik untuk melaporkan asset perusahaan secara akurat dan wajar. c. Memberikan informasi yang akurat dan wajar. d. Menyiapkan laporan keuangan yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. e. Mendorong dan memperbaiki efisiensi operasional. f. Mendorong ketaatan terhadap kebijakan manajerial yang telah ditentukan. g. Mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku. 3. Fungsi-Fungsi dalam Sistem Pengendalian Internal Pengendalian internal menjalankan tiga fungsi penting menurut Marshall 2014:227, adalah sebagai berikut: a. Pengendalian preventif preventive control, untuk mencegah masalah sebelum timbul, misalnya adalah merekrut personel yang berkualifikasi, memisahkan tugas pegawai, dan mengendalikan akses fisik atas asset dan informasi. b. Pengendalian detektif detective control, menemukan masalah yang tidak terelakkan, contohnya adalah menduplikasi pengecekan kalkulasi dan menyiapkan rekonsiliasi bank serta neraca saldo bulanan. c. Pengendalian korektif corrective control, dapat mengidentifikasi dan memperbaiki masalah serta memulihkannya dari kesalahan yang dihasilkan, contohnya adalah menjaga salinan backup pada file, perbaikan kesalahan entri data, dan pengumpulan ulang transaksi- transaksi untuk pemrosesan selanjutnya. Pengendalian internal seringkali dipisahkan ke dalam dua kategori sebagai berikut menurut Marshall 2014:227: 1 Pengendalian umum general control, memastikan lingkungan pengendalian sebuah organisasi stabil dan dikelola dengan baik, contohnya adalah pengendalian pembelian perangkat lunak, keamanan, pengembangan, dan pemeliharaan. 2 Pengendalian aplikasi application control, untuk mencegah, mendeteksi, dan mengoreksi kesalahan transaksi serta penipuan di dalam program aplikasi. Pengendalian ini fokus kepada ketepatan, kelengkapan, validitas, serta otorisasi data yang didapat kemudian dimasukkan, diproses, disimpan, ditransmisikan ke sistem lain yang akhirnya dilaporkan. 4. Jenis-Jenis Sistem Pengendalian Internal Robert Simons dalam buku Sistem Informasi Akuntansi yang ditulis oleh Marshall Romney 2014:227 telah menganut empat jenis kaitan pengendalian untuk membantu manajemen menyelesaikan konflik di antara kreativitas dan pengendalian, yaitu: a. Sebuah sistem kepercayaan believe system menjelaskan cara sebuah perusahaan menciptakan nilai, membantu pegawai memahami visi manajemen, dan mengkomunikasikan nilai-nilai dasar perusahaan kepada setiap karyawan. b. Sebuah sistem batas boundary system membantu pegawai bertindak secara etis dengan membangun batas-batas dalam perilaku kepegawaian. c. Sebuah sistem pengendalian diagnostik diagnostic control system berfungsi untuk mengukur, mengawasi, dan membandingkan perkembangan perusahaan aktual berdasarkan anggaran dan tujuan kinerja. d. Sebuah sistem pengendalian interaktif interactive control system membantu manajer untuk memfokuskan perhatian bawahan pada isu- isu strategis utama dan lebih terihat di dalam kepuasaan mereka. 5. Kerangka Sistem Pengendalian Internal Menurut Marshall 2014:229-231 terdapat tiga kerangka untuk mengembangkan sistem pengendalian internal, yaitu: a. Kerangka COBIT, Information System Audit and Control Association ISACA mengembangkan kerangka Control Objective for Information and Related Technology COBIT. COBIT menggabungkan standar-standar pengendalian dari banyak sumber berbeda ke dalam sebuah kerangka tunggal yang memungkinkan manajemen membuat tolak ukur praktik keamanan dan pengendalian lingkungan, para pengguna layanan teknologi informasi TI dijamin dengan adanya keamanan pengendalian yang memadai, dan para auditor yang memperkuat opini pengendalian internal. Kerangka COBIT menjelaskan praktik-praktik terbaik dan tata kelola manajemen yang efektif. Prinsip-prinsip yang memungkinkan dalam membantu organisasi adalah sebagai berikut: 1 Memenuhi keperluan pemangku kepentingan, membantu para pengguna mengatur proses dan prosedur bisnis untuk menciptakan sebuah sistem informasi yang menambah nilai. 2 Mencakup perusahaan dari ujung ke ujung, tidak hanya berfokus kepada teknologi informasi TI, namun juga mengintegrasikan semua fungsi dan proses ke dalam fungsi secara keseluruhan. 3 Mengajukan sebuah kerangka terintegrasi dan tunggal, dapat disejajarkan pada tingkatan yang tinggi dengan standar dan kerangka yang lainnya. 4 Memungkinkan pendekatan holistik, memberikan sebuah pendekatan holistik yang menghasilkan tata kelola dan manajemen yang efektif. 5 Memisahkan tata kelola dari manajemen, membedakan antara tata kelola dan manajemen. b. Kerangka pengendalian internal COSO, Committee of Sponsoring Organizations COSO terdiri dari Asosiasi Akuntansi Amerika, Ikatan Auditor Internal, Ikatan Akuntan Manajemen, dan Ikatan Eksekutif Keuangan. COSO menerbitkan pengendalian internal dan kerangka terintegrasi pada tahun 1992 untuk pengendalian internal yang digabungkan ke dalam kebijakan, peraturan, dan regulasi yang digunakan untuk mengendalikan aktivitas bisnis. Kerangka pengendalian internal COSO diperbaharui untuk kesepakatan yang lebih baik lagi dengan proses bisnis dan penguasaan teknologi di tahun 2013. c. Kerangka manajemen risiko perusahaan COSO, dalam memperbaiki proses manajemen risiko, COSO mengembangkan kerangka pengendalian kedua yang disebut manajemen risiko perusahaan, dan kerangka terintegrasi. Kerangka terintegrasi adalah proses yang digunakan oleh dewan direksi dan manajemen untuk mengatur strategi, mengidentifikasi kejadian, menilai dan mengelola risiko dan menyediakan jaminan. Kerangka manajemen risiko ini memiliki prinsip dasar menurut Marshall 2014:231, yaitu: 1 Perusahaan dibentuk untuk mencipatakan nilai bagi para pemiliknya. 2 Manajemen harus memutuskan seberapa banyak ketidakpastian yang akan diterima saat menciptakan nilai. 3 Prinsip ketidakpastian yang menghasilkan risiko, merupakan kemungkinan bahwa sesuatu secara negatif mempengaruhi perusahaan untuk menghasilkan atau mempertahankan nilai. 4 Prinsip ketidakpastian menghasilkan peluang yang merupakan kemungkinan bahwa sesuatu secara positif mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan atau mempertahankan nilai. 5 Kerangka manajemen dapat mengelola ketidakpastian serta menciptakan dan mempertahankan nilai. 43

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah studi kasus dengan melakukan penelitian di SMK Islam Secang mengenai “Evaluasi Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas”. Studi kasus itu adalah melakukan penelitian dengan objek tertentu yang terdapat di dalam suatu perusahaan, sehingga semua data dan kesimpulan yang diambil dalam penelitian ini hanya berlaku pada objek tertentu yang diteliti dan berlaku pada waktu tertentu.

B. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek dalam penelitian ini, meliputi: Kasubag Tata Usaha Koordinator Administrasi Ketatausahaan, Bendahara, dan Petugas Administrasi Ketatausahaan dan Komputerisasi. 2. Objek dalam penelitian ini, meliputi: Sistem penerimaan kas pada SMK Islam Secang, prosedur-prosedur yang diterapkan dalam penerimaan kas, dokumen yang digunakan dalam siklus penerimaan kas, catatan yang dipakai dalam siklus penerimaan kas, dan fungsi dalam siklus penerimaan kas.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Islam Secang, yang beralamatkan di Jalan Temanggung No. 28 Secang, Magelang, Jawa Tengah. Waktu penelitian dilaksanakan selama bulan Agustus 2016.

D. Data

Data yang diperlukan adalah semua data-data yang dapat menjadi penunjang dan petunjuk utama dalam penelitian di SMK Islam Secang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, dimana data yang telah dikumpulkan dan diolah sendiri oleh perusahaan atau organisasi yang menerbitkan dan menggunakannya. Data-data tersebut meliputi gambaran umum perusahaan, struktur organisasi, job description, dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas, catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem penerimaan kas. Data yang juga menjadi penunjang adalah deskripsi tentang siklus sistem informasi penerimaan kas di perusahaan, laporan tahunan atau annual report perusahaan, prosedur yang dilaksanakan dalam sistem informasi penerimaan kas. SMK Islam Secang juga memberikan data mengenai unsur-unsur pengendalian dalam sistem informasi penerimaan kas, fungsi-fungsi yang terkait ke dalam sistem informasi penerimaan kas perusahaan, Standard Operational Procedures SOP, dan tugas-tugas serta tanggungjawab utama dari pihak operasional SMK Islam Secang.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Wawancara Jogiyanto 2010:93 mendefinisikan wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari responden. Teknik wawancara yang dilakukan adalah dengan mengajukan beberapa pertanyaan dan kemudian dijawab secara langsung oleh kepala divisi keuangan dan akuntansi, juga beberapa karyawan yang terkait seperti bagian kasir dan bagian akuntansi. Teknik wawancara ini dilakukan juga untuk memperoleh deskripsi mengenai sistem informasi akuntansi penerimaan kas yang berjalan di dalam perusahaan. Wawancara ini juga melakukan tanya jawab kepada beberapa karyawan akuntansi mengenai prosedur dalam sistem informasi akuntansi penerimaan kas, dokumen dan catatan akuntansi yang digunakan, bagan alir dokumen document flowchart, dan pengendalian internal yang sudah diterapkan di dalam perusahaan. 2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melihat berkas, catatan, dan dokumen yang terdapat di SMK Islam Secang terkait dengan sistem informasi akuntansi penerimaan kas. Informasi yang dibutuhkan dalam dokumentasi organisasi dan prosedur adalah bagan organisasi, prosedur sistem penerimaan kas, dan beberapa informasi dalam proses sistem informasi akuntansi penerimaan kas serta pengendalian internal dan otorisasi. Dokumentasi secara individu dengan karyawan dilihat melalui gambaran cara kerja masing-masing karyawan