Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa pengukuran tipe kepribadian A dan B dapat dilakukan menggunakan
karakteristik kepribadian A dan B. Penulis akan menggunakan ciri-ciri tipe kepribadian A dan B menurut Friedman dan Rosenman 1961
sebagai acuan untuk membuat pengukuran tipe kepribadian A dan B untuk penelitian ini.
C. Dinamika Perbedaan Konflik Peran Ganda ditinjaudari Tipe Kepribadian
A dan B
Individu dengan tipe kepribadian A merupakan individu yang sangat mementingkan waktu, tidak menyukai kemalasan, tidak sabar terhadap hal-hal
atau orang lain yang menghalangi pemenuhan tujuannya, kompetitif, ekstravert dan kebutuhan yang tinggi akan kekuatan Ganster, Schaubroeck, Sime
Mayes dalam Smither, 1994. Tipe kepribadian B merupakan tipe yang bertolak belakang dengan tipe kepribadian A. Individu dengan tipe kepribadian
B merupakan individu yang tenang, santai, puas dan tidak terburu-buru Smither, 1994. Tipe kepribadian B juga didefinisikan sebagai tipe
kepribadian yang memiliki tingkat stress yang rendah, mampu bekerja di dalam lingkungan yang menegangkan dan mampu bekerja secara efektif tanpa
menyerah Schultz Schultz, 2006. Tipe kepribadian A merupakan tipe kepribadian yang memiliki
kemungkinan yang lebih tinggi untuk menghadapi masalah kesehatan karena individu dengan tipe kepribadian A meminum lebih banyak alkohol Hamlett,
Eaker Stokes dalam Korotkov, 2010, merokok lebih banyak Mccann, Stockton Lester dalam Korotkov, 2010, mengalami kesulitan untuk tidur
dan lebih banyak mimpi buruk Hayer Hick dalam Korotkov, 2010 dibandingkan dengan tipe kepribadian B. Pada saat bekerja, tipe kepribadian A
juga menunjukkan ketidakhadiran dan burnout yang lebih sering, ketidakpuasan dalam bekerja serta motivasi keluar yang lebih tinggi
dibandingkan dengan tipe kepribadian B Korotkov, 2010. Pada saat menghadapi konflik, tipe kepribadian A lebih sering menyangkal,
memilih solusi yang tidak menyakitkan, fokus pada masalah dan menyalahkan diri sendiri Korotkov, 2010. Tipe kepribadian A juga dikatakan lebih sering
menyalahkan faktor internal ketidakmampuan dan kurangnya perjuangan diri sendiri jika mengalami kegagalan, mengekspresikan kemarahan dan rasa
frustasi yang dihadapi serta memecahkan masalah secara kurang efektif Musante, Macdougal, Dembroski, 1984.
Individu dengan tipe kepribadian A akan lebih rentan untuk mengalami konflik pekerjaan keluarga. Hal ini dikarenakan karakteristik tipe kepribadian
A yang sering membawa pekerjaan kantor ke rumah untuk dikerjakan di akhir minggu rentan mengalami konflik pekerjaan keluargatime-based, yaitu konflik
yang terjadi pada saat tuntutan pada salah satu peran membuat individu tidak memiliki waktu yang cukup untuk peran yang lain. Tipe kepribadian A juga
rentan mengalami strains-based conflict yaitu konflik yang terjadi pada saat kondisi emosi seseorang pada salah satu peran terbawa peran lainnya. Hal ini
dikarenakan karakteristik tipe kepribadian A yang sering memikirkan dua hal
sekaligus. Faktor-faktor lain yang menyebabkan konflik pekerjaan keluarga adalah bekerja dalam waktu yang lama dan tendensi emosi negatif. Individu
dengan tipe kepribadian A rentan mengalami konflik pekerjaan keluarga karena cenderung bekerja dalam waktu yang lama dan memiliki tendensi emosi
negatif karena mengekspresikan kemarahan dan frustasi pada saat mengalami konflik.
Di sisi lain, tipe kepribadian B akan lebih rentan terhadap konflik keluarga pekerjaan.Hal ini dikarenakan tipe kepribadian B merupakan tipe kepribadian
yang cenderung menyalahkan faktor eksternal ketika menghadapi kegagalan sehingga tipe kepribadian B mungkin saja menyalahkan tuntutan dalam
keluarga yang mengganggu pekerjaannya. Tipe kepribadian B juga merupakan tipe kepribadian yang mudah menunjukkan ekspresinya sehingga akan
cenderung mengalami strains-based conflict karena emosi dalam salah satu peran akan mudah diekspresikan pada peran yang lain.Tipe kepribadian B
merupakan tipe kepribadian yang mampu bekerja secara efektif tetapi tipe kepribadian ini cenderung mengerjakan pekerjaan satu per satu sehingga jika
tanggung jawab dalam keluarga muncul bersamaan dengan tuntutan dalam pekerjaan maka tipe kepribadian B mungkin saja menjadi tidak fokus untuk
menyelesaikan pekerjaannya. Tipe kepribadian B juga merupakan tipe kepribadian yang mampu memberikan toleransi dan mendengarkan orang lain
dengan sabar sehingga jika pasangan atau anak-anak membutuhkan perhatiannya maka mungkin saja tipe kepribadian B akan menunda
pekerjaannya untuk mendengarkan pasangan atau anak-anaknya.
Berdasarkan penjelasan tersebut, penulis menyimpulkan bahwa tipe kepribadian A lebih rentan mengalami konflik pekerjaan keluarga sedangkan
tipe kepribadian B lebih rentan mengalami konflik keluarga pekerjaan.
D. Skema Penelitian