Interprestasi Hasil PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

73

C. Interprestasi Hasil

Dengan melihat hasil estimasi hubungan antara kebijakan moneter terhadap dana pihak ketiga pada perbankan syariah di Indonesia, maka keseluruhan hubungan antara kebijakan moneter yang diambil oleh BI mempunyai hubungan pada perbankan syariah khususnya pada dana pihak ketiga. Pada analisis sebelumya yaitu dengan menggunakan analisis regresi. Yaitu dengan menggunakan variabel makro yang digunakan 2 yaitu SBI, Valuta Asing, berdasarkan pengujian yang dilakukan bahwa untuk variabel valuta asing negatif, hal ini disebabkan ketika nilai rupiah mengalami panurunan maka DPK akan mengalami peningkatan sebaliknya jika rupiah mengalami apresiasi maka DPK akan mengalami penurunan, sedangkan pada variabel SBI bernilai positif dengan DPK hal ini berarti bila SBI naik maka DPK akan terun atau sebaliknya. Sedangkan dari penelitian ini menggunakan CFA Confirmatori Factor Anlisysis. yaitu dengan menggunakan variabel makro SWBI, Inflasi, dan GDP terhadap dana pihak ketiga giro wadiah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah berdasarkan pengujian yang dilakukan bahwa variabel inflasi bernilai negatif dengan DPK pada periode triwulan yang sama, dari tinjauan ekonomi hal ini memang sesuai dengan teori. Inflasi muncul ketika masyarakat cenderung membeli barang dan jasa lebih banyak dari yang biasa mereka gunakan demand inflasion atau karena naiknya biaya produksi barang dan jasa cost pust inflasion . 74 Sehingga baik pada situasi demand inflasion maupun cost pust inflasion kebutuhan masyarakat terhadap uang untuk mendapatkan barang semakin tinggi, kebutuhan uang beredar semakin banyak. Pada kondisi inflasi ini masyarakat cenderung menarik tabungan atau depositonya atau mengurangi rencana menabung dan akibatnya jumlah deposito perbankan berkurang, dengan demikian inflasi mempunyai hubungan yang negatife dengan dana pihak ketiga dalam periode triwulan yang sama. Hubungan variabel dana pihak ketiga yang diwakili dengan variabel GDP Riil periode triwulan menunjukan hungan yang positif. Hubungan positif ini dapat diterima secara subtantif ekonomi. Dana pihak ketiga merupakan fungsi positif dari investasi, sedangkan investasi mempunyai hubungan positif dengan pendapatan nasional. Hubungan variabel dana pihak ketiga yang diwakili dengan variabel SWBI periode triwulan menunjukan hubungan positif dengan DPK berarti jika SWBI meningkat, maka DPK juga akan mengalami peningkatan sebaliknya jika SWBI menagalami penurunan maka DPK akan mengalami penurunan. Karena disini sudah jelas apabila dilihat dari estimasi malalui analisis CFA, kebijakan moneter secara unidemensional, tepat, dan konsisten dan dapat diukur dan di jelaskan oleh kedua indikator, yaitu X 1 suku bunga SWBI, X 3 GDP Riil. Dilihat dari estimasinya, validitas terbesar dalam pembentukan 75 konstruk kebijakan moneter oleh indikator X 1 yaitu sebesar 0.5 kemudian diikuti indikator X 3 sebesar 1. Dana pihak ketiga secara unidemensional tepat, dan konsisten dan dapat diukur dan di jelaskan oleh ketiga indikator, yaitu X 4 Giro wadiah, X 5 tabungan mudharabah , X 6 deposito mudharabah. Dilihat dari estimasinya, validitas terbesar dalam pembentukan konstruk dana pihak ketiga oleh indikator X 4 yaitu sebesar 0.9 kemudian diikuti X 5 sebesar 1.0 serta X 6 sebasar 1.0 76

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI