24 perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya baik jangka pendek
maupun jangka panjang apabila perusahaan dilikuidasi. Menurut Brigham dan Houston 2009, rasio leverage memiliki tiga
implikasi penting yaitu: a Dengan memperoleh dana melalui utang, para pemegang saham dapat
mempertahankan kendali mereka atas perusahaan tersebut sekaligus membatasi investasi yang mereka berikan.
b Kreditor akan melihat pada ekuitas, atau dana yang diperoleh sendiri, sebagai suatu batasan keamanan, sehingga semakin tinggi proporsi
dari jumlah modal yang diberikan oleh pemegang saham, maka semakin kecil risiko yang harus dihadapi kreditor.
c Jika perusahaan mendapatkan hasil dari investasi yang didanai dengan dana hasil pinjaman lebih besar daripada bunga yang dibayarkan,
maka pengembalian dari modal pemilik akan diperbesar, atau “diungkit” leveraged.
9. Ukuran KAP
Pada penelitian ini variabel ukuran Kantor Akuntan Publik KAP dibagi menjadi dua kelompok, yaitu auditor yang berafiliasi dengan KAP bertaraf
internasional Big Four dan KAP lokal. Auditor Big Four merupakan auditor yang sudah diakui dimana hasil kerja, reputasi, dan keahlian mereka bisa
dikatakan lebih tinggi dari auditor non Big Four. Dengan reputasi yang sudah
25 diakui, auditor big four akan berusaha secara sunguh-sungguh untuk
mempertahankan pasarnya, kepercayaan semua pihak, dan reputasinya dengan memberikan perlindungan kepada publik melalui hasil laporan auditnya. Jika
auditor Big Four tidak dapat mempertahankan reputasinya, maka masyarakat tidak dapat member kepercayaan lagi terhadap mereka, sehingga reputasi
mereka akan hancur dengan sendirinya. Contohnya KAP Arthur Anderson yang terlibat dalam skandal kasus Enron. Untuk menjaga reputasinya, auditor
Big Four akan bekerja dengan lebih cermat, teliti, efektif, dan efisien yang disertai dengan pengalamannya akan mencapai hasil kerja yang maksimal.
Menurut Arens et al 2010, Kantor Akuntan Publik KAP bertanggung jawab untuk mengaudit laporan keuangan yang dipublikasikan oleh seluruh
perusahaan yang telah go public, sebagian besar dari perusahaan besar, dan banyak pula dari perusahaan kecil, serta organisasi nirlaba. Sebutan KAP
merefleksikan bahwa auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan diwajibkan telah berlisensi sebagai akuntan publik, sering pula disebut auditor
eksternal untuk membedakan dengan auditor internal.
Faktor ukuran KAP yang melakukan penugasan audit juga diduga memiliki pengaruh terhadap audit delay dan ketepatan waktu pelaporan
keuangan. Penellitian ini akan membagi ukuran KAP berdasarkan adanya ikatan dengan KAP yang memiliki reputasi internasional, yaitu KAP Big Four
dengan KAP non Big Four.
26
B. Penelitian Sebelumnya
Tabel 2.1 Penelitian Sebelumnya
Judul dan Peneliti
Variabel Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Determinan Audit Delay dan
Pengaruhnya terhadap Reaksi
Investor Sulthoni 2012
Ukuran perusahaan, kinerja
keuangan, jenis industri, rasio
utang, ukuran KAP, opini auditor, audit
delay, abnormal
return, dan trading activity volume
Regresi Berganda
Ada dua model yang diuji, model yang pertama menguji determinan yang mempengaruhi audit delay. Ada beberapa
variabel independen yang diteliti, diantaranya ukuran perusahaan, kinerja keuangan, jenis industri, rasio utang,
ukuran KAP, dan opini auditor. Tiga variabel memberikan pengaruh signifikan terhadap audit delay yaitu jenis
industri, kinerja keuangan, dan ukuran KAP, sedangkan tiga variabel lainnya yaitu ukuran perusahaan, opini auditor, dan
rasio utang tidak memberikan pengaruh. Model kedua menguji pengaruh audit delay terhadap reaksi investor yang
diproksikan dengan abnormal return dan trading volume activity. Hasilnya audit delay memberikan pengaruh
signifikan terhadap reaksi investor. Bersambung pada halaman berikutnya
27 Tabel 2.1 Lanjutan
Judul dan Peneliti Variabel
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Determinants Audit
Delay in Nigerian Companies:
Empirical Evidence Modugu 2012
Multinasionalitas perusahaan,
ukuran perusahaan, fee audit,
debt to equity ratio, profitabilitas, ukuran
KAP, jenis industri, audit delay
Ordinary Least Square
Regression Hasil penelitian menunjukkan bahwa multinasionalitas
perusahaan, ukuran
perusahaan, dan
fee audit
mempengaruhi audit delay. sedangkan debt to equity ratio, profitabilitas, ukuran KAP, dan jenis industri tidak
mempengaruhi audit delay. Audit delay untuk masing- masing perusahaan membutuhkan waktu minimal 30 hari
dan maksimal 276 hari untuk mempublikasikan annual report.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit Report Lag Indriyani 2012
Ukuran perusahaan, profitabilitas,
laba rugi perusahaan, debt
to equity ratio, dan audit delay
Multiple Linear
Regression Hasil penelitian adalah audit delay di Indonesia dan
Malaysia secara simultan dipengaruhi oleh ukuran perusahaan, profitabilitas, laba rugi perusahaan, dan debt to
equity ratio. Ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay di Indonesia dan di
Malaysia, debt to equity ratio secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay di Indonesia.
Bersambung pada halaman berikutnya
28 Tabel 2.1 Lanjutan
Judul dan Peneliti Variabel
Metode Penelitian
Hasil Penelitian Audit Delay of Listed
Companies: A Case of Malaysia
Ayoib 2008 Ukuran perusahaan,
kompleksitas perusahaan,
directors’ shareholdings,
ukuran KAP, opini audit,
profitabilitas perusahaan, dan audit
delay Multivariate
Analysis Rata-rata audit delay adalah 114 hari dengan minimal
waktu audit delay 20 hari dan maksimal waktu audit delay 442 hari. Determinan audit delay di Malaysia dipengaruhi
oleh ukuran
perusahaan, kompleksitas
perusahaan, directors’ shareholdings, ukuran KAP, opini audit, dan
profitabilitas perusahaan.
Pengaruh Faktor
Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap
Audit Delay
dan Timeliness
Rachmawati 2008
Profitability, solvability,
internal auditor,
ukuran perusahaan,
ukuran KAP, audit delay,
dan timeliness Multiple
Regression Hasil
penelitian menunjukkan
bahwa profitability,
solvability, internal auditor, ukuran perusahaan, dan ukuran KAP berpengaruh terhadap audit delay dan timeliness
secara signifikan.
29
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Uji Asumsi Klasik Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
Perusahaan Industri Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2011
Ukuran Perusahaan
Audit Delay
Ukuran KAP Profitabilitas
Leverage Variabel Dependen
Variabel Independen
Uji Regresi Linier Berganda Hasil Uji dan Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Keterbatasan, dan Saran
30
D. Keterkaitan antar Variabel dan Pengembangan Hipotesis
1. Ukuran Perusahaan Laporan audit perusahaan besar pada umumnya dapat diselesaikan
dengan lebih cepat dibandingkan laporan audit pada perusahaan kecil karena beberapa alasan. Pertama, kontrol internal pada perusahaan besar
lebih kuat dan terencana, sehingga membuat kemungkinan kesalahan pada laporan keuangan lebih sedikit dan memungkinkan auditor dapat
mengandalkan informasi yang terdapat pada laporan keuangan Carslaw dan Kaplan, 1991 dalam Ayoib 2008. Kedua, perusahaan besar
mempunyai sumber daya yang dibayar lebih tinggi untuk melakukan audit secepatnya setelah tahun berakhir. Ketiga, perusahaan besar memiliki
banyak sekali pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H
1
: Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay 2. Profitabilitas
Menurut Carslaw dan Kaplan 1991 dalam Rachmawati 2008, terdapat hubungan negatif antara profitabilitas dan audit delay. Hal itu
dikarenakan, profitabilitas dapat dijadikan indikasi baik atau buruk dari aktivitas suatu perusahaan selama satu tahun Ashton, Willingham, dan
31 Elliott, 1987 dalam Modugu 2012. Jika perusahaan mengalami
kerugian, manajemen akan menunda publikasi laporan keuangan untuk menghindari
dalam mengkomunikasikan
berita buruk
tersebut. Sebaliknnya, jika perusahaan memiliki keuntungan, manajemen akan
mempercepat publikasi laporan keuangannya. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut: H
2
: Tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit delay 3. Leverage
Menurut Abdulla 1996 dalam Modugu 2012, semakin banyak hutang pada perusahaan akan memberikan tekanan pada perusahaan untuk
menyediakan laporan keuangan yang telah diaudit kepada kreditornya lebih cepat. Perusahaan mempunyai insentif lebih besar untuk melengkapi
kerja audit untuk mendapatkan laporan audit dan memfasilitasi kreditor tentang operasi dan posisi keuangan perusahaan serta menerapkan segala
tindakan koreksi Abdulla, 1996 dalam Modugu 2012. Selain itu, beberapa perusahaan mempublikasikan laporan keuangan auditannya
dengan cepat untuk meyakinkan pemegang ekuitas untuk mengurangi risk premium dalam tingkat ekuitas.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
32 H
3
: Tingkat leverage perusahaan berpengaruh terhadap audit delay 4. Ukuran KAP
Gilling 1997 dalam Modugu 2012 menemukan hubungan positif signifikan antara ukuran KAP dengan audit delay. Sementara Carslaw dan
Kaplan 1991 menyimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara ukuran KAP yang mengaudit dengan audit delay.
Kecenderungan yang lebih besar terdapatnya hubungan positif antara ukuran KAP yang mengaudit dengan audit delay, karena hal itu akan
memberikan efek langsung pada kinerja KAP oleh klien. Penyelesaian kerja audit yang lama akan berdampak buruk tentang kinerja mereka di
mata klien yang menyebabkan buruknya image dan hilangnya kesempatan kerja dengan klien tersebut di tahun-tahun yang mendatang. Sumber daya
yang besar yang dimiliki KAP besar dan terkenal dapat mempengaruhi performa kinerja untuk mengerjakan audit lebih cepat dibandingkan KAP
yang lebih kecil Ayoib, 2008. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut: H
4
: Ukuran KAP yang digunakan oleh perusahaan berpengaruh signifikan terhadap audit delay
33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP terhadap variabel
dependen yaitu audit delay. Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan- perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan dan terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama periode 2009 sampai dengan 2011.
B. Metode Penentuan Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penetuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu.
Adapun pertimbangannya, antara lain: 1. Perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode
tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. 2. Perusahaan bergerak pada sektor keuangan.
3. Perusahaan memiliki laporan keuangan telah diaudit selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
4. Perusahaan tersebut telah mempublikasikan laporan keuangan telah diaudit selama periode tahun 2009 sampai dengan tahun 2011.
5. Perusahaan tidak melakukan initial public offering IPO dari tahun 2009- 2011.
34 6. Memiliki data yang diperlukan untuk mendukung penelitian, seperti tanggal
pelaporan auditor, total aset perusahaan, total utang perusahaan, total ekuitas dan laba bersih perusahaan, serta informasi auditor yang digunakan
perusahaan tersebut.
C. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara penyalinan dan pengarsipan data-data dari
sumber-sumber yang tersedia yaitu data sekunder yang dapat diperoleh dari situs BEI idx.co.id, Pusat Referensi Pasar Modal, dan Pusat Data Ekonomi dan
Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Data tersebut berupa laporan keuangan perusahaan yang bergerak pada sektor keuangan. Selain itu, data
sekunder lain yang digunakan berupa jurnal, artikel, dan literatur lainnya yang berkaitan dengan penelitian.
D. Metode Analisis Data
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP
yang digunakan perusahaan terhadap audit delay.
35 1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan. Tabulasi
menyajikan ringkasan, pengaturan, atau penyusunan data dalam bentuk tabel numerik dan grafik.
Metode analisis data yang digunakan adalah dengan cara analisis kuantitatif yang bersifat deskriptif yang menjabarkan data yang diperoleh
dengan menggunakan analisis regresi berganda untuk menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data, yaitu dengan memberikan gambaran
tentang pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay. Metode analisis data akan dilakukan dengan bantuan program aplikasi komputer
SPSS versi 17. 2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dari data sekunder ini dilakukan menggunakan uji normalitas, uji heteroskedastisitas, uji multikolinearitas, dan uji
autokorelasi. a. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang dilakukan untuk memeriksa apakah data penelitian kita berasal dari populasi yang sebarannya normal. Uji t
dan uji F menngasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, jika asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid
36 untuk jumlah sampel kecil Ghozali, 2009. Model yang baik adalah
distribusi data normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dapat dilihat dengan melihat penyebaran data titik pada sumbu diagonal
grafik. b. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variansi dari residual pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka hal ini disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas Ghozali, 2009. Dalam penelitian ini, pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai
prediksi variabel terikat dependen yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual Y prediksi-Y
sesungguhnya yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik
yang ada
membentuk pola
tertentu yang
teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka mengindikasikan
telah terjadi heteroskedastisitas. Jika ada pola yang jelas, kemudian titik-
37 titik yang ada menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi heteroskedastisitas. c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk meneliti apakah pada model regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Model
regresi yang valid adalah model regresi yang bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen
yang ada dalam metode berkorelasi satu sama lain, ketika korelasi antar variabel independen sangat tinggi maka sulit untuk memisahkan masing-
masing pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian
terhadap multikolinearitas
dapat dideteksi
dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor VIF. Jika
nilai tolerance value 0.10 dan VIF 10, maka tidak terjadi multikolinearitas Ghozali, 2009.
d. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan dengan uji Durbin Watson. Pengujian ini
bertujuan untuk menguji apakah sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Masalah ini
38 timbul karena residual kesalahan pengganggu tidak bebas dari satu
observasi ke observasi lainnya. Hal ini sering ditemukan pada runtut waktu karena “gangguan” pada individu atau kelompok yang sama pada
periode berikutnya Ghozali, 2009. Pada data crosssection silang waktu, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena “gangguan”
pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari autokorelasi.
3. Uji Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini diuji menggunakan model regresi
berganda. Model regresi berganda umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen
dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier Ghozali, 2009. Variabel independen yang akan diteliti terdiri dari ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP. Sedangkan variabel dependennya adalah audit delay.
Model regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
DELAY = α + β
1
LnTA + β
2
ROA + β
3
DER + β
4
Big 4 + ε
Dimana: AUDLAY
: lamanya waktu penyelasaian audit α
: konstanta
39 β
1
LnTA : log dari total aset
β
2
ROA : profitabilitas
β
3
DER : tingkat leverage debt to equity ratio
β
4
Big4 : KAP Big Four
ε : standar error
Pengujian ini dilakukan menggunakan: a. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol 0 dan satu 1. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat
terbatas. Nilai yang mendekati satu 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hamper seluruh informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2009. b. Uji Statistik t
Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh masing- masing suatu variabel independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen dan digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh masing-masing variabel
40 independen terhadap variabel dependen yang diuji pada tingkat
signifikansi 0.05 Ghozali, 2009. 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H
diterima atau H
1
ditolak. Ini berarti bahwa variabel independen tidak mempunyai pengaruh individual terhadap variabel dependen.
2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H ditolak dan H
1
diterima. Ini berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel dependen.
c. Uji Statistik F Uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel independen
yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen. Uji statistik F digunakan untuk
mengetahui seluruh variabel independen yang dimasukkan dalam model regresi secara bersama-sama terhadap variabel dependen yang
diuji pada tingkat signifikansi 0.05 Ghozali, 2009. 1 Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H
diterima dan H
1
ditolak. Ini berarti bahwa semua variabel independen tidak mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen.
41 2 Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05, maka H
ditolak dan H
1
diterima. Ini berarti bahwa semua variabel independen mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen.
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan definisi dari masing-masing variabel, baik variabel dependen maupun variabel independen, yang digunakan pada
penelitian ini dan juga elemen pengukuran dari masing-masing variabel tersebut yang biasa disebut indikator atau instrumen penelitian. Kemudian,
indikator atau instrumen tersebut dioperasionalisasikan. 1. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay. Variabel ini dilihat berdasarkan perbedaan waktu antara tanggal laporan keuangan
dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan yang mengindikasikan tentang lamanya waktu penyelesaian audit yang dilakukan oleh auditor.
Jadi, audit delay diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari dengan menggunakan selisih antara tanggal penerbitan laporan keuangan dengan
tanggal penerbitan laporan audit dalam laporan keuangan. 2. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari beberapa faktor, antara lain ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, dan ukuran KAP.
42 a. Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan biasanya dilihat dengan total aset untuk menunjukkan besar atau kecilnya suatu perusahaan.
Perusahaan yang besar memiliki total aset, penjualan, maupun ekuitas yang besar pula. Sebaliknya, perusahaan yang kecil
memiliki total aset, penjualan, dan ekuitas yang kecil. Sehingga, perusahaan yang besar memiiliki kecenderungan
yang besar pula untuk mengungkapkan laporan keuangan dan laporan auditnya. Pengukuran pada variabel ukuran perusahaan
ini menggunakan logaritma natural dari total aset perusahaan dan skala pengukurannya menggunakan skala rasio.
b. Profitabilitas Profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba baik dalam hubungannya dengan total aset, investasi,
maupun ekuitas.
Semakin tinggi
tingkat profitabilitas,
suatu perusahaan
akan cenderung
mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Penelitian ini menggunakan return on assets dalam mengukur tingkat
profitabilitas perusahaan.
ROA =
43 c. Leverage
Leverage atau rasio utang digunakan untuk mengukur sejauh mana aset perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya,
berapa besar beban utang yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan asetnya. Rasio utang terhadap total aset
bisa dijadikan indikator kondisi kesehatan suatu perusahaan. Oleh karena itu, rasio utang diharapkan dapat mempengaruhi
lamanya waktu audit delay.
DER
d. Ukuran KAP Ukuran KAP diharapkan dapat mempengaruhi audit delay.
KAP besar memiliki kecenderungan yang besar untuk menyelesaikan audit dengan waktu yang lebih singkat
dibandingkan dengan KAP yang lebih kecil. Di Indonesia, KAP besar diklasifikasikan dalam afiliasi firma big four yaitu
PWC, ErnstYoung, Deloitte, dan KPMG. Ukuran KAP diukur menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan
yang menggunakan jasa KAP dengan afiliasi big four diberi nilai 1 dan perusahaan yang menggunakan jasa KAP lainnya
diberi nilai 0.
44
Tabel 3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel Penelitian
Variabel Deskripsi
Pengukuran
Audit Delay Lamanya waktu yang dibutuhkan
auditor untuk menghasilkan laporan audit atas kinerja
keuangan suatu perusahaan Selisih hari antara
tanggal penerbitan laporan keuangan dengan
laporan audit Ukuran Perusahaan
Dilihat dari total aset perusahaan Natural log dari total aset
Profitabilitas Nilai return on assets perusahaan
ROA = Leverage
Nilai debt to equity ratio suatu perusahaan
DER
Ukuran KAP KAP dengan afiliasi big four dan
KAP non big four Nilai 1 untuk KAP
dengan afiliasi big four dan nilai 0 untuk KAP
non big four
45
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan populasi perusahaan industri keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama tahun 2007
sampai dengan 2011. Perusahaan dalam industri keuangan financial services terdiri dari perusahaan perbankan banking, lembaga pembiayaan
multifinance, lembaga investasi dan sekuritas securities and investments services, asuransi insurance, dan lainnya. Sedangkan perusahaan dalam
industri non keuangan terdiri dari industri pertanian agriculture, pertambangan mining, aneka industri miscellaneous industry, industri
kimia dasar basic industry and chemicals, barang-barang konsumsi consumer goods, property dan perumahan properties and real estate,
infrastruktur dan transportasi infrastructure and transportation, dan jasa perdagangan trade services. Industri keuangan merupakan salah satu industri
yang sangat vital dan strategis dalam perekonomian karena perusahaan dalam industri keuangan memiliki fungsi menghimpun dana masyarakat baik untuk
ditabung maupun diinvestasikan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit maupun investasi.
Penelitian ini menggunakan beberapa sampel perusahaan dalam industri keuangan yang ditentukan berdasarkan metode purposive sampling, yaitu
46 penentuan sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu. Data yang digunakan
adalah data sekunder yang berasal dari laporan keuangan auditan tahun 2007, 2008, 2009, 2010, dan 2011. Data tersebut diperoleh dari situs resmi Bursa
Efek Indonesia www.idx.co.id
dan Pusat Data Ekonomi dan Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia PDEB-FEUI. Tabel 4.1 berikut ini adalah
rincian perolehan sampel perusahaan dalam industri keuangan dengan kriteria-kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis data.
Tabel 4.1 Rincian Sampel Penelitian
Kriteria Jumlah
Perusahaan keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 72
Perusahaan keuangan yang mengalami delisting ataupun melakukan IPO selama tahun 2007 sampai dengan 2011
10
Perusahaan keuangan yang tidak menerbitkan laporan keuangan secara lengkap beserta laporan audit independen
selama tahun 2007 sampai tahun 2011 5
Perusahaan keuangan yang mengandung data ambigu 2
Perusahaan keuangan yang menjadi sampel penelitian 55
Sumber: Data sekunder yang diolah Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 55 perusahaan. Sampel tersebut digunakan
karena telah memenuhi semua kriteria yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan analisis penelitian. Berikut ini adalah rincian perusahaan keuangan
dalam masing-masing industri.
47
Tabel 4.2 Rincian Sampel Perusahaan
No. Jenis Industri Keuangan
Jumlah 1.
Industri perbankan banking 24
2. Industri kredit pembiayaan multifinance
8 3.
Industri asuransi insurance 11
4. Industri sekuritas dan investasi investments and
securities 6
5. Industri keuangan lainnya others
6 Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa sampel perusahaan keuangan yang
paling besar dikuasai oleh sektor perbankan banking dengan jumlah 24 perusahaan atau 43,64 dari total seluruh sampel. Dan perusahaan keuangan
pada sektor kredit pembiayaan multifinance, asuransi insurance, sekuritas dan investasi investments and securities, dan lainnya others memiliki
jumlah keseluruhan sebesar 31 perusahaan atau 56,36 dari total sampel.
B. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Uji Statistik Deskriptif