FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY

(1)

(Studi pada Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

Oleh :

RIZKI AGUNG SAHDANA NIM. 070810301171

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER


(2)

ii

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

AUDIT DELAY

(Studi pada Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)

SKRIPSI

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Studi Akuntansi (S1)

dan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :

RIZKI AGUNG SAHDANA NIM. 070810301171

S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS JEMBER


(3)

iii berserah diri.

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

1. ibunda tercinta, Lilik Sulastri dan ayahanda Bambang Dwiarso atas doa, kasih

sayang, cinta, kesabaran dan pengorbanannya yang tidak dapat saya ungkapkan;

2. mas Dani Esa Windiarto dan mbak Aulia Ayu Dewinta terima kasih atas perhatian,

semangat dan bantuan yang diberikan;

3. sayangku Kiki Nurmasanti atas pemberian semangat yang tak terhingga;

4. semua teman kosan Riau 14 Jember;

5. guru-guruku sejak taman kanak-kanak sampai dengan perguruan tinggi;

6. dunia pengetahuan yang terus berkembang seiring perubahan zaman;


(4)

iv MOTTO

“Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil. Usaha dengan

keras adalah kemenangan yang hakiki”

(Mahatma Gandhi)

Jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu (Al Baqoroh: 53)

Bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang telah

diusahakannya dan usahanya itu kelak akan diperlihatkan. Kemudian akan diberi

balasankepadanya dengan balasan yang paling sempurna.

(terjemahan Surat An-Najm ayat 39-41)

Kejarlah kebahagiaanmu, karena kebahagiaan itu tidak diam.


(5)

v

Nama : Rizki Agung Sahdana NIM : 070810301171

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: FAKTOR

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi pada Emiten

Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)adalah benar-benar hasil karya

sendiri, kecuali jika dalam pengutipan substansi disebutkan sumbernya, dan belum pernah diajukan pada institusi manapun, serta bukan karya jiplakan. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 27 Juni 2011 Yang menyatakan,

Rizki Agung Sahdana


(6)

vi SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

AUDIT DELAY

(Studi pada Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)

Oleh :

RIZKI AGUNG SAHDANA NIM. 070810301171

Pembimbing

Dosen Pembimbing I : Drs. Wasito, M.Si., Ak. Dosen Pembimbing II : Dr. Siti Maria W., M.Si., Ak.


(7)

vii

Judul Skrips : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT

DELAY (Studi pada Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)

Nama : Rizki Agung Sahdana

Nim : 070810301171

Fakultas : Ekonomi

Jurusan : S1 Akuntansi

Disetujui Tanggal : 27 Juni 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Wasito, M.Si., Ak. Dr. Siti Maria W., M.Si., Ak. NIP. 19600103 199103 1 001 NIP.19660805 199201 2 001

Mengetahui, Ketua Jurusan

Dr. Alwan Sri Kustono, M. Si, Ak NIP. 19720416 200112 1 001


(8)

viii

PENGESAHAN JUDUL SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

AUDIT DELAY

(Studi pada Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:

Nama : Rizki Agung Sahdana

NIM : 070810301171

Jurusan : Akuntansi

telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal: 9 Mei 2011

dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

Susunan Panitia Penguji

1. Ketua : Taufik Kurrohman, SE, M.Si, Ak (...) (19820723 200501 1 002)

2. Sekretaris : Drs. Wasito, M.Si., Ak. (...)

(19600103 199103 1 001)

3. Anggota : Dr. Siti Maria W., M.Si., Ak. (...)

(19660805 199201 2 001)

Mengetahui/Menyetujui, Universitas Jember

Fakultas Ekonomi Dekan,

Prof. Dr. Mohammad. Saleh, M.Sc

NIP. 19560831 198403 1 002

Foto 4 X 6


(9)

ix

Oleh : Rizki Agung Sahdana

Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi, Universitas Jember

ABSTRAKSI

Penelitian ini merupakan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi audit delay tahun 2007 s/d 2009. Penelitian ini akan menguji kembali

dari variabel-variabel penelitian sebelumnya. Perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu, variabel-variabel yang dipilih merupakan perbandingan dari hasil penelitian

terdahulu yang berpengaruh dan tidak berpengaruh terhadap audit delay yaitu Ukuran

Perusahaan, Laba/Rugi, Opini Auditor, Jenis Industri, Ukuran KAP, Rasio Utang, Profitabilitas dan Umur.

Populasi dalam penelitian ini adalah emiten manufaktur dan finansial di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 s/d 2009. Sampel emiten yang terpilih sebanyak 57 emiten, terdiri dari 26 emiten finansial dan 31 emiten manufaktur.

Metode pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling. Sedangkan

metode analisa data menggunakan statistik deskriptif dan analisa regresi linier berganda. Untuk memenuhi model regresi yang bisa mewakili maka digunakan uji asumsi klasik.

Hasil dari statistik deskriptif menunjukkan bahwa rata-rata audit delay tahun

2007 s/d 2009 adalah 70,2 hari. Sedangkan dari hasil uji hipotesis menunjukkan audit

delay secara individu dipengaruhi oleh Opini Auditor, Jenis Industri, Ukuran KAP


(10)

x

FACTORS AFFECTING THE AUDIT DELAY

(Study on Manufacturing and Financial Issuers in Indonesia Stock Exchange)

Presented by : Rizki Agung Sahdana

Department of Accounting

Faculty of Ecinomics, Jember University

ABSTRACT

This research is a study to determine the factors that affect audit delay of 2007 untill 2009. This study will examine the back of the variables of previous studies. Differences from previous studies, the variables selected is a comparison of the results of previous studies that influence and no effect on the size of audit delay Companies, Profit/Loss, Auditor Opinion, Industry Type, Firm Size, Debt, Profitability and Age.

The population in this study is the manufacturing and financial issuers in Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2007 untill 2009. Issuers selected sample of 57 issuers, consisting of 26 financial issuers and 31 issuers manufacturing. Sampling method using purposive sampling method. While the methods of data analysis using descriptive statistics and multiple linear regression analysis. To meet the regression models used to represent the classicassumption test.

Result of descriptive statistics showed that the average audit delay of 2007 untill 2009 was 70,2 days. While the hypothesis of the test results indicate the individual audit delay is influenced by the Auditor’s Opinion, Industry Type, Size of Firm.


(11)

xi

petunjuk dan ridhoNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

”FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi pada

Emiten Manufaktur dan Finansial di Bursa Efek Indonesia)”.

Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang secara langsung maupun tidak langsung membantu penulis. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. H. Mohammad Saleh, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Jember beserta staf edukatif dan staf administratif Fakultas Ekonomi Universitas Jember

2. Drs. Wasito, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing I dan Dr. Siti Maria W.,

M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, saran dan pengarahannya dalam penulisan skripsi ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Drs. Imam Mas’ud MM, Ak selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing saya selama menjadi mahasiswa akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Jember.

4. Dosen-dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jember yang telah mengajarkan ilmu

pengetahuannya selama penulis berada di Fakultas Ekonomi Universitas Jember. 5. Ibunda tercinta, Lilik Sulastri dan ayahanda Bambang Dwiarso atas doanya dan selalu

sabar memberikan perhatian, dukungan, cinta serta kasih sayang yang tak terhingga kepada penulis.

6. Mas Dani Esa Windiarto dan mbak Aulia Ayu Dewinta terima kasih atas perhatian, dukungan dan keceriaan selama ini.

7. Sayangku Kiki Nurmasanti yang selalu menemaniku, memberi semangat yang tak


(12)

xii

8. Teman-teman terbaikku yang senantiasa membantu dan kebersamaannya :

Bangzo, Hary, Begadang, Hayoha ; teman KawaRi : Akange, Unyil, Donai, Yayak, mas Didit, mas Wawan, Joyo mantab dah!!

9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Akuntansi angkatan 2007 khususnya kelas B

terimakasih atas kebersamaan dan semua bantuannya selama studiku di FE UNEJ.

10.Almamater yang saya banggakan.

11.Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis mengharapkan berbagai kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan hasil penulisan ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan dapat menjadi sumber inspirasi bagi penulisan karya ilmiah yang sejenis di masa mendatan

Jember, 27 Juni 2011


(13)

xiii

………

HALAMAN JUDUL ………... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………. iii

HALAMAN MOTTO ……….. iv

HALAMAN PERNYATAAN ……… v

HALAMAN PEMBIMBING ………. vi

HALAMAN TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI ……….. vii

HALAMAN PENGESAHAN ………. viii

ABSTRAKSI ……… ix

ABSTRACT ………. x

PRAKATA ……… xi

DAFTAR ISI ………. xiii

DAFTAR TABEL ……… xvi

DAFTAR GAMBAR ……… xvii

DAFTAR LAMPIRAN ……… xviii

BAB 1. PENDAHULUAN ……….. 1

1.1Latar Belakang ……….. 1

1.2Rumusan Masalah………. 4

1.3Tujuan Penelitian ……….. 4

1.4Manfaat Penelitian ……… 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ……… 6

2.1 Laporan Keuangan ……….. 6

2.2 Audit ……….. 9


(14)

xiv

2.2.2 Tujuan Audit ……….. 9

2.2.3 Standar Audit ………. 10

2.3 Audit Delay ………. 12

2.4 Bentuk Kepemilikan Kantor Akuntan Publik …………... 13

2.5 Penelitian Terdahulu ……… 14

2.6 Kerangka Konseptual Penelitian ………. 16

2.7 Hipotesis Penelitian ………... 17

BAB 3. METODE PENELITIAN……….. 21

3.1 Jenis dan Sumber Data ………. 21

3.2 Populasi dan Sampel ………. 21

3.3 Teknik Pengumpulan Data ……….. 22

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya …….. 22

3.5 Metode Analisis Data ……… 24

3.5.1 Statistik Deskriptif ... 24

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ……….. 24

3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda ……….. 27

3.5.4 Uji Hipotesis ……….. 28

3.6 Kerangka Pemecahan Masalah ………... 29

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 30

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ……..……….. 30

4.2 Analisis Data ... 31

4.2.1 Statistik Deskriptif ...……… 31

4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ………... 33

4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ………. 38

4.2.4 Hasil Uji Hipotesis ………... 43

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ………... 45


(15)

xv

4.3.5 Pengaruh Ukuran KAP terhadap Audit Delay………... 47

4.3.6 Pengaruh Rasio Utang terhadap Audit Delay……….... 48

4.3.7 Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit Delay ……….... 48

4.3.8 Pengaruh Umur Perusahaan terhadap Audit Delay ….... 49

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ………. 50

5.1 Kesimpulan ……… 50

5.2 Keterbatasan ………. 52

5.3 Saran ……….. 52

DAFTAR PUSTAKA ………..


(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasar Kriteria ………... 31

Tabel 4.2 Statistik Deskripsi tahun 2007-2009 ………... 32

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ……….. 35

Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi ……… 36

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda ………... 38

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Berganda ……….. 42


(17)

xvii

Gambar 1. Kerangka Konseptual Penelitian ……….. 16

Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah ………. 29

Gambar 3. Grafik PP Plot ……….. 34


(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Populasi Emiten Maufaktur dan Finansial di BEI

berdasarkan ICMD

Lampiran 2 Daftar Seleksi Sampel berdasarkan Kriteria

Lampiran 3 Daftar Sampel yang digunakan Penelitian

Lampiran 4 Hasil Pengolahan Data Sampel dengan menggunakan software


(19)

1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Informasi keuangan memegang peranan penting dalam pasar modal. Oleh sebab itu, BAPEPAM sebagai otoritas pasar modal dan Bursa Efek Indonesia (BEI) menetapkan peraturan yang cukup ketat mengenai kualitas, kuantitas, dan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. BAPEPAM melalui peraturannya nomor Kep-36/Kep/PM/2003 dan peraturan BEI nomor Kep-307/BEJ/07-2004 mengatur secara ketat waktu penyerahan laporan keuangan ke pasar modal. Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting untuk pengambilan keputusan investasi. Manfaat suatu laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya. Suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya paling lama 4 bulan setelah tanggal neraca (PSAK No 1, IAI, 2009:1.7).

Pelaporan keuangan merupakan wahana bagi perusahaan untuk

mengkomunikasikan berbagai informasi dan pengukuran secara ekonomi mengenai sumber daya yang dimiliki serta kinerja kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut. Informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada para pemakainya guna pengambilan keputusan. Nilai dari ketepatan waktu pelaporan keuangan merupakan determinan penting bagi tingkat kemanfaatan laporan tersebut (PSAK No.1, IAI, 2009:1.7). Sebaliknya, manfaat laporan keuangan akan berkurang jika laporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya.

Standar Profesional Akuntan Publik dari Ikatan Akuntansi Indonesia khususnya tentang standar pekerjaan lapangan mengatur tentang prosedur dalam penyelesaian pekerjaan lapangan seperti perlu adanya pencatatan atas aktivitas yang akan dilakukan, pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian intern dan pengumpulan bukti-bukti kompeten yang diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pemenuhan standar audit oleh auditor dapat berdampak lamanya


(20)

2

penyelesaian laporan audit, tetapi juga berdampak penigkatan kualitas hasil auditnya. Pelaksanaan audit yang semakin sesuai dengan standar membutuhkan waktu semakin lama. Sebaliknya, semakin tidak sesuai dengan standar pekerjaan audit semakin pendek waktu yang diperlukan. Kondisi ini dapat menimbulkan suatu dilema bagi auditor.

Laporan keuangan tahunan diserahkan paling lambat akhir bulan keempat tahun berikutnya sedangkan laporan keuangan semesteran diserahkan paling lambat akhir bulan kedua setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan.

Menurut UU No.8 tahun 1995 tentang pasar modal dan peraturan lain yang

dikeluarkan oleh BAPEPAM dan BEI, sebagaimana di kutip Na’im (1999:86),

menyatakan bahwa perusahaan publik harus menyampaikan laporan keuangannya secara periodik dengan tepat waktu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa agar dapat berfungsi maksimal, suatu laporan keuangan harus dipublikasikan sesegera mungkin.

Fenomena kelambatan proses audit dalam terminologi penelitian pengauditan

dikenal dengan audit delay. Audit delay sebenarnya adalah rentang waktu antara

tanggal penutupan tahun buku dan tanggal laporan audit. Dengan kata lain, audit

delay adalah lamanya waktu dari tanggal tutup tahun fiskal perusahaan sampai dengan tanggal laporan auditor. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk

mengetahui variable-variabel yang berpengaruh pada audit delay dan pengaruh audit

delay terhadap reaksi pasar modal. Keterlambatan informasi akan menimbulkan reaksi negatif dari pelaku pasar modal. Karena laporan keuangan auditan yang di dalamnya memuat informasi laba yang dihasilkan oleh perusahaan bersangkutan dijadikan sebagai salah satu dasar pengambilan keputusan untuk membeli atau menjual kepemilikan yang dimiliki investor. Artinya informasi laba dari laporan keuangan yang dipublikasikan akan menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham. Keterlambatan pelaporan, secara tidak langsung juga diartikan oleh investor sebagai pertanda yang buruk bagi perusahaan.


(21)

Penelitian Owusu-Ansah (2000:20), ukuran perusahaan berpengaruh secara

signifikan terhadap audit delay. Sedangkan Ashton (1987 : 280), Na’im (1999:95)

menyatakan bahwa terdapat hubungan yang tidak signifikan antara ukuran

perusahaan dengan audit delay.

Penelitian Utami (2006:28) mengindikasikan bahwa laba/rugi secara

signifikan mempengaruhi audit delay. Sedangkan penelitian Ashton (1987:280)

mengindikasikan bahwa laba/rugi tidak ada hubungan yang signifikan terhadap audit

delay.

Penelitian Berliana (2009:72) menemukan bahwa opini auditor berpengaruh

secara signifikan terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Deart (2007:38)

mengindikasikan bahwa opini auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

audit delay.

Penelitian Wasis (2007:60) menunjukkan bahwa jenis perusahaan secara

signifikn berpengaruh terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Berliana (2009:72)

menunjukkan jenis perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit

delay.

Penelitian Berliana (2009:73) menunjukkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

secara signifikan terhadap audit delay. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

Deart (2007:37) menunjukkan ukuran KAP tidak berpengaruh secara sugnifikan

terhadap audit delay.

Penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003:13) menunjukkan bahwa rasio utang

berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Utami

(2006:28) menunjukkan rasio utang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

audit delay.

Penelitian yang dilakukan oleh Owusu-Ansah (2000:20) yang berhasil

membuktikan bahwa profitabilitas berpengaruh secara signifikan terhadap audit

delay. Sedangkan Na’im (1999:95) menemukan bahwa tidak ada hubungan yang


(22)

4

Penelitian Owusu-Ansah (2000:21) menunjukkan umur perusahaan

berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay. Sedangkan penelitian Berliana

(2009:73) menunjukkan umur perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay.

Penelitian ini akan menguji kembali dari variabel-variabel penelitian sebelumnya. Perbedaan dari penelitian sebelumnya yaitu, variabel-variabel yang dipilih merupakan perbandingan dari hasil penelitian terdahulu yang berpengaruh dan

tidak berpengaruh terhadap audit delay, sehingga akan membuktikan kembali, serta

sampel yang berbeda dari penelitian sebelumnya.

Berdasarkan faktor-faktor yang telah diteliti sebelumnya, maka penelitian ini

akan mengidentifikasi kembali tentang faktor-faktor yang mempengaruhi audit delay.

Maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian di bidang audit dengan judul,

“FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AUDIT DELAY (Studi pada

Emiten Manufaktur dan Finansial di BEI)”

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini terkait dengan latar belakang yang telah diungkapkan sebelumnya, yaitu :

Apakah ukuran perusahaan, kinerja keuangan, pendapat auditor, jenis industri, ukuran KAP, rasio utang, tingkat profitabilitas, dan umur perusahaan

berpengaruh terhadap audit delay ?

1.3Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah tersebut, penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

Untuk menguji apakah ukuran perusahaan, kinerja keuangan, pendapat auditor, jenis industri, ukuran KAP, rasio utang, tingkat profitabilitas, dan


(23)

1.4Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak terkait, diantaranya :

1. Bagi Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan bahan pustaka yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan serta kajian dalam penelitian selanjutnya. Khususnya untuk penelitian yang berkaitan dengan

faktor yang mempengaruhi audit delay.

2. Bagi BAPEPAM

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah khususnya BAPEPAM dalam hal meregulasi jadwal penyerahan laporan keuangan auditan oleh emiten karena setiap perusahaan memiliki faktor yang berbeda-beda yang mempengaruhi ketepatan waktu penyerahan laporan keuangan.

3. Bagi Emiten

Penelitian ini diharapakan menjadi bahan pertimbangan bagi Emiten, baik yang terdaftar di BEI, terkait proses audit laporan keuangannya. Jika mengetahui faktor-faktor penyebab audit delay, maka diharapkan penjadwalan audit akan diputuskan secara rasional agar tidak melebihi batas waktu.

4. Bagi Bursa Efek Indonesia

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi BEI dalam menerima laporan keuangan para Emiten yang terdaftar di BEI atas proses audit laporan keuangannya.

5. Bagi IAI

Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi IAI dalam menetapkan standar kualitas, mengembangkan dan menegakkan etika profesi, mewujudkan kepercayaan atas hasil kerja profesi akuntan dan wadah komunikasi, konsultasi, dan koordinasi.


(24)

6

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Laporan Keuangan

Ungkapan transparansi, merupakan salah satu istilah generik yang secara umum memberikan arti tembus pandang. Namun saat istilah ini dikaitkan dengan dunia akuntansi maka yang dimaksudkan adalah seberapa jauh pembaca laporan keuangan ataupun pihak-pihak lain yang mempunyai kepentingan terhadap pelaporan keuangan suatu perusahaan mampu untuk membedah kandungan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan.

Masuknya istilah ini kedalam khasanah akuntansi di Indonesia tidak terlepas oleh perkembangan pasar modal yang ditandai dengan semakin banyaknya pihak yang secara aktif menaruh perhatian terhadap kualitas pelaporan keuangan perusahaan.

Oleh karena itu, dengan semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia penggunaan istilah inipun menjadi semakin populer. Hal ini tentunya tidak terlepas dari semakin intensnya tuntutan kepada masyarakat kepada pihak emiten dalam hubungannya dengan keterbukaan laporan keuangan di satu pihak dan di pihak lain semakin bertambahnya peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM, baik dalam bidang akuntansi maupun bidang-bidang lainnya dalam rangka keterbukaan.

Didalam masyarakat yang sudah maju perekonomiannya, yang sering disebut masyarakat industri maka komunikasi data keuangan dan data ekonomi lainnya sangat diperlukan. Perekonomian masyarakat tersebut dicerminkan dalam bentuk organisasi badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah menyebar ke seluruh pelosok daerah dan operasinya yang sudah menjangkau secara luas bahkan sampai ke luar negeri. Para penanam modal tersebut percaya bahwa modal yang ditanam dalam perusahaan perlu diadakan pengawasan atau pengendalian, sehingga mereka sangat memerlukan laporan keuangan yang dapat dipercaya dari perusahaan dimana mereka menanamkan modalnya.


(25)

Pasar modal sangat memerlukan laporan keuangan bagi perusahaan yang melaksanakan emisi atau memasyarakatkan modalnya. Demikian juga pemerintah dalam memungut pajak bagi wajib pajaknya sangat didasarkan pada laporan keuangan mereka agar diperoleh penentuan pajak yang lebih objektif. Pihak-pihak lain seperti calon penanam modal, calon pemberi kredit, serikat buruh, lembaga-lembaga keuangan serta industri lainnya sangat memerlukan laporan keuangan.

Laporan keuangan yang disajikan tersebut hendaknya dapat memenuhi keperluan yaitu dapat memberi informasi secara kuantitatif, lengkap dan dapat dipercaya. Disamping itu laporan keuangan harus mencerminkan keadaanya secara tepat dan netral sehingga para pengambil kepurusan yang mendasarkan diri pada laporan keuangan tidak tersesat ( Wasis, 2007 : 11).

Dengan semakin maju dan semakin kompleksnya masyarakat usaha memungkinkan informasi keuangan yang disajikan kurang lengkap dan kurang teliti serta kurang dapat dipercaya. Hal ini disebabkan, pertama adanya informasi yang diperoleh secara tidak langsung, kedua semakin tinggi tingkat atau volume transaksi sehingga dapat terjadi kekeliruan pencatatan atau akan membawa timbulnya kesulitan-kesulitan dalam pencatatan.

Laporan keuangan yang biasanya terdiri dari posisi keuangan atu neraca dan laporan laba rugi harus disajikan secara wajar. Neraca dibuat dengan maksud untuk menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan atau organisasi pada suatu saat tertentu sedangkan laporan laba rugi menggambarkan hasil-hasil usaha yang dicapai dalam suatu periode waktu tertentu. Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan, pelaporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang mengkomunikasikan keadaan keuangan dari hasil operasi perusahaan dalam periode tertentu kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Oleh Karena itu dibutuhkan suatu bahasa yang sama agar apa yang dimaksudkan dalam suatu laporan dapat dipahami dalam pengertian yang sama oleh pihak-pihak tersebut sehingga dalam pelaksanaannya tidak terjadi kesalahpahaman ( Wasis, 2007 : 12).


(26)

8

PSAK No.1 (IAI, 2009 : 1.2) mendefinisikan laporan keuangan sebagai

berikut “laporan keuangan merupakan sarana untuk memberikan informasi tentang

posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang dikomunikasikan dengan

pihak luar perusahaan”.

Adapun komponen laporan keuangan adalah sebagai berikut :

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan.

Laporan keuangan yang telah disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari perusahaan dan kegiatan-kegiatan perusahaan tersebut kepada para pihak-pihak yang berkepentingan. Manajemen perusahaan memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi agar laporan keuangan memenuhi ketentuan dalam PSAK. Jika belum diatur dalam PSAK, maka manajemen harus menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan keuangan menyajikan informasi, PSAK No.1 (IAI, 2009 : 1.3) :

1. Relevan terhadap kebutuhan para pengguna laporan untuk pengambilan

keputusan

2. Dapat diandalkan, dengan pengertian :

i. Mencerminkan kejujuran penyajian hasil dan posisi keuangan perusahaan

ii. Mengambarkan substansi ekonomi dari suatu kejadian atau transaksi dan

tidak semata-mata bentuk hukumnya

iii. Netral, yaitu bebas dari keberpihakan

iv. Mencerminkan kehati-hatian

v. Mencakup semua hal yang material

Dalam PSAK No. 1 (IAI, 2009:1.1) “Tujuan laporan keuangan untuk tujuan

umum adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan, laporan keuangan untuk tujuan umum termasuk


(27)

juga laporan keuangan yang disajikan terpisah atau yang disajikan dokumen publik

lainnya seperti laporan tahunan atau prospektus”.

2.2 Audit

2.2.1 Definisi Audit

Audit adalah sebagai suatu proses yang sistematis dalam memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang berhubungan dengan pernyataan-pernyataan tentang tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi untuk menentukan tingkat hubungan antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya dengan pihak-pihak yang berkepentingan (Mulyadi, 2002 : 9).

Perlunya Laporan Keuangan di Audit, karena :

1) Adanya perbedaan kepentingan antara pemakai laporan keuangan dengan

manajemen sebagai pihak yang bertanggungjawab terhadap penyusunan laporan keuangan tersebut.

2) Laporan keuangan memegang peranan penting dalam proses pengambilan

keputusan oleh para pemakai laporan keuangan.

3) Kerumitan data.

4) Keterbatasan akses pemakai laporan terhadap catatan-catatan akuntansi.

2.2.2 Tujuan Audit

Tujuan umum audit terhadap laporan keuangan adalah untuk memberikan pernyataan pendapat apakah laporan keuangan yang diperiksa tidak menyajikan secara wajar , dalam segala hal yang bersifat materiil, sesuai dengan prinsip akuntansi yang lazim. (IAI, 2001 : SA 508)

Lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan auditor

1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)

Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan,


(28)

10

hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified

opinion with explanatory language)

Pendapat ini diberikan jika keadaan tertentu yang mengharuskan auditor menambahkan paragraph penjelasan (atau bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang dinyatakan oleh auditor

3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion)

Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk hal-hal yang berhubungan dengan dikecualikan.

4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)

Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia

5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion)

Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan.

2.2.3 Standar Audit

Standar Audit yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI, 2001: SA 150) adalah sebagai berikut :

a. Standar Umum

1. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian


(29)

2. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor

3. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama

b. Standar Pekerjaan Lapangan

1. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten

harus disupervisi dengan smestinya

2. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk

merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan

3. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,

pengamatan, permintaan keterangan, dan konfirmasi sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.

c. Standar Pelaporan

1. Laporan auditor harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun

sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.

2. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada,

ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan laoran keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.

3. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang

memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan auditor.

4. Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai

laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan.


(30)

12

2.3 Audit Delay

Perusahaan yang terdaftar di bursa harus mengikuti peraturan otoritas pasar modal jika ingin tetap memiliki akses pada pendanaan yang ada di pasar modal. Salah satu peraturan yang ditetapkan oleh pengawas pasar modal adalah kualitas laporan keuangan dan ketepatan waktu penyerahannya. Laporan keuangan emiten pasar modal harus diaudit oleh auditor independen dan diserahkan pada saat yang diharuskan.

Dalam pelaksanaan audit perlu adanya perencanaan audit yang salah satunya

penyusunan anggaran waktu (time budget) yang secara sederhana menetapkan

pedoman mengenai jumlah waktu dari masing-masing bagian audit. Anggaran waktu apabila digunakan secara tepat dapat memiliki sejumlah manfaat. Anggaran tersebut dapat memberikan metode yang efisien untuk menjadual staf, memberikan pedoman tentang berbagi bidang audit memberikan insentif kepada staf audit untuk bekerja secara efisien, dan bertindak sebagai alat untuk menentukan honor audit. Akan tetapi anggaran waktu apabila tidak digunakan tepat dapat merugikan, anggaran waktu merupakan suatu pedoman tetapi tidak absolut. Jika auditor menyimpang dari program audit apabila terjadi perubahan kondisi, auditor mungkin juga terpaksa menyimpang dari anggaran waktu. Auditor tekadang merasa mendapat tekanan untuk memenuhi anggaran waktu guna menunjukkan efisiensinya sebagai auditor dan membantu mengevaluasi kinerjanya. Akan tetapi begitu saja mengikuti anggaran juga tidak tepat. Tujuan utama dari audit adalah menyatakan pendapat sesuai dengan standar auditing yang diterima umum, bukan untuk memenuhi anggaran waktu ( Wasis, 2007 : 17).

Perusahaan publik memiliki masalah laten dalam penyajian laporan keuangan auditan yang akan diserahkan pada BAPEPAM dan bursa efek. Masalah tersebut

adalah audit delay atau penundaan audit. Sebagian besar penelitian sebelumnya

mendefinisikan audit delay sebagai rentang waktu antara tanggal penutupan tahun

buku dan tanggal laporan audit. Persoalan audit delay pada hakikatnya bukan sekedar


(31)

meskipun atribut auditor juga sangat mempengaruhi lamanya audit delay seperti ukuran kantor akuntan publik (KAP) dan jangka waktu pengalaman KAP. Atribut

auditee juga berpengaruh secara signifikan terhadap audit delay seperti ukuran perusahaan (diproksikan dengan total aset), jenis perusahaan, kinerja keuangan (laba/rugi), dan klasifikasi industri.

2.4 Bentuk Kepemilikan Kantor Akuntan Publik

Arens dan Loebbecke (1996) dalam Berliana (2009 : 38) membagi bentuk kepemilikan kantor akuntan publik ke dalam empat kategori, terdiri dari :

1. Kantor Akuntan Publik Internasional

Sebelum tahun 1989 terdapat delapan KAP yang lazim disebut “The Big

Eight”. Di tahun 1989, terjadi dua merger antara dua perusahaan, sehingga

menjadi “Theft Six”. Tidak ada alas an untuk merger ini, tetapi faktor utama

adalah kebutuhan bagi kantor akuntan publik untuk melayani bisnis internasional seiring dengan adanya globalisasi. Pada tahun 2001, terdapat KAP yang bertaraf internasional yang menduduki lima besar dunia, yang

lazim disebut The Big Five. The Big Five ini adalah KAP Arthur Anderson

(di Indonesia berafiliasi dengan KAP Prasetio Utomo & Co.), KAP Delloit Thouch Tomatsu (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Hans Tuanakotta Mustofa), KAP Ernst and Young (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Hanadi, Sarwoko, dan Sandjaja), KAP Price Waterhouse Coopers (di Indonesia berafiliasi dengan Drs. Hadi Susanto dan Rekan), dan KAP Klynveld Peat Marwick Goerdeler/ KPMG (di Indonesia berafiliasi dengan KAP Sidharta dan Harsono). Namun sekitar tahun 2002, KAP Athur Andersen mengalami kasus dan membubarkan diri. Di Indonesia, partner KAP yang berafiliasi dengan KAP Arthur Andersen kemudian bergabung dengan KAP yang berafiliasi dengan KAP Ernst and Young, sehingga berganti nama menjadi KAP Prasetio, Sarwoko dan Sandjaja


(32)

14

2. Kantor Akuntan Publik Nasional

Beberapa KAP lainnya di Amerika Serikat yang dianggap sebagai kantor akuntan publik berukuran nasional karena memiliki cabang-cabang di seluruh kota besar Amerika Serikat. Mereka memiliki hubungan dengan KAP diluar negeri sehingga memiliki juga potensi internasional. Pada masa belakangan ini semakin banyak kantor akuntan publik jenis ini yang juga diwakili di Indonesia.

3. Kantor Akuntan Publik Lokal dan Regional

Sebagai kantor akuntan publik di Indeonesia merupakan kantor akuntan publik local atau regional, dan terutama di pulau Jawa. Banyak diantaranya yang berafiliasi dengan organisasi kantor akuntan publik internasional dalam kelompok 30 besar untuk bertukar pandangan dan pengalaman mengenai hal-hal seperti teknik informasi dan pendidikan lanjutan.

4. Kantor Akuntan Publik Lokal Kecil

Sebagian besar kantor akuntan publik di Indonesia mempunyai kurang dari 25 orang tenaga professional pada satu KAP. Mereka memberikan jasa audit dan pelayanan yang berhubungan dengan badan-badan usaha kecil dan organisasi nirlaba, meskipun ada diantaranya yang melayani satu dua perusahaan yang go publik

2.5 Penelitian Terdahulu

Beberapa peneliti mengenai audit delay,yaitu :

1. Ashton et al. (1987). Faktor yang digunakan adalah ukuran, jenis perusahaan,

laporan bulanan/tahunan, laba/rugi dan opini auditor. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada laporan audit adalah 62,5 hari dengan variabel-variabel yang signifikan adalah jenis perusahaan dan opini auditor.

2. Na’im (1999). Faktor yang digunakan adalah ukuran, profitabilitas, rasio utang, ROA dan ROE. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal


(33)

penutupan buku dan tanggal pada laporan audit adalah 60,29 hari dengan variabel-variabel yang signifikan hanya ROE.

3. Owusu-Ansah (2000). Faktor yang diteliti adalah ukuran perusahaan, profitabilitas,

extra ordinary item, umur dan laporan bulanan/tahunan. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada laporan audit adalah 72,5 hari dengan variabel-variabel yang signifikan adalah ukuran, profitabilitas dan umur.

4. Ahmad dan Kamarudin (2003). Faktor yang digunakan adalah jenis perusahaan,

laba/rugi, opini auditor, ukuran KAP dan rasio utang. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada laporan audit adalah 40,49 hari dengan variabel-variabel yang signifikan adalah laba/rugi, opini auditor dan rasio utang.

5. Utami (2006). Faktor yang digunakan adalah ukuran perusahaan, jenis industri,

lama emiten menjadi klien KAP, opini auditor, laba/rugi, rasio utang dan reputasi auditor. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada laporan audit adalah 84,16 hari dengan variabel-variabel yang signifikan adalah laba/rugi, opini auditor.

6. Deart (2007). Faktor yang digunakan adalah ukuran perusahaan, laba/rugi,

profitabilitas, opini audit, ukuran KAP. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada laporan audit adalah 71,62 hari dengan variabel-variabel signifikan adalah ukuran, laba/rugi, profitabilitas.

7. Wasis (2007). Faktor yang digunakan adalah ukuran, jenis perusahaan dan

laba/rugi. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada laporan audit adalah 91,81 hari dengan variabel-variabel yang signifikan adalah jenis industri dan laba/rugi

8. Berliana (2009). Faktor yang dugunakan adalah opini auditor, ukuran, KAP, jenis

perusahaan, profitabilitas, rasio utang dan umur perusahaan. Hasilnya adalah bahwa rata-rata interval waktu antara tanggal penutupan buku dan tanggal pada


(34)

16

laporan audit adalah 70,51 hari dengan variabel-variabel yang signifikan adalah opini, ukuran dan KAP.

2.6 Kerangka Konseptual Penelitian

Gambar 1 : Kerangka Konseptual Penelitian SIZE

LOSS

OPINI

Jenis Perusahaan

KAP

Rasio Utang

Tingkat Profitabilitas

Umur Perusahaan


(35)

2.7 Hipotesis Penelitian

2.7.1 Ukuran Perusahaan

Perusahaan berskala besar cenderung untuk tepat waktu dalam penyampaian laporan keuangan, karena perusahaan tersebut dimonitor secara ketat oleh investor, pegawai, kreditur dan pemerintah sehingga perusahaan berskala besar cenderung menghadapi tekanan lebih tinggi untuk mengumumkan laporan audit yang lebih awal (Utami, 2006:23).

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (Owusu-Ansah,2000 ; Berliana,2009). Hasil kontradiksi ditemukan dimana ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan (Na’im,1999 ;

Ashton,1987 ; Deart,2007 ; Utami,2006 ; Wasis,2007)

H1 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap audit delay

2.7.2 Laba / Rugi

Sinyal kinerja keuangan yang dikandung laporan laba/rugi mempengaruhi

audit delay. Klien yang mengalami kerugian pada tahun berjalan akan menunda pengumuman informasi tersebut. Ahmad dan Kamarudin (2003 : 8) menyatakan bahwa keberadaan rugi normalnya membuat auditor mengevaluasi bukti secara lebih ketat untuk meyakinkan tidak adanya salah saji yang material.

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa laba/rugi berpengaruh

terhadap audit delay (Ahmad dan Kamarudin,2001 ; Deart,2007 ; Utami,2006 ;

Wasis,2007). Hasil kontradiksi bahwa laba/rugi tidak berpengaruh terhadap audit

delay (Ashton,1987)


(36)

18

2.7.3 Opini Auditor

Opini audit atas kewajaran penyajian laporan keuangan mempengaruhi audit

delay. Carslaw & Kaplan (1991) dalam Berliana (2009 : 29) menyatakan bahwa jika

perusahaan menerima opini yang tidak standar (selain unqualified) maka proses audit

akan menjadi lambat. Lebih jauh, opini audit yang tidak standar adalah tanda dari akan adanya konflik antara auditor dan klien.

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa opini audit berpengaruh

terhadap audit delay (Ahmad dan Kamarudin,2001 ; Ashton,1987 ; Utami,2006 ;

Berliana,2009). Hasil penelitian kontradiksi bahwa opini audit tidak berpengaruh

terhadap audit delay (Deart,2007)

H3 : Opini audit berpengaruh terhadap audit delay

2.7.4 Jenis Perusahaan

Utami (2006 : 23) menyatakan perusahaan sektor finansial mempunyai audit delay lebih pendek daripada perusahaan industri lain, hal ini disebabkan karena perushaan finansial tidak mempunyai saldo persediaan yang cukup signifikan sehingga audit yang diperlukan tidak memerlukan waktu yang cukup lama. Selain itu aktiva yang dimiliki mempunyai nilai moneter sehingga mudah dalam pengukurannya dibandingkan dengan aktiva yang berbentuk fisik, seperti persediaan, aktiva tetap dan aktiva berwujud

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa jenis perusahaan

berpengaruh terhadap audit delay (Ashton,1987 ; Wasis,2007). Hasil penelitian

kontradiksi bahwa jenis perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay (Ahmad

dan Kamarudin,2001 ; Utami,2006 ; Berliana,2009)


(37)

2.7.5 Ukuran KAP

Selain atribut perusahaan, audit delay juga dipengaruhi atribut-atribut kantor

akuntan publik. Ukuran KAP akan mempengaruhi audit delay karena firma KAP

internasional, lantaran ukurannya yang besar, mampu mengaudit secara lebih efisien dan memiliki fleksibilitas dalam melakukan penjadwalan untuk menyelesaikan audit secara tepat waktu, Deart (2007 :31).

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa ukuran KAP berpengaruh

terhadap audit delay (Berliana,2009). Hasil penelitian kontradiksi bahwa ukuran KAP

tidak berpengaruh terhadap audit delay (Ahmad dan Kamarudin,2001 ; Deart,2007 ;

Utami,2006)

H5 : Ukuran auditor berpengaruh terhadap audit delay

2.7.6 Rasio Utang

Penelitian Ahmad dan Kamarudin (2003 : 10) menjadikan proporsi utang sebagai variabel audit delay. Proporsi utang yaitu perbandingan utang dengan total aset perusahaan menunjukkan tingkat kesehatan finansial suatu perusahaan. Rasio utang terhadap aset yang terlalu tinggi menunjukkan resiko bisnis yang terlalu tinggi dan auditor akan menaruh perhatian yang lebih terhadap opini yang akan dikeluarkan. Dalam penelitian ini proporsi utang diperoleh dengan membagi total utang dengan total aset perusahaan.

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa rasio utang berpengaruh

terhadap audit delay (Ahmad dan Kamarudin,2001). Hasil penelitian kontradiksi

bahwa rasio utang tidak berpengaruh terhadap audit delay(Na’im,1999 ; Utami,2006

; Berliana,2009).


(38)

20

2.7.7 Tingkat Profitabilitas Perusahaan

Tingkat profitabilitas perusahaan sangat berpengaruh terhadap penilaian investor terhadap suatu perusahaan. Dapat dinilai perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi memiliki kinerja yang baik dalam operasional usaha maupun keuangannya memungkinkan auditor menjalankan kegiatan auditnya tanpa ada hambatan yang baerarti sehingga dapat berpengaruh terhadap tingkat audit delay laporan yang dihasilkan (Berliana, 2009:31).

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa profitabilitas berpengaruh

terhadap audit delay (Owusu-Ansah,2000 ; Deart,2007). Hasil penelitian kontradiksi

bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap audit delay (Na’im,1999 ;

Berliana,2009)

H7 : Tingkat profitabilitas perusahaan berpengaruh terhadap audit delay

2.7.8 Umur Perusahaan

Owusu-Ansah (2000 : 14) menjadikan umur perusahaan sebagai salah satu variabel yang diteliti yang berpengaruh dalam audit delay. Perusahaan yang berdiri lebih lama diharapkan telah memiliki sistem operasional, keuangan dan akuntansi yang lebih baik sehingga tidak ada kendala berarti pada saat proses audit sehingga membantu proses berjalan lebih singkat dan audit delay lebih pendek. Umur perusahaan dihitung berdasarkan tahun berdiri perusahaan yang diaudit (tanggal akta notaris pendirian).

Beberapa hasil penelitian mengungkapkan bahwa umur perusahaan

berpengaruh terhadap audit delay (Owusu-Ansah,2000). Hasil penelitian kontradiksi

bahwa umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap audit delay (Berliana,2009)


(39)

21

sekunder yang digunakan adalah laporan keuangan dan laporan audit masing-masing emiten yang memuat pendapat akuntan publik yang dipublikasikan. Data yang digunakan adalah emiten manufaktur dan finansial di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 s/d 2009.

Data-data tersebut dapat diperoleh di Indonesia Stock Exchange (IDX),

www.idx.co.id dan Bursa Efek Indonesia

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah emiten manufaktur dan finansial di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 s/d 2009 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) sebanyak 145 emiten (Lampiran 1). Metode

penyampelan yang diterapkan adalah metode purposive sampling. Alasan

penggunaan metode purposive (judgment) sampling didasari pertimbangan penentuan

sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan didasarkan pula pada pertimbangan tertentu dari keseluruhan sampel yang ada, sehingga relevan dengan tujuan penelitian. Jumlah emiten yang terpilih sebanyak 57 emiten, terdiri dari 26 emiten finansial dan 31 emiten manufaktur. Berhubung periode pengamatan dari tahun 2007-2009 maka jumlah laporan tahunan yang menjadi data penelitian yaitu 57 x 3 tahun = 171 laporan keuangan (Lampiran 2). Emiten sampel diseleksi dengan kriteria sebagai berikut:

a. Mempublikasikan laporan keuangan auditan dari periode 2007, 2008, dan

2009.

b. Emiten tidak delisting dari data BEI pada tahun 2007, 2008, dan 2009.

c. Emiten tercatat dalam BEI dalam papan pencatatan (list board) utama.


(40)

22

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara melihat, mencatat, dan menganalisa data sekunder yang diterbitkan oleh BEI serta bersumber pada literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah yang menjadi obyek penelitian. Penelitian ini

menggunakan pendekatan scientific method (kuantitatif). Statistik merupakan alat

analisis utama yang digunakan dalam penelitian ini. Data empiris diolah secara statistik untuk menguji hipotesis penelitian yang diajukan.

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukurannya

1. Variabel Dependen (Y)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah audit delay yaitu jangka

waktu antara tanggal penutupan tahun buku sampai dengan tanggal opini pada laporan auditor independen (Berliana, 2009 : 51). Variabel ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari.

2. Variabel Independen (X)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini adalah:

a. Ukuran Perusahaan (X1), ukuran perusahaan dinyatakan dalam total aset

yang dimiliki emiten dalam jumlah rupiah (Berliana, 2009). Variabel ini skala pengukurannya menggunakan skala rasio

b. Loss (X2), diartikan sebagai perusahaan yang melaporkan laba/rugi pada

tahun berjalan (Utami, 2006). Digunakan variabel dummy, perusahaan yang

mengalami laba diberi kode 0 sedangkan rugi diberi kode 1. Variabel ini pengukurannya menggunakan skala nominal.

c. Jenis Pendapat Akuntan Publik (X3), ada dua jenis pendapat akuntan

publik yaitu qualified opinion dan unqualified opinion (Deart, 2007).


(41)

kode 0 dan pendapat unqualified opinion diberi kode 1. Variabel ini skala pengukurannya menggunakan skala nominal.

d. Jenis Industri Perusahaan (X4), variabel jenis industri perusahaan terbagi

menjadi dua kelompok yaitu jenis industri finansial dan jenis industri

manufaktur (Berliana, 2009). Digunakan variabel dummy, untuk

perusahaan yang masuk kategori finansial diberi kode 0, sebaliknya jika perusahaan masuk kategori manufaktur diberi kode 1. Variabel ini skala pengukurannya menggunakan skala nominal.

e. Ukuran Auditor-Kantor Akuntan Publik/ KAP (X5), KAP diklasifikasikan

menjadi dua yaitu KAP The Big Four dan lainnya (Deart, 2007).

Digunakan variabel dummy, untuk emiten KAP The Big Four diberi kode

0, sedangkan lainnya diberi kode 1. Variabel ini skala pengukurannya menggunakan skala nominal.

f. Rasio Utang (X6), Proporsi atau ratio utang (DEBT) dihitung dengan

membagi total utang perusahaan pada tahun tertentu dengan total aset perusahaan pada tahun yang sama dalam jumlah prosentase (Utami , 2006). Variabel ini skala pengukurannya menggunakan skala rasio.

g. Tingkat Profitabilitas (X7), kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan pada tingkat penjualan tertentu. Dihitung dengan

membandingkan laba/rugi dengan total utang dan mengalikan dengan rasio utang dalam jumlah prosentase (Berliana, 2009). Variabel ini skala pengukurannya menggunakan skala rasio.

h. Umur Perusahaan (X8), Umur perusahaan dihitung berdasarkan tahun

berdiri perusahaan yang diaudit (tanggal akta notaris pendirian), dalam bentuk tahun (Berliana, 2009). Variabel ini skala pengukurannya menggunakan skala rasio.


(42)

24

3.5 Metode Analisis Data

Metode analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam suatu penelitian ilmiah karena proses analisis data merupakan jawaban atas permasalahan yang dikemukakan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian.

3.5.1 Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik dari variabel independen. Statistik deskriptif memberikan gambaran mengenai suatu data yang terlihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan sweknes atau kemencengan distribusi (Ghozali, 2005 : 19). Statistik deskriptif dalam penelitian ini berupa ukuran tendensi sentral (mean, minimum, maximum) dan standar deviasi dari variabel yang diujikan dalam penelitian ini, yaitu Ukuran Perusahaan (X1), Laba/Rugi (X2), Opini Auditor

(X3), Jenis Industri (X4), Ukuran KAP (X5), Rasio Utang (X6), Profitabilitas (X7) dan

Umur (X8)

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Model regresi yang baik adalah model regresi yang memenuhi asumsi dasar

sehingga diperoleh model regresi yang BLUE (Best Linier Unbiased Estimated),

(Wasis, 2007 : 48).

Dalam pengujian ini peneliti menggunakan analisis regresi linier berganda, untuk memperoleh nilai pemerkira yang tidak bias dan efisien maka dalam pelaksanaan data harus memenuhi asumsi klasik. Asumsi klasik yang dimaksud :

1) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang sahih (valid) adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Ghozali, 2005:110)


(43)

Pengujian ini dibantu dengan menggunakan software SPSS for windows ver 16,00, normalitas dapat dideteksi dengan alat analisis grafik

berupa Probability Plot of Standardized Residual dengan melihat nilai

signifikan residualnya. Jika nilai signifikan berada diatas nilai signifikan 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi normalitas.

2) Uji Multikolinieritas

Pengujian ini bertujuan untuk meneliti apakah pada model regresi ditentukan adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang sahih (valid) adalah model regresi yang bebas dari multikolinearitas. Multikolinearitas terjadi ketika variabel independen yang ada dalam metode berkorelasi satu sama lain, ketika korelasi antar variabel independen sangat tinggi maka sulit untuk memisahkan pengaruh masingmasing variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam melakukan pengujian terhadap multikolinearitas dapat

dideteksi dengan menggunakan Variance Inflation Factor (VIF), jika nilai

VIF > 10 maka terjadi multikolinieritas dan sebaliknya apabila VIF < 10 maka tidak terjadi multikolinearitas (Ghozali, 2001:91)

3) Uji Autokorelasi

Autokorelasi berarti terdapat korelasi di antara kesalahan pengganggu pada data pengamatan yang diurutkan berdasarkan waktu, sehingga munculnya suatu data dipengaruhi oleh data sebelumnya. Untuk mengetahui adanya autokorelasi bias dilihat dengan nilai Durbin-Watson (D-W) dengan kriteria ,Santoso (2000) dalam Wasis (2007:49) :

a. Angka D-W di bawah -2, berarti ada autokorelasi positif,

b. Angka D-W di antara -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi ,

c. Angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif


(44)

26

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastitas (Ghozali, 2005 : 105).

Dalam penelitian ini pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat Grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel dependen (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.


(45)

3.5.3 Analisis Regresi Linier Berganda

1) Regresi Linier Berganda

Analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan

menggunakan software SPSS for windows ver 16,00 dengan formulasi sebagai

berikut:

Y = a + b1X1 + b2DX2 + b3DX3 + b4DX4 + b5DX5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + e

Dimana :

Y = lamanya hari penyelesaian audit (audit delay) a = bilangan konstanta

b = koefisien regresi

X1 = SIZE X6 = Rasio Utang

X2 = LOSS X7 = Tingkat Profitabilitas

X3 = OPINI X8 = Umur Perusahaan

X4 = Jenis Perusahaan e = Standart error

X5 = KAP D = Variabel Dummy

2) Koefisien Determinasi Berganda (R2)

Koefisien determinasi pada intinya adalah untuk mengukur besarnya pengaruh varibel independen (X) terhadap variabel dependen (Y) (Ghozali, 2005:45). Nilai

koefisien determinasi adalah diantara nol dan satu. Semakin besar nilai R2 (R square),

maka semakin kuat kemampuan model regresi yang diperoleh untuk menerangkan

kondisi yang sebenarnya. Sebaliknya semakin kecil nilai R2 (R square) berarti

kemampuan-kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.


(46)

28

3.5.4 Uji Hipotesis

Uji t

Uji t dilakukan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang nyata secara individu antara variabel dependen dengan satu variabel independen yang dimaksud. Untuk menentukan menerima atau menolak Ho ditetapkan, jika thitung > ttabel pada

suatu derajat bebas tertentu, maka Ho ditolak dan menerima Ha. Ini berarti variabel independen secara individu berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Tetapi jika thitung < ttabel pada suatu derajat bebas tertentu maka Ho diterima dan Ha

ditolak yang artinya variabel independen secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(47)

3.6 Kerangka Pemecahan Masalah

Urutan pemecahan masalah dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2. Kerangka Pemecahan Masalah Start

Pengumpulan data sekunder :

 Laporan keuangan tahunan (annual report) emiten untuk

tahun buku 2007 s/d 2009 yang telah diaudit. Data yang dibutuhkan adalah total aset, laba/rugi usaha, total kewajiban, nama KAP, tanggal dan opini yang diberikan

Variabel Dependen Audit Delay (Y) Variabel Independen

X1,X2,X3,X4,X5,X6,X7,X8

Uji Asumsi Klasik

Analisis Regresi Linier Berganda

Uji Hipotesis

Kesimpulan


(48)

30

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri yang diterbitkan pemerintah, publik maupun swasta. Perkembangan perusahaan yang go publik dipasar modal semakin tahun semakin bertambah yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok berdasarkan industri dan bidang usahanya.

Populasi dalam penelitian ini adalah emiten manufaktur dan finansial di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 s/d 2009 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) sebanyak 145 emiten (Lampiran 1). Metode

penyampelan yang diterapkan adalah metode purposive sampling. Alasan

penggunaan metode purposive (judgment) sampling didasari pertimbangan penentuan

sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian dan didasarkan pula pada pertimbangan tertentu dari keseluruhan sampel yang ada, sehingga relevan dengan tujuan penelitian. Jumlah emiten yang terpilih sebanyak 57 emiten, terdiri dari 26 emiten finansial dan 31 emiten manufaktur. Berhubung periode pengamatan dari tahun 2007-2009 maka jumlah laporan tahunan yang menjadi data penelitian yaitu 57 x 3 tahun = 171 laporan keuangan (Lampiran 2). Emiten sampel diseleksi dengan kriteria sebagai berikut:

a. Mempublikasikan laporan keuangan auditan dari periode 2007, 2008, dan

2009.

b. Emiten tidak delisting dari data BEI pada tahun 2007, 2008, dan 2009.

c. Emiten tercatat dalam BEI dalam papan pencatatan (list board) utama.


(49)

Proses seleksi sampel berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan dan ditampilkan dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria

Sumber : Lampiran 2

4.2 Analisis Data

4.2.1 Statistik Deskriptif

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 57 x 3 tahun = 171 laporan keuangan emiten. Statistik deskriptif variabel penelitian tampak pada tabel 4.2. Berdasarkan tabel 4.2, hasil menunjukkan bahwa rata-rata Audit Delay yang terjadi

pada periode penelitian adalah 70,2 hari. Rata-rata Audit Delay ini lebih pendek dari

penelitian Owusu-Ansah (2000) yaitu 72.5 hari ; Utami (2006) yaitu 84,16 hari ; Deart (2007) yaitu 71,62 hari ; Wasis (2007) yaitu 91,81 hari ; Berliana (2009) yaitu 70,51 hari dan lebih panjang dari penelitian Ashton et al. (1987) yaitu 62,5 hari ;

Na’im (1999) yaitu 60,29 hari ; Ahmad dan Kamarudin (2003) yaitu 40,49 hari.

Keterangan Jumlah Emiten

Populasi emiten manufaktur dan finansial di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2007 s/d 2009 yang diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

145

Emiten yang tidak memenuhi ketiga kriteria (88)


(50)

32

Tabel 4.2 Statistik Deskripsi tahun 2007-2009

Sumber : Data sekunder yang diolah

Dari hasil statistik deskriptif diatas, maka dapat diketahui :

1. Ukuran Perusahaan (X1)

Data minimum sebesar 80262.00 , maximum sebesar 4.3E+08 , mean sebesar 3.7E+07 , Std. Deviation sebesar 85279124.40

2. Laba/Rugi (X2)

Data minimum sebesar .00 , maximum sebesar 1.00 , mean sebesar .0760 , Std. Deviation sebesar .26581

3. Opini Auditor (X3)

Data minimum sebesar .00 , maximum sebesar 1.00 , mean sebesar .2749 , Std. Deviation sebesar .44775

4. Jenis Industri (X4)

Data minimum sebesar .00 , maximum sebesar 1.00 , mean sebesar .5263 , Std. Deviation sebesar .50077

5. Ukuran KAP (X5)

Data minimum sebesar .00 , maximum sebesar 1.00 , mean sebesar .4678 , Std. Deviation sebesar .50043

Descriptive Statistics

171 80262.00 4.3E+08 3.7E+07 85279124.40

171 .00 1.00 .0760 .26581

171 .00 1.00 .2749 .44775

171 .00 1.00 .5263 .50077

171 .00 1.00 .4678 .50043

171 .02 .95 .5672 .27330

171 -.09 .41 .0595 .07831

171 9.00 114.00 37.1813 19.20376

171 20.00 110.00 70.2047 17.84209

171 X1

X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 Y

Valid N (listwise)


(51)

6. Rasio Utang (X6)

Data minimum sebesar .02 , maximum sebesar .95 , mean sebesar .5672 , Std. Deviation sebesar .27330

7. Profitabilitas (X7)

Data minimum sebesar -.09 , maximum sebesar .41 , mean sebesar .0595 , Std. Deviation sebesar .07831

8. Umur (X8)

Data minimum sebesar 9.00 , maximum sebesar 114.00 , mean sebesar 37.1813 , Std. Deviation sebesar 19.20376

9. Audit Delay (Y)

Data minimum sebesar 20.00 , maximum sebesar 110.00 , mean sebesar 70.2047 , Std. Deviation sebesar 17.84209

4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik 1) Uji Normalitas

Uji asumsi regresi linear berganda normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen ( variabel independen ) dan variabel dependen ( variabel dependen ) atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati data normal.

Untuk menganalisis suatu model regresi yang bebas normalitas yaitu dengan melihat penyebaran data ( titik ) pada sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusan :

Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas


(52)

34

Dari hasil analisa SPSS diperoleh bentuk sebaran data sebagai berikut :

Gambar 3. Grafik PP Plot

Dari hasil di atas terlihat data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

2) Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas adalah uji ekonometrik yang digunakan untuk menguji apakah terjadi hubungan linier antara variabel-variabel independen yang digunakan dalam model. Sehingga sulit untuk memisahkan variabel-variabel tersebut secara individu terhadap variabel dependen. Multikolinearitas tidak akan terjadi jika hasil perhitungan VIF (Varian Inflation Factor) tidak lebih besar dari 10. Hasil analisis terhadap multikolinearitas disajikan sebagai berikut :

Dependent Variable: Y

Observed Cum Prob

1.00 .75

.50 .25

0.00 1.00

.75

.50

.25


(53)

Hasil Analisis Multikolinearitas :

Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas

Sumber : Data sekunder yang diolah

Var Nilai VIF Syarat Ketarangan

X1 1,344 < 10 Tidak terjadi multikolinearitas

X2 1,225 <10 Tidak terjadi multikolinearitas

X3 1,352 < 10 Tidak terjadi multikolinearitas

X4 1,244 <10 Tidak terjadi multikolinearitas

X5 1,219 < 10 Tidak terjadi multikolinearitas

X6 1,359 < 10 Tidak terjadi multikolinearitas

X7 1,257 <10 Tidak terjadi multikolinearitas

X8 1,144 < 10 Tidak terjadi multikolinearitas

Sumber : Data sekunder yang diolah

Berdasarkan Tabel diatas, diketahui bahwa nilai VIF (Varian Inflation Factor)

dari semua variabel semua variabel adalah bernilai < 10, sedangkan syarat terjadinya

multikolinearitas adalah memiliki nilai VIF (Varian Inflation Factor) > 10. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa, dalam penelitian ini tidak terjadi adanya multikolinearitas.

Coefficients s a 50.557 7 3.342 2 15.129 9 .000 0 3.202E-08 08 .000 0 .153 3 -.219 .827 7 .014 4 .192 2 .132 2 .744 4 1.344 4 -3.101 3.101 3.943 3 -.046 .046 -1.02 1.02 .309 9 .113 3 -.062 .062 -.042 .042 .816 6 1.225 5 10.114 4 2.459 9 .254 4 4.133 3 .000 0 .490 0 .307 7 .218 8 .739 9 1.352 2 12.807 7 2.109 9 .359 9 3.049 9 .003 3 .386 6 .431 1 .322 2 .804 4 1.244 4 12.655 5 2.089 9 .355 5 3.646 6 .000 0 .528 8 .430 0 .321 1 .820 0 1.219 9 10.401 1 4.040 0 .159 9 1.602 2 .011 1 .208 8 .198 8 .137 7 .736 6 1.359 9 38.843 3 13.555 5 .170 0 -.424 .672 2 .236 6 .220 0 .152 2 .796 6 1.257 7 -.133 .133 .053 3 -.143 .143 -.678 .499 9 -.160 .160 -.195 .195 -.134 .134 .874 4 1.144 4 (Constant) ) X1 1 X2 2 X3 3 X4 4 X5 5 X6 6 X7 7 X8 8 Model l 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.


(1)

RINCIAN DATA EMITEN BEI ( Dalam Jutaan Rupiah)

No Nama Emiten Tahun Ukuran KAP Rasio Utang Profitabilitas (X7) mur Emiten (Tahun)

Nama KAP X5 Utang X6 Thn Berdiri Umur (X8)

46 PT Bank Windu Kentjana International Tbk 2007 Mulyamin Sensi Suryanto 1 1,186,893 0.85 0.008 04-02-74 33

47 2008 Mulyamin Sensi Suryanto 1 1,832,675 0.87 0.002 04-02-74 34

48 2009 Mulyamin Sensi Suryanto 1 2,497,482 0.89 0.006 04-02-74 35

49 PT Bank Mega Tbk 2007 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 31,968,591 0.92 0.015 15/4/1969 38

50 2008 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 31,990,507 0.92 0.014 15/4/1969 39

51 2009 Siddharta Siddharta & Widjaja 0 36,281,380 0.91 0.014 15/4/1969 40

52 PT Bank OCBC NISP Tbk 2007 Haryanto Sahari & Rekan 0 25,600,443 0.88 0.009 04-04-41 66

53 2008 Haryanto Sahari & Rekan 0 30,615,168 0.89 0.009 04-04-41 67

54 2009 Haryanto Sahari & Rekan 0 32,915,296 0.89 0.012 04-04-41 68

55 PT Panin Sekuritas Tbk 2007 Tanubrata Sutanto Sibarani 1 1,011,812 0.78 0.067 14/9/1989 18

56 2008 Tanubrata Sutanto Sibarani 1 628,942 0.67 0.039 14/9/1989 19

57 2009 Tanubrata Sutanto Sibarani 1 594,009 0.58 0.145 14/9/1989 20

58 PT Bank Pan Indonesia Tbk 2007 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 45,150,760 0.84 0.016 17/8/1971 36

59 2008 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 55,664,960 0.86 0.011 17/8/1971 37

60 2009 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 66,210,409 0.85 0.012 17/8/1971 38

61 PT Reliance Securities Tbk 2007 Wirawan, Drs., & Rekan 1 369,876 0.67 0.077 22/5/1985 22

62 2008 Wirawan, Drs., & Rekan 1 193,921 0.59 0.032 22/5/1985 23

63 2009 Wirawan, Drs., & Rekan 1 369,477 0.65 0.081 22/5/1985 24

64 PT Panin Insurance Tbk 2007 Trisno, Hendang, Adams & Rekan 1 2,590,794 0.35 0.046 24/10/1973 34

65 2008 Trisno, Hendang, Adams & Rekan 1 1,849,340 0.27 0.046 24/10/1973 35

66 2009 Trisno, Hendang, Adams & Rekan 1 2,540,800 0.31 0.049 24/10/1973 36

67 PT Panin Financial Tbk 2007 Eddy Kaslim, Drs. 1 2,351,156 0.36 0.068 24/10/1974 33

68 2008 Eddy Kaslim, Drs. 1 1,592,391 0.27 0.062 24/10/1974 34

69 2009 Eddy Kaslim, Drs. 1 2,282,666 0.32 0.066 24/10/1974 35

70 PT Sinar Mas Multiartha Tbk 2007 Mulyamin Sensi Suryanto 1 11,664,888 0.83 0.038 21/10/1982 25

71 2008 Mulyamin Sensi Suryanto 1 12,770,141 0.82 0.017 21/10/1982 26

72 2009 Mulyamin Sensi Suryanto 1 16,102,816 0.82 0.036 21/10/1982 27

73 PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 2007 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 4,460,564 0.93 (0.050) 23/3/1982 25

74 2008 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 3,157,251 0.92 0.006 23/3/1982 26

75 2009 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 2,236,433 0.87 0.024 23/3/1982 27

76 PT Trimegah Securities Tbk 2007 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 1,234,850 0.74 0.057 05-09-90 17

77 2008 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 586,320 0.61 0.032 05-09-90 18

78 2009 Aryanto, Amir, Jusuf & Mawar 1 576,314 0.61 0.023 05-09-90 19

79 PT Sepatu Bata Tbk 2007 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 124,381 0.37 0.104 15/10/1931 76

80 2008 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 128,782 0.32 0.392 15/10/1931 77

81 2009 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 115,335 0.28 0.127 15/10/1931 78

82 PT Astra International Tbk 2007 Haryanto Sahari & Rekan 0 31,511,736 0.50 0.103 20/2/1957 50

83 2008 Haryanto Sahari & Rekan 0 40,163,000 0.50 0.114 20/2/1957 51

84 2009 Haryanto Sahari & Rekan 0 40,006,000 0.45 0.113 20/2/1957 52

85 PT Astra Otoparts Tbk 2007 Haryanto Sahari & Rekan 0 1,094,734 0.32 0.132 20/9/1991 16

86 2008 Haryanto Sahari & Rekan 0 1,190,886 0.30 0.142 20/9/1991 17

87 2009 Haryanto Sahari & Rekan 0 1,262,292 0.27 0.165 20/9/1991 18

88 PT Ever Shine Textile Industry Tbk 2007 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 269,621 0.50 (0.028) 12-11-73 34

89 2008 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 281,170 0.53 (0.042) 12-11-73 35


(2)

RINCIAN DATA EMITEN BEI ( Dalam Jutaan Rupiah)

No Nama Emiten Tahun Ukuran KAP Rasio Utang Profitabilitas (X7) mur Emiten (Tahun)

Nama KAP X5 Utang X6 Thn Berdiri Umur (X8)

91 PT Goodyear Indonesia Tbk 2007 Haryanto Sahari & Rekan 0 280,137 0.48 0.073 26/1/1917 90

92 2008 Haryanto Sahari & Rekan 0 725,601 0.71 0.001 26/1/1917 91

93 2009 Haryanto Sahari & Rekan 0 712,276 0.63 0.107 26/1/1917 92

94 PT APAC Citra Centertex Tbk 2007 Mulyamin Sensi Suryanto 1 1,895,641 0.81 (0.022) 02-10-87 20

95 2008 Mulyamin Sensi Suryanto 1 2,070,737 0.95 (0.067) 02-10-87 21

96 2009 Mulyamin Sensi Suryanto 1 1,720,950 0.95 0.007 02-10-87 22

97 PT Prima Alloy Steel Universal Tbk 2007 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 1 413,393 0.76 0.005 20/2/1984 23

98 2008 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 1 440,568 0.79 (0.027) 20/2/1984 24

99 2009 Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry 1 342,177 0.81 (0.086) 20/2/1984 25

100 PT Panasia Indosyntex Tbk 2007 Yanuar Mulyana, Drs. 1 582,099 0.47 0.001 04-06-73 34

101 2008 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 1 706,415 0.56 (0.091) 04-06-73 35

102 2009 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 1 542,303 0.50 0.001 04-06-73 36

103 PT Sat Nusapersada Tbk 2007 Johan, Malonda, Astika & Rekan 1 277,160 0.35 0.030 06-01-90 17

104 2008 Johan, Malonda, Astika & Rekan 1 448,998 0.47 (0.005) 06-01-90 18

105 2009 Johan, Malonda, Astika & Rekan 1 432,503 0.48 (0.040) 06-01-90 19

106 PT Indorama Synthetics Tbk 2007 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 3,636,004 0.62 0.004 04-03-74 33

107 2008 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 4,005,523 0.60 0.012 04-03-74 34

108 2009 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 2,733,478 0.53 0.021 04-03-74 35

109 PT Supreme Cable Manufacturing Corporation Tbk 2007 Wirawan, Drs., & Rekan 1 938,248 0.73 0.042 10-09-70 37

110 2008 Wirawan, Drs., & Rekan 1 766,904 0.68 0.010 10-09-70 38

111 2009 Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang 1 663,803 0.64 0.018 10-09-70 39

112 PT Selamat Sempurna Tbk 2007 Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 1 316,557 0.38 0.097 19/1/1976 31

113 2008 Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 1 342,209 0.37 0.098 19/1/1976 32

114 2009 Tjahjadi, Pradhono & Teramihardja 1 398,256 0.42 0.141 19/1/1976 33

115 PT Voksel Electric Tbk 2007 Hendrawinata, Gani & Rekan 1 496,171 0.62 0.067 19/4/1971 36

116 2008 Hendrawinata, Gani & Rekan 1 849,783 0.73 0.004 19/4/1971 37

117 2009 Hendrawinata, Gani & Rekan 1 862,195 0.70 0.043 19/4/1971 38

118 PT Cahaya Kalbar Tbk 2007 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 394,642 0.64 0.040 12-09-80 27

119 2008 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 357,737 0.59 0.046 12-09-80 28

120 2009 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 266,860 0.47 0.087 12-09-80 29

121 PT Gajah Tunggal Tbk 2007 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 6,068,879 0.72 0.011 24/8/1951 56

122 2008 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 7,064,134 0.81 (0.072) 24/8/1951 57

123 2009 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 6,206,486 0.70 0.102 24/8/1951 58

124 PT Aqua Golden Mississippi Tbk 2007 Haryanto Sahari & Rekan 0 377,577 0.42 0.074 23/2/1973 34

125 2008 Haryanto Sahari & Rekan 0 412,466 0.41 0.082 23/2/1973 35

126 2009 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 1 480,891 0.42 0.084 23/2/1973 36

127 PT Delta Djakarta Tbk 2007 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 131,545 0.22 0.080 15/6/1970 37

128 2008 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 174,316 0.25 0.120 15/6/1970 38


(3)

RINCIAN DATA EMITEN BEI ( Dalam Jutaan Rupiah)

No Nama Emiten Tahun Ukuran KAP Rasio Utang Profitabilitas (X7) mur Emiten (Tahun)

Nama KAP X5 Utang X6 Thn Berdiri Umur (X8)

136 PT Indofarma Tbk 2007 HLB. Hadori & Rekan 1 717,874 0.71 0.011 01-02-96 11

137 2008 Husni, Mucharam & Rasidi 1 669,216 0.69 0.005 01-02-96 12

138 2009 Husni, Mucharam & Rasidi 1 429,313 0.59 0.003 01-02-96 13

139 PT Indofood Sukses Makmur Tbk 2007 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 18,679,042 0.63 0.033 14/8/1990 17

140 2008 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 26,435,324 0.67 0.026 14/8/1990 18

141 2009 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 24,886,781 0.62 0.051 14/8/1990 19

142 PT Kimia Farma (Persero) Tbk 2007 Rama Wendra 1 478,712 0.35 0.038 23/1/1969 38

143 2008 Rama Wendra 1 497,905 0.34 0.038 23/1/1969 39

144 2009 Rama Wendra 1 567,310 0.36 0.040 23/1/1969 40

145 PT Kedaung Indah Can Tbk 2007 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan 1 17,424 0.22 0.196 01-11-74 33

146 2008 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan 1 20,322 0.24 0.035 01-11-74 34

147 2009 Paul Hadiwinata, Hidajat, Arsono & Rekan 1 23,596 0.28 (0.062) 01-11-74 35

148 PT Mustika Ratu Tbk 2007 Kosasih & Nurdiyaman 1 36,426 0.12 0.035 14/3/1978 29

149 2008 Kosasih & Nurdiyaman 1 51,146 0.14 0.063 14/3/1978 30

150 2009 Kosasih & Nurdiyaman 1 49,211 0.13 0.057 14/3/1978 31

151 PT Kalbe Farma Tbk 2007 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 1,121,539 0.22 0.137 09-10-66 41

152 2008 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 1,359,297 0.24 0.124 09-10-66 42

153 2009 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 1,691,775 0.26 0.143 09-10-66 43

154 PT Mayora Indah Tbk 2007 Mulyamin Sensi Suryanto 1 785,784 0.42 0.075 17/2/1977 30

155 2008 Mulyamin Sensi Suryanto 1 1,646,934 0.56 0.067 17/2/1977 31

156 2009 Mulyamin Sensi Suryanto 1 1,623,443 0.50 0.115 17/2/1977 32

157 PT Bentoel International Investama Tbk 2007 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 2,317,641 0.60 0.063 19/1/1979 28

158 2008 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 2,725,331 0.61 0.054 19/1/1979 29

159 2009 Osman Bing Satrio dan Rekan 0 2,547,293 0.59 0.006 19/1/1979 30

160 PT Ultra Jaya Milk Industry Tbk 2007 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 1 530,492 0.39 0.022 11-02-71 36

161 2008 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 1 603,996 0.35 0.174 11-02-71 37

162 2009 Koesbandijah, Beddy Samsi & Setiasih 1 538,164 0.31 0.035 11-02-71 38

163 PT Tempo Scan Pacific Tbk 2007 Purwantono, Sarwoko & Sandjaja 0 558,369 0.20 0.100 20/5/1970 37

164 2008 Tanubrata Sutanto & Rekan 1 655,932 0.22 0.108 20/5/1970 38

165 2009 Tanubrata Sutanto & Rekan 1 819,647 0.25 0.110 20/5/1970 39

166 PT Mandom Indonesia Tbk 2007 Osman Bing Satrio dan Rekan 1 51,557 0.07 0.153 11-05-69 38

167 2008 Osman Bing Satrio dan Rekan 1 94,624 0.10 0.126 11-05-69 39

168 2009 Osman Bing Satrio dan Rekan 1 113,823 0.11 0.125 11-05-69 40

169 PT Unilever Indonesia Tbk 2007 Haryanto Sahari & Rekan 0 2,639,287 0.49 0.368 12-05-33 74

170 2008 Haryanto Sahari & Rekan 0 3,397,915 0.52 0.370 12-05-33 75

171 2009 Tanudiredja, Wibisana & Rekan 1 3,776,415 0.50 0.407 12-05-33 76


(4)

Descriptive Statistics

171

80262.00

4.3E+08

3.7E+07

85279124.40

171

.00

1.00

.0760

.26581

171

.00

1.00

.2749

.44775

171

.00

1.00

.5263

.50077

171

.00

1.00

.4678

.50043

171

.02

.95

.5672

.27330

171

-.09

.41

.0595

.07831

171

9.00

114.00

37.1813

19.20376

171

20.00

110.00

70.2047

17.84209

171

X1

X2

X3

X4

X5

X6

X7

X8

Y

Valid N (listwise)

N

Minimum

Maxim um

Mean

St d. Dev iation

Correlati ons

1.000 .014 .113 .490 .386 .528 .208 .236 -.160

.014 1.000 -.101 .041 -.353 -.114 .342 -.054 .224

.113 -.101 1.000 .268 .140 .173 .132 -.246 -.113

.490 .041 .268 1.000 .138 .342 .299 .090 -.059

.386 -.353 .140 .138 1.000 .138 -.196 .177 -.024

.528 -.114 .173 .342 .138 1.000 .110 .099 -.194

.208 .342 .132 .299 -.196 .110 1.000 -.211 .039

.236 -.054 -.246 .090 .177 .099 -.211 1.000 .176

-.160 .224 -.113 -.059 -.024 -.194 .039 .176 1.000

. .427 .070 .000 .000 .000 .003 .001 .018

.427 . .094 .296 .000 .068 .000 .242 .002

.070 .094 . .000 .034 .012 .043 .001 .070

.000 .296 .000 . .036 .000 .000 .121 .224

.000 .000 .034 .036 . .036 .005 .010 .377

.000 .068 .012 .000 .036 . .076 .098 .006

.003 .000 .043 .000 .005 .076 . .003 .308

.001 .242 .001 .121 .010 .098 .003 . .011

.018 .002 .070 .224 .377 .006 .308 .011 .

171 171 171 171 171 171 171 171 171

171 171 171 171 171 171 171 171 171

171 171 171 171 171 171 171 171 171

171 171 171 171 171 171 171 171 171

171 171 171 171 171 171 171 171 171

171 171 171 171 171 171 171 171 171

171 171 171 171 171 171 171 171 171

171 171 171 171 171 171 171 171 171

171 171 171 171 171 171 171 171 171

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

Variabl es Entered/Removed

b

X8, X4, X3,

X7, X5, X2,

X1, X6

a

.

Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Remov ed

Method

All requested v ariables entered.

a.

Dependent Variable: Y

b.


(5)

Lampiran 4

Dependent Variable: Y

Observed Cum Prob

1.00 .75

.50 .25

0.00 1.00

.75

.50

.25

0.00

Model Summaryb

.737a .544 .521 12.34576 .544 24.133 8 162 .000 1.009

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

R Square

Change F Change df 1 df 2 Sig. F Change Change Statistics

Durbin-W atson Predictors: (Constant), X8, X4, X3, X7, X5, X2, X1, X6

a.

Dependent Variable: Y b.

ANOVA

b

29426.155

8

3678.269

24.133

.000

a

24691.681

162

152.418

54117.836

170

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares

df

Mean Square

F

Sig.

Predictors: (Const ant), X8, X4, X3, X7, X5, X2, X1, X6

a.

Dependent Variable: Y

b.


(6)

Collinearity Diagnosticsa

4.941 1.000 .00 .00 .00 .01 .01 .01 .00 .01 .01

1.171 2.054 .00 .14 .31 .03 .01 .01 .00 .03 .01

.978 2.248 .00 .28 .12 .01 .05 .00 .01 .11 .00

.607 2.854 .01 .01 .12 .46 .05 .07 .00 .03 .03

.436 3.365 .00 .04 .27 .04 .00 .33 .02 .43 .00

.380 3.606 .00 .03 .18 .32 .13 .38 .01 .22 .01

.286 4.154 .01 .48 .00 .02 .65 .05 .04 .01 .07

.144 5.856 .01 .00 .00 .06 .01 .10 .37 .13 .64

5.604E-02 9.390 .96 .02 .00 .05 .09 .04 .54 .03 .24

Dimension 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Model 1 Eigenv alue Condition

Index (Constant) X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8

Variance Proportions

Dependent Variable: Y a.

Scatterplot

Dependent Variable: Y

Regr ession Studentized Residual

3 2 1 0 -1 -2 -3 3 2 1 0 -1 -2 Coefficients s a 50.557 7 3.342 2 15.129 9 .000 0 3.202E-08 08 .000 0 .153 3 -.219 .827 7 .014 4 .192 2 .132 2 .744 4 1.344 4 -3.101 3.101 3.943 3 -.046 .046 -1.20 1.20 .309 9 .113 3 -.062 .062 -.042 .042 .816 6 1.225 5 10.114 4 2.459 9 .254 4 4.133 3 .000 0 .490 0 .307 7 .218 8 .739 9 1.352 2 12.807 7 2.109 9 .359 9 3.049 9 .003 3 .386 6 .431 1 .322 2 .804 4 1.244 4 12.655 5 2.089 9 .355 5 3.646 6 .000 0 .528 8 .430 0 .321 1 .820 0 1.219 9 10.401 1 4.040 0 .159 9 1.602 2 .011 1 .208 8 .198 8 .137 7 .736 6 1.359 9 38.843 3 13.555 5 .170 0 -.424 .672 2 .236 6 .220 0 .152 2 .796 6 1.257 7 -.133 .133 .053 3 -.143 .143 -.678 .499 9 -.160 .160 -.195 .195 -.134 .134 .874 4 1.144 4 (Constant) ) X1 1 X2 2 X3 3 X4 4 X5 5 X6 6 X7 7 X8 8 Model l 1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part Correlations

Tolerance VIF Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.