Respons Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar Terhadap Pemberian Berbagai Kombinasi Dosis Pupuk Organik dan Anorganik.

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR
(Ipomoea batatas L.) TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI
KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

MEILISYA DWI ARGA
070301042

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

Universitas Sumatera Utara

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR
(Ipomoea batatas L.) TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI
KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

SKRIPSI

Oleh:

MEILISYA DWI ARGA
070301042

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

Universitas Sumatera Utara

RESPONS PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI UBI JALAR
(Ipomoea batatas L.) TERHADAP PEMBERIAN BERBAGAI
KOMBINASI DOSIS PUPUK ORGANIK DAN ANORGANIK

SKRIPSI

Oleh:
MEILISYA DWI ARGA
070301042/AGRONOMI


Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2011

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi : Respons pertumbuhan dan produksi ubi jalar (Ipomoea batatas L.)
terhadap pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan
anorganik
Nama
: Meilisya Dwi Arga
NIM
: 070301042
Departemen : Budidaya Pertanian
Program Studi : Agronomi


Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Hapsoh, MS
Ketua

Ir. Irsal, MP
Anggota

Mengetahui,

Ir. T. Sabrina, MAgr. Sc. Ph.D
Ketua Departemen Agroekoteknologi

Tanggal lulus:

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

MEILISYA DWI ARGA: Respons Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar
Terhadap Pemberian Berbagai Kombinasi Dosis Pupuk Organik dan Anorganik,
dibimbing oleh HAPSOH dan IRSAL.
Penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia) dalam jangka panjang
menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan
pencemaran lingkungan. Untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah
diperlukan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi ubi jalar
(Ipomea batatas L.) terhadap pemberian berbagai dosis pupuk organik dan
anorganik. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Advokat Raya Dusun I Desa
Marendal Kec. Patumbak Kab. Deli Serdang (+ 25 m dpl), pada bulan FebruariMei 2011 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yaitu
Pupuk Organik 100% (kascing); Pupuk Organik 75% + Pupuk Anorganik 25%;
Pupuk Organik 50% + Pupuk Anorganik 50%; Pupuk Organik 25% + Pupuk
Anorganik 75%; Pupuk Anorganik 100% dan Pupuk Organik 100%
(kascing + 5% Rock Phospat dari kascing). Parameter yang diamati adalah
panjang tanaman, jumlah cabang, diameter batang, jumlah umbi, bobot segar per
sampel dan bobot segar per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
berbagai dosis pupuk organik dan anorganik berpengaruh nyata terhadap panjang
tanaman 4, 6 dan 8 MST, jumlah cabang 4,6, dan 8 MST, bobot segar per sampel,
bobot segar per plot dan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang dan

jumlah umbi.

Kata kunci :Pupuk organik, Pupuk anorganik, kascing, ubi jalar

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
MEILISYA DWI ARGA: The Response of Growth and Production of Sweet
Potatoes as a Result of Provision Various Dose Combination Organic and
Inorganic Fertilizers, guided by HAPSOH and IRSAL.
The usage of inorganic fertilizers (chemical fertilizers) in the long run
lead to decreased soil organic matter content, soil structure is damaged, and
environmental pollution. To maintain and enhance soil productivity necessary
combination of inorganic fertilizers with organic fertilizers precisely. This study
aims to determine the growth and production of sweet potato (Ipomea batatas L.)
as a result of various doses of organic and inorganic fertilizers. The research was
conducted at Jalan Raya Advocates Hamlet I Marendal Village Kec. Patumbak
Kab. Deli Serdang (+ 25 m asl), in February-May 2011 using Random Design
Group (RDG) non-factorial is Organic Fertilizer 100% (kascing); Organic
fertilizer 75% + Inorganic fertilizers 25%; Organic Fertilisers 50% + Inorganic

Fertilizer 50%; Organic fertilizer 25% + Inorganic fertilizers 75%; Inorganic
Fertilizer 100% and 100% Organic Fertilizer (kascing + 5% Rock phosphate
from kascing). The parameters observed were plant length, number of branches,
stem diameter, number of tubers, fresh weight per sample and the fresh weight per
plot. The results showed that administration of various doses of organic and
inorganic fertilizer significantly influence the length of plants 4, 6 and 8 MST, the
number of branches 4,6, and 8 MST, fresh weight per sample, fresh weight per
plot and no real effect on stem diameter and number of tubers.

Key words: organic fertilizers, inorganic fertilizers, kascing, sweet potato

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 5 Mei 1989 dari ayah Ali Hasan
Husin dan ibu Nurhayati. Penulis merupakan putri kedua dari tiga bersaudara.
Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 2 Medan dan pada tahun yang
sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih program studi Agronomi,
Departemen Budidaya Pertanian.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota HIMADITA
(Himpunan Mahasiswa Budidaya Pertanian), sebagai anggota BKM Al-Mukhlisin
dan sebagai asisten praktikum di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan.
Penulis melaksanakan praktek kerja lapangan (PKL) di Bakrie Sumatera
Plantation Tbk. Kisaran Kabupaten Asahan dari bulan Juni sampai Juli 2010.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Respons Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar Terhadap
Pemberian Berbagai Kombinasi Dosis Pupuk Organik dan Anorganik”.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih
sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis (Ali Hasan Husin, SH. dan
Nurhayati Yusuf) yang telah membesarkan, memelihara dan mendidik penulis
selama ini serta kakak dan adikku tersayang (Nur Shadrina dan Ilham Sara Toga)
atas motivasi dan dukungannya. Penulis menyampaikan ucapan terima kasih
kepada Prof. Dr. Ir. Hapsoh, MS. dan Ir. Irsal, MP. selaku ketua dan anggota
komisi pembimbing yang telah membimbing dan memberikan berbagai masukan

berharga kepada penulis dari mulai menetapkan judul, melakukan penelitian,
sampai pada ujian akhir.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf
pengajar dan pegawai di Progran Studi Agronomi Departemen Budidaya
Pertanian dan sahabat-sahabatku (Andi, Fazaria, Roza, Rizki Aulia, Mila, Novi,
Nurul, Dedi Irawan, Anto, Fadli, Nana, Icha Ari, Wulan, Lili, dan Fiqoh), serta
semua rekan mahasiswa stambuk 2007 yang tak dapat disebutkan satu per satu di
sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat.

 
 

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
PENDAHULUAN
Latar Belakang .........................................................................................................1
Tujuan penelitian......................................................................................................3
Hipotesa Penelitian ..................................................................................................3
Kegunaan Penelitian ................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman .......................................................................................................5
Syarat Tumbuh .........................................................................................................7
Iklim ..................................................................................................................7
Tanah.................................................................................................................7
Pupuk Organik .........................................................................................................8
Pupuk Anorganik ...................................................................................................11
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................13
Bahan dan Alat .......................................................................................................13
Metode Penelitian ..................................................................................................13
PELAKSANAAN PENELITIAN

Persiapan Lahan .....................................................................................................17
Penaburan Kompos ................................................................................................17
Persiapan Bahan Tanam .........................................................................................17
Penanaman .............................................................................................................17
Aplikasi Pupuk Anorganik .....................................................................................18
Pemeliharaan ..........................................................................................................18
Penyiraman......................................................................................................18
Penyulaman .....................................................................................................18
Penyiangan ......................................................................................................18
Pembumbunan.................................................................................................18
Pembalikan Batang.................................................................................................18
Pengendalian Hama dan Penyakit ..........................................................................19
Panen ......................................................................................................................19
Pengamatan Parameter ...........................................................................................19
Panjang Tanaman ............................................................................................19
Jumlah Cabang ................................................................................................19

Universitas Sumatera Utara

Diameter Batang .............................................................................................19

Jumlah Umbi per Sampel ................................................................................19
Bobot Umbi Segar per Sampel........................................................................20
Bobot Umbi Segar per Plot .............................................................................20
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil .......................................................................................................................21
Pembahasan ............................................................................................................27
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ............................................................................................................31
Saran.......................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................32
LAMPIRAN ...........................................................................................................34

 
 

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Hal.
Rataan panjang tanaman ubi jalar (cm) umur 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan
14 MST pada pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik
dan anorganik………………………………………………………..

21

Rataan jumlah cabang ubi jalar (buah) umur 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan
14 MST pada pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik
dan anorganik………………………………………………………..

23

Rataan diameter batang ubi jalar (cm) pada pemberian berbagai
kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik……………………...

24

Rataan jumlah umbi per sampel ubi jalar (buah) pada pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik……………

25

Rataan bobot umbi segar per sampel ubi jalar (g) pada pemberian
berbagai dosis pupuk organik dan anorganik………………………..

26

Rataan bobot umbi segar per plot ubi jalar (g) pada pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik……………

28

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

Hal.
Histogram rataan panjang tanaman ubi jalar (cm) umur 14 MST
pada pemberian berbagai dosis pupuk organik dan anorganik……...

22

Histogram rataan jumlah cabang ubi jalar (buah) umur 14 MST
pada pemberian berbagai dosis pupuk organik dan anorganik……...

23

Histogram rataan diameter batang ubi jalar (cm) pada pemberian
berbagai dosis pupuk organik dan anorganik …………………….....

24

Histogram rataan jumlah umbi per sampel ubi jalar (buah) pada
pemberian berbagai dosis pupuk organik dan anorganik …………...

25

Histogram rataan bobot segar per sampel ubi jalar (g) pada
pemberian berbagai dosis pupuk organik dan anorganik…………....

26

Histogram rataan bobot segar per plot ubi jalar (g) pada pemberian
berbagai dosis pupuk organik dan anorganik ……………………….

27

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
No.
Hal.
1. Bagan penelitian…………………………………………………….. 34
2.

Deskripsi ubi jalar varietas MSU 03028-10………………………....

35

3.

Perhitungan dosis pupuk………………………………………….....

36

4.

Analisis tanah……………………………………………………......

38

5.

Analisis kascing……………………………………………………..

39

6.

Data pengamatan panjang tanaman (cm) umur 2 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

40

Sidik ragam panjang tanaman umur 2 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

40

Data pengamatan panjang tanaman (cm) umur 4 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

40

Sidik ragam panjang tanaman umur 4 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

41

Data pengamatan panjang tanaman (cm) umur 6 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

41

Sidik ragam panjang tanaman umur 6 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

41

Data pengamatan panjang tanaman (cm) umur 8 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

42

Sidik ragam panjang tanaman umur 8 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

42

Data pengamatan panjang tanaman (cm) umur 10 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

42

Sidik ragam panjang tanaman umur 10 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

43

Data pengamatan panjang tanaman (cm) umur 12 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

43

Sidik ragam panjang tanaman umur 12 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

43

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

Universitas Sumatera Utara

18.

19.

20.

21.

22.

23.

24.

25.

26.

27.

28.

29.

30.

31.

32.

33.

Data pengamatan panjang tanaman (cm) umur 14 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

44

Sidik ragam panjang tanaman umur 14 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

44

Data pengamatan jumlah cabang (buah) umur 2 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

44

Sidik ragam jumlah cabang umur 2 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

45

Data pengamatan jumlah cabang (buah) umur 4 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

45

Sidik ragam jumlah cabang umur 4 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

45

Data pengamatan jumlah cabang (buah) umur 6 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

46

Sidik ragam jumlah cabang umur 6 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

46

Data pengamatan jumlah cabang (buah) umur 8 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

46

Sidik ragam jumlah cabang umur 8 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

47

Data pengamatan jumlah cabang (buah) umur 10 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

47

Sidik ragam jumlah cabang umur 10 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

47

Data pengamatan jumlah cabang (buah) umur 12 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

48

Sidik ragam jumlah cabang umur 12 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

48

Data pengamatan jumlah cabang (buah) umur 14 MST terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

48

Sidik ragam jumlah cabang umur 14 MST terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…...............

49

Universitas Sumatera Utara

34.

35.

36.

37.

38.

39.

40.

41.

42.

Data pengamatan diameter batang (cm) terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…………...

49

Sidik ragam diameter batang terhadap pemberian berbagai
kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…………..................

49

Data pengamatan jumlah umbi per sampel (buah) terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

50

Sidik ragam jumlah umbi per sampel terhadap pemberian berbagai
kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik……………………...

50

Data pengamatan bobot umbi segar per sampel (g) terhadap
pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik..

50

Sidik ragam bobot umbi segar per sampel terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik…………...

51

Data pengamatan bobot umbi segar per plot (g) terhadap pemberian
berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik……………

51

Sidik ragam bobot umbi segar per plot terhadap pemberian berbagai
kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik………….................

51

Rangkuman data panjang tanaman (cm), jumlah cabang (buah),
diameter batang (cm), jumlah umbi per sampel (buah), bobot umbi
segar per sampel (g), bobot umbi segar per sampel (g)……………..

52

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
MEILISYA DWI ARGA: Respons Pertumbuhan dan Produksi Ubi Jalar
Terhadap Pemberian Berbagai Kombinasi Dosis Pupuk Organik dan Anorganik,
dibimbing oleh HAPSOH dan IRSAL.
Penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia) dalam jangka panjang
menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan
pencemaran lingkungan. Untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah
diperlukan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang tepat.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi ubi jalar
(Ipomea batatas L.) terhadap pemberian berbagai dosis pupuk organik dan
anorganik. Penelitian ini dilaksanakan di Jalan Advokat Raya Dusun I Desa
Marendal Kec. Patumbak Kab. Deli Serdang (+ 25 m dpl), pada bulan FebruariMei 2011 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yaitu
Pupuk Organik 100% (kascing); Pupuk Organik 75% + Pupuk Anorganik 25%;
Pupuk Organik 50% + Pupuk Anorganik 50%; Pupuk Organik 25% + Pupuk
Anorganik 75%; Pupuk Anorganik 100% dan Pupuk Organik 100%
(kascing + 5% Rock Phospat dari kascing). Parameter yang diamati adalah
panjang tanaman, jumlah cabang, diameter batang, jumlah umbi, bobot segar per
sampel dan bobot segar per plot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian
berbagai dosis pupuk organik dan anorganik berpengaruh nyata terhadap panjang
tanaman 4, 6 dan 8 MST, jumlah cabang 4,6, dan 8 MST, bobot segar per sampel,
bobot segar per plot dan berpengaruh tidak nyata terhadap diameter batang dan
jumlah umbi.

Kata kunci :Pupuk organik, Pupuk anorganik, kascing, ubi jalar

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
MEILISYA DWI ARGA: The Response of Growth and Production of Sweet
Potatoes as a Result of Provision Various Dose Combination Organic and
Inorganic Fertilizers, guided by HAPSOH and IRSAL.
The usage of inorganic fertilizers (chemical fertilizers) in the long run
lead to decreased soil organic matter content, soil structure is damaged, and
environmental pollution. To maintain and enhance soil productivity necessary
combination of inorganic fertilizers with organic fertilizers precisely. This study
aims to determine the growth and production of sweet potato (Ipomea batatas L.)
as a result of various doses of organic and inorganic fertilizers. The research was
conducted at Jalan Raya Advocates Hamlet I Marendal Village Kec. Patumbak
Kab. Deli Serdang (+ 25 m asl), in February-May 2011 using Random Design
Group (RDG) non-factorial is Organic Fertilizer 100% (kascing); Organic
fertilizer 75% + Inorganic fertilizers 25%; Organic Fertilisers 50% + Inorganic
Fertilizer 50%; Organic fertilizer 25% + Inorganic fertilizers 75%; Inorganic
Fertilizer 100% and 100% Organic Fertilizer (kascing + 5% Rock phosphate
from kascing). The parameters observed were plant length, number of branches,
stem diameter, number of tubers, fresh weight per sample and the fresh weight per
plot. The results showed that administration of various doses of organic and
inorganic fertilizer significantly influence the length of plants 4, 6 and 8 MST, the
number of branches 4,6, and 8 MST, fresh weight per sample, fresh weight per
plot and no real effect on stem diameter and number of tubers.

Key words: organic fertilizers, inorganic fertilizers, kascing, sweet potato

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di Indonesia, status ubi jalar sebagai komoditas pangan belum sebanding
dengan padi atau jagung. Penggunaan ubi jalar sebagai ‘makanan pokok’
sepanjang tahun terbatas dikonsumsi oleh penduduk di Irian Jaya dan Maluku.
Selama ini masyarakat menganggap bahwa ubi jalar merupakan bahan pangan
dalam situasi darurat. Padahal potensi ekonomi dan sosial dari tanaman ubi jalar
cukup tinggi, antar lain sebagai bahan pangan yang efisien pada masa mendatang
dan bahan baku industri. Sentral-sentral produksi tanaman ubi jalar yang paling
luas adalah propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Irian Jaya dan
Nusa Tenggara Timur (Rukmana, 1997).
Produktivitas ubi jalar di Sumatera Utara pada Tahun 2007 rata-rata
sebesar 9,662 ton/ha dan pada tahun 2008 meningkat menjadi 11,069 ton/ha
(BPS Sumut, 2009), tetapi ini masih lebih rendah dari potensi hasil yang didapat
di Jawa Barat (20 ton/ha), sedangkan ditingkat penelitian, bisa memberikan hasil
25-40 ton/ha (Pusat penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan, 1996). Hal
ini mengindikasikan masih besarnya peluang peningkatan produktivitas ubi jalar
di Sumatera Utara. Beberapa penyebab rendahnya hasil adalah belum
menyebarnya varietas unggul dan belum tepatnya teknologi budidaya seperti
pemupukan.
Kelebihan dari ubi jalar adalah dapat bertahan hidup dalam kondisi yang
kurang baik dan tidak memilih tipe tanah dan memiliki nilai ekonomi yang
penting untuk masa depan. Ubi jalar penting untuk diversifikasi makanan
penduduk. Kebutuhan kalori penduduk Indonesia adalah 1612 kal/kap/hari berasal

Universitas Sumatera Utara

dari beras 680 kal, gula 219 kal, lemak dan minyak 354 kal, sayuran dan buah
serta biji-bijian 313 kal, ditambah umbi-umbian 210 kal (Simanjuntak, 2006).
Pertanian organik tidak semata-mata pertanian bebas dari pemakaian
bahan kimia tetapi sebuah cara pandang, sikap, dan keyakinan hidup dalam
melihat kesatuan manusia dengan alam. Pertanian organik didefinisikan sebagai
sistem produksi pertanian yang holistik dan terpadu dengan cara mengoptimalkan
kesehatan dan produktivitas agroekosistem secara alami (Barus dan Syukri, 2008).
Penggunaan pupuk anorganik (pupuk kimia) dalam jangka panjang
menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan
pencemaran lingkungan. Hal ini jika terus berlanjut akan menurunkan kualitas
tanah dan kesehatan lingkungan. Untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas
tanah diperlukan kombinasi pupuk anorganik dengan pupuk organik yang tepat
(Isnaini, 2006).
Penambahan bahan organik merupakan suatu tindakan perbaikan
lingkungan tumbuh tanaman yang antara lain dapat meningkatkan produktivitas
tanah dan efisiensi penyerapan pupuk. Data Pusat Penelitian dan Pengembangan
Tanaman Pangan (1996) menyatakan bahwa salah satu limbah pertanian yang
jumlahnya cukup besar dan tersebar di Indonesia adalah limbah jerami padi yang
melebihi hasil gabah. Perbandingan antara bobot gabah yang dipanen dengan
jerami pada saat panen padi umumnya 2 : 3. Disamping itu, Tandan Kosong
Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah pertanian lain dari sub sektor
perkebunan yang jumlahnya juga cukup banyak. TKKS ini merupakan limbah dari
buah segar kelapa sawit sebesar 27 % yang rata-rata per tahun nilainya 2,7 juta ton
TKKS.

Universitas Sumatera Utara

Banyak varietas ubi jalar, sepeti ubi jalar putih, kuning dan ungu.
Komposisisi zat gizinya hampir sama namun varietas ubi jalar ungu lebih kaya
akan kandungan vitamin A yang mencapai 7.700 mg per 100 g. Ratusan kali lipat
dari kandungan vitamin A bit dan 3 kali lipat dari tomat. Setiap 100 g ubi jalar
ungu mengandung energi 123 kkal, protein 1.8 g, lemak 0.7 g, karbohidrat 27.9 g,
kalsium 30 mg, fosfor 49 mg, besi 0.7 mg, vitamin A 7.700 SI, vitamin C 22 mg
dan vitamin B1 0.09 mg. Kandungan betakaroten, vitamin E dan vitamin C
bermanfaat sebagai antioksidan pencegah kanker dan beragam penyakit
kardiovaskuler. Ubi juga kaya akan karbohidrat dan energi yang mampu
mengembalikan tenaga. Kandungan serat dan pektin di dalam ubi jalar sangat baik
untuk mencegah ganguan pencernaan seperti wasir, sembelit hingga kanker kolon.
(Sutomo, 2007).
Berdasarkan hal tersebut maka dilakukan penelitian dengan tujuan untuk:
membandingkan pertumbuhan dan hasil tanaman ubi jalar yang diberi kombinasi
pupuk organik dan anorganik dan mendapatkan kombinasi dosis pupuk organik
dan pupuk anorganik yang terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman ubi
jalar.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan
dan produksi ubi jalar terhadap pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk
organik dan anorganik.
Hipotesa Penelitian
Diduga ada perbedaan yang nyata pada pertumbuhan dan produksi ubi
jalar terhadap pemberian berbagai kombinasi dosis pupuk organik dan anorganik.

Universitas Sumatera Utara

Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna untuk mendapatkan data penyusunan skripsi sebagai
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Fakultas
Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini juga diharapkan
berguna untuk pihak-pihak yang berkepentingan di dalam budidaya ubi jalar.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman
Para ahli taksonomi menggolongkan tanaman ubi jalar sebagai berikut:
Divisio

: Spermatophyta

Sub divisio

: Angiospermae

Class

: Dicotyledoneae

Family

: Convolvulaceae

Genus

: Ipomea

Species

: Ipomea batatas L.

(Rukmana, 1997).
Tanaman

ubi

jalar

adalah

tanaman

dikotil

termasuk

keluarga

convolvulaceae yang memiliki dua tipe akar, yaitu akar penyerap hara disebut
akar sejati dan akar penyimpan energi hasil fotosintesis yang disebut umbi. Akar
serabut dapat tumbuh di kedua sisi tiap ruas pada bagian batang yang
bersinggungan dengan tanah (Sarwono, 2005).
Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di hara dalam tanah dan
akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) Akar penyerap hara berfungsi
untuk menyerap unsur-unsur hara yang ada dalam tanah, sedangkan akar lumbung
berfungsi sebagai tempat untuk menimbun sebagian makanan yang nantinya akan
terbentuk umbi. Kedalaman tanah akar tidak lebih dari 45 cm. Biasanya sekitar
15 persen dari seluruh akarnya yang terbentuk akan menebal dan membentuk akar
lumbung yang tumbuh agak dangkal. Ukuran umbi meningkat selama daun masih
aktif (Sonhaji, 2007).

Universitas Sumatera Utara

Ubi jalar berbatang lunak, berbentuk bulat, dan teras bagian tengah
bergabus, batang ubi jalar beruas-ruas dan panjang ruas antara 1-3 cm dan setiap
ruas ditumbuhi daun, akar, dan tunas atau cabang. Panjang batang utama beragam
tergantung varietasnya, yakni berkisar 2-3 meter untuk varietas ubi jalar merambat
dan 1-2 meter untuk varietas ubi jalar tidak merambat (Juanda dan Cahyono,
2000).
Daun ubi jalar berbentuk bulat, menyerupai jantung (hati) atau seperti jari
tangan, tertopang tangkai yang tegak. Tipe daun bervariasi antara rata, berlekuk
dangkal dan menjari, ujung daun runcing atau tumpul. Warna daun bervariasi dari
hijau tua sampai hijau kekuningan, warna tangkai daun dan tulang daun antara
hijau sampai ungu, sesuai warna batangnya (Sarwono, 2005).
Tanaman ubi jalar yang sudah berumur kira-kira 3 minggu setelah tanam
biasanya sudah membentuk umbi. Bentuk umbi biasanya bulat sampai lonjong
dengan permukaan rata sampai tidak rata. Kulit umbi berwarna putih, kuning,
ungu atau ungu kemerah-merahan tergantung jenisnya. Struktur kulit umbi
bervariasi antara tipis sampai dengan tebal, dan biasanya bergetah, daging umbi
berwarna putih, kuning, atau jingga sedikit ungu (Rukmana, 1997).
Buah pada tanaman ubi jalar berkotak tiga. Buah akan tumbuh setelah
terjadi penyerbukan. Satu bulan setelah terjadi penyerbukan, buah ubi jalar sudah
masak. Di dalam buah banyak berisi biji yang sangat ringan. Biji buah memiliki
kulit yang keras. Biji-biji tersebut dapat digunakan untuk perbanyakan tanaman
secara

generatif

untuk

menghasilkan

varietas

ubi

jalar

yang

baru

(Juanda dan Cahyono, 2000).

Universitas Sumatera Utara

Mahkota bunga menyatu berbentuk terompet, berdiameter 3-4 cm,
berwarna merah jambu pucat dengan leher terompet kemerahan, ungu pucat atau
ungu, menyerupai warna bunga ‘mekar pagi’. Biji terbentuk dalam kapsul,
sebanyak 1-4 biji. Biji matang berwarna hitam, bentuknya memipih, dan keras,
dan

biasanya

perkecambahan

membutuhkan

pengausan

(skarifikasi)

untuk

membantu

(Rubatzky dan Yamaguchi, 1996).

Waktu yang diperlukan mulai dari bibit ubi jalar ditanam sampai dipanen
adalah sekitar 100-150 hari tergantung jenis ubi jalar dan keadaan lingkungan
tumbuhnya (Suparman, 2007).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman ubi jalar cocok dibudidayakan di daerah yang memiliki suhu
yang tinggi pada siang maupun malam hari, umumnya intensitas cahaya tinggi
dan hari panjang yang mendukung pertumbuhan tajuk (Rubatzky dan Yamaguchi,
1996).
Daerah yang paling ideal untuk mengembangkan ubi jalar adalah daerah
bersuhu antara 21o-27oC, yang mendapat sinar matahari 11-12 jam/hari,
berkelembaban udara (RH) 50%-60%, dengan curah hujan 750 mm-1500 mm
pertahun. Pertumbuhan dan produksi optimal untuk usaha ubi jalar pada musim
kering (kemarau) (Rukmana, 1997).
Tanah
Tanaman ubi jalar tidak tahan terhadap genangan air, tanah yang becek
atau berdrainase buruk akan mengakibatkan tanaman tumbuh kerdil, daun
menguning dan umbi membusuk. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada keasaman

Universitas Sumatera Utara

tanah (pH) 4,5-7,5, tetapi yamg optimal untuk pertumbuhan umbi pada pH 5,5-7.
Sewaktu muda tanaman membutuhkan kelembaban tanah yang cukup (Sarwono,
2005).
Sifat fisik tanah yang baik mempengaruh peningkatan peredaran oksigen,
oksigen yang tersedia di dalam tanah mendukung aktivitas mikroorganisme
didalam tanah. Sifat fisika tanah yang gembur memudahkan perakaran tanaman
berkembang dengan baik sehingga pertumbuhan tanaman pun menjadi baik pula.
Tanaman ubi jalar yang tumbuh dengan baik akan menghasilkan umbi yang
banyak,

bentuknya

bagus

dan

permukaan

umbi

yang

rata

(Juanda dan Cahyono, 2000).
Ubi jalar menyukai tanah liat berpasir remah yang berdrainase baik,
dengan aerase yang memadai. Pemadatan tanah berpengaruh buruk terhadap
bentuk dan ukuran umbi (Rubatzky dan Yamaguchi, 1996).
Ubi jalar dapat ditanam ditegalan atau sawah. Penyiapan lahan ditujukan
untuk menciptakan media tumbuh yang gembur dan subur. Tanah diolah dan
dibuat guludan dengan lebar 40-60 cm dan tinggi 25-30 cm. Jarak antar guludan
80-100 cm. Pada tanah berat(berlempung) untuk membuat guludan yang gembur
perlu ditambah 10 ton bahan organik/ha (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian
(BPTP) Sulawesi Selatan, 2010).
Pupuk Organik
Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,
sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), dan
limbah industri yang menggunakan bahan pertanian. Kompos merupakan produk
pembusukan dari limbah tanaman dan hewan hasil perombakan oleh fungi,

Universitas Sumatera Utara

aktinomiset, dan cacing tanah. Pupuk hijau merupakan keseluruhan tanaman hijau
maupun hanya bagian dari tanaman seperti sisa batang dan tunggul akar setelah
bagian atas tanaman yang hijau digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai contoh
pupuk hijau ini adalah sisa–sisa tanaman kacang-kacangan (Legum), dan tanaman
paku air Azolla. Pupuk hijau memiliki kemampuan mengikat N udara dengan
bantuan bakteri penambat N menyebabkan kadar N dalam tanaman relatif tinggi
sehingga dapat kibatnya pupuk hijau dapat diberikan dekat waktu penanaman
tanpa harus mengalami proses pengomposan lebih dulu sebagaimana sisa-sisa
tanaman pada umumnya. (Maimun, 2009).
Hasil panen sebanyak 5 ton padi (gabah) akan menyerap dari dalam tanah
sebanyak 150 kg N, 20 kg P, dan 20 kg S. Hampir semua unsur K dan sepertiga
N,P dan S tinggal dalam jerami padi. Dengan demikian jerami padi merupakan
sumber hara makro yang baik. Di samping itu, 5 ton padi mengandung 2 ton
karbon, dan di tanah sawah secara tidak langsung merupakan sumber N. faktor
lain yang menguntungkan dari penggunaan jerami sebagai sumber pupuk organik
adalah

tersedia

langsung

di

lahan

usaha

tani,

yang

bervariasi

dari

2-10 ton/ha/musim, dan sekaligus mengurangi masalah limbah (Sutanto, 2002).
Secara tidak langsung jerami juga mengandung senyawa N dan C yang
berfungsi sebagai substrat metabolism mikrobia tanah, termasuk gula, pati,
selulose, hemiselulose, pectin, lignin, lemak dan protein. Senyawa tersebut
menduduki 40% (sebagai C) berat kering jerami. Pembenaman jerami ke dalam
lapisan olah tanah sawah akan mendorongatan bakteri pengikat N yang
heterotropik dan fototropik (Matsuguchi, 1979).
Secara alami hara yang dibutuhkan oleh tanaman dapat berasal dari tanah,

Universitas Sumatera Utara

bahan organik (seperti sisa tanaman yang dikembalikan ke dalam tanah), air hujan
atau air irigasi. Tetapi suplay tanah tersebut umumnya tidak cukup untuk
menghasilkan produksi yang tinggi. Karena itu, penggunaan pupuk mutlak
diperlukan untuk menambah unsur hara yang kurang didalam tanah agar
kebutuhan tanaman terpenuhi. Setiap jenis tanah memiliki dinamika hara yang
khas. Misalnya kandungan haranya berbeda-beda sehingga jumlah pupuk yang
diperlukan juga berbeda (Idaryani dan Muhammad, 2003).
Bahan/pupuk organik dapat berperan sebagai “pengikat” butiran primer
menjadi butir sekunder tanah dalam pembentukan agregat yang mantap. Keadaan
ini besar pengaruhnya pada porositas, penyimpanan dan penyediaan air, aerasi
tanah, dan suhu tanah. Bahan organik dengan C/N tinggi seperti jerami atau
sekam lebih besar pengaruhnya pada perbaikan sifat-sifat fisik tanah dibanding
dengan bahan organik yang terdekomposisi seperti kompos. Pupuk organik/bahan
organik memiliki fungsi kimia yang penting seperti: (1) penyediaan hara makro
(N, P, K, Ca, Mg, dan S) dan mikro seperti Zn, Cu, Mo, Co, B, Mn, dan Fe,
meskipun jumlahnya relatif sedikit. Penggunaan bahan organik (1) dapat
mencegah kahat unsur mikro pada tanah marginal atau tanah yang telah
diusahakan secara intensif dengan pemupukan yang kurang seimbang; (2)
meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah; dan (3) dapat membentuk
senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti Al, Fe, dan
Mn

(Suriadikarta dan Simanungkalit, 2006).
Keunggulan dari penggunaan pupuk organik dan anorganik secara

seimbang sudah lama dipahami dan telah dilaksanakan dalam praktek pertanian.
Pemupukan dengan cara ini akan memberikan keunggulan, antara lain:

Universitas Sumatera Utara

a) menambah kandungan hara yang tersedia dan siap diserap tanaman selama
periode pertumbuhan tanaman; b) menyediakan semua unsur hara dalam jumlah
yang seimbang dengan demikian akan memperbaiki persentase penyerapan hara
oleh tanaman yang ditambahkan dalam bentuk pupuk; c) mencegah kehilangan
hara karena bahan organik mempunyai kapasitas pertukaran ion yang tinggi;
d) membantu dalam mempertahankan kandungan bahan organik tanah pada aras
tertentu sehingga mempunyai pengaruh yang baik terhadap sifat fisik tanah dan
status kesuburan tanah; e) residu bahan organik akan berpengaruh baik pada
pertanaman berikutnya maupun dalam mempertahankan produktivitas tanah;
f) lebih ekonomis apabila diangkut dalam jarak yang lebih jauh karena setiap unit
volume banyak mengandung nitrogen, fosfat dan kalium serta mengandung hara
tanaman yang lebih banyak; g) membantu dalam mempertahankan keseimbangan
ekologi tanah sehingga kesehatan tanah dan kesehatan tanaman dapat lebih baik
(Sutanto, 2002).
Pupuk

organis

mempunyai

fungsi

yang

penting

yaitu

untuk

menggemburkan lapisan tanah permukaan (top soil), meningkatkan populasi jasad
renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air yang keseluruhannya dapat
meningkatkan kesuburan tanah pula. Kadar mineralnya memang rendah dan
masih memerlukan pelapukan terlebih dahulu sebelum dapat diserap oleh
tanaman. 1 hektar tanah pertanian diberi pupuk organik (kotoran ternak ayam)
sebanyak 1.000 kg, ini berarti telah terkandnung 40 kg N, 32 kg P2O5 dan 19 kg
K2O. Kadar unsur hara mana sama dengan nilai 2 kuintal ZA, ± 2/3 kuintal
Tripelfosfat dan

1/3 kuintal ZA (Sutejo, 2002).

Pupuk Anorganik

Universitas Sumatera Utara

Nitrogen adalah unsur hara makro utama yang dibutuhkan tanaman dalam
jumlah yang banyak, diserap tanaman dalam bentuk NH+4 dan NO-3. Sumber N
berasal dari pelapukan bahan organis, dan udara melalui fiksasi N oleh
mikroorganisme sumber lain dari Nitrogen di dalam tanah melalui penambahan
pupuk buatan seperti urea dan ZA (Hasibuan, 2004).
Nitrogen di dalam tanaman merupakan unsur yang sangat penting untuk
pembentukan protein, daun-daunan dan berbagai persenyawaan organik lainnya.
Nitrogen, ditinjau dari berbagai sudut, mempunyai pengaruh positif sebagai
berikut:
a. Besar pengaruhnya dalam menaikkan potensi pada pembentukan daundaunan ranting
b. Mempunyai pengaruh positif terhadap kadar protein pada rumput dan
tanaman makanan ternak lainnya.
c. Pada berbagai tanaman gandum menaikkan kadar protein pada butir
gandum untuk hal ini berarti kenaikkan nilai volume.
(Rinsema, 1993).
Kalium merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman
penghasil karbohidrat terutama tanaman ubi jalar. Sumber hara kalium dalam
bentuk pupuk antara lain yaitu pupuk KCl dan ZK; dalam bentuk sisa pembakaran
tanaman, misalnya abu jerami. Dan hasil penelitian diketahui untuk pemupukan
tanaman ubi jalar pada umumnya pupuk KCl yang digunakan sebagai sumber hara
kalium, sedangkan pemakaian abu jerami padi belum diketemukan. Abu jerami
padi merupakan pupuk organik yang secara alamiah mudah mendapatkannya
terutama sekali di daerah lahan yang ada pertanaman padinya. Dengan sedikit

Universitas Sumatera Utara

usaha membakar jerami padi yang telah kering (selesai panen) unsur hara kalium
yang diperlukan oleh tanaman ubi jalar sudah dapat disediakan. Hasil penelitian
yang dilakukan di Lab. Tanah Fakultas Pertanian Unand, ternyata abu jerami padi
mengandung unsur hara kalium dengan kadar 1,85%; di samping itu juga terdapat
unsur hara lainnya yang diperlukan tanaman seperti N dan P (Djalil, dkk, 2004).
Unsur K diserap dalam bentuk hampir pada semua proses metabolisme
tanaman, mulai dari proses penyerapan air, transpirasi, fotosintesis, respirasi,
sintesa enzim dan aktifitas enzim. Esensi unsur K adalah sebagai berikut:
1. K merupakan elemen yang higrokopis (mudah menyerap air) ini menyebabkan
air banyak diserap didalam stomata, tekanan osmotik naik, stomata membuka
sehingga gas CO2 dapat masuk untuk proses fotosintesis.
2. K berperan sebagai aktifitas untuk semua kerja enzim terutama pada sintesa
protein.
(http://www.tanindo.com, 2009).
Sebagai tanaman penghasil pati, ubi jalar membutuhkan tanah dengan BO
yang tinggi dan K dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang dibutuhkan
tanaman lain pada umumnya karena unsur K sangat berperan dalam pembesaran
umbi. Kalium sangat penting untuk produksi dan translokasi karbohidrat serta
protein. Unsur ini erat kaitannya dengan pembentukan gula, pati, selulosa dan
protein dalam tanaman, namun K tidak terdapat dalam bahan tersebut. Jumlah K
yang diserap tanaman tergantung pada jenis dan besarnya produksi tanaman.
Tanaman berumbi membutuhkan unsur K lebih banyak dibandingkan unsur lain
(Fitter dan Hay, 1991).

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Jalan Advokat Raya Dusun I Desa Marendal
Kec. Patumbak Kab. Deli Serdang dengan ketinggian + 25 meter di atas
permukaan laut. Penelitian di mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei
2011.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek pucuk ubi jalar
varietas MSU 03028-10, pupuk organik kascing (yang terdiri dari jerami padi,
tandan kosong kelapa sawit, dan rumput), pupuk anorganik Urea dan KCl, serbuk
biji mimba (SBM) (Azadirachta indica), Rock Phospat dan air.
Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, timbangan, pacak sampel,
plang penelitian, meteran, plastik, amplop coklat, kalkulator, spidol, gunting, dan
alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial
dengan 1 faktor perlakuan, yaitu:
Faktor : Kombinasi Pupuk Organik dan Anorganik dengan 6 taraf, yaitu:
P1 : Pupuk Organik 100% (kascing)
P2 : Pupuk Organik 75% + Pupuk Anorganik 25%
P3 : Pupuk Organik 50% + Pupuk Anorganik 50%
P4 : Pupuk Organik 25% + Pupuk Anorganik 75%
P5 : Pupuk Anorganik 100%
P6 : Pupuk Pembanding (Pupuk Organik 100% + 5% Rock Phospat dari

Universitas Sumatera Utara

Pupuk Organik 100%)
Sehingga diperoleh perlakuan sebagai berikut:
P1

P2

P3

P4

P5

P6

Jumlah Ulangan

: 4 ulangan

Jumlah plot

: 24 plot

Ukuran guludan

: 250 cm x 70 cm x 40 cm

Jarak antar guludan

: 30 cm

Jarak tanam

: 100 cm x 25 cm

Jumlah tanaman/guludan

: 10 tanaman

Jumlah sampel/plot

: 3 tanaman

Jumlah total tanaman sampel : 72 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 240 tanaman
Model Analisis
Dari hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model
linier sebagai berikut:
Yij = µ + ρi + τj + Eij
i=1,2,3,4
Yij

j= 1,2,3,4,5,6

= Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi perlakuan pupuk organic
dan anorganik pada taraf ke-j

µ

= Rataan atau nilai tengah

ρi

= Pengaruh blok ke-i

τj

= Pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik pada taraf ke-j

Eij

= Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pupuk organik
dan anorganik ke-j.

Universitas Sumatera Utara

Uji lanjutan yang digunakan dalam menentukan notasi bagi perlakuan
yang berpengaruh nyata terhadap parameter yang diambil adalah uji Jarak
berganda Duncan pada taraf 5%.

Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Jalan Advokat Raya Dusun I Desa Marendal
Kec. Patumbak Kab. Deli Serdang dengan ketinggian + 25 meter di atas
permukaan laut. Penelitian di mulai dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei
2011.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah stek pucuk ubi jalar
varietas MSU 03028-10, pupuk organik kascing (yang terdiri dari jerami padi,
tandan kosong kelapa sawit, dan rumput), pupuk anorganik Urea dan KCl, serbuk
biji mimba (SBM) (Azadirachta indica), Rock Phospat dan air.
Alat yang digunakan adalah cangkul, gembor, timbangan, pacak sampel,
plang penelitian, meteran, plastik, amplop coklat, kalkulator, spidol, gunting, dan
alat tulis.
Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial
dengan 1 faktor perlakuan, yaitu:
Faktor : Kombinasi Pupuk Organik dan Anorganik dengan 6 taraf, yaitu:
P1 : Pupuk Organik 100% (kascing)
P2 : Pupuk Organik 75% + Pupuk Anorganik 25%
P3 : Pupuk Organik 50% + Pupuk Anorganik 50%
P4 : Pupuk Organik 25% + Pupuk Anorganik 75%
P5 : Pupuk Anorganik 100%
P6 : Pupuk Pembanding (Pupuk Organik 100% + 5% Rock Phospat dari

Universitas Sumatera Utara

Pupuk Organik 100%)
Sehingga diperoleh perlakuan sebagai berikut:
P1

P2

P3

P4

P5

P6

Jumlah Ulangan

: 4 ulangan

Jumlah plot

: 24 plot

Ukuran guludan

: 250 cm x 70 cm x 40 cm

Jarak antar guludan

: 30 cm

Jarak tanam

: 100 cm x 25 cm

Jumlah tanaman/guludan

: 10 tanaman

Jumlah sampel/plot

: 3 tanaman

Jumlah total tanaman sampel : 72 tanaman
Jumlah tanaman seluruhnya : 240 tanaman
Model Analisis
Dari hasil penelitian dianalisis dengan sidik ragam berdasarkan model
linier sebagai berikut:
Yij = µ + ρi + τj + Eij
i=1,2,3,4
Yij

j= 1,2,3,4,5,6

= Hasil pengamatan pada blok ke-i yang diberi perlakuan pupuk organic
dan anorganik pada taraf ke-j

µ

= Rataan atau nilai tengah

ρi

= Pengaruh blok ke-i

τj

= Pengaruh pemberian pupuk organik dan anorganik pada taraf ke-j

Eij

= Pengaruh galat pada blok ke-i yang mendapat perlakuan pupuk organik
dan anorganik ke-j.

Universitas Sumatera Utara

Uji lanjutan yang digunakan dalam menentukan notasi bagi perlakuan
yang berpengaruh nyata terhadap parameter yang diambil adalah uji Jarak
berganda Duncan pada taraf 5%.

Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari rumput-rumputan liar (gulma), kemudian tanah
diolah dengan cangkul dan bajak hingga gembur sambil membenamkan rumputrumput liar. Tanah dibiarkan kering angin selama 1 minggu. Selanjutnya tanah
yang sudah gembur dibuat guludan-guludan dengan panjang 250 cm, lebar 70 cm,
tinggi 40 cm dan jarak antar guludan 100 cm sebanyak 24 plot percobaan
(Lampiran 1).
Penaburan Kompos
Seminggu sebelum tanam, kompos ditaburkan dan dicampur pada petakan
penelitian sesuai dengan perlakuan. Masa inkubasi kompos selama 1 minggu
dimaksudkan agar kandungan hara pada kompos telah tersedia pada tanah.
Persiapan Bahan Tanam
Pengambilan stek dilakukan pada pagi hari yaitu pada kandungan air
maksimum agar tidak layu saat disimpan sebelum penanaman. Panjang stek
batang adalah 20-25 cm dengan sekitar 4-6 buku.
Penanaman
Guludan yang sudah disiapkan untuk penanaman dibuat lubang sedalam
10 cm dengan jarak tanam dalam barisan 25 cm dan jarak tanam antar barisan
100 cm. Jumlah bibit satu stek per lubang. Bibit ditanam ½ bagian dari stek pucuk
yang telah disediakan kemudian tanah dipadatkan dekat dengan pangkal stek.
Penanaman dianjurkan pada sore hari atau setelah matahari condong ke barat
untuk menghindari penguapan yang berlebihan.

Universitas Sumatera Utara

Aplikasi pupuk anorganik
Aplikasi pupuk anorganik Urea dan KCl dilakukan pada saat tanaman
berumur 45 hst dengan dosis sesuai perlakuan (lampiran 3). Pupuk anorganik
diberikan pada lubang yang letaknya 7 cm dari tanaman.
Pemeliharaan
Penyiraman
Penyiraman dilakukan 2 hari sekali sampai tanaman berumur 2 bulan,
setelah lebih dari 2 bulan, dilakukan penyiraman seminggu sekali. Penyiraman
dilakukan pagi hari. Apabila hari hujan, tidak dilakukan penyiraman sampai
permukaan tanah nampak kering.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan setelah tanaman berumur 10 hari setelah tanam
(HST).
Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk membersihkan gulma yang ada di
pertanaman, dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam (BST).
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan dua kali yaitu pada umur 3 dan 9 minggu setelah
tanam (MST).
Pembalikan batang
Pembalikan batang dilakukan mulai pada umur 1 BST. Pembalikan batang
dilakukan dua minggu sekali bersamaan dengan penyiangan gulma. Pembalikan
batang atau pengangkatan batang ini bertujuan untuk menghindari pembentukan
umbi kecil-kecil pada ruas batang yang menjalar.

Universitas Sumatera Utara

Pengendalian Hama dan Penyakit
Untuk pengendalian hama dan penyakit digunakan serbuk biji mimba
(SBM) (Azadirachta indica) dengan dosis 15 g SBM/L air yang direndam selama
24 jam. Aplikasi SBM disesuaikan dengan kondisi di lahan pertanaman.