terdegradasi oleh mikroorganisme seperti Agrobacterium radiobacter di dalam tanah sehingga herbisida ini tidak sempat diserap oleh biji yang di dalam tanah
sehingga seed bank tidak terganggu. Hal ini juga dapat dikarenakan glifosat yang terbawa oleh air infiltrasi ke luar kolom tanah terdegradasi oleh mikroorganisme
yang masuk lewat udara bebas. Ini sesuai dengan pernyataan Wardoyo 2006 bahwa glifosat yang bebas di dalam larutan tanah terdegradasi oleh bakteri
Agrobacterium radiobacter di dalam larutan tanah. Glifosat yang terbawa air infiltrasi akan langsung berhubungan dengan udara bebas dan sinar matahari,
sehingga glifosat terdegradasi oleh mikroorganisme yang masuk lewat udara dan mikroorganisme yang terbawa oleh air. Demikian juga herbisida 2,4- D
merupakan herbisida yang mudah dirombak oleh mikroba di dalam tanah sehingga tidak menggangu seed bank yang ada di dalam tanah. Sesuai dengan
pernyataan http:sumarsih07.files.wordpress.commikroba-dan-lingkungan-.pdf
2008 yang menyatakan 2,4- D lebih mudah dirombak di dalam tanah dibandingkan dengan 2,4,5- T.
b. Perkecambahan Seed bank pada kedalaman 0 – 2 cm
Hasil pengamatan rataan perkecambahan seed bank pada kedalaman 0 – 2 cm di setiap pengendalian herbisida ditampilkan pada Tabel 7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7 Rataan total kecambah “seed bank” 0 – 2 cm pada setiap pengendalian herbisida.
Pengendalian Jenis Gulma
A B
C D
E F
G H
---------------- -------------------------- Kontrol T1
Parakuat 138 gb.ahaT2 Parakuat 276 g b.ahaT3
Parakuat 552 g b.ahaT4 Glifosat 243 g b.ahaT5
Glifosat 485 g b.ahaT6 Glifosat 972 b.ahaT7
2,4-D 432,5 g b.ahaT8 2,4-D 865 g b.ahaT9
2,4-D 1730 g b.ahaT10 49.08
75.55 88.46
66.45 64.43
70.96 69.57
39.17 75.85
53.49 31.28
10.38 11.54
33.55 32.69
22.57 30.43
9.35 24.15
46.15 4.29
6.67
2.88 6.47
2.94 1.23
29.82 11.04
7.4
18.72 1.84
1.24
Keterangan A= Asystasia intrusa B= Ottochloa nodosa
C= Mikania micranta D= Cleome rutidospermae
E= Cyperus kylingia F= Phylanthus niruri
G= Erechtites valerianifolia H= Mimosa pudica
Tabel 7 menunjukkan bahwa persentase kecambah seed bank yang tertinggi di setiap perlakuan herbisida pada kedalaman 0 – 2 cm Asystasia.
Pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa persentase kecambah seed bank yang terendah pada kedalaman 0 – 2 cm E. valerianifolia
c. Perkecambahan Seed bank pada kedalaman 3 – 5 cm
Hasil pengamatan rataan perkecambahan seed bank pada kedalaman 3 – 5
cm di setiap pengendalian herbisida ditampilkan pada tabel 8.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8 Rataan total kecambah Seed bank 3 – 5 cm pada setiap perlakuan herbisida
Pengendalian Jenis Gulma
A B
C D
E F
G H
---------------- -------------------------- Kontrol T1
Parakuat 138 gb.ahaT2 Parakuat 276 g b.ahaT3
Parakuat 552 g b.ahaT4 Glifosat 243 g b.ahaT5
Glifosat 485 g b.ahaT6 Glifosat 972 b.ahaT7
2,4-D 432,5 g b.ahaT8 2,4-D 865 g b.ahaT9
2,4-D 1730 g b.ahaT10 50
46.96 45.19
72.46 60.71
66.67 73.10
79.61 73.70
64.88 23.21
37.86 47.95
13.77 39.29
33.33 26.90
20.39 26.30
35.12 7.59
4.11 13.77
26.79 7.59
2.75
Keterangan A= Asystasia intrusa B= Ottochloa nodosa
C= Mikania micranta D= Cleome rutidospermae
E= Cyperus kylingia F= Phylanthus niruri
G= Erechtites valerianifolia H= Mimosa pudica
Tabel 8 menunjukkan bahwa persentase kecambah seed bank yang tertinggi di setiap perlakuan herbisida pada kedalaman 3 – 5 cm Asystasia.
Pada Tabel 8. Dapat dilihat bahwa persentase kecambah seed bank yang terendah pada kedalaman 3 – 5 cm M. pudica
d. Perkecambahan Seed bank pada kedalaman 6 – 10 cm