Pengukuran Creative Intelligence Pada Student Entrepreneurship Center (SEC) USU

(1)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA-1 MEDAN

PENGUKURAN CREATIVE INTELLIGENCE PADA STUDENT

ENTREPRENEURSHIP CENTER (SEC) USU

SKRIPSI OLEH

MARA S HARAHAP 050502173 MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara Medan


(2)

ABSTRAK

Mara S Harahap, 2010. Pengukuran Creative Intelligence Pada Student Entrepreneurship Center (SEC) USU. Dibawah bimbingan Syafrizal Helmi Situmorang SE, Msi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunhte, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dr. Yeni Absah SE, Msi (Penguji I), Fadli SE, Msi (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Creative Intelligence yang ada pada peserta Student Entrepreneurship Center (SEC) USU. Pengukuran Creative Intelligence ini merupakan penelitian dalam mengukur tingkat kecerdasan kreatif berupa intuitif, inovatif, imajinatif dan inspirasional. Pengukuran Creative Intelligence dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen test profil potensi kreatif.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan empat faktor creative intelligence dalam mengukur faktor mana yang paling dominan dalam mempengaruhi minat berwirausaha para peserta Student Entrepreneur Center (SEC) USU.

Lokasi penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh inovatif merupakan faktor yang paling dominan sebanyak 28 orang (45,90%). Hal ini sangat sesuai dengan hipotesis yang disampaikan oleh peneliti bahwa hasil dari test profil potensi kreatif dapat mengukur tingkat creative intelligence seseorang dan yang paling dominan bagi seseorang.

Kata kunci : Creative Intelligence, SEC USU, Entrepreneur, Profil Potensi Kreatif.


(3)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillahirobbil’alamin, lafadz syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua dalam menjalankan amanah selaku khalifah fil ardh dan bagi penulis yang telah menyelesaikan kuliah yang di akhiri dengan penulisan skripsi ini, yang berjudul

”Pengukuran Creative Intelligence pada Student Entrepreneur Campus (SEC) USU”. Penulisan skripsi ini dilaksanakan guna memenuhi salah satu syarat guna

memperoleh gelar Sarjan Ekonomi Universitas Sumatera Utara 2010.

Penulis mempersembahkan terima kasih dan rasa hormat yang sedalam-dalamnya kepada Ayahanda Drs. Jurman Harahap, dan Ibunda Dra. Hj.

Latifah Hanum Daulay, MSP. Pembimbing sekaligus pendorong semangat saya.

Selalu berdoa, percaya bahwa anaknya akan menjadi tanda zaman dan selalu maju terus walau karang cadas menghadang. Cintamu yang luhur telah memberikan inspirasi setiap aktifitas, juga kehidupan.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, yang telah memberikan bimbingan, arahan dan perhatian yang besar dalam penyelesaian skripsi ini dan juga selama masa perkuliahan yang dijalani penulis.


(4)

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, Msi, selaku Dosen

Pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, menyumbangkan pikiran, saran dan kritikan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

5. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, Msi, selaku Dosen Penguji I yang telah

meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

6. Bapak Fadli, SE, M.Si, selaku Dosen Penguji II yang telah

meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

7. Ibu Prof. Dr. Rismayani, MS, selaku Dosen Wali penulis selama ini dalam mengikuti perkuliahan.

8. Adikku tersayang, Nisa Hanesti Harahap, Ridho Ammar Harahap, dan Fauzan Akbar Harahap. Thanks for the chance being part of this greatfull and beatiful family.

9. Uwak H. Nurdin Lubis, SH, MM, yang telah memberikan motivasi

dan menjadi tauladan bagi penulis dalam menjalankan amanah selaku khalifah fil ardh di muka bumi ini.

10.Abang sepupuku, Ahmad Nasir Siregar, Sekretaris Jendral PB HMI Periode 2008-2010, yang telah memberikan pelajaran penting bagi penulis dalam mengejewantahkan makna perjuangan dalam menjalani hidup.


(5)

11.Sahabat-sahabatku Agung Arif Wibowo Angkat, Hendra Horas Sinaga, Riza firdaus, Bobby Iskandar, M. Okto Zainuddin Siregar, Salahuddin dahlian. Selalu menyisakan cerita suka maupun duka. Persahabatan yang telah kalian berikan, semoga kita tetap menjadi sahabat selamanya.

12.Keluarga Besar HMI Komisariat FE USU atas dukungan dan

bantuannya kepada penulis selama dalam memimpin HMI Komisariat FE USU Periode 2008-2009.

13.Rekan Pengurus HMI Cabang Medan Periode 2009-2010 dan

Pengurus Badko HMI Sumut Periode 2008-2010, atas kerinduan besar yang begitu khusuk setiap malam berdiskusi mengurai benang kusut bangsa kita. Semoga cita kita tercapai.

14.Teman-teman semasa kuliah, G. Syahputra Wijaya, Sheila Desira

Daulay, Tika Ananda, Ramadhani, Nila Nurfadilla dan rekan 2005 yang lainnya. Terima kasih atas perkawanan yang telah kalian berikan selama ini.

15.Si Bungsu, Fitri Suciati Lubis, atas warna kehidupan yang begitu indah.

Billahitaufiq wal Hidayah, Wassalamu’alaikum Wr, Wb.

Medan, Juli 2010 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ………..…… i

KATA PENGANTAR………..….. ii

DAFTAR ISI.……….…… vi

DAFTAR TABEL….………... vi

DAFTAR GAMBAR………..… vii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang………..…... 1

B.Perumusan Masalah………..……... 7

C.Kerangka Konseptual………..…... 7

D.Hipotesis………..….... 9

E.Tujuan Dan Manfaat Penelitian………..…... 10

1. Tujuan Penelitian………..…….... 10

2. Manfaat Penelitian………..….. 10

F. Metode Penelitian………... 11

1. Batasan Operasional………... 11

2. Definisi Operasional Variabel…..……….………... 11

3. Skala Pengukuran Variabel.………... 14

4. Lokasi dan Tempat Penelitian………..… 14

5. Populasi dan Sampel..……….. 14

6. Jenis dan Sumber Data………. 16

7. Teknik Pengumpulan Data………... 16

8. Metode Analisis Data………... 17

BAB II URAIAN TEORITIS A.Penelitian Terdahulu………... 18

B.Pengertian Inteligensi………...……….... 18

C.Konsep Multiple Intelligences..………...………. 21

D.Konsep Creative Intelligence……...……….... 25

E. Profil Potensi Kreatif...………... 31

F. Proses Kreativitas………...………...…………. 32


(7)

BAB III GAMBARAN UMUM

STUDENT ENTREPRENEURSHIP CENTER (SEC) USU….. 41

A. Sejarah Student Entrepreneurship Center (SEC) USU…..…………. 41

B. Program Student Entrepreneurship Center (SEC) USU. ... 44

C. Daftar Peserta Student Entrepreneurship Center (SEC) USU yang Lulus... .. 47

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Analisis dan Deskriptif ... ... 50

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... ... 50

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Fakultas ... ... 51

B. Deskriptif Variabel ... ... 52

a. Dimensi intuitif (X1) ... ... 52

b. Dimensi inovatif (X2) ... ... 54

c. Dimensi imajinatif (X3) ... ... 55

d. Dimensi inspirasional(X4) ... ... 56

e. Minat Berwirausaha (Y) ... ... 57

C. Analisis Test Profil Potensi Kreatif………... 59

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... ... 61

B. Saran ... ... 61

DAFTAR PUSTAKA………..……… 63 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Definisi Operasional variabel ... 13

Tabel 1.2 Instrumen Skala Likert ... 14

Tabel 2.1 Proses Pemikiran Otak ... 21

Tabel 3.1 Diagram Potensi Kreatif ... ... 27

Tabel 3.2 Model Ciri Kreativitas ... ... 29

Tabel 3.3 Karakteristik Responden Berdasarakan Jenis Kelamin... .... 46

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Fakultas... . 46

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Tahun Masuk ... 47

Tabel 4.3 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Variabel Intuitif ... .. 48

Tabel 4.4 Tabulasi Silang Asal Fakultas dengan Variabel Intuitif ... .. 49

Tabel 4.5 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Variabel Inovatif ... ... 50

Tabel 4.6 Tabulasi Silang Asal Fakultas dengan Variabel Inovatif... ... 50

Tabel 4.7 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Variabel Imajinatif... .. 51

Tabel 4.8 Tabulasi Silang Asal Fakultas dengan Variabel Imajinatif... .. 52

Tabel 4.9 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Variabel Inspirasional... . 52

Tabel 4.10 Tabulasi Silang Asal Fakultas dengan Variabel Inspirasional... .. 53

Tabel 4.11 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Minat Berwirausaha... .. 54

Tabel 4.12 Tabulasi Silang Asal Fakultas dengan Minat Berwirausaha…... .. 55 Tabel 4.13 Tabulasi Silang Jenis Kelamin dengan Tipe Creative Intelligence 55 Tabel 4.14 Tabulasi Silang Asal Fakultas dengan Tipe Creative Intelligence . 56


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konseptual ... 9

Gambar 2.1 Model Multiple Otak ... 23

Gambar 2.2 Siklus Kreativitas dan Inovasi ... 35


(10)

ABSTRAK

Mara S Harahap, 2010. Pengukuran Creative Intelligence Pada Student Entrepreneurship Center (SEC) USU. Dibawah bimbingan Syafrizal Helmi Situmorang SE, Msi, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunhte, SE, MSi (Ketua Departemen Manajemen), Dr. Yeni Absah SE, Msi (Penguji I), Fadli SE, Msi (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk mengukur Creative Intelligence yang ada pada peserta Student Entrepreneurship Center (SEC) USU. Pengukuran Creative Intelligence ini merupakan penelitian dalam mengukur tingkat kecerdasan kreatif berupa intuitif, inovatif, imajinatif dan inspirasional. Pengukuran Creative Intelligence dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen test profil potensi kreatif.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan empat faktor creative intelligence dalam mengukur faktor mana yang paling dominan dalam mempengaruhi minat berwirausaha para peserta Student Entrepreneur Center (SEC) USU.

Lokasi penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh inovatif merupakan faktor yang paling dominan sebanyak 28 orang (45,90%). Hal ini sangat sesuai dengan hipotesis yang disampaikan oleh peneliti bahwa hasil dari test profil potensi kreatif dapat mengukur tingkat creative intelligence seseorang dan yang paling dominan bagi seseorang.

Kata kunci : Creative Intelligence, SEC USU, Entrepreneur, Profil Potensi Kreatif.


(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan sumber daya manusia dewasa ini telah menjadi hal yang semakin penting dalam pembangunan nasional. Sumber daya manusia berkualitas tinggi merupakan aset yang sangat berharga bagi setiap bangsa karena menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan suatu bangsa. Kemajuan maupun keterbelakangan suatu bangsa bukan hanya karena faktor kekayaan alam, luas wilayah atau jumlah penduduk yang dimiliki, melainkan juga terletak pada mutu dan kualitas manusianya, terutama mutu dan kualitas dari generasi muda sebagai penerus pembangunan.

Saat ini bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang juga tengah mengalami perkembangan perekonomian, yaitu dari era pertanian menuju ke era industri dan jasa. Perubahan ini akhirnya menuntut reorganisasi dunia kerja. Semula dunia pekerjaan menggunakan tenaga kerja manusia pada berbagai jenis dan tingkat pekerjaan, namun terdorong dengan adanya alasan ekonomis maka para penguasa lapangan kerja akhirnya lebih banyak menggunakan tenaga mesin dan alat modern, sehingga menyebabkan lapangan pekerjaan yang menggunakan tenaga kerja manusia semakin hari semakin terbatas pada bidang jasa dan pelayanan sosial. Lapangan pekerjaan pada bidang-bidang produksi semakin memperkecil kemungkinan penampungan tenaga kerja manusia.

Saat ini pengangguran adalah masalah yang cukup serius terjadi di Indonesia. Kondisi ini diperparah dengan terjadinya pemutusan hubungan kerja


(12)

dari beberapa industri besar karena terpengaruh oleh krisis global yang melanda beberapa waktu lalu, sehingga jumlah pengangguran semakin bertambah. Pengangguran merupakan masalah yang kompleks disamping sebagai akibat pengangguran juga merupakan sebab dari masalah lainnya seperti tindak kriminal, kemiskinan, kemerosotan tingkat kesehatan, rendahnya tingkat pendidikan dan lain sebagainya, sehingga upaya untuk mengatasi masalah ini juga harus multi disiplin dan multi pendekatan.

Berdasarkan perkembangan tersebut, tentunya akan membawa konsekuensi terhadap kebutuhan sumber daya manusia yang dibutuhkan. Sumber daya yang dibutuhkan saat ini adalah manusia yang memiliki ketrampilan, menguasai tekhnologi, mudah dilatih dan memiliki jiwa kewirausahaan. Menurut Alma (2001) semakin maju suatu negara, semakin banyak orang terdidik dan banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya wirausaha, sebab kemampuan pemerintah sangat terbatas dalam hal anggaran belanja, personalia, dan pengawasan sehingga tidak akan dapat menggarap semua aspek pembangunan, sehingga wirausaha merupakan potensi pembangunan. Menghadapi kenyataan yang ada tentang kebutuhan sumber daya manusia tersebut, maka Perguruan Tinggi sebagai bagian dari sistem pendidikan tinggi yang ikut berperan dalam mencetak generasi muda pengisi pembangunan saat ini, sudah seharusnya mampu menyiapkan sumber daya manusia yang dimaksud.

Hal ini sesuai dengan upaya pemerintah untuk menanggulangi angka pengangguran dapat dikatakan cukup banyak, berbagai upaya telah dilakukan bahkan hampir setiap departemen memiliki program khusus untuk menanggulangi masalah pengangguran, salah satunya adalah melalui Departemen Pendidikan


(13)

Nasional melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI). Saat ini Direktorat Pendidikan Non Formal dan Informal gencar melaksanakan program pendidikan kesetaraan dasar dan lanjutan yang terintegrasi dengan pendidikan kecakapan hidup, program tersebut diantaranya adalah program Kewirausahaan Usaha Mandiri untuk Keaksaraan Fungsional, program Kewirausahaan Desa dan Kewirausahaan Perkotaan untuk Kejar paket B dan C dan lain sebagainya. Tujuannya adalah agar warga belajar disamping mendapatkan ijazah pendidikan yang setara dengan pendidikan formal baik untuk tingkat SD, SLTP maupun SLTA, namun juga mendapatkan dukungan keterampilan yang diharapkan dapat dijadikan bekal bagi peserta didik di masyarakat setelah mereka menyelesaikan program pendidikan tersebut.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menggalakkan pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi diharapkan perguruan tinggi akan menghasilkan karya penelitian yang memiliki kecanggihan teknologi serta bernilai ekonomis, dan lulusan yang mampu berkreasi, berdaya juang serta dapat membuka lapangan kerja baru. Pendidikan kewirausahaan di perguruan tinggi betul-betul menjadi bagian dari proses pendidikan di setiap perguruan tinggi harus ada Pusat Pengembangan Pendidikan Kewirausahaan. Penyelarasan pendidikan dan dunia kerja bukan hanya untuk menyiapkan lulusan yang siap kerja karena memiliki keterampilan atau keahlian yang dibutuhkan dunia industri. Penyelarasan pendidikan mesti juga melatih lulusan untuk mampu mandiri menjadi wirausaha yang bisa menyediakan lapangan kerja bagi dirinya maupun orang lain.


(14)

Dengan latar belakang untuk mencapai tujuan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi terbentuknya Student Entrepreneur Center (SEC) USU. Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran dikembangkannya Student Entrepreneur Center (SEC), bahwa Univeritas Sumatera Utara secara nyata ingin mewujudkan bahwa lulusan yang dihasilkannya dengan keilmuan yang dimiliki dapat mampu berwirausaha, sehingga dapat membuat dirinya mandiri dan membantu membuka lapangan pekerjaan pada masyarakat di sekitarnya. USU sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki 12 fakultas sudah barang tentu dengan berbagai disiplin kelimuan dan berbagai kompetensi yang dimilikinya ingin menghasilkan lulusan dengan jiwa Entrepreneurship, maka dengan adanya wadah Student Entrepreneur Center (SEC) sudah mulai mengembangkan kerjasama antara multi disiplin keilmuan tersebut.

Beberapa kelompok mahasiswa di Student Entrepreneur Center (SEC) USU telah mewujudkan kolaborasi keilmuan tersebut, misalnya dalam merintis suatu peluang usaha, mahasiswa Tehnik Kimia ingin menjual produk sabun cair hasil eksperimen keilmuannya, mahasiswa tersebut berkerjasama dengan mahasiswa tehnik arsitektur untuk membantu men-design kemasan sabun cair tersebut, juga bekerjasama dengan mahasiswa ekonomi untuk mendiskusikan cara pemasaran yang efektif. Hal ini semua dapat terlaksana karena ketiga mahasiswa tersebut merupakan peserta pelatihan wirausaha yang secara periodik diadakan oleh Student Entrepreneur Center (SEC). Pada akhirnya mahasiswa-mahasiswa ini membentuk komunitas berdasarkan semangat entrepreneurship.

Adapun tujuan dari Student Entrepreneur Center (SEC) USU (www.bak.usu.ac.id) tersebut yaitu :


(15)

1. Memberikan kontribusi dalam menanggulangi masalah pengangguran di Indonesia.

2. Menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan di dunia perguruan tinggi

sebagai pilar ekonomi nasional.

3. Menumbuhkembangkan motivasi mahasiswa dalam menciptakan lapangan

pekerjaan.

4. Membuka peluang wirausaha bagi mahasiswa dan alumni USU.

5. Dapat mengimplementasikan teori ke praktek di masyarakat, dan

berkolaborasinya berbagai disiplin ilmu dalam berwirausaha.

6. Mahasiswa USU mempunyai semangat wirausaha yang tinggi.

7. Dapat dibinanya kelompok mahasiswa yang berwirausaha dengan membantu

mendapatkan tempat praktek dan modal usaha dari mitra USU.

Berdasarkan tujuan tersebut maka dapat diartikan bahwa mahasiswa dibekali dengan berbagai pengetahuan, tekhnologi dan keterampilan khusus yang dapat dijadikan modal atau pendorong untuk menjadi seorang wirausaha. Adapun untuk membentuk manusia yang berjiwa wirausaha dan sekaligus mampu melakukan wirausaha, khususnya pada mahasiswa, maka yang harus tertanam dahulu adalah minat untuk berwirausaha itu sendiri. Sedangkan untuk menumbuhkan minat wirausaha itu sendiri maka pemahaman tentang konsep diri diperlukan.

Peningkatan potensi diri biasanya akan tercapai jika kreatifitas difasilitasi untuk berkembang. Kreativitas bergantung pada kemampuan untuk menggunakan keterampilan yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi, mengembangkan keahlian dan bakat seseorang dalam bidang yang spesifik. Orang-orang kreatif


(16)

tidak selalu objektif (tidak melihat yang dikatakan tetapi melihat orang yang mengatakan). Namun, untuk menguji ide-ide yang manual dari orang lain dan mereka tidak membatasi pandangan terhadap dunia luar. Orang-orang yang kreatif sering pula mengesampingkan egonya dan senantiasa berkonsultasi dengan rekannya untuk menguji ide-ide mereka. Selain itu, individu-individu kreatif memiliki motivasi diri, dorongan dan kebutuhan spiritual yang kuat. Salah satu kunci untuk memahami kreativitas adalah dengan mengenali dorongan dari dalam diri dan hasrat untuk mencipta demi penciptaan itu sendirilah yang penting, dan bukan imbalan dari luar. Upaya-upaya kreatif membangkitkan motivasi diri akan kenikmatan, kepuasan, dan tantangan.

Kreatif biasanya selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, dan menyukai kegemaran dalam mengembangkan kreativitas secara kreatif. Manusia kreatif biasanya cukup mandiri dan memiliki rasa percaya diri. Mereka lebih berani mengambil risiko (yang selalu diperhitungkan) dari pada yang lain pada umumnya. Artinya dalam melakukan sesuatu yang bagi mereka amat berarti, penting, dan disukai, mereka tidak terlalu menghiraukan kritik atau ejekan dari orang lain. Merekapun tidak takut untuk membuat kesalahan dalam mengemukakan pendapat mereka walaupun mungkin tidak disetujui oleh orang lain. Orang yang inovatif berani untuk berbeda, menonjol, membuat kejutan, atau menyimpang dari tradisi. Rasa percaya diri, keuletan, dan ketekunan membuat mereka tidak cepat putus asa dalam melakukan tujuan mereka.

Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian pada para peserta yang lulus menjadi pemenang Student Entrepreneur Center (SEC) USU tersebut agar dapat mengidentifikasi potensi kreatif mahasiswa peserta Student


(17)

Entrepreneur Center (SEC) USU dengan menggunakan instrumen tes profil potensi kreatif miliknya Rowe (2004) : Membangkitkan Potensi Inovasi dalam diri dan Organisasi Anda, yang telah validitas dan realibilitas melalui analisis statistik mendalam untuk menjamin hasil prediksi akurat yang bisa dijalankan,

dengan mengangkat judul skripsi : “PENGUKURAN CREATIVE

INTELLIGENCE PADA STUDENT ENTREPRENEURSHIP CENTER (SEC) USU”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : “Bagaimana creative intelligence yang terdiri dari intuitif, inovatif, imajinatif dan inspirasional berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada peserta student Entrepreneurship Center (SEC) USU ?”.

C. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah kesimpulan yang bersifat sementara dari tinjauan teoritis yang mencerminkan hubungan antar variabel yang sedang diteliti. Menurut Sugiyono (2004) kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Sedangkan menurut Kuncoro (2003) kerangka konseptual adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian ditujukan, dalam hal ini merupakan jaringan antar variabel yang secara logis dijelaskan, dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses wawancara, observasi dan survey literatur.


(18)

Berdasarkan teori Rowe (2004), kerangka konseptual dapat dibentuk dengan mengklasifikasikan creative intelligence kedalam empat dimensi pengalaman :

1. Intuitif

Tipe ini menggambarkan individu-individu yang banyak akal dan merupakan tipikal manajer, actor serta politikus. Tipe kreatif intuitif ini menekankadan mengandalkan pengalaman pada masalah lalu sebagai penuntun pada pencapaian, kerja keras, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Tipe ini berfokus pada hasil, menggunakan akal sehat dan mengandalkan pengalaman pada masa lalu dalam penuntun untuk mengambil keputusan.

2. Inovatif

Tipe ini menggambarkan individu-individu yang selalu ingin tahu dan merupakan tipikal ilmuan, insinyur dan penemu. Tipe inovatif ini menekankan pada daya cipta, eksperimen dan sistematika informasi. Tipe ini berkonsentrasi pada masalah dan data serta mengatasi kompleksitas dengan mudah.

3. Imajinatif

Tipe ini menggambarkan individu-individu yang begitu penuh pemahaman dan merupakan tipikal seniman, musikus, penulis dan pemimpin. Tipe imajinatif ini mampu mengidentifikasi peluang pot ensial. Tipe ini juga bersedia mengambil resiko dengan melanggar tradisi. Selain itu, tipe imajinatif mempunyai pikiran yang terbuka dan sering mengandalkan humor untuk


(19)

menyampaikan gagasannya. Tipe ini juga menggambarkan orang-orang yang artistic, senang menulis, pemimpin dan bisa memvisualisasikan peluang.

4. Inspirasional

Tipe ini menggambarkan individu-individu yang pengkhayal dan merupakan tipikal pendidik, pemimpin dan penulis. Tipe inspirasional ini mempunyai sudut pandang yang positif dan berorientasi pada aksi terhadap kebutuhan masyarakat dan bersedia untuk mengorbankan diri demi tujuannya. Tipe ini juga berfokus untuk memperkenalkan perubahan demi membantu sesamanya.

Sumber : Rowe (2005) dan Zimmerer (2002) diolah Gambar 1.1 Kerangka Konseptual Penelitian

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang hendak dicari kebenarannya melalui riset. Dikatakan jawaban sementara karena hipotesis pada dasarnya merupakan jawaban dari permasalahan yang telah dirumuskan dalam perumusan

Intuitif

Inovatif

Imajinatif

Inspirasional


(20)

masalah, sedangkan kebenaran dari hipotesis perlu diuji terlebih dahulu melalui analisis data, Sulisyanto (2006). Sedangkan menurut Ginting & Situmorang (2008) hipotesis adalah kesimpulan yang diperoleh dari penyusunan kerangka pikiran, berupa proposisi deduksi. Merumuskan hipotesis berarti membentuk proposisi yang sesuai dengan kemungkinan-kemungkinannya serta tingkat-tingkat kebenarannya.

Berdasarkan latar belakang masalah dan kerangka konseptual, maka hipotesis penelitian adalah sebagai berikut :

“Creative intelligence yang terdiri dari intuitif, inovatif, imajinatif dan inspirasional berpengaruh terhadap minat berwirausaha pada peserta student Entrepreneurship Center (SEC) USU dan salah satu tipe dari Creative intelligence sangat berpengaruh pada minat mahasiswa berwirausaha”.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengukur dan menganalisis faktor-faktor creative intelligence yang terdiri dari intuitif, inovatif, imajinatif dan inspirasional terhadap minat berwirausaha peserta student Entrepreneurship Center (SEC) USU dan mengetahui faktor mana yang paling dominan.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

a. Bagi Objek Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa saran kepada pihak terkait untuk mengetahui apakah faktor-faktor creative intelligence yang terdiri dari intuitif, inovatif, imajinatif dan


(21)

inspirasional berpengaruh terhadap minat berwirausaha peserta student Entrepreneurship Center (SEC) USU.

b. Bagi Penulis

Memperluas wawasan penulis, khususnya pengetahuan di bidang manajemen sumber daya manusia khususnya Creative intelligence, dan menguji kemampuan berfikir penulis, melalui karya ilmiah dan mencoba menerapkan teori-teori yang penulis peroleh di bangku perkuliahan dengan membandingkannya pada kegiatan ekonomi yang terjadi di masyarakat.

c. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian selanjutnya, serta dapat menjadi bahan pembanding dalam melakukan penelitian di masa datang, khususnya penelitian mengenai analisis Creative intelligence di lokasi yang berbeda.

F. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Independen, Creative intelligence (X) terdiri dari Intuitif (X1),

Inovatif (X2), Imajinatif (X3), dan Inspirasional (X4).

b. Variabel dependen (Y) yakni minat berwirausaha.

c. Responden penelitian ialah peserta student Entrepreneurship Center (SEC) USU.

2. Defenisi Operasional Variabel


(22)

a. Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Adapun yang menjadi variabel bebas pada penelitian ini adalah:

1. Intuitif (X1) yaitu menggambarkan individu-individu yang banyak akal

dan merupakan tipikal manajer, aktor serta politikus. Kreatif intuitif ini mengandalkan pengalaman pada masalah lalu dalam pencapaian, kerja keras, dan kemampuan menyelesaikan masalah. Berfokus pada hasil, menggunakan akal sehat.

2. Inovatif (X2) yaitu menggambarkan individu-individu selalu ingin tahu,

tipikal ilmuan, insinyur dan penemu. Inovatif menekankan pada daya cipta, eksperimen dan sistematika informasi. Berkonsentrasi pada masalah dan data.

3. Imajinatif (X3) yaitu menggambarkan individu-individu yang penuh

pemahaman dan tipikal seniman, musikus, penulis dan pemimpin. Mampu mengidentifikasi peluang potensial. Bersedia mengambil resiko dengan melanggar tradisi. Mempunyai pikiran yang terbuka dan sering mengandalkan humor untuk menyampaikan gagasannya. Orang-orang yang artistik, senang menulis, pemimpin dan bisa memvisualisasikan peluang.

4. Inspirasional (X4) yaitu menggambarkan individu-individu pengkhayal

dan tipikal pendidik, pemimpin dan penulis. Mempunyai sudut pandang yang positif dan berorientasi pada aksi terhadap kebutuhan masyarakat dan bersedia untuk mengorbankan diri demi tujuannya.

b. Variabel terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi variabel bebas. Adapun yang menjadi variabel terikat adalah minat berwirausaha (Y).


(23)

Tabel 1.1.

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Intuitif (X1)

banyak akal, tipikal manajer, actor serta politikus, mengandalkan pengalaman pada masalah

lalu dalam pencapaian.

- kerja keras, dan kemampuan

menyelesaikan masalah

Likert Inovatif

(X2)

selalu ingin tahu, tipikal ilmuan, insinyur dan

penemu, daya cipta.

- eksperimen dan sistematika informasi. Fokus pada masalah dan

data. Likert

Imajinatif (X3)

penuh pemahaman dan tipikal seniman, musikus,

penulis dan pemimpin. artistic, senang menulis,

pemimpin dan bisa memvisualisasikan

peluang.

- Mempunyai pikiran yang terbuka dan sering mengandalkan humor untuk menyampaikan gagasannya.

Likert Inspirasional

(X4)

pengkhayal dan tipikal pendidik, pemimpin dan

penulis.

- . berorientasi pada aksi terhadap kebutuhan masyarakat dan bersedia untuk mengorbankan diri demi tujuannya

Likert

Variabel Definisi Variabel Indikator Skala

Pengukuran

Minat Berwirausaha

(Y)

Merupakan upaya untuk menghubungkan karateristik wirausaha

terhadap minat berwirausaha

- Rasa tanggung jawab - memilih resiko moderat - Percaya diri

- Menghendaki umpan balik segera

- Semangat dan Kerja Keras

- Berorientasi masa depan - Memiliki keterampilan

dan mengorganisir sumber daya

- Menilai prestasi dengan uang

Likert


(24)

3. Skala Pengukuran Variabel

Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapatan dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan, Sugiyono (2004). Skala likert menggunakan empat tingkatan jawaban dapat dilihat pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2. Instrumen skala likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Sesuai (SS) 4

2 Cukup Sesuai (CS) 3

3 Kurang Sesuai (KS) 2

4 Tidak Sesuai (TS) 1

4. Lokasi dan waktu penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kampus Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2010.

5. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya, Sugiyono


(25)

(2004). Populasi dalam penelitian ini adalah peserta student entrepreneurship center (SEC) USU yang telah lulus.

b. Sampel

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung dengan rumus Slovin (Ginting & Situmorang, 2008).

Rumus Slovin sebagai berikut : N

n =

1 + N.e²

Dimana : n = jumlah sampel N = ukuran polulasi

e = taraf kesalahan yaitu 10 % atau 0,1

Penulis menggunakan rumus Slovin dalam mengukur sampel dikarenakan sampel bersifat homogen. Pada student entrepreneurship center (SEC) USU terdapat peserta yang lulus sebanyak 156 (seratus lima puluh enam) orang. Penulis menggunakan taraf kesalahan 10 % atau 0,1 untuk memperkecil jumlah sampel karena jumlah anggota sampel yang tepat digunakan dalam penelitian adalah tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki.

Penetapan jumlah sampel dengan tingkat signifikan 10% dan tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi sebesar 10% adalah sebagai berikut :

156 n =

1 + (156 x 0,1²) n = 60,9

maka jumlah pengguna yang akan dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 61 orang.


(26)

6. Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yakni: a. Data Primer

Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan memberikan daftar pertanyaan/kuesioner dan wawancara dengan responden.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, majalah, informasi dari tempat penelitian ataupun internet untuk mendukung penelitian ini.

7. Teknik Pengumpulan Data

a. Daftar pertanyaan / kuesioner

Mengumpulkan data dengan cara mengajukan pertanyaan melalui daftar pertanyaan pada responden yang dijadikan sampel.

b. Observasi

Melakukan pengamatan langsung pada objek yang diteliti. c. Studi dokumentasi

Mengumpulkan data melalui informasi dari buku-buku, tulisan ilmiah, jurnal ataupun artikel dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian.

d. Wawancara


(27)

8. Metode Analisis Data

Statistik deskriptif yaitu suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan mula-mula disusun, diklasifikasikan dan dianalisis sehingga akan memberikan gambaran yang jelas mengenai perusahaan dan masalah yang sedang diteliti. Jika tujuan penelitian adalah deskriptif yang terbatas pada upaya memberikan suatu gambaran tentang variabel-variabel yang diteliti, teknis, analisis yng sering digunakan adalah statistika dasar yang berkaitan dengan parameter statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi.


(28)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian oleh Alan J. Rowe pada 42 presiden dan dewan perusahaan di Amerika. Sampel tersebut termasuk perusahaan besar dan perusahaan kecil dari berbagai industri, seperti tekstil, baja, otomotif, dll. Sebagian adalah wirausahawan dan sebagian lagi adalah pemilik tunggal. Hasilnya sangat informatif, menekankan adanya perhatian khusus akan kreativitas. Mereka lebih menerima bahwa kreativitas bukanlah suatu yang harus dipilih, melainkan bagian integral untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup perusahaan mereka. Suatu faktor dominan dari keempat tipe kecerdasan kreatif tersebut yang melebihi kognisi dan nilai adalah kekuatan pendorong dari kepribadian. Hal ini merupakan faktor kunci yang mendasari kreativitas seseorang dalam mengatasi kompleksitas, kebutuhan dasar, jika dikombinasikan dengan apa yang kita anggap bernilai, dibutuhkan atau menyenangkan.

Penelitian di atas menyimpulkan bahwa pengaruh creative intelligence sangat penting bagi menumbuhkan minat berwirausaha. Penulis tertarik melakukan penelitian lanjutan tentang pengukuran creative intelligence pada student entrepreneurship center (SEC) USU yang telah lulus.

B. Pengertian Inteligensi

Intellectualism, yakni doktrin yang mereduksi seluruh proses mental pada seluruh proses kognitif semata. Dalam kehidupan sehari–hari orang bekerja, berfikir menggunakan pikiran (intelek)-nya. Cepat tidaknya dan terpecahkan atau


(29)

tidaknya suatu masalah tergantung kepada kemampuan inteligensinya. Dilihat dari inteligensinya, kita dapat mengatakan seseorang pandai atau bodoh. Kamus besar Bahasa Indonesia Intelektual berarti cerdas, berakal, dan berpikiran jernih berdasarkan ilmu pengetahuan. (Depdikbud, 2000).

Istilah intelek menurut Soeparwoto berasal dari kata intellect (Bahasa Inggris), yang berarti “ Proses kognitif berfikir, daya menghubungkan serta kemampuan menilai dan mempertimbangkan, dan kemampuan mental atau inteligensi.” ( Soeparwoto, 2005).

Menurut Stern (dalam Purwanto, 2003), inteligensi adalah kesanggupan untuk menyesuaikan diri kepada kebutuhan baru, dengan menggunakan alat-alat berpikir yang sesuai dengan tujuan. Wechler (dalam Sunarto dan hartono, 1998) merumuskan inteligensi sebagai keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah serta kemampuan mengelola dan menguasai lingkungan secara efektif. Menurut Robbins (2001), kemampuan intelektual adalah kemampuan mental yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan mental.

Berkaitan dengan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan Intelektual adalah kapasitas umum dari kesadaran individu untuk berfikir, menyesuaikan diri, memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana, cepat dan tepat baik yang dialami diri sendiri maupun di lingkungan.

Robbins (2001), menyebutkan dimensi yang membentuk kemampuan intelektual ini terdiri dari tujuh dimensi yaitu:

1). Kemahiran berhitung adalah kemampuan untuk berhitung dengan cepat dan tepat.


(30)

2). Pemahaman verbal adalah kemampuan memahami apa yang dibaca / didengar serta hubungan kata satu dengan yang lainnya.

3). Kecepatan konseptual adalah kemampuan mengenali kemiripan dan beda visual dengan cepat dan tepat.

4). Penalaran induktif adalah kemampuan mengenali suatu urutan logis dalam suatu masalah dan kemudian memecahkan masalah itu.

5). Penalaran deduktif adalah kemampuann menggunakan logika dan menilai implikasi dari suatu argumen.

6). Visualisasi ruang adalah kemampuan membayangkan bagaimana suatu obyek akan tampak seandainya posisinya dalam ruang di ubah.

7). Ingatan (memori) adalah kemampuan mendalam dan mengenang kembali pengalaman masa lalu.

Menurut Munzert (2000), identifikasi kemampuan intelektual yang tertuang dalam sikap inteligensi (intelligent behavior) antara lain:

1. Mengenal soal pengetahuan dan informasi ke pengertian yang lebih luas. 2. Ingatan.

3. Aplikasi akan tepatnya belajar dari situasi yang berlangsung.

4. Kecepatan memberikan jawaban dan penyelesaian dan kemampuan memecahkan masalah.

5. Keseluruhan tindakan menempatkan segalanya dengan seimbang dan efisien. Menurut Suparno (2003), sikap-sikap yang dikembangkan oleh seorang yang intelektual, yaitu :

1. Terus belajar.


(31)

3. Mengembangkan angan-angan (cita-cita) 4. Aktif mencari kreatif dan inisiatif.

5. Berani bertindak dan bertanggungjawab

6. Sikap reflektif.

7. Pembela kebenaran dan keadilan.

C. Konsep Multiple Intelligences

Proses pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara efektif melibatkan otak kiri atau otak kanan. Pemecahan masalah adalah kombinasi dari pemikiran logis dan kreatif. Secara umum, otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, dan urutan – yang disebut pembelajaran akademis. Otak kanan berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi—yang disebut dengan aktivitas kreatif.

Tabel 2.1 Proses Pemikiran Otak

Sumber : Hoer (2007)

Otak Kiri Otak Kanan

1. Vertikal 2. Kritis 3. Strategis 4. Analistis

1. Lateral 2. Hasil 3. Kreatif

Keterangan:

Berpikir Vertikal. Suatu proses bergerak selangkah demi selangkah menuju

tujuan Anda, seolah-olah Anda sedang menaiki tangga.

Berpikir Lateral. Melihat permasalahan Anda dari beberapa sudut baru, seolah-olah melompat dari satu tangga ke tangga lainnya.


(32)

Berpikir Kritis. Berlatih atau memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk.

Berpikir Analitis. Suatu proses memecahkan masalah atau gagasan Anda

menjadi bagian-bagian. Menguji setiap bagian untuk melihat bagaimana bagian tersebut saling cocok satu sama lain, dan mengeksplorasi bagaimana bagian-bagian ini dapat dikombinasikan kembali dengan cara-cara baru.

Berpikir Strategis. Mengembangkan strategi khusus untuk perencanaan dan

arah operasi-operasi skala besar dengan melihat proyek itu dari semua sudut yang mungkin.

Berpikir Hasil. Meninjau tugas dari perspektif solusi yang dikehendaki.

Berpikir Kreatif. Berpikir kreatif adalah pemecahan masalah dengan menggunakan kombinasi dari semua proses.

Gardner (2002 )dengan “Teori Multi Kecerdasan” mengatakan bahwa, “IQ tidak boleh dianggap sebagai gambaran mutlak, suatu entitas tunggal yang tetap yang bisa diukur dengan tes menggunakan pensil dan kertas. Ungkapan yang tepat adalah bukan seberapa cerdas Anda, tetapi bagaimana Anda menjadi cerdas”.

Setiap orang memiliki beberapa tipe kecerdasan. Gardner mendifinisikan kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang bernilai dalam satu latar belakang budaya atau lebih. Dengan kata lain kecerdasan dapat bervariasi menurut konteknya. Dalam bukunya


(33)

Frames of Mind Gardner menawarkan delapan jenis kecerdasan manusia, sebagai berikut :

Sumber : Hoer (2007)

Gambar 2.1 Model Multiple Intelligences

Kecerdasan Linguistik (Bahasa). Kemampuan membaca, menulis,dan

berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa. Contoh orang yang memiliki kecerdasan linguistic adalah penuulis, jurnalis, penyair, orator, dan pelawak.

Kecerdasan Logis-Matematis. Kemanpuan berpikir (bernalar) dan menghitung,

berpikir logis dan sistematis. Ini adalah jenis keterampilan yang sangat dikembangkan pada diri insinyur, ilmuwan, ekomon, akuntan, detektif, dan para anggota profesi hukum.

Kecerdasan Visual-Spasial. Kemampuan berpikir menggunakan gambar,

memvisualisasikan hasil masa depan. Membayangkan berbagai hal pada mata pikiran Anda. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini

Logis Matematik

Visual Spasial Musikal

Interpersonal Intrapersonalasial

Linguistik KinestikTubuh


(34)

antara lain para arsitek, seniman, pemahat, pelaut , fotografer, dan perencara strategis.

Kecerdasan Musikal. Kemampuan menggubah atau mencipta musik, dapat

menyanyi dengan baik, dapat memahami atau memainkan musik, serta menjaga ritme. Ini adalah bakat yang dimiliki oleh para musisi, composer, perekayasa rekaman

Kecerdasan Kinestik-Tubuh. Kemampuan menggunakan tubuh Anda secara

terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan dan emosi. Kemampuan ini dimiliki oleh para atlet, seniman tari atau akting atau dalam bidang banguan atau konstruksi.

Kecerdasan Interpersonal (social). Kemampuan bekerja secara efektif dengan

orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati dan pengertian, memeperhatikan motivasi dan tujuan mereka. Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para guru yang baik, fasilitator, penyembuh, polisi, pemuka agama, dan waralaba.

Kecerdasan Intrapersonal. Kemampuan menganalis-diri dan merenungkan-diri,

mampu merenung dalam kesunyian dan menilai prestasi seseorang, meninjau perilaku seseorang dan perasaan-perasaan terdalamnya, membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai, mengenal benar diri sendiri. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para filosof, penyuluh, pembimbing, dan banyak penampil puncak dalam setiap bidang.


(35)

Gardner, pada tahun 1996 memutuskan untuk menambahkan satu jenis kecerdasan kedelapan (yaitu kecerdasan naturalis), dan kendatipun banyak pendapat yang menentang, ada godaan untuk menambahkan yang kesembilan, yaitu kecerdasan spiritual.

Kecerdasan Naturalis. Kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan

pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan menggunakan kemampuan ini secara produktif- misalnya berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi.

D. Konsep Creative Intelligence

Pengertian kreativitas menunjukkan ada tiga tekanan kemampuan yaitu yang berkaitan dengan kemampuan untuk mengkombinasikan, memecahkan/

menjawab masalah, dan cerminan kemampuan operasional anak kreatif

(Munandar, 1992).

Berdasarkan teori Rowe (2004), dapat diklasifikasikan creative intelligence kedalam empat dimensi pengalaman :

1. Intuitif

Tipe ini menggambarkan individu-individu yang banyak akal dan merupakan tipikal manajer, actor serta politikus. Tipe kreatif intuitif ini menekankadan mengandalkan pengalaman pada masalah lalu sebagai penuntun pada pencapaian, kerja keras, dan kemampuan menyelesaikan masalah.

2. Inovatif

Tipe ini menggambarkan individu-individu yang selalu ingin tahu dan merupakan tipikal ilmuan, insinyur dan penemu. Tipe inovatif


(36)

ini menekankan pada daya cipta, eksperimen dan sistematika informasi. Tipe ini berkonsentrasi pada masalah dan data serta mengatasi kompleksitas dengan mudah.

3. Imajinatif

Tipe ini menggambarkan individu-individu yang begitu penuh pemahaman dan merupakan tipikal seniman, musikus, penulis dan pemimpin. Tipe imajinatif ini mampu mengidentifikasi peluang potensial.

4. Inspirasional

Tipe ini menggambarkan individu-individu yang pengkhayal dan merupakan tipikal pendidik, pemimpin dan penulis. Tipe inspirasional ini mempunyai sudut pandang yang positif dan berorientasi pada aksi terhadap kebutuhan masyarakat dan bersedia untuk mengorbankan diri demi tujuannya.


(37)

Tabel 3.1

Diagram Potensi Kreatif Pertimbangkan

Peluang -Peluang Masa Depan

Kognitif

Inovatif Imajinatif

(ingin tahu) Ilmuwan Insinyur/penemu 1. Menggunakan pendekatan yang berdaya cipta 2. Mau bereksperimen 3. Berdasarkan penelitian yang sistematis (penuh pemahaman) Seniman/musik, Penulis/pemimpin 1. Bersedia menghadapi resiko 2. Memiliki daya imajinasi 3. Pemikir yang independen

Sumber : Rowe (2004)

Tabel diatas menggambarkan bagiamana kita berpikir dan apa yang kita anggap bernilai. Pikiran bisa meliputi gagasan yang sederhana hingga yang kompleks berdasarkan kompleksitas kognitif kita. Bagian bawah diagram menunjukkan nilai-nilai dan kepercayaan pribadi seorang individu. Kedua hal itu menentukan apa yang kita angap benar dan alah, atau menyenangkan dan tidak menyenangkan.

Kompleksitas

Fokus Pada Kebutuhan Saat Ini

Intuitif (banyak akal) Manajer/actor/politikus 1. Mencapai tujuan

2. Menggunakan akal sehat 3. Menyelesaikan masalah

Intuitif Mengilhami

(penuh pemahaman) Pendidik/ Penulis/pemimpin 1. Bersedia menghadapi resiko 2. Memiliki daya imajinasi 3. Pemikir yang independen

Langsung Luas

Perspektif Nilai


(38)

Pada ujung kiri atas tabel, seorang individu berfokus pada peluang-peluang masa depan. Di kiri bawah, penekanan pada pada kebutuhan saat ini. Kategori-kategori ini sangat luas dan dimaksudkan untuk menggambarkan bagaimana pikiran kita merespons peluang-peluang kreatif.

Bagian bawah diagram menunjukkan bagaimana kita menafsirkan gagasan, bagaimana kita menilai atau perasaan kita terhadap gagasan-gagasan tersebut dan apa yang ktia rasa sangat penting. Ini dideskripsikan sebagai nilai langsung yang berlawanan dengan nilai-nilai yang lebih luas. Deskripsi-deksirpsi ini mengelompokkan kretivitas ke dalam kategori-kaetgori yang digunakan sebagai dasar untuk menentukan tipe kecerdasan kreatif kita.

Suatu faktor dominan yang melebihi kognisi dan nilai adalah kekuatan pendorong dari kepribadian. Hal ini merupakan faktor kunci yangmendasari kreativitas. Dorongan, kemampuan untuk mengatasi kompleksitas, dan kebutuhan dasar kita, jika dikombinasikan dengan apa yang kita anggap bernilai, dibutuhkan, tahu menyenangkan, akan menggambarkan keempat tipe kecerdasan kreatif dasar. Ciri – Ciri Kreativitas

Menurut Cambell (dalam Rowe, 2004) ciri-ciri kreativitas ada tiga kategori:

1. Ciri-ciri pokok: kunci untuk melahirkan ide, gagasan, ilham, pemecahan,

cara baru, penemuan.

2. Ciri-ciri yang memungkinkan: yang membuat mampu mempertahankan

ide-ide kreatif, sekali sudah ditemuka tetap hidup.

3. Ciri-ciri sampingan: tidak langsung berhubungan dengan penciptaan atau

menjaga agar ide-ide yang sudah ditemukan tetap hidup, tetapi kerap


(39)

Tabel 3.2

Model Ciri Kreativitas Ciri-ciri Pokok Ciri-ciri yang

Memungkinkan

Ciri-ciri Sampingan

1.Berpikir dari segala arah ( convergent thingking) 2.Berpikir ke segala arah

(divergent thingking) 3.Fleksibilitas koseptual

(kemampuan secara spontan mengganti cara

memandang,pendekatan, kerja yang tak jalan).

4.Orisinalitas (kemampuan memberikan ide yang asli bahkan mengejutkan).

5.Lebih menyukai kompleksitas daripada simplisitas.

6.Latar belakang hidup yang merangsang (hidup dalam lingkungan yang dapat menjadi contoh).

7.Kecakapan dalam banyak hal (multiple skills).

1.Kemampuan untuk

bekerja keras. 2.Berpikir mandiri. 3.Pantang menyerah.

4.Mampu berkomunikasi

dengan baik.

5.Lebih tertarik pada konsep daripada detail (segi-segi kecil).

6.Keinginan tahu intelektual.

7.Kaya humor dan fantasi. 8.Tidak segera menolak ide

atau gagasan baru. 9.Arah hidup yang mantap.

1.Tidak mengambil pusing apa yang dipikirkan orang lain.

2. Kekacauan psikologis.

Sumber : Rowe (2004)

Reni Akbar Hawadi (dalam Munandar, 2002) menyebutkan ciri-ciri kreativitas sebagai berikut:

1. Memiliki rasa ingin tahu yang mendalam. 2. Sering mengajukan pertanyaan yang berbobot.


(40)

4. Mampu menyatakan pendapat secara spontan dan tidak malu-malu.

5. Mempunyai/ menghargai rasa keindahan.

6. Menonjol dalam satu atau lebih bidang studi.

7. Dapat mencari pemecahan masalah dari berbagai segi.

8. Mempunyai rasa humor.

9. Mempunyai daya imajinasi (misalnya memikirkan hal-hal yang baru dan

tidak biasa).

10. Mampu mengajukan pemikiran, gagasan pemecahan masalah yang berbeda

dengan orang lain (orisinil).

11. Kelancaran dalam menghasilkan bermacam-macam gagasan.

12. mampu menghadapi masalah dari berbagai sudut pandangan.

E. Profil Potensi Kreatif

Kita tidak bisa melihat, mendengar, atau mengamati potensi kreatif. Hanya setelah terjadi sesuatu, baru kita bisa menilai apakah seseorang itu kreatif atau tidak. Namun, ada satu cara untuk menentukan potensi kreatif tanpa bukti pendahuluan, yaitu dengan menggunakan instrumen tes yang disebut profil potensi kreatif. Tes ini bisa mengungkapkan kecerdasan kreatif seseorang. Nilai dari tes ini bisa membantu kita untuk dengan mudah mengidentifikasi kecerdasan kreatif seseorang. Namun, mengetahui potensi saja tidaklah cukup. Situasi atau lingkungan sering menghambat untuk melatih potensi kita. Misalnya, beberapa waktu silam, dress code diciptakan oleh beberapa organisasi. Bagaimana kita bisa menemukan kecerdasan kreatif dan kemudian menggunakan bakat terpendam kita.


(41)

Untuk meyakinkan bahwa profil potensi kreatif ini akurat, desainnya dibuat berdasarkan pendekatan yang sama dengan instrumen tes sebelumnya yang dikembangkan oleh pengarang. Instrumen tes tersebut, Decision Style Inventory, digunakan untuk menilai kepribadian seseorang dan memperkirakan jenis pekerjaan yang paling memuaskan bagi orang tersebut. Tes ini mempunyai validitas prediksi sebesar 95% menurut Rowe (2004). Pengambilan keputusan penting, seperti pemilihan presiden sebuah perusahaan besar, tes ini terbukti tak ternilai harganya. Pemilihan direktur pada sebuah pelabuhan besar dilakukan berdasarkan hasil tes ini bersama dengan informasi lainnya. Ada banyak contoh lainnya yang menunjukkan tingkat kemampuan memprediksinya yang tinggi.

Profil potensi kreatif yang dideskripsikan di sini adalah instrumen tes yang digunakan untuk mengidentifikasi keempat tipe dasar kecerdasan kreatif. Pendekatan semacam ini yang berkaitan dengan kreativitas jauh lebih realistis dibandingkan dengan sekadar menilai seseorang sebagai kreatif atau tidak kreatif.

F. Proses Kreativitas

Kreativitas dalam perkembangannya sangat terkait dengan empat aspek, yaitu :

1. Aspek Pribadi

Ditinjau dari aspek pribadi, kreativitas muncul dari interaksi pribadi yang unik dengan lingkungannya.

2. Aspek Pendorong

Ditinjau dari aspek pendorong kreativitas dalam perwujudannya memerlukan dorongan internal maupun eksternal dari lingkungan.


(42)

Ditinjau sebagai proses, menurut Torrance (1988) kreativitas adalah proses merasakan dan mengamati adanya masalah, membuat dugaan tentang kekurangan (masalah) ini, menilai, dan menguji dugaan atau hipotesis, kemudian mengubah dan mengujinya lagi, dan akhirnya menyaipaikan hasil-hasilnya.

4. Aspek Produk

Definisi produk kreativitas menekankan bahwa apa yang dihasilkan dari proses kreativitas adalah sesuatu yang baru, orisinil, dan bermakna. Kreativitas tidak timbul serta-merta, tetapi melalui proses. Proses kreatif menurut De Porter & Hernacki (2001) dalam bukunya Quantum Learning mengalir melalui lima tahap, tahap-tahap tersebut sebagai berikut :

1. Persiapan Mendefinisikan masalah, tujuan, atau tantangan.

2. Inkubasi Mencerna fakta-fakta dan mengolahnya dalam pikiran. 3. Iluminasi Mendesak ke permukaan, gagasan-gagasan bermunculan.

4. Verifikasi Memastikam apakah solusi itu benar-benar memecahkan masalah. 5. Aplikasi Mengambil langkah-langkah untuk menindaklanjuti solusi tersebut.

Proses Kreatif menurut Cambell (dalam Rowe, 2004) urutannya sebagai berikut :

1. Persiapan (preparation) : meletakan dasar, mempelajari latar belakang

masalah, seluk beluk dan problematikanya. Meskipun tidak semua ahli kreatif, namun kebanyakan pencipta adalah ahli. Terobosan gemilang dalam suatu bidang hampir selalu dihasilkan oleh orang-orang yang sudah lama berkecimpung dan lama berpikir dalam bidang itu. Persiapan untuk kreativitas itu kebanyakan dilakukan atas dasar “minat”. Kesuksesan orang-orang besar


(43)

tercapai dan bertahan, bukan oleh loncatan yang tiba-tiba, tetapi dengan usaha keras.

2. Konsentrasi (concentration): sepenuhnya memikirkan, masuk luluh, terserap

dalam perkara yang dihadapi. Orang-orang kreatif biasanya serius, perhatiannya tercurah dan pikirannya terpusat pada hal yang mereka kerjakan. Tahap konsentrasi merupakan waktu pemusatan, waktu menimbang-nimbang, waktu menguji, waktu awal untuk mencoba dan mengalami gagal, trial dan error .

3. Inkubasi (incubation) : mengambil waktu untuk meninggalkan perkara,

istirahat, waktu santai. Sebuah busur tak dapat direntang terus-menerus untuk jangka panjang tanpa bahaya patah. Maka kita perlu melarika diri dari perkara yang sedang kita selesaikan, masalah yang hendak kita pecahkan. Inkubasi merupakan saat di mana sedikit demi sedikit kita bebaskan dari kerutinan berpikir, kebiasaan bekerja, kelaziman pemakai cara.

4. Iluminasi : mendapatkan ide gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja,

jawaban baru bagian paling nikmat dalam penciptaan, Ketika segalanya jelas, hubungan kaitan perkara dipertaruhkan, dan penerangan untuk pemecahan masalah, jawaban baru tiba-tiba tampak laksana kilat. Reaksi keberhasilan itu biasanya tidak hanya teras di batin, tetapi juga diungkapkan keluar secara fisik.

5. Verifikasi/ Produksi : memastikan apakah solusi itu benar-benar memecahkan

masalah. Tahap ini merupakan akhir dari suatu awal. Masih ada pekerjaan berat yang harus dikerjakan. Kalau sudah menemukan ide, gagasan, pemecahan, penyelesaian, cara kerja baru, kita harus turun tangan


(44)

mewujudkannya. Kecakapan kerja merupakan bagian penting dalam karya kreatif. Betapapun banyak ide, gagasan, ilham, impian bagus yang ditemukan, jika tidak dapat diwujudkan, semuanya akan lenyap bagai embun diterjang sinar matahari. Maka orang kreatif harus memiliki kecakapan kerja baik secara pribadi maupun kelompok.

Salah satu teori tradisional yang sampai sekarang banyak dikutip ialah teori Wallas yang dikemukakan tahun 1926 dalam bukunya The art of Thought (dalam Pirto, 1992), yang mengatakan bahwa proses kreatif meliputi empat tahap yaitu:

1. Persiapan 2. Inkubasi 3. Iluminasi 4. Verifikasi

Pada tahap pertama, seseorang mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya kepada orang, dan sebagainya. Pada tahap kedua, kegiatan mencari dan menghimpun data/ informasi tidak dilanjutkan. Tahap inkubasi ialah tahap di mana individu seakan-akan melepaskan diri sementara dari masalah tersebut, dalam arti bahwa ia tidak memikirkan masalahnya secara sadar, tetapi “mengeramnya” dalam alam pra sadar. Tahap iluminasi ialah tahap timbulnya “insght” atau”Erlebnis”, saat timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang mengawali dan mengikuti munculnya inspirasi atau gagasan baru. Tahap verifikasi atau tahap evaluasi ialah tahap dimana ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas. Disini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen.


(45)

Proses divergen (pemikiran kreatif) harus diikuti oleh proses konvergensi (pemikiran kritis).

Menurut Adhi dan Bawono (2009), jika kita mengimplementasikan kreativitas dan inovasi pada bisnis, akan terjadi antara lain:

1. Akselerasi atau percepatan pertumbuhan bisnis. 2. Transformasi bisnis dari kecil menjadi besar. 3. Pengembangan dan multiplikasi bisnis.

4. Kontrol terhadap perubahan perilaku konsumen dan pesaing.

5. Kontrol terhadap setiap perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis. Tujuan akhir kreativitas adalah keuntungan bagi bisnis sehingga akan tercapai tranformasi dan akselerasi bisnis ke tingkat yang lebih tinggi. Dengan kreativitas kita menciptakan ide-ide atau gagasan tentang produk ataupun cara dalam menjalankan bisnis. Kemudian ide tersebut ktia kembangkan sehingga menjadi inovasi, yaitu ide yang dapat dijalankan dan memberi nilai tambah (baca : keuntungan) bagi perusahaan, yang pada gilirannya dapat mengakselerasi pertumbuhan usaha dan mendorong proses transformasi bisnis menjadi lebih besar dan berkembang.

Sumber : Adhi dan Bawono (2009) Gambar 2.2 Siklus Kreativitas dan Inovasi

G. Minat Berwirausaha

Inovasi Kreativitas

Ide Tranformasi


(46)

Lust of power atau haus akan kekuasaan dapat dikatakan sebagai alasan seseorang ingin menjadi wirausahawan, mereka yakin apabila mereka punya power atau kekuasaan, mereka dapat melakukan sesuatu lebih lancar dan lebih efisien (Abdinagoro, 2004). Dengan pengetahuan dan kemampuan yang mereka miliki dapatlah merubah cara pengerjaan sesuatu apapun (Pandji, 2002), maka faktor-faktor yang mendorong wirausahawan memulai usaha kecil adalah sebagai berikut:

1. Modal

Modal merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam berbagai aktivitas yang dilakukan, karena modal dapat membiayai semua kegiatan operasional dalam usaha, seperti: untuk pengadaan bahan baku, membayar upah tenaga kerja, pemasaran, produksi dan lain-lain. Akan tetapi masalah modal kadangkala tidak menjadi masalah bagi orang yang mempunyai kelebihan dana, tetapi bagi orang yang yang mempunyai dana relatif kecil itu memang menjadi masalah. Kedua orang tersebut, ketika akan memulai usaha jelas mempunyai keinginan yang sama. Apabila seseorang mempunyai jiwa wirausahawan, maka dia mampu menciptakan nilai tambah dari keterbatasan.

2. Peluang

Banyak orang membayangkan dirinya mengolola bisnis milik mereka sendiri, membuat keputusan-keputusan kunci, dan menghasilkan keuntungan. Peluang merupakan suatu kesempatan dalam menjalankan usaha. Seorang wirausahawan harus dapat melihat dan memanfaatkan peluang sehingga dapat memberikan keuntungan bagi usahanya. Peluang atau kesempatan tidak datang berulang-ulang, tetapi mungkin hanya sekali saja dalam waktu yang


(47)

sangat singkat, sehingga diperlukan antisipasi dan waktu yang tepat untuk melihat berbagai peluang agar tidak mengalami kegagalan. Para wirausahawan harus dapat mengukur dan memperkirakan ukuran pertumbuhan dan potensi laba dari setiap peluang yang ada, dan berhati-hati dalam mengevaluasi peluang sebelum memilih pasar dan sasaran yang ingin dicapai.

Ada tiga fase pendekatan mengindefikasi peluang dalam bisnis, yaitu:

1. Menemukan gagasan.

2. Mengidentifikasi peluang yang ada.

3. Melaksanakan manajemen usaha yang diciptakan. 3. Pendidikan

Pendidikan salah satu faktor yang diperlukan dalam memulai dan menjalankan usaha, baik usaha kecil maupun usaha menengah. Pendidikan diperlukan untuk membuat perencanaan bisnis yang meliputi perencanaan keuangan dan pengelolaan usaha. Pada umumnya hanya sedikit yang mempumyai laporan keuangan yang sederhana, hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan.

4. Emosional

Suatu keadaan yang mampu mempengaruhi tindakan seseorang untuk melakukan suatu rencana yang dikehendakinya. Tindakan emosional itu juga merupakan dorongan pribadi seseorang untuk melakukaan suatu kegiatan. Dengan dorongan emosi maka orang dapat bertindak sesuai dengan keinginannya.


(48)

Pengalaman merupakan pengetahuan yang didapat dari pekerjaan yang terakhir maupun pada pekerjaan yang pernah dilakukan pada masa sekarang. Dengan adanya pengalaman sering kali membuat seseorang untuk melihat kemungkinan untuk memodifikasi produk yang telah ada, memperbaiki pelayanan dan menduplikasikan konsep bisnis dalam lokasi yang berbeda. Pengalaman dapatlah merupakan suatu hal yang sangat berharga karena dengan adanya pengalaman seseorang dapat lebih memahami terhadap apa yang sedang dikerjakan (Longenecker, 2000).

Menurut Zimmerer (2010) bahwa terdapat 8 (delapan) karakteristik dari wirausaha yakni :

1. Desire for responsibility : yaitu memiliki rasa tanggungjawab atas usaha-usaha yang dilakukannya. Seseorang yang memiliki rasa tanggungjawab akan selalu mawas diri

2. Preference for moderate risk : yaitu lebih memilih resiko moderat, artinya ia selalu menghindari resiko rendah dan resiko yang tinggi

3. Confidence in their ability to success : yaitu percaya akan kemampuan diri sendiri untuk berhasil

4. Desire for immediate feedback : yaitu selalu menghendaki umpan balik segera

5. High level of energy : yaitu memiliki semangat dan kerja keras guna mewujudkan keinginan demi masa depan yang lebih baik

6. Future orientation : yaitu berorientasi terhadap masa depan, perspektif dan berwawasan lebih jauh


(49)

7. Skill at organizing : yaitu memiliki kemampuan dan keterampilan dalam mengorganisasikan sumber daya untuk menciptakan nilai tambah

8. Value of achievment over money : selalu menilai prestasi dengan uang

BAB III

GAMBARAN UMUM

STUDENT ENTREPRENEURSHIP CENTER (SEC) USU

A. Sejarah Student Entrepreneurship Center (SEC) USU

a. Latar Belakang

Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran dikembangkannya Student Entrepreneur Center (SEC), bahwa Univeritas Sumatera Utara secara nyata ingin mewujudkan bahwa lulusan yang dihasilkannya dengan keilmuan yang dimiliki dapat mampu berwirausaha, sehingga dapat membuat dirinya mandiri dan membantu membuka lapangan pekerjaan pada masyarakat di sekitarnya. USU sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki 12 fakultas sudah barang tentu dengan berbagai disiplin kelimuan dan berbagai kompetensi yang dimilikinya ingin menghasilkan lulusan dengan jiwa Entrepreneurship, maka dengan adanya wadah Student Entrepreneur Center (SEC) sudah mulai mengembangkan kerjasama antara multi disiplin keilmuan tersebut. Beberapa kelompok mahasiswa di Student Entrepreneur Center (SEC) telah mewujudkan kolaborasi keilmuan tersebut, misalnya dalam merintis suata peluang usaha, mahasiswa Tehnik Kimia ingin menjual produk cabun cair hasil ekspremen keilmuannya, mahasiswa tersebut berkerjasama dengan mahasiswa Tehnik Arsitektur untuk membantu mendesign


(50)

kemasan sabun cair tersebut, juga bekerjasama dengan mahasiswa Ekonomi untuk mendiskusikan cara pemasaran yang efektif. Hal ini semua dapat terlaksana karena ketiga mahasiswa tersebut merupakan peserta pelatihan wirausaha yang secara priodik di adakan oleh Student Entrepreneur Center (SEC). Yang pada akhirnya mahasiswa-mahasiswa ini membentuk komunitas berdasarkan semangat entrepreneurship.

b. Tujuan

1. Memberikan kontribusi dalam menanggulangi masalah pengangguran di

Indonesia

2. Menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan di dunia perguruan tinggi

sebagai pilar ekonomi nasional

3. Menumbuhkembangkan motivasi mahasiswa dalam menciptakan lapangan

pekerjaan.

4. Membuka peluang wirausaha bagi mahasiswa dan alumni USU.

5. Dapat mengimplementasikan teori ke praktek di masyarakat, dan

berkolaborasinya berbagai disiplin ilmu da dalam berwirausaha

6. Mahasiswa USU mempunyai semangat wirausaha yang tinggi

7. Dapat dibinanya kelompok mahasiswa yang berwirausaha dengan

membantu mendapatkan tempat praktek dan modal usaha dari mitra USU.

c. Manfaat

Bagi Mahasiswa :

1. Memperoleh pencerahan mengenai alternatif profesi sebagai


(51)

2. Mendapatkan pengetahuan dasar dalam bentuk teori maupun praktek dalam mengelola suatu bisnis dalam upaya pengembangan bisnis 3. Memiliki keahlian dalam menyusun business plan

4. Mendapatkan sarana promosi peluang pasar atas hasil produk dan

jasanya pada setiap kegiatan kemahasiswaan, sehingga mahasiswa yang berwirausaha semakin termotivasi.

Bagi USU :

1. Merupakan implementasi dari Tridharma Perguruan Tinggi, baik

dari sisi pendidikan, penelitian maupun pengabdian masyarakat.

2. Merupakan tanggung jawab sosial sebagai lembaga pendidikan

dalam menanggulangi masalah pengangguran.

3. Merupakan strategi dalam meningkatkan mutu lulusan Perguruan

Tinggi, melalui peningkatan daya saing dan kualitas diantara Fakultas/ jurusan/departemen.

4. Merupakan wahana interaksi sesama komunitas USU yang terdiri

dari mahasiswa, alumni, dosen dengan masyarakat umum. Bagi Mitra Bisnis :

1. Memberikan kesempatan bagi para mitra bisnis yaitu Pemerintah,

BUMN dan perusahaan - perusahaan lain untuk berpartisipasi dalam usaha yang akan atau telah dikembangkan oleh mahasiswa baik sebagai investor, sponsor atau mitra binaan.

2. Merupakan alternative kegiatan CSR (corporate social

responsibility) bagi BUMN.


(52)

1. Workshop Kewirausahaan

i. Workshop Kewirausahaan Dasar

a. Etika Enterpreneur

b. Membuka mind map

c. Membuat bisnis plan

d. Membuka usaha

a. Workshop Kewirausahaan Lanjutan

a. Etika Enterpreneur

b. Strategi pemasaran produk/jasa c. Peningkatan kualitas produk/jasa d. Penyusunan laporan keuangan e. Startegi bersaing

2. Program Pendampingan Wirausaha (Mentoring)

a. Monitoring dan supervise ke lokasi usaha b. Layanan konsultasi dan informasi bisnis

c. Memberikan akses pengembangan bisnis, seperti akses

pemasaran, teknologi, desain, permodalan,dll. 3. Klinik bisnis

a. Kegiatan ksonsultasi kepada setiap wirausawan dengan

b. Berusaha memberikan solusi bisnis yang akurat, komprehensif, dan berkesinambungan,


(53)

d. Memberikan kosultasi dalam bidang Jasa manajemen dan keuangan; jasa bantuan hukum;jasa fotografi; jasa konsultas bahasa; jasa desain; dll

4. Pasar Mahasiswa

Merupakan suatu tempat berupa gerai-gerai untuk melakukan kegiatan bisnis yang ditujukan bagi mahasiswa yang menjadi wirausahawan. Mahasiswa menyewa lokasi tersebut dengan biaya yang relatif murah, namun dengan melakukan seleksi dan juga monitoring & evaluasi. Event yang telah dilakukan :

a. Setiap akhir bulan melalui Parade Musik dan Kewirausahaan

b. Bulan Ramadhan melalui Pasar Ramadhan

5. Bussiness Gathering

Merupakan pertemuan dengan para pelaku bisnis untuk pertukaran informasi dalam rangka memperkecil link & match antara teori dan dunia praktek. Pertemuan ini difasilitasi oleh UBK-USU. Pertemuan dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali.

6. Entrepreneurship Expo

Merupakan pameran (bazar) produk dan jasa, serta pameran produk hasil temuan (riset). Expo ini dilakukan 2 (dua) kali dalam setahun,diadakan pada bulan Januari dan Agustus (dies USU).


(1)

Zeri Sonya

1 2 3 1 1 1 4 4 2 2 1 1 1 2 3

Prana Ugiana

2 2 2 1 4 1 1 4 4 1 2 2 4 2 4

M.Iqbal Hrp

4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4

Al Mifdhal

1 1 2 1 3 1 2 3 1 2 1 4 2 2 3

Rizki K.D

4 2 2 1 4 4 3 4 4 2 2 1 4 2 4

Amalia Alsa

1 3 2 1 2 1 2 2 1 4 2 2 2 1 1

Tanty S.J

1 2 3 1 1 1 4 4 2 2 4 1 1 3 3

Wiwien Febriani

2 1 4 2 2 3 2 3 3 3 3 3 1 1 2

enny Khairani

1 1 4 4 1 2 2 4 2 4 1 3 2 4 2

Naumi K.

1 1 2 1 1 2 1 4 2 1 4 2 3 1 4

Fadlina

4 4 3 4 3 1 2 4 3 3 4 4 4 4 3

Gunawan H.

3 2 1 2 1 3 1 4 2 1 2 2 1 2 1

Arifin Fauzi Lbs

4 4 3 4 4 3 2 3 4 2 2 4 3 4 4

Wicahya Indra

2 3 1 3 2 3 4 2 4 2 2 1 2 1 3

Amin Mawar

4 3 4 4 1 2 2 2 2 3 4 4 3 3 3

Riza Pramulya

1 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 3 4 3 4

M.Irfan Lubis

1 4 3 4 4 1 3 4 3 4 4 4 3 2 4

Imelda M.L.T

1 2 4 3 3 1 4 3 2 2 3 1 2 1 1

Willy A. Chandra

1 4 3 3 2 1 2 2 2 1 4 2 1 1 1

Istianda Sari

3 4 4 3 4 4 1 2 3 4 4 4 3 4 4

Dian Yodana S.

4 3 1 3 4 4 3 3 1 2 2 4 4 3 2

Variabel Inovatif

X

2

Responden

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16

Ramli Ahmaddin

3 4 4 4 2 2 4 3 1 2 2 4 3 4 4 3

Yopie Handoko

2 3 1 2 4 2 4 2 2 1 2 3 1 4 3 1

Aditya E.

3 1 1 4 3 4 3 2 4 3 4 4 4 2 2 4

Desi Afriyani

3 2 2 1 4 2 1 2 3 1 2 1 2 2 1 2

Malinda Sari

3 2 4 2 4 3 3 4 4 1 2 4 3 4 4 3

Ervina Hsb

3 1 4 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3

Nurbaiti

3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4

Fitri Yani

2 3 4 1 2 4 1 4 3 3 4 3 3 4 3 1

Patuan GM

3 3 4 3 3 4 4 1 3 4 1 3 3 4 3 3

Ressa AAD

1 4 4 2 4 4 3 1 4 1 3 4 3 4 3 1

Iqbal Sugeng

2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4

Ahmadyani

4 4 4 3 4 1 4 4 4 3 4 2 2 3 4 2

Rizki Hsb

3 1 1 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4

Dedek V.S

3 4 3 3 3 1 3 3 3 1 3 3 1 3 3 3

Ricca A.S

1 2 1 1 2 1 3 1 3 2 3 1 3 2 2 1


(2)

Ismayani

2 3 3 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 2 3 4

Seri Masliani

1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2

M.Rosidin Hrp

2 4 3 4 1 4 3 3 2 1 4 4 1 1 4 1

Hadi Syaputra

4 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 2 3 3 1 3

Khairul A. Hsb

1 1 3 3 2 3 1 3 2 1 1 2 1 2 3 2

Ahmad Ade

4 3 4 4 2 4 4 1 4 3 4 4 4 3 4 3

Mukhti

4 4 3 4 3 4 4 1 3 3 4 3 4 4 1 3

Munawir Sajali

3 4 3 1 3 1 3 4 3 3 4 3 4 3 1 3

Carjony Sitorus

4 2 4 3 4 1 4 3 4 2 4 4 1 4 3 3

Romeo Napitupulu

3 4 2 3 4 3 3 1 3 3 4 3 4 3 2 3

Chandro

2 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4

Devista Purba

2 2 4 4 2 4 4 4 2 2 2 2 4 2 3 2

Bona P. S

3 1 1 2 3 3 4 3 2 1 2 1 2 3 3 2

Mhd. Iqbal

3 1 3 2 2 1 1 2 3 4 3 2 2 3 1 1

Suci W. Sari

2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 1

Indra G. Ade

3 4 3 1 4 2 4 1 4 3 2 1 4 3 2 4

Suriah Achmad

2 4 1 4 3 1 2 3 2 1 1 2 3 1 4 1

Mujair Nst

4 3 4 4 4 3 1 2 3 4 3 4 4 4 3 4

Hafidz A. Nst

4 3 4 4 4 3 1 2 3 4 3 4 4 4 3 4

Mhd. Hanafi

2 3 1 2 3 2 1 2 2 1 3 1 1 1 3 1

Reza Fadli

3 4 2 3 4 3 3 1 3 3 4 3 4 3 2 3

Fakhreza

2 3 3 4 4 3 3 1 2 2 2 2 1 2 4 1

Ariadi

4 4 4 3 4 3 4 4 1 4 4 2 4 1 4 4

M.Zainuddin

4 3 4 3 1 3 2 1 3 3 3 1 1 4 3 3

Zeri Sonya

2 3 2 2 4 2 1 1 3 1 3 2 4 1 1 2

Prana Ugiana

4 3 4 3 1 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3

M.Iqbal Hrp

2 1 2 1 3 2 2 1 2 3 2 3 1 3 3 1

Al Mifdhal

4 3 4 4 2 4 4 1 4 3 4 3 4 4 1 4

Rizki K.D

3 1 3 2 2 1 1 2 3 4 3 2 2 3 1 1

Amalia Alsa

3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3

Tanty S.J

3 4 2 3 4 3 3 1 3 3 1 3 4 2 2 1

Wiwien Febriani

3 4 2 4 4 1 1 4 1 4 1 1 4 3 3 3

enny Khairani

3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 1 3 1

Naumi K.

4 3 4 4 4 3 2 2 3 4 3 4 4 4 3 4

Fadlina

3 3 1 1 2 3 4 1 2 4 3 2 2 1 1 2

Gunawan H.

2 4 3 3 3 2 4 1 3 2 3 4 3 3 4 3

Arifin Fauzi Lbs

1 2 4 1 3 1 1 2 3 4 1 1 1 2 1 1

Wicahya Indra

4 4 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 1 4 1 3

Amin Mawar

2 1 3 3 2 3 3 4 4 2 1 3 2 2 4 3

Riza Pramulya

2 1 1 1 2 3 2 4 1 2 1 2 2 1 1 2

M.Irfan Lubis

3 1 2 2 1 2 4 1 2 2 1 3 2 4 1 1

Imelda M.L.T

2 1 3 2 2 2 2 4 4 1 2 2 1 4 3 1


(3)

Istianda Sari

4 3 3 2 1 2 3 3 4 3 3 1 4 1 2 4

Dian Yodana S.

3 4 4 4 2 3 4 2 4 3 4 3 3 4 4 4

TABULASI DATA RESPONDEN PENELITIAN

Variabel Intuitif X

1

Responden

P1

P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16

Ramli Ahmaddin

3 3 2 2 3 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1

Yopie Handoko

2 1 1 4 1 1 2 3 4 2 1 2 4 2 4 3

Aditya E.

2 1 2 3 3 1 2 1 4 1 1 2 1 1 1 3

Desi Afriyani

4 3 1 4 4 3 3 4 4 2 3 4 4 3 4 4

Malinda Sari

2 3 1 2 3 2 1 4 1 3 1 1 4 3 3 4

Ervina Hsb

3 4 4 2 1 2 4 2 3 3 4 2 2 2 4 3

Nurbaiti

1 1 1 2 1 1 3 1 1 2 1 1 4 1 3 2

Fitri Yani

1 2 2 4 1 1 2 1 2 1 2 1 3 1 1 1

Patuan GM

2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 1 4 3 4 4 4

Ressa AAD

3 1 1 1 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 3 2

Iqbal Sugeng

1 2 2 2 1 4 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2

Ahmadyani

2 1 3 3 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 2 2

Rizki Hsb

3 2 1 1 1 2 1 2 1 2 3 1 1 2 3 2

Dedek V.S

3 1 2 3 1 4 1 2 1 4 1 2 3 1 2 1

Ricca A.S

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 1 2 2 1 1

Tira Kartika

3 2 1 4 1 2 1 3 1 2 3 1 3 2 3 2

Ismayani

1 2 2 2 1 4 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2

Seri Masliani

2 1 1 4 1 1 1 1 1 3 1 3 4 2 3 2

M.Rosidin Hrp

2 1 3 3 3 1 4 1 1 1 3 2 1 2 2 3

Hadi Syaputra

4 3 3 4 4 3 4 4 4 1 4 3 4 4 4 2

Khairul A. Hsb

4 4 3 4 4 4 3 2 3 1 4 3 4 2 3 4

Ahmad Ade

4 3 1 3 4 3 2 3 3 4 1 2 1 1 2 1

Mukhti

2 3 4 3 2 3 4 2 3 3 1 1 2 3 2 3

Munawir Sajali

2 3 1 3 2 2 2 3 2 1 2 1 3 2 1 2

Carjony Sitorus

4 3 3 2 3 1 4 3 1 2 4 3 1 4 2 3

Romeo Napitupulu

1 3 2 3 1 1 2 1 3 1 2 1 3 1 4 1

Chandro

3 4 3 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 1

Devista Purba

1 1 3 1 4 1 3 1 2 3 2 1 1 2 2 1

Bona P. S

4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4

Mhd. Iqbal

3 4 3 1 1 2 2 3 4 3 2 3 2 3 4 1

Suci W. Sari

4 3 1 2 4 3 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4

Indra G. Ade

1 1 3 2 2 3 1 1 3 4 2 3 4 3 4 2

Suriah Achmad

2 4 1 1 2 1 2 2 4 1 1 4 2 3 1 2


(4)

Hafidz A. Nst

3 2 3 2 3 1 3 2 3 1 3 3 4 3 2 3

Mhd. Hanafi

3 4 3 4 3 2 3 3 2 4 1 3 4 2 3 4

Reza Fadli

1 3 2 3 1 1 2 1 3 1 2 1 3 1 4 1

Fakhreza

3 4 3 2 1 2 3 2 2 3 2 1 2 3 2 1

Ariadi

1 2 1 1 2 1 2 4 3 3 1 3 3 2 3 4

M.Zainuddin

2 1 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 3 2 2

Zeri Sonya

3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 1 4 2 4 4

Prana Ugiana

2 1 3 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 3 2 2

M.Iqbal Hrp

2 1 1 2 1 2 4 3 3 1 3 3 2 3 4 3

Al Mifdhal

4 3 2 3 3 4 1 2 1 1 2 1 2 4 3 3

Rizki K.D

3 4 3 1 1 2 2 3 4 3 2 3 2 3 4 1

Amalia Alsa

2 3 1 3 2 2 2 3 2 1 2 1 3 2 1 2

Tanty S.J

1 3 2 3 1 1 2 1 3 1 2 1 3 1 4 1

Wiwien Febriani

1 2 4 2 4 4 4 1 3 3 2 4 4 3 4 4

enny Khairani

2 2 1 1 2 1 2 1 3 2 2 3 1 3 2 2

Naumi K.

3 2 3 2 3 1 3 2 3 1 3 3 4 3 2 3

Fadlina

2 1 1 1 2 4 1 2 1 1 2 3 1 2 3 4

Gunawan H.

3 1 1 2 1 3 2 1 1 1 3 1 3 2 1 2

Arifin Fauzi Lbs

1 3 3 2 1 3 2 1 2 1 3 1 1 1 3 2

Wicahya Indra

3 3 4 4 2 4 1 1 2 4 4 2 1 3 2 3

Amin Mawar

1 2 1 4 4 1 2 1 2 1 2 1 1 2 2 3

Riza Pramulya

4 3 1 3 4 2 4 2 3 4 2 4 3 1 4 1

M.Irfan Lubis

3 3 2 1 3 2 2 3 2 4 3 2 1 2 4 3

Imelda M.L.T

3 1 4 3 2 4 2 1 1 3 2 1 4 4 2 1

Willy A. Chandra

2 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 1 3 1 1 2

Istianda Sari

2 1 3 2 2 3 1 2 2 4 1 1 2 3 1 1

Dian Yodana S.

1 3 1 2 1 1 2 2 3 1 1 2 3 2 2 1

Variabel Minat Berwirausaha (Y)

Responden

P1

P2

P3

P4 P5 P6 P7 P8

Responden

P1

P2

P3

P4

Ramli Ahmaddin

2 4 3 2 4 4 4 3

Indra G. Ade

4 4 2 4

Yopie Handoko

2 3 4 4 4 3 4 1

Suriah Achmad

3 3 1 2

Aditya E.

3 4 4 4 3 4 3 4

Mujair Nst

3 4 3 2

Desi Afriyani

4 3 4 3 4 2 1 2

Hafidz A. Nst

1 1 2 3

Malinda Sari

2 3 1 2 3 3 2 1

Mhd. Hanafi

3 2 4 3

Ervina Hsb

2 3 4 4 2 3 3 4

Reza Fadli

4 2 3 4

Nurbaiti

4 1 1 2 2 1 3 1

Fakhreza

1 1 4 1

Fitri Yani

3 4 4 3 4 2 3 4

Ariadi

2 4 3 3

Patuan GM

3 2 3 4 3 1 2 3

M.Zainuddin

3 2 3 4

Ressa AAD

2 1 2 1 2 3 4 1

Zeri Sonya

3 2 4 3


(5)

Ahmadyani

4 4 3 4 1 2 3 4

M.Iqbal Hrp

1 1 2 3

Rizki Hsb

4 3 4 3 4 3 4 4

Al Mifdhal

4 4 2 4

Dedek V.S

3 1 2 1 2 1 3 2

Rizki K.D

4 2 3 4

Ricca A.S

2 3 1 2 1 2 3 1

Amalia Alsa

1 3 4 2

Tira Kartika

1 2 3 3 4 2 3 4

Tanty S.J

1 2 3 3

Ismayani

4 2 4 3 3 4 1 4

Wiwien Febriani

4 3 4 3

Seri Masliani

3 4 2 3 4 3 2 3

enny Khairani

2 1 3 1

M.Rosidin Hrp

4 3 4 2 4 3 2 4

Naumi K.

1 2 3 3

Hadi Syaputra

1 2 3 4 1 2 1 2

Fadlina

3 2 1 2

Khairul A. Hsb

4 3 2 4 3 2 4 2

Gunawan H.

1 1 3 1

Ahmad Ade

4 2 2 3 4 4 4 3

Arifin Fauzi Lbs

2 1 2 1

Mukhti

3 4 3 4 4 4 3 4

Wicahya Indra

2 4 4 3

Munawir Sajali

4 2 1 3 2 3 4 2

Amin Mawar

2 1 4 1

Carjony Sitorus

2 4 4 3 1 4 3 4

Riza Pramulya

1 2 1 4

Romeo Napitupulu

1 4 2 2 2 1 2 1

M.Irfan Lubis

1 2 2 2

Chandro

3 3 4 1 4 4 2 4

Imelda M.L.T

2 3 4 1

Devista Purba

3 4 3 2 3 3 1 2

Willy A. Chandra

4 3 4 2

Bona P. S

2 4 2 2 3 4 3 2

Istianda Sari

3 1 4 2

Mhd. Iqbal

4 1 2 1 2 1 2 3

Dian Yodana S.

2 3 4 4

Suci W. Sari

2 1 2 1 4 3 2 4

KODING DATA DESKRIPTIF RESPONDEN KE DATA SPSS

No.

Jenis

SPSS Fakultas SPSS Stambuk SPSS

Total Nilai Tiap Variabel

Nilai Peng

Kelamin

X

1

X

2

X

3

X

4

Y

X

1

X

2

X

3

X

4

1 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2005 1 93 37 62 58 31 4 2 3 3

2 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2006 2 55 80 57 58 31 3 4 3 3

3 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 86 69 37 58 29 4 3 2 3

4 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 58 37 62 93 30 3 2 3 4

5 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 62 45 82 61 31 3 2 4 3

6 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 82 62 25 81 31 4 3 1 4

7 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 81 49 38 82 31 4 2 2 4

8 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2006 2 82 50 75 43 31 4 2 3 2

9 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 69 46 73 62 30 3 2 3 3

10 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 58 57 56 79 31 3 3 3 4

11 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 49 62 39 100 31 2 3 2 4

12 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 86 31 63 70 31 4 2 3 3

13 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2006 2 70 56 93 31 31 3 3 4 2

14 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 75 64 37 74 30 3 3 2 3

15 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 76 51 44 79 31 4 3 2 4

16 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 79 50 75 46 31 4 2 3 2

17 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 68 79 39 64 30 3 4 2 3

18 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2006 2 93 68 43 46 31 4 3 2 2

19 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2006 2 39 50 61 100 31 2 2 3 4

20 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2005 1 64 32 75 79 31 3 2 3 4

21 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2006 2 75 43 46 86 31 3 2 2 4


(6)

23 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2006 2 93 64 61 32 29 4 3 3 2

24 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2005 1 82 39 86 43 31 4 2 4 2

25 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2006 2 25 50 75 100 31 1 2 3 4 26 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2006 2 50 61 39 100 30 2 3 2 4

27 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 93 32 43 82 31 4 2 2 4

28 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2007 3 57 68 79 46 31 3 3 4 2

29 Laki-Laki 1 Ekonomi 1 2006 2 100 50 39 61 31 4 2 2 3

30 Perempuan 2 Ekonomi 1 2006 2 75 25 64 86 30 3 1 3 4

31 Laki-Laki 1 Mipa 2 2006 2 43 68 39 100 31 2 3 2 4

32 Laki-Laki 1 Mipa 2 2007 3 86 39 43 82 30 4 2 2 4

33 Laki-Laki 1 Mipa 2 2006 2 64 61 86 39 31 3 3 4 2

34 Laki-Laki 1 Mipa 2 2006 2 86 57 46 61 31 4 3 2 3

35 Laki-Laki 1 Mipa 2 2007 3 82 32 43 93 30 4 2 2 4

36 Laki-Laki 1 Mipa 2 2006 2 39 43 68 100 31 2 2 3 4

37 Laki-Laki 1 Mipa 2 2006 2 64 68 39 79 31 3 3 2 4

38 Laki-Laki 1 Mipa 2 2007 3 93 52 49 56 30 4 3 2 3

39 Laki-Laki 1 Mipa 2 2006 2 70 81 68 31 31 3 4 3 2

40 Perempuan 2 Mipa 2 2006 2 79 56 45 70 31 4 3 2 3

41 Laki-Laki 1 Mipa 2 2006 2 56 31 63 100 30 3 2 3 4

42 Laki-Laki 1 Mipa 2 2007 3 45 44 61 100 31 2 2 3 4

43 Laki-Laki 1 Mipa 2 2006 2 63 62 25 100 31 3 3 1 4

44 Perempuan 2 Mipa 2 2006 2 94 38 51 67 30 4 2 3 3

45 Perempuan 2 Psikologi 3 2006 2 69 55 94 32 31 3 3 4 2 46 Perempuan 2 Psikologi 3 2006 2 73 44 57 76 31 3 2 3 4 47 Perempuan 2 Psikologi 3 2007 3 56 45 49 100 31 3 2 2 4

48 Perempuan 2 fkm 4 2006 2 88 49 56 57 30 4 2 3 3

49 Perempuan 2 fkm 4 2006 2 74 75 52 49 31 3 3 3 2

50 Perempuan 2 fkm 4 2006 2 88 68 55 39 30 4 3 3 2

51 Laki-Laki 1 fkm 4 2005 1 57 43 56 94 31 3 2 3 4

52 Laki-Laki 1 Teknik 5 2006 2 56 39 55 100 31 3 2 3 4

53 Laki-Laki 1 Teknik 5 2006 2 88 49 56 57 30 4 2 3 3

54 Laki-Laki 1 Teknik 5 2006 2 74 75 52 49 31 3 3 3 2

55 Laki-Laki 1 Teknik 5 2006 2 88 68 55 39 31 4 3 3 2

56 Laki-Laki 1 Teknik 5 2006 2 57 43 56 94 30 2 2 3 4

57 Perempuan 2 Pertanian 6 2006 2 49 32 69 100 31 2 2 3 4 58 Laki-Laki 1 Pertanian 6 2006 2 74 57 37 82 31 3 3 2 4 59 Perempuan 2 Pertanian 6 2006 2 82 55 32 81 30 4 3 2 4 60 Perempuan 2 Pertanian 6 2006 2 86 63 76 25 31 4 3 4 1 61 perempuan 2 Pertanian 6 2006 2 70 38 73 69 31 3 2 3 3