ANALISA PENGARUH ENTREPRENEURSHIP CHARACTERISTIC, SELF EFFICACY DAN ADVERSITY INTELLIGENCE TERHADAP ENTREPRENEURSHIP INTENSITY (STUDI PADA PENDIDIKAN EKONOMI UNSOED)

  

Tema : 5 (Kewirausahaan, Koperasi dan UMKM)

ANALISA PENGARUH ENTREPRENEURSHIP CHARACTERISTIC,

  

SELF EFFICACY DAN ADVERSITY INTELLIGENCE

TERHADAP ENTREPRENEURSHIP INTENSITY

(STUDI PADA PENDIDIKAN EKONOMI UNSOED)

  

Oleh

Sofiatul Khotimah, Viviana Mayasari dan Bambang Sunarko

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto

e-mail: sofiatul_k@yahoo.com, viviana120384@gmail.com dan bambang.sunarko94@yahoo.com

  

ABSTRAK

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh entrepreneurship characteristic, self efficacy dan entrepreneur intention. Penelitian ini menggunakan Structural

  adversity intelligence terhadap

Equation Modeling (SEM) teknik modeling Statistik yang bersifat cross-sectional menggunakan

path analysis . Saat ini penelitian yang terkait pengaruh entrepreneurship characteristic, self

efficacy, adversity intelligence dan entrepreneur intention masih sangatlah terbatas padahal hal

  tersebut sangat penting untuk melihat kesiapan personal untuk melakukan kegiatan berwirausaha yang dalam penelitian ini menggunakan proxy entrepreneurship characteristic, self efficacy,

  

adversity intelligence dan entrepreneur intention . Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini

  menggunakan kepribadian entrepreneur kuesioner yang mengacu pada alat ukur Entrepreneurial

  

Charactersitics Questionnaire (ECQ). Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif

  signifikan entrepreneurship characteristic terhadap entrepreneurship intensity pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Unsoed. Adversity intelligence berpengaruh positif signikan terhadap entrepreneurship intensity Adversity intelligence berpengaruh positif signifikan terhadap entrepreneurship intensity Self efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap entrepreneurship intensity.

  Kata Kunci : entrepreneurship characteristic, adversity intelligence, self efficacy, entrepreneur intention .

  ABSTRACT

  This research aims to see the influence of entrepreneurship characteristic, adversity intelligence, self efficacy towards entrepreneur intention. This research will use Structural Equation Modeling (SEM) Statistical modeling technique that is cross-sectional using path analysis. Currently, the research related to the influence of entrepreneurship characteristic, adversity intelligence, self efficacy and entrepreneur intention is still very limited when it is very important to see personal readiness to conduct entrepreneurial activities which in this research using proxy entrepreneurship characteristic, adversity intelligence, self efficacy and entrepreneur intention . The questionnaire used in this study used the entrepreneurial personality of the questionnaire which refers to the Entrepreneurial Charactersitics Questionnaire (ECQ). The result of the research shows that there is a significant positive relationship of entrepreneurship characteristic to entrepreneurship intensity in Economics Faculty of Economics Unsoed students. Adversity intelligence has a significant positive effect on entrepreneurship intensity Adversity intelligence has a significant positive effect on entrepreneurship intensity Self efficacy has a significant positive effect on entrepreneurship intensity.

  Keywords : entrepreneurship characteristic, adversity intelligence, self efficacy, entrepreneur intention PENDAHULUAN

  Tingkat pengangguran terdidik yang berstatus sarjana saat ini terus meningkat jika perguruan tinggi sebagai lembaga pencetak sarjana tidak memiliki kemampuan mengarahkan peserta didik dan alumninya menciptakan lapangan kerja setelah lulus. Rendahnya motivasi generasi muda Indonesia dalam berwirausaha saat ini menjadi pemikiran serius berbagai pihak baik pemerintah, dunia pendidikan, dunia industri, maupun masyarakat. Fenomena ini semakin menambah beban pemerintah dalam mengurangi pengangguran.

  Mahasiswa merupakan bagian kelompok masyarakat yang relatif dinamis, dapat mengikuti perubahan yang terjadi dalam masyarakat, dan dengan kapasitas intelektualnya mahasiswa mampu mengembangkan diri. Wirausaha merupakan alternatif pilihan yang cukup tepat bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Survey BPS (2012) menemukan hanya terdapat sekitar 8 persen lulusan perguruan tinggi yang tertarik menekuni bidang kewirausahaan, sisanya 92 persen memilih untuk bekerja menjadi karyawan. Mahasiswa reltif lebih tertarik pada keinginan untuk mendapat pekerjaan pada badan usaha milik pemerintah atau swasta setelah menyelesaikan pendidikannya.

  Seseorang yang memasuki tahap dewasa dituntut untuk dapat lebih mandiri dan tidak banyak bergantung dengan orang lain. Mahasiswa yang dalam hal ini sudah mulai memiliki tanggung jawab dan mulai belajar untuk lebih mandiri cenderung memiliki dorongan untuk bisa melakukan sesuatu yang lebih berguna untuk dirinya sendiri bahkan sebisa mungkin untuk orang lain. Dari sinilah mahasiswa mulai memiliki dorongan untuk mengikuti kegiatan di luar agenda perkuliahan yang dinilai dapat menggali potensi diri dan menumbuhkan rasa tanggung jawab serta kemandirian, kegiatan itu seperti kepanitiaan suatu acara, organisasi intra maupun ekstra kampus, lomba, dan juga wirausaha. Kegiatan- kegiatan ini selain bisa meningkatkan soft skill mahasiswa, seringkali juga mendatangkan keuntungan finansial bagi mahasiswa.

  Mahasiswa diharapkan mempunyai adversity intelligence yang baik atau tinggi, sehingga lebih mampu meningkatkan motivasi dalam berwirausaha sehingga dapat menjalankan wirausaha dengan baik dan dapat mengurangi tingkat pengangguran terdidik. Adversity intelligence yaitu kemampuan mengubah hambatan menjadi peluang keberhasilan yang dapat dipergunakan untuk melepaskan diri dari hambatan, sehingga mahasiswa yang mempunyai adversity intelligence yang baik lebih mampu meningkatkan intensi dalam berwirausaha. Mahasiswa yang mempunyai

  

adversity intelligence rendah menyebabkan mereka tidak mampu mengadapi rintangan yang ada

sebab mahasiswa merasa ragu-ragu dan takut gagal, sehingga intensi berwirausaha juga rendah.

  Pada saat ini mahasiswa diharapkan mempunyai adversity intelligence yang tinggi, sehingga lebih mampu meningkatkan motivasi dalam berwirausaha sehingga dapat menjalankan wirausaha dengan baik dan dapat mengurangi tingkat pengangguran terdidik. Adversity

  

intelligence yaitu kemampuan personal dalam mengubah hambatan menjadi peluang keberhasilan

  yang dapat dipergunakan untuk melepaskan diri dari hambatan, sehingga mahasiswa yang mempunyai adversity intelligence yang baik lebih mampu meningkatkan intensi dalam berwirausaha. Mahasiswa yang memiliki kemampuan adversity intelligence rendah menyebabkan mereka tidak mampu mengadapi rintangan yang ada sebab mahasiswa akan merasa ragu-ragu dan takut gagal, sehingga intensi berwirausaha juga rendah pula.

  Entrepreneur Intention dapat diartikan sebagai langkah awal dari suatu proses pendirian sebuah usaha yang umumnya bersifat jangka panjang, Lee dan Wong (dalam Rojuaniah, 2014). Menurut Hattab (2014), niat berwirausaha dapat didefinisikan sebagai keadaan pikiran yang mengarahkan dan membimbing setiap individu terhadap perkembangan dan pengimplementasian dalam konsep bisnis baru.

METODE PENELITIAN

  Jenis penelitian ini adalah survei, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini termasuk confirmatory reseach, karena dimulai dengan hipotesis atau pertanyaan penelitian dan melibatkan prosedur yang tepat dan sumber data yang spesifik. Adapun jenis data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan melalui survey. Alat pengumpul data pada penelitian ini berupa kuesioner kepribadian entrepreneur yang mengacu pada alat ukur Entrepreneurial Charactersitics Questionnaire (ECQ) yang dikembangkan oleh Frank Bezzina (2010). Sampel populasi yang merupakan mahasiswa 3 angkatan prodi Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Unsoed berjumlah 115 orang (mahasiswa laki-laki berjumlah 45 orang sedangkan responden mahasiswi perempuan berjumlah 70 orang). Penelitian ini bersifat klausal yang berarti sebab akibat yaitu identifikasi hubungan sebab dan akibat antar variabel Penelitian ini menggunakan teknik analisis yaitu Regression weight pada SEM yang digunakan untuk meneliti seberapa besar hubungan antar variabelnya. Model untuk penelitian digambarkan dengan path diagram.

  Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.

  Definisi operasional dan pengukuran pada masing masing variabel penelitian disajikan pada Tabel 1 berikut ini:

  Tabel 1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel No Variabel Definisi Indikator

  termasuk toleransi terhadap ambiguitas dan ketidakpastian, inisiatif, kepercayaan diri, sifat agresif,

  1. Energik kemampuan untuk memobilisasi dan

  entrepreneurship

  2. Fleksibel

  1. menggunakan sumber daya secara characteristic

  3. Optimis efisien, melihat uang sebagai ukuran

  4. Mandiri kinerja, kesadaran diri, dan kecenderungan untuk mempercayai orang lain

  1. Memiliki kemampuan mengubah hambatan pengetahuan wirausaha

  Adversity menjadi peluang keberhasilan yang

  2. Orientasi pada 2.

  intelligence dapat dipergunakan untuk melepaskan peluang

  diri dari hambatan,

  3. Kreatif

  4. Inisiatif

  1. Mengembangkan kemampuan kepercayaan individu atas kemampuan

  2. Tantangan

3. Self Eficacy yang dimilikinya dalam menyelesaikan

  3. Mampu pekerjaan meningkatkan prestasi

  4. Komitmen

  1. Innovativeness Teaching Quality keadaan pikiran yang mengarahkan dan

  2. Risk-taking

  Entrepreneur membimbing setiap individu terhadap 4.

  propensity

  intention perkembangan dan pengimplementasian

  3. Competitiveness dalam konsep bisnis baru

  4. Entrepreneurial family exposure

HASIL DAN PEMBAHASAN

  Uji kelayakan model SEM ini diuji dengan cara menggunakan confirmatory factor analysis yaitu menggunakan chi-square, probabilitas, CFI, TLI, RMSEA, GFI dan AGFI yang tersaji dalam tabel berikut:

  Tabel 2. Hasil Pengujian Model Structural Equation Modelling Goodness of fit model Cut off value Hasil Model Evaluasi Model

  Chi square (df:82) <101.884 101.800 Baik Significant Prob >0.05 0.068 Baik RMSEA < 0.08 0.040 Baik GFI >0.90 0.921 Baik AGFI >0.90 0.904 Baik CMIN/DF <2.00 1.241 Baik TLI >0.95 0.966 Baik CFI >0.95 0.973 Baik

  Sumber: data primer yang diolah 2017

  Tabel 3. Standardized Regression Weight Structural Equation Modeling

  Sumber : Ringkasan data primer yang diolah 2017 Uji hipotesis model menunjukkan bahwa model yang digunakan fit terlihat dari tingkat signifikasi Chi Square model sebesar 101.80 , nilai Goodnes of Fit (GFI) sebesar 0.921 dan Cmin/df sebesar 1.241.

  Standart Estimate

  Estimate S.E. CR P EI <--- EC 0.381 0.360 0.100 3.583 0.008 EI <--- Selfef 0.352 0.362 0.081 4.426 EI <--- AI 0.331 0.360 0.100 4.621

  

Struktural Equation Model (SEM)

Pengujian Hipotesis

Hipotesis 1: Entrepreneurship characteristic berpengaruh positif terhadap entrepreneurship

intensity.

  Pada pengujian hipotesis I digunakan taraf signifikansi sebesar 5%, hal tersebut digunakan karena nilai C.R ≥ 1,96. Parameter estimasi antara variabel nilai kreatif kohesif dan inovasi produknya menunjukkan hasil positif yang signifikan dengan nilai C.R. = 3.58. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis I yang menyatakan entrepreneurship characteristic berpengaruh positif signifikan terhadap entrepreneurship intensity. Penelitian ini sejalan dengan Gorman et al., 1997; Kourilsky dan Walstad, 1998 dan Zimmerman (2008), yang menyatakan bahwa entrepreneurship characteristic berpengaruh positif terhadap entrepreneurship intensity Entrepreneurship characteristic lain yang diidentifikasi oleh para peneliti termasuk toleransi terhadap ambiguitas dan ketidakpastian, inisiatif, kepercayaan diri, sifat agresif, kemampuan untuk memobilisasi dan menggunakan sumber daya secara efisien, melihat uang sebagai ukuran kinerja, kesadaran diri, dan kecenderungan untuk mempercayai orang lain. Peneliti lain mendefinisikakarakteristik entrepreneur menjadi innovator sebagai pemimpin, energik, fleksibel, optimis, berorientasi hasil, dan mandiri.

  Hipotesis 2: Adversity intelligence berpengaruh terhadap entrepreneurship intensity.

  Pada pengujian hipotesis I digunakan taraf signifikansi sebesar 5%, hal tersebut digunakan karena nilai C.R ≥ 1,96. Parameter estimasi antara variabel nilai kreatif kohesif dan inovasi produknya menunjukkan hasil positif yang signifikan dengan nilai C.R. = 4.621. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 yang menyatakan Adversity intelligence berpengaruh positif terhadap entrepreneurship intensity. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Nursito dan Nugroho (2013), Suharti dan Sirine (2011), Silvia (2013), dan Wijaya (2007) menyatakan bahwa ada hubungan positif antara adversity intelligence dengan intensi berwirausaha. Penelitian Stoltz (2000) juga menyatakan bahwa sukses tidaknya individu dalam kehidupan ditentukan oleh kecerdasan adversitas, dimana kecerdasan adversitas dapat memberitahukan: (1) sejauh mana individu mampu bertahan dan mengatasi kesulitan yang dihadapi; (2) individu mana yang mampu mengatasi kesulitan dan yang tidak mampu; (3) individu mana yang akan memenuhi harapan dan potensi serta yang akan gagal; dan (4) individu yang akan menyerah dan yang akan bertahan.Individu yang memiliki kecerdasan dalam menghadapi rintangan akan memiliki kemampuan untuk menangkap peluang usaha (wirausaha) karena memiliki kemampuan menanggung risiko, orientasi pada peluang/ inisiatif, kreativitas, kemandirian dan pengerahan sumber daya, sehingga adversity intelligence memiliki pengaruh terhadap keinginan berwirausaha.

  Hipotesis 3: self efficacy berpengaruh terhadap entrepreneurship intensity.

  Pada pengujian hipotesis I digunakan taraf signifikansi sebesar 5%, hal tersebut digunakan karena nilai C.R ≥ 1,96. Parameter estimasi antara variabel nilai : Self efficacy berpengaruh hasil positif yang signifikan dengan nilai C.R. = 4.426. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 yang menyatakan Adversity intelligence berpengaruh positif signifikan terhadap entrepreneurship intensity. Penelitian ini sejalan dengan Yohnson (2003), Wu & Wu, 2008 yang menyatakan self efficacy berpengaruh positif signifikan terhadap entrepreneurship intensity Efikasi diri dapat dilihat secara spesifik maupun secara umum tergantung dari ranah atau domain yang melingkupinya. Menurut Indarti & Rostiani (2008). Efikasi diri seseorang terhadap karir yang akan ditempuhnya menggambarkan proses pemilihan dan penyesuaian diri terhadap pilihan karirnya tersebut. Semakin tinggi tingkat efikasi diri terhadap kewirausahaan maka akan semakin kuat intensi kewirausahaan.

  Hasil penelitian ini konsisten dengan Nursito dan Nugroho (2013), yang sebelumnya juga telah membuktikan bahwa, self efficacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha mahasiswa di Surakarta. Penelitian Cromie (2000), yang menjelaskan bahwa self

  

efficacy mempengaruhi kepercayaan sesaorang pada tercapai atau tidaknya tujuan yang sudah ditargetkan. Semakin tinggi kepercayaan diri seorang mahasiswa atas kemampuan dirinya untuk dapat berusaha, maka semakin besar pula keinginannya untuk menjadi seorang wirausaha.

  KESIMPULAN

  Berdasarkan data diperoleh dari hasil analsis yang telah dilakukan maka dapat ditarik simpulan bahwa terdapat hubungan positif signifikan entrepreneurship characteristic terhadap entrepreneurship intensity pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Unsoed.

  

Adversity intelligence berpengaruh positif signikan terhadap entrepreneurship intensity.

  Kemampuan mahasiswa dalam memiliki kecerdasan adversitas diharapkan mampu meningkatkan intensitas berwirausaha. Adversity intelligence yang baik atau tinggi, sehingga lebih mampu meningkatkan motivasi dalam berwirausaha sehingga dapat menjalankan wirausaha dengan baik Selain itu Internal locus of control merupakan salah satu orientasi dari locus of control di mana individu menganggap bahwa peristiwa yang dialami terjadi karena tindakan individu itu sendiri Self efficacy berpengaruh terhadap entrepreneurship intensity pada mahasiswa Pendidikan Ekonomi Fakultas Ekonomi Unsoed. Self efficacy yang tinggi pada mahasiswa S1 Prodi Pendidikan Ekonomi FEB Unsoed , dapat dijadikan acuan bagi pihak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unsoed sebagai lembaga pendidikan ekonomi untuk lebih meningkatkan kepercayaan diri jiwa wirausaha pada mahasiswa, baik melalui matakuliah kewirausahaan ataupun membangun lingkungan dan budaya wirausaha dalam lingkungan Fakultas.

  Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat beberapa keterbatasan yang menyebabkan hasil yang diperoleh kurang sempurna. Keterbatas-keterbatasan tersebut diantaranya: 1) jumlah responden yang digunakan untuk penelitian ini masih tergolong sedikit jika dibandingkan dengan jumlah populasi total mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman. Sehingga kurang merepresentasikan kondisi aktual niat kewirausahaan mahasiswa. 2) Penelitian ini hanya dilakukan dengan menggunakan sample mahasiswa mahasiswa S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jenderal Soedirman yang sudah mendapatkan Mata Kuliah Kewirausahaan, sehingga tidak dapat merepresentasikan adanya perbedaan niat mahasiswa di Unsoed antara sebelum mereka mendapatkan Mata Kuliah Kewirausahaan dengan sesudahnya.

  DAFTAR PUSTAKA Alberti F, Sciascia dan Poli. 2004. Entrepreneurship Education: Notes on an Ongoing Debate.

  Proceedings of the 14th Annual International Entrepreneurship Conference, University of

  Nopoli, Federico II, Italy, 4-7 Juli 2004 Andika, Manda dan Iskandarsyah Madjid. 2012. Analisis Pengaruh Sikap, Norma Subjektif dan

  Efikasi Diri Terhadap Intensi Berwirausaha pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala: Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Syah Kuala. Seminar Eco-Entrepreneuship & Call for Paper tema Improving Performance by Rojuaniah. 2014. Pengaruh Faktor Demografi dan Karakteristik Pribadi terhadap Keinginan Berwirausaha. Forum Ilmiah, 11 (1): 137

  Diri terhadap Intensi Kewirausahaan . Kiat Bisnis, 5 (2): 148-158

  Mediterranean Journal of Social Sciences , 5 (7): 294-299

  Nursito dan Nugroho. 2013. Analisis Pengaruh Interaksi Pengetahuan Kewirausahaan dan Efikasi

  Indonesia, 23 (4): 1-27

  Indarti, Nurul dan Rokhima Rostiani. 2008. Intensi Kewirausahaan Mahasiswa: Studi Perbandingan Antara Indonesia, Jepang dan Norwegia. Jurnal Ekonomika dan Bisnis

  Hisrich, R.D., Peters, M.P., and Shepherd, D.A. (2008). Kewirausahaan Edisi 7. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta : Salemba Empat

  Journal of Entrepreunership , 23 (1): 1-18

  Hattab, Hala. 2014. Impact of Entrepreunership Education on Entrepreunerial Intention. The

  Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS, Semarang: BP UNDIP

  Disampaikan pada Entrepreneurship in Africa Confrence, New York, 1-3 April 2010 Cromie, S., 2000. “Assessing entrepreneurial inclinations: some approaches and empirical evidence”. European Journal of Work and Organizational Psychology, 9 (1): 7-30 Fatoki, Olawale. 2014. The Entrepreneurial Intention of Undergraduate Students in South Africa: The Influences of Entrepreneurship Education and Previous Work Experience.

  Improving Environment , Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, Semarang, 14-

  Byabashaija, W., Isaac, Katono and Robert Isabalija. 2010. The Impact of College Entrepreneurial Education on Entrepreneurial Attitudes and Intention to Start a Business in Uganda.

  Ekonomi dan Manajemen, 29(20): 144-152.

  Bustan, Jumawi. 2014. Pengaruh prestasi, locus of control, risiko, toleransi ambiguitas, percaya diri, dan inovasi terhadap minat berwirausaha mahasiswa. Jurnal Orasi Bisnis, 11: 60-67. Bukirom, Haryo Indradi, Andi Permana, dan Martono. 2014. Pengaruh Pendidikan Berwirausaha dan Motivasi Berwirausaha terhadap Pembentukan Jiwa Berwirausaha Mahasiswa, Media

  iakses pada 5 Januari 2017

  Bezzina, Frank. 2010. Investigating Gender Differences in Mathematics Performance and in Self- Regulated Learning. An International Journal, (29): 669-693 Badan Pusat Statistik (BPS), Proyeksi Pertumbuhan Penduduk Indonesia tahun 2011-2013.

  European Journal of Business and Social Sciences , 1(12): 59-67

  15 Maret 2012 Ayodele, Kolawole Olanrewaju. 2013. Demographis, Entrepreneurial Self efficacy and Locus of Control as Determinats of Adolescents Entrepreneurial Intention in Ogun State, Nigeria.

  • –148 Silvia. 2013. Pengaruh Pengaruh Entrepreuner Traits dan Entrepreuner Skill terhadap Intensi Kewirausahaan. Agora, 1 (1): 1-7
Stoltz. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Suharti, Lieli dan Sirine. 2011. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Niat Kewirausahaan.

  Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan , 13 (2): 124-134

  Zimmerman, B. J. 2008. Investigating Self-Regulation and Motivation. American Educatioal

  Research Journal , 45 (1): 166-183

  Zulkosky, Kristen. 2009. Self-Efficacy: A Concept Analysis. Journal Compilation, 44(2): 93-102