12
kehidupan nyata, kejadian- kejadian “nyata” semakin mengambil ciri hiperriil
hyperreal.
11
Hiperrealitas menciptakan satu kondisi yang di dalamnya kepalsuan berbaur dengan keaslian, masa lalu berbaur masa kini, fakta bersimpang siur
dengan rekayasa, tanda melebur dengan realitas, dusta bersenyawa dengan kebenaran. Kategori-kategori kebenaran, kepalsuan, keaslian, isu-isu, realitas
seakan-akan tidak berlaku lagi. Hiperrealitas membuat masyarakat modern menjadi berlebihan dalam pola mengkonsumsi sesuatu yang tidak jelas
esensinya. Kebanyakan dari masyarakat ini mengkonsumsi bukan karena kebutuhan ekonominya melainkan karena pengaruh model-model dari
simulasi yang menyebabkan gaya hidup masyarakat menjadi berbeda. Mereka jadi lebih konsen dengan gaya hidupnya dan nilai yang mereka junjung
tinggi.
12
1.6 Metode Penelitian
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang peneliti lakukan dengan kualitatif Pendekatan kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data diskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan orang-orang dan perilaku yang diamati.
13
Secara umum
penelitian kualitatif
bertujuan untuk
memahami
11
George Ritzer dan Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi Modern. Jakarta. Kencana Prenada Media Group
12
Muhammad, Azwar. 2014. Teori Simulakrum Jean Baudrillard dan Upaya Pustakawan Mengidentifikasi Informasi Realitas. Jurnal Ilmu Perpustakaan Kearsipan Khizanah Al-Hikmah,
Vol. 2 No. 1
13
Moleong. 2002. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.
13
understanding dunia makna yang disimbolkan dalam perilaku masyarakat menurut perspektif masyarakat itu sendiri.
14
2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif. Jenis penelitian ini data yang diperoleh berupa kata-kata atau tindakan, maka penelitian ini hanya
menggambarkan, meringkas berbagai kondisi, situasi atau berbagai variabel. Penelitian diskriptif kualitatif merupakan penelitian yang datanya
dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan berupa angka-angka atau angket.
15
Peneliti berusaha memotret peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatian, kemudian menggambarkan sebagaimana adanya, seperti Mall
Tunjungan Plaza yang menjadi pusat perbelanjaan terbesar di Kota Surabaya dan menjadi salah satu bentuk terjadinya hiperrealitas.
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat di mana peneliti melihat keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti yaitu, berada di Tunjungan Plaza
TP Jl. Basuki Rachmat No. 8-12 Surabaya. Alasan peneliti memilih lokasi penelitian tersebut karena peneliti melihat bahwa Tunjungan Plaza
merupakan salah satu mall yang sudah terkenal di Indonesia dan menjadi kontruksi masyarakat sebagai high class mall.
14
Imam Suprayogo dan Tobroni, 2001. Metode Penelitian Sosial Agama. Bandung. Remaja Rosdakarya.
15
Ibid. Moleong. 2002. Hlm. 6
14
4. Subyek Penelitian