Kajian Nilai Ekonomi Keberadaan Pohon-Pohon di Taman Ahmad Yani, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara

KAJIAN NILAI EKONOMI KEBERADAAN POHONPOHON DI TAMAN AHMAD YANI, KOTA MEDAN,
PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI

Oleh :
SALMIAH PANE
021201022/MANAJEMEN HUTAN

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2006

Universitas Sumatera Utara

KAJIAN NILAI EKONOMI KEBERADAAN POHONPOHON DI TAMAN AHMAD YANI, KOTA MEDAN,
PROVINSI SUMATERA UTARA

SKRIPSI


Oleh :
SALMIAH PANE
021201022/MANAJEMEN HUTAN

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara.

DEPARTEMEN KEHUTANAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2006

Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi

Nama
NIM
Jurusan

Program Studi

: Kajian Nilai Ekonomi Keberadaan Pohon-Pohon di
Taman Ahmad Yani, Kota Medan, Provinsi Sumatera
Utara
: Salmiah Pane
: 021201022
: Kehutanan
: Manajemen Hutan

Disetujui Oleh Komisi Pembimbing,

(Kansih Sri Hartini, S.Hut, MP.)
Anggota

(Agus Purwoko S.Hut, M.Si)
Ketua

Mengetahui,


(Dr. Ir. Edy Batara Mulya Srg M.S.)
Ketua Departemen Kehutanan

Tanggal Lulus :

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Tree services can not be estimated by market value. The Contingent
Valuation Method is used in this survey to estimate economic value for tree
services in Ahmad Yani Park, Medan City. The Contingent Valuation Method
involves directly asking people, how much they would be willing to pay for tree
services. Open question method is selected in interview 36 respondents who are
users tree services.
The result showed that mean, median and modus of respondent’s
willingness to pay every month are Rp. 27.000, Rp. 17.500 and Rp. 10.000.
Variables of respondent Education (X1), income (X2) and age (X3) to influence
willingness to pay (X3) low, that is 0,23. Respondent’s income more influential
their willingness to pay, that is 45%, while education 29% and age 26%.


Key Words : Tree, contingent valuation method.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Manfaat keberadaan pohon-pohon tidak dapat dinilai melalui harga-harga
yang ada di pasar sehingga nilai pohon cenderung terabaikan. Metode Valuasi
Kontingen (MVK) digunakan untuk menjelaskan nilai ekonomi keberadaan
pohon-pohon di Taman Ahmad Yani, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Metode bertanya terbuka dipilih dalam mewawancarai 36 responden yang
merupakan pengguna langsung (users) atas manfaat pohon-pohon di Taman
Ahmad Yani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kesediaan membayar
responden (willingness to pay) terhadap manfaat keberadaan pohon-pohon di
Taman Ahmad Yani adalah Rp. 27.000 per bulan, dengan nilai tengah Rp. 17.500
per bulan dan nilai yang paling sering muncul adalah Rp. 10.000 per bulan.
Tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan umur mempengaruhi WTP masingmasing sebesar 45%, 29% dan 26%. Pengaruh Tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan dan umur kecil terhadap Willingness to Pay (WTP) yaitu sebesar 0,23.


Kata Kunci : Pohon, metode valuasi kontingen.

Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Tanjungbalai pada tanggal 28 Agustus 1984
dari Bapak H.M.Thamrin Pane dan Ibu Rosmala Manurung. Penulis merupakan
putri bungsu dari enam bersaudara.
Penulis memasuki Taman Kanak-kanak (TK) Darma Wanita Tanjungbalai
pada tahun 1988.

Dua tahun kemudian, penulis memasuki jenjang Sekolah

Dasar (SD) yaitu pada SD Negeri 132409 Tanjungbalai. Tahun 1996 penulis
melanjutkan ke Sekolah Lanjut Tingkat Pertama (SLTP) Swasta Galih Agung
Deli Serdang.

Penulis melanjutkan ke Madrasah Aliyah Negeri (MAN)

Tanjungbalai Tahun 1999 dan pada Tahun 2000 penulis pindah ke Madrasah

Aliyah negeri (MAN) 1 Medan.

Penulis diterima di Departemen Kehutanan

Jurusan Manajemen Hutan pada Tahun 2002 melalui jalur Seleksi Penerimaan
Murid Baru (SPMB).
Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) pada tahun 2006
di Perum Perhutani Unit III Jawa Barat, tepatnya di KPH Bandung Utara.
Selanjutnya untuk memperoleh gelar sarjana, Penulis melakukan penelitian
dengan judul Kajian Nilai Ekonomi Keberadaan Pohon-Pohon di Taman Ahmad
Yani, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2006.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
atas ridho dan petunjuk-Nya skripsi ini berhasil diselesaikan. Judul skripsi yang
dipilih adalah Kajian Nilai Ekonomi Keberadaan Pohon-pohon di Taman Ahmad
Yani, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.

Terima kasih penulis sampaikan kepada Ayahanda dan Ibunda yang telah
memberikan penulis curahan kasih sayang dengan iringan do’a dan pengorbanan
yang tiada henti. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Agus
Purwoko, S.Hut, M.Si., dan Ibu Kansih Sri Hartini, S.Hut, M.P., yang telah
membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi. Disamping itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf pengajar dan pegawai administrasi
serta teman-teman di Departemen Kehutanan USU yang telah memberikan
penulis didikan, dukungan

dan saran.

Ungkapan terima kasih juga penulis

sampaikan kepada Abanganda dr.Zulkarnain dan Ramlan S.pd serta kakanda
Ir.Zumaidar, Marlina S.Ag, Meliana SP, Nurainun SE dan Lili Astri Amd yang
telah memberikan penulis motivasi dan bantuan materil.
Semoga skripsi ini bermanfaat.

Medan, Desember 2006


Salmiah Pane

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL
Halaman
1. Jenis dan Jumlah Pohon di Taman Ahmad Yani .................................. 23
2. Kesediaan Membayar Responden Setiap Bulan ................................... 24
3. Nilai Ekonomi Pohon-Pohon di Taman Ahmad Yani .......................... 25
4. Tingkat Pendidikan Responden ........................................................... 28
5. Tingkat Pendapatan Responden ........................................................... 30
6. Tingkat Umur Responden.................................................................... 31
7. Persentase Pemanfaatan Pohon Secara Langsung ................................ 37
8. Nilai Ekonomi Keberadaan Pohon-pohon bagi Responden .................. 38
9. Pendapat Responden Jika Pohon-pohon di Taman Ahmad Yani
Ditebang ............................................................................................. 40

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1. Patung Jenderal Ahmad Yani .............................................................. 20
2. Lokasi Taman Ahmad Yani di Pinggir Pasar ....................................... 21
3. Tempat Duduk Sebagai Salah Satu Fasilitas di Taman
Ahmad Yani ........................................................................................ 22
4. Pengunjung yang Berolahraga di Taman Ahmad Yani......................... 22
5. Beberapa Pohon-Pohon di Taman Ahmad Yani ................................... 23
6. Hubungan Pendidikan Responden dan WTP........................................ 29
7. Hubungan Pendapatan Responden dan WTP ....................................... 31
8. Hubungan Umur Responden dan WTP ................................................ 32
9. Pengaruh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan
tingkat umur responden terhadap WTP. ............................................... 34

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuesioner ............................................................................................ 44
2. Izin Untuk Melakukan Penelitian ........................................................ 46
3.


Rata-rata Jumlah Pengunjung dari Hasil Pengamatan
di Taman Ahmad Yani. ....................................................................... 47

4. Jumlah Uang yang Bersedia Dibayar oleh Responden Setiap
Bulannya untuk Memperoleh Manfaat dari Keberadaan
Pohon-pohon yang Ada di Taman Ahmad Yani. ................................... 48
5. Tingkat Pendidikan, Tingkat Pendapatan dan Tingkat Umur
Responden. .......................................................................................... 49
6. Nilai untuk Tiap Variabel pada Masing-Masing Responden ................. 50
7. Persentase WTP Terhadap Pendapatan ................................................. 51
8 Hasil Pengolahan SPSS 14.00 .............................................................. 52

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
ABSTRACT .............................................................................................. ii

ABSTRAK................................................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP .................................................................................. iv
KATA PENGANTAR ............................................................................... v
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi

PENDAHULUAN
Latar Belakang .................................................................................. 1
Perumusan Masalah........................................................................... 3
Tujuan Penelitian .............................................................................. 3
Manfaat Penelitian ............................................................................ 3
TINJAUAN PUSTAKA
Pohon ................................................................................................ 4
Taman Umum ................................................................................... 7
Nilai Ekonomi Produk Lingkungan ................................................... 8
Metode Valuasi Kontingen .............................................................. 12
Pendidikan, Pendapatan dan Umur .................................................. 13
METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 15
Metode Penelitian............................................................................ 15
Populasi dan Sampel ....................................................................... 16
Pengumpulan Data .......................................................................... 17
Analisa Data.................................................................................... 17
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN
Letak dan Luas Taman Ahmad Yani................................................ 20
Jenis dan Fasilitas Taman Ahmad Yani ........................................... 20
Jenis dan Jumlah Pohon di Taman Ahmad Yani .............................. 22

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesediaan Membayar Responden .................................................... 24
Mean ............................................................................................... 25
Median ............................................................................................ 26
Modus ............................................................................................. 27
Tingkat Pendidikan Responden ....................................................... 28
Tingkat Pendapatan Responden ....................................................... 30
Tingkat Umur Responden ................................................................ 31
Pengaruh Pendidikan, Pendapatan dan Umur RespondenTerhadap WTP ................................................................................ 33
Persentase Pemanfaatan Pohon Secara Langsung ............................ 37
Nilai Ekonomi Keberadaan Pohon-PohonBagi Responden .............................................................................. 38
Pendapat Responden Jika Pohon-Pohon di Taman AhmadYani Ditebang ................................................................................. 40
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan .................................................................................... 41
Saran ............................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 42
LAMPIRAN ........................................................................................... 44

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Tree services can not be estimated by market value. The Contingent
Valuation Method is used in this survey to estimate economic value for tree
services in Ahmad Yani Park, Medan City. The Contingent Valuation Method
involves directly asking people, how much they would be willing to pay for tree
services. Open question method is selected in interview 36 respondents who are
users tree services.
The result showed that mean, median and modus of respondent’s
willingness to pay every month are Rp. 27.000, Rp. 17.500 and Rp. 10.000.
Variables of respondent Education (X1), income (X2) and age (X3) to influence
willingness to pay (X3) low, that is 0,23. Respondent’s income more influential
their willingness to pay, that is 45%, while education 29% and age 26%.

Key Words : Tree, contingent valuation method.

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK

Manfaat keberadaan pohon-pohon tidak dapat dinilai melalui harga-harga
yang ada di pasar sehingga nilai pohon cenderung terabaikan. Metode Valuasi
Kontingen (MVK) digunakan untuk menjelaskan nilai ekonomi keberadaan
pohon-pohon di Taman Ahmad Yani, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara.
Metode bertanya terbuka dipilih dalam mewawancarai 36 responden yang
merupakan pengguna langsung (users) atas manfaat pohon-pohon di Taman
Ahmad Yani.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kesediaan membayar
responden (willingness to pay) terhadap manfaat keberadaan pohon-pohon di
Taman Ahmad Yani adalah Rp. 27.000 per bulan, dengan nilai tengah Rp. 17.500
per bulan dan nilai yang paling sering muncul adalah Rp. 10.000 per bulan.
Tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan umur mempengaruhi WTP masingmasing sebesar 45%, 29% dan 26%. Pengaruh Tingkat pendidikan, tingkat
pendapatan dan umur kecil terhadap Willingness to Pay (WTP) yaitu sebesar 0,23.

Kata Kunci : Pohon, metode valuasi kontingen.

Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Keinginan manusia untuk terus membangun gedung-gedung dan berbagai
sarana lainnya pada lahan-lahan yang tersedia seakan tidak sempurna tanpa
menghadirkan pohon. Pohon merupakan salah satu bagian penting dari taman
karena keberadaan pohon-pohon selain menambah keindahan taman, juga dapat
menciptakan suasana yang asri dan tenang. Menurut Arifin dan Nurhayati (2000)
taman dengan tanaman-tanamannya berperan dalam memproduksi oksigen,
mengontrol iklim setempat, mencegah erosi, serta menyimpan air tanah, bahkan
juga meredam polusi, debu dan kebisingan, menahan angin, serta menyerap sinar
matahari.
Kehidupan perkotaan yang dipenuhi dengan hilir mudik kendaraan dan
berbagai kebisingan akan lebih baik jika ada pohon-pohon yang mampu
mengurangi bahaya polusi dan mampu meredam suara kebisingan. Menurut Arief
(2001) suatu pohon sangat berperan dalam menghasilkan oksigen, maka
pemukiman yang makin bertambah padat, khususnya di lingkungan perkotaan
harus mengupayakan penanaman berbagai macam vegetasi. Peranan tumbuhan
berkayu sebagai komponen ekosistem kota dapat bermacam-macam, misalnya
taman, jalur hijau, kebun dan pekarangan. Pohon memang diandalkan dalam
penyelamatan keadaan lingkungan, seperti tanah, air dan udara.
Secara langsung keberadaan pohon-pohon dapat dijadikan tempat berteduh
dari teriknya sinar matahari. Selain itu keberadaannya juga akan menampilkan
suatu pemandangan hijau yang dapat menyejukkan mata yang memandangnya.

Universitas Sumatera Utara

Secara tidak langsung tiap individu dapat merasakan manfaat dari keberadaan
pohon-pohon yaitu sebagai komponen yang menjaga keseimbangan lingkungan.
Misalnya pohon-pohon dapat menyerap kelebihan air hujan sehingga peluang
terjadinya genangan air kecil.
Manfaat dari keberadaan pohon-pohon yang tumbuh tegak menaungi
orang-orang yang berada dibawahnya terkesan terabaikan.

Sekilas manfaat

tersebut tidak bernilai. Hal ini disebabkan karena manfaat yang dimiliki suatu
keberadaan pohon-pohon tidak dapat dipindahtangankan melalui harga-harga
yang ada di pasar, dengan kata lain manfaat tersebut tidak dapat diperjualbelikan.
Setiap orang dapat menikmati manfaat langsung atau manfaat tidak langsung dari
keberadaan pohon-pohon tanpa dibebankan kewajiban membayar atas manfaat
yang diterima.
Hilangnya kewajiban membayar dalam pemanfaatan keberadaan pohonpohon menyebabkan kurangnya perhatian sebagian masyarakat akan nilai pohon
dan cenderung mengabaikan manfaatnya.

Menurut Yakin (1997) masyarakat

cenderung acuh tak acuh untuk menentukan harga sesungguhnya dari barang
publik, dan mendorong sebagian masyarakat sebagai “free rider” yaitu kalau
orang lain sudah menanganinya, maka hilanglah beban dan tanggung jawabnya
dalam menyediakan sarana lingkungan. Keadaan seperti ini akhirnya cenderung
mengakibatkan berkurangnya rangsangan untuk memberikan kontribusi terhadap
penyediaan dan pengelolaan barang publik.
Tidak tersedianya informasi tentang nilai ekonomi keberadaan pohonpohon berdasarkan harga-harga yang ada di pasar menjadi alasan penulis untuk
mengkaji nilai ekonomi tersebut dengan menggunakan metode valuasi kontingen.

Universitas Sumatera Utara

Metode valuasi kontingen digunakan untuk menanyakan kepada responden
tentang preferensi atau kesediaan membayar jika mereka ditempatkan pada situasi
yang sesungguhnya, dan preferensi tersebut akan ditransformasikan ke dalam
bentuk nilai uang.

Perumusan Masalah
Permasalahan pokok dalam penelitian adalah tidak diketahuinya nilai
ekonomi dari keberadaan pohon-pohon dan seberapa besar tingkat pendidikan,
tingkat pendapatan, dan umur seseorang mempengaruhi nilai tersebut.

Tujuan Penelitian

Tujuan utama dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan jumlah uang yang bersedia dibayar oleh seseorang setiap
bulannya untuk memperoleh manfaat dari keberadaan pohon-pohon.
2. Menjelaskan seberapa besar tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan umur
seseorang mempengaruhi nilai uang tersebut.

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memunculkan nilai yang sesungguhnya
dimiliki oleh keberadaan pohon-pohon sehingga dapat mengarahkan prilaku
individu, masyarakat atau organisasi dalam membuat kebijakan yang berhubungan
dengan lingkungan.

Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

Pohon
Pohon adalah tumbuhan berkayu yang tumbuh dengan tinggi minimal 5
meter (16 kaki). Pohon mempunyai batang pokok tunggal yang menunjang tajuk
berdaun dari cabang-cabang di atas tanah. Pohon tersusun oleh banyak bagian.
Di bawah tanah, akar mengambil air dan mineral dari dalam tanah. Air dan
mineral tersebut dibawa ke atas, yaitu daun melalui batang yang dilindungi oleh
kulit kayu (pegagan). Cabang merupakan bagian yang menyokong daun, bunga
dan buah dari pohon tersebut.

Sedangkan tajuk pohon disusun oleh ranting,

cabang, dan dedaunan (Greenaway, 1997).
Menurut Arief (2001) klasifikasi pohon berdasarkan ukuran yaitu :
1.

Tingkat semai, apabila pohon-pohonnya mempunyai tinggi sampai 1,5 m.

2.

Tingkat

pancang, apabila pohon-pohonnya

mempunyai tinggi sampai

1,5 m dengan diameter < 10 cm.
3.

Tingkat

tiang,

apabila

pohon-pohonnya

mempunyai

diameter

10 cm - 19 cm.
4.

Tingkat

pohon

inti, apabila pohon-pohonnya mempunyai diameter

20 cm – 49 cm.
5.

Tingkat pohon besar, apabila pohon-pohonnya mempunyai

diameter

> 50 cm.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Nazaruddin (1996) bahwa banyak jenis pohon yang awalnya
tumbuh liar di belantara dapat dimanfaatkan untuk penghijauan kota, bahkan
dapat dijadikan pohon pelindung. Sosok pohon pelindung yang besar dan teduh
menjadikan kota sejuk dan indah. Suatu kota yang dipenuhi pohon pelindung
akan memberikan kesan tersendiri bagi pengunjung kota tersebut. Syarat pohon
pelindung antara lain berbatang besar dan tinggi, berpenampilan segar dan
menarik, berfungsi sebagai penyerap polusi, berfungsi sebagai peneduh jalan,
bebas hama penyakit, percabangannya kuat dan daunnya tidak mudah gugur, tidak
menimbulkan alergi, tidak merusak lingkungan, perawatannya mudah, tidak
berpenampilan seperti perdu atau semak dan tidak berbahaya.
Selanjutnya Nazaruddin (1996) juga menambahkan manfaat-manfaat yang
bisa dirasakan dari suatu keberadaan pohon antara lain adalah :
1. Manfaat Estetis
Warna hijau dan aneka bentuk dedaunan serta bentuk susunan tajuk berpadu
menjadi suatu pemandangan yang menyejukkan dan menonjolkan keindahan.
2. Manfaat Orologis
Pepohonan yang tumbuh di atas tanah akan mengurangi erosi, mengurangi
tingkat kerusakan tanah, dan menjaga kestabilan tanah.
3. Manfaat Hidrologis
Struktur akar tanaman mampu menyerap kelebihan air apabila turun hujan
sehingga tidak mengalir dengan sia-sia melainkan dapat terserap oleh tanah.

Universitas Sumatera Utara

4. Manfaat Klimatologis
Keberadaan tanaman dapat menunjang keselarasan faktor-faktor iklim, seperti
kelembaban, curah hujan dan sinar matahari, dan juga dapat mengurangi efek
rumah kaca.
5. Manfaat Edaphis
Berhubungan erat dengan lingkungan hidup satwa di perkotaan yang semakin
terdesak lingkungannya, sehingga dapat memberikan lingkungan yang
nyaman bagi satwa.
6. Manfaat Ekologis
Menjaga

keseimbangan

hidup

antar

makhluk

hidup

yang

saling

ketergantungan satu sama lain.
7. Manfaat Protektif
Pohon dapat menjadi pelindung dari teriknya sinar matahari di siang hari
sehingga manusia memperoleh keteduhan dari sinar matahari, pohon juga
dapat menjadi pelindung dari terpaan angin kencang dan peredam dari suara
kebisingan.
8. Manfaat Hygienis
Tanaman mampu mengurangi bahaya polusi, karena dedaunan tanaman
mampu menyaring debu dan mengisap kotoran di udara, dan bahkan mampu
menghasilkan gas oksigen yang sangat dibutuhkan manusia.
9. Manfaat Edukatif
Penanaman kembali pepohonan di perkotaan dapat dimanfaatkan sebagai
laboratorium alam.

Universitas Sumatera Utara

Taman Umum
Menurut Arifin dan Nurhayati (2000) taman dalam pengertian terbatas
merupakan sebidang lahan yang ditata sedemikian rupa sehingga mempunyai
keindahan, kenyamanan, dan keamanan bagi pemiliknya atau pengunanya. Pada
masyarakat perkotaan, taman-taman selain bernilai estetika juga berfungsi sebagai
ruang terbuka .
Taman umum merupakan taman yang diperuntukkan sebagai ruang
terbuka hijau untuk umum. Masyarakat dapat memanfaatkan taman umum untuk
aneka keperluan. Lokasi taman umum biasanya digelar di lokasi strategis yang
banyak dilalui orang. Di taman umum biasanya dijumpai beberapa pohon besar
yang rindang, semak atau perdu dan tanaman hias. Taman umum didominasi oleh
pohon-pohon besar (Nazaruddin, 1996).
Lebih lanjut Nazaruddin (1996) menambahkan jenis tanaman yang akan
dijadikan elemen. Berdasarkan gradasi ketinggian, tanaman dapat dibedakan atas
lima kelompok besar, yaitu :
1. Rumput
Rumput merupakan jenis tanaman pengalas.

Posisinya dalam taman

merupakan lapisan paling bawah di atas tanah.
2. Tanaman penutup tanah
Tanaman penutup tanah yang sering disebut ground cover merupakan tanaman
yang sedikit lebih tinggi dari rumput. Umumnya jenis tanaman ini terdiri dari
tanaman yang berdaun atau berbunga indah.

Universitas Sumatera Utara

3. Semak
Tanaman semak merupakan jenis tanaman yang agak kecil dan rendah, agak
berkayu atau hanya cabang utamanya yang berkayu, serta pertumbuhannya
cenderung merambat atau melebar.
4. Perdu
Tanaman perdu merupakan jenis tanaman yang menyerupai pohon, tetapi
lebih kecil dan biasanya batangnya cukup berkayu tetapi tumbuhnya kurang
tegak dan kurang gagah. Tanaman perdu biasanya bercabang banyak dengan
percabangan yang selalu dekat dengan tanah.
5. Pohon
Tanaman pohon merupakan tanaman berkayu keras dan tumbuh tegak,
berukuran besar dengan percabangan yang kokoh.

Nilai Ekonomi Produk Lingkungan
Menurut Reksohadiprodjo dan Andreas (2000) lingkungan merupakan
media hubungan timbal-balik antara manusia dan makhluk lain dengan faktorfaktor alam. Ekonomi lingkungan sebagai bagian dari ilmu ekonomi sifatnyapun
positif (scientific) mengemukakan tentang kenyataan yang ada (as is, das sein).
Selain itu ekonomi lingkungan bersifat normatif, yaitu mengemukakan apa yang
seharusnya dilakukan (ought to be done).

Pada aspek yang pertama kita

menganalisa masalah yang dihadapi dan pada aspek yang kedua kita memberikan
usulan tentang cara-cara mendapatkan apa yang seharusnya.

Universitas Sumatera Utara

Menurut Soemarwoto (1999) bahwa manusia seperti halnya makhluk
hidup berintegrasi dengan lingkungan hidupnya. Lingkungan hidup adalah sistem
kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.
Ia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya ia dipengaruhi oleh
lingkungan hidupnya. Proses interaksi manusia dengan lingkungan hidupnya juga
sangat mempengaruhi pandangan hidup manusia.

Ia mengamati lingkungan

hidupnya dan ia belajar dari pengalaman interaksi itu. Ia menyusun citra tentang
lingkungan hidupnya, yaitu gambaran yang ia miliki tentang sifat lingkungan
hidupnya, pengaruh lingkungan hidup terhadap dirinya dan reaksi lingkungan
hidup terhadap aktivitas hidupnya.
Menurut Yakin (1997) lingkungan pada dasarnya barang publik, yang
keberadaan dan kualitasnya tergantung dari prilaku masyarakat. Kajian ekonomi
sumber daya dan lingkungan salah satunya menitikberatkan pada persoalan barang
publik (public goods atau common property resources).

Dua ciri utama barang

publik yaitu :
1. Barang ini merupakan konsumsi umum yang dicirikan oleh penawaran
gabungan (joint supply) dan tidak bersaing dalam mengkonsumsinya (nonrivalry in consumtion).
2. Tidak ekslusif (non-exclusion) dalam pengertian bahwa penawaran tidak
hanya diperuntukkan untuk seseorang dan mengabaikan yang lainnya.
Menurut

Reksohadiprodjo dan Andreas

(2000) barang publik yang

berkaitan dengan lingkungan meliputi udara segar, pemandangan yang indah,
rekreasi, air bersih, hidup yang nyaman dan sejenisnya.

Permintaan terhadap

barang dan jasa publik merupakan jumlah vertikal kesediaan membayar setiap

Universitas Sumatera Utara

orang, dimana setiap orang mengkonsumsi sejumlah yang sama tetapi masingmasing berbeda kesediaannya dalam membayar.

Sedangkan barang privat

memiliki ciri dimana jika barang itu dikonsumsi oleh seseorang individu, maka
barang itu tidak bisa dikonsumsi oleh orang lain.

Permintaan individu pada

barang-barang dan jasa-jasa privat merupakan penjumlahan horizontal. Artinya
membayar harga yang sama untuk memperoleh jumlah yang berbeda.
Menurut Yakin (1997) keuntungan ekonomi dari kebijaksanaan perubahan
kualitas lingkungan adalah terhindarnya biaya yang besar dalam hal menangani
biaya yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan. Biaya untuk memperbaiki
lingkungan bisa juga disebut sebagai keuntungan yang hilang.

Nilai dari

perubahan kondisi lingkungan atau biaya dari kerusakan lingkungan yang
ditentukan oleh semua individu baik secara langsung maupun tidak langsung bisa
dinyatakan dalam bentuk uang, dan ini sering dikaitkan dengan istilah Kemauan
Untuk Membayar – KUMB (Willingness to Pay) untuk barang-barang lingkungan
yang disediakan.
Menurut Yakin (1997) dalam analisa ekonomi lingkungan, penilaian
keuntungan dari perubahan lingkungan itu sangat kompleks karena nilai
keuntungan itu bukan hanya dari nilai moneter (berupa uang) dari konsumen yang
menikmati langsung (users) jasa perbaikan kualitas lingkungan tetapi juga nilai
yang berasal dari konsumen potensial dan orang lain karena alasan tertentu (nonusers). Terlepas dari keuntungan yang dinikmati oleh pengguna langsung jasa
lingkungan (users), pengguna bukan langsung atau pengguna potensial (nonusers) jasa tersebut mungkin juga memperoleh keuntungan dari penyediaan
barang lingkungan tersebut.

Universitas Sumatera Utara

Lebih lanjut Yakin (1997) menambahkan beberapa sumber benefit yang
bisa diperoleh bukan pengguna langsung jasa lingkungan adalah sebagai berikut :
1. Nilai pilihan (option value).
Meskipun seseorang tidak mempunyai rencana untuk menggunakan jasa
lingkungan (amenity) itu, mereka kadang-kadang mau membayar sebagai
pilihan untuk memanfaatkannya di masa datang.
2. Nilai eksistensi/keberadaan (existence value).
Nilai atau harga yang diberikan oleh seseorang terhadap eksistensi barang
lingkungan tertentu.
3. Nilai masa depan (bequest value).
Orang bisa jadi membayar bagi ketersediaan barang-barang lingkungan
tertentu seperti objek, spesies, alam, untuk generasi yang akan datang.
Dengan demikian, nilai suatu barang lingkungan terdiri dari nilai yang diperoleh
langsung oleh pengguna barang atau jasa tersebut (user value) dan nilai dari
bukan pengguna jasa tersebut (non-user value).
Nilai tak langsung (indirect product) yang berkaitan dengan fungsi-fungsi
ekosistem biasanya tidak muncul dalam akuntansi nasional, tetapi sebenarnya jauh
melebihi nilai-nilai langsung apabila dihitung. Nilai-nilai ini cenderung lebih
mencerminkan nilai keanekaragaman hayati. Nilai langsung sering berasal dari
nilai tak langsung, karena spesies atau tetumbuhan dan hewan yang dipanen
ditunjang oleh barang-barang dan jasa-jasa yang diadakan oleh lingkungannya,
dan pada spesies yang tidak mempunyai nilai kegiatan konsumtif atau produktif.
Nilai langsung (direct product) adalah kenikmatan atau kepuasan yang diterima
langsung oleh konsumen sumber daya hayati. Nilai-nilai ini dapat relatif mudah

Universitas Sumatera Utara

diamati dan diukur, sering kita dapat mengkaitkan harga padanya. Nilai langsung
biasanya melibatkan konsumsi sumber daya yang dimaksud, dengan demikian
memiliki potensi untuk merangsang eksploitasi berlebihan (McNeely, 1992).

Metode Valuasi Kontingen
Metode Valuasi Kontingen (MVK) adalah metode teknik survei untuk
menanyakan penduduk tentang nilai atau harga yang mereka berikan terhadap
komoditi yang tidak memiliki pasar seperti barang lingkungan. Prinsip yang
mendasari metode ini adalah bahwa orang yang mempunyai preferensi yang besar
tetapi tersembunyi terhadap seluruh jenis barang lingkungan, kemudian
diasumsikan

bahwa

orang

tersebut

mempunyai

kemampuan

untuk

mentransformasikan preferensi tersebut ke dalam bentuk nilai uang. Dalam hal
ini diasumsikan bahwa orang akan bertindak nantinya seperti yang dia katakan
ketika suatu hipotesis yang disodorkan kepadanya akan menjadi kenyataan pada
masa yang akan datang (Yakin, 1997).
Disebut metode kontingen, karena metode ini mencoba untuk menanyakan
kepada masyarakat tentang bagaimana sikap mereka terhadap suatu komoditi
lingkungan yang non-marketable, jika mereka ditempatkan pada situasi yang
sesungguhnya, dimana transaksi sedang terjadi.

Metode Valuasi Kontingen

(MVK) didasari pada ide sederhana karena jika kita ingin mengetahui kesediaan
membayar seseorang terhadap produk lingkungan maka kita dapat menanyakan
mereka tentang beberapa karakteristik dari lingkungan mereka (Field, 2002).

Universitas Sumatera Utara

Pendidikan, Pendapatan dan Umur
Menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999) dalam Marnaek (2005) bahwa
secara teoritis pendidikan dapat mempengaruhi sikap dan pandangan manusia.
Komunikasi lewat pendidikan,

latihan serta berjenis-jenis proses komunikasi

diusahakan dapat memberi perubahan sikap melalui tambahan pengetahuan serta
kesadaran.

Pendidikan pada prinsipnya memberikan nilai-nilai tertentu bagi

manusia, terutama dalam membuka pikirannya untuk menerima hal-hal yang
masih baru sekaligus dapat berpikir secara ilmiah.

Pendidikan dapat juga

mengakibatkan seseorang dalam masyarakat memilih fakta yang berkenaan
dengannya, serta menjadi pendorong pelaksanaan perubahan terhadapnya.
Menurut Sukirno (1985) dalam Marnaek (2005) bahwa besar kecilnya
pendapatan berhubungan dengan kemampuan untuk membiayai kebutuhan hidup.
Bagi masyarakat yang tidak mampu ada kalanya kemampuan untuk membiayai
kebutuhan hidup tidak sebanding dengan keinginan untuk mempertahankan
kehidupannya.

Jika hal ini terjadi maka akan mengakibatkan terjadinya

kemerosotan moral yang pada akhirnya akan bermuara pada terbentuknya perilaku
menyimpang. Hal ini yang menjadi titik awal terjadinya penyimpangan perilaku
akibat dorongan pemenuhan kebutuhan ekonomi. Selanjutnya Yusnawati (2003)
dalam Marnaek (2005) membagi tingkat pendapatan ke dalam 4 (empat) kategori,
yaitu :
1. Golongan berpenghasilan rendah sebesar Rp. 0,- sampai dengan Rp. 400.000,2. Golongan berpenghasilan sedang sebesar Rp. 401.000,- sampai dengan Rp.
800.000,-

Universitas Sumatera Utara

3. Golongan berpenghasilan tinggi sebesar Rp. 801.000,- sampai dengan Rp.
1.200.000,4. Golongan berpenghasilan sangat tinggi dengan pendapatan lebih dari Rp.
1.200.000,Sinaga

(2003) dalam Marnaek (2005) menggolongkan tingkat umur

seseorang dari golongan sangat muda sampai dengan golongan sangat tua.
Golongan umur tersebut dibagi menjadi 5 (lima) kategori, yaitu :
1. Golongan sangat muda berusia kurang dari 20 tahun.
2. Golongan muda berusia 21 tahun sampai dengan 30 tahun
3. Golongan dewasa berusia 31 tahun sampai dengan 40 tahun
4. Golongan tua berusia 41 tahun sampai dengan 50 tahun
5. Golongan sangat tua berusia lebih dari 50 tahun.

Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI
Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Taman Ahmad Yani, Kelurahan Jati, Kecamatan
Medan Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Penelitian dilakukan
sejak bulan Maret sampai dengan Desember 2006.

Metode Penelitian
Penelitian menggunakan Metode Valuasi Kontingen (MVK).

Menurut

Field (2002) langkah-langkah dalam Metode Valuasi Kontingen (MVK) yaitu :
1. Mengidentifikasi dan mendeskripsikan karakter kualitas lingkungan yang akan
digunakan.
2. Mengidentifikasi responden untuk menentukan prosedur sampling yang
digunakan untuk pemilihan responden.
3. Mendesain dan mengaplikasikan kuesioner.
4. Menganalisis hasil.
Metode bertanya yang digunakan adalah Metode Pertanyaan Terbuka
(MPT). Menurut Yakin (1997) Metode Pertanyaan Terbuka (MPT) dilakukan
dengan menanyakan langsung kepada responden berapa jumlah maksimum uang
yang ingin dibayar terhadap perubahan lingkungan.

Kelebihan Metode

Pertanyaan Terbuka (MPT) adalah responden tidak perlu diberikan petunjuk yang
bisa mempengaruhi nilai yang diberikan terhadap perubahan lingkungan. Adapun

Universitas Sumatera Utara

kekurangan Metode Pertanyaan Terbuka (MPT) adalah kurangnya akurasi nilai
yang diberikan, terkadang terlalu rendah dan terkadang terlalu tinggi.

Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi penelitian dibatasi pada konsumen yang menikmati langsung
(users) jasa dari keberadaan pohon-pohon di Taman Ahmad Yani.

Hasil

pengamatan jumlah pengunjung selama 1 (satu) minggu (Lampiran 3)
menginformasikan bahwa rata-rata jumlah pengunjung Taman Ahmad Yani setiap
hari adalah 145 orang per hari.

Sampel
Penarikan sampel atau wakil populasi

dilakukan dengan metode

purposive sampling. Menurut Teguh (1999) pada metode purposive sampling,
pengumpulan data atas dasar pertimbangan pribadi semata. Asal calon responden
tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, maka dapat
dijadikan sebagai elemen-elemen sampel penelitian.
Adapun jumlah sampel yang diambil sebesar 25% dari rata-rata jumlah
pengunjung Taman Ahmad Yani setiap hari. Menurut Arikunto (1990) yaitu
apabila subjeknya kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua sehingga
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlahnya lebih
besar dari 100 orang maka dapat diambil antara 10 – 15 % atau 20 – 25 %.
Berdasarkan angka yang diperoleh dari rata-rata jumlah pengunjung Taman

Universitas Sumatera Utara

Ahmad Yani setiap hari, maka dilakukan penarikan sampel sebesar 25% yaitu 36
orang. Dari 36 responden terdapat 19 orang yang datang khusus untuk menikmati
taman (53%), 6 orang pedagang di taman (17%), 3 orang penyedia jasa (8%) dan
8 orang pegawai taman (22%).

Pengumpulan Data
Data Primer
Pengumpulan data primer dilakukan dengan penyebaran daftar isian
kepada para pengguna langsung Taman Ahmad Yani, dan dilengkapi dengan
wawancara. Data primer adalah data tentang kesediaan membayar responden atas
manfaat dari keberadaan pohon-pohon, data tentang pendidikan, pendapatan dan
umur responden. Dalam hal ini pendidikan dibatasi pada pendidikan formal.
Menurut Teguh (1999) data primer merupakan data murni yang diperoleh dari
hasil penelitian secara langsung, dan yang masih memerlukan pengolahan lebih
lanjut barulah data tersebut memiliki arti.

Data Sekunder
Pengumpulan data sekunder dilakukan dengan studi pustaka.

Data

sekunder meliputi data tentang letak, luas dan gambar dari Taman Ahmad Yani.
Menurut Teguh (1999) data sekunder merupakan jenis data yang diperoleh dan
digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian di lapangannya,
baik berupa data kualitatif maupun data kuantitatif .

Universitas Sumatera Utara

Analisa Data
1. Menghitung nilai mean (rataan), nilai median (nilai tengah) dan nilai modus
(nilai yang paling sering muncul) dari jumlah uang yang bersedia dibayar oleh
seseorang setiap bulannya untuk memperoleh manfaat dari keberadaan pohonpohon yang ada di Taman Ahmad Yani. Menurut Sugiarto (2003) untuk
mendapatkan nilai mean dan median digunakan rumus-rumus sebagai berikut :
-Mean

Mean =

∑ Xi
n

Dimana :
Xi = nilai (WTP) ke – i
n = banyaknya sampel

-Median
Median =

N +1
2

Dimana :
N = banyaknya observasi secara keseluruhan
Menurut Hadi (2000) modus atau nilai yang paling sering muncul diperoleh
dengan mencari frekuensi yang tertinggi dari suatu distribusi yang disusun
dalam tabel.

Variabel yang sebaris dengan frekuensi yang tertinggi itu

disebut dengan modus.
2. Menerangkan pengaruh tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan tingkat
umur yang terdapat dalam suatu persamaan terhadap jumlah uang yang

Universitas Sumatera Utara

bersedia dibayar responden. Dimana tingkat pendidikan (X1), tingkat
pendapatan (X2) dan tingkat umur (X3) merupakan variable bebas dan nilai
yang bersedia dibayar responden (willingness to pay) sebagai variabel tidak
bebas. Menurut Al-gifari (2000) koefisien regresi bertujuan untuk memastikan
apakah variabel independen yang terdapat dalam suatu persamaan secara
individu berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Persamaan regresi
yang menggunakan lebih dari 2 (dua) variabel independen adalah sebagai
berikut =
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + ……..+bnXn
Lebih lanjut Al-gifari (2000) menambahkan bahwa besarnya persentase
pengaruh semua variabel bebas terhadap nilai variabel tidak bebas dapat
diketahui dari besarnya koefisien determinasi (R2) persamaan regresi.
Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah 0 (nol) sampai 1 (satu). Semakin
mendekati 0 (nol) besarnya koefisien determinasi (R2) suatu persamaan
regresi, semakin kecil pula pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel
tidak bebas, dengan kata lain semakin kecil kemampuan model dalam
menjelaskan perubahan nilai variabel tidak bebas.

Sebaliknya semakin

mendekati 1 (satu) besarnya koefisien determinasi (R2) suatu persamaan
regresi, semakin besar pula pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel
tidak bebas, dengan kata lain semakin besar kemampuan model yang
dihasilkan dalam menjelaskan perubahan nilai variabel tidak bebas.

Universitas Sumatera Utara

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Letak dan Luas Taman Ahmad Yani
Taman Ahmad Yani terletak di Kelurahan Jati, Kecamatan Medan
Maimun, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Menurut data dari Dinas
Pertamanan Kota Medan, luas areal Taman Ahmad Yani adalah 15.200 m2.

Jenis dan Fasilitas Taman Ahmad Yani.
Taman Ahmad Yani merupakan taman monumen kota (monumental park)
yang dibentuk karena terdapat monumen bersejarah atau memiliki nilai histories,
yaitu dengan adanya patung Jenderal Ahmad Yani. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Patung Jenderal Ahmad Yani

Universitas Sumatera Utara

Taman Ahmad Yani terletak di lokasi strategis yang banyak dilalui orangorang dan lokasinya juga mudah untuk dijangkau karena terletak di pinggir jalan
besar Kota Medan. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2. Taman yang letaknya
berseberangan dengan salah satu sekolah dan atau universitas swasta di Kota
Medan akan menjadi pilihan tepat sebagai tempat beristirahat atau tempat
bermain.

Gambar 2. Lokasi Taman Ahmad Yani di Pinggir Pasar.
Terdapat 4 (empat) buah jalan masuk di Taman Ahmad Yani, yang mana pintupintu jalan masuk tersebut dibuat lebar dengan maksud mengundang orang untuk
memasuki taman. Pada keempat arah jalan masuk disediakan bangku-bangku
taman dari beton. Bangku-bangku yang berada di bawah pepohonan yang rimbun
dan teduh akan memberikan kenyamanan bagi orang yang duduk di atasnya. Hal
ini dapat dilihat pada Gambar 3. Taman Ahmad Yani semakin indah dengan
hamparan rumput sehingga orang-orang dapat leluasa berjalan-jalan atau duduk
santai di rerumputan.

Universitas Sumatera Utara

Gambar 3. Tempat Duduk Sebagai Salah Satu Fasilitas di Taman Ahmad Yani

Taman Ahmad Yani sebagai salah satu ruang terbuka hijau di Kota Medan
mampu menghadirkan pepohonan yang semakin dirindukan oleh masyarakat.
Pengunjung taman ini dapat melakukan berbagai aktivitas sosial di sana, antara
lain sebagai tempat rekreasi dan olahraga yang menyenangkan tanpa harus
mengeluarkan biaya. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengunjung yang berolahraga di Taman Ahmad Yani

Jenis dan Jumlah Pohon di Taman Ahmad Yani
Taman Ahmad Yani dihiasi dengan pohon-pohon rindang yang
menyegarkan. Jenis pohon-pohon komersil ditanami di taman ini dan dilengkapi

Universitas Sumatera Utara

dengan tanaman-tanaman hias yang menambah keindahan taman. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Beberapa Pohon-Pohon di Taman Ahmad Yani

Taman Ahmad Yani didominasi oleh jenis Mahoni (Swietenia mahagoni) dan
jenis Pulai (Alstonia scholaris). Jenis dan jumlah pohon yang terdapat di Taman
Ahmad Yani dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis dan Jumlah Pohon di Taman Ahmad Yani.
Jenis Pohon
No
Nama Daerah
Nama Latin
1
Mahoni
Swietenia mahagoni
2
Kerapayung
Filicum decipiens
3
Pulai
Alstonia scholaris
4
Binuang
Octomeles sumatrana
5
Trengguli
Cassia fistula
6
Flamboyan
Delonix regia
7
Akasia
Acacia auriculiformis
8
Kemboja
Plumeria acuminata
9
Lamtorogung
Leucaena leucocephala
10 Tanjung
Mimusops elengi
11 Angsana
Pterocarpus indicus
12 Bungur
Lagerstroemia loudinii
13 Nangka
Arthocarpus integra
14 Sukun
Arthocarpus comunis
TOTAL
Sumber : Budiman, 2005.

Jumlah
1
6
2
5
5
7
7
8
5
3
4
9
9
9
80

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesediaan Membayar Responden
Manfaat keberadaan pohon-pohon di Taman Ahmad Yani merupakan
barang atau jasa publik, sehingga keberadaan pohon-pohon tersebut dapat
dimanfaatkan tanpa harus membayar manfaat yang dirasakan. Menurut
Reksohadiprodjo (2000) bahwa permintaan terhadap barang dan jasa publik
merupakan jumlah vertikal kesediaan membayar setiap orang, dimana setiap
orang mengkonsumsi sejumlah yang sama tetapi masing-masing berbeda
kesediaannya dalam membayar.

Jumlah uang yang bersedia dibayar oleh seseorang (willingness to pay)
setiap bulannya untuk memperoleh manfaat dari keberadaan pohon-pohon yang
ada di Taman Ahmad Yani dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil ini diperoleh dari
kuesioner yang disebarkan kepada responden (Lampiran 2 dan 4).
Tabel 2. Kesediaan Membayar Responden (willingness to pay) Setiap Bulan
No
WTP (Rp/bln) Frekuensi (f)
Persentase (%)
X (WTP.f)
1
1.000
1
3
1.000
2
4.000
1
3
4.000
3
5.000
5
14
25.000
4
8.000
1
3
8.000
5
10.000
8
22
80.000
6
15.000
1
3
15.000
7
20.000
3
8
60.000
8
25.000
1
3
25.000
9
30.000
5
14
150.000
10
50.000
6
17
300.000
11
60.000
2
5
120.000
12
100.000
2
5
200.000
TOTAL
36
100
988.000

Universitas Sumatera Utara

Mean
Mean untuk kesediaan membayar responden pada Tabel 2 adalah :
Mean

=

∑X/ ∑f

=

Rp. 988.000 / 3601

=

Rp. 27.000

Rata-rata kesediaan membayar dari 36 responden yang menikmati
langsung (users) jasa dari keberadaan pohon-pohon di Taman Ahmad Yani
adalah Rp. 27.000 per bulan. Manfaat keberadaan pohon-pohon di Taman Ahmad
Yani yang bersifat non-marketable sebenarnya memiliki nilai yang tersembunyi.
Nilai ini berdasarkan preferensi responden yang ditransformasikan ke dalam
bentuk nilai uang. Hal ini sesuai dengan pendapat Yakin (1997) yang menyatakan
bahwa prinsip yang mendasari metode valuasi kontingen adalah, orang yang
mempunyai preferensi yang besar tetapi tersembunyi terhadap seluruh jenis
barang lingkungan, kemudian diasumsikan bahwa orang tersebut mempunyai
kemampuan untuk mentransformasikan preferensi tersebut ke dalam bentuk nilai
uang.
Jika tiap responden bersedia membayar Rp. 27.000 per bulan untuk
menikmati manfaat keberadaan pohon-pohon di Taman Ahmad Yani, maka nilai
ekonomi pohon-pohon di Taman Ahmad Yani dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai Ekonomi Pohon-Pohon di Taman Ahmad Yani
Bulan
Hari
(30 hr)
Jlh Responden (org)
4.350
145
Nilai Eko Pohon2 di TAY (Rp)
3.915.000 117.450.000
Nilai Eko. Per Pohon di TAY
48.937
1.468.125
(Phn)

Tahun
(12 bln)
52.200
1.409.400.000
17.617.500

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan angka-angka yang ada pada Tabel 3 diketahui bahwa nilai
ekonomi keberadaan pohon-pohon di Taman Ahmad Yani pertahun mencapai
Rp 1,4 Milyar dengan jumlah pengunjung dalam satu tahun 52.200 orang.
Adapun nilai ekonomi per pohon sebesar Rp 17.617.500 dalam satu tahun. Hal
ini berdasarkan Budiman (2005) bahwa jumlah pohon yang ada di Taman Ahmad
Yani adalah 80 Pohon.

Median
Median untuk kesediaan membayar responden pada Tabel 2 adalah :
Median

=

(n + 1) / 2

=

(12 + 1) / 2

=

6,5

Median terletak antara datum ke-6 dan ke-7. Sehingga :
=

Rp. (15.000 + 20.000) / 2

=

Rp. 17.500

Berdasarkan hasil tersebut diketahui bahwa nilai tengah dari sejumlah
uang yang bersedia dibayar oleh seseorang setiap bulannya untuk memperoleh
manfaat dari keberadaan pohon-pohon yang ada di Taman Ahmad Yani adalah
sebesar Rp. 17.500.

Nilai tawaran terendah yang diberikan oleh responden

adalah Rp. 1.000 per bulan sedangkan nilai tertinggi yang diberikan oleh
responden adalah Rp. 100.000 per bulan.

Universitas Sumatera Utara

Perbedaan yang tinggi dari kedua jumlah uang tersebut disebabkan karena
metode pertanyaan yang digunakan adalah Metode Pertanyaan Terbuka (MPT)
sehingga responden benar-benar diberi kebebasan untuk memberikan sejumlah
uang yang bersedia dibayar oleh mereka tanpa ada petunjuk yang mempengaruhi
nilai tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat Yakin (1997) bahwa kelebihan
Metode Pertanyaan Terbuka (MPT) adalah responden tidak perlu diberikan
petunjuk yang bisa mempengaruhi nilai yang diberikan terhadap perubahan
lingkungan.

Kekurangan metode ini adalah kurangnya akurasi nilai yang

diberikan, terkadang terlalu rendah dan terkadang terlalu tinggi. Perbedaan yang
tinggi dari kedua jumlah uang tersebut berkaitan dengan perbedaan tingkat
pendidikan, tingkat pendapatan dan umur tiap responden.

Modus
Modus

untuk

kesediaan membayar responden pada Tabel 2 adalah

sebesar Rp. 10.000 per bulan, yaitu dengan frekuensi sebesar 8 (delapan).
Sebagian besar responden bersedia membayar Rp.10.000 per bulan dengan alasan
manfaat pohon yang langsung mereka rasakan adalah sebagai tempat berteduh.
Responden yang bersedia membayar Rp. 100.000 per bulan dengan alasan
bahwa kerusakan lingkungan yang berubah menjadi bencana alam membuatnya
begitu

menghargai

keberadaan

setiap

pohon.

Mereka

membayangkan

kemungkinan jumlah uang yang lebih besar yang harus mereka keluarkan
seandainya mereka tidak bisa merasakan manfaat pohon-pohon dalam memelihara
keseimbangan ekosistem.

Universitas Sumatera Utara

Beberapa responden mentransformasikan jumlah uang yang bersedia
mereka bayar dengan mengasumsikan manfaat keberadaan pohon-pohon yang ada
di Taman Ahmad Yani bagi mereka. Misalnya pedagang yang mengasumsikan
manfaat keberadaan pohon-pohon sebagai

pengganti tenda, atau pengunjung

yang mengasumsikannya dengan harga tiket masuk yang bersedia mereka bayar
dan harga parkir kendaraan yang mereka keluarkan setiap berkunjung ke Taman
Ahmad Yani.

Tingkat Pendidikan Responden
Menurut Van Den Ban dan Hawkins (1999) dalam Marnaek (2005) bahwa
secara teoritis pendidikan dapat mempengaruhi sikap dan pandangan manusia.
Berdasarkan data yang diperoleh dari kuesioner (Lampiran 5) diketahui distribusi
responden berdasarkan tingkat pendidikan. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tingkat Pendidikan Responden
No
Tingkatan
Jumlah (orang)
1
SD
3
2
SLTP
6
3
SLTA
12
4
Diploma
4
5
Sarjana
11
36
Total

Persentase (%)
8
17
33
11
31
100

Pendidikan tertinggi yang pernah dialami sebagian besar responden adalah
tingkat SLTA yaitu sebanyak 12 orang atau 33 %.

Hanya sebagian kecil

responden yang menjalani pendidikan tingkat SD yaitu 3 orang atau 8 %.
Responden yang memiliki tingkat pendidikan SD seluruhnya adalah responden
dalam kelompok pedagang.

Kelompok pegawai taman sebagian besar

berpendidikan SLTA, demikian pula dengan kelompok penyedia jasa. Kelompok

Universitas Sumatera Utara

diploma dan sarjana didominasi oleh kelompok yang datang khusus untuk
menikmati taman, baik untuk sekedar duduk-duduk atau berolahraga.
Tinggi rendahnya pendidikan seseorang mempengaruhi sikap dan
pandangannya akan nilai ekonomi produk lingkungan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Van Den Ban dan Hawkins (1999) dalam Marnaek (2005) bahwa secara
teoritis pendidikan dapat mempengaruhi sikap dan pandangan manusia. Selain
dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, sikap dan pandangan seseorang akan nilai
ekonomi produk lingkungan juga dipengaruhi oleh proses interaksinya dengan
lingkungan hidup. Hal ini sesuai dengan pendapat Soemarwoto (1999) bahwa
manusia seperti halnya makhluk hidup berintegrasi dengan lingkungan hidupnya.
Ia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya ia dipengaruhi oleh
lingkungan hidupnya.
Hubungan pendidikan dan WTP dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar

ini merupakan hasil dari skor yang diperoleh pada variabel pendidikan dan WTP
untuk tiap-tiap responden (Lampiran 6), dimana responden pada sumbu ‘x’ dan
skor variabel pendidikan dan WTP pada sumbu ‘y’.
dan WTP

6

WTP

Tingkat Pendidikan