Valuasi Ekonomi Keberadaan Pohon Kehutanan di Arboretum Kampus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

VALUASI EKONOMI KEBERADAAN POHON KEHUTANAN DI ARBORETUM KAMPUS KUALA BEKALA UNIVERSITAS
SUMATERA UTARA KABUPATEN DELI SERDANG SUMATERA UTARA
SKRIPSI Oleh:
SABDA ROSANDI P SITUMORANG 091201140 / MANAJEMEN HUTAN
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2014

LEMBAR PENGESAHAN

Judul Penelitian
Nama NIM Program Studi

: Valuasi Ekonomi Keberadaan Pohon Kehutanan di Arboretum Kampus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara
: Sabda Rosandi P Situmorang : 091201140 : Kehutanan

Disetujui oleh, Komisi Pembimbing :

Rahmawaty S.Hut.,M.Si.,Ph.D NIP. 197407212001122001

Yunus Afifuddin, S.Hut., M.Si NIP. 197505252000031003


Mengetahui, Ketua Program Studi Kehutanan
Siti Latifah, S.Hut., M.Si, Ph. D NIP.197104162001122001
Tanggal Lulus :

ABSTRAK
SABDA ROSANDI P SITUMORANG: Valuasi Nilai Ekonomi Keberadaan Pohon Kehutanan di Arboretum Kampus Kuala Bekala, Universitas Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Dibimbing oleh RAHMAWATY dan YUNUS AFIFUDDIN.
Arboretum USU merupakan salah satu tempat bertumbuhnya pohonpohon yang manfaatnya kurang dirasakan langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu, demi memaksimalkan penggunaan potensi lahan meningkatkan kepedulian terhadap kelangsungan sumber daya alam, maka penelitian ini dilakukan untuk menggali lebih dalam kasus menentukan nilai manfaat keberadaan pohon secara ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis valuasi nilai ekonomi dan sebaran pohon-pohon di Arboretum, Kampus Kuala Bekala, Universitas Sumatera Utara serta strategi pengembangan dalam pengelolaan Arboretum Kampus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara di masa yang akan datang. Penelitian ini dilaksanakan di Arboretum Universitas Sumatera Utara, Kuala Bekala, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Parameter yang diamati adalah penilaian ekonomi kayu, penilaian ekonomi air, penilaian ekonomi cadangan karbon dan analisis SWOT .
Hasil penelitian menunjukkan nilai ekonomi total dari Arboretum Universitas Sumatera Utara, Kuala Bekala, Kabupaten Deli Serdang dihitung berdasarkan nilai penggunaan langsung yaitu nilai ekonomi kayu dan nilai penggunaan tidak langsung yaitu nilai ekonomi air dan nilai ekonomi cadangan karbon. Strategi pengembangan dalam pengelolaan Arboretum USU adalah meminimalkan masalah internal Arboretum USU agar dapat mencapai peluang.
Kata kunci: Arboretum, Nilai Ekonomi Kayu, Nilai Ekonomi Air, Cadangan Karbon

ABSTRACT
SABDA ROSANDI P SITUMORANG: Economic Valuation of Forest Trees Existence in Arboretum, Kuala Bekala Campus University of Sumatera Utara, Deli Serdang Regency, North Sumatera. Supervised by RAHMAWATY and YUNUS AFIFUDDIN.
USU Arboretum is one of the growth of the trees whose benefits are less beneficial to the people. Therefore, in order to maximize the use of land to increase awareness of the potential viability of natural resources, the research was done to dig deeper into the case of determining the value of economic benefits of trees. This research aimed to determine the economic valuation and analysis of the trees distribution in and also development strategy in the management of Arboretum, Kuala Bekala Campus, University of Sumatera Utara in the future. This research was conducted at Arboretum University of Sumatera Utara, Kuala Bekala, Deli Serdang regency. This research used sensus method. Parameters observed were the economic assessment of wood, water and carbon stocks.
The results showed the total economic value of a Arboretum University of Sumatera Utara, Kuala Bekala, Deli Serdang regency was calculated based on the direct use value is the economic value of timber and indirect use value is the economic value of water and the economic value of carbon stocks. Development strategy in the management of USU Arboretum is USU Arboretum minimize internal problems in order to achieve opportunities.
Keywords: Arboretum, woods economic value, water economic value, carbon stocks

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jambi pada tanggal 19 Januari 1992 dari ayah Bonar Situmorang dan ibu Selma br. Hutabarat. Penulis merupakan putra kedua dari tiga bersaudara.
Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar Swasta Adhyaksa I Kota Jambi pada tahun 2003, pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama dari SMP Negeri 7 Kota Jambi pada tahun 2005, pendidikan tingkat Sekolah Menengah Atas dari SMA Negeri 5 Kota Jambi tahun 2008 dan pada tahun 2009 masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri. Penulis memilih Program Studi Kehutanan, Fakultas Pertanian dan pada semester VII memilih minat studi Manajemen Hutan.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) USU dan menjabat sebagai pengurus periode tahun 2012-201. Penulis mengikuti Praktik Pengenalan Ekosistem Hutan (P2EH) di Taman Hutan Raya Bukit Barisan, Gunung Barus dan Hutan Pendidikan USU Kabupaten Karo selama 10 hari. Penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Hutan Tanaman Industri (HTI) PT. Adindo Hutani Lestari, Malinau, Tarakan, Kalimantan Utara dari Februari sampai Maret 2013.


KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang atas berkat dan rahmat serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Valuasi Ekonomi Keberadaan Pohon Kehutanan di Arboretum Kampus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui valuasi ekonomi dari arboretum USU sehingga diperoleh data yang dapat memberikan informasi dalam strategi pengembangan dan pengelolaan arboretum USU.
Pada kesempatan ini penulis menghaturkan pernyataan terima kasih kepada: 1. Orang tua tercinta (B. Situmorang dan S br. Hutabarat) yang telah
membesarkan dan mendidik penulis selama ini serta selalu memberi dukungan, doa dan motivasi untuk tetap semangat dalam penyelesaian skripsi ini. 2. Rahmawaty S.Hut.,M.Si.,Ph.D dan Yunus Afifuddin S.Hut.,M.Si selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah memberi masukan dan saran berharga dalam penyelesaian skripsi ini. 3. Kakanda Hizkia Pranata Situmorang dan Adinda Ayub Novsel Satya Situmorang atas dukungan dan doanya kepada penulis. 4. Sondang Rianty Parhusip S.Hut atas cinta kasih dan doanya dan telah memberi dukungan baik materi, serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Rekan-rekan satu tim penelitian (Aiko Bancin dan Guido Simbolon S.Hut).

6. Rekan-rekan satu angkatan sekret 2009 (David Pasaribu, Chriswandi Simanungkalit, Rezki Silalahi, Rudi Sipahutar, Frans Hutasoit, Rio Simanulang, Boy Gurning, Robet Panjaitan, Yoga Simbolon, Julfredy Hutabarat, Samuel Silaban, Natanael Simanjuntak, Dutinov Surbakti, Rionaldo Silalahi, Frans Hutagalung, Pandapotan Purba, Erickson Purba).
7. Semua staf pengajar dan pegawai di Program Studi Kehutanan yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
karenanya penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap agar skripsi ini dapat berguna sebagai sumber informasi bagi pihak yang membutuhkan.

DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................. i
ABSTRACT.................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iii
DAFTAR ISI............................................................................................... iv
DAFTAR TABEL....................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................... viii
PENDAHULUAN Latar Belakang ..................................................................................... 1 Tujuan Penelitian ................................................................................. 3 Kegunaan Penelitian ............................................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKA Deskripsi Arboretum USU................................................................... 7 Manfaat Pohon ..................................................................................... 11 Nilai Ekonomi Sumber Daya Hutan .................................................... 11 Nilai Guna ............................................................................................ 12 Nilai Pilihan ......................................................................................... 13 Nilai Keberadaan.................................................................................. 13 Analisis SWOT .................................................................................... 15
METODOLOGI PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian.............................................................. 16 Alat Penelitian...................................................................................... 16 Metode Penelitian ................................................................................ 17 Pelaksanaan Penelitian......................................................................... 17 Pengumpulan Data .......................................................................... 17 Analisis Data ................................................................................... 17 Penilaian Ekonomi Kayu................................................................. 18 Penilaian Ekonomi Air .................................................................... 19 Perhitungan Cadangan Karbon........................................................ 19 Analisis SWOT ............................................................................... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Jenis Pohon ....................................................................... 25 Nilai Ekonomi Kayu ............................................................................ 31 Nilai Ekonomi Air................................................................................ 32

Nilai Ekonomi Cadangan Karbon ........................................................ 33 Nilai Ekonomi Total ............................................................................ 36 Strategi Pengembangan Arboretum USU ............................................ 38
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .......................................................................................... 47 Saran .................................................................................................... 47
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 48
LAMPIRAN................................................................................................ 50

DAFTAR TABEL
No Halaman
1. Kelas debit air rata-rata ........................................................................ 14 2. Estimasi biomassa pohon menggunakan persamaan allometrik.......... 20 3. Skoring dan pembobotan faktor internal.............................................. 22 4. Skoring dan pembobotan faktor eksternal ........................................... 22 5. Perumusan strategi dengan matriks SWOT ......................................... 23 6. Jenis pohon di arboretum USU ............................................................ 25 7. Debit air di arboretum USU................................................................. 32 8. Nilai ekonomi air di arboretum USU................................................... 33 9. Serapan karbondioksida dalam tegakan............................................... 33 10. Variasi harga karbon ............................................................................ 35 11. Nilai ekonomi penyerapan karbondioksida di Arboretum USU.......... 35 12. Nilai ekonomi total yang terdapat di arboretum USU ......................... 36 13. Faktor internal dan faktor eksternal areal Arboretum USU................. 39 14. Bobot dan skoring faktor internal ........................................................ 40 15. Bobot dan skoring faktor eksternal ...................................................... 41 16. Matriks analisis SWOT........................................................................ 44

DAFTAR GAMBAR
No Halaman
1. Peta lokasi penelitian ........................................................................... 14 2. Kuadran Analisis SWOT ..................................................................... 22 3. Pulai (Alstonia scholaris)..................................................................... 26 4. Mindi (Melia azedarach) ..................................................................... 27 5. Mahoni (Swietenia mahagoni) ............................................................. 28 6. Jati Putih (Gmelina arborea) ............................................................... 29 7. Jati (Tectona grandis) .......................................................................... 30 8. Hasil Kuadran Analisis SWOT............................................................ 42 9. Arboretum USU ................................................................................... 54 10. Jalan di area Arboretum USU .............................................................. 54 11. Tugu Arboretum USU.......................................................................... 55 12. Aliran Air di Arboretum USU ............................................................. 55 13. Pengambilan titik dan data di Arboretum USU ................................... 55

DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman 1. Data primer Arboretum USU............................................................... 50 2. Perhitungan satuan ton per luas area.................................................... 51 3. Perhitungan Nilai Ekonomi Kayu ........................................................ 52 4. Data pengukuran debit mata air ........................................................... 53 5. Dokumentasi di Arboretum USU......................................................... 54


ABSTRAK
SABDA ROSANDI P SITUMORANG: Valuasi Nilai Ekonomi Keberadaan Pohon Kehutanan di Arboretum Kampus Kuala Bekala, Universitas Sumatera Utara, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Dibimbing oleh RAHMAWATY dan YUNUS AFIFUDDIN.
Arboretum USU merupakan salah satu tempat bertumbuhnya pohonpohon yang manfaatnya kurang dirasakan langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu, demi memaksimalkan penggunaan potensi lahan meningkatkan kepedulian terhadap kelangsungan sumber daya alam, maka penelitian ini dilakukan untuk menggali lebih dalam kasus menentukan nilai manfaat keberadaan pohon secara ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui analisis valuasi nilai ekonomi dan sebaran pohon-pohon di Arboretum, Kampus Kuala Bekala, Universitas Sumatera Utara serta strategi pengembangan dalam pengelolaan Arboretum Kampus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara di masa yang akan datang. Penelitian ini dilaksanakan di Arboretum Universitas Sumatera Utara, Kuala Bekala, Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan metode sensus. Parameter yang diamati adalah penilaian ekonomi kayu, penilaian ekonomi air, penilaian ekonomi cadangan karbon dan analisis SWOT .
Hasil penelitian menunjukkan nilai ekonomi total dari Arboretum Universitas Sumatera Utara, Kuala Bekala, Kabupaten Deli Serdang dihitung berdasarkan nilai penggunaan langsung yaitu nilai ekonomi kayu dan nilai penggunaan tidak langsung yaitu nilai ekonomi air dan nilai ekonomi cadangan karbon. Strategi pengembangan dalam pengelolaan Arboretum USU adalah meminimalkan masalah internal Arboretum USU agar dapat mencapai peluang.
Kata kunci: Arboretum, Nilai Ekonomi Kayu, Nilai Ekonomi Air, Cadangan Karbon

ABSTRACT
SABDA ROSANDI P SITUMORANG: Economic Valuation of Forest Trees Existence in Arboretum, Kuala Bekala Campus University of Sumatera Utara, Deli Serdang Regency, North Sumatera. Supervised by RAHMAWATY and YUNUS AFIFUDDIN.
USU Arboretum is one of the growth of the trees whose benefits are less beneficial to the people. Therefore, in order to maximize the use of land to increase awareness of the potential viability of natural resources, the research was done to dig deeper into the case of determining the value of economic benefits of trees. This research aimed to determine the economic valuation and analysis of the trees distribution in and also development strategy in the management of Arboretum, Kuala Bekala Campus, University of Sumatera Utara in the future. This research was conducted at Arboretum University of Sumatera Utara, Kuala Bekala, Deli Serdang regency. This research used sensus method. Parameters observed were the economic assessment of wood, water and carbon stocks.
The results showed the total economic value of a Arboretum University of Sumatera Utara, Kuala Bekala, Deli Serdang regency was calculated based on the direct use value is the economic value of timber and indirect use value is the economic value of water and the economic value of carbon stocks. Development strategy in the management of USU Arboretum is USU Arboretum minimize internal problems in order to achieve opportunities.
Keywords: Arboretum, woods economic value, water economic value, carbon stocks

PENDAHULUAN
Latar Belakang Sumberdaya hutan (SDH) Indonesia menghasilkan berbagai manfaat
yang dapat dirasakan pada tingkatan lokal, nasional, maupun global. Manfaat tersebut terdiri atas manfaat nyata yang terukur (tangible) berupa hasil hutan kayu, hasil hutan non kayu seperti rotan, bambu, damar dan lain-lain, serta manfaat tidak terukur (intangible) berupa manfaat perlindungan lingkungan, keragaman genetik dan lain-lain. Saat ini berbagai manfaat yang dihasilkan tersebut masih dinilai secara rendah sehingga menimbulkan terjadinya eksploitasi SDH yang berlebih. Hal tersebut disebabkan karena masih banyak pihak yang belum memahami nilai dari berbagai manfaat SDH secara komperehensif. Untuk memahami manfaat dari SDH tersebut perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dihasilkan SDH ini. Penilaian sendiri merupakan upaya untuk menentukan nilai atau manfaat dari suatu barang atau jasa untuk kepentingan manusia.
Pohon membuat lingkungan hidup terasa lebih nyaman, selain memperindah lingkungan, pohon juga dapat memodifikasi unsur-unsur iklim. Pohon memang tidak mengubah unsur-unsur iklim tersebut secara dramatisir, tetapi perubahan kecil yang timbul akan sangat terasa sekali bagi manusia. Sebagai contoh adalah kondisi udara di bawah pohon yang rindang pada saat matahari bersinar penuh. Udara di bawah pohon tersebut akan terasa lebih teduh, sejuk dan lembab. Lebih teduh karena intensitas cahaya matahari langsung sebagian besar tidak dapat tembus kanopi pohon tersebut. Lebih sejuk karena

berkurangnya masukan energi cahaya untuk memanaskan udara dan permukaan di bawah kanopi (Lakitan, 1997).
Pada prinsipnya valuasi ekonomi bertujuan untuk memberikan nilai ekonomi kepada sumberdaya yang digunakan sesuai dengan nilai riil dari sudut pandang masyarakat. Dengan demikian dalam melakukan valuasi ekonomi perlu diketahui sejauh mana adanya bias antara harga yang terjadi dengan nilai riil yang seharusnya ditetapkan dari sumberdaya yang digunakan tersebut. Selanjutnya adalah apa penyebab terjadinya bias harga tersebut. Ilmu ekonomi sebagai perangkat melakukan valuasi ekonomi adalah ilmu tentang pembuatan pilihanpilihan. Pembuatan pilihan-pilihan dari alternatif yang dihadapkan kepada kita tentang lingkungan hidup adalah lebih kompleks, dibandingkan dengan pembuatan pilihan dalam konteks barang-barang privat murni.
Penilaian manfaat keberadaan pohon pada suatu tempat dengan harga yang bernilai ekonomi perlu dilakukan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan posisi tawar, khususnya ketika terjadi benturan peruntukkan dengan penggunaan lahan lainnya. Keterbatasan pengetahuan dan informasi yang dapat dijadikan sebagai referensi dalam menentukan nilai manfaat keberadaan pohon secara ekonomi menjadi alasan bagi penulis untuk menilai manfaat keberadaan pohon dan mentransformasikannya ke dalam nilai ekonomi berupa uang.

Arboretum USU merupakan salah satu tempat bertumbuhnya pohonpohon yang manfaatnya kurang dirasakan langsung oleh masyarakat. Oleh karena itu, demi memaksimalkan penggunaan potensi lahan meningkatkan kepedulian terhadap kelangsungan sumber daya alam, maka penelitian ini dilakukan untuk

menggali lebih dalam kasus menentukan nilai manfaat keberadaan pohon secara ekonomi terhadap beberapa jenis tanaman kehutanan sehingga ditemukan jawaban dari valuasi nilai ekonomi keberadaan pohon di Arboretum Universitas Sumatera Utara.
Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui sebaran pohon-pohon di Arboretum Kampus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara
2. Menganalisis valuasi nilai ekonomi di Arboretum Kampus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara
3. Menganalisis Strategi Pengembangan dalam pengelolaan Arboretum Kampus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara di masa yang akan datang
Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna sebagai rekomendasi bagi pihak pengelola
Arboretum USU untuk menentukan kebijakan dalam pengelolaan Arboretum USU dan referensi bagi penelitian lanjutan mengenai valuasi nilai ekonomi keberadaan pohon-pohon.

TINJAUAN PUSTAKA
Pembangunan yang diikuti dengan penerapan teknologi yang tinggi dan tidak tepat dalam usaha pemenuhan kebutuhan manusia yang semakin meningkat bisa menimbulkan dampak buruk pada lingkungan. Walaupun ekonomi membaik dan masyarakat yang kian sejahtera, namun bila masalah lingkungan tidak diperhatikan, perbaikan ekonomi dan kesejahteraan yang diperoleh tidak akan berkelanjutan (Arsyad, 2006).
Di dalam ekologi terdapat masyarakat organisme hidup (biotic community) yang menggambarkan komposisi kehidupan organisme-organisme hidup di dalamnya saling berhubungan dan membutuhkan. Misalnya biotic community dikalangan tanaman atau tumbuh-tumbuhan dalam hutan belantara ditemukan beberapa pohon raksasa yang umurnya beribu-ribu tahun tetapi jumlahnya hanya sedikit, di bawahnya akan terdapat pohon-pohon yang kecil namun lebih banyak tingkat populasinya, di bawahnya lagi ditemui berupa suatu kumpulan pohon-pohon yang lebih kecil seperti tanaman bunga-bungaan dan akhirnya sebagai dasar adalah tanaman rerumputan yang banyak sekali tetapi umurnya amat pendek. Di dalam dan di tengah-tengah hutan ditemui pula kehidupan makhluk hidup binatang-binatang atau hewan yang hidup disana mulai dari binatang gajah yang umurnya ratusan tahun tetapi jumlah tingkat populasinya sedikit sampai pada binatang semut atau binatang yang lebih kecil lagi yang umurnya sangat pendek tetapi jumlah tingkat populasinya amat banyak (Koesnadi Hardjasoemantri, 2005).
Menurut Nazaruddin (1996) keberadaan pohon-pohon dapat dimanfaatkan dan dinikmati oleh setiap orang tanpa harus membayar manfaat

yang diterima tersebut. Manfaat yang dimiliki suatu keberadaan pohon-pohon tidak dapat dipindahtangankan melalui harga-harga yang ada di pasar. Dengan kata lain, manfaat keberadaan pohon-pohon tidak dapat diperjualbelikan. Hal ini karena keberadaan pohon-pohon adalah barang publik. Keberadaan pohon-pohon yang tidak memiliki harga di pasar menyebabkan kecilnya perhatian terhadap manfaat keberadaan tegakan pohon. Keadaan seperti ini akhirnya cenderung mengakibatkan berkurangnya rangsangan untuk memberikan kontribusi terhadap penyediaan dan pengelolaan barang publik. Walaupun ada kontribusi, sumbangan yang diberikan tidaklah cukup besar untuk membiayai penyediaan barang publik yang efektif dan efisien, karena masyarakat cenderung memberikan nilai yang lebih rendah dari yang seharusnya.
Secara umum, pohon memiliki pengaruh yang baik terhadap lingkungan. Hanya dalam hal-hal tertentu dapat merugikan. Sebagai contoh, membusuknya akar tumbuhan/pohon yang mati atau setelah ditebang, maka akan memperbesar pori-pori tanah (bila bekas tebangan dibiarkan). Jika terjadi hujan, air dengan mudah berinfiltrasi ke dalam tanah. Pemilihan tipe pohon untuk kestabilan lereng sangat penting. Walaupun pohon umumnya memiliki pengaruh menguntungkan pada stabilitas lereng, namun pada kondisi tertentu pohon bisa memberikan pengaruh yang buruk (Hardiyatmo, 2006).
Penilaian sumberdaya hutan merupakan studi tentang metodologi dan konsep penentuan nilai dari sumberdaya hutan. Seperti telah dijelaskan di muka, langkah pertama untuk untuk memperoleh nilai dari sumberdaya hutan adalah dengan melakukan identifikasi terhadap berbagai jenis manfaat yang dihasilkan dari sumberdaya hutan. Keberadaan setiap jenis manfaat ini merupakan indikator

adanya nilai yang menjadi sasaran penilaian. Setiap indikator nilai (komponen sumberdaya hutan) ini dapat berupa barang hasil hutan, jasa dari fungsi ekosistem hutan maupun atribut yang melekat pada hutan tersebut dalam hubungannya dengan sosial budaya masyarakat (Nurfatriani, 2007).

Karbon merupakan salah satu unsur alam yang memiliki lambang “C” dengan nilai atom sebesar 12. Karbon juga merupakan salah satu unsur utama pembentuk bahan organik termasuk makhluk hidup. Hampir setengah dari organisme hidup merupakan karbon. Karbon banyak tersimpan di bumi (darat dan laut) daripada di atmosfir. Karbon tersimpan dalam daratan bumi dalam bentuk makhluk hidup (tumbuhan dan hewan), bahan organik mati ataupun sedimen seperti fosil tumbuhan dan hewan. Jumlah karbon yang berasal dari makhluk hidup sebagian besar bersumber dari hutan. Seiring terjadinya kerusakan hutan, maka pelepasan karbon ke atmosfir juga terjadi sebanyak tingkat kerusakan hutan yang terjadi (Manuri dkk, 2011).
Meningkatnya kandungan karbon dioksida (CO2) di udara akan menyebabkan kenaikan suhu bumi yang terjadi karena efek rumah kaca. Panas yang dilepaskan dari bumi diserap oleh karbon dioksida di udara dan dipancarkan kembali ke permukaan bumi, sehingga proses tersebut akan memanaskan bumi. Keberadaan ekosistem hutan memiliki peranan penting dalam mengurangi gas karbon dioksida yang ada di udara melalui pemanfaatan gas karbon dioksida dalam proses fotosintesis oleh komunitas tumbuhan hutan (Indriyanto, 2006).
Informasi tentang potensi tegakan seperti volume pohon dan keadaan tegakan tersebut adalah salah satu informasi penting yang dibutuhkan dalam menyusun rencana pengelolaan hutan. Cara penentuan volume pohon (terutama

pohon berdiri) masih relatif sulit dilakukan, sehingga diperlukan alat bantu dalam inventarisasi hutan yang dapat digunakan untuk menduga volume pohon yang praktis digunakan di lapangan dan dapat memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi dalam pengukuran. Alat bantu inventarisasi hutan untuk menduga potensi tegakan tanpa harus merebahkan pohon yang dapat digunakan dengan praktis adalah tabel volume pohon. Untuk menyusun tabel volume, diperlukan pengukuran dimensi pohon di lapangan seperti diameter dan tinggi pohon dengan menggunakan alat ukur. Seiring kemajuan teknologi, pengukuran dimensi pohon dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang lebih canggih (Siagian, 2011). Deskripsi Arboretum USU
Arboretum pertama kali dibuat di Derby, Inggris oleh Joseph Struut dan JC. London dengan nama Derby Arboretum, yang diresmikan pada Tanggal 16 September 1840. Tujuan pembuatan Arboretum ini adalah untuk menampung kegiatan rekreasi masyarakat di alam terbuka dengan menyajikan koleksi pepohonan, semak dan vegetasi berkayu yang disusun dan dideskripsikan sebagai petunjuk bagi para pengunjung untuk mencapai tujuan penelitian dan pendidikan. Kamus Kehutanan (1989) diacu dalam Hastari (2005) mendefinisikan Arboretum sebagai kebun pepohonan yang merupakan bentuk konservasi plasma nutfah buatan manusia.
Arboretum menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dapat diartikan sebagai tempat berbagai pohon ditanam dan dikembangbiakkan untuk tujuan penelitian atau pendidikan. Berdasarkan definisi tersebut, secara umum Arboretum memiliki kegunaan sebagai tempat mengkoleksi berbagai jenis pohon. Penanaman jenis yang tepat pada lahan yang sesuai merupakan cara yang tepat

dalam pengembangan Arboretum. Arboretum USU seluas 64, 813 Ha dibangun di lahan Kampus USU Kuala Bekala. Arboretum USU yang disahkan pada tahun 2006 masih tergolong baru dan akan digunakan sebagai tempat dimana jenis-jenis pohon dan tanaman ditanam dan dipelihara untuk menjadi koleksi. Untuk itu diperlukan sebuah perencanaan penggunaan lahan yang produktif dan sesuai dengan jenis tanaman yang akan ditanam sehingga potensi lahan diperoleh dengan maksimal bagi pertumbuhan tanaman dan degradasi lingkungan yang diperkirakan terjadi karena penggunaan lahan dapat dihindari (Gultom, 2012)
Keberadaan arboretum dianggap penting baik bagi negara dan masyarakat secara umum, terutama bagi perguruan tinggi dan lembaga pendidikan mengingat semakin berkurangnya tempat penelitian dan pengkajian ekosistem hutan bagi pelajar, mahasiswa dan peneliti. Arboretum USU dibangun di lahan Kampus USU Kuala Bekala. Pada tahun 2009, arboretum telah mengkoleksi sebanyak 57 jenis pohon yang terdiri atas 32 jenis pohon hutan, 9 jenis pohon/tanaman perkebunan dan industri, 12 jenis pohon/tanaman buah-buahan dan 4 jenis pohon sayuran. Dari 57 jenis pohon yang ada, 11 diantaranya merupakan pohon/tanaman eksisting (pohon yang telah ada sebelum arboretum dibangun) dan 46 jenis lainnya merupakan pohon/tanaman yang diintroduksi setelah pembangunan arboretum USU tersebut dicanangkan (Rauf, 2009).
Perbedaan Arboretum dan kebun raya adalah Arboretum merupakan kebun yang digunakan untuk jenis tumbuhan lokal, sementara kebun raya adalah kebun botani yang berperan lebih luas, seperti Kebun Raya Bogor. Arboretum memiliki beberapa fungsi antara lain (1) fungsi pendidikan dan ilmu pengetahuan, (2) fungsi ekologis, (3) fungsi rekreasi, (4) fungsi ekonomi, (5) memelihara kualitas

pohon, dan (6) fungsi estetis. Pengaturan penanaman tanaman koleksi di dalam kebun koleksi tanaman seperti Arboretum ialah dikelompokkan menurut kekerabatan pohon maupun manfaat tanaman, hubungan kekerabatan tersebut didasarkan klasifikasi tanaman secara botani pada satu tingkat tertentu, misalnya famili. Disamping itu, pengaturan tanaman juga dapat berdasarkan ciri geografis, nilai ekonomi, kepentingan ekologi atau nilai estetika yang dimiliki tiap pepohonan tersebut (Taman 1955 diacu dalam Hadi 2004).
Arboretum merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam kegiatan penelitian dan pengembangan hutan. Dengan adanya arboretum, akan mempermudah peneliti, mahasiswa atau pihak-pihak lain yang ingin meneliti tentang jenis pohon (tanpa harus pergi ke tempat tegakan aslinya). Arboretum pusat penelitian dan pengembanan hutan Bogor yang dibuat tahun 1922 dibagi dalam blok yang dibatasi oleh jalur besar dan kecil. Arboretum ini mulanya ditanami pohon buah dan secara bertahap ditambah dengan pohon hias dan pohon hutan (Kementerian Kehutanan Republik Indonesia, 2007).
Berdasarkan Gultom (2012) dan Tambunan (2012), terdapat 22 jenis pohon di Arboretum USU yang terdiri dari pohon kehutanan dan pohon buahbuahan. 5 jenis pohon kehutanan yang paling banyak ditemukan adalah Pulai (Alstonia scholaris) yang berjumlah 384 pohon, Mindi (Melia azedarach) berjumlah 265 pohon, Gmelina (Gmelina Arborea) berjumlah 236 pohon, Jati (Tectona Grandis) berjumlah 127 pohon dan Mahoni (Swietenia mahagoni) berjumlah 75 pohon.

Ancaman erosi dan erosi yang telah terjadi kerusakan tanah oleh erosi sangat nyata mempengaruhi penggunaan tanah, cara pengelolaan atau keragaan (kinerja) tanah disebabkan oleh alasan-alasan berikut: a. Suatu kedalaman tanah yang cukup harus dipelihara agar didapatkan produksi
tanaman yang sedang sampai tinggi. b. Kehilangan lapisan tanah oleh erosi mengurangi hasil tanaman. c. Kehilangan unsur hara oleh erosi adalah penting tidak saja oleh karena
pengaruhnya terhadap hasil tanaman akan tetapi juga oleh karena diperlukan biaya penggantian unsur hara tersebut untuk dapat memelihara hasil tanaman yang tinggi. d. Kehilangan lapisan permukaan tanah merubah sifat-sifat fisik lapisan olah yang akan sangat jelas kelihatan pada tanah yang lapisan bawah bertekstur lebih halus. e. Kehilangan tanah oleh erosi menyingkap lapisan bawah yang memerlukan waktu dan perlakuan yang baik untuk dapat menjadi media pertumbuhan yang baik bagi tanaman. f. Bangunan-bangunan pengendalian air dapat rusak oleh sedimen yang berasal dari erosi. g. Jika terbentuk parit-parit oleh erosi (gully) maka akan lebih sulit pemulihan tanah untuk menjadi produktif kembali. Kecuraman lereng, panjang lereng dan bentuk lereng semuanya mempengaruhi besarnya erosi dan aliran permukaan. Kecuraman lereng tercatat atau dapat diketahui pada peta tanah (Arsyad, 2006).


Manfaat Pohon Manfaat hutan berdasarkan kemampuan untuk dipasarkan dapat dibedakan
menjadi dua yaitu: manfaat marketable dan manfaat non marketable. Manfaat hutan marketable adalah kayu, hasil hutan non kayu seperti rotan, bambu, damar, dan lain-lain. Manfaat hutan marketable adalah barang dan jasa hasil hutan yang belum dikenal nilainya atau belum ada pasarnya seperti: beberapa jenis kayu lokal, kayu energi, binatang, dan seluruh manfaat intangible (Affandi, dkk, 2004).
Semua manusia telah sepaham dan sependapat bahwa proses ekologi, melindungi keanekaragaman hayati, pemanfaatan berbagai spesies dan ekosistem sangat penting dalam melestarikan planet bumi dan menyelamatkan bumi dari kehancuran. Konservasi diyakini sesuatu yang harus diterima sebagai aspek pembangunan berkelanjutan namun pertumbuhan dan penyebaran manusia dengan segala aktivitasnya akan menimbulkan kerusakan alam terhadap lingkungan (Malau dan Parman 2010). Nilai Ekonomi Sumberdaya Hutan
Nilai (harga) sumberdaya hutan berkaitan dengan fungsinya bagi pemenuhan kebutuhan baik secara langsung (pemenuhan konsumsi dan kesenangan) maupun tidak langsung (sebagai penyeimbang ekosistem demi kelestarian kehidupan). Nilai adalah merupakan persepsi manusia, tentang makna suatu objek (sumberdaya hutan), bagi orang atau individu tertentu, tempat dan waktu tertentu pula. Oleh karena itu nilai sumberdaya hutan yang dinyatakan oleh suatu masyarakat di tempat tertentu akan beragam, tergantung kepada persepsi setiap anggota masyarakat tersebut, demikian juga keragaman nilai akan terjadi antara masyarakat yang berbeda (Field dan Martha, 2002).

Kegunaan, kemanfaatan, kepuasan, rasa senang merupakan ungkapan makna atau nilai sumberdaya hutan yang diperoleh, dirasakan oleh individu atau masyarakat tersebut. Ukuran nilai ini dapat diekspresikan oleh waktu, tenaga, barang atau uang, dimana seseorang bersedia memberikannya untuk memperoleh, memiliki atau menggunakan barang dan jasa yang dinilai.
Menurut Worrel (1961) dan Gregory (1979) dalam Bahruni (1999) membuat klasifikasi nilai manfaat sumberdaya hutan, yang menurut interpretasi didasarkan atas perilaku pasar atas barang dan jasa yang dinilai tersebut, yaitu: a. Nilai manfaat nyata (tangible benefits) adalah manfaat yang diperoleh dari barang dan jasa yang dapat secara nyata diukur, karena berlaku mekanisme pasar secara baik. b. Nilai manfaat tidak nyata (intangible benefits) adalah kebalikan dari manfaat nyata, yaitu nilai manfaat ini tidak dapat diukur secara langsung, karena mekanisme pasar tidak berjalan, ada faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga terjadi kegagalan pasar (market failure).
Selanjutnya Pearce and Turner (1990) dalam Bahruni (1999) juga menambahkan klasifikasi nilai manfaat yang menggambarkan Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value), atas dasar klasifikasi menurut cara atau proses manfaat itu diperoleh, yaitu: Nilai Guna (use value) 1. Nilai guna langsung (direct use value)
Nilai yang bersumber dari penggunaan secara langsung oleh masyarakat atau perusahaan terhadap komoditas hasil hutan produksi, berupa flora pohon dan nir pohon, fauna dan komoditas dari proses ekologis (ekosistem) hutan.

2. Nilai guna tidak langsung (indirect use value) Nilai yang bersumber dari manfaat yang diperoleh oleh
individu/masyarakat melalui penggunaan secara tidak langsung terhadap sumberdaya hutan yang memberikan jasa (pengaruh) pada aktivitas ekonomi/produksi atau mendukung kehidupan makhluk hidup. Jasa hutan dihasilkan dari suatu proses ekologis dari komponen biofisik ekosistem hutan. Nilai sumberdaya hutan yang termasuk dalam kategori nilai guna tidak langsung (indirect use value) adalah nilai berbagai fungsi jasa hutan berupa manfaat hutan bagi pengendalian banjir, prasarana angkutan air, pengendalian erosi dan penyerapan CO2. Nilai pilihan atau harapan masa yang akan datang (option value)
Nilai harapan masa yang akan datang terhadap komoditas yang saat ini digunakan, maupun yang belum dimanfaatkan. Nilai berkaitan dengan adanya ketidakpastian yang bersumber dari dua hal yaitu (1) preferensi masyarakat konsumen saat ini terhadap komoditas hutan pada masa yang akan datang, maupun preferensi generasi yang akan datang, (2) ketidakpastian teknologi pemanfaatan maupun manajemen sumberdaya terhadap pasokan (supply) komoditas masa yang akan datang (supply-side option value). Nilai keberadaan (existence value)
Nilai yang menggambarkan manfaat (kesejahteraan) yang diperoleh seseorang/masyarakat dengan mengetahui keberadaan hutan, meskipun masyarakat ini tidak memiliki atau menggunakan sumberdaya hutan tersebut, termasuk manfaat sosial budaya yang diperoleh masyarakat lokal sebagai interaksi kehidupan sosial budaya mereka dengan keberadaan hutan tersebut, yang berarti

keberadaan hutan menentukan kelangsungan nilai-nilai sosial budaya masyarakat

tersebut.

Nilai keberadaan bukan dihasilkan dari institusi pasar, dan tidak ada


kaitannya dengan fungsi perlindungan aset produktif dan proses produksi secara

langsung, seperti kegiatan berburu, berladang dan lain-lain maupun tidak

langsung sebagai input atau prasarana pendukung produksi. Lingkungan pada

dasarnya adalah barang publik, yang keberadaan dan kualitasnya tergantung dari

perilaku masyarakat. Nilai ekonomi sumberdaya dan lingkungan salah satunya

menitikberatkan pada persoalan barang publik (public goods or common property

resources) (Yakin, 1997).

Debit mata air tergantung pada faktor-faktor seperti tingkat pengisian,

yang berfluktuasi pada hampir semua mata air; dengan demikian tingkat debit pun

bersifat fluktuatif. O.E. Meinzer mengelompokkan mata air berdasarkan debit


rata-rata yang ditunjukkan pada tabel 1 berikut (Bowen, 1986). Klasifikasi mata

air berdasarkan debit disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Kelas Debit Air rata-rata (Bowen,1986)

Kelas
1 2 3 4 5 6 7 8

Debit rata-rata

10 m3/dtk

1 - 10 m3/dtk

0,1 - 1

m3/dtk


10 - 100 l/dtk

1 - 10

l/dtk

0,1 - 1

l/dtk

10 - 100 ml/dtk

10 ml/dtk

Analisis SWOT (Strengths, Weakness, Opportunities, Threats) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi. Proses pengambilan strategi selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi saat ini (Rangkuti, 1997).
Dalam analisis SWOT terdapat dua faktor yang harus dipertimbangkan, yaitu lingkungan internal (strengths) dan kelemahan (weakness) serta lingkungan eksternal peluang (opportunities) dan ancaman (threats). Menurut Pearce II dan Robinson (1991) dalam Sanudin (2006), kekuatan (strenghts) adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan lain relatif terhadap pesaing dan kebutuhan pasar; kelemahan (Weakness) merupakan keterbatasan dalam sumberdaya, keterampilan dan kemampuan yang sangat serius menghalangi kinerja; peluang (opportunities) merupakan situasi yang menguntungkan, berbagai kecenderungan, peraturanperaturan, dan perubahan teknologi; sedangkan ancaman (threats) adalah situasi yang tidak menguntungkan atau rintangan.

METODOLOGI PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2013 sampai dengan

September 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Arboretum Universitas Sumatera Utara, Kwala Bekala, Kabupaten Deli Serdang.
Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: perangkat lunak
(software) Arcview, perangkat keras (hardware) berupa seperangkat personal computer (PC), Global Positioning System (GPS), tally sheet, kamera digital, phyband, dan alat tulis.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus.
Metode sensus adalah metode pengumpulan data secara keseluruhan. Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini meliputi kegiatan pengumpulan data dan analisis data.
1. Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Adapun
data primer diperoleh dengan pengambilan data langsung ke lokasi Arboretum USU. Data primer merupakan data murni yang diperoleh dari hasil penelitian secara langsung dan yang masih memerlukan pengolahan lebih lanjut. Data primer dalam penelitian ini meliputi data pengukuran diameter pohon, tinggi pohon dan debit mata air.
Data sekunder dikumpulkan dari data yang telah ada sebelumnya baik data yang dikeluarkan oleh instansi terkait maupun literatur pendukung

lainnya. Adapun data sekunder meliputi berat jenis kayu, biomassa pohon, harga tarif PDAM, harga kayu berbagai jenis. 2. Analisis Data
Analisis data dilakukan agar diperoleh nilai ekonomi dari nilai guna tegakan yang berada di Arboretum USU. Analisis data dilakukan dengan menghitung penilaian ekonomi kayu, penilaian ekonomi air dan penilaian ekonomi cadangan karbon.

Nilai Guna

Nilai Guna Langsung • Kayu

Nilai Guna Tidak Langsung
• Air • Cadangan Karbon

Nilai Ekonomi Total
Penilaian ekonomi kayu Nilai kayu diduga dengan asumsi potensi kayu yang ada di lokasi
penelitian telah masak tebang. Nilai ekonomi kayu yang dihasilkan Arboretum tiap tahunnya diketahui dengan menghitung pertumbuhan volume rata-rata per tahun untuk sejumlah pohon yang ditanam, yaitu:
NK = R x Hk
Keterangan: NK = Nilai ekonomi kayu (Rp/tahun) R = Pertumbuhan volume rata-rata per tahun (m3 / tahun) Hk = Harga kayu (Rp/m3)
Pertumbuhan volume rata-rata per tahun yang dihasilkan tegakan Arboretum didapat dengan membagi potensi kayu dengan umur tegakan.
R = Potensi (m3) Umur Tegakan (tahun)

Penilaian ekonomi air
Nilai ekonomi air total (NAT) yang dihasilkan dari Arboretum dihitung dengan persamaan:
NAT = Q x NA
Keterangan: Q = debit mata air (m3/dtk) NA = harga/nilai air (Rp/m3)
Debit air diukur dengan menggunakan metode volumetrik, yaitu dengan menampung air yang mengalir dari mata air/saluran air dari mata air di areal Arboretum. Debit diketahui dari volume air yang tertampung per satuan waktu penampungan. Pengukuran debit air dilakukan sebanyak 5 kali pengulangan untuk menghasilkan data yang akurat.
Q=V/t
Keterangan: Q = Debit mata air (m3/dtk) V = Volume air ( m3) t = Waktu (dtk)
Penilaian ekonomi cadangan karbon Konsentrasi C dalam bahan organik umumnya ± 46 % dari biomassa
(Hairiah dan Rahayu, 2007). Berdasarkan pengetahuan tersebut, kandungan karbon dalam biomassa tegakan diduga sebesar 46 % berat kering biomassa tegakan (BKT),
C = BKT x 0,46
BKT merupakan hasil penjumlahan berat kering biomassa setiap individu penyusun tegakan (BKTi)

BKT = ⅀ BKTi

Berat kering biomassa tegakan dalam penelitian ini hanya memperhitungkan tegakan pohon, yaitu pohon-pohon yang berdiameter > 5 cm. Pohon dengan diameter di bawah 5 cm diklasifikasikan sebagai tumbuhan bawah (Hairiah dan Rahayu, 2007). BKTi diduga dengan menggunakan persamaan allometrik sebagaimana disajikan dalam Tabel 2. Tabel 2. Estimasi biomassa pohon menggunakan persamaan allometrik

Jenis Pohon

Estimasi Biomassa Pohon (Kg/Pohon)

Pohon bercabang

BK = 0.11 ρ D2.62

Sengon

BK = 0.0272 D2.831

Pinus

BK = 0.0417 D2.6576

Hairiah dan Rahayu (2007)

Keterangan:

BK = berat kering biomassa pohon (kg/pohon)

ρ = berat jenis (BJ) kayu (gr/cm3)

D = diameter pohon setinggi dada, dbh (cm)

Sumber
Katterings, 2001 Sugiharto, 2002 Waterloo, 1995

Hasil total karbon yang tersimpan kemudian dilakukan perhitungan untuk

mengetahui jumlah karbondioksida dalam tegakan, karena harga karbon yang

diperdagangkan menurut CDM adalah dalam bentuk CO2.

Untuk mengetahui kandungan CO2, nilai C dikonversi ke dalam bentuk

CO2 dengan mengalikan nilai C dengan faktor konversi sebesar 3,67 (Mirbach

2000 diacu dalam Handayani 2003). Nilai tersebut diperoleh dari rumus kimia C

terhadap CO2, dengan bentuk matematis sebagai berikut:

CO2 = C x 3,67

Keterangan:
CO2 = kandungan karbondioksida (ton/ha) C = kandungan karbon (ton/ha)

Penilaian ekonomi penyerapan karbondioksida (NCO2) didekati dengan harga karbondioksida dan jumlah kandungan karbondioksida dalam tegakan dengan asumsi tidak terjadi kebocoran dalam tegakan (tidak ada pohon yang ditebang, mati, atau tumbang). Dengan menggunakan persamaan berikut:
NCO2 = CO2 x hCO2
Keterangan: NCO2 = nilai ekonomi penyerapan CO2 (Rp/ha) CO2 = kandungan karbondioksida tegakan (tCO2/ha) hCO2 = harga karbondioksida (Rp/tCO2)
Strategi Pengembangan dengan Matriks SWOT Kriteria yang didapat dilapangan kemudian dianalisis dengan memberikan
bobot dan rating terhadap masing-masing kriteria. Bobot diberi nilai mulai dari 1 (sangat penting) sampai dengan 0 (tidak penting). Bobot dari semua faktor strategis ini harus berjumlah 1. Kemudian untuk menghitung rating, untuk masing-masing faktor (peluang dan kekuatan) diberi skala mulai dari 4 (sangat baik), 3 (baik), 2 (tidak baik), dan 1 (sangat tidak baik) berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap organisasi. Sementara untuk rating ancaman dan kelemahan diberi nilai -4 sampai dengan -1. Bentuk skoring dan pembobotan faktor internal dan eksternal dapat dilihat pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Skoring dan pembobotan faktor internal

No

Kekuatan

Bobot

(strength)

1

2

dst

Total kekuatan

Kelemahan (weakness)

1

2

dst

Total kelemahan

Total kekuatan – total kelemahan = S – W

Rating

Skor

Tabel 4. Skoring dan pembobotan faktor eksternal

No

Peluang

Bobot

(oppotunity)

1

2

dst

Total Peluang

Ancaman (threat)

1

2

dst

Total ancaman

Total peluang – total ancaman = O – T

Rating

Skor

Penskoringan dan pembobotan ini dilakukan untuk mendapatkan posisi Arboretum USU dalam diagram analisis SWOT dapat dilihat pada bagan yang ada di Gambar 2.
Peluang

III (Turn Around) Kelemahan
IV (Defensif)

I (Agresif) Kekuatan
II (Diversifikasi)

Ancaman

1. Kuadran 1 menggambarkan bahwa situasi yang sangat baik karena ada kekuatan yang dimanfaatkan untuk meraih peluang yang menguntungkan. Untuk itu dapat digunakan alternatif strategi 1 yakni pengembangan ( strategi agresif ).
2. Kuadran 2 menggambarkan situasi bahwa meskipun organisasi menghadapi ancaman, namun ada kekuatan yang dapat diandalkan. Untuk itu organisasi dapat menggunakan alternatif strategi 2 yakni strategi diversifikasi atau strategi inovasi.
3. Kuadran 3 menggambarkan bahwa organisasi mengalami kelemahan dalam berbagai hal ( internal ), sehingga peluang yang menguntungkan sulit dicapai. Untuk itu strategi yang tepat digunakan adalah alternatif strategi 3 yakni konsolidasi, perbaikan, mengubah cara pandang serta menghilangkan penyebab masalah agar ancaman dapat dihindari.
4. Kuadran 4 menggambarkan situasi organisasi sangat buruk, karena disamping berbagai kelemahan internal timbul ancaman dari luar. Untuk itu alternatif strategi yang digunakan alternatif 4, yaitu strategi defensif misalnya perampingan, pengurangan atau efisiensi dalam semua bidang kegiatan.

Analisis SWOT dapat menghasilkan 4 (empat) kemungkinan strategi

alternatif (Rangkuti, 1997) yang dapat kita lihat pada matriks perumusan strategi

analisis SWOT pada Tabel 5.

Tabel 5. Perumusan strategi dengan matriks SWOT

Faktor Internal Kekuatan (S)

Kelemahan (W)

Faktor Eskternal Peluang (O)
Ancaman (T)

Strategi SO Ciptakan strategi yang memakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Lokasi Penelitian Arboretum USU merupakan bagian dan terletak di areal Kampus
Universitas Sumatera Utara (USU) Kwala Bekala Kecamatan Pancur Batu Kabupaten Deli Serdang. Arboretum ini dapat dicapai melalui dua jalur yaitu Medan-Pancurbatu-Kampus USU Kwala Bekala dengan waktu tempuh sekitar 30 menit, dan Medan-Simalingkar-Kampus USU Kwala Bakala dengan waktu tempuh yang sama yaitu 30 menit dari pusat Kota Medan. Letak Arboretum USU ini sendiri berada dekat dengan areal Kebun Binatang Medan.
Luas Arboretum USU yang diperoleh dari BPDAS Wampu Sei Ular yaitu seluas 64.813 Ha. Secara geografis, Arboretum USU berada pada wilayah yang dibatasi koordinat-koordinat (UTM) sebagai berikut 0518598 (X) dan 0369433 (Y) (titik ujung Utara-Timur); 0494330 (X) dan 0390761(Y) (titik ujung Utara-Barat); 0463655 (X) dan 0394483 (Y) (titik ujung Selatan-Barat); dan 0461526 (X) dan 0393193 (Y) (titik ujung Selatan-Timur) atau 3028’49.59” Lintang Utara dan 98038’03.17”Bujur timur. Arboretum USU berbatasan dengan sungai Bekala di sebelah Selatan dan Timur serta area penggunaan lain untuk sarana kampus di sebelah Barat dan Utara. Keadaan topografi arboretum USU cenderung datar hingga agak curam dengan kemiringan 0-60% dan berada pada ketinggian 73 meter di atas permukaan laut. Jenis tanah dido

Dokumen yang terkait

Analisis Evaluasi Kinerja Pembangunan Ekonomi Kabupaten / Kota Pemekaran Di Sumatera Utara

1 63 100

Valuasi Nilai Ekonomi Tegakan di Atas Permukaan Tanah Berdasarkan Fungsinya Sebagai Penyerap Karbon Serta Penghasil Oksigen di Arboretum Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang

1 54 89

Evaluasi Kemampuan dan Kesesuaian Lahan terhadap Tanaman Kehutanan di Arboretum Kampus Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara

16 90 107

Kajian Perencanaan Bendung Pada Sungai Ular Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara

52 311 172

Analisis Anggaran Biaya Operasional Pada PT. Penerbitan Keluarga Mimbar Umum Medan

1 43 76

Valuasi Ekonomi dan Pemasaran Manfaat Hutan (Studi Kasus di Kawasan DAS Deli, Kabupaten Karo, Deli Serdang dan Kotamadya Medan, Sumatera Utara)

4 45 116

Peranan Wisata Pemancingan Dalam Pengembangan Wilayah Kabupaten Deli Serdang Propinsi Sumatera Utara

0 42 75

Valuasi Nilai Ekonomi Tegakan di Atas Permukaan Tanah Berdasarkan Fungsinya Sebagai Penyerap Karbon Serta Penghasil Oksigen di Arboretum Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang

0 0 19

Valuasi Nilai Ekonomi Tegakan di Atas Permukaan Tanah Berdasarkan Fungsinya Sebagai Penyerap Karbon Serta Penghasil Oksigen di Arboretum Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang

0 0 27

Valuasi Nilai Ekonomi Tegakan di Atas Permukaan Tanah Berdasarkan Fungsinya Sebagai Penyerap Karbon Serta Penghasil Oksigen di Arboretum Kuala Bekala Universitas Sumatera Utara Kabupaten Deli Serdang

0 0 13