Analisis Nilai Ekonomi Keberadaan Wisata Alam Danau Siais Di Kabupaten Tapanuli Selatan
ANALISIS NILAI EKONOMI KEBERADAAN WISATA ALAM
DANAU SIAIS DI KABUPATEN TAPANULI SELATAN
HASIL PENELITIAN
oleh: Zulka Hidayati Nst 071201014 / Manajemen Hutan
PROGRAM STUDI KEHUTANAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2012
(2)
Judul Skripsi : Analisis Nilai Ekonomi Keberadaan Wisata Alam Danau Siais di Kabupaten Tapanuli Selatan
Nama : Zulka Hidayati
Nim : 071201014
Program Studi : Manajemen Hutan
Disetujui Oleh, Komisi Pembimbing
Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si Ir. Ma’rifatin Zahra, M.Si Ketua Anggota
Mengetahui,
(Siti Latifah S.Hut, M.Si, Ph.D) Ketua Program Studi Kehutanan
(3)
ABSTRACT
Zulka Hidayati, Analysis Value Economic and Traffic at Nature Objects Lake Siais South Tapanuli. Guidance by Mr. Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si and Mrs. Ma'rifatin Zahra, M.Si
This study aims to calculate the economic value of Lake Objects Nature Siais, Rianiate, Angkola District West, South Tapanuli using travel cost method, knowing the intensity of the visit and to determine the factors that affect the intensity of the visit. The number of samples used in this study were 100 respondents, while sampling using quota sampling technique. Based on research conducted obtain economic value of natural attractions of Lake Siais using travel cost method is for Rp.364.326.492, 6 /tahun. The intensity of tourist visits to Lake Siasis Nature is as much as one visit, while the factors affecting the intensity of the visit is the level of income and the time needed to tourism.
Keywords: Natural Attractions: Lake Siais, economic value, the cost of travel, the intensity of the visit.
(4)
ABSTRAK
Zulka Hidayati, Analisis Nilai Ekonomi dan Tingkat Kunjungan di Obyek
Wisata Alam Danau Siais Kabupaten Tapanuli Selatan. Dibimbing oleh bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Sidan ibu Ir. Ma’rifatin Zahrah, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai ekonomi Obyek Wisata Alam Danau Siais, Rianiate, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan dengan menggunakan metode biaya perjalanan, mengetahui intensitas kunjungan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik kuota sampling. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh nilai ekonomi obyek wisata Alam Danau Siais dengan menggunakan metode biaya perjalanan adalah sebesar Rp.364.326.492,6/tahun. Intensitas kunjungan ke obyek wisata Alam Danau Siasis adalah sebanyak satu kali kunjungan, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan adalah tingkat pendapatan dan waktu yang dibutuhkan menuju obyek wisata.
Kata kunci : Obyek Wisata Alam Danau Siais, nilai ekonomi, biaya perjalanan, intensitas kunjungan
(5)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 01 Juli 1989 dari Ayahanda Fahruddin Nasution S.P dan Ibunda Radiatul Adawiyah Ritonga S.Ag. Penulis merupakan putri sulung dari lima bersaudara.
Riwayat pendidikan yang ditempuh penulis selama ini yaitu Pendidikan Dasar di SDN 12 Padangsidimpuan, lulus pada tahun 2001, Pendidikan Lanjutan di MTsS Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Medan, lulus pada tahun 2004 dan Pendidikan Menengah di MAN 1 Padangsidimpuan, lulus pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis lulus melalui Jalur Pemanduan Minat dan Prestasi (PMP) dan diterima di Program Studi Manajemen Hutan Departemen Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pernah mengikuti Pelatihan Dasar dan Pengkaderan Rimbawan (PDPR) atau Inagurasi sebagai syarat untuk menjadi anggota Himpunan Mahasiswa Sylva (HIMAS) pada tahun 2009. Penulis juga mengikuti Praktik Pengenalan Pengolahan Hutan (P3H) pada 2 lokasi berbeda yaitu di Hutan Mangrove Pulau Sembilan dan Hutan Dataran Rendah Aras Napal pada tahun 2009. Selain itu penulis juga pernah melakukan Praktik Kerja Lapang (PKL) di Perhutani Cianjur Jawa Barat pada tahun 2011, dan di akhir masa perkuliahan penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Nilai Ekonomi Keberadaan Wisata Alam Danau Siais di Kabupaten Tapanuli Selatan” Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil penelitian ini.
Adapun judul dari penelitian ini Analisis Nilai Ekonomi Keberadaan Wisata Alam Danau Siais di Kabupaten Tapanuli Selatan. Hasil penelitian ini merupakan salah satu syarat untuk dapat melakukan penelitian penyusunan skripsi.
Dalam penulisan hasil penelitian ini, penulis dibimbing oleh Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si sebagai ketua komisi pembimbing dan
Ibu Ir. Ma’rifatin Zahra, M.Si. sebagai anggota komisi pembimbing.
Hasil penelitian ini masih banyak kekuranganya. Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan dari hasil penelitian ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2012
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
PENDAHULUAN ... 1
Latar Belakang ... 1
Perumusan Masalah ... 2
Tujuan penelitian ... 3
Manfaat Penelitian ... 3
TINJAUAN PUSTAKA ... 4
Pengertian Pariwisata ... 4
Konsep Ekowisata (Wisata Alam) ... 7
Konsep Nilai Ekonomi Sumber Daya Alam ... 9
Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) ... 9
METODOLOGI PENELITIAN ... 12
Waktu dan Tempat Penelitian ... 12
(8)
Populasi dan Sampel ... 12
Metode Pengumpulan Data ... 13
Teknik Pengumpulan Data ... 14
Analisis Data ... 15
Pendugaan Nilai Manfaat Rekreasi Berdasarkan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Methode) ... 15
HASIL DAN PEMBAHASAN ... 18
Karakteristik Respeonden ... 18
Komposisi Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 18
Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 19
Komposisi Responden Berdasarkan Umur ... 20
Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 21
Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan ... 22
Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 23
Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kenderaan yang Digunakan... 24
Komposisi Responden Berdasarkan Cara Melakukan Kunjungan ... 24
Komposisi Responden Berdasarkan Alasan Kedatangan ... 25
Komposisi Responden Berdasarkan Sumber Informasi ... 26
Pendapat Responden Mengenai Obyek Wisata Danau Siais Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata ... 27
Aksesibilitas Menuju Obyek Wisata ... 28
Keindahan Alam ... 29
Sistem Tata Ruang dan Fasilitas Obyek Wisata ... 29
(9)
Menduga Jumlah Pengunjung Dari Masing-Masing Daerah
Asal Responden Selama Setahun ... 32
Nilai Ekonomi Obyek Wisata Alam Danau Siais ... 33
Intensitas Kunjungan ... 36
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Kunjungan ... 38
KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
Kesimpulan ... 43
Saran ... 43
DAFTAR PUSTAKA ... 45 LAMPIRAN ...
(10)
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Umur ... 17
2. Rekapitulasi Data Responden Tingkat Pendidikan ... 17
3. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan... 17
4. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Daerah Asal ... 19
5. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 20
6. Rekapitulasi Data Responden Bedasarkan Umur... 21
7. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Tinkat Pendidikan ... 22
8. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan... 22
9. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 23
10. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Jenis Kendaraan yang Digunakan... 24
11. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Cara Melakukan Kunjungan ... 25
12. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Alasan Kedatangan ... 26
13. Rekapitulasi Data Responden Menurut Sumber Informasi Keberadaan Obyek Wisata ... 27
14. Rekapitulasi Pendapat responden Mengenai Kondisi Jalan ... 27
15. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Aksesibilitas ... 28
16. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Keindahan Alam ... 29
17. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Sistem Tata Ruang ... 30
18. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Fasilitas Wisata ... 31
19. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Tingkat Keamanan ... 32
20. Jumlah Pengunjung Berdasarkan Daerah Asal Selama Setahun ... 33
21. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Rata-Rata Biaya Perjalanan ... 34
22. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Intensitas Kunjungan ... 37
23. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Penentuan Koefisien Variabel Terikat (Y) dan Variabel Bebas (X) ... 39 24. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda penentuan
(11)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuisioner Penelitian ... 1
2. Rekapitulasi Data Responden Multiaspek ... 4
3. Peta Loksi Penelitian ... 9
(12)
ABSTRACT
Zulka Hidayati, Analysis Value Economic and Traffic at Nature Objects Lake Siais South Tapanuli. Guidance by Mr. Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Si and Mrs. Ma'rifatin Zahra, M.Si
This study aims to calculate the economic value of Lake Objects Nature Siais, Rianiate, Angkola District West, South Tapanuli using travel cost method, knowing the intensity of the visit and to determine the factors that affect the intensity of the visit. The number of samples used in this study were 100 respondents, while sampling using quota sampling technique. Based on research conducted obtain economic value of natural attractions of Lake Siais using travel cost method is for Rp.364.326.492, 6 /tahun. The intensity of tourist visits to Lake Siasis Nature is as much as one visit, while the factors affecting the intensity of the visit is the level of income and the time needed to tourism.
Keywords: Natural Attractions: Lake Siais, economic value, the cost of travel, the intensity of the visit.
(13)
ABSTRAK
Zulka Hidayati, Analisis Nilai Ekonomi dan Tingkat Kunjungan di Obyek
Wisata Alam Danau Siais Kabupaten Tapanuli Selatan. Dibimbing oleh bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut, M.Sidan ibu Ir. Ma’rifatin Zahrah, M.Si
Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai ekonomi Obyek Wisata Alam Danau Siais, Rianiate, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan dengan menggunakan metode biaya perjalanan, mengetahui intensitas kunjungan dan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 100 responden, sedangkan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik kuota sampling. Berdasarkan penelitian yang dilakukan diperoleh nilai ekonomi obyek wisata Alam Danau Siais dengan menggunakan metode biaya perjalanan adalah sebesar Rp.364.326.492,6/tahun. Intensitas kunjungan ke obyek wisata Alam Danau Siasis adalah sebanyak satu kali kunjungan, sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan adalah tingkat pendapatan dan waktu yang dibutuhkan menuju obyek wisata.
Kata kunci : Obyek Wisata Alam Danau Siais, nilai ekonomi, biaya perjalanan, intensitas kunjungan
(14)
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pengembangan potensi /wisata dalam suatu daerah dapat meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) dengan pengelolaan yang menerapkan konsep ekoturisme. Pendapatan Asli Daerah yang merupakan gambaran potensi keuangan daerah pada umumnya mengandalkan unsur pajak daerah dan retribusi daerah. Berkaitan dengan pendapatan asli daerah dari sektor retribusi, maka daerah dapat menggali potensi sumber daya alam yang berupa obyek wisata. Pemerintah menyadari bahwa sektor pariwisata bukanlah merupakan sektor penyumbang terbesar dalam pendapatan daerah, tetapi berpotensi dalam meningkatkan pendapatan asli daerah.
Untuk meningkatkan peran kepariwisataan, sangat terkait antara barang berupa obyek wisata sendiri yang dapat dijual dengan sarana dan prasarana yang mendukungnya yang terkait dalam industri pariwisata. Usaha mengembangkan suatu daerah tujuan wisata harus memperhatikan berbagai faktor yang
berpengaruh terhadap keberadaan suatu daerah tujuan wisata. (Zain dan Taufik, 2011).
Salah satu obyek wisata yang mulai berkembang di Sumatera Utara khususnya di Kabupaten Tapanuli Selatan adalah Danau Siais yang berada di Kecamatan Siais Batang Toru. Kecamatan Siais telah ditetapkan sebagai kawasan pariwisata oleh pemerintah daerah. Pengelolaan kawasan ini sudah cukup baik dengan dibangunnya sarana dan prasarana pendukung objek wisata. Hampir setiap minggunya Danau Siais ramai dikunjungi para wisatawan lokal maupun dari luar
(15)
daerah, yang meliputi seluruh kalangan masyarakat mulai dari anak-anak kecil, remaja, bahkan sampai yang dewasa.
Keberadaan kawasan wisata alam sangat berpengaruh pada kondisi atau keadaan masyarakat sekitar tempat tersebut. Menurut Alikodra (1994), kegiatan wisata alam dapat meningkatkan perekonomian sektor informal, begitu juga dengan perekonomian masyarakat sekitar kawasan wisata. Kegiatan rekreasi selain berdampak baik untuk wisatawan juga akan berdampak bagi masyarakat di sekitar kawasan wisata. Biasanya masyarakat akan memanfaatkan kegiatan wisata tersebut untuk mencari nafkah. Berbagai profesi dapat dilakukan oleh masyarakat di sekitar kawasan wisata seperti berdagang, bertani dan beternak (Rachmawati, 2005).
Sektor pariwisata sebagai kegiatan perekonomian telah menjadi andalan potensial dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti Indonesia yang memiliki potensi wilayah yang luas dengan daya tarik wisata yang cukup besar, banyaknya keindahan alam, aneka warisan sejarah budaya, dan kehidupan masyarakat (etnik). Pariwisata di Indonesia merupakan salah satu penunjang perekonomian yang memilki prospek yang cerah, tetapi hingga dewasa ini belum memperlihatkan peranan yang sesuai dengan harapan dalam proses pembangunan di Indonesia (Zain dan Taufik, 2011).
Perumusan Masalah
Keindahan obyek wisata alam Danau Siais mulai diminati oleh para wisatawan lokal maupun dari luar daerah, namun belum diketahui seberapa besar kontribusinya dalam PAD. Selain itu faktor yang mempengaruhi minat
(16)
masyarakat untuk berkunjung ke obyek wisata ini juga perlu digali sehingga dapat dipakai untuk acuan pengembangan wisata kemasa depan. Berdasarkan paparan diatas, permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Berapa besarnya nilai ekonomi obyek wisata alam Danau Siais berdasarkan metode biaya perjalanan.
2. Berapa besarnya intensitas kunjungan dan faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan ke obyek wisata alam Danau Siais Kabupaten Tapanuli Selatan.
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Menghitung nilai obyek wisata alam Danau Siais berdasarkan metode biaya perjalanan (travel cost methode).
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan ke obyek wisata alam Danau Siais Kabupaten Tapanuli Selatan.
Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi pihak institusi pendidikan, bermanfaat sebagai bahan referensi untuk kajian penelitian yang berhubungan dengan nilai ekonomi obyek wisata berdasarkan metode biaya perjalanan.
2. Bagi pihak terkait, informasi ini dapat digunakan sebagai referensi dan pertimbangan dalam pengembangan objek wisata daerah.
(17)
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam hal penyediaan lapangan kerja, pendapatan, tarif hidup, dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di dalam negara peneri ma wisatawan. Menurut Badrudin (2000) mendefinisikan pariwisata sebagai kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mencari kepuasan, mencari sesuatu, memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain.
Menurut Wahab (2003), pada dasarnya ruang lingkup kepariwisataan terdiri atas 3 unsur yakni: manusia sebagai unsur insani pelaku kegiatan pariwisata, tempat sebagai unsur fisik yang sebenarnya tercakup oleh kegiatan itu sendiri dan waktu sebagai unsur tempo yang dihabiskan dalam perjalanan itu sendiri dan selama berdiam di tempat tujuan wisata.
Pariwisata berasal dari dua kata, yakni Pari dan Wisata. Pari dapat diartikan sebagai banyak, berkali-kali, berputar-putar atau lengkap. Kata wisata dapat diartikan sebagai perjalanan atau berpergian yang dalam hal ini sinonim dengan kata travel dalam Bahasa Inggris. Berdasarkan penjelasan tersebut, maka kata pariwisata dapat diartikan sebagai perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat lain, yang dalam bahasa Inggris disebut dengan tour (Yoeti, 1996).
Bila ditinjau dari segi ekonomi mikro, maka yang dimaksud dengan industri pariwisata adalah setiap uniy produksi yang dapat menghasilkan produk atau jasa tertentu. Atas dasar pengertian ini, maka hotel atau transport secara
(18)
sendiri-sendiri dapat disebut sebagai industri pariwisata. Dalam pengertian ekonomi makro, yang dimaksudkan dengan industri pariwisata adalah keseluruhan unit-unit produksi seperti: pemandu, hotel, restoran, atraksi turis dan took souvenir baik yang tempat kedudukannya di daerah, dalam negeri, atau luar negeri yang ada kaitannya dengan perjalanan wisatawan yang bersangkutan.
Penilaian terhadap suatu kawasan wisata memiliki peranan yang dapat menentukan pengembangan dari kawasan wisata tersebut yang mencakup berbagai faktor yang berkaitan dengan nilai sosial dan politik. Menurut Ward et.al, (2000) dalam Rahardjo (2002) metode penilaian khususnya untuk mengukur nilai ekonomi wisata alam yang paling banyak dipakai adalah Travel Cost Method
(TCM). Metode ini menduga nilai ekonomi kawasan wisata berdasarkan penilaian yang diberikan masing-masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan yang tidak ternilai (dalam rupiah) dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost maupun biaya langsung yang dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, hotel, tiket masuk dan sebagainya.
Berikut adalah jenis-jenis pariwisata, menurut Spillane (1989) dalam Badrudin (2000) yang terdapat di daerah tujuan wisata yang menarik wisatawan untuk mengunjunginya sehingga dapat pula diketahui jenis pariwisata yang mungkin layak untuk dikembangkan dan mengembangkan jenis sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan pariwisata tersebut.
a. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism).
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk
(19)
mengendorkan ketegangan syarafnya, untuk menikmati keindahan alam, untuk menikmati hikayat rakyat suatu daerah, untuk menikmati hiburan, dan sebagainya.
b. Pariwisata untuk rekreasi (recreation sites)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari libur untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani, yang akan menyegarkan keletihan dan kelelahannya.
c. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)
Jenis pariwisata ini ditandai oleh adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, untuk mempelajari adat istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya.
d. Pariwisata untuk olahraga (sports tourism)
Jenis pariwisata ini bertujuan untuk tujuan olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditujukan bagi mereka yang ingin mempraktikkannya sendiri.
e. Pariwisata untuk urusan dagang besar (business tourism)
Dalam jenis pariwisata ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan ini yang menggunakan waktu-waktu bebasnya untuk menikmati dirinya sebagai wisatawan yang mengunjungi berbagai obyek wisata dan jenis pariwisata lain.
f. Pariwisata untuk konvensi (convention tourism)
Banyak negara yang tertarik dan menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi untuk menunjang convention tourism (Leonardo, 2008).
(20)
Konsep Ekowisata (Wisata Alam)
Salah satu bentuk kegiatan wisata alam yang berkembang saat ini adalah ekowisata. Ekowisata lebih popular dan banyak dipergunakan dibandingkan dengan terjemahan yang seharusnya dari istilah ecoturism yaitu ekoturisme.
Dilihat dari tujuan orang-orang melakukan wisata maka pariwisata dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pariwisata untuk menikmati perjalanan (pleasure tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin tahu, untuk mengendorkan ketegangan saraf, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati keindahan alam, untuk mengetahui hikayat rakyat setempat, untuk mendapatkan ketengan dan kedamaian diluar kota, atau bahkan sebaliknya untuk menikmati hiburan di kota-kota besar attaupun untuk ikut serta dalam keramaian pusat-pusat wisatawan.
2. Pariwisata untuk rekreasi (recreation tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang memanfaatkan hari liburnya untuk beristirahat, memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya. Biasanya mereka tinggal selama mungkin ditempat-tempat yang dianggapnya benar-benar menjamin tujuan-tujuan rekreasi tersebut, misalnya ditepi pantai, pegunungan, pusat-pusat peristirahatan, obyek-obyek wissata serta wisata lainnya.
3. Pariwisata untuk kebudayaan (cultural tourism)
Jenis wisata ini biasanya ditandai oleh adaya rangkaian motivasi, sepeti keinginan untuk belajar dipusat-pusat pengajaran, untuk mempelajari adat istiadat,
(21)
kelembagaan, monumen bersejarrah peninggalan pradaban masa lalu, atau monumen besar masa kini, dan tempat-tempat bersejarah lainnya.
4. Pariwisata untuk olah raga (Sports Tourism)
Jenis pariwisata olah raga ini dapat di bagi menjadi dua kategori yaitu:
• Big sport event, yaitu peristiwa-peristiwa olahraga besar seperti Olimpiade Games, kejuaraan ski di dunia atau turnamen olah raga lainnya yang banyak menarik penonton
• Sport young tourism of the practioners, yaitu peristiwa bagi mereka yang ingin berlatih dan mempraktikan sendiri olahraga tersebut untuk kepentingan mereka sendiri. Seperti pendakigunung, naik kuda dan olahraga pariwisata lainnya.
5. Pariwisata untuk urusan dagang (Busines Tourism)
Jenis pariwisata ini dilakukan untuk kegiatan atau urusan-urusan bisnis atau dagang semata, dan berkaitan dengan urusan-urusan bisnis lainnya.
6. Pariwisata untuk urusan konferensi (Convention Turism)
Jenis pariwisata mencakup kegiatan konferensi pertemuan baiknasional atau Internasional.
Konsep Nilai Ekonomi Sumber Daya Alam
Secara umum, nilai ekonomi didefiniskan sebagai pengukuran jumlah maksimun seseorang untuk mengorbankan barang atau jasa guna memperoleh barang atau jasa lain ya. Secara formal, konsep ini disebut sebagai keinginan membayar (willingness to pay) seseorang terhadap barang atau jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan lingkungan (Djijono 2002).
(22)
Kelayakan ekonomi pada suatu pengembangan memang harus dilihat dari dua sisi yaitu potensi sumberdaya dan potensi pasarnya. Sumberdaya wisata alam menghasilkan jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia yang bersifat non mteriil dan lebih banyak bersifat kejiwaan dan kesehatan. Taksiran berapa jumlah pengunjung dan lamanya kunjungan (visitor days) sangat penting untuk analisa prospek investasi di bidang wisata alam. (Sumitro, 2004).
Dengan menggunakan pengukuran ini, nilai ekologis dari ekosistem atau sumberdaya alam akan dapat diterjemahkan ke dalam bahasa ekonomi dengan mengukur nilai monoter dari barang atau jasa. Misalnya, apabila suatu ekosistem pantai atau perairan mengalami kerusakan akibat polusi, maka nilai yang hilang akibat degradasi lingkungan dapat diukur dari keinginan seseorang untuk membayar agar lingkungan tersebut kembali menjadi seperti semula atau kondisi sebelum terjadinya pencemaran (Fauzi 2004).
Pendekatan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method)
Konsep dasar dari metode travel cost adalah waktu dan pengeluaran biaya perjalanan (travel cost expenses) yang harus dibayarkan oleh para pengunjung untuk mengunjungi tempat wisata tersebut yang merupakan hatga untuk akses ke tempat wisata (Garrod dan Willis, 1999). Itulah yang disebut dengan willingness to pay (WTP) yang diukur berdasarkan perbedaan biaya perjalanan.
Secara prinsip, metode ini mengkaji biaya yang dikeluarkan setiap individu untuk mendatangi tempat rekreasi, misalnya untuk menyalurkan hobi memancing atau berekreasi di pantai, seseorang akan mengorbankan biaya dalam bentuk waktu dan uang untuk mendatangi tempat tersebut. Dengan mengetahui
(23)
pola ekspenditure dari konsumen ini, maka akan dapat dikaji barapa nilai (value) yang diberikan konsumen kepada sumberdaya alam dan lingkungan.
Dengan demikian, menurut Fauzi (2004) metode ini dapat digunakan untuk mengukur manfaat dan biaya akibat dari : (i) perubahan biaya akses (tiket masuk) bagi suatu tempat rekreasi; (ii) penambahan tempat rekreasi baru; (iii) perubahan kualitas lingkungan tempat rekreasi; dan (iv) penutupan tempat rekreasi yang ada. Tujuan dasar TCM adalah ingin mengatahui nilai kegunaan dari sumberdaya alam melalui pendekatan proxy. Dengan kata lain, biaya yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi jasa dari sumberdaya alam digunakan sebagai
proxy untuk menentukan harga dari sumberdaya alam tersebut.
Terdapat beberapa pendekatan yang digunakan untuk memecahkan permasalahan melalui metode travel cost menurut Garrod dan Willis (1999), yaitu:
1. Pendekatan Zona Biaya Perjalanan (A simple zonal travel cost approach),
menggunakan data sekunder dan pengumpulan data dari para pengunjung menurut daerah asal.
2. Pendekatan Biaya Perjalanan Individu (An individual travel cost approach),
menggunakan survei data dari para pengunjung secara individu.
Penelitian dengan menggunakan metode biaya perjalanan individu
(Individual Travel Cost Method) biasanya dilaksanakan melalui survey kuesioner pengunjung mengenai biaya perjalanan yang harus dikeluarkan ke lokasi wisata, kunjungan ke lokasi wisata yang lain (substitute sites), dan faktor-faktor sosial ekonomi (Suparmoko, 1997). Data tersebut kemudian digunakan untuk menurunkan kurva permintaan dimana surplus konsumen dihitung.
(24)
Metode ini telah banyak dipakai dalam perkiraan nilai suatu taman rekreasi denganmenggunakan berbagai variabel (Suparmoko, 2000). Pertama kali dikumpulkan data mengenai jumlah pengunjung taman, biaya perjalanan yang dikeluarkan, serta faktor-faktor lain seperti tingkat pendapatan, tingkat pendidikan, dan mungkin juga agama dan kebudayaan serta kelompok etnik dan sebagainya. Data atau informasi tersebut diperoleh dengan cara mewawancarai para pengunjung taman rekreasi tersebut mengenai jarak tempuh mereka ke lokasi taman rekreasi tersebut, biaya perjalanan yang dikeluarkan, lamanya waktu yang digunakan, tujuan perjalanan, tingkat pendapatan rata-rata, dan faktor sosial ekonomi lainnya.
Travel Cost Method berdasarkan pendekatan individual menggunakan data yang sebagian besarnya berasal dari kegiatan survai di lapangan. Metodologi pendekatan individual Travel Cost Method secara prinsip sama dengan sistem zonasi, namun pada pendekatan ini analisis lebih didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survai dan teknik statistika yang relatif kompleks. Kelebihan dari metode Travel Cost Method dengan pendekatan individu adalah hasil yang diperoleh relatif akurat daripada metode zonasi (Fauzi 2004).
(25)
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di daerah wisata Danau Siais, Desa Rianiate, Kecamatan Angkola Barat, Kabupaten Tapanuli Selatan. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Januari 2012 sampai dengan selesai.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat tulis, kalkulator, kamera, Soft Ware Statistic Peckage for Social Science (SPSS) versi 16.00 dan perangkat komputer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar kuisioner sebagai bahan pertanyaan/wawancara secara langsung terhadap para pengunjung yang datang berkunjung ke objek wisata alam Danau Siais.
Populasi dan Sampel
Sampel dalam penelitian ini disebut responden. Teknik yang digunakan dalam memilih sampel adalah teknik Quota Sampling. Teknik ini adalah teknik pengambilan sampel dengan mengambil sejumlah sampel sesuai karakteristik populasi yang ditentukan berdasarkan data kunjungan tahunan yang respresentatif dan relevan terhadap kondisi sebenarnya (Sugiarto, et al, 2001). Sasaran penelitian ini dibatasi hanya pengunjung lokal, yaitu berasal dari seluruh daerah yang ada pada wilayah administratif Sumatera Utara.
(26)
Dalam penentuan jumlah sampel digunakan rumus Slovin, yaitu:
Keterangan:
n = ukuran sampel yang dibutuhkan N = ukuran populasinya
e = margin error yang diperkenankan 0.1 (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000).
Metode Pengumpulan Data
Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang dikumpulkan melalui observasi dan wawancara secara langsung terhadap responden di lapangan, yang meliputi:
1. Data karakteristik pengunjung yang meliputi: nama, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, tempat tinggal, pendapatan, lama perjalanan, banyaknya kunjungan, kenderaan yang digunakan, tujuan utama kunjungan, motivasi kunjungan, dan pendapat mengnenai objek wisata Alam Danau Siais.
2. Data yang diperlukan untuk menentukan nilai ekonomi obyek wisata dengan menggunakan metode biaya perjalanan adalah biaya perjalanan pulang pergi, biaya transportasi, biaya tiket masuk, biaya konsumsi yang dikeluarkan selama kegiatan wisata, biaya souvenir, biaya dokumentasi, biaya parkir dan biaya lain yang telah dikeluarkan pengunjung untuk kegiatan wisata.
Pembatasan karakteristik pengunjung dimulai dari usia 14 tahun, hal ini dikarenakan rata-rata para pengunjung yang datang datang ke lokasi wisata pada hari-hari libur sekolah yaitu meliputi pelajar SMP dan SMA. Hampir setiap libur
(27)
dan hari-hari besar kawasan wisata ini ramai dikunjungi oleh wisatawan muda. Selain itu Danau Siais juga dijadikan arena tempat kegiatan pramuka, hal ini dikarenakan lokasi wisata alam Danau Siais memiliki pemandangan alam yang sangat indah dan juga cocok dijadikan tempat perkemahan.
Data sekunder dikumpulkan dari instansi yang terkait dalam pengelolaan kawasan wisata Danau Siais yaitu mencakup data: kondisi biofisik kawasan, sosial ekonomi masyarakat sekitar kawasan, keterangan administrasi daerah.
Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini dilakukaan dengan cara:
a. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada responden (Soehartono, 2005). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan kuisioner. Wawancara ini dilakukan kepada pengunjung wisata Danau Siais sebanyak 100 responden.
b. Observasi
Observasi atau pengamatan langsung dilakukan terhadap kondisi dan pengamatan langsung dilokasi kawasan wisata.
c. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari sumber-sumber pustaka seperti buku, jurnal dan data-data terkait.
(28)
Analisis Data
Pendugaan Nilai Manfaat Rekreasi Berdasarkan Metode Biaya Perjalanan
(Travel Cost Methode)
Nilai ekonomi rekreasi diduga dengan menggunakan metode pendekatan biaya perjalanan wisata (travel cost methode), yang meliputi biaya transportasi pulang pergi dari tempat tinggal pengunjung ke lokasi rekreasi dan pengeluaran lainnya selama dalam perjalanan dan di dalam lokasi wisata seperti dokumentasi, konsumsi dan tiket masuk.
Biaya perjalanan adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan pengunjung selama melakukan kegiatan rekreasi. Menurut Sulistiyono (2007), tahapan penentuan nilai ekonomi wisata alam dengan menggunakan metode biaya perjalanan adalah:
1. Menentukan jumlah rata-rata kunjungan per tahun berdasarkan data pengunjung pada tahun sebelumnya dari Pengelola Obyek Wisata Alam Danau Siais.
2. Menduga persentase pengunjung dari tiap daerah administratif yang dirumuskan:
Keterangan :
Pi = persentase pengunjung dari tiap daerah i Jci = jumlah pengunjung contoh dari daerah i N = jumlah total responden (jumlah contoh)
3. Menentukan jumlah pengunjung dari daerah mmasing-masing asal pengunjung selama setahun yang dirumuskan dengan:
(29)
Jki = Pi x JKt Keterangan:
JKi = jumlah pengunjung dari daerah i selama setahun Pi = persentase penngunjung dari daerah administratif ke i JKt = jumlah seluruh kunjungan selama setahun.
4. Menentukan besarnya biaya perjalanann rata-rata dari jumlah total biaya
Perjalanan yang dikeluarkan selama melakukan perjalanan atau kegiatan rekreasi, dirumuskan:
BP = BT + BK + BTk + BD + BL Keterangan :
BP = Biaya perjalanan (Rp/orang/hari/Hari kunjungan) BT = Biaya transportasi(Rp/orang)
BK = Biaya konsumsi selama melakukan wisata (Rp/orang) BTk = Biaya tiket (Rp/orang)
BD = Biaya dokumentasi (Rp/orang) BL = Biaya lain-lain (Rp/orang)
5. Menduga intensitas kunjungan responden (Y) berdasarkan faktor-faktor penduga (X) seperti tingkat pendidikan (X1), tingkat penghasilan (X2), umur (X3) dan waktu menuju lokasi wisata (X4). Adapun bentuk umum dari persamaan tersebut adalah:
Y= a + b1X1 + b2X2 + .... + bnXn Keterangan:
Y = intensitas kunjungan dari responden X1 = tingkatpendidikan
(30)
X2 = tingkat penghasilan X3 = umur
X4 = jarak menuju lokasi (..km) a = Intercept atau konstanta b1 b2 bn= koefisien regresi dari X
Tabel 1. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Umur
No Umur (Tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 14-20 2 21-30 3 31-40 4 41-50
5 51
Total
Tabel 2. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 Tidak Sekolah
2 SD
3 SMP
4 SMU/SMK 5 Perguruan Tinggi Total
Tabel 3. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan No Tingkat Pendapatan (Rp) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 <500.000 2 500.000-1.000.000 3 1.000.000-2.000.000 4 1.500.000-2.000.000 5 >2.000.000 Total
(31)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pengunjung atau wisatawan lokal yang berkunjung ke obyek wisata Danau Siais Karakteristik responden merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian karena dengan mengetahui karakteristik responden maka dapat diketahui obyek penelitian dengan lebih baik.
Jumlah keseluruhan responden yang menjadi objek penelitian ini adalah 100 orang. Karakteristik responden yang datang berkunjung ke lokasi penelitian ini dapat digolongkan ke dalam beberapa aspek diantaranya adalah : daerah asal responden, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, tingkat pendapatan, banyaknya kunjungan, lama perjalanan, kendaraan yang digunakan, tujuan utama kunjungan, motivasi kunjungan dan pendapat mengenai Obyek Wisata Danau Siasis.
Komposisi Responden Berdasarkan Daerah Asal
Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner yang dapat dilihat pada Tabel 1, responden yang berkunjung ke obyek wisata Danau Siais didominasi dari daerah Padangsidimpuan (34%) dan selebihnya berasal dari Kotamadya Padang Lawas (16%), Labuhan Batu (15%), Kabupaten Tapanuli Selatan (14%), Kabupaten Madina (8%), Kabupaten Asahan dan Kota Sibolga (3%), Kota Medan dan Pematang Siantar (2%), Kabupaten Deli Serdang, Tapanuli Utara dan Langkat (1%).
(32)
Tabel 1. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Daerah Asal
No Daerah Asal Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Kota Padangsidimpuan 34 34
2 Kabupaten Padang Lawas 16 16
3 Kabupaten Labuhan Batu 15 15
4 Kabupaten Tapanuli Selatan 14 14
5 Kabupaten Mandailing Natal 8 8
6 Kabupaten Asahan 3 3
7 Kota Sibolga 3 3
8 Kota Medan 2 2
9 Kota Pematang Siantar 2 2
10 Kabupaten Deli Serdang 1 1
11 Kabupaten Tapanuli Utara 1 1
12 Kabupaten Langkat 1 1
JUMLAH 100 100
Sumber : Data kuesioner diolah
Data ini menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari Kotamadya Padangsidimpuan. Kondisi ini disebabkan letak obyek wisata Danau Siais masih tergolong dekat dari Kota Padangsidimpuan yang hanya memerlukan waktu tempuh sekitar ± 3. Pengunjung dari 3 kota yaitu Padang Lawas, Labuhan Batu dan Tapanuli Selatan juga memadati daerah wisata ini. Hal ini juga dikarenakan ketiga kabupaten dan kota ini memiliki jarak yang tidak terlalu jauh dengan lokasi Danau Siais. Jarak yang relatif dekat berhubungan erat dengan biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung Semakin dekat jarak maka baiaya perjalanan relatif lebih kecil dibandingkan dari daerah yang lebih jauh dari obyek wisata ini. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Pada Tabel 2, dapat dilihat bahwa jenis kelamin responden sebagian besar adalah laki-laki (66%) dan selebihnya adalah wanita sebesar (34%). Banyaknya jumlah responden laki-laki cenderung disebabkan perjalanan panjang yang dilakukan responden dalam melintasi beberapa daerah obyek wisata yang
(33)
biasanya sekaligus mereka lakukan yang berada disekitar Kabupaten Tapanuli Selatan, Padang Lawas dan Labuhan Batu yang membutuhkan waktu tidak sedikit dalam berekreasi. Kondisi ini juga sesuai dengan pendapat Ross (1998) yang mengatakan bahwa wisatawan laki-laki lebih banyak memperhatikan kebutuhan-kebutuhan mewujudkan jati diri yaitu kebutuhan-kebutuhan akan kepuasan diri dan usaha perwujudan kemampuan dengan cara keinginan untuk berpetualang, serta lebih suka menghadapi tantangan dibandingkan dengan wisatawan perempuan.
Tabel 2. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Laki-laki 66 66
2 Perempuan 34 34
JUMLAH 100 100
Sumber : Data kuesioner diolah
Komposisi Responden Berdasarkan Umur
Umur berkaitan dengan kemampuan fisik responden untuk melakukan kunjungan dan produktifitas responden. Umur juga menjadi faktor yang menentukan pola pikir seseorang dalam menentukan jenis barang dan jasa yang akan dikonsumsi, termasuk keputusan untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatannya digunakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata. Jadi secara tidak langsung umur akan turut mempengaruhi besarnya permintaan terhadap obyek wisata Danau Siais ini.
Berdasarkan rekapitulasi data kuesioner responden menurut karakteristik umur seperti yang ditampilkan pada Tabel 3, kelompok umur yang datang berkunjung ke obyek wisata ini tersebar ke berbagai tingkat umur. Walaupun demikian, kelompok umur responden antara 21-30 tahun memiliki komposisi yang paling tinggi diantara kelompok umur lainnya yaitu sebanyak 55 orang atau (55%). Kelompok umur tersebut merupakan kelompok umur produktif yang
(34)
sangat menyukai kegiatan wisata. Menurut Soekadijo (1996), golongan umur yang produktiflah yang paling banyak mengadakan perjalanan wisata. Golongan produktif ini memerlukan rekreasi terutama untuk penyegaran dari kesibukannya sehari-hari.
Tabel 3. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Umur
No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 ≤ 20 25 25
2 21 – 30 55 55
3 31 – 40 12 12
4 41 – 50 7 7
5 > 50 1 1
JUMLAH 100 100
Sumber : Data kuesioner diolah
Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan yang lebih tinggi berpengaruh terhadap pemahaman seseorang terhadap kebutuhan psikologis dan rasa ingin tahu tentang obyek wisata dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Selain itu tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap jenis pekerjaan yang dimiliki, jenis pekerjaan mempengaruhi jumlah pendapatan, jumlah pendapatan berpengaruh dalam menentukan konsumsi barang dan jasa seperti jasa untuk berwisata.
Tingkat pendidikan responden yang terpilih ketika melakukan kunjungan ke obyek wisata ini seperti yang ditampilkan pada Tabel 4 terdiri dari 4 kelompok pendidikan. Tingkat pendidikan Perguruan Tinggi (S1/Diploma) memiliki komposisi (37%) dan diikuti oleh pendidikan menengah yang paling tinggi (SMU/SMK) sebesar (51%), pendidikan tingkat menengah pertama (SMP) sebesar (4%) dan pendidikan dasar (SD) sebesar (8%). Kondisi ini berhubungan
(35)
dengan tingkat stress yang dialami oleh seseorang sehingga berusaha untuk menghilanglan penatnya sehari-hari.
Tabel 4. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Tidak Sekolah 0 0
2 SD 8 8
3 SMP 4 4
4 SMU/SMK 51 51
5 Perguruan Tinggi 37 37
JUMLAH 100 100
Sumber : Data kuesioner diolah
Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan
Pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa tingkat pendapatan responden yang paling dominan adalah Rp. 2.000.000 yaitu sebesar (59%), kemudian dikuti dari tingkat pendapatan < Rp. 500.000 (26%), Rp. 1.500.000 – 2.000.000 sebesar (9%), Rp. 1.000.000 – 1.500.000 sebesar (4%) dan pendapatan diantara Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000 sebesar (2%). Berdasarkan data pada Tabel 5, dapat dilihat bahwa keberadaan obyek wisata Alam Danau Siais dapat dinikmati dari semua lapisan ekonomi masyarakat, baik tingkat bawah, menengah maupun lapisan atas.
Tabel 5. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkanm Tingkat Pendapatan
No Tingkat Pendapatan (Rupiah) Jumlah (orang) Persentase (%)
1 < 500.000 26 26
2 500.000 - 1.000.000 2 2
3 > 1.000.000 - 1.500.000 4 4
4 > 1.500.000 - 2.000.000 9 9
5 > 2.000.000 59 59
JUMLAH 100 100
Sumber : Data kuesioner diolah
(36)
Komposisi jenis pekerjaan paling besar dari antara 100 orang responden yang melakukan kunjungan ke obyek wisata Danau Siais adalah responden adalah pelajar yaitu sebesar (46%), kemudian berikutnya adalah kelompok Pegawai Swasta (23%), kelompok Pegawai Negeri Sipil (12%), kelompok pengusaha/wiraswasta (12%), TNI/POLRI sebesar 2% dan terakhir adalah responden dengan kelompok pekerjaan lainnya seperti ibu rumah tangga dan pegawai honorer adalah sebesar (5%).
Tabel 6. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
No Jenis Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Pelajar/Mahasiswa 46 46
2 PNS 12 12
3 TNI/POLRI 2 2
4 Pegawai Swasta 23 23
5 Petani 0 0
6 Pengusaha/Wiraswasta 12 12
7 Lain-lain (IRT, Honorer) 5 5
JUMLAH 100 100
Sumber : Data kuesioner diolah
Manusia dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari memerlukan energi dan pikiran yang ekstra. Oleh karena itu, kebutuhan akan pemulihan kondisi fisik dan mental seseorang dapat dilakukan dengan kegiatan wisata seperti yang dilakukan responden di obyek wisata ini. Pemikiran ini sesuai dengan pendapat Fandeli dan Mukhlison (2000), yang mengatakan bahwa wisatawan berdasarkan tujuan kunjungannya dapat dikategorikan dalam beberapa hal diantaranya berwisata dengan motivasi fisik, yaitu dalam rangka memulihkan fisik dan jiwa dari ketegangan dan kebosanan hidup sehari-hari dengan menemukan kembali atau mempertahankan kesejahteraan fisik dan mental, memperluas wawasan,
(37)
memuaskan rasa ingin tahu, mewujudkan jati diri, bahkan menambah rasa harga diri terlebih lagi adalah hati mereka terpuaskan.
Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kendaraan yang Digunakan
Pada umumnya responden yang melakukan kunjungan ke obyek wisata Alam Danau Siais menggunakan kendaraan pribadi yaitu sebesar (54%) dari jumlah total responden. Jenis kendaraan pribadi yang digunakan pada umumnya berupa mobil pribadi walaupun sebagian kecil ada yang menggunakan sepeda motor, sedangkan responden yang melakukan kunjungan dengan menggunakan kendaraan sewa/carteran adalah sebesar (46%).
Tabel 7. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Jenis Kendaraan yang Digunakan
No Kenderaan yang digunakan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Kenderaan Pribadi 54 54
2 Kenderaan Carteran 46 46
3 Kenderaan Umum 0 0
4 Kenderaan Milik Instansi 0 0
JUMLAH 100 100
Sumber : Data kuesioner diolah
Komposisi Responden Berdasarkan Cara Melakukan Kunjungan
Pada umumnya responden yang melakukan kunjungan ke obyek wisata ini adalah berkelompok. Komposisi ini dapat dilihat dari tabel rekapitualasi data responden berdasarkan cara melakukan kunjungan yang disajikan pada Tabel 8, bahwa sebagian besar responden dalam melakukan kunjungannya adalah bersama rombongan keluarga yaitu sebesar (53%) dan selebihnya adalah melakukan kunjungan secara berkelompok sebesar (47%).
(38)
Responden yang melakukan kunjungan secara berkelompok pada umumnya berasal dari satu bidang pekerjaan yang sama, para pelajar/mahasiswa satu perguruan tinggi, satu perkumpulan atau bidang lain yang masih dalam satu komunitas sebagai media untuk mempererat ikatan emosional diantara mereka. Responden yang melakukan kunjungan bersama anggota keluarga ke obyek wisata ini dapat digolongkan kedalam kegiatan perjalanan wisata keluarga yaitu suatu perjalanan wisata yang dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan satu sama lain (Suwantoro, 2002).
Tabel 8. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Cara Melakukan Kunjungan No Cara melakukan
kunjungan
Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Sendiri 0 0
2 Berkelompok 47 47
3 Rombongan keluarga 53 53
JUMLAH 100 100
Sumber : Data kuesioner diolah
Komposisi Responden Berdasarkan Alasan Kedatangan
Berdasarkan hasil rekapitulasi data responden, tujuan sebagian besar pengunjung datang ke obyek wisata ini adalah untuk menikmati keindahan alam dalam rangka mengisi waktu hari libur mereka. Walaupun demikian, dikarenakan lokasi obyek wisata ini yang sangat strategis berdekatan dengan beberapa obyek wisata lainnya yang memiliki daya tarik yang lebih tinggi sehingga responden umumnya menjadikan tempat ini sebagai tempat persinggahan saja yaitu sebesar (65%) dan sisanya menjadikan tempat ini sebagai tujuan utama kunjungan sebesar (35%).
(39)
No Alasan Kedatangan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 Tujuan Utama 35 35
2 Persinggahan 65 65
JUMLAH 100 100
Sumber : Data kuesioner diolah
Komposisi Responden Berdasarkan Sumber Informasi
Sebagian besar responden atau sebanyak (78%) responden memperoleh informasi keberadaan obyek wisata ini berasal dari teman/keluarga dengan cara penyebaran informasi melalui mulut ke mulut. Berdasarkan kondisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolan obyek wisata ini belum dilakukan secara optimal, hal ini diperlihatkan dengan belum tertatanya dengan baik strategi pengelolaan obyek wisata ini dalam bidang promosi. Walaupun demikian, sebagian kecil dari responden ada yang mengetahui keberadaan obyek wisata ini dari media cetak berupa surat kabar/majalah sebesar (7%) dan media elektronik berupa tv/radio/internet sebesar (15%).
Oleh karena itu, pengelolaan yang intensif dan terintegrasi secara bertahap harus dilakukan oleh pihak pengelola dalam hal ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan. Pembenahan sistem informasi keberadaan obyek wisata ini beserta potensinya merupakan langkah awal yang dapat dilakukan sehingga diharapkan keberadaan obyek wisata ini dapat diketahui oleh masyarakat luas. Meningkatnya kunjungan ke obyek wisata ini dapat tercapai ketika tahapan tersebut telah dilakukan, yang pada akhirnya dapat memberikan sumbangsih bagi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan sendiri.
Tabel 11. Rekapitulasi Data Responden Menurut Sumber Informasi Keberadaan Obyek Wisata
(40)
1 Teman/Keluarga 78 78
2 Brosur 0 0
3 Media Elektronik 15 15
4 Media Cetak 7 7
5 Sekolah/Perguruan Tinggi 0 0
6 Lain-lain 0 0
JUMLAH 100 100
Sumber : Data kuesioner diolah
Pendapat Responden Mengenai Obyek Wisata Danau Siasis Kondisi Jalan Menuju Obyek Wisata
Penilaian responden berdasarkan skala likert terhadap kondisi jalan menuju obyek wisata Alam Danau Siais menilai kurang baik, dimana pendapat mereka mengatakan bahwa masih banyak kondisi jalan yang berlubang-lubang menuju obyek wisata ini. Kerusakan tersebut diperparah dengan tidak adanya nagkutan khusus yang menuju ke lokasi ini. Kondisi tersebut dapat mempengaruhi ketertarikan pengunjung untuk berkunjung ke lokasi wisata ini, hal tersebut sesuai dengan pendapat Pendit (2002), yang mengatakan bahwa faktor transportasi dalam dunia pariwisata membutuhkan syarat-syarat tertentu, antara lain jalan-jalan yang baik, lalu lintas yang lancar dan angkutan yang tercepat.
Tabel 12. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Kondisi Jalan
No Kondisi Jalan Skala
Penilaian
Jumlah (orang)
Jumlah Skor Penilaian
1 Sangat Baik 3 0 0
2 Baik 2 32 64
3 Kurang Baik 1 68 68
JUMLAH 100 132
Sumber : Data kuesioner diolah
(41)
1. Skor 100 – 167 : Kurang Baik 2. Skor 167 – 234 : Baik
3. Skor 234 – 300 : Sangat Baik
Aksesibilitas Menuju Obyek Wisata
Berdasarkan rekapitulasi data kuesioner menggunakan skala likert, penilaian responden terhadap kemudahan menjangkau (aksesibilitas) obyek wisata ini, sebagian besar berpendapat tergolong mudah. Kondisi tersebut sesuai dengan pendapat responden yang tidak mengalami kesulitan yang berarti dalam menjangkau tempat ini. Kemudahan tersebut didukung oleh penunjuk arah jalan yang dapat digunakan oleh responden menuju tempat ini. Aksesibilitas yang mudah menuju obyek wisata ini dapat meningkatkan permintaan pengunjung terhadap kunjungan ke obyek wisata ini. Rekapitulasi pendapat responden mengenai aksesibilitas ini dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Aksesibilitas
No Tingkat Aksessibilitas Skala Penilaian
Jumlah (orang)
Jumlah Skor Penilaian
1 Sangat Mudah 3 3 9
2 Mudah 2 18 36
3 Sulit 1 79 79
JUMLAH 100 124
Pengklasifikasian Berdasarkan Skor : 1. Skor 100 – 167 : Sulit
2. Skor 167 – 234 : Mudah
3. Skor 234 – 300 : Sangat Mudah
Kondisi diatas sesuai dengan pendapat Suwantoro (2002), yang mengatakan bahwa pembangunan prasarana wisata yang mempertimbangkan
(42)
kondisi dan lokasi akan meningkatkan aksesibilitas suatu obyek wisata yang pada gilirannya akan meningkatkan daya tarik obyek wisata itu sendiri.
Keindahan Alam
Berdasarkan rekapitulasi data kuesioner berdasarkan skala likert, penilaian responden mengenai obyek wisata ini mengatakan bahwa obyek wisata ini memiki keindahan alam yang sangat indah. Pendapat tersebut sesuai dengan data yang diperoleh bahwa obyek wisata ini memiliki nilai yang sangat indah dimata responden. Responden yang menyatakan bahwa danau siasis memiliki keindahan alam yang sangat indah sebesar 82 orang, 18 orang menyatakan indah dan tidak ada yang satupun responden yang menyatakan danau siasis kurang indah.
Tabel 14. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Keindahan Alam
No Keindahan Alam Skala
Penilaian
Jumlah (orang)
Jumlah Skor Penilaian
1 Sangat Indah 3 82 246
2 Indah 2 18 36
3 Kurang Indah 1 0 0
JUMLAH 100 282
Sumber : Data kuesioner diolah
Pengklasifikasian Berdasarkan Skor : 1. Skor 100 – 167 : Kurang Indah 2. Skor 167 – 234 : Indah
3. Skor 234 – 300 : Sangat Indah
Sistem Tata Ruang dan Fasilitas Obyek Wisata
Berdasarkan data rekapitulasi pendapat responden mengenai sistem tata ruang dan fasilitas obyek wisata pada Tabel 15, dapat dilihat bahwa sistem tata ruang di kawasan obyek wisata ini berpendapat kurang baik. Berdasarkan pengamatan di lapangan bahwa kondisi sistem tata ruang memerlukan
(43)
pembenahan yang lebih optimal, dimana perlu dilakukan penataan yang lebih baik terhadap tata letak fasilitas yang ada seperti rumah makan, penjualan souvenir dan lokasi parkir di lokasi obyek wisata ini, sehingga intensitas kunjunganpun dapat semakin meningkat. Walaupun demikian, pembenahan secara bertahap telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Tapanuli Selatan dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata demi meningkatkan kunjungan ke danau ini.
Tabel 15. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Sistem Tata Ruang
No Sistem tata ruang Skala Penilaian
Jumlah (orang)
Jumlah Skor Penilaian
1 Sangat Baik 3 0 0
2 Baik 2 25 50
3 Kurang Baik 1 75 75
JUMLAH 100 125
Sumber : Data kuesioner diolah
Pengklasifikasian Berdasarkan Skor : 1. Skor 100 – 167 : Kurang Baik 2. Skor 167 – 234 : Baik
3. Skor 234 – 300 : Sangat Baik
Disamping berbagai hal diatas, secara spesifik responden juga berpendapat adanya beberapa hal yang perlu dibenahi dalam hal fasilitas di obyek wisata ini. Pembenahan tersebut dapat dilakukan dengan merawat seluruh fasilitas yang ada maupun dengan cara menambah beberapa fasilitas sebagai alat untuk memberikan kenyamanan bagi setiap pengunjung dalam paerjalanan wisata. Berdasarkan pendapat responden beberapa hal yang perlu dibenahi diantaranya adalah pembenahan fasilitas yang sudah ada khususnya rumah makan agar lebih higienis dan bersifat nasional, pengadaan cinderamata yang lebih variatif khususnya khas daerah setempat, pengadaan tempat ibadah, pengadaan tempat sampah dan
(44)
kegiatan pembersihan kawasan yang lebih intensif, dan perlunya digelar acara hiburan dalam waktu tertentu.
Tabel 16. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Fasilitas Wisata
No Kelengkapan Fasilitas Skala Penilaian
Jumlah (orang)
Jumlah Skor Penilaian
1 Sangat Lengkap 3 0 0
2 Lengkap 2 22 44
3 Kurang Lengkap 1 78 78
JUMLAH 100 122
Sumber : Data kuesioner diolah
Pengklasifikasian Berdasarkan Skor : 1. Skor 100 – 167 : Kurang Lengkap 2. Skor 167 – 234 : Lengkap
3. Skor 234 – 300 : Sangat Lengkap
Tingkat Keamanan
Berdasarkan skala likert pendapat responden mengenai tingkat keamanan di obyek wisata ini seperti yang tertera pada Tabel 17, responden berpendapat bahwa lokasi obyek wisata ini masih tergolong sangat aman. Sesuai dengan pendapat responden yang mengatakan bahwa belum pernah ada gangguan tindakan kriminalitas seperti pencurian baik yang dilakukan oleh sesama pengunjung maupun penduduk setempat. Sejalan dengan kondisi tersebut Suwantoro (2002), mengatakan bahwa permintaan akan pariwisata tergantung pada fasilitas, pelayanan dan secara tidak langsung adalah keamanan seperti sikap penduduk setempat kepada wisatawan.
Tabel 17. Rekapitulasi Pendapat Responden Mengenai Tingkat Keamanan
No Tingkat Keamanan Skala Penilaian
Jumlah (orang)
Jumlah Skor Penilaian
(45)
2 Aman 2 77 154
3 Kurang Aman 1 6 6
JUMLAH 100 211
Sumber : Data kuesioner diolah
Pengklasifikasian Berdasarkan Skor : 1. Skor 100 – 167 : Kurang Aman 2. Skor 167 – 234 : Aman
3. Skor 234 – 300 : Sangat Aman
Pendapat diatas diperkuat oleh Spillane (1994), yang mengatakan bahwa adanya situasi kurang aman mengenai makanan, air atau perlindungan memungkinkan orang untuk menghindari berkunjung ke suatu lokasi obyek wisata. Oleh karena itu, kondisi aman yang masih tetap terjaga di obyek wisata ini ditambah lagi pembenahan akan fasilitas obyek wisata ini memungkinkan menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke tempat ini.
Menduga Jumlah Pengunjung Dari Masing-Masing Daerah Asal Responden Selama Setahun
Jumlah pengunjung dari masing-masing daerah asal pengunjung selama setahun dapat diperoleh dari hasil perkalian nilai persentase pengunjung dari masing-masing daerah dengan rata-rata kunjungan selama 1 tahun. Berdasarkan tabel rata-rata kunjungan/daerah/tahun pada Tabel 18, dapat dilihat bahwa persentase pengunjung berdasarkan daerah asal berbanding lurus dengan banyaknya jumlah pengunjung yang akan berkunjung ke obyek wisata ini selama 1 tahun. Jumlah pengunjung terbesar selama satu tahun adalah pengunjung yang berasal dari daerah Kota Padangsidimpuan yaitu sebesar 128.52 orang/tahun dan jumlah pengunjung terkecil berasal dari daerah Kabupaten Deli Serdang, Tapanuli Utara dan Langkat yaitu sebesar 3.78 orang/tahun.
(46)
Tabel 18. Jumlah Pengunjung Berdasarkan Daerah Asal Selama Setahun
No Daerah Asal Jumlah
(orang)
Persentase (%)
Rata-rata kunjungan
Rata-rata kunjungan seluruh daerah / thn /daerah /
thn
1 Kota Padang Sidimpuan 34 34 3780 1285.2
2 Kabupaten Padang Lawas 16 16 3780 604.8
3 Kabupaten Labuhan Batu 15 15 3780 567
4 Kabupaten Tapanuli Selatan 14 14 3780 529.2
5 Kabupaten Mandailing Natal 8 8 3780 302.4
6 Kabupaten Asahan 3 3 3780 113.4
7 Kota Sibolga 3 3 3780 113.4
8 Kota Medan 2 2 3780 75.6
9 Kota Pematang Siantar 2 2 3780 75.6
10 Kabupaten Deli Serdang 1 1 3780 37.8
11 Kabupaten Tapanuli Utara 1 1 3780 37.8
12 Kabupaten Langkat 1 1 3780 37.8
JUMLAH 100 100 3780
Nilai Ekonomi Obyek Wisata Alam Danau Siais
Dalam menduga atau mengestimasi nilai ekonomi suatu kawasan wisata dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan metode biaya perjalanan (travel cost methode). Metode ini menggunakan pendekatan sejumlah uang yang dikeluarkan oleh pengunjung untuk menuju suatu daerah obyek wisata.
Biaya yang dimaksud dalam metode ini adalah mulai dari biaya tranportasi yang dikeluarkan pengunjung untuk pergi ke lokasi wisata dan pulang kembali, biaya konsumsi yang dikeluarkan selama perjalalanan dan di obyek wisata, biaya tiket masuk, biaya dokumentasi, penginapan, biaya souvenir, jasa pelayanan dan biaya lainnya (seperti toilet dan parkir). Dasar pemilihan metode ini adalah pada kelebihannya memperoleh data yang sebenarnya dari biaya kunjungan yang dilakukan oleh seseorang untuk menikmati jasa rekreasi.
(47)
No Asal Daerah Biaya Transportasi Biaya Konsumsi Biaya Dokumentasi Biaya Lain-lain Jumlah rata2 b.Prjlnn 1 Kota Padang
Sidempuan
21.294,12 26.411,76 7.117,65 5.294,12 60.117,65
2 Kabupaten
Padang Lawas
23.437,50 27.687,50 7.187,50 6.000 64.937,50
3 Kabupaten
Labuhan Batu
46.333,33 37.333,33 14.333,33 7.466,67 10.5400
4 Kabupaten
Tapanuli Selatan
25.357,14 28.571,43 9.928,57 5.571,43 69.428,57
5 Kabupaten
Mandailing Natal
40.000 34.000 12.750 5.625 92.375
6 Kabupaten
Asahan
71.666,67 41.666,67 13.333,33 4.000 130.666,67
7 Kota Sibolga 30.000 35.000 19.000 6.666,67 90.666,67
8 Kota Medan 67.500 35.000 15.000 4.500 12.2000
9 Kota Pematang Siantar
60.000 30.000 17.500 4.500 11.2000
10 Kabupaten Deli Serdang
40.000 20.000 10.000 5.000 75.000
11 Kabupaten
Tapanuli Utara
60.000 35.000 15.000 4.000 114.000
12 Kabupaten
Langkat
80.000 35.000 0 5.000 120.000
Total 565.588,76 565.588.76 141 150,39 63.623,88 1.156.592,05
Rata-rata 47.132,40 47.132,40 11.762,53 5.301,99 96.382,67
Sumber : Data kuesioner diolah
Berdasarkan data pada Tabel 19, dapat dilihat bahwa nilai biaya perjalanan
rata-rata tertinggi berasal dari Kabupaten Asahan yaitu sebesar Rp.130.666,67/orang/kunjungan, sedangkan nilai biaya perjalanan rata-rata
terendah berasal dari Kota Padang Sidimpuan sendiri yang memiliki jarak tempuh yang relatif lebih dekat dengan tempat obyek wisata ini yaitu sebesar Rp.60.117.65/orang/kunjungan. Besarnya biaya perjalanan rata-rata yang harus dikeluarkan dari seluruh pengunjung dan dari seluruh daerah adalah sebesar Rp.96.382,67/orang/kunjungan.
(48)
Salah satu indikator yang dapat mempengaruhi biaya perjalanan adalah letak suatu obyek wisata dari tempat tinggal pengunjung. Keberadaan obyek wisata ini selanjutnya mempengaruhi biaya transportasi, biaya konsumsi dan biaya lainnya yang akan dikeluarkan setiap pengunjung menuju suatu obyek wisata. Kondisi ini dapat terlihat dari besarnya biaya perjalanan rata-rata dari Kabupaten Asahan yang disebabkan letaknya yang lebih jauh dibandingkan dari daerah lain asal responden. Dengan demikian, kondisi ini menunjukkan bahwa kegiatan wisata adalah salah satu barang yang bersifat ekonomis.
Dalam ilmu ekonomi menyatakan bahwa konsumen akan meningkatkan jumlah permintaan terhadap suatu komoditi apabila harga komoditi tersebut berkurang. Kondisi ini juga berkorelasi terhadap permintaan wisata dimana apabila semakin tinggi biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung menuju suatu lokasi obyek wisata, maka pengunjung memiliki kecenderungan untuk memilih tempat wisata alternatif dengan biaya yang lebih rendah.
Berdasarkan rekapitulasi data biaya yang dikeluarkan responden dalam melakukan kegiatan wisata menurut total biaya perjalanan, maka diperoleh nilai ekonomi total obyek wisata alam Danau Siais adalah sebesar Rp.364.326.492,6/tahun. Nilai ini diperoleh dari hasil perkalian nilai rata-rata biaya perjalanan yang dikeluarkan responden yaitu sebesar Rp.96382.67/kunjungan dengan besarnya rata-rata kunjungan setiap tahun, dimana data jumlah kunjungan yang digunakan adalah data 3 tahun terakhir mulai tahun 2009-2011 yaitu sebesar 3780 orang.
Apabila nilai ini dibandingkan dengan penerimaan yang diperoleh pengelola hanya dari penerimaan tiket/karcis masuk sebesar
(49)
Rp.2.000/orang/kunjungan, maka dapat dihitung besarnya pendapatan yang diperoleh dari obyek wisata ini adalah sebesar Rp. 7.560.000/tahun. Besaran nilai ini hanya (2.13%) dari nilai total ekonomi obyek wisata alam ini berdasarkan metode biaya perjalanan/tahun, dimana persentase ini dalam perhitungannya tidak melibatkan biaya tranposrtasi, konsumsi, souvenir dan biaya lainnya yang dikeluarkan responden.
Berdasarkan perhitungan nilai ekonomi ini, dapat dilihat bahwa keberadaan obyek wisata Danau Siais masih memiliki daya tarik bagi para pengunjung. Nilai tersebut dapat ditingkatkan dengan melakukan pembenahan dari seluruh aspek, mulai dari aspek internal lokasi obyek wisata sendiri seperti fasilitas dan pelayanan serta aspek eksternal obyek wisata seperti aksesibilitas menuju lokasi, strategi publikasi dan dukungan dari masyarakat setempat.
Oleh karena itu pembenahan secara holistik harus segera dilakukan oleh pengelola obyek wisata dalam hal ini adalah Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Tapanuli Selatan. Pembenahan yang dilakukan akan jauh lebih berarti jika melibatkan seluruh pihak mulai dari masyarakat setempat, akademisi, pengusaha jasa pariwisata, dinas terkait dan media massa. Dengan demikian, diharapkan tingkat kunjungan yang lebih tinggi kelak akan selalu diperlihatkan dari keberadaan obyek wisata ini. Berdasarkan kondisi tersebut tentunya keberadaan obyek wisata ini sangat berarti dalam menyumbang Pendapatan Daerah Kabupaten Tapanuli Selatan sendiri, sehingga tentunya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat setempat dalam usaha perwujudan masyarakat yang lebih sejahtera, khususnya penduduk di sekitar obyek wisata ini.
(50)
Intensitas Kunjungan
Intensitas kunjungan memiliki makna sebagai banyaknya frekuensi dari setiap responden dalam mengunjungi obyek wisata Danau Siais. Intensitas kunjungan responden tersebut dibagi ke dalam 5 kelompok yaitu responden yang melakukan 1 kali kunjungan, 2 kali kunjungan, 3 kali kunjungan, 4 kali kunjungan, dan lebih dari 4 kali kunjungan. Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan terhadap 100 orang responden diperoleh jumlah total skor penilaian dari masing-masing kelompok tingkatan intensitas kunjungan dengan menggunakan skala likert adalah sebesar 155. Nilai ini menunjukkan bahwa skor penilaian tersebut berada pada interval 100 – 180 dengan pengertian bahwa rata-rata responden melakukan kunjungan sebanyak 1 kali kunjungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat rekapitulasi data responden berdasarkan intensitas kunjungan pada Tabel 21.
Tabel 21. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Intensitas Kunjungan
No Intensitas Kunjungan Skala Penilaian
Jumlah (orang)
Jumlah Skor Penilaian
1 1 kali 1 67 67
2 2 kali 2 20 40
3 3 kali 3 8 24
4 4 kali 4 1 4
5 > 4 kali 5 4 20
JUMLAH 100 155
Sumber : Data kuesioner diolah
Pengaklasifikasian Berdasarkan Skor : 1. Skor 100 – 180 : 1 kali kunjungan 2. Skor 180 – 260 : 2 kali kunjungan 3. Skor 260 – 340 : 3 kali kunjungan 4. Skor 340 – 420 : 4 kali kunjungan
(51)
5. Skor 420 – 500 : > 4 kali kunjungan
Data ini menunjukkan bahwa obyek wisata Danau Siais merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang masih baru dikenal oleh masyarakat luar. Objek wisata ini mengundangrasa ingin tahu dari masyarakat yang berusaha mencari sebuah temapat wisata yang baru. Tidak hanya mereka yang baru pertama kali datang, beberapa responden yang telah lebih dari satu kali bahkan berulang kali mengunjungi obyek wisata ini, diantaranya memberikan alasan kedatangan disebabkan keindahan lansekap pemandangan alam serta danau dengan udara segar yang dapat dinikmati di kawasan ini.
Pada umumnya responden yang datang berkunjung ke obyek wisata ini adalah pada hari libur. Mereka menggunakan waktu senggang untuk melakukan kegiatan berekreasi. Waktu senggang dibutuhkan untuk memulihkan kondisi fisik dari kelelahan setelah melakukan aktivitas sehari-hari. Adanya waktu senggang merupakan syarat mutlak untuk kegiatan pariwisata. Wisata tidak hanya bergantung kepada cara orang maenggunakan pendapatan mereka, tetapi juga kepada cara orang memanfaatkan waktu senggang (Soekadijo,1996).
Walaupun demikian, sebagian besar responden menjadikan obyek wisata ini hanya sebagai tempat persinggahan setelah atau sebelum mereka mengunjungi obyek wisata yang ada di sekitar daerah Tapanuli Selatan. Berdasarkan pendapat dari responden, sangat disayangkan aset yang begitu besar dari keberadaan obyek wisata ini, belum dikelola secara optimal. Hal ini terlihat dari keberadaan fasilitas yang ada masih sangat terbatas, serta belum ditemukannya suatu bentuk pengelolaan dalam bentuk acara/kegiatan yang lebih inovatif yang dapat menarik pengunjung untuk lebih intens berkunjung ke obyek wisata ini.
(52)
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Intensitas Kunjungan
Faktor-faktor yang mempengaruhi Intensitas kunjungan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian, baik faktor internal dari obyek wisata itu sendiri maupun faktor eksternal dari obyek wisata. Dalam penelitian ini dikaji faktor-faktor yang mempengaruhi intensitas kunjungan ke obyek wisata ini. Faktor-faktor tersebut adalah tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, umur responden dan waktu yang dibutuhkan responden menuju obyek wisata ini. Berdasarkan hasil perhitungan analisis regresi (pada Tabel 21) disusun persamaan regresinya adalah sebagai berikut :
Y = 4.569 – 0.134 X1 – 0.174 X2 + 0.010 X3 – 0.649 X4
Untuk mengetahui besarnya nilai koefisien variabel tingkat pendidikan (X1), tingkat pendapatan (X2), umur (X3) dan waktu (X4) dapat dilihat pada
besarnya nilai koefisien regresinya (b1, b2, b3 dan b4). Dalam persamaan diatas
tampak nilai konstanta sebesar 4.569, secara matematis nilai konstanta ini menyatakan bahwa pada saat tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, umur dan waktu bernilai nol (0), maka intensitas kunjungan memiliki nilai 4.569 kali dalam satu tahun terakhir. Disisi lain, signifikansi variabel bebas terhadap variabel terikat dapat diidentifikasi melalui nilai siginifikansi/standard error tersebut. Nilai signifikansi/standard error masing-masing elemen harus sebesar (< 0,05 atau 5%), apabila nilai signifikansi masingmasing elemen (> 0,05 atau 5%) maka variabel tersebut tidak signifikan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 21.
Tabel 21. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Penentuan Koefisien Variabel Terikat (Y) dan Variabel Bebas (X)
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients
Standardized
(53)
B Std. Error Beta
1 (Constant) 4.569 .593 7.710 .000
Pendidikan -.134 .119 -.115 -1.131 .261 Pendapatan -.174 .058 -.308 -2.980 .004
Umur .010 .013 .085 .778 .438
lamaperjalanan -.649 .144 -.396 -4.517 .000 a. Dependent Variable: intensitaskunjungan
Dari hasil analisis secara statistik dapat diketahui bahwa, ada dua variabel bebas dalam penelitian ini yang tidak signifikan pengaruhnya terhadap variabel terikat (Y) yaitu variabel tingkat pendidikan (X1) dengan nilai 0.261 dan variabel umur (X3) dengan nilai 0.438. Variabel pendidikan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan karena responden yang berkunjung ke obyek wisata Danau Siasis tidak dipengaruhi oleh tingkat pendidikan. Kondisi ini dapat dilihat dari pengunjung yang berkunjung ke tempat ini berasal dari semua tingkat pendidikan. Begitu juga dengan variabel umur. Pengunjung danau siasis terdiri dari beragam umur. Tidak hanya dari kalangan remaja tetapi juga dewasa dan berkeluarga juga mengunjungi kawasan wisata ini. Dengan kata lain kebutuhan akan manfaat dari jasa lingkungan melalui kegiatan rekrasi di lokasi obyek wisata tertentu merupakan konsumsi semua orang, mulai dari tingkat pendidikan yang terendah sampai yang tertinggi dan dari remaja sampai dewasa.
Nilai negatif pada koefisien variabel bebas tingkat pendidikan (X1), menunjukakan hubungan yang tidak searah dengan variabel terikat (Y), yaitu jika setiap kenaikan satu satuan variabel bebas tingkat pendidikan (X1), akan menyebabkan penurunan kunjungan sebesar 0,134 kali variabel terikat intensitas kunjungan (Y), dengan asumsi bahwa tingkat pendapatan, umur dan waktu dalam kondisi tetap (konstan).
(54)
Variabel tingkat pendapatan dengan nilai koefisien regresi X2 sebesar -0,174 menghasilkan nilai yang negatif, hal ini berarti peningkatan tingkat pendapatan yang dibutuhkan responden menuju lokasi ini sebesar satu satuan akan mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah kunjungan individu sebanyak 0,174 kali dengan asumsi bahwa tingkat pendidikan, umur dan waktu perjalanan responden dalam keadaan tetap (konstan). Berdasarkan nilai diatas dapat disimpulkan bahwa semakin meningkat penghasilan pengunjung akan mengurangi kunjungan. Hal ini bisa diakibatkan karena kurang puasnya pengunjung dengan fasilitas yang dimiliki oleh tempat wisata ini atau juga dapat diakibatkan keinginan para pengunjung untuk melihat objek wisata lain karena telah mengalami peningkatan pendapata.
Variabel waktu dengan nilai koefisien regresi X4 sebesar -0,649 menghasilkan nilai yang negatif, hal ini berarti peningkatan waktu yang dibutuhkan responden menuju lokasi ini sebesar satu satuan akan mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah kunjungan individu sebanyak 0,649 kali dengan keadaan tetap (konstan). Berdasarkan nilai diatas dapat disimpulkan bahwa semakin banyak waktu yang dibutuhkan untuk menuju lokasi obyek wisata Danau Siasis, maka intensiatas kunjungan pengunjung lokal ke obyek wisata ini akan semakin menurun.
Variabel umur responden dengan nilai koefisien regresi X3 sebesar 0,010 menghasilkan nilai yang positif, hal ini berarti peningkatan umur sebesar satu satuan akan mengakibatkan terjadinya kenaikan intensitas kunjungan berturut-turut sebanyak 0,010 kali dengan asumsi bahwa diluar 1 komponen tersebut yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan dan waktu tempuh menuju lokasi wisata
(55)
ini dalam keadaan tetap (konstan). Dengan demikian semakin tinggi tingkat umur responden maka semakin tinggi intensitas kunjungan ke obyek wisata Danau Siais. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingginya umur responden sangat berpengaruh terhadap intensitas kunjungan wisatawan lokal ke obyek wisata Danau Siais.
Tabel 22. Rekapitulasi Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Penentuan Koefisien Korelasi (R) dan Koefisin Determinasi (R2)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 .545a .298 .268 .837
a. Predictors: (Constant), lamaperjalanan, umur, pendidikan, pendapatan
Berdasarkan Tabel 22, nilai koefisien determinasi (R2) yang diperoleh adalah sebesar 0.298 atau (29.8%). Hal ini menunjukkan bahwa variabel terikat intensitas kunjungan (Y), mampu dijelaskan oleh variabel bebas yaitu tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, umur dan waktu sebesar (29.8%), adapun sisanya yaitu sebesar (70.2%) dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak dilibatkan secara spesifik dalam analisis penelitian ini. Faktor-faktor tersebut yang diperkirakan dapat mempengaruhi intensitas kunjungan berdasarkan formulasi persamaan regresi yang tidak dilibatkan secara spesifik dalam penelitian ini diantaranya adalah faktor keamanan, fasilitas, obyek dan daya tarik wisata alam itu sendiri, pelayanan, biaya perjalanan, faktor biaya waktu dan faktor-faktor lainnya.
(56)
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan diperoleh besarnya nilai ekonomi obyek wisata Danau Siais dengan menggunakan metode biaya perjalanan adalah sebesar Rp.364.326.492,6/tahun.
2. Berdasarakan analisis data yang dilakukan besarnya rata-rata intensitas kunjungan ke obyek wisata danau Siais adalah sebanyak 1 kali kunjungan. 3. Berdasarkan hasil regresi faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi
intensitas kunjungan ke obyek wisata alam Danau Siais adalah tingkat pendapatan dan waktu sedangkan tingkat pendidikan dan umur tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap intensitas kunjungan.
Saran
1. Berdasarkan besarnya nilai ekonomi obyek wisata ini, perlu dilakukan pembenahan yang melibatkan seluruh stakeholder terkait, mulai dari masyarakaat sekitar, dinas terkait, lembaga akademisi, lembaga swasta
(57)
maupun lembaga lainnya yang dapat menarik minat pengunjung untuk berkunjung ke obyek wisata ini.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yang melibatkan beberapa variabel bebas lainnya sebagai faktor-faktor yang diduga mempengaruhi intensitas kunjungan ke obyek wisata Danau Siais seperti faktor keamanan, faktor fasilitas, faktor biaya perjalanan itu sendiri, faktor biaya waktu dan faktor-faktor lainnya.
3. Dalam mendorong pengelolaan obyek wisata ini, perlu dilakukan penelitian yang berhubungan dengan strategi pengelolaan obyek wisata ini, sehingga permintaan terhadap kunjungan ke lokasi obyek wisata ini dapat semakin meningkat.
(58)
DAFTAR PUSTAKA
Alikodra H.S. 1994. Dampak Rekreasi diTaman Nasional Gunung Gede Pangrangot terhadap Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Informal Masyarakat Desa Sekitarnya (Tesis). Fakultas Pascasarjana IPB.
Badrudin, B. 2000. Pariwisata Indonesia Menuju World Class Tourism. Jurnal Akuntansi dan Manajemen.
Dewi, R. 2005. Prospek Pengelolaan Fasilitas Rekreasi di Taman Hutan Raya DR. Muhammad Hatta Propinsi Sumatera Barat. Skripsi. Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian USU. Tidak Diterbitkan.
Djijono, T. 2002. Perencanaan Pariwisata Berkelanjutan. Penerbit Institut Teknologi Bandung. Bandung.
Fauzi, W. 2004. Penilaian Sumberdaya Hutan. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Fandeli, C dan Mukhloson. 2000. Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan
Universitas Gadjah Mada bekerjasama dengan Unit KSDA Daerah Istimewa Yogyakarta dan Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Garrod, Guy and Kenneth G Willis, 1999. Economic Valuation of The Environment;Methods and Case Studies, Edward Elgar Publishing Limited, United Kingdom.
Kusmayadi dan Sugiarto. E. 2000. Metodologi Penelitian dalam Bidang Kepariwisataan. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Leonardo, V.I, 2008. Analisa Valuasi Ekonomi Menggunakan Travel Cost Method dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Kunjungan ke
(1)
Lampiran 2
Lampiran Rekapitulasi Data Responden Multiaspek
No Nama
Asal Jenis Intensitas Tingkat Tingkat Umur Wa Daerah Kelamin Kunjungan Pendidikan Pendapatan (thn) Per 1 Sabrina Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 22 3 -2 Maimunah Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 49 3 -3 Fadhila Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 21 3 -4 Erieyani Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 46 3 -5 Anzar Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 45 3 -6 Santi Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 23 3 -7 Kaddin Kota Padangsidimpuan Laki-laki > 4 kali SD 1 14 3 -8 Pinta Kota Padangsidimpuan Perempuan 2 kali SD 1 16 3 -9 Isti Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 46 3 -10 Serepina Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 49 3 -11 Dedi Kota Padangsidimpuan Laki-laki 2 kali SMU/SMK 1 18 3 -12 Nurhalimah
Kabupaten Mandailing
Natal Perempuan 1 kali SMU/SMK 1 20 3
-13 Nurihsan
Kabupaten Padang
Lawas Perempuan 2 kali SMU/SMK 1 21 3
-14 Samsuddin
Kabupaten Tapanuli
Selatan Laki-laki > 4 kali SD 5 47 1
-15 Mukhlis Kota Padangsidimpuan Laki-laki 2 kali P.Tinggi/Akademik 4 30 1 -16 Riza Ramdani Kota Medan Laki-laki 1 kali SMU/SMK 1 19 5 -17 Agung Kota Padangsidimpuan Laki-laki > 4 kali SMU/SMK 1 19 1 -18 Yasson Hasan
Kabupaten Tapanuli
Selatan Laki-laki 4 kali SMU/SMK 1 24 1
-19 Suryani
Kabupaten Tapanuli
Selatan Perempuan 3 kali SD 1 15 1
-20 Esnaria Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 51 3 -21 Aisyah
Kabupaten Labuhan
Batu Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 30 3
-22 Nur Intan Kota Padangsidimpuan Perempuan 2 kali SMU/SMK 2 22 3 -23 Nurmaidah
Kabupaten Padang
Lawas Perempuan 3 kali P.Tinggi/Akademik 5 23 3 -24 Arpan
Kabupaten Tapanuli
Selatan Laki-laki 2 kali SMU/SMK 1 21 1
-25 Alvi Khairuni
Kabupaten Labuhan
Batu Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 26 3 -26 Rahmi
Kabupaten Labuhan
Batu Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 23 3 -27 Marissa
Kabupaten Padang
Lawas Perempuan 2 kali SMU/SMK 1 19 3
-28 Zulfadly
Kabupaten Labuhan
Batu Laki-laki 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 30 3 -29 Elvi Damayanti Kota Padangsidimpuan Perempuan 3 kali P.Tinggi/Akademik 5 23 3 -30 Nisa
Kabupaten Tapanuli
Selatan Perempuan 1 kali SMU/SMK 1 21 3
(2)
-32 Linda
Kabupaten Mandailing
Natal Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 24 5 -33 Wienda
Kabupaten Padang
Lawas Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 23 3 -34 M. Putra
Kabupaten Tapanuli
Selatan Laki-laki 1 kali SMU/SMK 3 22 1
-35 Nur Hamidah
Kabupaten Labuhan
Batu Perempuan 2 kali SMU/SMK 5 22 3
-36 Aminah Kota Padangsidimpuan Perempuan 2 kali P.Tinggi/Akademik 5 39 3 -37 Ernawati Kota Padangsidimpuan Perempuan 2 kali P.Tinggi/Akademik 5 49 3 -38 Laila M. Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali SD 5 16 3 -39 Liza H. Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali SD 5 14 3 -40 Afni Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali SD 5 15 3 -41 Sori Muda
Kabupaten Mandailing
Natal Laki-laki 1 kali SMU/SMK 1 23 5
-42 Frans
Kabupaten Padang
Lawas Laki-laki 2 kali SMU/SMK 1 23 3
-43 Ummi Khoiriah
Kabupaten Mandailing
Natal Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 25 5
-44 Agung Handi Kota Padangsidimpuan Laki-laki 3 kali SMP 1 19 3 -45 Riza Ramdhan Kota Medan Laki-laki 1 kali SMU/SMK 1 20 >7 46 Abdullah Ahmad Kota Padangsidimpuan Laki-laki 3 kali SMU/SMK 1 19 3 -47 Abdul Khalia
Kabupaten Padang
Lawas Laki-laki 1 kali SMU/SMK 1 18 5
-48 Reza Dimas Kota Padangsidimpuan Laki-laki 3 kali SMU/SMK 1 18 3 -49 Ahmad Zaki
Kabupaten Padang
Lawas Laki-laki > 4 kali SMU/SMK 1 19 3
-50 Romaito
Kabupaten Padang
Lawas Perempuan 1 kali SMU/SMK 3 20 3
-51 Vivi S. Kota Padangsidimpuan Perempuan 2 kali SMU/SMK 2 21 3 -52 Fauji
Kabupaten Mandailing
Natal Laki-laki 1 kali SMU/SMK 5 26 3
-53 Dedek
Kabupaten Padang
Lawas Perempuan 1 kali SMU/SMK 3 19 3
-54 Arif P.
Kabupaten Padang
Lawas Laki-laki 3 kali P.Tinggi/Akademik 5 25 3 -55 Rahman M.
Kabupaten Padang
Lawas Laki-laki 2 kali SMU/SMK 5 24 3
-56 Munawwaroh H
Kabupaten Tapanuli
Selatan Perempuan 1 kali SMU/SMK 4 19 3
-57 Devita Rizky
Kabupaten Tapanuli
Selatan Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 24 3
-58 Putri
Kabupaten Labuhan
Batu Perempuan 1 kali SMU/SMK 3 21 3
-59 Khirul Saleh
Kabupaten Tapanuli
Selatan Laki-laki 2 kali SMU/SMK 4 23 3
-60 Lesanty Z. Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali SMP 4 23 3 -61 Fitri A. Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali SMP 5 25 3 -62 Sahara N.
Kabupaten Mandailing
Natal Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 28 3
-63 Firaman
Kabupaten Deli
Serdang Laki-laki 1 kali SMU/SMK 5 32 5
-64 Purnama Kota Pematangsiantar Perempuan 1 kali SMU/SMK 4 20 5 -65 Eliza Kabupaten Langkat Perempuan 1 kali SMU/SMK 4 22 >7 66 Isnawaty
Kabupaten Padang
(3)
-67 Laili Nur Kabupaten Asahan Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 26 5 -68 Emma Yunita
Kabupaten Tapanuli
Utara Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 28 5
-69 Qori M.
Kabupaten Padang
Lawas Perempuan 1 kali SMP 5 25 5
-70 Kamilaini Kota Pematangsiantar Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 38 >7 71 Aziz Amri
Kabupaten Labuhan
Batu Laki-laki 1 kali SMU/SMK 4 18 3
-72 Rizky Sadly Kota Sibolga Laki-laki 1 kali SMU/SMK 5 20 3 -73 Mita Oktapianda
Kabupaten Tapanuli
Selatan Perempuan 2 kali P.Tinggi/Akademik 5 26 3 -74 Eka Sari Kota Sibolga Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 26 3 -75 Irfan Nst
Kabupaten Mandailing
Natal Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 25 5 -76 Arie R.
Kabupaten Labuhan
Batu Laki-laki 1 kali SMU/SMK 1 21 5
-77 Rheina F.
Kabupaten Labuhan
Batu Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 27 5 -78 Khairani
Kabupaten Mandailing
Natal Perempuan 1 kali SMU/SMK 1 19 5
-79 Fikri N. Kota Padangsidimpuan Laki-laki 1 kali SMU/SMK 1 21 3 -80 Lia Annisa
Kabupaten Tapanuli
Selatan Perempuan 2 kali P.Tinggi/Akademik 5 28 3 -81 Riadhatun Kabupaten Asahan Perempuan 1 kali SMU/SMK 1 22 5 -82 Fujiyana
Kabupaten Labuhan
Batu Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 32 5 -83 Dewigina
Kabupaten Labuhan
Batu Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 24 5 -84 Elly Riana
Kabupaten Labuhan
Batu Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 28 5 -85 Nursinta
Kabupaten Padang
Lawas Perempuan 2 kali P.Tinggi/Akademik 5 33 3 -86 Farrah S.
Kabupaten Tapanuli
Selatan Perempuan 1 kali SMU/SMK 1 22 3
-87 Merry A.
Kabupaten Tapanuli
Selatan Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 32 3 -88 Dina Fikriah
Kabupaten Labuhan
Batu Perempuan 1 kali SMU/SMK 5 32 3
-89 Nana Natalia
Kabupaten Padang
Lawas Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 35 3 -90 Dewi Maryani Kota Padangsidimpuan Perempuan 2 kali SMU/SMK 5 34 3 -91 M. Hakim Kota Padangsidimpuan Laki-laki 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 37 3 -92 Zakir Kota Padangsidimpuan Laki-laki 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 34 3 -93 Riskinah Kota Padangsidimpuan Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 25 3 -94 Toni SN
Kabupaten Padang
Lawas Laki-laki 2 kali P.Tinggi/Akademik 5 33 3 -95 Faisal Imam Kota Sibolga Laki-laki 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 28 3 -96 Roni Ananda Kota Padangsidimpuan Laki-laki 3 kali SMU/SMK 4 22 3 -97 Misdar S.
Kabupaten Labuhan
Batu Laki-laki 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 24 3 -98 Musthofa Kamal
Kabupaten Labuhan
Batu Laki-laki 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 28 5 -99 Senja Andira Kabupaten Asahan Perempuan 1 kali P.Tinggi/Akademik 5 24 5 -100
Mawaddah Khairu
Kabupaten Tapanuli
(4)
-Skala Pendapatan
1=kurang dari Rp. 500.000
2=Rp. 500.000-1.000.000
3=Rp. 1.000.000-Rp. 1.500.000
4=Rp. 1.500.000-Rp. 2.000.000
5=lebih dari Rp. 2.000.000
(5)
(6)