4.2.1 Uji Normalitas 45
4.2.2 Uji Homogenitas 45
4.3 Analisis Data Penelitian 46
4.3.1 Hasil Observasi 46
4.3.2 Uji Hipotesis 48
4.4 Pembahasan 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53
5.1 Kesimpulan 53
5.2 Saran 53
DAFTAR PUSTAKA 54
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1.7.1 Langkah-langkah Pembelajaran Metode Inkuiri
dalam Penerapan Teori Ausubel 20
Tabel 2.1.9.1 Langkah-langkah Pembelajaran Metode Inkuiri
dalam Penerapan Teori Ausubel pada Materi Luas Permukaan Tabung
24 Tabel 3.5.1
Desain Penelitian 33
Tabel 4.1.1.1 Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol 41
Tabel 4.1.2.1 Data Hasil Postes Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol 43
Tabel 4.2.1.1 Ringkasan Uji Normalitas Data dengan Liliefors
45 Tabel 4.2.2.1
Ringkasan Uji Homogenitas Data 46
Tabel 4.3.1.1 Hasil Observasi
46 Tabel 4.3.2.1
Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 49
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1.1.1 Histogram Hasil Pemberian pretes pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol 42
Gambar 4.1.2.1 Histogram Hasil Pemberian postes pada Kelas
Eksperimen dan Kelas Kontrol 44
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP 1 56
Lampiran 2 RPP 2 66
Lampiran 3 LAS 1 76
Lampiran 4 LAS 2 80
Lampiran 5 Kisi-kisi Tes Awal Pretes 84
Lampiran 6 Kisi-kisi Tes Akhir Postes 85
Lampiran 7 Validitas Tes Awal Pretes 86
Lampiran 8 Validitas Tes Akhir Postes 89
Lampiran 9 Hasil Validasi Tes Awal Pretes 92
Lampiran 10 Hasil Validasi Tes Akhir Postes 93
Lampiran 11 Daftar Nama Validator 94
Lampiran 12 Tes Awal Pretes 95
Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 96
Lampiran 14 Tes Akhir Postes 99
Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Akhir 101
Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Awal 103
Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Akhir 105
Lampiran 18 Lembar Observasi I 107
Lampiran 19 Lembar Observasi II 116
Lampiran 20 Analisis Observasi Kegiatan Guru 125
Lampiran 21 Data Pretes dan Postes untuk Kelas Eksperimen 129
Lampiran 22 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi data Pretes Kelas Eksperimen
130 Lampiran 23 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi
Data Postes Kelas Eksperimen 131
Lampiran 24 Data Pretes dan Postes untuk Kelas Kontrol 132
Lampiran 25 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi Data Pretes Kelas Kontrol
133
Lampiran 26 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi Data Postes Kelas Kontrol
134 Lampiran 27 Data Hasil Selisih Pretes dan Postes Kelas Eksperimen
135 Lampiran 28 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi
Peningkatan Kelas Eksperimen 136
Lampiran 29 Data Hasil Selisih Pretes dan Postes Kelas Kontrol 137
Lampiran 30 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi Peningkatan Kelas Kontrol
138 Lampiran 31 Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes
Pada Kelas Eksperimen 139
Lampiran 32 Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Pada Kelas Kontrol
142 Lampiran 33 Perhitungan Uji Homogenitas
145 Lampiran 34 Pengujian Hipotesis
146 Lampiran 35 Dokumentasi
149
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan pelajaran yang selalu ada dalam tingkat pendidikan, dari TK, SD, SMP, SMA, sampai ketingkat yang lebih tinggi. Menurut Cockroft
dalam Abdurrahman, 2003 mengemukakan bahwa “Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 selalu digunakan
didalam segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat,
singkat, dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan
kesadaran keruangan; dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.”
Hal ini juga sejalan dengan ungkapan Maria Goretti http:www.agmi.or.id, 2009 yang berisi,
”Matematika itu penting. Tanpa matematika, dunia akan hancur. Matematika bisa digunakan untuk kemakmuran negeri ini dan bisa
membantu Indonesia keluar dari kondisi krisis, termasuk dalam persoalan lingkungan”.
Namun masih banyak orang kurang menyadari hal tersebut dan memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit dan tidak menyukai bidang
studi ini. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu
pendidikan matematika di Indonesia. Namun demikian, sampai saat ini hasilnya belum menggembirakan. Selain itu tidak sedikit pula para guru yang masih
menganut paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran matematika masa kini, dimana siswa merupakan objek dan sasaran belajar, sehingga dalam proses
pembelajaran berbagai usaha lebih banyak dilakukan oleh guru, mulai dari mencari, mengumpulkan, memecahkan sampai menyampaikan informasi dan
semua ditunjukkan agar peserta didik memperoleh pengetahuan.
Hal ini juga di ungkapkan Ruseffendi dalam Ansari, 2003 bahwa bagian terbesar dari matematika yang dipelajari siswa disekolah tidak diperoleh dari
eksplorsi matematik, tetapi melalui pemberitahuan. Begitu juga yang diungkapkan oleh para praktisi, dalam Ansari, 2003 bahwa
“Merosotnya pemahaman matematik siswa dikelas antara lain karena: 1 dalam mengajar guru sering mencontohkan pada siswa bagaimana
menyelesaikan soal; b siswa belajar dengan cara mendengar dan menonton guru melakukan matematik, kemudian guru mencoba memecahkannya
sendiri; dan c pada saat mengajar matematika, guru langsung menjelaskan topik yang dipelajari dilanjutkan dengan pemberian contoh, dan soal untuk
latihan.”
Metode pembelajaran seperti ini membuat siswa cenderung menghafal ilmu yang baru diterimanya, namun tidak memahaminya.
Sementara metode pembelajaran sangat penting dalam mewujudkan tujuan pembelajaran. Seperti
yang di ungkapkan oleh Al-fakir Fillah dalam http:smpitizzuddin07.wordpress. com20081124pentingnya-metode-dalam-pembelajaran, 2008 bahwa
“Metode sangat berpengaruh besar dalam pengajaran. Dengan metode nilai bisa baik atau bisa buruk, dangan metode pula pembelajaran bisa sukses atau
gagal, kebanyakan seorang guru menguasai materi akan tetapi bisa gagal dalam pembelajaran karena ia tidak mendapatkan metode yang tepat untuk
memahamkan murid.”
Oleh karena itu setiap guru perlu banyak mengetahui metode-metode pembelajaran dan bagaimana cara penerapannya. Guru yang banyak mengetahui
metode pembelajaran dapat memilih metode yang tepat dengan materi sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dan menguasai materi.
Saat ini tugas dan peran guru masih bukan lagi sebagai pemberi informasi, sesuai dengan pernyataan Sullvian dalam Ansari, 2003 yang mengatakan bahwa
“Peran dan tugas guru sekarang adalah memberi kesempatan belajar maksimal pada siswa dengan jalan 1 melibatkannya secara aktif dalam
eksplorasi matematika; 2 mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman yang telah ada pada mereka; 3 mendorong agar mampu
mengembangkan dan menggunakan berbagai strategi; 4 mendorong agar berani mengambil resiko dalam menyelesaikan soal; 5 memberi kebebasan
berkomunikasi untuk menjelaskan idenya dan mendengarkan ide temannya.”
Begitu juga dengan Silver dan Smith dalam Ansari, 2003 mengatakan bahwa “Tugas guru adalah: 1 melibatkan siswa dalam setiap tugas matematika; 2