METODE PENELITIAN 32 HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN 41 KESIMPULAN DAN SARAN 53

4.2.1 Uji Normalitas 45 4.2.2 Uji Homogenitas 45 4.3 Analisis Data Penelitian 46 4.3.1 Hasil Observasi 46 4.3.2 Uji Hipotesis 48 4.4 Pembahasan 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 53

5.1 Kesimpulan 53 5.2 Saran 53 DAFTAR PUSTAKA 54 DAFTAR TABEL Tabel 2.1.7.1 Langkah-langkah Pembelajaran Metode Inkuiri dalam Penerapan Teori Ausubel 20 Tabel 2.1.9.1 Langkah-langkah Pembelajaran Metode Inkuiri dalam Penerapan Teori Ausubel pada Materi Luas Permukaan Tabung 24 Tabel 3.5.1 Desain Penelitian 33 Tabel 4.1.1.1 Data Hasil Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 41 Tabel 4.1.2.1 Data Hasil Postes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 43 Tabel 4.2.1.1 Ringkasan Uji Normalitas Data dengan Liliefors 45 Tabel 4.2.2.1 Ringkasan Uji Homogenitas Data 46 Tabel 4.3.1.1 Hasil Observasi 46 Tabel 4.3.2.1 Ringkasan Perhitungan Uji Hipotesis 49 DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1.1.1 Histogram Hasil Pemberian pretes pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 42 Gambar 4.1.2.1 Histogram Hasil Pemberian postes pada Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 44 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 RPP 1 56 Lampiran 2 RPP 2 66 Lampiran 3 LAS 1 76 Lampiran 4 LAS 2 80 Lampiran 5 Kisi-kisi Tes Awal Pretes 84 Lampiran 6 Kisi-kisi Tes Akhir Postes 85 Lampiran 7 Validitas Tes Awal Pretes 86 Lampiran 8 Validitas Tes Akhir Postes 89 Lampiran 9 Hasil Validasi Tes Awal Pretes 92 Lampiran 10 Hasil Validasi Tes Akhir Postes 93 Lampiran 11 Daftar Nama Validator 94 Lampiran 12 Tes Awal Pretes 95 Lampiran 13 Alternatif Penyelesaian Tes Awal 96 Lampiran 14 Tes Akhir Postes 99 Lampiran 15 Alternatif Penyelesaian Tes Akhir 101 Lampiran 16 Pedoman Penskoran Tes Awal 103 Lampiran 17 Pedoman Penskoran Tes Akhir 105 Lampiran 18 Lembar Observasi I 107 Lampiran 19 Lembar Observasi II 116 Lampiran 20 Analisis Observasi Kegiatan Guru 125 Lampiran 21 Data Pretes dan Postes untuk Kelas Eksperimen 129 Lampiran 22 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi data Pretes Kelas Eksperimen 130 Lampiran 23 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi Data Postes Kelas Eksperimen 131 Lampiran 24 Data Pretes dan Postes untuk Kelas Kontrol 132 Lampiran 25 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi Data Pretes Kelas Kontrol 133 Lampiran 26 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi Data Postes Kelas Kontrol 134 Lampiran 27 Data Hasil Selisih Pretes dan Postes Kelas Eksperimen 135 Lampiran 28 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi Peningkatan Kelas Eksperimen 136 Lampiran 29 Data Hasil Selisih Pretes dan Postes Kelas Kontrol 137 Lampiran 30 Perhitungan Rata-rata, Varians, dan Standart Deviasi Peningkatan Kelas Kontrol 138 Lampiran 31 Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Pada Kelas Eksperimen 139 Lampiran 32 Perhitungan Uji Normalitas Data Pretes dan Postes Pada Kelas Kontrol 142 Lampiran 33 Perhitungan Uji Homogenitas 145 Lampiran 34 Pengujian Hipotesis 146 Lampiran 35 Dokumentasi 149 1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Matematika merupakan pelajaran yang selalu ada dalam tingkat pendidikan, dari TK, SD, SMP, SMA, sampai ketingkat yang lebih tinggi. Menurut Cockroft dalam Abdurrahman, 2003 mengemukakan bahwa “Matematika perlu diajarkan kepada siswa karena 1 selalu digunakan didalam segi kehidupan; 2 semua bidang studi memerlukan ketrampilan matematika yang sesuai; 3 merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; 4 dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; 5 meningkatkan kemampuan berfikir logis, ketelitian dan kesadaran keruangan; dan 6 memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.” Hal ini juga sejalan dengan ungkapan Maria Goretti http:www.agmi.or.id, 2009 yang berisi, ”Matematika itu penting. Tanpa matematika, dunia akan hancur. Matematika bisa digunakan untuk kemakmuran negeri ini dan bisa membantu Indonesia keluar dari kondisi krisis, termasuk dalam persoalan lingkungan”. Namun masih banyak orang kurang menyadari hal tersebut dan memandang matematika sebagai bidang studi yang paling sulit dan tidak menyukai bidang studi ini. Berbagai usaha telah dilakukan pemerintah dalam meningkatkan mutu pendidikan matematika di Indonesia. Namun demikian, sampai saat ini hasilnya belum menggembirakan. Selain itu tidak sedikit pula para guru yang masih menganut paradigma transfer of knowledge dalam pembelajaran matematika masa kini, dimana siswa merupakan objek dan sasaran belajar, sehingga dalam proses pembelajaran berbagai usaha lebih banyak dilakukan oleh guru, mulai dari mencari, mengumpulkan, memecahkan sampai menyampaikan informasi dan semua ditunjukkan agar peserta didik memperoleh pengetahuan. Hal ini juga di ungkapkan Ruseffendi dalam Ansari, 2003 bahwa bagian terbesar dari matematika yang dipelajari siswa disekolah tidak diperoleh dari eksplorsi matematik, tetapi melalui pemberitahuan. Begitu juga yang diungkapkan oleh para praktisi, dalam Ansari, 2003 bahwa “Merosotnya pemahaman matematik siswa dikelas antara lain karena: 1 dalam mengajar guru sering mencontohkan pada siswa bagaimana menyelesaikan soal; b siswa belajar dengan cara mendengar dan menonton guru melakukan matematik, kemudian guru mencoba memecahkannya sendiri; dan c pada saat mengajar matematika, guru langsung menjelaskan topik yang dipelajari dilanjutkan dengan pemberian contoh, dan soal untuk latihan.” Metode pembelajaran seperti ini membuat siswa cenderung menghafal ilmu yang baru diterimanya, namun tidak memahaminya. Sementara metode pembelajaran sangat penting dalam mewujudkan tujuan pembelajaran. Seperti yang di ungkapkan oleh Al-fakir Fillah dalam http:smpitizzuddin07.wordpress. com20081124pentingnya-metode-dalam-pembelajaran, 2008 bahwa “Metode sangat berpengaruh besar dalam pengajaran. Dengan metode nilai bisa baik atau bisa buruk, dangan metode pula pembelajaran bisa sukses atau gagal, kebanyakan seorang guru menguasai materi akan tetapi bisa gagal dalam pembelajaran karena ia tidak mendapatkan metode yang tepat untuk memahamkan murid.” Oleh karena itu setiap guru perlu banyak mengetahui metode-metode pembelajaran dan bagaimana cara penerapannya. Guru yang banyak mengetahui metode pembelajaran dapat memilih metode yang tepat dengan materi sehingga siswa dapat lebih mudah memahami dan menguasai materi. Saat ini tugas dan peran guru masih bukan lagi sebagai pemberi informasi, sesuai dengan pernyataan Sullvian dalam Ansari, 2003 yang mengatakan bahwa “Peran dan tugas guru sekarang adalah memberi kesempatan belajar maksimal pada siswa dengan jalan 1 melibatkannya secara aktif dalam eksplorasi matematika; 2 mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan pengalaman yang telah ada pada mereka; 3 mendorong agar mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai strategi; 4 mendorong agar berani mengambil resiko dalam menyelesaikan soal; 5 memberi kebebasan berkomunikasi untuk menjelaskan idenya dan mendengarkan ide temannya.” Begitu juga dengan Silver dan Smith dalam Ansari, 2003 mengatakan bahwa “Tugas guru adalah: 1 melibatkan siswa dalam setiap tugas matematika; 2