C. Karakterisasi Enzim
Karakterisasi dilakukan dengan memberikan perlakuan-perlakuan tertentu dari pekatan enzim. Perlakuan-perlakuan tersebut dilakukan supaya mengetahui
sifat-sifat enzim yang akan dikarakterisasi. Perlakuan-perlakuan tersebut antara lain adalah pH dan suhu.
Uji Mekanisme Infeksi Secara Umum
Percobaan disusun dalam rancanga n acak lengkap dengan ulangan masing- masing perlakuan sebanyak 4 kali. Satuan percobaannya adalah satu benih suren
yang masing-masing ditanam pada satu wadah tanam. Jumlah dari keseluruhan satuan percobaan adalah 60 benih. Benih tersebut dibagi menjadi tig a kelompok
perlakuan yaitu perlakuan dengan isolat I, perlakuan isolat II dan perlakuan tanpa isolat. Masing-masing kelompok tersebut dilakukan pengujian penyemprotan
tanin dengan 5 taraf yaitu 0, 0,5, 1, 2, dan 3. Fungsi tanin sebagai zat inhibitor dari enzim selulase dan pektinase. Langkah-langkah pengujian adalah
sebagai berikut :
A. Pembiakan Inokulum.
Biakan murni fungi kembali dibiakkan di dalam media PDB Patato Dextrose Broth. Selama 5 hari biakan diinkubasi pada suhu ruang dan
dishaker dengan kecepatan 150 rpm.
B. Penghitungan Kepadatan Hifa.
Setelah 5 hari, kepadatan hifa fungi dihitung dengan metode Haemacytometer. Setelah nilai kepadatan didapat, biakan diencerkan sampai
kepadatannya mencapai 10
6
ml biakan. Kemudian larutan siap dioleskan pada permukaan daun.
C. Inokulasi Biakan.
Fungi diinokulasi pada daun benih sehat dengan cara dioleskan dengan menggunakan kuas pada setiap daun pada pukul 20.00. Sebelum dioleskan
biakan fungi, daun suren sehat disemprot terlebih dahulu dengan larutan tanin pada berbagai taraf. Penyemprotan ini terus dilakukan setelah dioleskan selama
satu bulan setiap 2 hari sekali. Unit perlakuan ditempatkan pada bedeng yang sama dengan ukuran 3 x
6 m dan diberi atap plastik yang dilapisi dengan paranet dengan intensitas cahaya 65.
D. Pengamatan Gejala Penyakit.
Gejala serangan yang diamati meliputi beberapa peubah yaitu waktu awal terbentuknya hawar sebagai awal terjadinya infeksi dan jumlah daun yang
terserang. Perhitungan intensitas serangan penyakit dengan menggunakan kategori
infeksi menurut Unterstenh
fer 1976 yaitu seperti terlihat pada Tabel I. Tabel 1. Kategori Tingkat Infeksi Unterstenhöfer, 1976
Skoring Keterangan
Tidak ada infeksi 1
0 – 18 dari jumlah anak daun terserang penyakit hawar daun 2
18 – ¼ dari jumlah anak daun terserang penyakit hawar daun 3
¼ – ½ dari jumlah anak daun terserang penyakit hawar daun 4
½ – ¾ dari jumlah anak daun terserang penyakit hawar daun 5
¾ dari jumlah anak daun terserang penyakit hawar daun
100 .
. ×
=
∑
Z N
v n
P
Berdasarkan hasil pengelompokkan dengan cara di atas, dihitung intensitas serangan penyakit hawar daun menurut Townsend dan Heuberger
1943 dalam Unterstenh
fer 1976 dengan rumus berikut :
P = Intensitas serangan n = Jumlah daun untuk setiap katagori
v = Nilai numerik katagoris serangan N = Jumlah daun yang diamati
Z = Nilai numerik untuk kategori tertinggi
E. Pengukuran Suhu dan Kelembaban.