Tinjauan Atas Pelaksanaan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Karyawan/Orang Pribadi Oleh Bendaharawan Pemerintah Pada Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Selatan

(1)

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang S1

Program Studi Akuntansi Oleh :

Nama : Archam sukharta Nim : 21110205

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA BANDUNG


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN………..……….

KATA PENGANTAR………. . i

DAFTAR ISI……… .iii

DAFTAR TABEL………... v

DAFTAR GAMBAR……….... vi

DAFTAR LAMPIRAN……….vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek……….….. 1

1.2 Tujuan Kerja Praktek………..….. 4

1.3 Kegunaan Hasil Kerja Praktek……….. 4

1.3.1 Kegunaan Praktis……… 4

1.3.2 Kegunaan Akademis………... 4

1.4 Metode Kerja Praktek………4

1.5 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Kerja Praktek………... 5

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Singkat Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Selatan…………. 7

2.2 Struktur Organisasi pada Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi selatan... 9

2.3 Uraian Susunan Tugas Pokok DanFungsi ………. 10

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan……… 34

BAB III PEMBAHASAN HASIL PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelakaksanaan Kerja Praktek………..………… 35

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek……….……….. 35

3.3 Pembahasan Hasil Kerja Praktek……….…….…... 35

3.3.1 Pajak………..……… 36

3.3.1.1 Pengertian Pajak………...…... 36

3.3.1.2 Fungsi Pajak………..……… 37

3.3.1.3 Jenis-jenis Pajak………..…... 38


(3)

3.3.1.5 Azas Pemungutan Pajak……….... 42

3.3.1.6 Hambatan-hambatan Pemungutan Pajak………... 42

3.3.2 Pajak Penghasilan……….. 43

3.3.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan……….…... 43

3.3.2.2 Subjek Pajak Penghasilan………...44

3.3.2.2.1 Subjek Pajak Penghasilan Orang Pribadi……... 44

3.3.2.2.2 Pemotong PPh Pasal 21……….. 47

3.3.2.2.3 Objek dan Tarif Pemotongan PPh Pasal 21... 47

3.3.2.2.4 Penghasilan Yang Dikecualikan Dari PPh 21… 51 3.3.2.2.5 Tata Cara Pelaporan PPh 21………….……….. 52

3.3.2.2.6 Dasar Hukum Bendaharawan memungut Pajak..56

3.3.3 Pembahasan Pelaksanaan Pelaporan SPT PPh Pasal 21.…... 62

3.3.3.1 Identifikasi Masalah ………. 63

3.3.3.2 Penyebab Permasalahan……… 65

BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 1 Simpulan………..………... 68

2 Saran………..………. 68

DAFTAR PUSTAKA……….………. 70


(4)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Waktu pelaksanaan kerja praktek………. 6

Tabel 3.1 Tarif penghasilan tidak kena pajak (2012)………..…….... 50

Tabel 3.2 Tarif penghasilan tidak kena pajak (2013)………..… 50


(5)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Struktur organisasi Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sul-Sel… 9


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Lembar Bukti Potong……… 72

Lampiran 2 Formulir 1721 Hal 1……….. …73

Lampiran 3 Lembar realisasi Penerimaan Pajak………74

Lampiran 4 Surat permohonan kuliah kerja praktek………..75

Lampiran 5 Jawaban Permohonan Kuliah Praktek………76

Lampiran 6 Daftar kehadiran mahasiswa/I Unikom………...…...77

Lampiran 7 Surat keterangan hasil kuliah kerja praktek dari Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sul-Sel………..78

Lampiran 8 Surat keterangan hasil kuliah kerja praktek dari Dosen Pembimbing79 Lampiran 9 Berita acara bimbingan KP……….80

Lampiran 10 Nota Dinas Penempatan KP………...81

Lampiran 11 Lembar Publikasi...………..………...82

Lampiran 12 Lembar Pengesahan...………..………...82


(7)

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan ke Tiga UU no. tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tatacara Perpajakan.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2010 tentang Tarif Pemotongan dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 atas Penghasilan yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

Pengumuman Nomor : PENG-05/PJ.09/2010 tentang Kewajiban Bendahara Pemerintah Pusat dan Daerah Untuk Melakukan Pemotongan dan Pemungutan Pajak.

Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 162/PMK.011/2012 tentang perubahan PTKP.

.

http://www.putra-putri-indonesia.com/tarif-pajak-penghasilan.html. Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia. UNIKOM : Bandung


(8)

melimpahkan hidayah-Nya kepada kita semua. Shalawat serta salam semoga selamanya terlimpah curahkan kepada jungjunan dan panutan kita, Nabi Muhammad SAW. Dalam menyusun laporan ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, arahan serta petunjuk sehingga laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc., selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Prof. Dr. Hj Dwi Kartini., SE, Spec., Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia Bandung.

3. Dr. Surtikanti, SE., M.Si.,Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia Bandung.

4. Inta Budi Setya Nusa, SE., M.Ak selaku Dosen Wali 4 AK 5

5. Ely Suhayati, SE., M. Si., Ak, CA., selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya yang penuh keikhlasan berkenan untuk memberikan bimbingan, membina, memberi saran, dan mengarahkan penulis sehingga laporan kerja praktek ini dapat diselesaikan.

6. Seluruh Dosen yang telah memberikan ilmu dan wawasannya secara ikhlas di Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(9)

8. Seluruh Staff dan karyawan pada Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sul-Sel. 9. Bapak dan Ibu tercinta beserta keluarga yang telah memberikan doa dan

dorongan baik moril maupun materil demi kelancaran kuliah bagi penulis. 10. Untuk orang-orang yang paling aku sayangi terimakasih atas doa dan

supportnya selama ini yang telah memberikan sinergi kepada penulis.

Dalam penyusunan laporan ini penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun guna perbaikan dimasa yang akan datang.

Akhir kata penulis berharap semoga penyusunan laporan kerja praktek ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan pihak-pihak yang terkait selama pelaksanaan kerja praktek, dan bagi pihak lain untuk masa yang akan datang sebagai bahan acuan atau referensi dalam pelaksanaan kerja praktek atau pembuatan laporan kerja praktek.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandung, Desember 2013 Penulis

Archam Sukharta Nim : 21110205


(10)

Penyelenggaraan pemerintah Negara guna mewujudkan tujuan bernegara harus dilakukan dalam suatu system pengelolaan keuangan Negara secara professional,terbuka, dan bertanggung jawab yang kemudian diwujudkan dalam APBN untuk pemerintah pusat dan APBD untuk pemerintah daerah.

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan tersebut dirasakan semakin pentingnya fungsi perbendaharaan dalam rangka pengelolaan sumber daya keuangan pemerintah secara efesien. Fungsi perbendaraan tersebut meliputi perencanaan kas yang baik, pencegahan agar jangan sampai terjadi kebocoran dan penyimpangan, pencarian sumber pembiayaan yang paling murah dan pemanfaatan dana yang menganggur (idle cash) untuk peningkatan sumber daya keuangan.

Pihak yang sangat berperan dalam melaksanakaan fungsi perbendaharaan tentunya adalah bendahara. Bendahara adalah setiap orang atau badan yang diberi tugas untuk dan atas nama Negara/daerah, menerima, menyimpan dan membayar/menyerahkan uang atau surat berharga Negara/daerah.selain menjalankan fungsi perbendaharaan, kewajiban bendahara adalah melakukan pemotongan/pemungutan pajak sesuai undang-undang perpajakan yang berlaku.

Pajak adalah kegiatan membayar sejumlah uang kepada Negara yang diatur oleh undang-undang yang berlaku dan merupakan salah satu sumber


(11)

penerimaan utama Negara untuk membiayai pembanguna baik fisik maupun non fisik. Pajak merupakan salah satu pendapatan Negara yang langsung dipungut dari berbagai objek pajak dan mempunyai fungsi penting antara lain untuk membiayai pembangunan negaraguna menjamin kesejahtraan masyarakat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa bendahara memiliki peran penting dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

Seperti kita ketahui pajak merupakan sumber terbesar dana APBN Indonesia. Fakta tersebut secara tidak langsung mengharuskan terjadinya peningkatan pendapatan dari aspek perpajakan setiap tahun. Untuk itu, dibutuhkan adanya kesadaran dari berbagai pihak untuk turut berpartisipasi di dalamnya termasuk bendahara pemerintah sebagai pengelolah keuangan Negara/daerah. Pajak sendiri bermacam-macam diantaranya pajak penghasilan pasal 21 yang diatur dalam undang-undang No. 7 tahun 1983 yang diubah menjadi undang-undang No. 36 tahun 2008. Aplikasi dan pengenaannya membutuhkan pemahaman dari mereka yang terlibat didalamnya supaya terhindar kesalahan dan kealpaan.

Laporan kerja praktek ini membahas tentang peran serta bendahara dalam pelaksanaan pelaporan SPT masa pph pasal 21 khususnya bagi pegawai negeri sipil/orang pribadi di lingkungan kantor Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

Pada Kantor Sekretariat DPRD Sulawesi Selatan ini, penulis mendapatkan sebuah fenomena keterlambatan wajib pajak dalam melaporkan SPT masa pajak penghasilan PPh 21 masa atas PNS / orang pribadi ke Kantor Pelayanan


(12)

Pajak, penyetoran yang seharusnya 10 hari dan selambat-lambatnya 20 hari setelah masa pajak berakhir, tetapi wajib pajak terlambat menyetor 3 sampai 4 bulan, dan masalah penyetoran SPT masa Pajak penghasilan PPh 21 atas karyawan ini selalu di lakukan oleh kantor Sekretariat DPRD Sulawesi Selatan. Penyebab keterlambatan penyetoran itu sendiri karena kurangnya pemahaman tentang tata cara perpajakan.

Oleh karena itu, penulis menetapkan judul laporan kerja praktek ini adalah

“Tinjauan Atas Pelaksanaan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Karyawan/Orang Pribadi Oleh Bendaharawan Pemerintah Pada Kantor Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Provinsi Sulawesi Selatan”.


(13)

1.2Tujuan Kerja Praktek

Adapun tujuan penelitian dalam kerja praktek ini adalah sebagai berikut: Untuk mengetahui pelaksanaan pelaporan SPT masa pajak penghasilan pasal 21 atas karyawan pada kantor Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

1.3Kegunaan Hasil Kerja Praktek

1.3.1 Kegunaan Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengetahui masalah pelaksanaan pelaporan pajak penghasilan pasal 21 atas karyawan/orang pribadi pada kantor sekretariat DPRD Provinsi Sul-Sel

1.3.2 Kegunaan Akademis

Membuktikan kembali teori-teori dan hasil penelitian terdahulu berkaitan dengan pelaksanaan pelaporan pajak penghasilan pasal 21 atas karyawan/orang pribadi pada kantor sekretariat DPRD Provinsi Sul-Sel

1.4Metode Kerja Praktek

Metode penelitian adalah suatu teknis atau cara mencari, memperoleh, mengumpulkan atau mencatat data, baik berupa data primer maupun data sekunder yang digunakan untuk keperluan menyusun suatu karya ilmiah dan kemudian menganalisis factor-faktor yang berhubungan dengan pokok-pokok permasalahan sehingga akan mendapatkan suatu kebenaran data-data yang akan diperoleh. Oleh karena itu metode yang diterapkan oleh penulis dalam


(14)

laporan kerja praktek ini adalah menggunakan Metode deskriptif yaitu suatu metode yang menggambarkan dan melaporkan suatu kejadian atau peristiwa pada waktu peneliti mengadakan penilitian. Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah :

1. Teknik Wawancara (Interview)

Penulis melakukan Tanya jawab secara langsung kepada karyawan (narasumber) tentang hal-hal yang berhubungan dengan operasional kerja dimana penulis ditempatkan.

2. Pengamatan langsung (observasi)

Penulisan mengamati dan mempelajari secara langsung dilapangan mengenai aturan-aturan prosedur penyetoran pajak penghasila PPh pasal 21 atas karyawan/orang pribadi.

3. Studi pustaka

Penulis mencari literature yang berhubungan dengan topik laporan seperti buku-buku perpustakaan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

1.5 Lokasi dan waktu kerja praktek

Penulis melaksakan kuliah kerja praktek pada kantor sekretariat DPRD provinsi sulawaesi-selatan yang beralamat Jln Jendral Urip Sumoharjo No.59 Makassar telp. (0411) 453344 Makassar. Adapun waktu pelaksanaan kuliah kerja praktek selama 25 hari kerja,yakni dari tanggal 15 juli dampai dengan 23 agustus 2013, dari pukul 08.00 sampai dengan 16.00 Wita.


(15)

Tabel 1.1

Tabel Penelitian Kerja Praktek Tahun 2013

No

Kegiatan Kerja Praktek

Bulan

Juni Juli Agst Sept Okt Nov Des

I Persiapan Kerja Praktek 1. Permohonan izin kerja

praktek

2.Realisasi izin kerja praktek

3.Penetuan tempat kerja praktek

II Pelaksanaan kerja praktek 1.Aktivitas kerja praktek 2.Bimbingan kerja praktek

dengan pembimbing perusahaan/instansi III Pelaporan kerja praktek

1.Konsultasi dengan dosen kerja praktek

2.Bimbingan dengan dosen kerja praktek

3.Pembuatan laporan kerja praktek

4. Final laporan kerja praktek

5.Pengumpulan laporan kerja praktek


(16)

DPRD Propinsi Sulawesi Selatan menurut Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di daerah, sebagai unsur Pemerintah Daerah Sulawesi Selatan. Kedudukan ini menyebabkan DPRD mempunyai tugas dan tanggung jawab tersebut berkaitan langsung dengan kepentingan masyarakat, sehingga untuk menyukseskan pelaksanaan tugasnya, jelas membutuhkan adanya unit kerja pembantu kesiapan dan kelancaran kegiatan administrasi.

Dalam upaya menyukseskan pelaksanaan tugasnya, DPRD Propinsi Sulawesi Selatan memiliki alat kelengkapan yang disebut Sekretariat. Sekretariat ini merupakan unsure staf yang membantu Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam menyelenggarakan tugas dan kewajibannya. Sekretaris dipimpin oleh seorang ekretaris, yang bertanggung jawab langsung kepada Ketua DPRD dan teknis administrasi dibawah bimbingan Setwilda Propinsi Sulawesi Selatan.

Pada dasarnya sejarah keberadaan sekretariat tidak dapat dipisahkan dengan sejarah keberadaan DPRD Propinsi Sulawesi Selatan. Namun pada awal lahirnya DPRD yang diberi nama DPRD-GR pada tahun 1962, Sekretariat bernam Biro Urusan Dewan berlokasi di jalan Riburane Ujung Padang ( Kantor Pembantu Gubernur Wilayah I/DKM sekarang ). Biro Urusan Dewan selanjutnya berubah menjadi Sekretariat DPRD Propinsi


(17)

Sulawesi Selatan dimulai pada saat terbitnya Peraturan Daerah Propinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 1982 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Wilayah/daerah dan secretariat DPRD Propinsi Sulawesi Selatan. Menurut Perda tersebut, Sekretariat DPRD terbagi atas bagian yaitu Umum, Persidangan dan Risalah, Keuangan dan Humas Protokol.

Adapun susunan pejabat yang pernah menjabat baik secara Kepala Biro Urusan Daerah maupun Sekretaris adalah sebagai berikut :

1. Haneng 1963 – 1965

2. Muh. Noer 1965 – 1970

3. Andi Jaya 1970 – 1975

4. Drs. Thamrin Tantu 1975 – 1983

5. Drs. H. Iskandar Rotte 1983 – 1988

6. Drs. H. Abd. Malik Hambali 1988 – 1989

7. Drs. H. Zadaruddin 1989 – 1991

8. Alex Latumahina 1991 – 1997

9. H. Mansjur Sjam 1997 – 2003

10. H. Syamsuddin 2003 – 2008


(18)

2.2 Struktur Organisasi Pada Kantor Sekretariat DPRD Provinsi Sulsel

Gambar 2.1

Struktur Organisasi Sekretariat DPRD Provinsi Sulsel

SEKRETARIS DPRD Drs. H. ABDUL KADIR. M Pangkat : Pembina Utama Madya

Nip : 19551231 197403 1 005 KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

BAGIAN PERSIDANGAN Drs. A. M. RISAL SALEH, M.Si

Pangkat : Pembina Nip : 19580312 198210 1 001

KASUBAG RAPAT-RAPAT & RISALAH

Dra. Hj. A. Rustati Nurdin

Pangkat : Penata Tk.I Nip. : 1958100 198501 2 002

KASUBAG HUKUM DAN PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN

A.Amir Hamzah. SH.Mh

Pangkat : Pembina Nip. 19650505 199406 1 018

BAGIAN UMUM H. A. FATRI HUDURI, SH

Pangkat : Pembina Nip : 19631212 199303 1 016

KASUBAG TU UMUM & PIMPINAN KEPGAWAIAN DAN

KETERTIBAN Drs. Muh. Amran

Pangkat : Penata Tk. I Nip : 19601001 198203 1 010

KASUBAG PERLNGKAPAN & PEMELIHARAAN Drs. H. ABD. KADIR SALAM,

MM

Pangkat : Pembina Nip : 19590307 198303 1 013

KASUBAG RT & ADMINISTRASI PERJALANAN DINAS Drs. BACO BOHARI, MM

Pangkat : Penata TK. I Nip. : 19591231 198309 1 021

BAGIAN KEUANGAN H. ABUNAIM SAHAR, S. Sos,

MM

Pangkat : Pembina Nip : 19631231 198903 1 152

KASUBAG PMBAYARAN & PEMBUKUAN Huto Ilias, S. Sos

Pangkat : Penata Tk. I Nip. : 19621231 198302 1 033

KASUBAG VERIFIKASI Drs. Masdin, MM

Pangkat : Penata Tk. I Nip. : 19580817 198609 1 002

KASUBAG ANGGARAN Drs. Haris. M.Si

Pangkat : Penata Tk. I Nip. : 19601231 198303 1 003

BAGIAN DOKUMENTASI, PUBLIKASI & PROTOKOL

Dra. SYAMSIAH, MM

Pangkat : Pembina Nip : 19630630 1992203 2 006

KASUBAG DOKUMENTASI &

PERPUSTAKAAN Anugerah Adjeng.SH.M.A.P

Pangkat : Pembina Nip. : 19660602 199309 1 001

KASUBAG INFORMASI & PUBLIKASI Ir. Surya Darma Thomas. MM

Pangkat : Penata Tk. I Nip. : 19660922 198903 1 009

KASUBAG PROTOKOL & PENGADUAN MASYARAKAT MARWAH, SE, M.Si

Pangkat : Penata Tk. I Nip. : 19580321 197903 2 005

KASUBAG KOMISI,FRAKSI, BADAN

KEHORMATAN DAN PANITIA-PANITIA

Ismail, SE. MPd

Pangkat : Penata Tk. I Nip : 19660410 199803 1 011


(19)

2.3 Uraian Susunan Tugas Pokok Dan Fungsi 1. Sekretaris Dewan

a) Menyusun rencana kegiatan sekretariat DPRD sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi,memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Mengoordinir pelayanan dan kegiatan rapat-rapat serta persidangan DPRD.

g) Menyelenggarakan ketatausahaan, kearsipan, kepegawaian, perlengkapan, pemeliharaan dan penyelenggaraan urusan rumah tangga DPRD dan rumah dinas anggota DPRD.

h) Mengoordinir kegiatan pendokumentasian publikasi pemerintahan dan layanan surat menyurat pimpinan DPRD serta memfasilitasi layanan aspirasi dan urusan keprotokoleran serta kegiatan pimpinan dan anggota DPRD.


(20)

i) Mengordinir kegiatan, menyusun anggaran, pembinaan perbendaharaan, verifikasi administrasi keuangan DPRD dan mengelola administrasi keuangan DPRD.

j) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sekretariat DPRD dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

k) Menyelenggarakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

2. Bagian Persidangan

a) Menyusun rencana kegiatan bagian persidangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Melaksanakan layanan dan memfasilitasi kegiatan rapat/sidang serta penyusunan,risalah.

g) Melaksanakan layanan dan memfasilitasi kegiatan komisi dan fraksi DPRD.


(21)

h) Melaksanakan layanan dan memfasilitasi kegiatan kepanitiaan DPRD. i) Menyiapkan dan menyusun bahan kegiatan rapat, persidangan dan

risalah.

j) Menyusun bahan laporan kegiatan komisi, fraksi dan alat kelengkapan DPRD lainnya.

k) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bagian persidangan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

l) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

2.1 Sub Bagian Rapat-Rapat Dan Risalah

a) Membuat rencana kerja Sub Bagian rapat-rapat dan risalah sebagai bahan acuan untuk pelaksanaan tugas.

b) Membagi habis tugas kepada bawahan dengan cara member disposisi dan petunjuk langsung agar tugas berjalan lancer dan benar sesuai dengan ketentuan.

c) Memeriksa pekerjaan bawahan dengan melihat secara langsung dan member arahan untuk menghindari kesalahan dan adanya pekerjaan terbengkalai.

d) Mempersiapkan bahan dalam rangka penyusunan risalah ikhtiar dan resume rapat/siding yang telah diselenggarakan oleh DPRD. e) Menerima, memelihara dan menyajikan data tentang peraturan


(22)

f) Mengumpulkan dan menghimpun data tentang peraturan perundang-undangan Pusat dan Daerah.

g) Menyampaikan hasil rapat/sidang kepada para anggota DPRD dan pihak-pihak yang berkepentingan dan mengikuti kegiatan rapat/sidang DPRD, serta menyimpan pita rekaman hasil rapat/siding DPRD.

h) Mempersiapkan bahan dalam rangka pengolahan produk hukum yang dibahas dalam rapat/sidang DPRD untuk dijadikan dokumentasi.

i) Mendokumentasikan bahan dalam rangka kegiatan-kegiatan rapat/siding DPRD dan memelihara arsip Bagian Persidangan dan Risalah.

j) Mempersiapkan bahan dalam rangka penyampaikan masalah yang telah dirampungkan pembahasannya oleh DPRD kepada eksekutif/Setwilda untuk mendapat penyelesaian lebih lanjut. k) Melakukan pengetikan dan penggandaan surat-surat naskah hasil

persidangan, serta mempersiapkan bahan dalam rangka pengolahan produk-produk hokum yang dibahas rapat fraksi/sidang DPRD.

l) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.


(23)

m) Membuat laporan hasil pelaksanaan tugas Sub Bagian Rapa-Rapat dan Risalah dan member saran, pertimbangan kepada atasan sebagai bahan penentuan kebijaksanaan lebih lanjut.

n) Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

2.2Sub Bagian Hukum Dan Per-undang-undangan.

a) Menuyusun rencana kegiatan sub bagian hokum dan peraturan perundang-undangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas. b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberikan petunjuk

pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas tugas yang telah dan belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk menghindari kesalaan.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya. f) Mengumpulkan data dan bahan rancangan produk DPRD.

g) Menyiapkan bahan penyusunan produk hokum dan peraturan, perundang-undangan.

h) Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan.


(24)

i) Menghimpun dan mengklarifikasi produk DPRD serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan krgiatan DPRD. j) Menyiapkan bahan penyusunan perancanganb perubahan

perda,memorandum dan petisi DPRD.

k) Menyiapkan bahan penyusunan pendapat dan pertimbangan DPRD yang akan disampaikan kepada eksekutive terhadap rancangan perjanjian kerjasama dan/atau nota kesepahaman bersama yang menyangkut kepentingan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

l) Melakukan analisa dan pengkajian terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan kegiatan DPRD m) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian hokum

peraturan perundang-undangan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan. n) Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan

sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

2.3 Sub Bagian Komisi , fraksi, Badan Kehormatan Dan Panitia-Panitia

a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian komisi, fraksi, badan kehormatan dan panitia-panitia sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.


(25)

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberikan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk menghindari kesalahan.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Mengumpulkan data dan bahan kegiatan komisi, fraksi, badan kehormatan dan panitia-panitia DPRD.

g) Menyiapkan bahan yang diperlukan dalam rapat komisi, fraksi, badan kehormatan dan panitia-panitia DPRD

h) Menyiapkan bahan penyusunan rencana pelaksanaan rapat komisi, fraksi, badan kehormatan dan panitia-panitia DPRD sesuai ketentuan yang berlaku.

i) Menyiapkan pedoman pelaksanaan rapat komisi, fraksi, badan kehormatan dan panitia-panitia DPRD sesuai ketentuan yang berlaku.

j) Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

k) Menyiapkan bahan pembuatan notulen rapat komisi, fraksi, badan kehormatan dan panitia-panitia DPRD.


(26)

l) Menyusun dan mentiapkan rancangan rekomendasi, pembuatan laporan komisi, fraksi, badan kehormatan dan panitia-panitia DPRD.

m) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagia komisi, fraksi, badan kehormatan dan panitia-panitia dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

n) Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

3. Bagian Umum

a) Mentyusun rencana kegiatan bagian umum sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mrngevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan menandatangani naskah dinas.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Melaksanakan kegiatan tatausaha, kearsipan, administrasi umum dan administrasi kepegawaian.


(27)

g) Melaksanakan pengadaan alat tulis kantor, alat perlengkapan kantor, pakaian dinas dan kebutuhan lainnya.

h) Melaksanakan pemeliharaan, perawatan dan pengelolaan gedung kantor, rumah dinas serta barang inventaris kantor.

i) Mengkoordinasikan dan menyiapkan layanan kegiatan pimpinan dan anggota DPRD serta urusan rumah tangga DPRD.

j) Menyiapkan bahan petunjuk teknis penyelenggaraan administrasi, tatausaha kearsipan dan kepegawaian.

k) Menyiapkan dan melaksanakan layanan mobilitas bagi pimpinan dan anggota DPRD serta sekretariat DPRD.

l) Menyiapkan layanan pelaksanaan pengawasan fungsional serta keamanan dan ketertiban kantor serta rumah dinas.

m) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bagian umum dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

n) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

3.1 Sub Bagian Tata Usaha Umum Dan pimpinan

a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian tata usaha umum dan pimpinan, kepegawaian dan ketertiban sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.


(28)

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan yang belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk menghindari kesalahan.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya. f) Mengumpulkan data dan bahan kepegawaian

g) Menyiapkan bahan pengadaan surat-surat dinas.

h) Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

i) Mengendalikan surat masuk dan keluar pimpinan DPRD. j) Melakukan pengelolaan arsip naskah dinas.

k) Melakukan kegiatan penggandaan.

l) Mengumpulkan, mengolah dan menyimpan data kepegawaian sekretariat DPRD.

m) Menyiapkan rencana kebutuhan pegawai sekretariat DPRD. n) Menyiapkan bahan usulan kenaikan pangkat, gaji berkala pegawai

sekretariat DPRD.

o) Menyiapkan bahan pemberhentian, teguran pelanggaran disiplin, pension dan surat cuti pegawai sekretariat DPRD.


(29)

p) Menyiapkan bahan dan data pegawai yang akan mengikuti pendidikan dan pelatihan.

q) Menyiapkan rencana kesejahteraan pegawai sekretariat DRPD. r) Membuat laporan daftar urut kepangkatan(DUK) dan besetting

pegawai.

s) Mengkoordinasikan pembuatan DP3 setiap pegawai sekretariat. t) Melakukan penyimpana berkas kerja, data dan bahan menurut

ketentuan yang berlaku.

u) Mengurus dan memelihara keamanan dan ketertiban dalam kantor dan rumah jabatan/dinas.

v) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian tata usaha umum dan pimpinan, kepegawaian dan ketertiban dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

w) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

3.2 Sub bagian perlengkapan dan pemeliharaan

a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian perlengkapan dan pemeliharaan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan dengan lancar.


(30)

c) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan yang belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk menghindari kesalaha.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan tuganya.

f) Mengumpulkan data dan bahan kegiatan urusan perlengkapan dan pemeliharaan.

g) Menyiapkan bahan penyelenggaraan administrasi dan inventaris bahan.

h) Menyiapkan pedoman dan petunjuk teknis penggunaan kendaraan dinas dan inventaris kantor dilingkungan sekretariat DPRD. i) Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait pelaksanaan

kegiatan.

j) Menyiapkan bahan penyusunan rencana pengadaan kebutuhan perlengkapan kantor dan rumah jabatan/dinas.

k) Mengelola, memelihara dan merawat gedung kantor, ruang kantor, taman serta rumah jabatan/dinas.

l) Mengelola dan memelihara kebersihan kantor dan rumah jabatan/dinas.

m) Mengelola dan memelihara kendaraan dinas, barang inventaris kantor.


(31)

o) Melakukan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku.

p) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian urusan perlengkapan dan pemeliharaan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan. q) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh

atasan sesuai dengan bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran tugas.

3.3 Sub Bagian Rumah Tangga dan Administrasi Perjalanan Dinas

a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian rumah tangga dan administrasi perjalanan dinas sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan yang belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk menghindari kesalahan.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Menyiapkan pengadaan konsumsi kebutuhan rapat pertemuan pimpinan dan anggota DPRD dan sekretariat DPRD.


(32)

g) Menyiapkan rencana kebutuhan dan peralatan rumah tangga kantor dan rumah jabatan/dinas.

h) Menyiapkan peralatan rumah tangga kantor dan rumah jabatan/dinas.

i) Memfasilitasi kebutuhan konsumsi rapat-rapat dewan.

j) Memfasilitasi kebutuhan konsumsi tamu pimpinan baik di kantor maupun rumah jabatan/dinas.

k) Melakukan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku.

l) Melakukan penyelanggaraan administrasi perjalanan dinas anggota DPRD dan pegawai sekretariat DPRD.

m) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian rumah tangga dan administrasi perjalanan dinas dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan. n) Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan

sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

4 Bagian Keuangan

a) Menyusun rencana kegiatan bagian keuangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.


(33)

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan mendatangani naskah dinas. e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Melaksanakan penyusunan, perencanaan dan pengelolaan anggaran DPRD serta sekretariat DPRD.

g) Melaksanakan koordinasi kegiatan penyusunan rencana anggaran dan perubahan anggaran.

h) Melaksanakan koordinasi dan pembinaan perbendaharaan.

i) Melaksanakan penelaahan dan verifikasi administrasi pengelolaan keuangan serta pelaporan.

j) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bagian keuangan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebiajakan.

k) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

4.1 Sub Bagian Anggaran

a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian anggaran sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan member petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.


(34)

c) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan yang belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk menghindari kesalahan.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Menyiapkan penyusunan rencana anggaran DPRD dan sekretariat DPRD.

g) Menyiapkan penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran DPRD dan sekretariat DPRD.

h) Melakukan dan mengkoordinasikan bahan penyusunan rencana anggaran DPRD dan sekretariat DPRD.

i) Menyiapkan dan menyusun perhitungan anggaran DPRD dan sekretariat DPRD.

j) Melakukan pengelolaan administrasi penyediaan dana/anggaran. k) Melakukan urusan tata usaha keuangan.

l) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian anggaran dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

m)Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.


(35)

4.2 Sub Bagian Pembayaran Dan Pembukuan

a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian pembayaran dan pembukuan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan yang telah dan yang belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk menghindari kesalahan.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Melakukan pengujian, penelitian, dan pemeriksaan permintaan pembayaran(SPP) DPRD dan sekretariat DPRD.

g) Menyiapkan bahan penerbitan surat perintah membayar (SPM) DPRD dan sekretariat DPRD.

h) Mencatat/meregister penyediaan dana, penerbitan SPP dan SPM serta pencairan dana DPRD dan sekretariat DPRD.

i) Meneliti dan mencatat gaji dan tunjangan lainnya. j) Meneliti daftar tunjangan keluarga(KP-4)

k) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian pembayaran dan pembukuan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.


(36)

l) Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

4.3 Sub bagian verifikasi

a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian verifikasi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan yang belumd ilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi, dan memaraf naskah dinas untuk menghindari kesalahan.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Meneliti, memeriksa kelengkapan dan keabsahan bukti-bukti laporan pertanggungjawaban DPRD dan sekretariat DPRD.

g) Meneliti kebenaran penggunaan dan peruntukan anggaran sesuai dokumen pelaksanaan anggaran.

h) Membuat surat penolakan atas kesalahan dokumen pertanggungjawaban.

i) Mencatat/meregister penerimaan dan pengesahan laporan pertanggungjawaban serta surat penolakan pertanggung jawabana.


(37)

j) Menyusun laporan realisasi anggaran DPRD dan sekretariat DPRD, catatan atas laporan keuangan dan neraca.

k) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian verifikasi dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

l) Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

5. Bagian Dokumentasi, Publikasi Dan Protokol

a) Menyusun rencana kegiatan bagian dokumentasi, publikasi dan protokol sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi, dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan menandatangani naskah dinas.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Menghimpun, mengelola, menyusun bahan informasi kegiatan DPRD. g) Melaksanakan penyaringan data dan analisis pemberitaan kegiatan


(38)

h) Menyiapkan, mempublikasikan dan menyajikan pemberitaan kegiatan DPRD baik kedalam maupun keluar lingkungan DPRD.

i) Memfasilitasi dan menyiapkan laporan terhadap penyampaian aspirasi/pengaduan masyarakat ke DPRD.

j) Melaksanakan konsultasi dengan pimpinan dan anggota DPRD dalam rangka pengumpulan bahan pemberitaan untuk publikasi media massa. k) Mengkoordinasikan pengaturan protokoler pimpinan dan anggota DPRD. l) Melaksanakan layanan dan memfasilitasi kegiatan pimpinan DPRD. m)Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bagian dokumentasi,

publikasi dan protocol dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

n) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

5.1 Sub bagian dokumentasi dan perpustakaan

a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian dokumentasi dan perpustakaan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasai dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan yang belum dilaksanakan.


(39)

d) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk menghindari kesalahan.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Menyiapkan, mengumpulkan dan menyusun data dan bahan dokumentasi kegiatan DPRD.

g) Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

h) Menginventarisir dan mengklasifikasikan kegiatan DPRD sebagai bahan dokumentasi.

i) Menyiapkan bahan dan mengelola media penerbitan berkala dan temporer.

j) Mengadministrasikan kegiatan layanan perpustakaan. k) Melakukan pengawasan pemakaian bahan pustaka.

l) Menyiapkan bahan koleksi dan perawatan perpustakaan DPRD. m)Melakukan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut

ketentuan yang berlaku.

n) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian dokumentasi dan perpustakaan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

o) Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.


(40)

5.2 Sub bagian informasi dan publikasi

a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian informasi dan publikasi sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan yang belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi, dan memaraf naskah untuk menghindari kesalahan.

e) Negikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Mengumpulkan data dan bahan pemberitaan kegiatan DPRD untuk publikasi media massa, cetak dan elektronik.

g) Menyiapkan dan menyusun bahan pidato/sambutan makalah/ pimpinan DPRD untuk acara-acara tertentu.

h) Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

i) Melakukan pengumpulan dan pengelolaan data dan informasi dan media serta penyajian bahan-bahan yang dibutuhkan.

j) Menyiapkan bahan konvrensi pers dan penyusunan serta pembuatan prees release.


(41)

l) Melakukan kerjasama kemitraan dengan kalangan mess media. m)Mengelola dan memelihara situs/website DPRD dalam wadah

media center DPRD.

n) Memberikan pelayanan informasi kepada masyarakat setelah dikonsultasikan dengan DPRD.

o) Menyiapkan bahan penelitian dan poling untuk mendapatkan data dan informasi dalam rangka peningkatan pelayanan DPRD kepada masyarakat.

p) Menyiapkan bahan peliputan kegiatan DPRD kepada masyarakat. q) Menyiapkan bahan peliputan kegiatan dan kunjungan kerja DPRD

dengan fasilitas wartawan.

r) Melakukan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku.

s) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian informasi dan publikasi dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

t) Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

5.3 Sub Bagian Protokol Dan Pengaduan Masyarakat

a) Menyusun rencana kegiatan sub bagian protokol dan pengaduan masyarakat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.


(42)

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar.

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan yang belum dilaksanakan.

d) Membuat konsep, mengoreksi dan memaraf naskah dinas untuk menghindari kesalahan.

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.

f) Menyiapkan bahan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan keprotokoleran pimpinan dan anggota DPRD.

g) Menyiapkan pedoman dan petunjuk teknis terkait dengan penyelenggaraan kegiatan keprotokoleran, acara rapat, pertemuan dan dengar pendapat.

h) Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan.

i) Memfasilitasi masyarakat dalam menyampaikan pengaduan dan aspirasinya ke DPRD.

j) Menyiapkan dan mengatur penerimaan tamu, kecuali unjuk rasa/demonstrasi masyarakat.

k) Menyiapkan dan mengatur kunjungan/penerimaan tamu DPRD. l) Menyiapkan dan mengatur persiapan penyelenggaraan acara rapat,


(43)

m)Menyiapkan penyelenggaraan upacara dan pemandu acara (master of ceremony).

n) Menginventarisir dan melaporkan setiap penyampaian aspirasi atau pengaduan masyarakat ke DPRD.

o) Menyiapkan dan mengelola bahan, sarana dan media pengaduan masyarakat ke DPRD.

p) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sub bagian protokol dan pengaduan masyarakat dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

q) Melakukan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

1. Peningkatan Kapasitas Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah 2. Pelayanan Administrasi Perkantoran

3. Optimalisasi Pemanfaatan Teknologi Informasi 4. Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 5. Peningkatan Disiplin Aparatur

6. Intensifikasi Penanganan Pengaduan Masyarakat 7. Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur

8. Peningkatan Pengembangan system pelaporan capaian kinerja dan keuangan


(44)

Penulis ditempatkan di bagian keuangan tepatnya pada bendahara maka bidang yang menjadi fokus penulis adalah prosedur pelaporan SPT PPh pasal 21 atas kayawan/orang pribadi pada kantor sekretariat DPRD provinsi Sulawesi selatan Makassar. Adapun kegiatan yang dilakukan selama kerja praktek adalah meninjau prosedur pelaporan SPT PPh 21 atas karyawan.

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Teknis pelaksanaan kuliah kerja praktek yang dilaksanakan penulis yaitu menganalisi/mengamati pelaksanan prosedur pelaporan SPT PPh pasal 21 atas wajib pajak orang pribadi pada kantor sekretariat DPRD provinsi sulawesi selatan. Adapun tugas-tugas yang harus dilakukan penulis yaitu merekam setiap SPT PPh pasal 21 atas wajib pajak orang pribadi yang telah valid, yaitu SPT yang telah benar pengisiaannya dan lengkap lampiran-lampirannya.

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek

Salah satu tujuan kuliah kerja praktek adalah membahas hasil-hasil kuliah kerja praktek berdasarkan data-data yang didapat selama pelaksanaan kuliah kerja praktek dari Kantor sekretariar DPRD provinsi Sulawesi selatan, maka penulis memberikan penjelasan tentang tinjauan atas pelaksanaan pelaporan SPT PPh pasal 21 atas wajib pajak orang pribadi pada Kantor


(45)

sekretariar DPRD provinsi Sulawesi selatan. Maka penulis memberikan penjelasan atas prosedur pelaporan SPT PPh pasal 21 atas karyawan/wajib pajak orang pribadi pada kantor sekretariar DPRD provinsi Sulawesi selatan Makassar.

3.3.1 Pajak

3.3.1.1 Pengertian Pajak

Didalam melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan dari pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat dan oleh karena itu pula dikelola untuk meningkatkan peran serta masyarakat sesuai dengan kemampuannya, maka untuk mewujudkan tujuan dalam melaksanakan dan meningkatkan pembangunan nasional, salah satu sumber penerimaan Negara yang sangat menunjang untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

Menurut Adriani dalam buku siti rahayu (2010 : 22 ) yang telah diterjemahkan oleh R. Santoso Brotodiharjo mengemukakan bahwa :

“Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali,yang langsung ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung dengan tugas Negara untuk menyelenggarakan pemerintahan”.


(46)

Sedangkan pengertian pajak menurut Rochmat Soemitro

dalam buku siti rahayu (2010 : 22) mengemukakan bahwa definisi pajak adalah :

“Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbale balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjuk. Dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum”.

Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan tentang cirri-ciri atau unsur pokok yang terdapat pada pengertian pajak yaitu:

1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang serta aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat dipaksakan.

2. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah.

3. Pajak dipungut oleh Negara baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4. Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya terdapat surplus, diperuntukan untuk membiayai public investment.

5. Pajak pula mempunyai fungsi sebagai budgetair dan regulerend.

3.3.1.2 Fungsi Pajak

Sebagaimana telah diketahui ciri-ciri pajak yang diatas ada dua fungsi pajak yaitu :


(47)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi pembiayaan pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

Contoh: Dimasukannnya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam Negeri.

2. Fungsi Mengatur (Regulerend)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur dan melaksanakan kebijakan-kebijakan dibidang sosial dan ekonomi.

Contoh: Dikenakannya pajak yang tinggi terhadap minuman keras dan terhadap barang mewah pula, sehingga penggunaannya dapat ditekan dan dibatasi.

3.3.1.3 Jenis-Jenis Pajak

Dalam hukum pajak terdapat pembagian jenis-jenis pajak yang dibagi dalam berbagai kelompok pajak. Pengelompokan jenis pajak dapat dibagi atas:

1. Berdasarkan Golongan

Pajak dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :

a. Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapat dilimpahkan atau dibebankan kepada oranglain atau pihak lain.

Contoh: Pajak Penghasilan (PPh) yang harus dibayar atau ditanggung oleh pihak-pihak tertentu yang memproleh penghasilan tersebut.


(48)

b. Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada oranglain atau pihak ketiga. Pajak tidak langsung terjadi jika terdapat suatu kegiatan, peristiwa, atau perbuatan yang menyebabkan terutangnya pajak, misalnya terjadi penyerahan barang atau jasa.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN) terjadi karena terdapat pertambahan nilai terhadap barang atau jasa. Pajak ini dibayarkan oleh produsen tetapi dapat dibebankan kepadakonsumen baik secara eksplisit maupun implicit (dimasukan dalam harga jual barang atau jasa).

2. Berdasarkan Sifatnya

Pembagian pajak menurut sifatnya dimaksudkan pembedaan dan pembagiaannya berdasarkan ciri-ciri prinsip :

a. Pajak subjektif adalah yang pengenaannya memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang memerhatikan keadaan subjeknya.

Contoh: Dalam PPh terdapat subjek pajak (wajib pajak) dan harus memerhatikan keadaan pribadi wajib pajak (status perkawinan, banyaknya tanggungan, dan lainnya), hal ini selanjutnya digunakan untuk


(49)

menentukan besarnya penghasilan yang tidak kena pajak.

b. Pajak objektif adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan objeknya baik berupa benda, keadaaan, perbuatan, atau pristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar pajak, tanpa memperhatikan keadaan subjek pajak maupun tempat tingggal.

Contoh: Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM), serta Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).

3. Berdasarkan Pemungutannya

Pajak dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :

a. Pajak Negara (Pajak Pusat) adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara pada umumnya.

Contoh: PPh, PPN, PPnBM, PBB, serta Bea Prolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

b. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah baik daerah tingkat I (pajak provinsi) maupun daerah tingkat II (pajak kabupaten/ kota) dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.

Contoh: Pajak Provinsi yaitu pajak kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor dan pajak


(50)

pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan air permukaan, sedangkan Pajak Kabupaten/ Kota yaitu pajak hotel, pajak restoran, pajak hiburan, pajak reklame, parkir dan lainnya.

3.3.1.4 Sistem Pemungutan Pajak

Dalam pemungutan pajak dikenal beberapa sistem yaitu: 1. Official Assessment System

Adalah suatu pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang.

Ciri-ciri Official Assessment System

a. Wewenang untuk menentukan besarnya pajak terutang berada pada fiskus.

b. Wajib pajak bersifat pasif.

c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak oleh fiskus.

2. Self Assessment System

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepercayaan dan tanggung jawab kepada wajib pajak untuk menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya kewajiaban pajak yang terutang.


(51)

Adalah suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut besarnya pajak yang terutang oleh wajib pajak.

3.3.1.5 Azas Pemungutan Pajak

Dalam pemungutan pajak didasarkan pada azas-azas tertentu bagi fiskus sehingga dengan azas ini Negara memberi hak kepada dirinya sendiri untuk memungut pajak dari penduduknya, yang pada hakekatnya memungut dengan paksa (berdasarkan Undang-undang) sebagian dari harta yang dimiliki penduduknya. Azas-azas tersebut adalah :

1. Azas domisili 2. Azas Sumber 3. Azas Kebangsaan

3.3.1.6 Hambatan – Hambatan Pemungutan Pajak

Hambatan-hambatan pemungutan pajak terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. Perlawanan Pasif

Perlawanan pasif yaitu berupa hambatan yang mempersulit pemungutan pajak dan mempunyai hubungan erat dengan struktur ekonomi.

2. Perlawanan Aktif

Perlawanan aktif secara nyata terlihat pada semua usaha dan perbuatan yang secara langsung ditujukan kepada pemerintah (fiskus) dengan tujuan untuk menghindari pajak.


(52)

3.3.2 Pajak Penghasilan

3.3.2.1 Pengertian Pajak Penghasilan

Dengan makin pesatnya perkembangan sosial ekonomi sebagai hasil pembangunan nasional dan globalisasi serta reformasi di berbagai bidang, maka perlu dilakukan perubahan undang-undang tersebut guna meningkatkan fungsi dan peranannya dalam rangka mendukung kebijakan pembangunan nasional khususnya di bidang ekonomi. UU No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan telah beberapa kali diubah dan disempurnakan, yaitu dengan UU No. 7 tahun 1991, UU No. 10 tahun 1994, UU No. 17 tahun 2000, dan terakhir dalam UU No. 36 tahun 2008.Subjek Pajak dalam negeri, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.

Perubahan UU Pajak Penghasilan tersebut dilakukan dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip perpajakan yang dianut secara universal, yaitu keadilan, kemudahan/ efiseinsi administrasi dan produktivitas penerimaan Negara. Maka atas dasar perubahan UU tersebut dikemukakan bahwa definisi dari pajak penghasilan sendiri adalah pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak. Sedangkan yang menjadi objek pajak penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang


(53)

diterima/ diproleh wajib pajak baik berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi/ untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama dalam dalam bentuk apapun.

3.3.2.2 Subjek Pajak Penghasilan

Subjek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memproleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk di kenakan PPh, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Subjek Pajak orang pribadi

b. Subjek Pajak warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak

c. Subjek Pajak badan

d. Subjek Pajak Bentuk Usaha Tetap (BUT)

3.3.2.2.1 Subjek Pajak Penghasilan Orang Pribadi

Penerima Penghasilan Yang Dipotong PPh Pasal 21 ; a. Pegawai;

b. Penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan hari tua, termasuk ahli warisnya;

c. Bukan pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa, atau kegiatan, antara lain meliputi:


(54)

1) tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas yang terdiri dari pengacara, akuntan, arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai dan aktuaris;

2) pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak, bintang film, bintang sinetron, bintang iklan, sutradara, kru film, foto model, peragawan/peragawati,pemain drama, penari, pemahat, pelukis dan seniman lainnya; 3) olahragawan;

4) penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator,

5) pengarang, peneliti, dan penerjemah;

6) pemberi jasa dalam segala bidang, termasuk teknik, computer dan system aplikasinya, telekomunikasi, elektronika, fotografi, ekonomi dan sosial, serta pemberi jasa kepada suatu kepanitiaan;

7) agen iklan;

8) pengawas atau pengelola proyek;

9) pembawa pesanan atau yang menemukan langganan atau yang menjadi perantara;

10) petugas penjaja barang dagangan; 11) petugas dinas luar asuransi;

12) distributor multilevel marketing atau direct selling;dan kegiatan sejenisnya.


(55)

d. Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan sehubungan dengan keikutsertaanya dalam suatu kegiatan, antara lain meliputi :

1) peserta perlombaan dalam segala bidang, antara lain perlombaan olah raga, seni, ketangkasan, ilmu pengetahuan, teknologi dan perlombaan lainnya;

2) peserta rapat, konferensi, siding, pertemuan, atau kunjungan kerja;

3) peserta atau anggota dalam suatu kepanitiaan sebagai penyelenggara kegiatan tertentu;

4) peserta pendidikan, pelatihan, dan magang; 5) peserta kegiatan lainnya.

Penerima Penghasilan Yang Tidak Dipotong PPh Pasal 21 ; a. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat

lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka, dengan syarat :

1) Bukan Warga Negara Indonesia; dan

2) Di Indonesia tidak menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan perlakuan timbal balik;


(56)

b. Pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Keuangan sepanjang bukan Warga Negara Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan di Indonesia.

3.3.2.2.2 Pemotong PPh Pasal 21

a) Pemberi kerja yang terdiri dari orang pribadi dan badan. b) Bendahara pemerintah baik Pusat maupun Daerah

c) Dana pensiun atau badan lain seperti Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) dan badan-badan lainnya; d) Orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau

pekerjaan bebas serta badan yang membayar honorarium atau pembayaran lain kepada jasa tenaga ahli, orang pribadi dengan status subjek pajak luar negeri, peserta pendidikan, pelatihan dan magang;

e) Penyelenggara kegiatan, termasuk badan pemerintah, organisasi yang bersifat nasional dan internasional, perkumpulan, orang pribadi serta lembaga lainnya yang menyelenggarakan kegiatan;

3.3.2.2.3 Objek dan Tarif Pemotongan PPh Pasal 21

a) Pegawai tetap, penerima pensiun bulanan, bukan pegawai yang memiliki NPWP dan menerima penghasilan secara berkesinambungan dalam 1 (satu) tahun dikenakan tarif


(57)

Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang PPh dikalikan dengan Penghasilan Kena Pajak (PKP). PKP dihitung berdasarkan sebagai berikut:

1) Pegawai Tetap: Penghasilan bruto dikurangi biaya jabatan (5% dari penghasilan bruto, maksimum Rp 6.000.000,00 setahun atau Rp 500.000,00 sebulan); dikurangi iuran pensiun, Iuran jaminan hari tua, dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). 2) Penerima Pensiun Bulanan: Penghasilan bruto

dikurangi biaya pensiun (5% dari penghasilan bruto, maksimum Rp 2.400.000,00 setahun atau Rp 200.000,00 sebulan) dikurangi PTKP.

3) Bukan Pegawai yang memiliki NPWP dan menerima penghasilan secara berkesinambungan: 50 % dari Penghasilan bruto dikurangi PTKP perbulan.

b) Bukan Pegawai yang menerima atau memperoleh penghasilan dikenakan tariff Pasal 17 ayat (1) huruf a dikalikan dengan 50% dari jumlah penghasilan bruto untuk setiap pembayaran imbalan yang tidak berkesinambungan;

c) Peserta kegiatan yang menerima atau memperoleh penghasilan dikenakan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a


(58)

dikalikan dengan jumlah penghasilan bruto untuk setiap kali pembayaran yang bersifat utuh dan tidak dipecah; d) Pegawai harian, pegawai mingguan, pemagang, dan calon

pegawai, serta pegawai tidak tetap lainnya yang menerima upah harian, upah mingguan, upah satuan, upah borongan dan uang saku harian yang besarnya melebihi Rp.150.000 sehari tetapi dalam satu bulan takwim jumlahnya tidak melebihi Rp. 1.320.000,00 dan atau tidak dibayarkan secara bulanan, maka PPh Pasal 21 yang terutang dalam sehari adalah dengan menerapkan tarif 5% dari penghasilan bruto setelah dikurangi Rp. 150.000,00. Bila dalam satu bulan takwim jumlahnya melebihi Rp.1.320.000,00 sebulan, maka besarnya PTKP yang dapat dikurangkan untuk satu hari adalah sesuai dengan jumlah PTKP sebenarnya dari penerima penghasilan yang bersangkutan dibagi 360.

e) Pejabat Negara, PNS, anggota TNI/POLRI yang menerima honorarium dan imbalan lain yang sumber dananya berasal dari Keuangan Negara atau Keuangan Daerah dipotong PPh Psl. 21 dengan tarif 15% dari penghasilan bruto dan bersifat final, kecuali yang dibayarkan kepada PNS Gol. IId kebawah, anggota TNI/POLRI Peltu kebawah/ Ajun Insp./Tingkat I kebawah.


(59)

f) Besar PTKP tahun 2012 adalah : Tabel 3.1

Penghasilan Tidak Kena Pajak (2012)

Penerima PTKP Setahun Sebulan

untuk diri pegawai Rp 15.840.000 Rp 1.320.000 tambahan untuk

pegawai yang sudah menikah(kawin)

Rp 1.320.000 Rp 110.000 tambahan untuk setiap

anggota keluarga *) paling banyak 3 (tiga) orang

Rp 1.320.000 Rp 110.000

Sumber: UU No. 36 Tahun 2008

Karena ada perubahan pada tahun 2013 Besar PTKP adalah :

Table 3.2

Penghasilan Tidak Kena Pajak (2013)

Sumber: Peraturan Menteri Keuangan Nomor 162/PMK.011/2012

*) Anggota keluarga adalah anggota keluarga sedarah dan semenda dalam satu garis keturunan lurus, serta anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya.

g) Tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-undang Pajak Penghasilan adalah:

Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif

sampai dengan Rp 50 juta 5%

diatas Rp 50 juta sampai dengan Rp 250 juta 15% diatas Rp 250 juta sampai dengan Rp 500 juta 25%

Penerima PTKP Setahun Sebulan

untuk diri pegawai Rp 24.300.000 Rp 2.025.000 tambahan untuk

pegawai yang sudah menikah(kawin)

Rp 2.025.000 Rp 2.025.000

tambahan untuk setiap anggota keluarga *) paling banyak 3 (tiga) orang


(60)

diatas Rp 500 juta 30% h) Bagi Wajib Pajak yang tidak memiliki NPWP dikenakan

tarif 20 % lebih tinggi dari tarif PPh Pasal 17.

3.3.2.2.4 Penghasilan yang Dikecualikan dari PPh Pasal 21

a) Pembayaran manfaat atau santunan asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa; b) Penerimaan dalam bentuk natura dan/atau kenikmatan

dalam bentuk apapun yang diberikan oleh Wajib Pajak atau Pemerintah, kecuali diberikan oleh bukan Wajib Pajak, Wajib Pajak yang dikenakan Pajak Penghasilan yang bersifat final dan yang dikenakan Pajak Penghasilan berdasarkan norma penghitungan khusus (deemed profit). c) Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun yang

pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan dan iuran tunjangan hari tua atau iuran jaminan hari tua kepada badan penyelenggara tunjangan hari tua atau badan penyelenggara jaminan sosial tenaga kerja yang dibayar oleh pemberi kerja;

d) Zakat yang diterima oleh orang pribadi yang berhak dari badan atau lembaga amil zakat yang dibentuk atau disahkan oleh Pemerintah;


(61)

e) Beasiswa yang diterima atau diperoleh Warga Negara Indonesia dari Wajib Pajak pemberi beasiswa dalam rangka mengikuti pendidikan formal/nonformal yangterstruktur baik di dalam negeri maupun luar negeri.

3.3.2.2.5 Tata Cara Pelaporan PPh Pasal 21

Setelah Wajib Pajak mendapatkan NPWP, kemudian melakukan pembayaran pajak, kewajiban selanjutnya yang harus dilaksanakan adalah melaporkannya ke Kantor Pelayanan Pajak tempat kedudukan Wajib Pajak tersebut. Hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan Wajib Pajak dapat diakses melalui website Direktorat Jenderal Pajak

http://www.pajak.go.id dengan mengklik Petunjuk “3M”

Melapor. Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak (WP) digunakan untuk melaporkan penghitungan dan atau pembayaran pajak, objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

a) Pengisian & Penyampaian SPT :

1) Setiap Wajib Pajak wajib mengisi SPT dalam bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin,angka Arab, satuan mata uang rupiah, dan menandatangani


(62)

serta menyampaikannya ke kantor Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan. 2) Wajib Pajak yang telah mendapat izin Menteri

Keuangan untuk menyelenggarakan pembukuan dengan menggunakan bahasa asing dan mata uang selain rupiah, wajib menyampaikan SPT dalam bahasa Indonesia kecuali lampiran berupa laporan keuangan dan mata uang selain rupiah yang diizinkan. b) Fungsi SPT bagi ;

1) Wajib Pajak PPh.

Sebagai sarana WP untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :

a) Pembayaran pajak yang telah dilaksanakan sendiri atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau Bagian Tahun Pajak.

b) Laporan tentang pemenuhan penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan objek pajak. c) Harta dan kewajiban.


(63)

d) Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan/ pemungutan pajak orang atau badan lain dalam satu Masa Pajak.

2) Pengusaha Kena Pajak.

Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan penghitungan jumlah PPN dan PPnBM yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang; a) Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak

Keluaran,

b) Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh PKP dan atau melalui pihak lain dalam satu masa pajak, yang ditentukan oleh ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku.

3) Pemotong/Pemungut Pajak

Sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggung jawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan.

c) Tempat pengambilan SPT

Setiap WP harus mengambil sendiri SPT di Kantor Pelayanan Pajak (KPP), Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4), Kantor Wilayah DJP, Kantor Pusat DJP, atau melalui homepage DJP :


(64)

http://www.pajak.go.id atau mencetak/ menggandakan/ fotokopi dengan bentuk dan isi yang sama dengan aslinya. SPT wajib diisi secara benar, jelas, lengkap, dan harus ditandatangani. Dalam hal SPT diisi dan ditandatangani oleh orang lain bukan WP, harus dilampiri surat kuasa khusus. Untuk Wajib Pajak Badan, SPT harus ditandatangani oleh pengurus/direksi.

d). Ketentuan Tentang Penyampaian SPT

1) SPT dapat disampaikan secara langsung atau melalui Pos secara tercatat ke KPP atau KP4 setempat, atau melalui jasa ekspedisi atau jasa kurir yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.

2) Batas waktu penyampaian;

a) SPT Masa, paling lambat dua puluh hari setelah akhir Masa Pajak.

b) SPT Tahunan, paling lambat tiga bulan setelah akhir Tahun Pajak.

3) SPT yang disampaikan langsung ke KPP/KP4 diberikan bukti penerimaan. Dalam hal SPT disampaikan melalui pos secara tercatat, bukti serta tanggal pengiriman dianggap sebagai bukti penerimaan.


(65)

Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat Pemberitahuan secara elektronik (e-SPT) melalui perusahaan penyedia jasa aplikasi (Application Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.

e) Pembetulan SPT

WP dengan kemauan sendiri dapat membetulkan SPT yang telah disampaikan dengan menyampaikan pernyataan tertulis dalam jangka waktu 2 (dua) tahun atau sekalipun jangka waktu tersebut telah lewat, dengan syarat memenuhi ketentuanketentuan yang telah ditetapkan.

3.3.2.2.6 Dasar Hukum Bendaharawan dalam memungut pajak

Dalam melakukan pemungutan pajak tidaklah semudah yang dibayangkan. Sampai dengan saat ini, masih terjadi ketidak tertiban yang dilakukan baik oleh Bendahara Pemerintah Pusat maupun Daerah. Sehingga dikeluarkan Pengumumam Dirjen Pajak Nomor Peng-05/PJ.09/2010 tentang Kewajiban bendahara pemerintah Pusat dan daerah untuk Melakukan pemotongan dan pemungutan pajak. Dalam pengumuman tersebut diingatkan kembali kepada setiap bendahara pemerintah pusat dan daerah di lingkungan Kementerian/Lembaga/Instansi pemerintah untuk melakukan kewajibannya yaitu :


(66)

a) Melakukan pemotongan/pemungutan pajak;

b) Melakukan penyetoran pajak ke Bank Persepsi atau Kantor Pos; dan

c) Melakukan pelaporan ke Kantor Pelayanan Pajak sesuai batas waktu yang ditentukan;

Atas setiap transaksi yang dananya berasal dari APBN/APBD Dasar hukum yang menjadi landasan;

A. Undang-undang

1. UU Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU nomor 28 tahun 2007.

2. UU Nomor 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 36 tahun 2008.

a) Pasal 21 ayat (1) huruf b :

“Pemotongan, penyetoran dan pelaporan atas

penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa atau kegiatan dengan nama dan dalam bentuk apapun yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri, wajib dilakukan oleh Bendahara Pemerintah yang membayar gaji, upah, honorarium tunjangan dan pembayaran lain sehubungan dengan pekerjaan jasa atau kegiatan.


(67)

b) Pasal 22 ayat (1) :

Menteri Keuangan dapat menetapkan:

1) Bendahara pemerintah untuk memungut pajak sehubungan dengan pembayaran atas penyerahan barang;

2) Badan-badan tertentu untuk memungut pajak dari Wajib Pajak yang melakukan kegiatan di bidang impor atau kegiatan usaha di bidang lain; dan

3) Wajib Pajak badan tertentu untuk memungut pajak dari pembeli atas penjualan barang yang tergolong sangat mewah.

c) Pasal 23 ayat (1) :

Atas penghasilan tersebut di bawah ini dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak badan dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak dalam negeri atau bentuk usaha tetap, dipotong pajak oleh pihak yang wajib membayarkan dan seterusnya.


(68)

d) Pasal 26 ayat (1)

Atas penghasilan tersebut di bawah ini, dengan nama dan dalam bentuk apa pun, yang dibayarkan, disediakan untuk dibayarkan, atau telah jatuh tempo pembayarannya oleh badan pemerintah, subjek pajak dalam negeri, penyelenggara kegiatan, bentuk usaha tetap, atau perwakilan perusahaan luar negeri lainnya kepada Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap di Indonesia dipotong pajak sebesar 20% (dua puluh persen) dari jumlah bruto oleh pihak yang wajib membayarkan dan seterusnya.

3) UU Nomor 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor 42 tahun 2009.

Pasal 1 angka 27 :

“Pemungut Pajak Pertambahan Nilai adalah Bendahara

Pemerintah Badan atau Instansi Pemerintah yang ditunjuk oleh Menteri Keuangan untuk memungut, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang oleh Pengusaha Kena Pajak atas penyerahan Barang Kena Pajak dan atau Penyerahan Jasa Kena Pajak kepada Bendahara Pemerintah Badan atau Instansi Pemerintah tersebut.”


(69)

B. Peraturan Pemerintah

PP Nomor 80 Tahun 2010 tentang Tarif Pemotongan Dan Pengenaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Atas Penghasilan Yang Menjadi Beban Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara Atau Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah. Pasal 4 Ayat (1) :

“Pajak Penghasilan Pasal 21 yang terutang atas

penghasilan selain penghasilan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) berupa honorarium atau imbalan lain dengan nama apapun yang menjadi beban APBN atau APBD, dipotong oleh bendahara pemerintah yang

membayarkan honorarium atau imbalan lain tersebut.”

C. Keputusan Presiden

1) Keputusan Presiden Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Bendahara yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri/Ketua Lembaga sesuai ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 Ayat (3) Keputusan Presiden Nomor 42 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara adalah wajib pungut pajak.


(70)

2) Keputuan Presiden Nomor 180 Tahun 2000 tentang Pencabutan Badan-Badan Tertentu Dan Bendaharawan Untuk Memungut Dan Menyetor Pajak Pertambahan Nilai Dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.

3) Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan barang/Jasa Pemerintah.

D. Keputusan Menteri Keuangan

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 563/KMK.03/2003 tentang Penunjukan Bendaharawan Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan Dan Kas Negara Untuk Memungut, Menyetor, dan Melaporkan Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah Beserta Tata Cara Pemungutan, Penyetoran, dan Pelaporannya.


(71)

3.3.3 Pembahasan Pelaksanaan Pelaporan SPT Masa PPh Pasal 21 Bendaharawan.

Dari data yang diperoleh adalah data pemotongan PPh21 tahun 2012 pada kantor sekretariat DPRD Sulawesi (data terakhir hingga laporan ini dibuat) ;

Tabel 3.1

Penerimaan PPh Pasal 21 Final

Tahun 2012 Honor pegawai Jumlah Penerima

PPh 21 final

Januari Rp.263.135.333 23 Rp.17.880.100

Februari Rp.196.090.000 23 Rp.9.954.500

Maret Rp.263.960.000 40 Rp.15.405.500

April Rp.223.943.333 38 Rp.14.090.500

Mei Rp.263.135.333 23 Rp.17.880.100

Juni Rp.430.306.000 72 Rp.28.065.300

Juli Rp.285.941.000 43 Rp.14.417.050

Agustus Rp.500.337.005 60 Rp.29.706.856

September Rp.269.528.333 43 Rp.13.804.650

Oktober Rp.306.895.000 43 Rp.15.494.750

November Rp.263.089.000 42 Rp.13.369.450

Desember Rp.431.146.672 144 Rp.69.063.368

Total Rp.3.697.507.009 Rp.259.132.124


(72)

Atas PPh Pasal 21 final tersebut telah disetor akan tetapi laporan atas pemotongan/pemungutan setiap bulan yang dibuat berdasarkan Permendagri Nomor: 55 Tahun 2008 sering terjadi keterlambatan melapor pada KPP Pratama Makassar berdasarkan ketentuan Perpajakan. Tentu hal ini tidak sesuai dengan semestinya dimana berdasarkan UU Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan ketiga atas UU Nomor: 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 7 ayat (1) bahwa;

“Wajib Pajak orang pribadi atau badan, baik yang melakukan

pembayaran pajak sendiri maupun yang ditunjuk sebagai Pemotong atau Pemungut PPh atau Pemungut PPN, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), ayat (7), ayat (11), ayat (12), ayat (13), dan ayat (15) wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan Masa paling lama 20 (dua

puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir.” 3.3.3.1 Identifikasi Masalah

Layaknya Bendahara pada umumnya instansi pemerintah di Indonesia, yang menjadi permasalahan adalah kurangnya kesadaran dan pemahaman yang memadai tentang peraturan Perpajakan. Khususnya tentang peran, hak dan kewajiban yang mereka miliki sebagai Bendaharawan Pemerintah. Meskipun penyuluhan dan sosialisasi minimal setahun sekali dilakukan oleh DJP melalui Kantor Pelayanan Pajak tampaknya hal tersebut belum terlihat


(73)

efeknya secara nyata untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman bendaharawan pemerintah dalam hal perpajakan. Pada kantor sekretariat DPRD Provinsi Sul-sel masalah yang terjadi tentunya sangat jelas, bahwa laporan SPT 21 Masa yang semestinya dilapor paling lama 20 (dua puluh) hari setelah Masa Pajak berakhir, dilaporkan oleh bendaharawan melebihi 20 (dua puluh) hari atas pemotongan PPh 21 atas honor pegawai / orang pribadi setiap bulannya. Sebagai contoh SPT masa pada Januari 2012 dilaporkan pada bulan april 2012. Bendaharawan sekretariat DPRD Provinsi Sul-sel sendiri berpendapat bahwa kewajiban bendahara dalam bidang perpajakan hanya sebatas pada pemotongan dan penyetoran pajak yang dipungut saja, tidak sampai pada pelaporan pajak tersebut. Hal tersebut menurutnya berdasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang “Tata Cara Penatausahaan dan Penyusunan laporan Pertanggung Jawaban Bendahara Serta Penyampaiannya” yang hanya mengatur tentang pelaksanaan pomotongan dan penyetoran pajak oleh Bendaharawan kepada Kementrian Dalam negeri. Selain itu, karena format pertanggung jawaban yang diminta dalam Permendagri dan Perpajakan berbeda maka kewajiban pelaporan hanya sebatas pada pekerjaan sampingan yang tidak mengikat bendahara untuk memenuhi kewajiban tersebut secara penuh. Dengan demikian, fungsi SPT sebagai sarana untuk


(1)

67

pajak atas penghasilan yang dibayarkan kepada pegawai/orang pribadi pada kantor sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi Selatan.


(2)

68

BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan

Berdasarkan kajian-kajian dan pembahasan atau data-data yang dilakukan dan dikumpulkan oleh penulis selama kuliah kerja praktek, maka sebagai akhir dari penulisan laporan kuliah kerja praktek ini penulis dapat menyimpulkan bahwa:

Bendahaara Pengeluaran dalam menghitung besarnya PPh Pasal 21 yang terhutang sudah dilakukan dengan benar, namun terjadi keterlambatan pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 final atas honor PNS/orang pribadi yang telah dipotong/dipungut dan disetor oleh Bendahara Pengeluaran.

2. Saran

Penulis mencoba memberikan saran bagi instansi yang bersangkutan berdasarkan data dan pembahasan yang telah ditulis. Saran yang diberikan diharapkan dapat memperbaiki keadaan yang telah ada, sehingga mungkin dapat memberikan pengaruh positif bagi pelaksanaan pelaporan atas pemotongan dan pemungutan pajak yang telah disetor oleh Bendahara Pengeluaran Sekretariat DPRD Provinsi Sul-Sel.;

1. Perlu diadakannya sosialisasi dan pelatihan dikalangan Sekretariat DPRD Provinsi Sul-Sel, mengenai peraturan dan pelaksanaan hak dan kewajiban Bendahara sebagai pemotong dan pemungut pajak penghasilan. Hal tersebut dapat dilakukan melalui bantuan DJP khususnya KPP Pratama kota Makassar terutama konsultasi dengan AR yang bersangkutan atau dengan


(3)

69

mencari referensi di website resmi Direktorat Jenderal Pajak www.pajak.go.id atau situs-situs sejenis.

2. Di lain pihak KPP Pratama Kota Makassar sebagai perwakilan dari DJP harus lebih intensif dalam mengarahkan dan memandu bendaharawan dalam menjalankan tugasnya di bidang perpajakan. Tidak hanya pada saat-saat tertentu seperti menjelang waktu penyampaian SPT Tahunan tetapi juga dalam pelaksanaan sehari-hari pengawasan dan bimbingan kepada bendahara harus tetap dilakukan.


(4)

LEMBAR

PENGESAHAN LAPORAN KULIAH KERJA PRAKTEK

PADAKANTOR SEKRETARIAT DPRD PROVINSI SUL-SEL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah kerja Praktek jenjang Studi Sl Program studi Akuntansi

ARCHAM SUKHARTA 21110205

Telah Diperiksa dan disetujui sebagai Laporan Kerja Praktek Pada tanggal

Bandung. Desember 2013 Menyetujui,

Dosen Pembimbing

_--.,.---\

Elv SuhaYati. SE. M.Si. Ak NIP. 4127.34.03.006


(5)

SURAT KETERANGAI\ PERSETUJUAI\ PI]BLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak perusahaan tempat penelitian, Menyetujui :

"Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Rovaltv Noneksklusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di-online-kan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan".

Bandung, Desember 2013

Penulis,

Archam Sukharta Nim: 21110205

Nlengetahui, Petubirnbing


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Archam Sukharta

Tempat, tanggal lahir : Makassar, 9 Desember 1991 Jenis Kelamin : Laki-Laki

Warga Negara : Indonesia

Agama : Islam

Nama Ayah : Drs Haris M.Si

Nama Ibu : Hamsinar

Alamat Rumah : YPPKG Blok K2 No. 10 Daya RT 01 RW 001 Biringkanaya-Makassar

Telepon : 0411513139 / 085320505020

Pendidikan Formal

Tahun 1997-1998, TK AL-Insyirah Makassar,

Tahun 1998-2004, SD Inpres Paccerakkang Makassar, Tahun 2004-2007, SMP Negeri 12 Makassar,

Tahun 2007-2010, SMA Negeri 6 Makassar,

Tahun 2010-sekarang, Universitas Komputer Indonesia Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi.

Yang Menyatakan

Archam Sukharta NIM. 21110205