Determinasi tanaman Pengumpulan bahan Preparasi ekstrak

19

D. Jalannya Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi dilakukan untuk menentukan kebenaran bahwa tanaman yang digunakan adalah kulit buah naga daging merah Hylocereus polyrhizus Determinasi dilakukan di Laboratorium Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Biologi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

2. Pengumpulan bahan

Kulit buah naga daging merah yang digunakan dalam penelitian ini diambil di daerah Baki, Sukoharjo pada tanggal 20 Agustus 2014. Kulit buah naga daging merah yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari Fresh Juice 78 di daerah Baki, Sukoharjo.

3. Preparasi ekstrak

a. Pengeringan Kulit buah naga daging merah dibersihkan terlebih dahulu, kemudian dikeringkan selama 3-4 hari pada suhu ruang. b. Penyiapan ekstrak etanol 70 kulit buah naga Dibuat ekstrak dari 500 gram kulit buah naga dengan cara maserasi atau perendaman selama 5 hari dengan pelarut etanol 70 dalam wadah tertutup. Selama proses perendaman, wadah disimpan pada suhu kamar dan terlindung dari cahaya matahari. Setelah proses perendaman selesai dilakukan penyaringan hingga didapat maserat. Ampas dari proses penyaringan dilakukan maserasi kembali dengan pelarut yang sama hingga didapat hasil maserat yang jernih. Hasil seluruh maserat etanol 70 dicampur dan diuapkan dengan alat evaporator putar pada suhu 40 ⁰C sampai didapatkan hasil ekstrak etanol kental Alit et al., 2013. c. Pembuatan Larutan Stok Na CMC 1 Bahan-bahan yang tidak larut dalam air nantinya disuspensikan. Na CMC merupakan salah satu suspending agent yang akan digunakan. Larutan Na CMC 1 bv dibuat dengan cara menimbang Na CMC sebanyak 1 gram 20 kemudian ditambahkan sedikit akuadest, kemudian dipanaskan sampai larut dan ditambahkan akuadest hingga 100 ml. d. Pembuatan larutan asam asetat 1 Larutan uji asam asetat 1 dibuat dengan mengencerkan asam asetat 1mL dalam 100 mL aquades pada labu takar. BJ asam asetat 1050 mgmL Azizah et al, 2007 1 = 1mL100mL = 5.10 -3 mL0,5mL = 5.10 -3 mL20gBB Dosis = 5.10 -3 mL20gBB = 0,25mLkgBB x 1050mgmL = 262.5 mgkgBB e. Pembuatan suspensi parasetamol Sebagai kontrol positif digunakan parasetamol. Dosis parasetamol yang digunakan oleh manusia dewasa adalah 500 mg untuk satu kali pakai Tjay dan Rahardja, 2002. Parasetamol dibuat dengan cara mensuspensikan 250 mg serbuk parasetamol dalam 50 ml Na CMC 1. Konversi dosis pada manusia dengan berat 70 kg ke mencit 20 gram adalah 0,0026 Ponggele et al., 2013. Perhitungan dosis konversi untuk berat mencit adalah : 500 mg x 0,0026 = 1,3 mg 20 gBB Dosis parasetamol untuk mencit Dosis untuk mencit dengan berat badan 20 gram 0,02 kg adalah 65 mgkgBB x 0,02 kg = 1,3 mg Karena parasetamol tidak larut dalam air, maka serbuk parasetamol sebanyak 65 mg dicampur dengan larutan stok Na CMC 1 hingga diperoleh 25 ml kemudian diberikan pada mencit kelompok kontrol positif sebanyak 0,5 ml. 21 f. Pembuatan dosis ekstrak kulit buah naga Takaran konversi dosis untuk manusia dengan berat 70 kg ke mencit 20 gram adalah 0,0026 Ponggele et al.,2013. Rata-rata orang Indonesia memiliki berat 50 kg. Digunakan dosis bertingkat untuk ekstak kulit buah naga merah, Kelompok 1 = 0,25 gkgBB Kelompok 2 = 0,5 gkgBB Kelompok 3 = 1 gkgBB d. Pengujian efek analgetik Mencit sebagai hewan uji diberi ekstrak kulit buah naga daging merah secara peroral. Setelah 20 menit perlakuan dilanjutkan dengan diinduksi nyeri dengan asam asetat 1 secara intraperitonial, dan ditempatkan pada kotak perlakuan. Jumlah geliat dihitung pada masing-masing kelompok perlakuan. Satu geliat ditandai dengan kaki mencit ditarik kedepan dan belakang disertai abdomen yang menyentuh lantai. Jumlah geliat dari tiap kelompok dirata-rata dan dibandingkan antara kelompok perlakuan dan kontrol. Jumlah geliat yang lebih sedikit dari kelompok kontrol menandakan adanya aktifitas analgetik pada hewan uji Edijanti et al., 2011. Hewan uji yang digunakan berjumlah 25 ekor mencit jantan galur swiss. Hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 5 ekor mencit. Dosis ekstrak etanol kulit buah naga diberikan pada 3 kelompok dengan 3 tingkatan dosis yang disesuaikan dengan uji orientasi, 1 kelompok diberi kontrol positif, dan 1 kelompok lagi diberi kontrol negatif. Kelompok 1 : ekstrak etanol kulit buah naga dengan dosis 0,25 gkgBB, diberikan secara per oral. Kelompok 2 : ekstrak etanol kulit buah naga dengan dosis 0,5 gkgBB, diberikan secara per oral. 22 Kelompok 3 : ekstrak etanol kulit buah naga dengan dosis 1 gkgBB, diberikan secara per oral. Kelompok 4 : kontrol positif dengan pemberian parasetamol dengan dosis 65mgkgBB, diberikan secara per oral. Kelompok 5 : kontrol negatif dengan pemberian Na CMC 1, diberikan secara per oral. Metode uji analgetik yang digunakan adalah metode induksi kimia. Mencit diberi perlakuan kontrol, setelah 20 menit mencit disuntik asam asetat 1 sebanyak 0,1mL secara intraperitonial, kemudian dihitung jumlah kumulatif geliat mencit selama 60 menit Edijanti et al., 2011.

4. Analisis Data