Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa) Terhadap Penurunan Kolesterol Total Pada Tikus Putih Jantan
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% GANGGANG MERAH
(
Gracilaria verrucosa
) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL
TOTAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN
SKRIPSI
NAMA: EDRIANSYAH.S
NIM:107102003869
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
JANUARI 2013
(2)
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% GANGGANG MERAH
(
Gracilaria verrucosa
) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL
TOTAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana farmasi
NAMA : EDRIANSYAH.S
NIM
:107102003869
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI FARMASI
JAKARTA
JANUARI 2013
(3)
(4)
(5)
(6)
vi
ABSTRAK
Nama
: Edriansyah S.
Program Studi : Farmasi
Judul
: Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah (
Gracilaria
verrucosa
) Terhadap Penurunan Kolesterol Total Pada Tikus Putih
Jantan
Pola dan gaya hidup masyarakat yang serba instan menyebabkan terjadinya
hiperkolesterolemi atau peningkatan kadar kolesterol dalam darah. Hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya fase awal aterosklerosis yang dapat menimbulkan penyakit
jantung. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati aktivitas ekstrak etanol 70% dari
ganggang merah (
Gracilaria verrucosa
) terhadap penurunan kolesterol total pada
tikus putih jantan. Ekstrak etanol 70% diperoleh menggunakan metode digesti.
Kemudian ekstrak etanol 70% dilakukan penapisan fitokimia dan diuji aktivitasnya
pada tikus putih jantan selama 35 hari. Hasil penapisan fitokimia menunjukkan
beberapa senyawa yang terkandung dalam
Gracilaria verrucosa
adalah: flavonoid,
saponin, dan triterpenoid. Dosis uji yang diberikan yaitu: 40mg/200gramBB;
80mg/200gramBB; dan 160mg/200gramBB. Hasil aktivitas ekstrak etanol 70%
menunjukkan penurunan kolesterol pada tikus putih jantan dihari ke 35 yang diukur
menggunakan metode test strip. Persentase penurunan kadar kolesterol pada hari ke –
35, dosis 40 mg/200gramBB (13.53%); 80 mg/200gramBB (26.97%); 160
mg/200gramBB (43.89%). Maka itu menunjukan bahwa ekstrak etanol 70%
ganggang merah (
Gracilaria verrucosa
) mempunyai aktivitas terhadap penurunan
kolesterol total secara signifikan pada dosis 80 mg/200gramBB dan 160
mg/200gramBB pada hari ke -35 (p
≤ 0,05)
Kata kunci : Ganggang merah
(Gracilaria verrucosa),
kolesterol total, metode
digesti, statistik Anova, test strip kolesterol
(7)
ABSTRACT
Name
: Edriansyah S.
Program Study : Pharmacy
Title : Test Activities of 70% Ethanol Extracts of Red Algae (
Gracilaria
verrucosa
) to Decrease Total Cholesterol in White Male Rats
The instant lifestyle habit of people can cause hiperkolesterolemi or increase
the cholesterol rate in blood. It can cause initial phase of atherosclerosis which can
lead to heart disease. This research was conducted to observe the activity of 70%
ethanol extract of red algae (
Gracilaria verrucosa
) to decrease total cholesterol in
white male rats. The extracts obtained by using digestion method and then it doing
for phytochemistry screening and testing that activity to white male rats for day 35.
Phytochemistry screening results showed some compounds contained in
Gracilaria
verrucosa
is: flavonoids, saponins, and triterpenoids. The test doses given was: 40
mg/200g, 80 mg/200g, and 160 mg/200g. The results of activity of 70% ethanol
extract showed decreased cholesterol in white male rats to 35 days measured using
test strip. The percentage decrease in cholesterol levels on days - 35, 40 doses
mg/200gramBB (13:53%); 80 mg/200gramBB (26.97%); mg/200gramBB 160
(43.89%). Then that showed us the 70% ethanol extract of red algae (Gracilaria
verrucosa) have activity against total cholesterol decreased significantly at doses 80
and 160 mg/200gramBB mg/200gramBB on day -35 (p
≤
0.05
)Keywords: Red algae (
Gracilaria verrucosa
), total cholesterol, digestion methods,
statistics Anova, cholesterol test strips
(8)
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta shalawat dan salam selalu tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW karena dengan segala rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan
judul “UJI AKTIFITAS EKSTRAK ETANOL 70% GANGGANG MERAH
(Gracilaria verrucosa) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Pada kesempatan ini perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. (hc) dr. M.K Tadjudin Sp.And, selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Drs Umar Mansur, M. Sc. selaku Ketua Program Study Jurusan Farmasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Ahmad Musir M.Sc, Apt.dan Bapak Drs Umar Mansur, M.Sc. yang selalu membimbing, memberikan, mendampingi dengan sabar dan memberi dukungan hingga selesainya skripsi ini. 4. Ibu Dr. Azrifitria M.Si, Apt selaku pembimbing akademik yang telah memberikan masukan dan kemudahan selama penelitian dan penulisan skripsi ini.
5. Kepada ibunda saya yang menjadi tulang punggung keluarga, alm ayahanda tercinta yang telah disisi allah SWT, dan kepada kakek dan nenek saya yang selalu memberikan nasehat, dukungan kepada saya.
(9)
6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan hingga penulis dapat menyelesaikan studi di jurusan Farmasi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Kepada teman saya angkatan 2007( bhanu, ibel, intan, kaniya, lutfi, dimas, fanny, regi dan muhardi) dan teman saya angkatan 2008(adam, andi, uwi, faritz, dan ali) terima kasih atas nasehat, bantuan dan motivasi nya.
8. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan guna tercapainya kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik bagi kalangan akademis, khususnya bagi mahasiswa farmasi, masyarakat pada umumnya dan bagi dunia ilmu pengetahuan.
Jakarta, 22 januari 2013
(10)
Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
: Edriansyah. S
NIM
: 107102003869
Program Studi
: Farmasi
Fakultas
: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Jenis Karya
: Skripsi
demi perkembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya,
dengan judul :
UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 70% GANGGANG MERAH
(Gracilaria verrucosa) TERHADAP PENURUNAN KOLESTEROL TOTAL
PADA TIKUS PUTIH JANTAN
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu
Digital
Library
Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian peryataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di
: Jakarta
Pada tanggal : 22 Januari 2013
Yang menyatakan,
(11)
HALAMAN JUDUL ... ... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI ... ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... ………. v
ABSTRAK ... ………. vi
ABSTRACT ... ………. vii
KATA PENGANTAR ... ………. viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH . ... x
DAFTAR ISI ... ... xi
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR... ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... ... xv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 3
1.3Hipotesis... 3
1.4Tujuan Penelitian...,... 4
1.5Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1 Tanaman Ganggang Merah... 5
2.1.1 Klasifikasi... 5
2.1.2 Budidaya ... 5
2.1.3 Kandungan Kimia ... 6
2.2 Kolesterol ...… .. 6
2.3 Jenis/Tipe kolesterol... 8
2.3.1 Chylomicrona………... 8
2.3.2 Low Density Lipoprotein(LDL)... 8
2.3.3 High Density Lipoprotein (HDL)... 9
2.3.4 VLDL(Very Low Density Lipoprotein………... 10
2.3.5 Trigliserida ………. 10
2.4 Obat penurun kadar kolesterol... 11
2.4.1 Simvastatin……… 2.5 Makanan yang meningkatkan kadar kolesterol darah... 11
2.5.1 Lemak babi………... 12
2.6 Metode Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total... 12
2.6.1 Metode Test Strip Kolesterol……….. 12
2.7 Tikus Putih (Rattus norveqicus)………...…………. 13
2.7.1 Taksonomi Tikus Putih (Rattus norveqicus)…....………… 13
2.7.2 Jenis – jenis Tikus Putih (Rattus norveqicus)……….. 13
2.7.3 Nilai fisiologi tikus……… 14
2.8 Simplisia ……… 15
2.9 Ekstrak ………..……… 16
2.9.1 Ekstraksi dengan cara dingin………... 16
2.9.2 Ekstraksi dengan cara panas ………. 17
(12)
3.2.1 Hewan Uji………. 19
3.2.2 BahanUji……… 19
3.2.3 Bahan Kimia……….. 19
3.2.4 Alat-Alat……… 20
3.3 Prosedur Kerja……… 20
3.3.1 Penyiapan Simplisia………..……… 20
3.3.2 Ekstraksi Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa)……….. 20
3.3.3 Uji Penapisan Fitokimia……….. 21
3.3.3.1 Identifikasi golongan alkaloid………. 21
3.3.3.2 Identifikasi golongan flavonoid……….. 21
3.3.3.3 Identifikasi golongan saponin………. 21
3.3.3.4 Identifikasi golongan steroid dan triterpenoid… 22 3.3.3.5 Identifikasi golongan tannin………... 22
3.3.3.6 Identifikasi golongan kuinon ……….. 22
3.3.3.7 Identifikasi golongan minyak atsiri ……… 22
3.3.4 Penyiapan Hewan Uji….………. 23
3.3.5 Rancangan Percobaan…..……….. 23
3.3.6 Penentuan dosis……… 24
3.3.6.1 Dosis ekstrak kental ganggang merah untuk pendahuluan……….. 25
3.3.6.2 Dosis Simvastatin sebagai kontrol pembanding… 26 3.3.6.3 Dosis Lemak Babi……….. 26
3.3.7 Percobaan………... 27
3.3.8 Cara Pengambilan Darah……….. 28
3.3.9 Pengukuran Kadar Kolesterol Total darah……….. 28
3.3.10 Uji Statistik Terhadap Kadar Kolesterol Dalam Darah... 29
BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN………. 31
4.1Hasil Temuan …..……… 31
4.1.1 Hasil Temuan Determinasi………. 31
4.1.2 Hasil Temuan Penapisan Fitokimia ………... 31
4.1.3 Hasil Rata-rata dan Persentase Penurunan Uji Pendahuluan Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa) Terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Total Dalam Darah Tikus……….... 32
4.1.4 Hasil Rata-rata Uji Lanjutan Dan Grafil Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa) Terhadap Penurunan Kolesterol Total Dalam Darah Tikus………... 32
4.2 Pembahasan…..……… 33
BAB V Kesimpulan dan Saran……… 37
5.1 Kesimpulan ………... 37
5.2 Saran ………. 37
DAFTARPUSTAKA ……….. 39
(13)
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Komposisi nilai nutrisi alga merah……... 6
Tabel 2. Daftar Angka LDL ... 9
Tabel 3. Daftar Angka HDL ………...………... 9
Tabel 4. Daftar Angka Trigliserida ... 11
Tabel 5. Nilai Fisiologis Tikus …….………... 14
Tabel 6. Pembagian Kelompok Hewan Percobaan………... 23
Tabel 7.
Hasil Penapisan Fitokimia dari ganggang merah (Gracilaria verrucosa)... 31
Tabel 8.
Hasil rata-rata Uji Pendahuluan jumlah kolesterol total selama 14 hari pengamatan………. 32
Tabel 9.
Hasil rata-rata Uji Lanjutan jumlah kolesterol total selama 35 hari pengamatan.. 33
Tabel 10. Hasil persentasi penurunan kadar kolesterol total darah rata-rata
kelompok ekstrak uji dan kontrol pembanding……….... 36
Tabel 11.
Hasil Uji Pendahuluan Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah(Gracilaria Verrucosa)Terhadap penurunan Kadar Kolesterol Total……... 61
Tabel 12.
Hasil pengukuran kadar kolesterol total darah hewan uji selengkapnya Selama percobaan……….... 62
Tabel 13. Bobot tikus uji selama perlakuan………... 63
Tabel 14. One sample kolmoqorow-smirnov test……… 64
Tabel 15. Uji Homogenitas ANOVA……….. 65
Tabel 16. Uji ANOVA Seluruh Data Uji Lanjutan………. 66
(14)
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Struktur kolestorol ... 6
Gambar 2. Struktur simvastatin ... 11
Gambar 3.
Gracilaria verrucosa
... 31
Gambar 4. Grafik rata-rata ... 33
Gambar 5. Ganggang merah(
Gracilaria verryucosa
)... 45
Gambar 6. Tikus putih jantan galur SD ... 45
Gambar 7. Simvastatin ... 45
Gambar 8. Ekstrak
Gracilaria verrucosa
... 45
Gambar 9. Na-CMC... 45
Gambar 10. Timbangananalitik ... 46
Gambar 11. Hotplate ... 46
Gambar 12. Timbangan hewan ... 46
Gambar 13.
Rotary evaporator
... 46
Gambar 14.
Alat destilasi
... 46
Gambar 15.
Neraca analitik ... 46
Gambar 16.
Jarum suntik ... 46
Gambar 17.
syringe
... 46
Gambar 18.
Lab
animal house
... 46
Gambar 19.
Alat test trip kolesterol
(Easy touch
) ... 47
Gambar 20.
Strip kolesterol ... 47
Gambar 21.
Evaporasi ... 48
Gambar 22.
Penyortiran ganggang merah... 48
Gambar 23.
Pemberian sediaan secara oral... 48
Gambar 24.
Pengambilan darah ... 48
Gambar 25.
Saponin ... 49
Gambar 26.
Flavonoid ... 49
(15)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Bahan Yang Digunakan Dalam Penelitian... 45
Lampiran 2.
Alat Yang Digunakan Dalam Penelitian... 46
Lampiran 3. Kegiatan Penelitian... 48
Lampiran 4. Hasil penapisan fitokimia(
Gracilaria verrucosa
)……….. 49
Lampiran 5. Surat Determinasi Hewan Uji ……... 50
Lampiran 6. Surat Determinasi Ganggang Merah Jenis
Gracilaria verrucosa
... 51
Lampiran 7. Skema Kerja Pembuatan ekstrak etanol 70% Ganggang Merah jenis
Gracilaria verrucosa………
52
Lampiran 8
Skema Aklimatisasi Hewan Uji Aktifitas Ektrak Etanol 70% ganggang
merah Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan
…
. 53
Lampiran 9. Skema Kerja Uji Pendahuluan Ektrak Etanol 70% ganggang merah
Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan... 54
Lampiran 10. Skema Kerja Uji lanjutan Ektrak Etanol 70% ganggang merah
Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan... 55
Lampiran 11. Perhitungan dosis pakan dan pembuatan pakan hiperkolesterol….. 56
Lampiran 12. Perhitungan Dosis Uji Pendahuluan
Gracilaria verrucosa
. ...57
Lampiran 13. Perhitungan Dosis Untuk Uji Lanjutan
Gracilaria verrucosa.
... 58
Lampiran 14. Perhitungan Dosis Simvastatin……….. 59
Lampiran 15. Pemeriksaan Parameter Ektrak Ganggang Merah……… 60
Lampiran 16. Hasil Data Uji Pendahuluan Ektrak Etanol 70% ganggang merah
Terhadap Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan………… 61
Lampiran 17. Hasil Data Uji Lanjutan Ektrak Etanol 70% ganggang merah Terhadap
Penurunan Kolesterol Pada Tikus Putih Jantan………. 62
(16)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Di Indonesia penyakit kardiovaskular (jantung koroner dan pembuluh
darah) merupakan salah satu penyebab kematian yang terbesar dan cenderung
meningkat sebagai penyebab kematian. Pada saat ini penyakit jantung koroner
merupakan penyakit merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia
(Ariati dkk, 2011). Menurut WHO (2006) 60 % dari seluruh penyebab
kematian penyakit jantung adalah penyakit jantung koroner.
Telah dilaporkan bahwa ada beberapa faktor resiko terhadap gangguan
kardiovaskular antara lain hiperkolesterolemia, hipertensi, diabetes, kurang
olah raga dan kegemukan (Steinberg dan Witztum, 1990). Dari beberapa
faktor tersebut, hiperkolesterolemia ternyata paling berperan terhadap
gangguan kardiovaskuler, terutama untuk terjadinya aterosklerosis pada
hewan coba yang berhubungan dengan meningkatnya kadar kolesterol (Miller,
1990; Cooke dkk, 1992).
Aterosklerosis adalah salah satu proses penyempitan dan pengerasan
yang terjadi didalam pembuluh darah arteri (sering pula disebut pengapuran
pembuluh darah). Pengerasan dinding – dinding arteri disebabkan adanya
pengendapan kolesterol dan zat - zat lemak lainnya. Apabila kolesterol dalam
darah meningkat maka kolesterol akan mudah melekat pada dinding
pembuluh darah.
Low Density Lipoprotein
(LDL) merupakan kolesterol yang
berperan dalam terjadinya aterosklerosis, dimana LDL didalam darah akan
melekat di dinding pembuluh darah dan membentuk zat – zat yang dapat
melekatkan kolesterol itu menembus ke dinding yang lebih dalam dari
pembuluh darah. Pemumpukan kolesterol yang banyak didalam pembuluh
darah akan mengakibatkan kolesterol dapat membentuk sel busa didalam
pembuluh darah. Sel busa yang terbentuk akan berkaitan dan membentuk
(17)
gumpalan yang semakin lama semakin besar sehingga berbentuk seperti
benjolan yang dapat membuat saluran darah jadi menyempit dan aliran darah
akan tidak lancar. Itulah awal terbentuknya plak kolesterol. Plak kolesterol
yang terbentuk dalam pembuluh darah bersifat rapuh dan mudah pecah. Bila
sampai terjadi pemecahan dapat menimbulkan luka pada dinding pembuluh
darah. Luka tersebut akan mengakibatkan pembekuan darah pada seluruh
darah itu sendiri. Pembekuan darah yang terbentuk akan semakin menyumbat
rongga pembuluh darah. Apabila penyumbatan semakin besar dan menutupi
aliran pembuluh darah secara total maka dapat mengakibatkan kematian
(Mulyanto Devinda, 2012).
Thacker
et al.
(2005) mengatakan bahwa aterosklerosis juga
merupakan akar penyebab terjadinya stroke, salah satu penyakit yang
menyebabkan kematian dan kecacatan di dunia kehidupan.
Faktor risiko aterosklerosis yang tidak dapat diubah antara lain usia
dan riwayat keluarga yang terdapat penyakit-penyakit aterosklerosis.
Sedangkan yang dapat diubah antara lain tingginya kadar LDL
(Low Density
Lipoprotein
), rendahnya kadar HDL
(High Density Lipoprotein)
, hipertensi,
diabetes melitus, obesitas, dan ketidakaktifan fisik (Price
and
Wilson, 2005).
Berbagai cara dilakukan untuk menurunkan kadar LDL
(Low Density
Lipoprotein)
dan meningkatkan kadar HDL
(High Density Lipoprotein)
antara
lain dengan obat, baik obat sintetik maupun dengan pengobatan tradisional.
Salah satu obat yang dapat menurunkan kadar LDL
(Low Density Lipoprotein)
dan meningkatkan kadar HDL
(High Density Lipoprotein)
dalam darah adalah
niasin, akan tetapi niasin memiliki efek samping cukup banyak (John, 2006).
Departemen Kesehatan RI dalam Undang - Undang Republik
Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Pasal 1 Ayat (9)
menyebutkan bahwa obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang
berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian
(galenik) atau campuran dari bahan tersebut yang secara turun-temurun telah
digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional
(18)
Indonesia merupakan warisan budaya dan telah menjadi bagian dari
kehidupan bangsa Indonesia.
Pada penelitian sebelumnya membuktikan bahwa ganggang merah
(Gracilaria verrucosa)
memiliki potensi sebagai pengobatan alternatif
dikarenakan di dalam ganggang merah
(Gracilaria verrucosa)
mengandung
senyawa fenol yang bersifat antioksidan pada pelarut etil asetat (Puteri
Isabella, 2011). Selain sebagai antioksidan ganggang merah jenis
(Gracilaria
verrucosa)
juga memiliki potensi sebagai antiinflamasi (Dita, 2011)
Telah pula dilaporkan bahwa senyawa isoflavonoid yang berasal dari
tanaman kedelai mempunyai efek antioksidan yang kuat (Wei et al, 1995;
Hertog et al, 1993), dapat menghambat proses lipid peroksida (Wei et
al,1995), menurunkan kadar LDL
(Low Density Lipoprotein)
(Howes et,2000),
menurunkan kadar kolesterol (wangen et al, 2001)
Sepengetahuan penulis penelitian berupa uji coba terhadap hewan
percobaan untuk mendapatkan bukti dasar (evidance based) bagi diterapkan
dalam upaya penurunan penyakit hiperkolesterol manusia suatu waktu secara
benar melalui ganggang merah
(Gracilaria verrucosa)
, belum banyak
dilakukan.
Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya uji aktivitas ekstrak
etanol 70% ganggang merah (
Gracilaria verrucosa
) terhadap penurunan
kolesterol total pada tikus putih jantan. Ganggang merah diperoleh dari serang
banten. Selanjutnya dilakukan proses ektraksi menggunakan metode digesti.
Ektrak etanol 70% yang didapat kemudian dilakukan uji aktivitasnya terhadap
tikus putih jantan yang sudah diinduksi pakan hiperkolesterol. Kadar
kolesterol darah tikus putih jantan di ukur menggunakan metode test strip.
1.2
PERUMUSAN MASALAH
Apakah ekstrak etanol 70% ganggang merah (
Gracilaria verrucosa
)
memiliki aktivitas terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus putih
jantan ?
(19)
1.3
HIPOTESIS
Ekstrak etanol 70% ganggang merah
(Gracilaria verrucosa)
mengandung senyawa flavonoid yang memiliki aktivitas terhadap penurunan
kadar kolesterol total pada tikus putih jantan.
1.4
TUJUAN PENELITIAN
Menguji aktivitas ekstrak etanol 70% gangang merah (
Gracilaria
verrucosa
) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang
sebelumnya telah diinduksi oleh pakan hiperkolesterol.
1.5
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat atau signifikasni penelitian ini adalah memberikan informasi
ilmiah terhadap tumbuhan Indonesia yang memiliki potensi tinggi dan di
harapkan dapat digunakan sebagai bahan baku obat dalam upaya
meningkatkan kualitas derajat kesehatan masyarakat Indonesia bahkan dunia
umumnya.
Demikian pertanggungjawaban proses upaya penulisan skripsi mulai dari
penemuan masalah, judul, latarbelakang permasalahan, tujuan dan signifikansi,
hiptesis yang penulis jadikan landasan penyusunan pada Bab-Bab selanjutnya.
(20)
2.1 Tanaman Ganggang Merah (Gracilaria Verrucosa)
Ganggang merah merupakan tanaman tingkat rendah yang tidak memiliki perbedaan susunan kerangka seperti akar, batang, dan daun. Meskipun wujudnya tampak seperti ada perbedaan, tetapi sesungguhnya merupakan bentuk thalus belaka (Winarno, 1996).
2.1.1 Klasifikasi
Gracillaria verrucosa mempunyai taksonomi sebagai berikut. Berdasarkan determinasi yang telah dilakukan dipusat Penelitian Oseanografi LIPI:
Filum/Divisio : Rhodophyta Kelas/Class : Rhodophyceae Bangsa/Order : Gigartinales Suku/Family : Gracilariaceae Marga/Genus : Glacilaria
Jenis/Species : Gracilaria verrucosa (HUDSON) PAPENFUS
2.1.2 Budidaya
Nama lokal dari Gracillaria verrucosa adalah bulung rambu (Bali) dan sango – sango ( Sulawesi ). Gracillaria verrucosa tumbuh melekat pada substrat karang di terumbu karang berarus sedang (epizoic) dan dapat dibudidayakan di tambak. Ganggang merah ini membutuhkan salinitas 15 per mil dan juga dapat terlindungi dari hempasan gelombang air laut karena Gracillaria verrucosa mempunyai thalli yang mudah patah dan mudah lepas atau dipatahkan gelombang (Anggadiredja, dkk, 2006).
Proses metabolismenya memerlukan kesesuaian faktor-faktor fisika dan kimia perairan seperti gerakan air, suhu, kadar garam, nutrisi atau zat hara seperti nitrat dan fosfat, dan pencahayaan sinar matahari. Pada masa pertumbuhannya, zat hara diserap dari media air melalui
(21)
thallus, sedangkan proses fotosintesis berlangsung dengan bantuan sinar matahari yang menembus ke perairan di tempat pertumbuhannya (Hidayat, 2006).
2.1.3 Kandungan Kimia
Ganggang merah yang mengandung polisakarida yang tidak dapat dicerna manusia, merupakan sumber serat pangan yang baik. Ganggang merah memiliki kandungan serat pangan total yang sangat tinggi berkisar antara 25-75 % dan sebagian besar seratnya terdiri dari serat pangan larut yaitu sekitar 51-85 %. Jenis seratnya antara lain selulosa, xylan, manan, karagenan, agar, alginat, laminaran, fucan dan furcelaran, dengan distribusi dan komposisi yang berbeda untuk masing-masing jenis rumput laut (Lahaye 1991).
Tabel 1. Komposisi nilai nutrisi alga merah (Gracillaria verrucosa)
Komponen Jumlah
Kadar air (%) 12,90
Karbohidrat (%) 4,94
Protein (%) 7,30
Lemak (%) 0,09
Serat kasar (%) 2,50
Abu (%) 12,54
Mineral : Ca (ppm) 29,925
Fe (ppm) 0,701
Cu (ppm) 3,581
Pb (ppm) 0,190
Vitamin B1 (Thiamin) (mg/100 g) 0,019 Vitamin B2 (Riboflavin) (mg/100 g) 4,00
Vitamin C (mg/100 g) 12,00
Karaginan (%) 47,34
Sumber : Istini, 1998
2.2 KOLESTEROL(Mulyanto, 2012)
CH CH3
CH3
HO
H3C H2 C C H2 H2 C HC CH3 CH3
(22)
Kolesterol berasal dari bahasa yunani, “choe” berarti empedu dan “stereo” berarti solid atau padat. Pada abad 18, kolesterol memang ditemukan pada batu empedu. Kolesterol merupakan butiran yang sangat kecil, dan kolesterol itu tersimpan didalam sel – sel tubuh. Kolesterol merupakan senyawa lemak berbentuk seperti lilin yang berwarna kekuningan. Kolesterol adalah salah satu komponen lemak selain trigliserida, fosfolipid, dan asam lemak bebas.
Kolesterol adalah lemak (lipid) yang diproduksi oleh hati dan berperan penting dalam menjaga fungsi tubuh bisa berjalan normal. Seringkali kolesterol dianggap sebagai sumber masalah kesehatan degeneratif dewasa. Namun demikian, bukan berarti kolesterol tidak memiliki fungsi dalam tubuh manusia. Berikut ini adalah beberapa peranan penting kolesterol bagi tubuh kita:
2.2.1 Kolesterol berperan dalam proses pembentukan sel – sel dalam tubuh, lemak berperan sebagai pembentuk dinding – dinding sel,
2.2.2 Berperan penting dalam menentukan molekul mana saja yang dapat masuk kedalam sel dan mana yang tidak bisa (permeabilitas membran sel),
2.2.3 Ikut berperan dalam produksi hormon seks (androgen dan estrogen),
2.2.4 Sangat berperan dalam memproduksi hormon yang dilepaskan oleh kelenjar adrenal ( kortisol, carticosterone, aldosterom, dan lain – lain),
2.2.5 Dibutuhkan untuk bahan dasar pembentukan hormon – hormon streroid,
2.2.6 Berperan dalam produksi empedu,
2.2.7 Mengkonversi sinar matahari menjadi vitamin D,
Kolesterol mempunyai sifat kurang larut dalam air sehingga sangat sukar didistribusikan keseluruh tubuh yang memerlukannya. Untuk mengatasinya maka metabolisme tubuh pun bekerja, dimana kolesterol membentuk senyawa dengan protein yang disebut “lipoprotein”. Berkat
(23)
adanya lipoprotein, kolesterol bisa melalui pembuluh darah menuju ke sel – sel yang membutuhkan.
2.3 JENIS/TIPE KOLESTEROL
Kolesterol secara umum jika diperiksa di laboratorium, maka hasil yang keluar adalah kolesterol total, LDL (Low Density Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), dan trigliserida. Dimana kolesterol total adalah gabungan dari LDL, HDL, dan trigliserida (Mulyanto, 2012). Kolesterol terdiri dari chylomicrons, LDL, VLDL, dan HDL(Shabela, 2012).
2.3.1 Chylomicron
Chylomicron berasal dari lemak yang kita makan karena lemak tidak bisa diserap dengan baik dalam bentuk alaminya, maka lemak tersebut akan diubah menjadi subtansi yang bisa diserap oleh zat besi. Saat lemak melewati lambung kedalam usus halus, enzim dari pancreatic juices dan cairan dari hati dan kandung kemih menciptakan chylomicrons (yang sebagian besar tersusun dari trigliserida), dengan menyusun kembali molekul lemak ini dan meningkatkan pencernaan. Selanjutnya enzim lipase akan memecah chylomicron menjadi asam lemak yang digunakan sebagai energi atau disimpan dalam sel lemak (Shabela, 2012).
2.3.2 LDL (Low Density Lipoprotein)
LDL sering disebut sebagai kolesterol jahat. LDL membawa kolesterol dari hati ke sel – sel tubuh yang memerlukan seperti sel otot jantung, otak, dan fungsi tubuh lainnya, serta tak lupa menyimpan kolesterol sepanjang dinding pembuluh darah arteri. Jika terlalu banyak yang dibawa, maka bisa terjadi penumpukan LDL berbahaya. Dimana kolesterol membentuk plak yang menyebabkan pembuluh darah arteri menjadi keras dan sempit. Kolesterol jenis ini dapat membuat timbunan pada saluran darah yang membahayakan tubuh. Semakin tinggi kadar LDL
(24)
semakin tinggi pula resiko terkena penyakit jantung (Mulyanto, 2012).
Tabel 2. Daftar angka LDL pada manusia
Tahap Angka LDL
Optimal <100 (2,6mmol/L)
Mendekati Optimal 100 – 129 mg/dl(2,6 – 3,34mmol/L)
Batas Normal Tertinggi 130 – 159 mg/dl(3,34 – 4,13 mmol/L)
Tinggi 160 – 189 mg/dl(4,13 – 4,9 mmol/L)
Lebih Tinggi >190 mg/dl(4,91mmol/L) Sumber: graham.k.c.,2012
2.3.3 HDL (High Density Lipoprotein)
HDL sering disebut juga sebagai kolesterol baik. HDL melakukan hal yang sebaliknya dari yang dilakukan LDL. HDL membawa kolesterol dari sel – sel tubuh, menuju kembali ke hati. Dalam hati, kolesterol bisa dipecah lantas dikeluarkan dari tubuh sebagai sampah. Dalam sebuah studi disebutkan bahwa kenaikan HDL 1% berarti menurunkan resiko penyakit jaunting koroner arteri sebesar 2%. Dalam studi yang sama, partisipan dengan kadar kolesterol HDL tertinggi mengalami penurunan resiko penyakit jantung koroner setengahnya dibandingkan partisipan dengan kadar kolesterol HDL rendah. Maka semakin tinggi angka dari HDL dalam darah maka akan semakin baik. Sebaliknya semakin rendah angka HDL maka patut waspada akan resiko penyakit jantung. (Mulyanto, 2012)
Tabel 3. Daftar angka HDL untuk manusia
Tahap Angka HDL
Rendah (kurang bagus untuk kesehatan) <40 mg/dl(1,04 mmol/L)
Tinggi (baik untuk kesehatan) >60 mg/dl(1,56 mmol/L) Sumber: graham.k.c.,2012
(25)
2.3.4 VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
Sebagaimana chylomicron, kolesterol ini sebagian besar juga tersusun dari trigliserida. VLDL bisa dibentuk dengan memecah chylomicron atau diproduksi oleh hati. Selanjuntnya partikel ini bisa diangkut keseluruh tubuh untuk digunakan sebagai energi atau disimpan dipaha, pinggang, pantat, dan tempat penyimpanan lain. Kadar VLDL tinggi sering dikaitkan dengan penyakit jantung koroner, namun dibandingkan dengan kolesterol LDL kerusakan yang ditimbulkan tidak begitu parah. Kadar HDL atau kolesterol baik akan menurun ketika kadar VLDL meningkat. Hal ini diakibatkan kadar trigliserida dalam kolesterol VLDL juga meningkat (Shabela, 2012).
2.3.5 Trigliserida
Trigliserida merupakan sejenis lemak. Sebagian besar lemak tubuh kita berbentuk trigliserida, bisa dibilang trigliserida adalah lemak paling eksis dalam tubuh kita maupun makanan. Jenis lemak ini ditemukan dalam plasma (lemak darah). Trigliserida dalam plasma berasal dari lemak pada makanan kita, maupun dari tubuh (dibuat dalam tubuh dari sumber energi lain, seperti karbohidrat). Kalori yang kita komsumsi, tetapi tidak digunakan segera, oleh jaringan tubuh kemudian diubah menjadi trigliserida dan disimpan ke sel lemak. Ketika tubuh anda membutuhkan energi tidak ada makanan sebagai sumber energi, trigliserida akan dilepas dari sel – sel lemak dan digunakan sebagai energi (proses ini dikendalikan oleh hormon). Trigliserida yang tinggi biasanya diikutin oleh kolesterol total dan LDL yang tinggi serta HDL yang rendah.
Kadar dari trigliserida dalam darah menunjukkan resiko seseorang terkena penyakit jantung. Semakin tinggi angkanya maka semakin tinggi juga seseorang terkena penyakit jantung (Mulyanto, 2012).
(26)
Tabel 4. Daftar angka trigliserida
Tahap Angka Trigliserida
Normal <150 mg/dl(1,69 mmol/L)
Batas Normal Tinggi 150 – 199 mg/dl (1,69 – 2,25 mmol/L)
Tinggi 200 – 499 mg/dl(2,26 – 2,65 mmol/L)
Sangat Tinggi >500 mg/dl (5,64 mmol/L) Sumber:graham.k.c.,2012
2.4 OBAT PENURUN KADAR KOLESTEROL 2.4.1 SIMVASTATIN
H
CH3
O H3C CH3
H3C
O
O HO
H O
H3C
H
Gambar 2. Struktur simvastatin
Simvastatin menurunkan lipid dengan cara menghambat 3-hydroxy-3-methylglutaryl koenzim A (HMG-CoA) reduktase. HMG-CoA reduktase melepaskan precursor kolesterol asam mevalonik dari koenzim A. Kompetitif inhibisi oleh simvastatin menimbulkan respon kompensasi selular seperti peningkatan enzim HMG-CoA reduktase dan reseptor Low Density Lipoprotein (LDL). Dikarenakan peningkatan HMG-CoA reduktase, sintesis kolesterol seluler hanya menurun sedikit, tetapi klirens kolesterol melalui mekanisme reseptor LDL meningkat secara signifikan (Page C et al, 2006).
Setiap obat pasti mempunyai efek samping. Efek samping dari simvastatin adalah peningkatan serum aminotransferase pada
(27)
beberapa pasien dan peningkatan minor plasma keratin kinase (Katzung BG, 2007). Penurunan memori jangka pendek telah dilaporkan berkaitan dengan penggunaan simvastatin, baik yang berderajat ringan sampai berat (Wagstaff LR, 2003).
2.5 MAKANAN YANG MENINGKATKAN KADAR KOLESTEROL DARAH
2.5.1 LEMAK BABI
Lemak babi (Lard) biasanya digunakan untuk banyak makanan, bahan kosmetik, emulsifier dan minyak babi biasa digunakan sebagai penyedap makanan (Nunung, 2010). Setiap 100 gram minyak babi mengandung asam lemak jenuh, yaitu asam palmitat (16:0) 26 gram, asam stearat (18:0) 14 gram, asam oleat (18:1) 44 gram dan asam linoleat (18:3) 10 gram (Zamora, 2005) dan lemak babi mempunyai kandungan asam lemak jenuh terbanyak sehingga disarankan untuk dihindari dalam setiap keadaan (Sulistyowati, 2010). Menurut (Hu FB et al, 1999) penelitian metabolic menunjukan bahwa makanan yang tinggi kadar lemak jenuh dan rendah lemak tak jenuh jamak dapat meningkatkan konsentrasi kolesterol darah.
Minyak babi pada usus tikus putih (Rattus norvegicus) akan diresintesis menjadi trigliserida dan didistribusikan dalam bentuk kilomikron (Gibney et al., 2002). Menurut UPT balai informasi teknologi LIPI(2009) ada batas maksimal dalam pengkomsumsian makanan yang mengandung lemak kolesterol perharinya bagi tubuh . idealnya konsumsi makanan yang mengandung lemak dibawah 30 % atau kurang dari 300 mg/ hari.
2.6 Metode Pemeriksaan Kadar Kolesterol Total 2.6.1 Metode Tes Strip Kolesterol
Pengukuran jumlah kadar kolesterol total dalam darah tikus putih dilakukan dengan alat tes strip kolesterol. Alat ini merupakan
(28)
alat yang digunakan untuk memonitor tingkat kolesterol di dalam darah. Alat tes strip Easytouch GCU dirancang untuk pengukuran kuantitatif dari tingkat kolesterol total dalam darah. Teknologi yang digunakan adalah electrode-based biosensor. Pengukuran ini berdasarkan penentuan perubahan arus yang disebabkan oleh reaksi kolesterol dengan reagen pada elektroda dari stip tersebut. Ketika sampel darah menyentuh area target sampel dari strip, darah secara otomatis ditarik ke dalam zona reaksi dari strip. Hasil tes akan ditampilkan pada layar setelah 150 detik (Bioptik technologi Inc)
2.7 TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus)
2.7.1 Taksonomi Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Kingdom : Animalia Phylum : Chordata Class : Mammalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae Subfamily : Murinae Genus : Rattus
Spesies : Rattus norvegicus (Sugiyanto, 1995).
2.7.2 Jenis – Jenis Tikus Putih (Rattus norvegicus)
Ada berbagai jenis galur tikus putih antara lain : Long-Evans, Sprague-Dawley, dan Wistar. Tikus putih (Rattus novergicus L) galur Wistar mempunyai ciri-ciri : warna tubuh putih, mata berwarna merah (albino), ukuran kepala dan ekor lebih pendek dari badannya; galur Sprague-Dawley mempunyai ciri-ciri : warna tubuh putih, mata berwarna merah (albino), ukuran kepala yang kecil, dan ekor lebih panjang dari badannya; sedangkan galur Long-Evans ditandai dengan warna hitam dibagian kepala, dan tubuh bagian depan (Malole & Pramono, 1989).
(29)
2.7.3 Nilai Fisiologi Tikus
Tabel 5. Nilai fisiologi tikus
Kriteria Nilai Normal
Berat badan dewasa –jantan 450 – 520 gram -Betina 250 – 300 gram
Berat lahir 5 – 6 gram
Luas permukanan tubuh 50 gram: 130 cm2 130 gram : 250 cm2
Temperatur tubuh 35,9 – 37,5oC
Jumlah diploid 42
Harapan hidup 2,5 – 3,5 tahun
Konsumsi makanan 10 g/100 g/hari
Konsumsi air 10 – 12 ml/100g/hari
Saat dikawinkan – jantan 65 – 110 hari -Betina 65 – 110 hari
Lama siklus birahi 4 – 5 hari
Lama kehamilan 21 – 23 hari
Oestrus postpartum Fertile
Jumlah anak / kelahiran 6 – 12
Umur sapih 21 hari
Waktu pemeliharaan komersial 7 – 10 Liter/4 – 5/ bulan
Komposisi air susu Lemak 13% Protein 9,7% Laktosa 3,2%
Jumlah pernapasan 70 – 115 /menit
Volume tidal 0,6 – 2 ml
Penggunaan oksigen 0,68 – 1,1 ml/g/ hari
Detak jantung 250 – 450 / menit
Volume darah 54 – 70 ml/kg
Tekanan darah 84 – 134 /60 mmHG
Butir darah merah 7 – 10 x 106 /mm
(30)
Hemoglobin 11 – 18 mg/dl
Leukosit 6 – 17 x 103 /mm
Neutrophil 9 – 34%
Limhosit 65 – 85%
Eosinophil 0 – 6%
Manosit 0 – 5%
Basofil 0 – 1,5%
Platelet 500 – 1300 x 103/mm
Protein serum 5,6 – 7,6 g/dl
Albumin 3,8 – 4,8 mg/dl
Globulin 1,8 – 3,0 mg/dl
Glucose serum 50 – 135 mg/dl
Nitrogen urea darah 15 – 21 mg/dl
Creatinin 0,2 – 0,8 mg/dl
Total bilirubin 0,20 – 0,55 mg/dl
Lemak serum 70 – 415 mg/dl
Phospolipid 36 – 130 mg/dl
Trigliserida 26 – 145 mg/dl
Cholesterol 40 – 130 mg/dl
Serum kalsium 5,3 – 13 mg/dl
Serum phosphat 5,3 – 8,3 mg/dl (M.B.M Malole dan C Sri Utami Pramono, 1989)
2.8 SIMPLISIA
Simplisia merupakan bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan.
Berikut adalah perbedaan jenis simplisia berdasarkan sumbernya yaitu: 2.8.1.1Simplisia nabati
2.8.1.2Simplisia hewani
(31)
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan merupakan isi sel yang secara spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau senyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni (Depkes RI, 2000).
2.9 EKSTRAK
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia hewani menggunakan pelarut yang sessuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan (Depkes RI, 2000).
2.9.1 Ekstraksi Dengan Cara Dingin (Depkes RI, 2000).
2.9.1.1 Maserasi
Maserasi adalah suatu metode ekstrak menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama dan seterusnya.
2.9.1. 2 Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.
(32)
2.9.2 Ekstraksi Dengan Cara panas(Depkes RI, 2000).
2.9.2.1 Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
2.9.2.2 Soxhlet
Soxhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
2.9.2.3. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan (kamar), yaitu secara umum dilakukan pada temperature 40 – 50oC.
2.9.2.4 Infus
Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air (bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96o-98oC selama waktu tertentu (15 – 20 menit).
2.9.2.5 Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ≥ 30oC dan temperatur sampai titik didih air .
(33)
2.10 Potensi Penelitian
Dari penelitian sebelumnya dijelaskan bahwa rumput laut (Gelidium sp, Hypnea sp, Eucheuma sp dan Sargasum sp) memiliki senyawa glukoronoxylorhaman sulfat, alginat, funoran, karagenan, dan forphyran dapat menurunkan kolesterol. Oleh karena itu, penelitian ini mampu memberikan informasi ilmiah dari ganggang merah (Gracilaria verrucosa) terhadap penurunan kolesterol pada tikus putih jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol, sehingga dapat dikembangkan sebagai bahan baku obat herbal asli Indonesia untuk manusia.
Demikian rujukan sebagai dasar acuan data, konsep, teori yang digunakan dalam penelitian skripsi ini, agar terarah ketika menganalisa temuan lapangan khususnya di laboratorium Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
(34)
3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di laboratorium Drug Research Development (PDR) dan di laboratorium animal house Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitinan ini dilakukan pada bulan Mei 2011 sampai dengan bulan Januari 2012.
3.2 Hewan, Bahan Uji Dan Alat 3.2.1 Hewan Uji
Hewan uji yang digunakan yaitu tikus putih jantan galur (Spargue Dawley) berumur 3-4 bulan dengan berat badan 200-250 gram yang diperoleh dari Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Pakan berupa butiran (pellet) diberikan sebanyak ± 20 gram/ekor/hari dan diberikan minum secukupnya.
3.2.2 Bahan Uji
Bahan uji yang digunakan adalah ganggang merah (Gracillaria verrucosa) yang dibudidayakankan di tambak daerah desa tengkurak pantai Serang Banten pada bulan juli 2011 dan simvastatin sebagai obat pembanding yang diperoleh dari Apotek Generik.
3.2.3 Bahan Kimia
Bahan-bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah etanol 70%, Na-CMC, NaCl, ammoniak, kloroform, HCl, asam sulfat, Na - hidroksida, pereaksi Dragendroff, pereaksi Mayer, n-Butanol, H2SO4,
(35)
3.2.4 Alat – Alat
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: timbangan hewan, kandang tikus beserta tempat makanan dan minum, sonde oral, jarum suntik, hotplate, blender, magnetic stirrer, destiller, oven, timbangan analitik, holder, vacuum rotary evaporator, termometer celcius, kertas saring, kapas, kamera, alat tes strip kolesterol (EasyTouch), timbangan hewan, timbangan analitik, dan alat-alat gelas.
3.3 PROSEDUR KERJA 3.3.1 Penyiapan Simplisia
Penyiapan simplisia berupa ganggang merah (Gracillaria verrucosa) dengan jumlah simplisia 450gram, melalui tahapan-tahapan yang baik dan memenuhi syarat yang terdiri dari: sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, penggilingan dan pengayakan sehingga didapatkan serbuk simplisia.
3.3.2 Ekstraksi Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa)
Ekstraksi ganggang merah (Gracillaria verrucosa) dilakukan menggunakan metoda digesti. Simplisia ditimbang 450 gram, kemudian dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer 1000 mL, ditambahkan pelarut etanol 70 % hingga simplisia terendam. Setelah itu dipanaskan dengan menggunakan Water bath pada suhu 40°-50°C dan batas tinggi pelarut setinggi 3 cm di atas simplisia. Kemudian labu Erlenmeyer 1000 mL ditutup menggunakan corong yang telah ditutup oleh kapas basah. Digesti dilakukan selama satu hari sambil sesekali diaduk. Selanjutnya hasil digesti disaring menggunakan kapas sehingga didapatkan filtrat. Filtrat yang telah disaring dilakukan penyaringan ulang menggunakan kertas saring. Setelah itu filtrat di rotary evaporator hingga didapatkan ekstrak kental. Digesti dilakukan secara berulang hingga warna pada rendaman etanol tersebut terlihat jernih. Setelah didapat ekstrak kental maka, dilakukan penghitungan Rendemen ekstrak (hasil perolehan kembali) dengan rumus:
(36)
Bobot ekstrak yang didapat
% Rendemen = --- x 100% Bobot serbuk simplisia yang diekstraksi
3.3.3 Uji Penapisan Fitokimia (Farnsworth, 1969)
3.3.3.1 Identifikasi golongan alkaloid
Sebanyak + 5 gram serbuk dilembabkan dengan 5 mL ammoniak 25 % digerus dalam mortir, kemudian ditambahkan 20 mL kloroform dan digerus kembali dengan kuat, campuran tersebut disaring dengan kertas saring, filtrat berupa larutan organik diambil (sebagai larutan A), sebagai larutan A (10 mL) diekstraksi dengan 10 mL larutan HCl 1:10 dengan pengocokan dalam tabung reaksi, diambil larutan bagian atasnya (larutan B). Larutan A diteteskan beberapa tetes pada kertas saring dan disemprot atau ditetesi dengan pereaksi Dragendroff, terbentuk warna merah atau jingga pada kertas saring menunjukkan adanya senyawa alkaloid. Larutan B dibagi dalam 2 tabung reaksi, ditambahkan masing-masing pereaksi Dragendroff dan pereaksi Mayer, terbentuk endapan merah bata dengan pereaksi Dragendroff dan endapan putih dengan pereaksi Mayer menunjukkan adanya senyawa alkaloid.
3.3.3.2 Identifikasi golongan flavonoid
Sebanyak + 10 gram serbuk ditambah 100 mL air panas,
didihkan selama 5 menit, saring. Ambil 5 mL filtratnya (dalam tabung reaksi), ditambahkan serbuk Mg secukupnya dan 1 mL asam klorida pekat dan 2 mL amil alkohol, kocok kuat dan biarkan memisah. Terbentuknya warna merah, kuning, atau jingga pada lapisan amil alkohol menunjukkan adanya flavonoid.
3.3.3.3. Identifikasi golongan saponin
Serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi, ditambah 10 mL air panas. Setelah dingin kocok kuat secara vertikal selama 10 detik, akan terbentuk busa yang stabil dan menunjukkan adanya
(37)
saponin. Pada busa tersebut bila ditambahkan 1 tetes HCl 1%, busa akan tetap stabil.
3.3.3.4Identifikasi golongan steroid dan triterpenoid
Sebanyak + 5 gram serbuk dimaserasi dalam 20 mL eter selama 2 jam kemudian disaring. Diuapkan dalam cawan penguap sampai kering. Ditambahkan 2 tetes asam asetat anhidrat dan 1 tetes asam sulfat pekat ke dalam residu. Terbentuknya warna hijau atau merah menunjukkan adanya steroid/triterpenoid.
3.3.3.5Identifikasi golongan tannin
Sebanyak + 10 gram serbuk ditambah 10 mL air, dididihkan selama 15 menit, setelah dingin kemudian di saring dengan kertas saring. Filtrat ditambah 1-2 tetes FeCl3 1 %,
terbentuknya warna biru, hijau atau hitam menunjukkan adanya seyawa golongan tannin.
3.3.3.6Identifikasi golongan kuinon
Sebanyak + 1 gram serbuk dipanaskan dalam air selama 5 menit, disaring. Sebanyak 5 mL filtrat ditambah 5 mL NaOH 1 N, terbentuk warna merah menunjukkan adanya kuinon.
3.3.3.7 Identifikasi golongan minyak atsiri
Sebanyak + 2 gram serbuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi (volume 20 mL), tambahkan 10 mL pelarut petroleum eter. Pada mulut tabung dipasang corong yang diberi lapisan kapas yang telah dibasahi dengan air, kemudian disaring dengan kertas saring. Filtrat yang diperoleh diuapkan pada cawan penguap, selanjutnya residu dilarutkan dengan pelarut etanol 95 % sebanyak 5 mL lalu saring dengan kertas saring. Filtratnya diuapkan dengan cawan penguap, residu yang berbau aromatik menunjukkan adanya senyawa golongan minyak atsiri.
(38)
3.3.4 Persiapan Hewan Uji
Hewan coba yang digunakan adalah tikus putih jantan bergalur Sprague-Dawley yang berumur 3-4 bulan dengan berat badan 200-250 gram diaklimatisasi selama ± 1 bulan agar dapat menyesuaikan dengan lingkungannya, mengontrol kesehatan dan berat badannya. Selama proses adaptasi dilakukan pengamatan kondisi umum dan penimbangan berat badan. Hewan uji yang digunakan sebanyak 33 ekor. Pada penelitian ini dilakukan uji pendahuluan (pre-test) dan uji lanjutan (on going/advanced –test). Uji pendahuluan menggunakan tikus sebanyak 8 ekor dibagi menjadi 4 kelompok, masing – masing terdiri dari 2 ekor. Untuk uji lanjutan dipilih sebanyak 25 ekor tikus putih jantan secara acak untuk dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 ekor.
3.3.5 Rancangan Percobaan
Jumlah hewan uji yang digunakan pada tiap kelompok dihitung dengan rumus Federer, dimana (t) merupakan jumlah ulangan untuk tiap perlakuan dan (n) adalah jumlah perlakuan.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : (n-1) (t-1) > 15 (Murti, 2006).
Sehingga dalam percobaan ini jumlah sampel minimal yang dibutuhkan per kelompok adalah sebagai berikut :
(n-1) (5-1) ≥ 15 ; t = 5 (n-1) (4) ≥ 15
4n – 4 ≥ 15 4n ≥ 19 (n ≥ 4.75) = (n ≥ 5)
Jumlah hewan uji yang digunakan yaitu 5 ekor tikus putih per kelompok.
Tabel 6. Pembagian kelompok hewan uji
Kelompok Dosis
Jumlah Tikus Sampel
Perlakuan
I .
(39)
II Pemban
ding
5
Diberikan pakan hiperkolesterol (dosis lemak babi: 6mg /200 g BB) selama 14 hari; kemudian diberikan simvastatin selama 28 hari;
Pengukuran kolesterol total (whole
measurement) dilakukan pada hari ke- 21, 28, dan 35.
III
Rendah 5
Diberikan pakan hiperkolesterol (dosis lemak babi: 6 mg /200 g BB) selama 14 hari; kemudian diberikan dosis rendah ekstrak ganggang merah “Gracilaria verrucosa (HUDSON) PAPENFUS” berpotensi
menurunkan kolesterol secara oral selama 28 hari;
Pengukuran kolesterol total (whole measurement) dilakukan pada hari ke- 21, 28, dan 35.
IV
Sedang 5
Diberikan pakan hiperkolesterol (dosis lemak babi: 6 mg /200 g BB)selama 14 hari; kemudian diberikan dosis sedang ekstrak ganggang merah “Gracilaria verrucosa (HUDSON) PAPENFUS” berpotensi
menurunkan kolesterol secara oral selama 28 hari;
Pengukuran kolesterol total (whole measurement) dilakukan pada hari ke-21, 28, dan 35.
V
Tinggi 5
Diberikan pakan hiperkolesterol (dosis lemak babi: 6 mg/200 g BB) selama 14 hari; kemudian diberikan dosis tinggi ekstrak ganggang merah “Gracilaria verrucosa (HUDSON) PAPENFUS” berpotensi
(40)
menurunkan kolesterol secara oral selama 28 hari
Pengukuran kolesterol total (whole
measurement) dilakukan pada hari ke- 21, 28, dan 35.
3.3.6 Penentuan Dosis
3.3.6.1 Dosis ekstrak kental ganggang merah untuk pendahuluan
Sebelum dilakukan uji lanjutan (advanced–test), dilakukan uji pendahuluan (pre-test) terlebih dahulu, hal ini dikarena belum adanya uji coba mengenai ganggang merah terhadap penurunan kadar kolesterol total dalam darah. Dosis pendahuluan yang digunakan adalah 10 mg/kgBB, 100 mg/kgBB, 1000 mg/kgBB, dan 2000 mg/kgBB. Setelah itu didapatkan rentang dosis uji masing-masing ekstrak untuk diujikan kepada hewan uji.
1. Dosis I = 10 mg/kgBB x 0,2 kg = 2 mg/200g
=
[ ]
1 = [ ]/
[ ] = / = 2 mg/mL
2. Dosis II = 100 mg/kgBB x 0,2 kg = 20 mg/200g
=
[ ]
1 = /
[ ]
[ ] = / = 20 mg/mL
3. Dosis III = 1000 mg/kgBB x 0,2 kg = 200 mg/200g
=
[ ]
1 = /
[ ]
(41)
4. Dosis III = 2000 mg/kgBB x 0,2 kg =400 mg/200g
= [ ] 1 = [ ]/
[ ] = / = 400 mg/mL
3.3.6.2 Dosis Simvastatin sebagai kontrol pembanding
Tablet Simvastatin diperoleh dari Apotek Roxy. Dosis yang digunakan sebesar 20 mg/hari untuk manusia, dosis ini kemudian dikonversi untuk tikus putih. Diperoleh 0,4 mg (perhitungan dilampiran 14), karena pembuatan larutan simvastatin dengan konsentrasi 0,4 mg/mL, dan diberikan sebanyak 1 mL, maka dosis simvastatin yang digunakan adalah 0,05 mg/ hari.
3.3.6.3 Dosis Lemak Babi
Lemak babi diperoleh dari toko makanan china di Pasar Glodok berupa lemak padat. Dosis lemak babi yang digunakan sebesar 300 mg/hari untuk manusia, setelah dikonversi untuk tikus putih menjadi : HED (mg/kg) = Animal dose (mg/kg) x Km animal
Km human 300 mg/ 60 kg = Animal dose (mg/kg) x 6 / 37
Animal dose = 30,86 mg/kg
= 30,86 mg/kg x 0,2 kg = 6,172 mg/200gBB
Pemberian lemak babi pada tikus putih jantan sebesar 6 mg/200gBB
3.3.7 Percobaan
Sebelum melakukan uji lanjutan terhadap penurunan kolesterol total terlebih dahulu dilakukan uji pendahuluan. Setelah didapat range dosis yang lebih aktif menurunkan kolesterol total maka dilakukan uji lanjutan.
Pada percobaan ini peneliti menggunakan tikus putih jantan sebagai hewan percobaan. Sebelum melakukan percobaan tikus terlebih
(42)
dahulu diaklitimasi selama ± 1 bulan. Dalam penilitian ini uji pendahuluan dilakukan selama 21 hari dengan pengambilan darah diambil 3 kali yaitu pada hari ke-0, ke-14 dan ke-21. Pada hari ke-0 pengambilan darah dilakukan untuk mengetahui batas awal jumlah kadar kolesterol tikus. Setelah itu dari hari ke-0 sampai hari ke-14 tikus di induksi pakan hiperkolesterol. Pada hari ke-14 diambil darah untuk mengukur apakah tikus telah meningkat jumlah kolesterolnya dari kolesterol awal pengukuran. Hari ke-14 sampai hari ke-21 tikus diberi ektrak dengan berbagai dosis sesuai dosis yang telah ditentukan yaitu dosis rendah, sedang, tinggi, dan lebih tinggi dan pergantian pakan menjadi pakan biasa. Hari ke-21 diambil darah untuk mengetahui aktifitas penurunan kolesterol total tersebut.
Setelah didapat dosis mana yang lebih cepat menurunkan kolesterol, maka dilakukan uji lanjutan. Uji lanjutan (advanced test) dilakukan selama 35 hari. Pengambilan darah dilakukan sebanyak 5 kali yaitu pada hari ke-0, hari ke-14, hari ke-21, hari ke-28, dan hari ke-35. Pengambilan dan pengukuran darah hari ke-0 dilakukan agar dapat mengetahui jumlah kadar kolesterol total awal. Hari 0 sampai hari ke-14 diberi pakan hiperkolesterol kecuali kelompok kontrol normal. Hari ke- 14 diambil darah untuk mengukur kadar kolesterol total yang tinggi. Hari ke-14 sampai hari ke-35 dilakukan perlakukan sesuai perlakuan setiap masing- masing kelompok. Pada hari ke-14 sampai hari ke-35 dilakukan pengukuran darah sebanyak 3 kali yaitu pada hari ke-14, hari ke-21, dan hari ke-35.
Penelitian uji lanjutan ini membutuhkan tikus sebanyak 25 ekor. Tikus dikelompokkan menjadi beberapa kelompok yaitu kelompok kontrol normal, dosis pembanding, dosis rendah, dosis sedang, dan dosis tinggi. Perlakuan setiap kelompok dapat dilihat pada tabel 2. Setelah didapat data dari setiap pengecekan darah maka dilakukan uji statistika yaitu uji ANOVA satu arah.
(43)
3.3.8 Cara Pengambilan Darah
Tikus dimasukkan kedalam kandang kecil sedemikian rupa sehingga tidak dapat bergerak. Kemudian daerah pangkal ekor tikus dicukur, dan di bersihkan dengan alkohol 70 %, selanjutnya tikus diambil darahnya pada vena di bagian pangkal ekor tikus menggunakan alat suntik.
3.3.9 Pengukuran Kadar Kolesterol Total Darah (Bioptik technologi Inc).
Pengukuran kadar kolesterol dalam darah dilakukan dengan menggunakan alat tes strip kolesterol. Alat tes strip Easytouch GCU dirancang untuk pengukuran kuantitatif dari tingkat kolesterol total dalam darah. Pengukuran ini berdasarkan penentuan perubahan arus yang disebabkan oleh reaksi kolesterol dengan reagen pada elektroda dari stip tersebut. Komposisi reagen pada strip adalah Cholesterol oxidase dan Non-reactive ingredients. Ketika sampel darah menyentuh area target sampel dari strip, darah masuk ke dalam zona reaksi dari strip. Hasil tes akan ditampilkan pada layar setelah 150 detik
Langkah Pengujian Kolesterol Total
Langkah 1 : Siapkan Alat Test Strip
Masukan baterai dan nyalakan alat Test strip. Ambil chip warna kuning masukkan ke dalam alat untuk cek alat. Apabila pada layar muncul “ERROR” artinya alat rusak. Apabila pada layar muncul “OK” artinya alat siap dipakai.
Langkah 2 : Masukkan Test Strip
Setiap botol strip pada gula darah, asam urat & kolesterol terdapat chip test. Untuk cek kadar kolesterol, masukkan chip kolesterol terlebih dahulu. Setelah itu ambil strip test kolesterol dari botol dan segera tutup botol kembali. Masukkan strip test ke slot test strip. Pada layar akan muncul angka/code sesuai pada botol strip. Nomor kode akan muncul sebentar. Pastikan nomor kode pada layar sesuai dengan nomor kode pada botol strip yang dipakai.
(44)
Langkah 3 : Masukkan sample
Setelah kode pada layar hilang maka akan muncul simbol tetesan darah dan kedip-kedip. Teteskan darah di satu sisi atau sisi lain dari daerah uji strip target. Sentuh pada bagian garis yang ada tanda panah (dari samping strip), Darah secara otomatis ditarik ke dalam zona reaksi dari strip tes dan pipa kapiler berubah menjadi merah. Test strip akan mulai mengukur tingkat kolesterol total.
Langkah 4 : Baca Hasil ini Setelah 150 detik
Reaksi pengujian dimulai ketika bunyi beep. Test strip akan mulai menghitung mundur 150 detik, setelah itu layar akan menampilkan nilai kolesterol yang diukur. Hasilnya akan otomatis disimpan. Tarik strip test dari test strip. Test strip akan mati dengan sendirinya. Cabut chip test dan masukkan kembali ke dalam botol strip. Tutup rapat botol strip apabila tidak dipakai.
3.3.10 Uji Statistik Terhadap Kadar Kolesterol Total Dalam Darah
Data yang diperoleh diolah secara statistik menggunakan program SPSS. Dimana kadar asam urat darah Hari Pertama untuk semua kelompok uji diuji homogenitasnya (Levene) dan uji kenormalannya ( One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test). Bila kedua uji ini dipenuhi maka selanjutnya dilakukan uji ANOVA satu arah untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan bermakna antara kelompok perlakuan dan bila terdapat perbedaan bermakna, maka untuk mengetahui perbedaan antar kelompok perlakuan dilanjutkan uji Beda Nyata Terkecil (BNT) dengan metode LSD . Tetapi bila ada salah satu atau kedua uji tersebut tidak dipenuhi maka analisis dilakukan dengan uji Kruskall Wallis (Dahlan, 2004).
Hipotesis :
Ho: tidak ada perbedaan yang bermakna anatara setiap kelompok Ha : terdapat perbedaan yang bermakna antara setiap kelompok
(45)
Bila nilai sig ≤ 0,05 Ho ditolak, berarti terdapat perbedaan. Bila nilai sig ≥ 0,05 Ho diterima, berarti tidak terdapat perbedaan (Dahlan, 2004).
Demikianlah proses penelitian yang dilakukan sebagai pertanggungjawaban metodologi (epistemologi) dalam menemukan data secara tepat/relevan (valid) dan terpercaya (reliable) dalam menemukan variabel-variabel yang mempengaruhi dan dipengaruhi tentang “Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 70% Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa) Terhadap Penurunan Kolesterol Total Pada Tikus Putih Jantan” sesuai judul penelitian skripsi ini.
(46)
BAB IV
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Temuan
4.1.1. Hasil Temuan Determinasi
Determinasi atau upaya menemukan nama Indonesia dan latin tanaman rumput laut yang dijadikan bahan sampel uji coba dalam penelitian dilakukan di laboratorium pusat penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Ancol Timur, Jakarta Utara. Hasil temuan determinasi menunjunkan bahwa nama sampel yang digunakan adalah jenis/species ganggang merah “Gracilaria verrucosa (HUDSON) PAPENFUS” dari family Gracilariaceae, kelas Rhodophyceae. Sertifikat atau surat keterangan hasil determinasi ditunjukkan pada lampiran 6.
Gambar 3. Gracilaria verrucosa
4.1. 2 Hasil Temuan Penapisan Fitokimia
Hasil penapisan fitokimia dari jenis/species ganggang merah (Gracilaria verrucosa) ditunjukkan pada tabel 7
Tabel 7. Hasil penapisan fitokimia.
Sampel Ekstrak
Alkaloid Saponin Tanin Flavonoid Kuinon Steroid & Triterp enoid
Ganggang merah (Gracilaria verrucosa)
(47)
Legenda/Keterangan: 1. Hasil :
+ = Memberikan reaksi positif - = Memberikan reaksi negatif
4.1.3 Hasil Rata-Rata Dan Persentase Penurunan Uji Pendahuluan Ekstrak
Etanol 70% Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa) Terhadap
Penurunan Kadar Kolesterol Total Dalam Darah Tikus
Uji pendahuluan ekstrak etanol 70% ganggang merah (Gracilaria verrucosa) terhadap penurunan kadar kolesterol total dalam darah tikus dilakukan selama 21 hari pada dosis 2 mg/200gramBB, 20 mg/200gramBB, 200 mg/200gramBB, dan 400 mg/200gramBB. Hasil rata – rata dan persentase penurunan uji pendahuluan ditunjukan pada tabel 8. Tabel 8. Hasil rata-rata dan persentase penurunan uji pendahuluan ekstrak etanol
70% ganggang merah (Gracilaria verrucosa) terhadap jumlah penurunan kolesterol total.
4.1.4 Hasil Rata-Rata Uji Lanjutan Dan Grafik Ekstrak Etanol 70%
Ganggang Merah (Gracilaria verrucosa) Terhadap Penurunan
Kolesterol Total Dalam Darah Tikus.
Hasil uji lanjutan yang dilakukan menunjukkan penurunan kadar kolesterol darah total seiring dengan meningkatnya dosis yang diberikan serta lama waktu pengamatan. Hasil yang didapat ditujukkan pada tabel 9 dan gambar 4
Kelompok Dosis
Jum lah Tik
us
Jumlah Kolesterol Total (mg/dl) Selama 21 Hari
Pengamatan dan data standar deviasi
% penurunan Hari - 0 Hari - 14 Hari – 21
2mg/200gramBB 2 116,5±2,12 141,5±10,6 134±4,24 5,3%
20mg/200gramBB 2 117±1,41 154±4,24 134±4,24 12,99%
200 mg/200gramBB 2 116,5±0,70 147,5±4,94 128,5±6,36 12,88%
(48)
Tabel 9.Hasil data rata – rata uji lanjutan dan grafik uji lanjutan
Kelompok Dosis
Jumlah Tikus
Jumlah Kolesterol Total (mg/dl) Selama 35 Hari Pengamatan dan data standar deviasi
Hari - 0 Hari – 14 Hari - 21 Hari - 28 Hari - 35 Normal 5 111,8± 1,48 113 ± 1,41 113,4 ± 2,19 113,6 ± 1,67 114,4 ± 1,81 0,05mg/200
gramBB 5 116,8 ± 3,2 143,6 ± 2,19 114,8 ± 2,28 91,2 ± 2,86 74,4 ± 2,7 40mg/200
gramBB 5 115,4 ± 1,14 150,8 ± 5,93 138,8 ± 4,91 133.6 ± 4,39 130.4 ± 5,02 80 mg/200
gramBB 5 115 ± 1,87 149.8 ± 4,43 129.8 ± 4,86 116.4 ± 4,56 109.4 ± 4,61 160 mg/200
gramBB 5 116.8 ± 2,16 149 ± 7,5 122 ± 7,13 101.2 ±6,95 83.6 ± 8,08 Legenda/Keterangan: Interval Nilai Normal Cholesterol Fisiologi Tikus: 40 –
130 mg/dl (M.B.M Malole dan C Sri Utami Pramono, 1989)
Gambar 4.Grafik perbandingan rata-rata penurunan kolesterol total dalam darah ekstrak etanol 70% ganggang merah “Gracilaria verrucosa (HUDSON) PAPENFUS” selama 35 hari perlakuan
4.2 Pembahasan
Pada penelitian uji penurunan kolesterol ini digunakan ekstrak kental ganggang merah “Gracilaria verrucosa (HUDSON) PAPENFUS”. Ganggang merah (Gracilaria verrucosa) yang digunakan diperoleh dari tambak daerah pantai Serang, Banten. Selanjutnya dilakukan identifikasi untuk memastikan bahwa sampel yang digunakan yaitu ganggang merah (Gracilaria verrucosa) dari family Gracilariaceae, kelas Rhodophytaceae sesuai dengan lampiran 6. Setelah itu dilakukan proses ekstraksi ganggang merah (Gracilaria verrucosa) yang terdiri dari beberapa tahap yaitu:
0 50 100 150 200
Hari 0 Hari 14 Hari 21 Hari 28 Hari 35 Ju m la h K o le st e ro l T o ta l( m g /d l)
Hari Pengambilan darah
Kontrol normal Kontrol pembanding dosis rendah Dosis sedang
(1)
64
Lampiran 18. Hasil Statistik Anova
A.
Dosis Ekstrak etanol 70%
Gracilaria verrucosa
1.
Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov dan Uji Homogenitas Levene terhadap penurunan
jumlah kolesterol total pada tikus.
a.
Uji Normalitas Kolmogorof-Smirnov
Tujuan :Untuk mengetahui kenormalan data penurunan jumlah kolesterol totalsebagai
syarat uji ANOVA
Hipotesis
Ho : Data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus yang terdistribusi normal
Ha : Data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus yang tidak terdistribusi
normal
Pengambilan keputusan
Jika nilai signifikansi
≥
0,05 maka Ho diterima
Jika nilai signifikansi
≤ 0,05 maka Ho ditolak
Tabel 14. Uji normalitas ANOVA pada data peningkatan jumlah trombosit
One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestKELOMPOK HARI_0 HARI_14 HARI_21 HARI_28 HARI_35
N 25 25 25 25 25 25
Normal Parameters(a,b) Mean 3.00 115.16 141.24 123.76 111.20 102.44 Std.
Deviatio n
1.443 2.656 15.230 10.533 15.182 21.469
Most Extreme Differences Absolute .156 .144 .268 .179 .109 .175 Positive .156 .083 .158 .179 .105 .162 Negativ
e -.156 -.144 -.268 -.114 -.109 -.175
Kolmogorov-Smirnov Z .779 .720 1.338 .897 .543 .875
Asymp. Sig. (2-tailed) .579 .677 .056 .396 .930 .429
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
(2)
65
Keputusan:Nilai signifikansi
≥ 0,05 maka Ho diterima, artinya data
jumlah penurunan
jumlah kolesterol total dalam darah tikus seluruh kelompok perlakuan terdistribusi
normal.
b.
Uji Homogenitas Levene
Tujuan : untuk melihat homogenitas data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah
tikus.
Hipotesis
Ho : Data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus bervariasi homogen
Ha : Data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus yang bervariasi tidak
homogen
Pengambilan keputusan
Jika nilai signifikansi
≥ 0,05 maka Ho diterima
Jika nilai signifikansi
≤ 0,05 maka
Ho ditolak
Tabel 15. Uji homogenitas ANOVA data jumlah penurunan kadar kolesterol total
Test of Homogeneity of VariancesLevene
Statistic df1 df2 Sig.
HARI_0 1.212 4 20 .337
HARI_14 2.679 4 20 .062
HARI_21 2.587 4 20 .068
HARI_28 1.892 4 20 .151
HARI_35 5.139 4 20 .055
Keputusan : Nilai signifikansi
≥ 0,05maka Ho diterima
, artinya data penurunan jumlah
kolesterol total dalam darah tikus seluruh kelompok perlakuan bervariasi homogen pada
hari ke-0, ke-14, ke-21, ke-28 dan ke-35.
(3)
66
Kesimpulan : Data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus pada hari ke-0,
ke-14, ke-21, ke-28 dan ke-35 (P-value
≥ 0,05) maka
dapat dilakukan uji ANOVA
karena memenuhi syarat uji ANOVA.
Tabel 16. Uji ANOVA data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikuspada
hari ke-0, ke-1, ke-3, ke-5 dan ke-7.
ANOVA Sum of
Squares df Mean Square F Sig. HARI_0 Between
Groups 83.760 4 20.940 4.893 .006
Within Groups 85.600 20 4.280
Total 169.360 24
HARI_14 Between
Groups 5139.760 4 1284.940 60.213 .000
Within Groups 426.800 20 21.340
Total 5566.560 24
HARI_21 Between
Groups 2266.960 4 566.740 28.652 .000
Within Groups 395.600 20 19.780
Total 2662.560 24
HARI_28 Between
Groups 5172.800 4 1293.200 72.004 .000
Within Groups 359.200 20 17.960
Total 5532.000 24
HARI_35 Between
Groups 10572.160 4 2643.040 107.879 .000 Within Groups 490.000 20 24.500
Total 11062.160 24
Kesimpulan : Dari hasil uji ANOVA, Penurunan jumlah kolesterol total pada hari ke 0,
ke-14, ke-21, ke-28, dan ke-35 terdapat perbedaan pada data jumlah penurunan kolesterol
total karena memiliki nilai signifikan (p
≤
0,05). Maka dilanjutkan dengan uji LSD (Least
Significant Difference) atau uji BNT (Beda Nyata Terkecil). Uji BNT merupakan uji
lanjutan yang dilakukan apabila hasil pengujian menunjukkan adanya perbedaan yang
bermakna.Tujuannya adalah untuk menentukan kelompok mana yang memberikan nilai
yang berbeda secara bermakna dengan kelompok lainnya.
(4)
67
Tabel 17.Uji BNT data penurunan jumlah kolesterol total dalam darah tikus pada
harike-0, ke-1, ke-3, ke-5 dan ke-7
Multiple Comparisons Depende
nt Variable
(I)
KELOMPOK (J)
KELOMPOK
Mean Difference
(I-J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval Lower
Bound
Upper Bound HARI_0 normal pembanding -5.00(*) 1.308 .001 -7.73 -2.27
uji1 -3.60(*) 1.308 .012 -6.33 -.87
uji2 -3.20(*) 1.308 .024 -5.93 -.47
uji3 -5.00(*) 1.308 .001 -7.73 -2.27
pembanding normal 5.00(*) 1.308 .001 2.27 7.73
uji1 1.40 1.308 .297 -1.33 4.13
uji2 1.80 1.308 .184 -.93 4.53
uji3 .00 1.308 1.000 -2.73 2.73
uji1 normal 3.60(*) 1.308 .012 .87 6.33
pembanding -1.40 1.308 .297 -4.13 1.33
uji2 .40 1.308 .763 -2.33 3.13
uji3 -1.40 1.308 .297 -4.13 1.33
uji2 normal 3.20(*) 1.308 .024 .47 5.93
pembanding -1.80 1.308 .184 -4.53 .93
uji1 -.40 1.308 .763 -3.13 2.33
uji3 -1.80 1.308 .184 -4.53 .93
uji3 normal 5.00(*) 1.308 .001 2.27 7.73
pembanding .00 1.308 1.000 -2.73 2.73
uji1 1.40 1.308 .297 -1.33 4.13
uji2 1.80 1.308 .184 -.93 4.53
HARI_14 normal pembanding -30.60(*) 2.922 .000 -36.69 -24.51 uji1 -37.80(*) 2.922 .000 -43.89 -31.71 uji2 -36.80(*) 2.922 .000 -42.89 -30.71 uji3 -36.00(*) 2.922 .000 -42.09 -29.91 pembanding normal 30.60(*) 2.922 .000 24.51 36.69
uji1 -7.20(*) 2.922 .023 -13.29 -1.11
uji2 -6.20(*) 2.922 .047 -12.29 -.11
uji3 -5.40 2.922 .079 -11.49 .69
uji1 normal 37.80(*) 2.922 .000 31.71 43.89
pembanding 7.20(*) 2.922 .023 1.11 13.29
uji2 1.00 2.922 .736 -5.09 7.09
uji3 1.80 2.922 .545 -4.29 7.89
uji2 normal 36.80(*) 2.922 .000 30.71 42.89
pembanding 6.20(*) 2.922 .047 .11 12.29
uji1 -1.00 2.922 .736 -7.09 5.09
uji3 .80 2.922 .787 -5.29 6.89
uji3 normal 36.00(*) 2.922 .000 29.91 42.09
(5)
68
uji1 -1.80 2.922 .545 -7.89 4.29
uji2 -.80 2.922 .787 -6.89 5.29
HARI_21 normal pembanding -1.40 2.813 .624 -7.27 4.47 uji1 -25.40(*) 2.813 .000 -31.27 -19.53 uji2 -16.40(*) 2.813 .000 -22.27 -10.53
uji3 -8.60(*) 2.813 .006 -14.47 -2.73
pembanding normal 1.40 2.813 .624 -4.47 7.27
uji1 -24.00(*) 2.813 .000 -29.87 -18.13 uji2 -15.00(*) 2.813 .000 -20.87 -9.13
uji3 -7.20(*) 2.813 .019 -13.07 -1.33
uji1 normal 25.40(*) 2.813 .000 19.53 31.27
pembanding 24.00(*) 2.813 .000 18.13 29.87
uji2 9.00(*) 2.813 .005 3.13 14.87
uji3 16.80(*) 2.813 .000 10.93 22.67
uji2 normal 16.40(*) 2.813 .000 10.53 22.27
pembanding 15.00(*) 2.813 .000 9.13 20.87
uji1 -9.00(*) 2.813 .005 -14.87 -3.13
uji3 7.80(*) 2.813 .012 1.93 13.67
uji3 normal 8.60(*) 2.813 .006 2.73 14.47
pembanding 7.20(*) 2.813 .019 1.33 13.07 uji1 -16.80(*) 2.813 .000 -22.67 -10.93
uji2 -7.80(*) 2.813 .012 -13.67 -1.93
HARI_28 normal pembanding 22.40(*) 2.680 .000 16.81 27.99 uji1 -20.00(*) 2.680 .000 -25.59 -14.41
uji2 -2.80 2.680 .309 -8.39 2.79
uji3 12.40(*) 2.680 .000 6.81 17.99
pembanding normal -22.40(*) 2.680 .000 -27.99 -16.81 uji1 -42.40(*) 2.680 .000 -47.99 -36.81 uji2 -25.20(*) 2.680 .000 -30.79 -19.61 uji3 -10.00(*) 2.680 .001 -15.59 -4.41
uji1 normal 20.00(*) 2.680 .000 14.41 25.59
pembanding 42.40(*) 2.680 .000 36.81 47.99
uji2 17.20(*) 2.680 .000 11.61 22.79
uji3 32.40(*) 2.680 .000 26.81 37.99
uji2 normal 2.80 2.680 .309 -2.79 8.39
pembanding 25.20(*) 2.680 .000 19.61 30.79 uji1 -17.20(*) 2.680 .000 -22.79 -11.61
uji3 15.20(*) 2.680 .000 9.61 20.79
uji3 normal -12.40(*) 2.680 .000 -17.99 -6.81 pembanding 10.00(*) 2.680 .001 4.41 15.59 uji1 -32.40(*) 2.680 .000 -37.99 -26.81 uji2 -15.20(*) 2.680 .000 -20.79 -9.61 HARI_35 normal pembanding 40.00(*) 3.130 .000 33.47 46.53 uji1 -16.00(*) 3.130 .000 -22.53 -9.47
uji2 5.00 3.130 .126 -1.53 11.53
uji3 30.80(*) 3.130 .000 24.27 37.33
pembanding normal -40.00(*) 3.130 .000 -46.53 -33.47 uji1 -56.00(*) 3.130 .000 -62.53 -49.47 uji2 -35.00(*) 3.130 .000 -41.53 -28.47
(6)
69
LSD
* The mean difference is significant at the .05 level.
Kesimpulan :
1.
Pada hari ke-0,
kadar kolesterol total seluruh kelompok ekstrak uji, dan kontrol
pembanding menunjukkan berbeda secara bermakna (p
≤ 0.05) dengan kontrol normal;
kelompok ekstrak uji dosis I menunjukkan berbeda secara bermakna (p
≤0,05) dengan
kontrol pembanding
2.
Pada hari ke-14, kadar kolesterol total seluruh kelompok uji dosis ekstrak, dan kontrol
pembanding berbeda secara bermakna (p
≤ 0.05) denga
n kontrol normal karena uji I, uji II,
uji III, dan kontrol pembanding telah mengalami kenaikan kolesterol total.
3.
Pada hari ke-21,
kadar kolesterol total seluruh kelompok ekstrak uji, dan kontrol
pembanding menunjukkan berbeda secara bermakna (p
≤ 0.05) dengan kontrol normal
;
kontrol pembanding, ekstrak uji dosis II dan ekstrak uji III menunjukkan berbeda secara
bermakna (p
≤0,05) dengan kontrol normal
;ekstrak uji dosis I menunjukkan berbeda secara
bermakna (p
≤0,05) dengan kontrol pembanding.
4.
Pada hari ke-28,
kadar kolesterol total seluruh kelompok ekstrak uji, dan kontrol
pembanding menunjukkan berbeda secara bermakna (p
≤ 0.05) dengan kontrol normal
;;
ekstrak uji dosis II menunjukkan berbeda secara bermakna (p
≤ 0.05) dengan kontrol
pembanding.
5.
Pada hari ke-35,
kadar kolesterol total seluruh kelompok ekstrak uji, dan kontrol
pembanding menunjukkan berbeda secara bermakna (p
≤ 0.05) dengan kontrol normal
;;
ekstrak uji dosis II menunjukkan berbeda secara bermakna (p
≤ 0.05) dengan kontrol
pembanding..
uji3 -9.20(*) 3.130 .008 -15.73 -2.67
uji1 normal 16.00(*) 3.130 .000 9.47 22.53
pembanding 56.00(*) 3.130 .000 49.47 62.53
uji2 21.00(*) 3.130 .000 14.47 27.53
uji3 46.80(*) 3.130 .000 40.27 53.33
uji2 normal -5.00 3.130 .126 -11.53 1.53
pembanding 35.00(*) 3.130 .000 28.47 41.53 uji1 -21.00(*) 3.130 .000 -27.53 -14.47
uji3 25.80(*) 3.130 .000 19.27 32.33
uji3 normal -30.80(*) 3.130 .000 -37.33 -24.27 pembanding 9.20(*) 3.130 .008 2.67 15.73 uji1 -46.80(*) 3.130 .000 -53.33 -40.27 uji2 -25.80(*) 3.130 .000 -32.33 -19.27