Perkembangan Pasar Modal Indonesia

11 c. Definisi dalam arti luas Pasar modal adalah tempat pasar terorganisir yang memperdagangkan saham-saham dan obligasi dengan memakai jasa dari makelar, komisioner, dan under writter penjamin. Pasar modal dalam istilah asing yang disebut “Capital Market” , pada hakikatnya ialah suatu kegiatan yang mempertemukan penjual dan pembeli dana Sundjaja dan Barlian, 2003 : 424. Sedangkan secara umum pengertian pasar modal adalah pasar abstrak sekaligus pasar konkrit dengan barang yang diperjualkan belikan adalah dana yang bersifat abstrak dan bentuk konkritnya adalah lembar surat-surat berharga di bursa efek Tandelilin,2001 : 25.

2. Perkembangan Pasar Modal Indonesia

Pasar modal Indonesia sudah dimulai sejak zaman pemerintahan kolonial Belanda. Perdagangan sekuritas dimulai dengan pendirian bursa di Batavia pada tanggal 14 Desember 1912. Tujuannya adalah untuk menghimpun dana guna kepentingan pengembangan sektor perbankan yang ada di Indonesia. Investor yang berperan saat itu adalah orang-orang Hindia Belanda dan orang-orang Eropa. Efek yang diperjual belikan adalah saham dan obligasi milik perusahaan Belanda yang ada di Indonesia maupun yang diterbitkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Perkembangan bursa efek yang pesat, menarik perhatian pemerintah Hindia Belanda untuk mendirikan bursa di Semarang dan 12 Surabaya pada tahun 1925. Pada Perang Dunia II aktivitas pasar modal di Indonesia berhenti. Kebangkitan kembali pasar modal Indonesia dimulai pada tahun 1970, pada saat itu terbentuk Tim Uang dan Pasar Modal, disusul tahun 1976 berdiri BAPEPAM serta berdirinya perusahaan Investasi PT. Danareksa. Hal ini ditindak lanjuti dengan diresmikannya aktivitas perdagangan di Bursa Efek Jakarta oleh Presiden Soeharto pada tahun 1977. Kemudian pemerintah mengeluarkan paket deregulasi diantaranya Paket Desember 1987, Paket Oktober 1988, dan Paket Desember 1988. Dengan adanya paket deregulasi ini, maka investasi di pasar modal kembali menarik, karena pengenaan pajak final atas tabungan akan berdampak pada pendapatan masyarakat. Hal ini yang mendorong masyarakat untuk kembali tertarik melakukan investasi di bidang pasar modal. Pada tanggal 16 Juni 1989 Bursa Efek Surabaya didirikan dengan tujuan untuk mendorong perkembangan industri di wilayah Timur Indonesia. Perkembangan selanjutnya dari pasar modal Indonesia cukup menggembirakan apalagi dengan ditetapkannya Undang-Undang No.81995. Berlakunya Undang-Undang ini mensyaratkan perlunya pembentukan Lembaga Kliring dan Penjamin LKP dan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Kliring transaksi bursa adalah proses penentuan hak dan kewajiban yang timbul dari transaksi bursa, sedangkan penjaminan adalah pemberian kepastian dipenuhinya hak dan kewajiban 13 bagi anggota bursa yang timbul dari transaksi bursa. LKP resmi didirikan tanggal 5 Agustus 1996 dengan nama PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia KPEI dan pada tanggal 6 Oktober 1997 fungsi kliring efektif dilaksanakan.

3. Tujuan Pasar Modal Indonesia

Dokumen yang terkait

Analisis pengaruh rasio kinerja keuangan dan tingkat suku bunga terhadap volume penjualan saham perusahaan manufaktur yang listed di Bursa Efek Jakarta

0 20 87

Pengaruh Earning Per Share, Price Earning Ratio, dan Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham pada Perusahaan Properti yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta

0 5 109

PENGARUH PRICE EARNING RATIO, VOLUME PENJUALAN , DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG BERGERAK DI BIDANG FINANSIAL DI BURSA EFEK JAKARTA

0 8 70

ANALISIS PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA SBI dan KURS EURO TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM PERUSAHAAN Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI Dan Kurs Euro Terhadap Volume Perdagangan Saham Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indones

0 1 16

PENGARUH PRICE EARNING RATIO, VOLUME PENJUALAN, DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM ( Study Empiris Pada Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2004-2007).

0 1 11

ANALISIS PENGARUH KAPITALISASI PASAR, TINGKAT INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM ANALISIS PENGARUH KAPITALISASI PASAR, TINGKAT INFLASI, DAN TINGKAT SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan Bergerak dalam Bidang F

0 1 10

PENGARUH PRICE-EARNING RATIO, VOLUME PENGARUH PRICE-EARNING RATIO, VOLUME PENJUALAN DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DI BIDANG FINANSIAL DI BURSA EFEK JAKARTA) (Periode 2000-2004).

0 1 9

PENDAHULUAN PENGARUH PRICE-EARNING RATIO, VOLUME PENJUALAN DAN SUKU BUNGA SBI TERHADAP RETURN SAHAM (STUDI PADA PERUSAHAAN YANG BERGERAK DI BIDANG FINANSIAL DI BURSA EFEK JAKARTA) (Periode 2000-2004).

0 0 9

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEKTOR ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA SBI DAN TINGKAT INFLASI TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEKTOR KEUANGAN DI BURSA EFEK JAKARTA TAHUN 2005.

0 0 12

PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO DAN INDEK HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME PENJUALAN PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA DEPOSITO DAN INDEK HARGA SAHAM TERHADAP VOLUME PENJUALAN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIK DI PT. BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 12