Uji Normalitas Data dan Uji Asumsi Klasik

commit to user Nilai Struktur Modal memiliki nilai rata-rata sebesar 9,02686. Nilai Struktur Modal memiliki nilai terkecil dicapai oleh PT. Akasha Wira International Tbk, yaitu sebesar -0,217 pada tahun 2005. Sedangkan nilai Struktur Modal terbesar dicapai oleh PT. Pioneerindo Gourmet Internasional Tbk, yaitu sebesar 635,411 pada tahun 2006.

B. Uji Normalitas Data dan Uji Asumsi Klasik

Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS versi 15.00 for Windows. Sebelum melakukan regresi untuk pengujian hipotesis, terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data dan pengujian asumsi klasik yang merupakan persyaratan untuk melakukan regresi. 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan model kolmogorov-smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan yaitu 0,05. Apabila nilai signifikansi p-value lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05, maka data berdistribusi normal. Hasil pengujian dengan menggunakan Uji Kolmogrov-Smirnov dapat ditunjukan pada tabel dibawah ini. commit to user a. Uji Normalitas Model Pertama Dalam uji normalitas sebelumnya, diketahui nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, sehingga data tidak berdistribusi normal. Untuk menormalkan data, maka dilakukan transformasi data dalam bentuk logaritma natural. Hasil pengujian normalitas data setelah dilakukan transformasi data dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel IV.2 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov Unstandardized Residual N 83 Normal Parameter a,b Mean 0,0000000 Std. Deviation 1,19989598 Most Extreme Absolute 0,090 Differences Positive 0,090 Negative -0,080 Kolmogorov-Smirnov Z 0,824 Asym. Sig. 2-tailed 0,505 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan data lampiran 2 Dari tabel IV.2 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,824 dan signifikan pada 0,505. Hal ini berarti Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. b. Uji Normalitas Model Kedua Dalam uji normalitas sebelumnya, diketahui nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, sehingga data tidak berdistribusi normal. Untuk menormalkan data, maka dilakukan transformasi data dalam bentuk logaritma natural. Hasil pengujian normalitas data setelah dilakukan transformasi data dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini: commit to user Tabel IV.3 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov Unstandardized Residual N 83 Normal Parameter a,b Mean 0,0000000 Std. Deviation 1,01371749 Most Extreme Absolute 0,080 Differences Positive 0,080 Negative -0,036 Kolmogorov-Smirnov Z 0,726 Asym. Sig. 2-tailed 0,667 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan data lampiran 2 Dari tabel IV.3 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,726 dan signifikan pada 0,667. Hal ini berarti Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. c. Uji Normalitas Model Ketiga Dalam uji normalitas sebelumnya, diketahui nilai signifikansi lebih kecil dari taraf signifikansi yaitu 0,05, sehingga data tidak berdistribusi normal. Untuk menormalkan data, maka dilakukan transformasi data dalam bentuk logaritma natural. Hasil pengujian normalitas data setelah dilakukan transformasi data dapat ditunjukkan pada tabel berikut ini: Tabel IV.4 Hasil Uji Kolmogorov – Smirnov Unstandardized Residual N 83 Normal Parameter a,b Mean 0,0000000 Std. Deviation 1,01163913 Most Extreme Absolute 0,079 Differences Positive 0,079 Negative -0,058 Kolmogorov-Smirnov Z 0,721 Asym. Sig. 2-tailed 0,676 a. Test distribution is Normal. Sumber : Hasil olahan data lampiran 2 commit to user Dari tabel IV.4 tersebut terlihat besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov sebesar 0,721 dan signifikan pada 0,676. Hal ini bererti Ho diterima yang berarti data residual berdistribusi normal. 2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji ada hubungan yang sempurna atau hubungan yang hampir sempurna diantara variabel bebas pada model regresi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi gejala ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Untuk mengetahui ada tidakanya multikolinearitas dengan mendasarkan pada nilai tolerance dan VIF. Apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10 maka tidak terdapat multikolinearitas dalam penelitian ini. Sebaliknya apabila nilai tolerance kurang dari 0,1 dan nilai VIF lebih besar dari 10 maka terdapat multikolinearitas. Model persamaan regresi digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen yaitu SKM dan SKE terhadap variabel dependen yaitu ROE. Pada model persamaan ini diperoleh nilai tolerance dan Variance Inflation Factor VIF sebagai berikut. commit to user 1 Uji Multikolinearitas Model Pertama Tabel IV.5 Hasil Statistik Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Kesimpulan SKM 0,217 4,618 Tidak terjadi multikolinearitas SKE 0,217 4,618 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : Hasil olahan data lampiran 3 Dari tabel IV.5 tersebut terlihat bahwa nilai tolerance untuk semua variabel independen bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF bernilai kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas. 2 Uji Multikolinearitas Model Kedua Tabel IV.6 Hasil Statistik Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Kesimpulan SKM 0,985 1,015 Tidak terjadi multikolinearitas LNSM 0,748 1,337 Tidak terjadi multikolinearitas MODERAT 0,747 1,339 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : Hasil olahan data lampiran 4 Dari tabel IV.6 tersebut dapat dilihat nilai tolerance untuk semua variabel independen bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF bernilai kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas. commit to user 3 Uji Multikolinearitas Model Ketiga Tabel IV.7 Hasil Statistik Uji Multikolinearitas Variabel Tolerance VIF Kesimpulan SKE 0,987 1,013 Tidak terjadi multikolinearitas LNSM 0,684 1,462 Tidak terjadi multikolinearitas MODERAT 0,689 1,452 Tidak terjadi multikolinearitas Sumber : Hasil olahan data lampiran 5 Dari tabel IV.7 tersebut dapat dilihat nilai tolerance untuk semua variabel independen bernilai lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF bernilai kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terdapat gejala multikolinearitas. b. Uji Autokorelasi. Untuk mendeteksi ada tidakanya autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin Watson. Jika hasil penelitian menunjukan angka D-W berada di antara -2 sampai +2 berarti tidak ada autokorelasi Santosa, 2001 dalam Erwestri 2007. 1 Uji Autokorelasi Model Pertama Berdasarkan perhitungan SPSS lampiran 3 diperoleh nilai D-W Durbin Watson sebesar 1,549. Maka dapat disimpulkan dalam regresi tidak terdapat adanya autokorelasi, karena nilai D-W berada diantara -2 sampai +2. commit to user 2 Uji Autokorelasi Model Kedua Berdasarkan perhitungan SPSS lampiran 4 diperoleh nilai D-W Durbin Watson sebesar 1,493. Maka dapat disimpulkan dalam regresi tidak terdapat adanya autokorelasi, karena nilai D-W berada diantara -2 sampai +2. 3 Uji Autokorelasi Model Ketiga Berdasarkan perhitungan SPSS lampiran 5 diperoleh nilai D-W Durbin Watson sebesar 1,507. Maka dapat disimpulkan dalam regresi tidak terdapat adanya autokorelasi, karena nilai D-W berada diantara -2 sampai +2. c. Uji Heterokedastisitas Asumsi ini adalah varian residual yang bersifat homokedastis atau bersifat konstan disebut heteros dan apabila model yang mengandung heterosdiestimasi, varian estimasi tidak lagi minimum, kendatipun estimator itu sendiri tidak bias. Ghozali 2005 dalam Permadi 2007 menerangkan cara mendeteksi gangguan heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar residual. Ada dua keputusan: Pertama, jika diagram pancar yang ada membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. Kedua, jika diagram pencar tidak membentuk pola-pola atau acak serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat dikatakan regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. commit to user 1 Uji Heterokedastisitas Model Pertama Regression Standardized Predicted Value 2 1 -1 -2 -3 R e g re s s io n S tu d e n ti z e d R e s id u a l 4 2 -2 Dependent Variable: LNROE Sumber : Hasil olahan data lampiran 3 Gambar IV.1 Hasil Statistik Uji Heterokedastisitas Dari gambar IV. 1 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. 2 Uji Heterokedastisitas Model Kedua Sumber : Hasil olahan data lampiran 4 Gambar IV.2 Hasil Statistik Uji Heterokedastisitas commit to user Dari gambar IV. 2 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas. 3 Uji Heterokedastisitas Model Ketiga Sumber : Hasil olahan data lampiran 5 Gambar IV.3 Hasil Statistik Uji Heterokedastisitas Dari gambar IV. 3 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi tidak terjadi heteroskedastisitas.

C. Analisis Regresi Berganda

Dokumen yang terkait

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 72 99

Analisis Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

1 40 80

Pengaruh Struktur Aktiva Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 12 140

Penentuan Struktur Modal yang Optimum Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 2 37

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 2 31

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

1 0 9

ABSTRAK PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014

0 2 13

Analisis Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 1 10

Pengaruh Struktur Modal, Ukuran Perusahaan dan Kepemilikan Manajerial Terhadap Kinerja Perusahaan pada Sektor Aneka Industri Yang Terdaftar di BEI

0 0 14

PENGARUH STRUKTUR MODAL, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI PADA PERUSAHAAN PROPERTI YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2012-2015)

0 16 10