Analisis Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

(1)

SKRIPSI

Analisis Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Likuiditas

dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan

Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

OLEH ANDREW MARIO

070503204

PROGRAM STUDI STRATA I AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :

Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI”

adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas dan benar adanya.

Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 15 Agustus 2013 Yang membuat pernyataan,

NIM: 070503204 ANDREW MARIO


(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas segala hikmat dan anugerah kasihNya yang sangat besar sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI” dengan baik. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala dukungan, pemikiran, tenaga, materi dan juga doa dari semua pihak yang telah membantu peneliti selama menjalani masa perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, maka dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS., Ak. dan Drs. Hotmal Jafar, MM., selaku Ketua dan Sekretaris Departemen S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak. dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM. Ak., selaku Ketua dan Sekertaris Program Studi S-1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Salbiah, MSi, Ak. selaku dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikirannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak dosen Pembaca Penilai yang telah meluangkan waktunya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Orang Tua Peneliti yang tidak henti-hentinya memberikan support dan kasih sayang kepada peneliti.

Peniliti juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada teman-teman dari Akuntansi 2007, kalian memang teman-teman yang luar biasa.


(4)

Peneliti menyadari bahwa setiap manusia tidak luput dari kesalahan dan mungkin skripsi ini memiliki banyak kekurangan dan kelemahan. Peneliti mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, 15 Agustus 2013 Penulis,

NIM: 070503204 ANDREW MARIO


(5)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR

MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh kebijakan pembelanjaan dan menyangkut keputusan pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas memiliki pengaruh secara parsial maupun simultan terhadapstruktur modal perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, uji parsial (uji t), uji simultan (uji F), uji regresi linear berganda dan goodness of fit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Secara parsial, variabel likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan variabel struktur aset dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

Kata kunci: Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas dan Struktur Modal Perusahaan


(6)

ABSTRACT

ANALISYS THE IMPACT OF ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE, LIQUIDITY AND PROFITABILITY ON CORPORATE CAPITAL STRUCTRURE IN FOOD AND BEVERAGES COMPANIES THAT

LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Corporate capital structure determined by the manager in term with financial policies, because this decision will influencing the firm value that will enhancing shareholder’s value. In connection with the description then the problem researcher want to investigate is the influence of asset structure, firm size, liquidity and profitability on corporate capital structure. The hypothesis of this research is whether asset structure, firm size, liquidity and profitability affect corporate capital structure partially and simultanously.

The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, partial test (t-test), simultaneous test (F-test), multiple linier regression and goodness of fit.

The results showed that asset structure, firm size, liquidity and profitability has effect on corporate capital structure. Partially, liquidity and profitability had significant impact to corporate capital structure while corporate asset structure and firm size had no significant impact on corporate capital structure.

Keywords: Asset Structure, Firm Size, Liquidity, Profitability and Corporate Capital structure


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Perumusan Masalah ... 7

1.3Batasan Masalah... 8

1.4Tujuan Penelitian ... 8

1.5Manfaat Penelitian ... 8

BAB II Tinjauan Pustaka, Kerangka Konseptual Dan Hipotesis ... 10

2.1Landasan Teori ... 10

2.1.1 Struktur Modal ... 10

2.1.2 Teori Struktur Modal... 11

2.1.2.1. Agency Theory ... 11

2.1.2.2. Signaling Theory ... 12

2.1.2.3. Asymmetric Information Theory ... 13

2.1.2.4. Pecking Order Theory ... 14

2.1.3 Komponen Struktur Modal ... 15

2.1.4 Struktur Aset ... 18

2.1.5 Ukuran Perusahaan ... 19

2.1.6 Likuiditas ... 19

2.1.7 Profitabilitas ... 20

2.2Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 20

2.3Kerangka Konseptual ... 22

2.4Hipotesis Penelitian ... 24

BAB III METODE PENELITIAN ... 26

3.1Jenis Penelitian ... 26

3.2Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.3Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data ... 28

3.4Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 29

3.5Analisis Data ... 30

3.5.1 Statistik Deskriptif ... 30


(8)

3.5.2.1 Pengujian Normalitas Data ... 31

3.5.2.2 Multikolinearitas ... 32

3.5.2.3 Autokorelasi... 33

3.5.2.4 Heteroskedastisitas ... 33

3.5.3 Pengujian Hipotesis ... 34

3.5.3.1 Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 34

3.5.3.2 Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 35

3.5.4.3 Uji Regresi Liniear Berganda ... 35

3.5.4.4 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 36

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1Deskripsi Data ... 37

4.2Statistik Deskriptif ... 38

4.3Pengujian Asumsi Klasik ... 39

4.3.1Pengujian Normalitas Data ... 41

4.3.2Multikolinearitas ... 42

4.3.3Autokorelasi ... 43

4.3.4Heteroskedastisitas ... 44

4.4Pengujian Hipotesis ... 45

4.4.1. Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 46

4.4.2. Hipotesis Secara Simultan (Uji F) ... 47

4.4.3. Uji Regresi Linear Berganda ... 47

4.4.4. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit) ... 50

4.5Analisis Hasil Penelitian ... 51

4.6Pembahasan Hasil Penelitian ... 51

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1Kesimpulan ... 54

5.2Keterbatasan Penelitian ... 54

5.3Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57


(9)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul

Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 21

3.1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 27

3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 28

4.1 Hasil Analisis Statistik Deskriptif ... 38

4.2 Hasil Uji Normalitas KolmogorovSmirnov Test ... 40

4.3 Hasil Pengujian Multikolinearitas ... 43

4.4 Hasil Pengujian Autokorelasi ... 44

4.5 Hasil Uji F (Koefisien Regresi Simultan) ... 45

4.6 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 46

4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 48


(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul

Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 23

4.1 Uji Normalitas Histogram ... 41

4.2 Uji Normalitas Grafik P-Plot ... 41


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

Halaman

1 Daftar Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 59 2 Daftar Rasio Perusahaan Makanan dan Minuman ... 60 3 Output SPSS ... 63


(12)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR

MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Struktur modal suatu perusahaan ditentukan oleh kebijakan pembelanjaan dan menyangkut keputusan pendanaan, karena keputusan ini akan mempengaruhi nilai perusahaan sehingga berdampak pada kemakmuran pemegang saham. Berkaitan dengan uraian tersebut maka masalah yang ingin diteliti adalah pengaruh struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah apakah struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas memiliki pengaruh secara parsial maupun simultan terhadapstruktur modal perusahaan.

Populasi penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009-2011. Perusahaan yang menjadi sampel diambil sebanyak 12 perusahaan dengan teknik purposive sampling. Analisis data yang digunakan meliputi pengujian normalitas, asumsi klasik, uji parsial (uji t), uji simultan (uji F), uji regresi linear berganda dan goodness of fit.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan variabel kepemilikan institusional, struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Secara parsial, variabel likuiditas dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan variabel struktur aset dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan.

Kata kunci: Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Likuiditas, Profitabilitas dan Struktur Modal Perusahaan


(13)

ABSTRACT

ANALISYS THE IMPACT OF ASSET STRUCTURE, FIRM SIZE, LIQUIDITY AND PROFITABILITY ON CORPORATE CAPITAL STRUCTRURE IN FOOD AND BEVERAGES COMPANIES THAT

LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE

Corporate capital structure determined by the manager in term with financial policies, because this decision will influencing the firm value that will enhancing shareholder’s value. In connection with the description then the problem researcher want to investigate is the influence of asset structure, firm size, liquidity and profitability on corporate capital structure. The hypothesis of this research is whether asset structure, firm size, liquidity and profitability affect corporate capital structure partially and simultanously.

The population of this research is the food and beverages companies listed in Indonesia Stock Exchange from 2009 to 2011. Samples taken as many as 12 companies with a purposive sampling technique. Analysis of the data used include the testing of normality, the classical assumption, partial test (t-test), simultaneous test (F-test), multiple linier regression and goodness of fit.

The results showed that asset structure, firm size, liquidity and profitability has effect on corporate capital structure. Partially, liquidity and profitability had significant impact to corporate capital structure while corporate asset structure and firm size had no significant impact on corporate capital structure.

Keywords: Asset Structure, Firm Size, Liquidity, Profitability and Corporate Capital structure


(14)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa sekarang ini dunia usaha sangat tergantung sekali dengan masalah pendanaan, beberapa pakar sepakat bahwa untuk keluar dari krisis ekonomi ini, sektor riil harus digerakkan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Namun demikian banyak hambatan yang dialami oleh dunia usaha, salah satunya yang sangat penting adalah masalah pendanaan. Dunia usaha mengalami kemunduran yang diakibatkan oleh kemacetan kredit-kredit yang diberikan ke dunia usaha tanpa memperhitungkan batas maksimum pemberian kredit dimasa lalu oleh perbankan dan masalah kelayakan kredit yang disetujui. Oleh karenanya baik itu pihak manajemen maupun pihak kreditor sudah seharusnya mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan masalah pendanaan ini. Dengan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal diharapkan bisa menjadi bahan pertimbangan bagi evaluasi manajemen.

Fungsi keuangan merupakan salah satu fungsi penting bagi perusahaan dalam kegiatan perusahaan. Dalam mengelola fungsi keuangan salah satu unsur yang perlu diperhatikan adalah seberapa besar perusahaan mampu memenuhi kebutuhan dana yang akan digunakan untuk beroperasi dan mengembangkan usahanya. Pemenuhan dana ini bisa bersumber dari dana sendiri, modal saham maupun dengan hutang, baik hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang. Struktur modal pada dasarnya merupakan suatu pembiayaan permanen


(15)

yang terdiri dari modal sendiri dan modal asing, dimana modal sendiri terdiri dariberbagai jenis saham dan laba ditahan. Modal asing terdiri dari berbagai hutang jangka panjang yang meliputi berbagai jenis obligasi, hutang hipotik dan lain–lain. Penggunaan modal asing akan menimbulkan beban yang tetap dan besarnya penggunaan modal asing ini akan menentukan leverage keuangan perusahaan. Menurut Weston dan Copeland (1992:23) penggunaan modal asing yang berbeda-beda di antara industri maupun diantara perusahaan mencerminkan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan leverage keuangan baik yang bersifat historis, managerial, atau faktor lainnya.

Pedoman struktur finansial yang vertikal memberikan imbangan yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya jumlah modal pinjaman (hutang) dengan besarnya jumlah modal sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu pertama-tama harus dibangun atas dasar modal sendiri, yaitu modal yang tahan risiko maka besarnya modal asing dalam keadaan apapun tidak boleh melebihi besarnya modal sendiri. Koefisien utang, yaitu angka perbandingan antara jumlah modal asing dengan modal sendiri tidak boleh melebihi 1:1.

Adapun pedoman struktur finansial yang horizontal memberikan batas imbangan antara besarnya modal sendiri dengan besarnya jumlah aktiva tetap plus persediaan. Pedoman tersebut menyatakan bahwa keseluruhan aktiva plus persediaan harus sepenuhnya dibelanjai dengan modal sendiri yaitu modal yang tetap tertanam dalam perusahaan. Perimbangan yang optimal antara modal asing dan modal sendiri akan mencerminkan struktur modal yang optimal. Berdasarkan


(16)

Balance Theory yang dikemukakan oleh Myers (1983) dan Brigham (1999) dalam Muhammad Rizal (2002) “perusahaan mendasarkan diri pada keputusan suatu struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang dapat memaksimumkan nilai perusahaaan dan meminimumkan biaya modal. Struktur modal optimal dibentuk dengan menyeimbangkan keuntungan dari penghematan pajak atas penggunaaan hutang terhadap biaya kebangkrutan.

Dalam kenyataan sulit bagi perusahaan untuk menentukan suatu struktur modal yang terbaik dalam suatu komposisi pembelanjaan yang tepat. Menurut Hartono (1990:3) lebih mudah apabila perusahaan mencoba menaksir dalam suatu “range berapa tingkat leverage yang tepat bagi perusahaan”. Menurut Riyanto (2001:23) Setiap perluasan basis modal sendiri akan memperbesar kemampuan perusahaan dalam menanggung risiko usaha yang akan dibelanjainya, hal ini didasarkan pada prinsip keamanan dimana hal ini akan memberikan pengaruh yang baik terhadap kreditur maupun terhadap perusahaan sendiri.

Keputusan pendanaan keuangan perusahaan akan sangat menentukan kemampuan perusahaan dalam melakukan aktivitas operasinya dan juga akan berpengaruh terhadap resiko perusahaan itu sendiri. Jika perusahaan meningkatkan leverage maka perusahaan ini dengan sendirinya akan meningkatkan resiko keuangan perusahaan. Dan sebaliknya perusahaan harus memperhatikan masalah pajak, karena sebagian ahli berpendapat bahwa penggunaan modal yang berlebihan akan menurunkan tingkat profitabilitas. Pecking Order Theory mengatakan bahwa perusahaan lebih cenderung memilih pendanaan yang berasal dari internal dari pada eksternal perusahaan. Menurut


(17)

Myers (1984) dalam Muhammad Rizal (2002) penggunaan dana internal lebih didahulukan dibandingkan dengan penggunaan dana yang bersumber dari eksternal. Urut-urutan yang dikemukakan oleh teori ini dalam hal pendanaan adalah pertama laba ditahan diikuti dengan penggunaan hutang dan yang terakhir adalah penerbitan ekuitas baru. Pemilihan urutan pendataan ini menunjukkan bahwa pendanaan ini didasarkan dari tingkat cost of fund dari sumber-sumber tersebut yang juga berkaitan dengan tingkat resiko suatu investasi.

Karena masalah pendanaan adalah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, maka industri makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalah sektor industri yang mengalami defisiensi modal. Bursa Efek Indonesia merupakan sarana untuk mencari dana sebagai tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya lebih murah dan hal itu hanya diperoleh di pasar modal. Pasar modal merupakan sarana untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan. Perkembangan perusahaan makanan dan minuman di Indonesia terlihat semakin meningkat dari tahun ke tahun, karena perusahaan ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat, jadi sangat terbuka kemungkinan bahwa prospek perusahaan manufaktur akan tetap cerah di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal telah dilakukan antara lain oleh La Rocca, et al (2009), Talberg, et al (2008), Al-Fayoumi, et al (2009) dan lain-lain dalam journal of economics and Finance. Dari penelitian tersebut diperoleh faktor – faktor yang mempengaruhi struktur modal. Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Abimanyu (2009) mengenai analisis


(18)

faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal. Penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Situmorang (2010), yang meneliti tentang pengaruh struktur aktiva, profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap stuktur modal. Penelitian yang dilakukan oleh Tinambunan (2008), meneliti tentang pengaruh kebijakan dividen perusahaan dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007. Penelitian yang dilakukan oleh Talberg, et al (2008), meneliti dengan enam faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan, profitabilitas, ukuran perusahaan, umur perusaahaan, dan pendapatan per karyawan.

Semakin besar perusahaan maka semakin besar pula pasar yang dikuasainya, hal ini akan mempermudah perusahaan dengan ukuran perusahaan yang lebih besar untuk memperoleh pinjaman atau dana eksternal. Firm size dapat dilihat dari dua aspek yaitu besarnya asset yang dimiliki perusahaan tersebut dan tingkat penjualan yang di raih dipangsa pasar. Hal ini menunjukan ada hubungan antara ukuran perusahaan dengan struktur modal yang digunakan perusahaan. Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rakhmawati (2008), Seftianne dan Handayani (2011) menunjukan inkonsitensi. Hasil penelitian Harjanti dan Tandelilin (2007), Rakhmawati (2008), Seftianne dan Handayani (2011) menunjukan bahwa firm size berpengaruh terhadap struktur modal, sedangkan hasil penelitian Hapsari (2010) menujukan bahwa firm size tidak memiliki pengaruh terhadap struktur modal.

Berdasarkan uraian di atas dan adanya ketidak konsistenan hasil penelitian serta perbedaan pengukuran, maka peneliti tertarik untuk menganalisis lebih


(19)

lanjut. Penelitian ini mencoba menjelaskan bagaimana pengaruh stuktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2009-2011. Penelitian ini merupakan reflikasi dari peneliti terdahulu. Alasan diadakannya penelitian ini adalah untuk menguji kembali variabel-variabel yang dikemukakan oleh Abimanyu (2009), Talberg, et al (2008), Tinambunan (2008), Al-Fayoumi, et al (2009), La Rocca, et al (2009) dan Situmorang (2010).

Sektor yang dianggap bisa bertahan dalam terjangan krisis global adalah sektor konsumsi terutama Industri makanan dan minuman. Alasanya, sejak krisis global yang terjadi pada pertengahan 2008, hanya industri makanan dan minuman yang dapat bertahan. Permintaan pada sektor tersebut tetap tinggi. Selain itu, karakteristik masyarakat cenderung gemar berbelanja makanan, ikut membantu mempertahankan industri makanan dan minuman.

Dengan tidak terpengaruhnya industry makanan dan minuman terhadap krisis global yang terjadi maka saham pada kelompok perusahaan makanan dan minuman ini lebih banyak menarik minat investor karena tingkat konsumsi masyarakat akan semakin bertambah sejalan dengan tuntutan kebutuhan manusia yang semakin kompleks. Selain itu Salah satu barang kebutuhan konsumsi yang paling penting adalah makanan dan minuman yang merupakan salah satu penyetor pajak besar di Indonesia.

Investor harus menentukan dimana sektor atau bidang apa yang dapat memberikan kejelasan atas investasi nya. Dengan melihat sektor atau bidang perusahaan tersebut, investor dapat dengan mudah menghindari resiko-resiko


(20)

yang kemungkinan akan terjadi. Sehingga investor dapat melihat seberapa bagus kondisi perusahaanperusahaan yang bergerak dalam bidang makanan dan minuman dalam mendapatkan keuntungan yang dimasa mendatang.

Penelitian ini mengambil sampel perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Tahun penelitiannya adalah tahun 2009-2011.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian dapat diformulasikan sebagai berikut :

1. Apakah struktur aset berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal perusahaan?

2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal perusahaan?

3. Apakah likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal perusahaan?

4. Apakah profitabilitas berpengaruh secara parsial terhadap struktur modal perusahaan?

5. Apakah struktur asset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas secara simultan berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan?


(21)

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, maka batasan masalah terhadap variabel dependen dan independen dalam penelitian ini adalah:

1. Perusahaan yang diteliti hanya perusahaan makanan dan minuman yang sudah go public dan terdaftar pada situs resmi BEI.

2. Penelitian ini meneliti perusahaan hanya pada tahun 2009-2011.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk meneliti pengaruh struktur aset terhadap struktur modal perusahaan. 2. Untuk meneliti pengaruh ukuran perusahaan terhadap struktur modal

perusahaan.

3. Untuk meneliti pengaruh likuiditas terhadap struktur modal perusahaan. 4. Untuk meneliti pengaruh profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan. 5. Untuk meneliti pengaruh struktur asset, ukuran perusahaan, likuiditas dan

profitabilitas secara simultan terhadap struktur modal perusahaan.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi penelitian selanjutnya

Penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai bahan acuan dan informasi tambahan agar penelitian selanjutnya dapat memperoleh hasil yang lebih baik.


(22)

2. Bagi perusahaan (emiten)

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi mengenai beberapa variabel yang dapat mempengaruhi struktur modal perusahaan sehingga dapat membantu perusahaan dalam menetapkan struktur modal yang optimal.

3. Bagi Praktisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai pengaruh strategi struktur asset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan, sehingga nantinya dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi dalam menentukan kebijakan strategis perusahaan dimasa yang akan datang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori 2.1.1 Struktur Modal

Struktur modal (capital Structure) berkaitan dengan penentuan bauran (mix) pembelanjaan jangka panjang perusahaan. Struktur modal mempunyai pengertian yang berbeda dengan struktur keuangan (financial Structure). Struktur modal hanya merupakan bagian dari struktur keuangan. Menurut Warsono (2003:235) “Struktur keuangan merupakan kombinasi bauran dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perusahaan (sisi pasiva), sedangkan struktur modal merupakan bauran dari segenap sumber pembelanjaan jangka panjang yang digunakan perusahaan”.

Struktur modal memberikan gambaran tentang pendanaan perusahaan. Pemenuhan pendanaan berasal dari internal perusahaan dan eksternal perusahaan. Pendanaan internal perusahaan berasal dari modal sendiri dan eksternal perusahaan berasal dari pinjaman. Weston dan Copeland (2010) memberikan definisi struktur modal sebagai pembiayaan permanen utang jangka panjang, saham preferen, dan ekuitas pemegang saham. Nilai buku modal pemegang saham terdiri dari saham biasa, modal disetor dan akumulasi laba ditahan. Jika perusahaan memiliki saham preferen, saham akan ditambahkan ke ekuitas pemegang saham. Menurut Gitman (2010), “definisi struktur modal adalah campuran dari utang jangka panjang dan ekuitas yang harus


(24)

dipertahankan oleh perusahaan". Struktur modal perusahaan menggambarkan perbandingan antara utang jangka panjang dan modal ekuitas yang digunakan oleh perusahaan. Menurut Warsono (2003:239), “struktur modal adalah perbandingan antara utang perusahaan dengan total aset”.

2.1.2 Teori Struktur Modal 2.1.2.1 Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Michael C. Jansen dan William H. Meckling pada tahun 1976 (Horne dan Machowicz, 1998 : 482 dalam Situmorang, 2010) di mana agency theory mengemukakan hubungan antara agent yaitu manajer dengan principal yaitu kreditur dan investor. Manajemen merupakan agen dari pemegang saham, sebagai pemilik perusahaan. Para pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Untuk dapat melakukan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan insentif dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dapat dilakukan melalui cara-cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan tentu saja membutuhkan biaya yang disebut dengan biaya agensi. Horne dan Machowicz (2001 : 243) biaya agensi adalah “biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk meyakinkan bahwa manajemen bertindak konsisten sesuai dengan perjanjian kontraktual perusahaan dengan kreditor dan pemegang saham”.


(25)

Menurut Horne dan Machowicz (2009) salah satu pendapat dalam teori agensi adalah “siapapun yang menimbulkan biaya pengawasan, biaya yang timbul pasti tanggungan pemegang saham”. Sebagai misal, pemegang obligasi mengantisipasi biaya pengawasan, serta membebankan bunga yang lebih tinggi. Semakin besar peluang timbulnya pengawasan, semakin tinggi tingkat bunga, dan semakin rendah nilai perusahaan bagi pemegang saham. Biaya pengawasan berfungsi sebagai diinsentif dalam penerbitan obligasi, terutama dalam jumlah yang besar. Jumlah pengawasan yang diminta pemegang obligasi akan meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah obligasi yang beredar. Menurut Horne dan Machowicz (2001:243), “pihak manajemen dapat dianggap sebagai agen dari para pemilik perusahaan, yaitu para pemegang saham”. Para pemegang saham, dengan harapan bahwa agen akan bertindak demi kepentingan para pemegang saham, akan mendelegasikan otoritas pengambilan keputusan ke pihak manajemen. Agar pihak manajemen dapat membuat keputusan yang optimal atas nama para pemegang saham, merupakan hal yang penting agar pihak manajemen tidak hanya mendapat insentif yang tepat tetapi mereka diawasi juga.

2.1.2.2 Signaling Theory

Teori signal menurut Brigham dan Houston (1999:36) “adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan”. Menurut Brigham dan Houston (1999 : 36) “perusahaan dengan prospek yang


(26)

menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan hutang yang melebihi target struktur modal yang normal”. Perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram. Apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun, karena menerbitkan saham baru berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah.

2.1.2.3 Asymmetric Information Theory

Menurut Brigham dan Houston (1999:35) asymmetric information atau ketidaksamaan informasi adalah “situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor”. Untuk memahaminya perlu diperhatikan dua situasi yaitu: situasi pertama, para manajer mengetahui bahwa prospek perusahaannya sangat menguntungkan, dan situasi yang kedua, manajer mengetahui bahwa masa depan perusahaannya tidak menguntungkan. Bagi perusahaan yang prospeknya di anggap menguntungkan, akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain termasuk penggunaan utang yang melebihi struktur modal yang normal.


(27)

Brigham dan Houston (2001:39) menyatakan “sedangkan untuk perusahaan yang prospeknya kurang menguntungkan akan cenderung untuk menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian”. Menurut Husnan (1997:326) “Asimetri informasi ini terjadi karena pihak manajemen mempunyai informasi yang lebih banyak daripada pemodal”.

Dengan demikian, pihak manajemen tentu akan berpikir bahwa harga saham saat ini sedang overvalue (terlalu mahal). Kalau hal ini diperkirakan terjadi, maka manajemen tentu akan berpikir untuk lebih baik menawarkan saham baru sehingga dapat dijual dengan harga yang lebih mahal dari yang seharusnya. Tetapi pemodal akan menafsirkan kalau perusahaan menawarkan saham baru salah satu kemungkinannya adalah harga saham saat ini sedang terlalu mahal (sesuai dengan persepsi pihak manajemen). Sebagai akibatnya para pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih rendah. Karena itu emisi saham baru akan menurunkan harga saham.

2.1.2.4 Pecking Order Theory

Secara singkat teori ini menyatakan bahwa: (a) perusahaan menyukai

internal financing (pendanaan dari hasil operasi perusahan berwujud laba ditahan), (b) Apabila pendanaan dari luar akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan. Sesuai dengan teori, tidak ada suatu target debt to equity ratio,


(28)

karena ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaan lebih disukai daripada modal yang berasal dari luar perusahaan. Menurut Myers (dalam Situmorang, 2010), “perusahaan lebih menyukai pendanaan dari modal internal, yaitu dana yang berasal dari aliran kas, laba ditahan dan depresiasi”.

Dana internal lebih disukai karena memungkinkan perusahaan untuk tidak perlu “membuka diri lagi” dari sorotan pemodal luar. Kalau bisa memperoleh sumber dana yang diperlukan tanpa memperoleh “sorotan dan publisitas publik” sebagai akibat saham baru. Dana eksternal lebih disukai dalam bentuk hutang daripada modal sendiri karena dua alasan. Pertama adalah pertimbangan biaya emisi. Biaya emisi obligasi akan lebih murah dari biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir kalau penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai kabar buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan antara lain kemungkinan adanya asimetri informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemodal.

2.1.3 Komponen Struktur Modal

Modal suatu perusahaan secara umum terdiri atas beberapa komponen yaitu : 1. Modal Asing/Utang Jangka Panjang (Long-Term Debt)

Modal asing/utang jangka panjang adalah hutang yang jangka waktunya adalah panjang, umumnya lebih dari sepuluh tahun. Hutang jangka


(29)

panjang ini pada umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan perusahaan (ekspansi) atau modernisasi dari perusahaan, karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Komponen hutang jangka panjang ini terdiri dari :

a. Utang Hipotik (Mortgage)

Hutang hipotik adalah bentuk hutang jangka panjang yang dijamin dengan aktiva tidak bergerak (tanah dan bangunan) kecuali kapal dengan bunga, jangka waktu dan cara pembayaran tertentu.

b. Obligasi (Bond)

Obligasi adalah sertifikat yang menunjukan pengakuan bahwa perusahaan meminjam uang dan menyetujui untuk membayarnya kembali dalam jangka waktu tertentu. Pelunasan atau pembayaran pinjaman obligasi dapat diambil dari penyusutan aktiva tetap yang dibelanjai dengan pinjaman obligasi tersebut dan dari keuntungan. Modal asing/hutang jangka panjang di lain pihak, merupakan sumber dana bagi perusahaan yang harus dibayar kembali dalam jangka waktu tertentu. Semakin lama jangka waktu dan semakin ringannya–syarat pembayaran kembali hutang tersebut akan mempermudah dan memperluas bagi perusahaan untuk memberdayagunakan sumber dana yang berasal dari modal asing/hutang jangka panjang tersebut. Meskipun, hutang tetap harus dibayar kembali pada waktu yang sudah ditetapkan tanpa memperhatikan kondisi finansial perusahaan pada saat


(30)

itu dan harus sudah disertai dengan bunga yang sudah diperhitungakan sebelumnya.

2. Modal Sendiri (Shareholder Equity)

Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri berasal dari sumber intern maupun sumber extern. Sumber intern di dapat dari keuntungan yang dihasilkan perusahaan, sedangkan sumber extern berasal dari modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Komponen modal sendiri terdiri dari :

a. Modal Saham

Saham adalah tanda bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu Perseroan Terbatas (P.T), dimana modal saham terdiri dari saham biasa dan saham preferen. Saham biasa adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang ditanamkan oleh investor, dimana pemilik saham ini, dengan memiliki saham ini berarti ia membeli prospek dan siap menanggung segala risiko sebesar dana yang ditanamkan. Saham preferen adalah bentuk komponen modal jangka panjang yang merupakan kombinasi antara modal sendiri dengan hutang berjangka panjang.

b. Laba Ditahan

Laba ditahan adalah sisa laba dari keuntungan yang tidak dibayarkan sebagai dividen.

Komponen modal sendiri ini merupakan modal dalam perusahaan yang dipertaruhkan untuk segala risiko, baik risiko usaha maupun risiko kerugian kerugian lainnya. Modal sendiri ini tidak memerlukan adanya


(31)

jaminan atau keharusan untuk pembayaran kembali dalam setiap keadaan maupun tidak adanya kepastian tentang jangka waktu pembayaran kembali modal yang disetor. Oleh karena itu, tiap–tiap perusahaan harus mempunyai sejumlah minimum modal yang diperlukan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan.

2.1.4 Struktur Aset

Struktur Aset adalah penentuan berapa besar jumlah alokasi dana masing-masing komponen aktiva lancar maupun aktiva tetap. Struktur aktiva diketahui dengan membandingkan antara aktiva tetap dengan total aktiva pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2006 sampai dengan 2008. Aktiva menurut Warren (2005:18) adalah sumber daya yang dimiliki perusahaan.Kondisi aktiva perusahaan dapat mempengaruhi kebijakan pendanaan perusahaan. Menurut Brigham dan Houston (2001:39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung lebih banyak menggunakan banyak utang.Aktiva lancar yang dimiliki perusahaan merupakan suatu jaminan pembayaran yang baik bagi kreditor terhadap pinjaman yang diberikan kepada perusahaan.Kreditor tentunya mengadakan analisis kredit yang mendalam untuk melihat kemampuan perusahaan dalam membayar kewajibannya. Perusahaan yang memiliki jumlah aktiva tetap lebih banyak dibandinngkan dengan jumlah aktiva lancarnya akan lebih banyak menggunakan modal sendiri sedangkan hutang merupakan alternatif lain sebagai pelengkap. Menurut Warsono (2003:237)


(32)

“Perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa asset tetap biasanya lebih banyak menggunakan modal sendiri dalam struktur modalnya.” Hal ini dapat dihubungkan dengan adanya aturan financial konservatif yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri hendaknya paling sedikit dapat menutup jumlah aktiva tetap ditambah aktiva lain yang sifatnya permanen.

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini, pengukuran terhadap ukuran perusahaan perusahaan mengacu pada penelitian Krishnan dan Moyer (1996), di mana ukuran perusahaan diproxy dengan nilai logaritma dari total aktiva.

2.1.6 Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan relatif terhadap hutang lancarnya (hutang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan). Dua rasio likuiditas jangka pendek yang sering digunakan adalah rasio lancar dan rasio quick (sering juga disebut acid test rasio). Rasio lancar mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (aktiva yang akan berubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau satu siklus bisnis). Rasio quick merupakan rasio antara aktiva lancar sesudah dikurangi persediaan dengan hutang lancar dan menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk melunasi utang lancar.


(33)

Analisis rasio likuiditas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo.

2.1.7 Profitabilitas

Profitabilitas mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegitan bisnis yang dilakukannya (Ghost,et. al., 2000). Profitabilitas mencakup seluruh pendapatan dan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan sebagai penggunaan aktiva dan pasiva dalam suatu periode. Investor menggunakan profitabilitas untuk memprediksi seberapa besar penggunaan nilai atas saham yang dimiliki. Dalam penelitian ini pengukuran terhadap profitabilitas diukur dengan membandingkan laba setelah pajak dengan total aset.

2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai pilihan struktur modal perusahaan menghasilkan temuan yang bermacam-macam dengan berbagai variabel. Dapat dilihat melalui tabel 2.1:


(34)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

Judul Penelitian Peneliti Variabel yang Digunakan Hasil Penelitian 1.Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2005-2007 Sony Abimanyu (2009) Variabel Independen: Struktur Akiva, Profitabilitas, Operating leverage, Likuiditas. Variabel Dependen: Stuktur Modal Return On Invesnment, operating leverage,current ratio, growth sales memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan struktur aktiva tidak berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal 2.Pengaruh kebijakan dividen dan profitabilitas terhadap struktur modal perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2007 Septian Debora Tinambun (2008) Variabel Independen: Kebijakan Dividen dan Profitabilitas. Variable Dependen: Struktur Modal Profitabilitas berpengaruh secara negatif terhadap struktur modal beberapa sektor industri yang dianalisis. 3.Pengaruh Struktur Aktiva,Profitabili tas dan Kebijakan Deviden Terhadap Struktur Pendanaan Pada Industri Perbankan yang Tercatat Di Bursa Efek Jakarta Yustini Jortan (2007) Varibel Independen : Struktur Aktiva,Profitabilitas dan Kebijakan Dividen. Variabel Dependen: Struktur Pendanaan. Variabel struktur aktiva dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur pendanaan pada industri perbankan.Hanya kebijakan dividen yang tidak berpengaruh terhadap struktur pendanaan. Sumber: Dari berbagai sumber yang diolah


(35)

Penelitian yang dilakukan Sony Abimanyu (2009), menunjukkan bahwa profitabilitas dan likuiditas mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan, sedangkan struktur asset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Septia Debora Tinambum (2008), yang menyatakan adanya pengaruh signifikan antara profitabilitas dengan struktur modal perusahaan.

Sedangkan penelitian yang dilakukan Yustini Jortan (2007) memberikan hasil bahwa struktur asset dan profitabilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal.


(36)

2.3 Kerangka Konseptual

H1

H2

H3

H4

H5

Gambar 2.1 Kerangka konseptual

Struktur Aset merupakan gambaran struktur aktiva dalam suatu perusahaan yang merupakan komposisi perbandingan antara jenis-jenis aktiva perusahaan. Perbandinngan antara jumlah aktiva lancar dengan jumlah aktiva tetap perusahaan memiliki dampak terhadap struktur modal perusahaan. Menurut Birgham Houston (2001: 39) perusahaan yang aktivanya sesuai untuk dijadikan jaminan kredit cenderung menggunakan lebih banyak utang . Aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan merupakan suatu jaminan pembayaran yang baik bagi kreditor terhadap pinjaman yang diberikan kepada perusahaan. Perusahaan yang

Struktur Aset

(X

1

)

Ukuran Perusahaan

(X

2

)

Likuiditas

(X

3

)

Profitabilitas

(X

4

)

Struktur Modal

(Y)


(37)

jumlah aktiva tetapnya lebih banyak akan cenderung menggunakan modal sendiri.

Ukuran Perusahaan merupakan ukuran besar atau kecilnya suatu perusahaan yang dilihat dari besarnya aset yang dimiliki perusahaan. Perusahaan kecil cenderung menggunakan hutang jangka pendek daripada hutang jangka panjang. Demikian juga dengan perusahaan besar akan cenderung memiliki sumber pendanaan yang kuat.

Profitabilitas menjelaskan tingkat pengembalian yang didapat dari investasi yang ditanamkan oleh perusahaan. Semakin besar tingkat pengembalian yang didapat dari investasi yang ditanamkan maka penggunaan hutang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi dari investasi yang ditanamkan perusahaan memungkinkan perusahaan menggunakan dana internal perusahaan untuk membiayai sebagian besar pendanaannya yang berasal dari tingkat pengembalian atas investasi tersebut.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dihadapi dan kebenarannya harus dibuktikan melalui hasil penelitian.Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H1 = Struktur Aset secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

H2 = Ukuran Perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan.


(38)

H3 = Likuiditas secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

H4 = Profitabilitas secara parsial mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

H5 = Struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahan.


(39)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan empirical research yang menguji hipotesis dengan aplikasi teori dalam memecahkan masalah yang diteliti dan mengadakan interpretasi tentang hubungan tertentu, pengaruh, atau perbedaan antar kelompok atau independensi dari dua atau lebih faktor dalam suatu objek yang diteliti (Sularso, 2003). Penelitian ini bersifat survey data sekunder perusahaan dan berupa kejadian sesungguhnya yang terjadi sesuai fakta. Data perusahaan yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini dimuat dalam laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Dalam penelitian ini, penulis mencoba untuk mengetahui apakah variabel independen berupa struktur asset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas memiliki pengaruh terhadap variabel dependen berupa pilihan struktur modal perusahaan.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Penelitian

Menurut Djarwanto (2000) “populasi adalah jumlah dari keseluruhan obyek (satuan-satuan / indvidu-individu) yang karakteristiknya hendak diduga”.


(40)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2009–2011 yang berjumlah perusahaan.

b. Sampel Penelitian

Menurut Erlina (2000) “Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi”. Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Beberapa pertimbangan yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel adalah:

1. Perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI pada tahun 2009–2011.

2. Perusahaan tersebut tidak didelisting dari BEI pada tahun 2009- 2011. 3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap selama tahun

2009–2011.

Tabel 3.1 Sampel Penelitian

No. Nama Perusahaan Kode Kriteria Sampel

1 2 3

1 Akasha Wira

International Tbk.

ADES √ √ √ Sampel 1

2 PT Aqua Golden

Mississipi

AQUA √ x √ -

3 PT Cahaya kalbar

Tbk

CEKA √ √ √ Sampel 2

4 PT Davomas Abadi

Tbk


(41)

5 PT Delta Djakarta Tbk

DLTA √ √ √ Sampel 4

6 PT Indofood Sukses

Makmur Tbk

INDF √ √ √ Sampel 5

7 PT Mayora Indah

Tbk

MYOR √ √ √ Sampel 6

8 PT Multi Bintang

Indonesia Tbk

MLBI √ √ √ Sampel 7

9 Prasidha Aneka

Niaga Tbk

PSDN √ √ √ Sampel 8

10 PT. Sekar Bumi SKBM x x x -

11 PT Sekar Laut Tbk SKLT √ √ √ Sampel 9

12 PT Siantar Top Tbk STTP √ √ √ Sampel 10

13 PT Tiga Pilar

Sejahtera Food Tbk

AISA √ √ √ Sampel 11

14 PT Ultra Jaya Milk ULTJ √ √ √ Sampel 12

15 PT Nippon Indosari Corpindo

ROTI x x x -

Sumber : Indonesian Capital Market Directory yang diolah.

3.3 Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan data-data sekunder yang dilakukan dengan studi panel. Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat historis karena merupakan kejadian atau kenyataan yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang diamati dan diperoleh dari www.idx.co.id

1. Data perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2011.

untuk periode tahun penelitian yakni dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Data sekunder tersebut merupakan data yang dikeluarkan perusahaan yang bersangkutan selama periode penelitian yang berupa:


(42)

2. Data laporan keuangan perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar dan diperlukan dalam penelitian berupa laporan tahunan yang diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009 sampai 2011

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Penelitian melibatkan 5 variabel yang terdiri atas 1 variabel dependen dan 4 variabel independen. Variabel independen tersebut adalah : struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas. Sedangkan variabel dependennya adalah struktur modal.

Tabel 3.2

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Pengukuran

Independen 1: Struktur Aset Struktur aset adalah penentuan berapa besar jumlah alokasi dana masing-masing komponen aset lancar maupun aset tetap ������������ =����������� Total Aktiva Independen 2: Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan


(43)

Independen 3: Likuiditas Likuiditas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya ������������ = ���������� ����������� Independen 4: Profitabilitas Profitabilitas (profitability) atau kemampulabaan adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba dari kegitan

bisnis yang dilakukannya

��������������= ���������ℎ ��������� Dependen: Struktur Modal struktur modal adalah perbandingan antara hutang perusahaan (total debt) dengan total aktiva (total assets) ��� = ���������� �����������������

Sumber: Dari berbagai sumber yang telah diolah

3.5 Analisis Data

3.5.1 Statistik Deskriptif

Menurut Jogiyanto (2005) “Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data melalui karakteristik distribusinya”. Statistik deskriptif bertujuan untuk menggambarkan tentang ringkasan data-data penelitian seperti mean, standar deviasi, varian, modus, sum, range, minimum, dan maksimum.


(44)

3.5.2 Pengujian Asumsi Klasik

3.5.3.1 Pengujian Normalitas Data

Menurut Priyanto (2008) “Uji normalitas dibutuhkan untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak”. Data yang baik adalah data yang terdistribusi normal sehingga dapat memperkecil kemungkinan terjadinya bias. Informasi terhadap variasi variabel dependen yang tidak dapat diterangkan pada regresi akan termuat dalam residual. Oleh karena itu, menurut Nachrowi dan Usman (2006) “untuk melakukan pemeriksaan terhadap persamaan regresi apakah melanggar asumsi atau tidak maka digunakan analisis residual”.

Setelah mendapatkan nilai residual tersebut maka selanjutnya dilakukan analisis uji normalitas melalui uji Kolmogorov_Smirnov

dengan menggunakan level of significant sebesar 0,05 atau sebesar 5%. Pengujian normalitas dilakukan dengan membandingkan p-value yang diperoleh dengan tingkat signifikansi yang ditentukan sebesar 0,05. Bila

p-value ³ 0,05 maka data yang digunakan dalam penelitian merupakan data yang terdistribusi normal (Priyatno, 2008). Selain itu juga digunakan

Histogram DisplayNormal Curve, dan Kurva Normal P-P PLOT.

Pengujian dengan Histogram Display Normal Curve, data dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan ketengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 (Nugroho, 2005). Sedangkan pengujian dengan kurva


(45)

normal P-P PLOT, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik data terletak di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal (Nugroho, 2005).

3.5.3.2 Multikolinearitas

Menurut Gujarati (1999) “Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti di antara variabel-variabel independen yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati, 1999)”. Menurut Nugroho (2005) “Bila terjadi hubungan linear yang “sempurna” pada beberapa atau semua variabel independen maka terdapat korelasi yang sangat kuat di antara variabel independen”. Pendeteksian multikolinearitas dapat dilihat dari beberapa hal antara lain: 1) Jika nilai dari Variance Inflation Factor (VIF) kurang dari 10 dan

nilai dari Tolerance lebih dari 0,1 maka dapat dikatakan bahwa model yang digunakan dalam model terbebas dari multikolinearitas.

2) Jika koefisien korelasi antara masing-masing variabel independen tidak lebih dari 0,70 maka model penelitian terbebas dari multikolinieritas, dan sebaliknya.

3) Jika nilai koefisien determinan maupun R-Square di atas 0,60 tetapi tidak ada variabel independen yang berpengaruh terhadap variabel dependen maka dapat dikatakan bahwa model terkena multikolinieritas.


(46)

3.5.3.3 Autokorelasi

Menurut Gujarati (1999) “Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antar anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu atau ruang”. Pengujian ini perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar unsur gangguan pada observasi dengan unsur gangguan pada observasi lain. Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan metode pengumpulan time series. Metode yang paling terkenal untuk mendeteksi ada tidaknya korelasi adalah menggunakan pengujian Durbin- Watson. Penentuan nilai Durbin-Watson dibantu dengan tabel dl dan du. Penentuan ada tidaknya autokorelasi dapat digunakan patokan nilai Durbin-Watson hitung yang berkisar antara 0 dan 4 (Uyanto, 2009). Bila nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga maka residual dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi.

3.5.3.4 Heteroskesdastisitas

Heteroskesdastisitas diartikan sebagai penyebaran titik data regresi yang tidak sama (hetero). Heteroskedastisitas muncul apabila residual dari model yang diamati tidak memiliki varians yang konstan dari satu observasi ke observasi lain (Kuncoro, 2001). Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah :


(47)

1) Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja 3) Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali

3.5.3 Pengujian Hipotesis

3.5.4.1 Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t)

Menurut Priyatno (2008) Pengujian koefisien regresi secara parsial (Uji t) dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X1, X2, X3,...) secara parsial terhadap variabel dependen. Hasil pengujian ini dapat dilihat pada output SPSS melalui tabel

Coeffisienta dengan melihat nilai p-value (pada kolom Sig.) dari masing-masing variabel independen. Jika nilai p-value lebih kecil dari level of significant sebesar 5% atau nilai t-hitung (pada kolom t) lebih besar dari t-tabel yang didapat dari perhitungan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 maka menunjukkan bahwa Ho ditolak. Hal ini berarti variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen dan Ho diterima bila –t hitung > t- tabel atau t-hitung < t-tabel. Kondisi ini berarti bahwa variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap terhadap variabel dependen.


(48)

3.5.4.2 Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Priyatno (2008) menyatakan pengujian secara simultan (Uji F) ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2, X3,...)

secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Hasil uji F pada output SPSS dapat dilihat pada tabel ANOVA. Hasil F-test menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersamasama terhadap variabel dependen jika p-value yang terletak pada kolom Sig. < dari level of significant yang ditentukan, atau bila F-hitung pada kolom F menunjukkan nilai yang lebih besar dari tabel. Nilai F-hitung dapat diF-hitung dengan cara df1= k-1, dan df2= n-k, dimana k merupakan jumlah variabel dependen dan independen.

3.5.4.3 Regresi Linear Berganda

Priyatno (2008) Analisis regresi linear berganda merupakan analisis untuk menguji hubungan secara linear antara dua atau lebih variabel independen (X1, X2, X3,...) terhadap variabel dependen (Y). Model persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

Y

= a +

b

1

X

1

+

b

2

X

2

+

b

3

X

3

+

b

4

X

4

+

e

Keterangan:

Y = Struktur Modal

a = Konstanta b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi


(49)

X1

X

= Struktur Aset

2

X

= Ukuran Perusahaan

3

X

= Tingkat Likuiditas

4

e = Standar Error

= Tingkat Profitabilitas

3.5.4.4 Uji Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

Koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengetahui seberapa

besar kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen. Nilai koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar sumbangan variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Dalam model regresi linier berganda digunakan R-Square karena disesuaikan dengan banyaknya variabel independen yang digunakan sebagai indikator untuk mengetahui pengaruhnya di antara variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R-Square dikatakan baik bila nilainya di atas 0,5 karena nilai dari R-Square berkisar antara 0 sampai 1 (Nugroho, 2005). Bila nilai R-Square mendekati 1 maka sebagian besar variabel independen menjelaskan variabel dependen sedangkan jika koefisien determinasi adalah 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.


(50)

BAB IV

ANALISIS HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen terhadap struktur modal perusahaan sebagai variabel dependen. Variabel-variabel independen tersebut berupa struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas. pada bab IV ini akan dilakukan analisis data dan pembahasan hasil pengolahan data untuk membuktikan hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya. Seluruh data yang telah diperoleh akan diolah menggunakan SPSS (Statistical Product and Service Sollution) version 18.0 for windows. Hasil pengolahan tersebut selanjutnya akan dianalisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen berupa struktur modal perusahaan.

Penelitian ini menggunakan obyek penelitian pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai populasinya. Periode pengamatan yang dilakukan menggunakan tahun penelitian dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Perolehan data penelitian yang merupakan data sekunder diperoleh melalui Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2009, 2010 dan 2011.


(51)

4.2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan statistik yang menggambarkan fenomena atau karakteristik dari data melalui karakteristik distribusinya. Statistik deskriptif yang dilakukan bertujuan untuk memberikan gambaran suatu data mengenai nilai mean, standard deviation, minimum, dan maximum dalam variabel struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas dan struktur modal. Hasil analisis statistik deskriptif setiap variabel dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.1 seperti berikut:

TABEL 4.1

HASIL ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SA 36 .17 .96 .5126 .19476

Size 36 10.61 16.23 13.5663 1.37292

Liquidity 36 .66 6.34 2.0473 1.30892

Profitability 36 .02 .41 .1057 .09824

DER 36 .19 2.28 1.0245 .51815

Valid N (listwise) 36

Sumber: Hasil pengolahan data

Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat diketahui bahwa nilai struktur modal (DER) perusahaan makanan dan minuman yang digunakan dalam sampel mempunyai nilai rata-rata sebesar 1,0245 (102,45%) dengan standar deviasi sebesar 0,51815. Nilai struktur modal (DER) terendah adalah 0,19 (19%), sedangkan nilai struktur modal (DER) tertinggi adalah 2,28 (228%).

Perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini memiliki nilai struktur aset (SA) rata-rata sebesar 0,5126 (51,26%) dengan


(52)

standar deviasi sebesar 0,19476. Nilai struktur aset terendah adalah 0,17 (17%), sedangkan nilai struktur aset tertinggi adalah 0,96 (96%).

Nilai rata-rata ukuran perusahaan (Size) pada perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel dalam penelitian ini sebesar 15,3663 dengan standar deviasi sebesar 1,37292. Nilai ukuran perusahaan terendah adalah 10,61 sedangkan nilai ukuran perusaahaan tertinggi adalah 16,23.

Nilai rata-rata likuiditas (liquidity) perusahaan makanan dan minuman yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki nilai sebesar 2,0473 (204,73%) dengan standar deviasi sebesar 1,30892. Nilai likuiditas terendah adalah 6,34 (634%), sedangkan nilai likuiditas tertinggi adalah 0,66 (66%).

Nilai rata-rata profitabilitas (profitability) perusahaan makanan dan minuman yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki nilai sebesar 0,1057 (204,73%) dengan standar deviasi sebesar 0,09824. Nilai profitabilitas terendah adalah 0,02 (2%), sedangkan nilai profitabilitas tertinggi adalah 0,41 (41%).

4.3. Pengujian Asumsi Klasik 4.3.1 Pengujian Normalitas Data

Sebelum dilakukan pengujian hipotesis maka terlebih dahulu dilakukan pengujian normalitas data untuk menguji apakah data yang digunakan berdistribusi normal atau tidak. Analisis normalitas menggunakan uji

Kolmogorov_Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikansi 5%,


(53)

normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov_Smirnov terhadap nilai residual seluruh variabel untuk meghindari adanya variasi variabel dependen yang tidak nampak pada regresi tetapi akan termuat pada nilai residualnya. Dengan kriteria, apabila nilai p value hasil pengujian lebih besar dari 0,05 maka data dikatakan terdistribusi normal. Untuk pengujian dengan

Histogram Display Normal Curve, data dikatakan terdistribusi normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang seimbang pada sisi kiri dan kanan, atau tidak condong, melainkan ketengah dengan bentuk seperti lonceng, dengan nilai skewness mendekati 0 (Nugroho, 2005:20). Sedangkan pengujian dengan kurva normal P-P PLOT, data dikatakan terdistribusi normal jika penyebaran titik-titik data terletak di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal (Nugroho, 2005:24).

Hasil pengujian normalitas data disajikan dalam tabel 4.2 dan grafik 4.1 sebagai berikut

TABEL 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mean

N 36

Normal Parameters Mean .00000000

Std. Deviation

Most Extreme Differences Absolute Positive

Negative

.18122299 .094 .094 -.063 Kolmogorov-Smirnov Z

ASymp. Sig. (2 Tailed)

.992 .279 a. Test distribution is Normal.


(54)

Gambar 4.1

Uji Normalitas Histogram

Gambar 4.2


(55)

Berdasarkan hasil uji Kolmogorov_Smirnov pada tabel 4.2, di atas menunjukkan bahwa nilai residual memiliki p-value > 0,05 yaitu sebesar 0,279 yang mempunyai arti bahwa data variabel yang digunakan dalam penelitian ini telah terdistribusi normal. Demikian halnya dengan hasil perhitungan SPSS untuk uji normalitas data menggunakan Histogram Display Normal Curve pada grafik 4.1 variabel struktur modal (DER) Regresi Residual menunjukkan bahwa bentuk histogram mengikuti bentuk distribusi normal. Untuk grafik P-P Plot terlihat bahwa nilai plot P-P terletak di sekitar garis diagonal. Plot tidak menyimpang jauh dari garis diagonal dan penyebaran titik-titik data searah mengikuti garis diagonal, yang menunjukkan bahwa regresion residual model ini berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas dalam seluruh tahap, menyimpulkan arti bahwa semua Variabel dalam penelitian ini berdistribusi normal.

4.3.2 Multikolinearitas

Pengujian multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan linear yang “sempurna” atau pasti di antara variable-variabel independen yang menjelaskan dari model regresi. Pengujian ini dilakukan dengan melihat nilai Tolerance atau nilai Varian Inflation Factor (VIF). Model dapat dikatakan terhindar dari asumsi klasik multikoliearitas jika nilai

Tolerance lebih besar dari 0,1 atau nilai VIF lebih kecil dari 10. Hasil Pengujian multikolinearitas, nilai Tolerance dan nilai VIF untuk masing-masing variabel dapat dilihat melalui tabel 4.3seperti berikut:


(56)

Tabel 4.3

Hasil Pengujian Multikolinearitas

Tolerance VIF Interpretasi Hasil

SA 0,595 1,680 Tidak terjadi multikolinearitas

Size 0,941 1,163 Tidak terjadi multikolinearitas

Liquidity 0,650 1,539 Tidak terjadi multikolinearitas

Profitability 0,928 1,178 Tidak terjadi multikolinearitas

Variabel dependen: DER

Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas yang ditunjukkan pada tabel 4.3 di atas maka dapat terlihat bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam tiga model regresi memiliki nilai Tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini terhindar dari multikolinearitas.

4.3.3 Auto Korelasi

Pengujian autokorelasi perlu dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antar unsur gangguan pada observasi dengan unsur gangguan dengan observasi lain. Cara yang paling sering dilakukan untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan menggunakan metode Durbin Watson test. Metode ini menyatakan bahwa data yang digunakan dalam model tidak terjadi autokorelasi jika nilai Durbin Watson berkisar antara 0 sampai dengan 4 yaitu terletak diantara du dan (4-du) (Priyanto, 2008:48). Bila nilai uji statistik Durbin-Watson lebih kecil dari satu atau lebih besar dari tiga yaitu dw lebih


(57)

kecil dari dl atau lebih besar dari (4-dl) maka residual dari model regresi berganda tidak bersifat independen atau terjadi autokorelasi. Hasil pengujian Autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.4seperti berikut:

TABEL 4.4

HASIL PENGUJIAN AUTOKORELASI

N k dl du dhitung Interpretasi Hasil

36 5 1,406 1,6708 1,983 Tidak terjadi autokorelasi

Sumber: Hasil Pengolahan Data, Lampiran

Berdasarkan tabel hasil pengujian asumsi klasik autokorelasi pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson terletak diantara du dan (4-du) yang memenuhi syarat Durbin Watson yaitu berada di sekitar angka 2 sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang digunakan dalam penelitian ini terhindar dari autokorelasi (Nugroho, 2005:60).

4.3.4 Heteroskedastisitas

Metode yang digunakan untuk menguji ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai variabel dependen (ZPRED) dengan nilai residual (SRESID). Dasar analisis ini adalah : 1. Titik-titik tersebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali


(58)

GAMBAR 4.4

Hasil Pengujian Heteroskedastisitas

Dari gambar 4.4 dapat dilihat bahwa tidak terdapat pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi tidak menjukkan adanya heteroskedastisitas.

4.4. Pengujian Hipotesis

Pengujian normalitas telah membuktikan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi normal maka dapat dilakukan pengujian selanjutnya yakni pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji apakah hipotesis-hipotesis yang telah ditentukan sebelumnya dapat dibuktikan. Hasil uji hipotesis ini dilakukan dengan model regresi sebagai berikut:


(59)

4.4.1. Pengujian Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t) TABEL 4. 5

HASIL UJI KOEFISIEN PARSIAL (UJI t)

Coefficientsa

Variabel

T Signifikansi

Hasil

SA SIZE Liquidity Profitability

-.261 .769 Ha ditolak

.160 .874 Ha ditolak

-2.569 .015 Ha diterima

-.189 .025 Ha diterima

a. Dependent Variable: DER

Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa p-value untuk variabel SA adalah 0,769 yang lebih besar dari tingkat signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara parsial variabel SA tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER).

Nilai p-value untuk variabel SIZE adalah 0,874 yang lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara parsial variabel SIZE tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER).

Nilai p-value untuk variabel Liquidity adalah 0,015 yang lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara parsial variabel Liquidity berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER).

Nilai p-value untuk variabel Profitability adalah 0,025 yang lebih kecil dari tingkat signifikan yaitu 0,05, sehingga dapat ditentukan bahwa secara


(60)

parsial variabel Profitability berpengaruh signifikan terhadap struktur modal (DER).

4.4.2. Pengujian Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Pengujian koefisien regresi secara simultan (Uji F) ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (SA, Size, Liquidity, Profitability) secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen struktur modal (DER). Hasil uji F menunjukkan pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen jika F-hitung pada kolom F lebih besar dari F-tabel.

TABEL 4. 6

HASIL UJI F (KOEFISIEN REGRESI SIMULTAN)

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.146 4 .537 2.294 .032a

Residual 7.250 31 .234

Total 9.397 35

a. Predictors: (Constant), Profitability, Liquidity, Size, SA b. Dependent Variable: DER

Tabel 4.6 di atas memperlihatkan nilai F-hitung sebesar 2,294 dan tingkat signifikansi sebesar 0,032 yang berarti probabilitas < α 0,05%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model ini signifikan, karena memiliki signifikansi kurang dari alpha 5% serta dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini pada variabel dependen berupa struktur modal perusahaan.


(61)

4.4.3. Pengujian Regresi Linear Berganda

Pengujian regresi berganda bertujuan untuk mengetahui koefisien setiap variabel independen. Sehingga mengetahui besarnya pengaruh setiap variabel independen secara simultan. Persamaan regresi berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y

= a +

b

1

X

1

+

b

2

X

2

+

b

3

X

3

+

b

4

X

4

Keterangan:

+

e

Y = Struktur Modal (DER)

a = Konstanta b1, b2, b3, b4 = Koefisien regresi

X

1

X

= Struktur Aset (SA)

2

X

= Ukuran Perusahaan (Size)

3

X

= Tingkat Likuiditas (Liquidity)

4

e = Standar Error

= Tingkat Profitabilitas (Profitability)

TABEL 4. 7

HASIL UJI REGRESI LINIEAR BERGANDA

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 1.389 .856 1.621 .115

SA -.142 .544 -.053 -.261 .796 .595 1.680

Size .010 .061 .026 .160 .874 .941 1.163

Liquidity -.199 .077 -.503 -2.569 .015 .650 1.539

Profitability -.163 .864 -.031 -.189 .025 .928 1.178


(62)

Y

=

1,389

- 0,142

X

1

+

0,10

X

2

-

0,199

X

3

- 0,163

X

4

+

e

Dari persamaan regresi berganda tersebut dapat diinterpretasikan untuk masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen berupa struktur modal perusahaan yang diukur melalui DER sebagai berikut:

Nilai konstanta sebesar 1,389 menunjukkan bahwa jika nilai variabel struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas adalah nol maka rata-rata struktur modal (DER) bernilai positif sebesar 1,389.

Variabel struktur aset memiliki nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar 0,142. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan struktur aset sebesar 1% akan menurunkan struktur modal (DER) sebesar 0,142 satuan atau sebesar 14,2%.

Variabel ukuran perusahaan memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0, 10. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan ukuran perusahaan 1 satuan akan berpengaruh meningkatkan struktur modal (DER) sebesar 0, 10 satuan atau sebesar 10 %.

Variabel likuiditas memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,056. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan likuiditas sebesar 1 satuan akan meningkatkan struktur modal (DER) sebesar 0,056 satuan atau sebesar 5,6%.

Variabel profitabilitas memiliki nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 0,056. Nilai tersebut menunjukkan bahwa setiap kenaikan


(63)

profitabilitas sebesar 1 satuan akan meningkatkan struktur modal (DER)

sebesar 0,056 satuan atau sebesar 5,6%.

4.4.4. Koefisien Determinasi (Goodness of Fit)

Nilai koefisien determinasi menjelaskan seberapa besar sumbangan variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Hasil perhitungan terhadap koefisien determinasi yang terlihat pada tabel 4.8:

TABEL 4. 8

HASIL UJI KOEFISIEN DETERMINASI (R2)

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimension0

1 ,478a ,228 ,129 ,48362 1,983

a. Predictors: (Constant), Profitability, Liquidity, Size, SA b. Dependent Variable: DER

Tabel 4.8 menunjukkan nilai R sebesar 0,478. Hal ini menunjukkan hubungan yang kuat antar variabel independen (profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan, dan struktur aset). Nilai adjusted R-Square sebesar 0,129. Nilai tersebut memiliki arti bahwa seluruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini (struktur aset, ukuran perusahaan, likuiditas dan profitabilitas) mampu menjelaskan pengaruh terhadap variabel dependen sebesar 12,9% sedangkan sisanya sebesar 87,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model.


(64)

4.5. Analisis Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

1. Struktur asset secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (H1

2. Ukuran perusahaan secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (H

ditolak).

2

3. Likuiditas perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (H

ditolak).

3

4. Profitabilitas perusahaan secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal (H

diterima).

4

5. Struktur aset, ukuran, likuiditas dan profitabilitas secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan terhadap struktur modal perusahaan.

diterima).

4.6. Pembahasan Hasil Penelitian

a. Struktur Aset dengan Struktur Modal Perusahaan

Struktur aset (SA) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Abimanyu (2009) yang menarik kesimpulan bahwa struktur aset secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil pengujian ini tidak sejalan dengan hasil pengujian Situmorang (2010) yang menyatakan bahwa struktur aset


(65)

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal perusahaan. Perusahaan yang sebagian besar asetnya berupa aset tetap (fixed asset)

biasanya lebih banyak menggunakan modal sendiri dalam struktur modalnya. Hal ini sesuai dengan konsep konservatif yang menyatakan bahwa besarnya modal sendiri paling sedikit menutup jumlah aset tetap ditambah aset lain yang sifatnya permanen.

b. Ukuran perusahaan dengan Struktur Modal Perusahaan

Ukuran perusahaan (SIZE) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Situmorang (2010) yang menarik kesimpulan bahwa ukuran perusahaan secara parsial tidak berpengaruh terhadap struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

c. Likuiditas dengan Struktur Modal Perusahaan

Likuiditas (Liquidity) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap struktur modal pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2011. Hal ini menunjukan bahwa semakin tinggi likuiditas perusahaan maka semakin tinggi struktur modal. Semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek maka hal tersebut dapat mengindikasikan perusahaan berada dalam keadaan sehat. Hal tersebut akan mempermudah perusahaan untuk memperoleh kewajiban jangka


(1)

No

Nama

Perusahaan

2010

SA

SIZE

Liquidity Profitability

DER

1

Akasha

Wira

International

Tbk.

0.59357829

12.69001924

1.511963

0.097564508

2.24889365

2

PT Cahaya

kalbar Tbk

0.242893039

13.65354324

1.669383

0.034759644

1.75595944

3

PT

Davomas

Abadi Tbk

0.95118479

16.22579082

1.277067

0.048748496

1.10766543

4

PT Delta

Djakarta

Tbk

0.201289052

13.47102248

6.338653

0.196964929

0.19231897

5

PT Indofood

Sukses

Makmur

Tbk

0.575314648

10.76373689

2.036413

0.062443152

0.90226139

6

PT Mayora

Indah Tbk

0.389693923

15.29693122

2.580763

0.110039778

1.1563032

7

PT Multi

Bintang

Indonesia

Tbk

0.474759956

13.94397589

0.944963

0.389519841

1.41260544

8

Prasidha

Aneka

Niaga Tbk

0.351833405

12.93509601

1.382157

0.061949635

1.14597447

9

PT Sekar

Laut Tbk

0.525963636

12.20294275

1.925103

0.024240752

0.68526267

10

PT Siantar

Top Tbk

0.551664708

13.38360855

1.707865

0.065658051

0.45124289

11

PT Tiga

Pilar

Sejahtera

Food Tbk

0.656155296

14.47662513

1.285002

0.041336121

2.27950189

12

PT Ultra


(2)

No

Nama

Perusahaan

2011

SA

SIZE

Liquidity Profitability

DER

1

Akasha

Wira

International

Tbk.

0.59282003

12.6647878

1.708823

0.081755202

1.51338412

2

PT Cahaya

kalbar Tbk

0.248426917

13.62175589

1.686898

0.116894861

1.03204376

3

PT

Davomas

Abadi Tbk

0.961555459

16.23328092

1.25016

0.053773465

1.04253244

4

PT Delta

Djakarta

Tbk

0.170249624

13.45334342

6.00343

0.217929344

0.21507872

5

PT Indofood

Sukses

Makmur

Tbk

0.542763833

10.88902446

1.909516

0.093626948

0.6951914

6

PT Mayora

Indah Tbk

0.37948573

15.70255672

2.218771

0.073226871

1.72209503

7

PT Multi

Bintang

Indonesia

Tbk

0.46262122

14.01502759

0.99419

0.41233342

1.26116039

8

Prasidha

Aneka

Niaga Tbk

0.33599531

12.95125709

1.550026

0.05662061

1.0422611

9

PT Sekar

Laut Tbk

0.509216429

12.27483816

1.697404

0.027894341

0.74347437

10

PT Siantar

Top Tbk

0.664102742

13.74805044

1.034775

0.045653186

0.90642631

11

PT Tiga

Pilar

Sejahtera

Food Tbk

0.519079556

15.09374883

1.8936

0.041762701

0.95890206

12

PT Ultra


(3)

Lampiran 3

Output SPSS

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

SA 36 .17 .96 .5126 .19476

Size 36 10.61 16.23 13.5663 1.37292

Liquidity 36 .66 6.34 2.0473 1.30892

Profitability 36 .02 .41 .1057 .09824

DER 36 .19 2.28 1.0245 .51815

Valid N (listwise) 36

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Mean

N 36

Normal Parameters Mean .00000000

Std. Deviation Most Extreme Differences Absolute Positive Negative

.18122299 .094 .094 -.063 Kolmogorov-Smirnov Z

ASymp. Sig. (2 Tailed)

.992 .279


(4)

(5)

ANOVA

Model

b

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 2.146 4 .537 2.294 .032a

Residual 7.250 31 .234

Total 9.397 35

a. Predictors: (Constant), Profitability, Liquidity, Size, SA b. Dependent Variable: DER


(6)

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 1.389 .856 1.621 .115

SA -.142 .544 -.053 -.261 .796 .595 1.680

Size .010 .061 .026 .160 .874 .941 1.163

Liquidity -.199 .077 -.503 -2.569 .015 .650 1.539

Profitability -.163 .864 -.031 -.189 .025 .928 1.178

a. Dependent Variable: DER

Model Summaryb

Model

R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson

dimension0

1 ,478a ,228 ,129 ,48362 1,983

a. Predictors: (Constant), Profitability, Liquidity, Size, SA b. Dependent Variable: DER


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Struktur Aset, &amp; Current Ratio Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Makanan Dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia(BEI)

0 37 95

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

1 49 102

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 2 31

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI

1 10 17

PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Likuiditas Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2010-2014).

0 6 16

PENGARUH PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, UKURAN PERUSAHAAN STRUKTUR ASET DAN PERTUMBUHAN PENJUALAN TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI YANG TERDAFTAR DI BEI.

2 13 15

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

0 0 22

Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran Perusahaan dan Struktur Aset Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Real Estate dan Property yang Terdaftar di BEI

0 0 10

PENGARUH STRUKTUR ASET, UKURAN PERUSAHAAN, LIKUIDITAS, DAN PROFITABILITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN REAL ESTATE AND PROPERTY YANG TERDAFTAR DI BEI - Perbanas Institutional Repository

0 0 22

Analisis Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 1 10