Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

(1)

SKRIPSI

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014

OLEH JENNY KIELSAN

110503275

PROGRAM STUDI STRATA-1AKUNTANSI DEPARTEMEN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan skripsi yang berjudul: “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014” adalah benar hasil karya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasikan atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penulisan skripsi Program Studi S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila kemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.

Medan, 26 Juni 2015 Yang membuat pernyataan

Jenny Kielsan NIM: 110503275


(3)

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2010-2014.

Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kausatif (causative), yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional, ukuran perusahaan, dan leverage. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah kinerja perusahaan. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 12 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Model analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman, sedangkan secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman. Secara simultan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman.

Kata kunci : Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Leverage, Kinerja Perusahaan.


(4)

ABSTRACT

THE EFFECT OF OWNERSHIP STRUCTURE, COMPANY SIZE, AND LEVERAGE ON FIRM PERFORMANCE ONFOOD AND

BEVERAGES COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE (IDX) IN 2010-2014

This research aims to analyze and determine the effect of ownership structure consists of managerial ownership and institutional ownership, company size, and leverage on firm performance on food and beverage companies listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) during the period of study 2010-2014.

Based on the characteristics of the problem, the research conducted causative research, the research aims to analyze how a variable effects the other variables. The independent variables that used in this study are managerial ownership, institutional ownership, company size, and leverage. While the dependent variable used is firm performance. Twelve food and beverages companies listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) in 2010-2014 are used as the sample of this research. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis model that used is multiple linear regression.

The results showed that partially the managerial ownership, institutional ownership, and leverage are not influential toward the firm performance at food and beverages companies, while company size is influential toward the firm performance at food and beverages companies. Simultaneously, the results showed that the variables of managerial ownership, institutional ownership, company size, and leverage are influential toward the firm performance at food and beverages companies.

Keywords : Managerial Ownership, Institutional Ownership, Company Size, Leverage, Firm Performance


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014”, disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Selama proses penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, semangat, nasehat, dan bantuan lain baik secara moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., CA., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku sekretaris Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi


(6)

4. Bapak Fahmi Natigor Nasution, S.E., M.Acc, Ak., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan dan pengarahan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Firman Syarif, M.Si, Ak., dan Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA., selaku Dosen Penguji dan Dosen Pembanding, yang telah memberikan saran dan arahan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Kedua orangtua penulis yang terkasih, Ayahanda Ganniel Kielsan dan Ibunda Mariaty Wijaya, abang dan kakak penulis, Hariyanto Kilsan dan Lenny Kielsan. Terima kasih atas segala curahan kasih saying melalui perhatian, doa, dan dukungan yang selama ini telah diberikan, motivasi utama penulis untuk terus berprestasi dan berusaha menjadi yang terbaik.

7. Teman-teman penulis di angkatan 2011: Stephen, Yolanda Y. Zebua, Mentari Vebrina M. B, Arie Putri W. S, Elvira Osti, Jumay Yusin, Ineke Ayuningtyas, Mhd Mafazi Hsb, Henry Kosasih, dan Mhd Raihan Izha Afief yang senantiasa membantu penulis terutama mendukung secara mental dan semangat, bantuan doa juga bantuan sepanjang penyelesaian skripsi ini. Kehadiran mereka membuat penulis merasa yakin dan terus bertahan menghadapi segala proses dan tantangan selama menghadapi masa kuliah dan dalam menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan kemampuan penulis, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan karya ilmiah kedepan.


(7)

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan, khususnya Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.

Medan, 26 Juni 2015 Penulis,

Jenny Kielsan NIM: 110503275


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 8

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 10

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) ... 10

2.1.2 Struktur Kepemilikan Saham ... 12

2.1.2.1 Kepemilikan Saham Manajerial ... 14

2.1.2.2 Kepemilikan Saham Institusional ... 15

2.1.3 Ukuran Perusahaan (Size) ... 16

2.1.4 Leverage ... 18

2.1.5 Kinerja Perusahaan... 20

2.2 Peneliti Terdahulu ... 25

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian ... 32

2.3.1 Kerangka Konseptual ... 32

2.3.2 Hipotesis Penelitian ... 34

2.3.2.1 Hubungan antara Kepemilikan Saham Manajerial dengan Kinerja Perusahaan ... 34

2.3.2.2 Hubungan antara Kepemilikan Saham Institusional dengan Kinerja Perusahaan ... 34

2.3.2.3 Hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Kinerja Perusahaan... 35

2.3.2.4 Hubungan antara Leverage dengan Kinerja Perusahaan... 36

2.3.2.5 Hubungan antara Kepemilikan Saham Manajerial, Kepemilikan Saham Institusional, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Secara Bersama-sama dengan Kinerja Perusahaan ... 36


(9)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian ... 38

3.2 Defenisi Operasional ... 38

3.2.1 Kinerja Perusahaan ... 38

3.2.2 Kepemilikan Saham Manajerial ... 39

3.2.3 Kepemilikan Saham Institusional ... 39

3.2.4 Ukuran Perusahaan ... 40

3.2.5 Leverage ... 40

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 42

3.3.1 Populasi Penelitian ... 42

3.3.2 Sampel Penelitian ... 42

3.4 Jenis dan Sumber Data ... 44

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 44

3.6 Metode Analisis ... 44

3.6.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45

3.6.2 Uji Asumsi Klasik ... 45

3.6.2.1 Uji Normalitas ... 45

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas... 46

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ... 46

3.6.2.4 Uji Autokorelasi ... 47

3.6.3 Pengujian Hipotesis ... 48

3.6.3.1 Koefisien Determinasi (R2) ... 48

3.6.3.2 Uji Signifikasi Parsial (Uji-t) ... 49

3.6.3.3 Uji Signifikasi Simultan (Uji-F) ... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum... 50

4.2 Hasil Penelitian ... 51

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 51

4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik... 53

4.2.2.1 Uji Normalitas ... 53

4.2.2.2 Uji Multikolinearitas... 58

4.2.2.3 Uji Autokorelasi ... 59

4.2.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 60

4.2.3 Pengujian Hipotesis ... 61

4.2.3.1 Analisis Koefisien Determinasi ... 61

4.2.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 63

4.2.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t) ... 64

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 66

4.3.1 Hubungan Kepemilikan Manajerial terhadap Kinerja Perusahaan ... 66

4.3.2 Hubungan Kepemilikan Institusional terhadap Kinerja Perusahaan ... 67

4.3.3 Hubungan Ukuran Peruashaan terhadap Kinerja Perusahaan ... 67


(10)

4.3.5 Hubungan Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, dan Leverage

terhadap Kinerja Perusahaan ... 69

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 70

5.2 Keterbatasan ... 71

5.3 Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... 72


(11)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Ringkasan Peneliti-Peneliti Terdahulu ... 29

3.1 Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel ... 41

3.2 Daftar Populasi dan Proses Pemilihan Sampel Penelitian ... 43

3.3 Daftar Sampel Penelitian ... 43

3.4 Dasar Pengambilan Keputusan Ada atau Tidaknya Autokorelasi ... 47

4.1 Statistik Deskriptif dari Variabel Kinerja Perusahaan, Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, dan Leverage ... 51

4.2 Hasil Uji Normalitas ... 53

4.3 Hasil uji Normalitas Setelah Data Menyimpang/Outlier Dihapus .... 55

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 58

4.5 Hasil Uji Autokorelasi ... 59

4.6 Tabel Hubungan Antar Variabel ... 62

4.7 Koefisien Determinasi ... 62

4.8 Hasil Uji Signifikasi Simultan (Uji F) ... 63


(12)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 33

4.1 Grafik Histogram ... 56

4.2 Grafik Normal Probability Plot ... 57


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Daftar Populasi Perusahaan Makanan dan Minuman yang

Terdaftar di BEI ... 76

Daftar Sampel Penelitian Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI ... 76

2 Tabel Hasil Perhitungan Kepemilikan Manajerial ... 77

3 Tabel Hasil Perhitungan Kepemilikan Institusional ... 77

4 Tabel Hasil Perhitungan Ukuran Perusahaan ... 78

5 Tabel Hasil Perhitungan Leverage ... 78

6 Tabel Hasil Perhitungan Kinerja Perusahaan ... 79


(14)

ABSTRAK

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA

PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui pengaruh struktur kepemilikan yang terdiri dari kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun penelitian 2010-2014.

Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kausatif (causative), yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional, ukuran perusahaan, dan leverage. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah kinerja perusahaan. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 12 perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014, dimana metode yang digunakan adalah metode purposive sampling yaitu penetapan sampel dengan menggunakan kriteria tertentu. Model analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman, sedangkan secara parsial ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman. Secara simultan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan makanan dan minuman.

Kata kunci : Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional, Ukuran Perusahaan, Leverage, Kinerja Perusahaan.


(15)

ABSTRACT

THE EFFECT OF OWNERSHIP STRUCTURE, COMPANY SIZE, AND LEVERAGE ON FIRM PERFORMANCE ONFOOD AND

BEVERAGES COMPANIES LISTED IN INDONESIAN STOCK EXCHANGE (IDX) IN 2010-2014

This research aims to analyze and determine the effect of ownership structure consists of managerial ownership and institutional ownership, company size, and leverage on firm performance on food and beverage companies listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) during the period of study 2010-2014.

Based on the characteristics of the problem, the research conducted causative research, the research aims to analyze how a variable effects the other variables. The independent variables that used in this study are managerial ownership, institutional ownership, company size, and leverage. While the dependent variable used is firm performance. Twelve food and beverages companies listed in Indonesian Stock Exchange (IDX) in 2010-2014 are used as the sample of this research. The method of the research is purposive sampling which devine as a sample of taking method which take an object by certain criteria. Analysis model that used is multiple linear regression.

The results showed that partially the managerial ownership, institutional ownership, and leverage are not influential toward the firm performance at food and beverages companies, while company size is influential toward the firm performance at food and beverages companies. Simultaneously, the results showed that the variables of managerial ownership, institutional ownership, company size, and leverage are influential toward the firm performance at food and beverages companies.

Keywords : Managerial Ownership, Institutional Ownership, Company Size, Leverage, Firm Performance


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Persaingan usaha di era sekarang yang sudah semakin kompetitif membuat perusahaan berusaha memperbaiki kinerja dan mengembangkan usaha mereka agar tetap bisa bertahan dan berkembang. Meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham merupakan salah satu tujuan didirikannya sebuah perusahaan. Perkembangan perusahaan menuju pada tingkatan yang lebih besar mendorong perusahaan untuk menggunakan suatu strategi pengelolaan perusahaan yang baru, dimana para pemilik perusahaan tersebut harus berani mengambil keputusan untuk menyerahkan manajemen pengelolaan perusahaannya kepada pihak lain yang lebih profesional. Pihak lain yang dianggap profesional atau insiders ini dalam perusahaan sering disebut sebagai agent atau manajemen. Manajemen diharapkan mampu untuk mengambil tindakan yang tepat agar perusahaan tetap survive dengan laba tinggi sehingga kemakmuran pemilik menjadi maksimal.

Pemberian kepercayaan oleh pemilik perusahaan kepada manajer dianggap sebagai bentuk pemisahan fungsi decision making (Jensen dan Meckling, 1976). Bentuk pemisahan fungsi ini akan menimbulkan adanya konflik antara pemilik perusahaan sebagai principal dan manajer selaku agent. Pemegang saham sebagai pemilik perusahaan merupakan pihak yang menyediakan fasilitas dan dana operasional perusahaan. Sedangkan manajer merupakan pihak yang mengelola


(17)

dana dan fasilitas yang disediakan oleh principal dengan kemampuan profesionalnya. Dengan adanya perbedaan posisi, akan menghadirkan kepentingan-kepentingan yang bertolak belakang diantara kedua belah pihak.

Bursa Efek Indonesia saat ini merupakan barometer dari aktivitas pasar modal di Indonesia, karena memiliki variansi harga saham dan frekuensi perdagangan yang tinggi dan besar. Perusahaan-perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI), umumnya merupakan perusahaan yang memiliki struktur organisasi terpisah antara pihak pemilik dan pengelolanya. Pihak pemilik terdiri daristakeholderdan para pemegang saham, sedangkan pada pihak pengelola terdiri dari pihak manajemen yang ditunjuk oleh pemilik untuk menjalankan aktivitas perusahaan.

Dari berbagai macam sektor perusahaan yang listing di BEI, perusahaan manufaktur merupakan salah satu sektor perusahaan yang diharapkan mempunyai prospek cerah dimasa yang akan datang karena semakin pesatnya perkembangan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di negara Indonesia yang membuat sektor perusahaan manufaktur sebagai lahan paling strategis untuk mendapatkan keuntungan yang tinggi dalam berinvestasi.

Indonesia mengalami krisis yang berkepanjangan mulai tahun 1998, banyak yang mengatakan bahwa lamanya proses perbaikan setelah masa krisis disebabkan karena lemahnya penerapan corporate governance pada perusahaan di Indonesia. Munculnya isu mengenai lemahnya corporate governance ini juga disebabkan oleh terjadinya pemisahan antara kepemilikan dengan pengendalian perusahaan.


(18)

Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menentukan arah dan kinerja perusahaan (Monks & Minow (2001) dalam Nur’aeni (2010)).

Upaya pengembangan good corporate governance dilakukan untuk mendorong optimalisasi alokasi atau penggunaan sumber daya perusahaan agar pertumbuhan dan kesejahteraan pemilik perusahaan terjaga. Beberapa konsep mengenaicorporate governance antara lain dikemukakan oleh Shleifer & Vishny (1997) menyatakan bahwa corporate governance berkaitan dengan cara atau mekanisme untuk meyakinkan para pemilik modal dalam memperoleh return yang sesuai dengan investasi yang telah ditanam. Iskandar dkk (1999) dalam Hastuti (2005) menyatakan bahwa corporate governance merujuk pada kerangka aturan dan peraturan yang membuat perusahaan memaksimalkan nilai dan untuk memperoleh return.

Permasalah corporate governance sangat erat kaitannya dengan agency theory. Agency theory menjelaskan tentang bagaimana pihak-pihak yang terlibat dalam perusahaan (seperti pemilik perusahaan, manajer, dan kreditur) akan berperilaku, karena kepentingan yang mereka miliki berbeda. Manajer berkewajiban memaksimalkan kesejahteraan dari para pemegang saham, namun dipihak lain juga memiliki kepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan manajer. Berdasarkan padaagency theory ini dapat dilihat adanya perbedaan kepentingan antara manajemen dan kepentingan para pemegang saham perusahaan. Para pemegang saham tidak suka dengan kepentingan pribadi manajer, karena hal tersebutakan menambah biaya perusahaan. Penggabungan


(19)

kepentingan pihak-pihak ini sering kali menimbulkan masalah yang disebut dengan masalah keagenan (conflict agency).

Pemilik sebagai pemasok modal perusahaan mendelegasikan kewenangan atas pengelolaan perusahaan kepada professional managers, dan mengakibatkan kewenangan untuk menggunakan sumber daya perusahaan sepenuhnya ada ditangan pihak manajemen. Pemegang saham berharap agar manajemen bertindak secara professional dalam pengelolaan perusahaan. Setiap keputusan yang diambil sudah seharusnya didasarkan pada kepentingan pemegang saham dan sumber daya yang ada digunakan semata-mata untuk kepentingan pertumbuhan nilai perusahaan. Namun, yang seringkali terjadi adalahkeputusan dan tindakan yang diambil oleh manajemen tidak semata-mata untuk kepentingan perusahaan tapi juga untuk kepentingan para eksekutif dan merugikan perusahaan.

Manajer memiliki tujuan yang berbeda sebagai pengelola perusahaan terutama dalam hal peningkatan prestasi individu dan kompensasi yang akan diterima. Jika manajer perusahaan melakukan tindakan-tindakan yang mementingkan diri sendiri dengan mengabaikan kepentingan investor, maka akan menyebabkan jatuhnya harapan para investor tentang pengembalian (return) atas investasi yang telah mereka tanamkan (Almilia & Sifa (2005) dalam Hastuti (2005)).

Dalam menentukan nilai perusahaan struktur kepemilikan sangatlah penting. Aspek-aspek yang perlu dipertimbangkan yaitu konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider ownership concentration) dan kepemilikan perusahaan oleh manajer (manager ownership). Kepemilikan perusahaan dari pihak luar terlibat dalam urusan bisnis perusahaan sehari-hari.


(20)

Ada beberapa studi yang menyatakan peran dari struktur kepemilikan pada kinerja perusahaan. Menurut Jensen & Meckling (1976) agency conflict muncul akibat adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan. Kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengendalikan masalah keagenan. Kepemilikan manajerial yang tinggi dapat digunakan untuk membantu mengurangi masalah keagenan (Bathala dkk, 1994). Hal iniberarti peningkatan proporsi saham yang dimiliki oleh manager akan menurunkan kecenderungan manajer melakukan tindakan mengkonsumsi perquisites secara berlebihan, dengan demikian akan menyatukan kepentingan diantara manajer dan pemegang saham. Sedangkan pada pemilik saham yang besar, seperti para investor institusional memiliki pengaruh yang positif pada penilaian perusahaan. Penyebabnya adalah para pemilik saham yang besar memiliki insentif untuk mengontrol manajemen dan merubah kinerja yang buruk.

Sudarma (2004) dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa struktur kepemilikan (kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional) saham berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini berarti bahwa yang menjadi penentu nilai perusahaan adalah pengukuran komposisi kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Semakin berkurang komposisi kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional serta meningkatnya kepemilikan publik akan berpengaruh terhadap naiknya nilai suatu perusahaan. Hal ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia perlu memperbesar struktur kepemilikan publik untuk mendorong pihak manajemen


(21)

perusahaan lebih transparan dan berkeinginan untuk melakukan penyebaran kepemilikan, agar perusahaan tidak hanya dikendalikan oleh kalangan keluarga tertentu saja. Penelitian ini secara parsial menghasilkan kesimpulan bahwa kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif tidak signifikan terhadap nilai perusahaan dan kepemilikan saham institusional berpengaruh signifikan negatif terhadap nilai perusahaan.

Hastuti (2005) di dalam penelitiannya mengenai struktur kepemilikan dan ukuran perusahaan yang telah dilakukan di Indonesia mengenai hubungan antara good corporate governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara manajemen laba dengan kinerja perusahaan, dan ada hubungan yang signifikan antara disclosure dengan kinerja perusahaan.

Fachrudin (2011) di dalam penelitiannya mengenai analisis pengaruh struktur modal, ukuran perusahaan, dan agency cost, tidak terdapat pengaruh signifikan struktur modal, ukuran perusahaan, dan agency cost terhadap kinerja perusahaan, serta tidak ada pengaruh tidak langsung struktur modal dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan melalui agency cost sebagai variable interverning.

Dengan mencermati hasil-hasil dari penelitian terdahulu, maka dapat diketahui bahwa penelitian dilakukan pada perusahaan-perusahaan manufaktur secara keseluruhan. Hal ini menjadi dasar bahwa penelitian dengan tema ini masih perlu dikaji kembali, terutama jika diterapkan pada perusahaan-perusahaan dengan bidang yang lebih spesifik seperti perusahaan makanan dan minuman.


(22)

Perusahaan makanan dan minuman adalah salah satu sektor dari perusahaan manufakturyang bergerak di bidang makanan dan minuman. Perusahaan makanan dan minuman dapat berkembang pesat di Indonesia, yang terlihat dari jumlah perusahaan yang terdaftar di BEI dari periode ke periode bertambah banyak,walaupun ada juga beberapa perusahaan untuk sementara pernah mengalami kekurangan modal karena imbas dari krisis ekonomi. Namunhal tersebut tidak menutup kemungkinan perusahaan ini sangat dibutuhkan masyarakat sehingga prospeknya menguntungkan baik dimasa sekarang maupun yang akan datang. Tahun yang diamati dalam penelitian ini adalah dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.

Penelitian ini merupakan replikasi penelitian yang dilakukan oleh Nurcahyo (2014) yang berjudul Pengaruh Struktur Kepemilikan dan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah penelitian ini menggunakan data yang diambil dari data perusahaan Manufaktur Sektor Industri Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2010-2014, sedangkan peneliti terdahulu mengambil data dari perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2010-2013. Alasan peneliti memilih sektor industri ini karena sektor ini lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh musim ataupun perubahan kondisi perekonomian (misalnya inflasi). Meskipun terjadi krisis ekonomi, kelancaran produksi industri makanan dan minuman masih terjamin karena kondisi apapun konsumen tetap membutuhkan produk makanan dan minuman.


(23)

Berdasarkan pemikiran-pemikiran diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI tahun 2010-2014”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penilaian ini adalah :

1. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan? 4. Apakah leverage berpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

5. Apakah kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan dan leverage secara bersama-samaberpengaruh terhadap kinerja perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk meneliti pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan

2. Untuk meneliti pengaruh kepemilikan institusional terhadap kinerja perusahaan


(24)

5. Untuk meneliti pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan leverage secara bersama-sama terhadap kinerja perusahaan

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, sebagai bahan pembelajaran untuk menambah pengetahuan dan wawasan penelitian khususnya mengenai pengaruh kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap kinerja perusahaan.

2. Bagi calon peneliti selanjutnya, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam pengembangan ilmu ekonomi, khususnya bidang ilmu akuntansi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan perbandingan dalam melakukan penelitian sejenis.

3. Bagi para pemakai laporan keuangan dan praktisi penyelenggara perusahaan, diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memahami kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, leverage, dan kinerja perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai pertumbuhan perusahaan.


(25)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Hubungan keagenan adalah dasar yang digunakan untuk memahami corporate governance. Kewajiban manajer adalah untuk memaksimalkan kesejahteraan para pemegang saham. Akan tetapi di sisi lain, manajer juga berkepentingan untuk memaksimalkan kesejahteraan mereka. Penyatuan kepentingan seperti ini, sering kali menimbulkan konflik yang dinamakan konflik keagenan (Dessy, 2008).

Hubungan agency merupakan suatu kontrak di bawah satu atau lebih (principal) yang melibatkan orang lain (agent) untuk melakukan beberapa layanan bagi mereka dengan melibatkan pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada agen (Jensen & Meckling, 1976). Dalam teori agensi yang memiliki saham sepenuhnya adalah pemilik (pemegang saham), dan manajer diminta untuk memaksimalkan tingkat pengembalian pemegang saham (Berle & Means, 1932). Principal maupun agent diasumsikan sebagai ekonom yang rasional dan semata-mata termotivasi oleh kepentingan pribadi.

Ada beberapa teori yang melandasi teori agensi yang dikemukakan Eisendhart (1989). Teori agensi ini dibagi menjadi tiga jenis asumsi yaitu asumsi tentang sifat manusia, asumsi keorganisasian, dan asumsi informasi. Pertama, asumsi sifat manusia yaitu manusia memiliki sifat untuk


(26)

mementingkan dirinya sendiri (self-interest), memiliki keterbatasan rasional (bounded rationality) dan tidak menyukai resiko (risk aversion). Kedua, asumsi keorganisasian yaitu adanya konflik antara anggota organisasi dan adanya asimetri informasi antara principal dan agent. Ketiga, asumsi informasi yaitu informasi sebagai barang komoditi yang bisa diperjualbelikan. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan teori keagenan adalah membahas hubungan keagenan antara principal dan agent.

Masalah keagenan (agency problem) adalah konflik kepentingan diantara agent dan principal dalam usaha mencapai kemakmuran yang dikehendaki. Masalah keagenanini terjadi akibat adanya asimetri informasi antara pemilik dan manajer. Asimetri informasi bisa terjadi saat manajer memiliki informasi internal perusahaan yang relatif lebih banyak dan mendapatkan informasi relatif lebih cepat dibanding pihak eksternal (seperti investor dan kreditor). Kondisi tersebut memberi kesempatan pada manajer untuk menggunakan informasi yang diketahuinya untuk memanipulasi pelaporan keuangan sebagai usaha untuk memaksimalkan kemakmurannya (Richardson, 1988).

Menurut Scott (2000) terdapat dua tipe informasi asimetri. Tipe pertama, adverse selection. Pada tipe adverse selection, pihak yang merasa memiliki informasi lebih sedikit dibandingkan pihak lain tidak akan bersediauntuk melakukan perjanjian dengan pihak lain tersebut apapun bentuknya, dan apabila perjanjian tetap dilakukan , dia akan membatasi dengan kondisi yang sangat ketat dan biaya yang sangat tinggi. Sebagai contoh, adanya kemungkinan terjadi konflik antara orang dalam (manajer) dengan orang luar (investor potensial).


(27)

Manajer dapat melakukan berbagai cara untuk memperoleh informasi lebih dibandingkan investor, misalnya dengan menyembunyikan, menyamarkan, memanipulasi informasi yang diberikan kepada investor. Hal ini mengakibatkan investor tidak yakin terhadap kualitas perusahaan, ataupun membeli saham perusahaan dengan harga sangat rendah. Contoh informasi asimetri lainnya adalah ketika kreditor dan pemegang saham minoritas memiliki informasi yang lebih sedikit dibandingkan manajer dan pemegang saham mayoritas. Tipe kedua dari informasi asimetris adalah moral hazard. Moral hazard terjadi pada saat manajer melakukan tindakan tanpa sepengetahuan pemilik untuk keuntungan pribadinya dan menurunkan kesejahteraan pemilik. Contohnya, pada perusahaan yang relative besar, terpisahnya kepemilikan dan pengendalian manajemen, akan sulit bagi para pemegang saham dan kreditur untuk melihat sejauh mana kinerja manajer sejalan dengan tujuan yang diinginkan pemegang saham, manajer mungkin cenderung bekerja optimal. Moral hazardsecara efisienjuga menghambat operasi perusahaan.

2.1.2 Struktur Kepemilikan Saham

Pengelolaan perusahaan yang semakin dipisahkan dari kepemilikan perusahaan merupakan salah satu ciri perekonomian modern, hal ini sesuai dengan teori keagenan (agency theory) yang menginginkan pemilik perusahaan (principal) untuk menyerahkan pengelolaan perusahaan kepada tenaga profesional (agent) yang lebih mengerti dalam menjalankan bisnis. Tujuan


(28)

dipisahnya pengelolaan dan kepemilikan perusahaan yaitu agar pemilik memperoleh keuntungan maksimal dengan biaya yang efisien.

Menurut Wicaksono (2000) dalam Nur’aeni (2010) keberhasilan penerapan corporate governance tidak terlepas dari struktur kepemilikan perusahaan. Struktur kepemilikan tercermin baik melalui instrument saham maupun instrument utang sehingga melalui struktur tersebut dapat ditelaah kemungkinan bentuk masalah keagenan yang akan terjadi. Dalam struktur kepemilikan terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :

1. Sebagian kecil kepemilikan perusahaan oleh manajemen mempengaruhi kecenderungan untuk memaksimalkan nilai pemegang saham dibanding sekedar mencapai tujuan perusahaan semata.

2. Kepemilikan yang terkonsentrasi memberi insentif pada para pemegang saham mayoritas untuk berpartisipasi secara aktif dalam perusahaan. 3. Identitas pemilik menentukan prioritas tujuan social perusahaan dan

memaksimalisasi nilai pemegang saham, misalnya perusahaan milik pemerintah cenderung untuk mengikuti tujuan politik dibanding tujuan perusahaan.

Menurut Ituirraga & Sanz (1998) masalah keagenan timbul karena adanya benturan keinginan antara pemilik perusahaan (pemegang saham mayoritas) dengan manajer pengelola. Karena itu, struktur kepemilikan dianggap sebagai hal yang krusial untuk mengatasi masalah keagenan karena dengan struktur kepemilikan yang baik terwujud suatu kinerja perusahaan yang layak karena


(29)

manajer sebagai pihak yang berkompeten dalam pengelolaan perusahaan mempunyai wewenang cukup untuk menjalankan tugasnya.

2.1.2.1 Kepemilikan Saham Manajerial

Kepemilikan saham manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para manajemen, yang dapat diukur melalui presentase saham biasa yang dimiliki pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan. Sedangkan menurut Bagnani (1996) struktur kepemilikan saham manajerial diukur sebagai persentase saham biasa atau opsi saham yang dimiliki direktur dan officer. Struktur kepemilikan saham manajerial diukur sebagai persentase saham biasa yang dimiliki oleh Board of Management,yangdi dalamnya terdapat direktur dan komisaris (Setiyono, 2000). Struktur kepemilikan saham manajerial dapat dijelaskan dari dua sudut pandang yaitu melalui pendekatan keagenan (agency approach) dan pendekatan ketidakseimbangan (asymmetric information approach) (Itturiaga & Sanz, 2000).

Menurut Jensen (1993) yang dikutip Faisal (2005), hipotesis pemusatan kemungkinan (convergence of interest hypotesis) menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Dengan meningkatkan kepemilikan saham manajerial akan mensejajarkan kedudukan diantara manajer dengan pemegang saham


(30)

sehingga manajer termotivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan. Kebangkrutan suatu perusahaan bukan hanya menjadi tanggungan dari pemilik utama, tetapi manajer juga ikut menanggungnya.

2.1.2.2 Kepemilikan Saham Institusional

Terdapat dua jenis ownership dalam perusahaan Indonesia yaitu perusahaan dengan kepemilikan sangat menyebar dan perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi (Husnan, 2001). Dalam tipe pertama, yaitu perusahaan dengan kepemilikan sangat menyebar, masalah keagenan yang sering timbul adalah masalah diantara agent (pihak manajemen) dengan owners (pemegang saham). Perusahaan dengan kepemilikanyang lebih menyebar memberikan imbalan yang lebih besar pada pihak manajemen jika dibandingkan dengan perusahaan yang kepemilikannya terkonsentrasi (Goldberg & Idson, 1995 dalam Husnan, 2001).

Konflik yang terjadi akibat pemisahan kepemilikan bisa berdampak pada pengendalian dan pelaksanaan pengelolaan perusahaan yang menyebabkan para manajer bertindak tidak sesuai dengan keinginan pemilik perusahaan (Wening, 2007).

Kepemilikan saham institusional menggantikan kepemilikan saham manajerial dalam mengontrol agency cost(Bathala dkk, 1994). Semakin besarnya kepemilikan oleh institusi keuangan maka akan semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan institusi keuangan untuk mengawasi manajemen dan akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar pada


(31)

manajemen untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga akan meningkat.

Pengawasan yang dilakukan terhadap perusahaan tidak hanya terbatas pada pihak dalam perusahaan, tetapi dapat juga dilakukan dari pihak eksternal perusahaan yaitu dengan adanya pengawasan melalui investor-investor institusional. Kepemilikan perusahaan oleh institusi akan mendorong pengawasan yang lebih efektif, karena institusi merupakan professional yang memiliki kemampuan dalam mengevaluasi kinerja perusahaan. Pozen (2004) mengungkapkan beberapa metode yang digunakan oleh pemilik institusional dapat mempengaruhi pengambilan keputusan manajerial, yang dimulai dari diskusi informal dengan pihak manajemen, sampai pengendalian keseluruhan kegiatan operasional dan pengambilan keputusan perusahaan. Adanya kepemilikan oleh investor institusional yang didefinisikan sebagai investor yang berasal dari sektor keuangan seperti perusahaan efek, perusahaan asuransi, perusahaan investasi, perbankan, dana pensiun dan kepemilikan institusi lainnya akan mendorong peningkatan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen perusahaan.

2.1.3 Ukuran Perusahaan (Size)

Ukuran perusahaan mencerminkan seberapa besar asset total yang dimiliki perusahaan. Total aset yang dimiliki perusahaan menggambarkan permodalan, serta hak dan kewajiban yang dimilikinya. Semakin besar ukuran perusahaan,


(32)

maka dapat dipastikan semakin besar juga dana yang dikelola dan semakin kompleks pula pengelolaannya.

Perusahaan besar pada dasarnya mempunyai kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar (Darmawati, 2004). Hesti (2010)& Uyun (2010) dalam Nurcahyo (2014) dalam penelitiannya menemukan bukti bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Perusahaan dengan asset besar biasanya akan mendapatkan perhatian lebih dari masyarakat. Hal ini akan menyebabkan perusahaan agar lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangannya. Perusahaan diharapkan agar selalu berusaha untuk menjaga stabilitas kinerja keuangan mereka. Pelaporan kondisi keuangan yang baik ini tentu tidak dapat dilakukan tanpa melalui kinerja yang baik dari semua lini perusahaan.

Ukuran perusahaan merupakan rata-rata dari total penjualan bersih untuk tahun yang bersangkutan sampai beberapa tahun. Dalam hal ini penjualan lebih besar daripada biaya variable dan biaya tetap, maka akan diperoleh jumlah pendapatan sebelum pajak. Sebaliknya jika penjualan lebih kecil dari biaya variable dan biaya tetap maka perusahaan akan menderita kerugian (Brigham dan Houston 2001).

Ukuran perusahaan merupakan proksi volatilitas operasional dan inventory controllability yang seharusnya dalam skala ekonomis besarnya perusahaan menunjukkan pencapaian operasi lancar dan pengendalian persediaan (Mukhlasin, 2002). Sedangkan menurut Jones (1996), ukuran perusahaan


(33)

menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Kesimpulannya, ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Fama dan French (1995) berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki nilai skala yang kecil cenderung kurang menguntungkan jika dibandingkan dengan perusahaan yang berskala besar. Perusahaan berskala kecil hanya memiliki faktor-faktor pendukung untuk memproduksi barang dengan jumlah terbatas. Oleh karena itu, perusahaan dengan skala kecil mempunyai risiko yang lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan besar. Perusahaan dengan risiko yang besar biasanya menawarkan return yang besar untuk menarik investor.

2.1.4 Leverage

Hutang (leverage) merupakan salah satu faktor penting dalam unsur pendanaan. Solvabilitas (leverage) digambarkan untuk melihat sejauh mana aset suatu perusahaan dibiayai oleh hutang jika dibandingkan dengan modal sendiri (Weston&Copeland, 1992). Sedangkan Kusmawati dan Sudento (2005) menggambarkan leverage sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar hutangnya dengan menggunakan ekuitas yang dimilikinya. Leverage bisa dipahami sebagai penaksir dari risiko yang melekat pada suatu perusahaan. Berarti, semakin besar leverage menunjukkan risiko investasi yang semakin


(34)

besar pula. Perusahaan yang mempunyai rasio leverage yang rendah pastinya memiliki risiko leverage yang lebih kecil pula.

Dengan tingginya rasio leverage menunjukkan bahwa perusahaan tidak solvable, artinya total hutangnya lebih besar dibandingkan dengan total asetnya (Horne, 1997). Karena leverage merupakan rasio yang menghitung seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur, juga sebagai rasio yang membandingkan total hutang terhadap keseluruhan aktiva suatu perusahaan, maka apabila investor melihat sebuah perusahaan dengan aset yang tinggi namun risiko leverage nya juga tinggi, maka akan berpikir dua kali untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Karena dikhawatirkan aset tinggi tersebut di dapat dari hutang yang akan meningkatkan risiko investasi apabila perusahaan tidak dapat melunasi kewajibannya tepat waktu.

Keputusan manajemen untuk berusaha menjaga agar rasio leverage tidak bertambah tinggi mengacu pada teori pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan menyukai internal financing dan apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih dahulu, yaitu obligasi kemudian diikuti sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru akhirnya apabila belum mencukupi, perusahaan akan menerbitkan saham. Intinya apabila perusahaan masih bisa mengusahakan sumber pendanaan dari internal maka sumber pendanaan dari eksternal tidak akan diusahakan. Maka dapat disimpulkan rasio leverage yang tinggi menyebabkan turunnya nilai perusahaan (Weston & Copeland, 1992).


(35)

2.1.5 Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan merupakan penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan dari suatu perusahaan dalam menghasilkan laba (Dessy, 2008). Kinerja juga merupakan salah satu hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengalokasikan sumber dayanya.

Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian orgasnisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan kinerja perusahaan merupakan kemampuan suatu perusahaan dalam menjelaskan operasionalnya. Penilaian kinerja suatu perusahaan bisa dilihat dari analisis laporan keuangan dan juga dari perubahan harga saham. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya (Dessy, 2008).

Kinerja merupakan cerminan dari kemampuan suatu perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Penilaian kinerja bertujuan untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya agar membedakan hasil dan tindakan yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan dari manajemen ataupun rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.

Beiner dkk (2003) menegaskan bahwa kinerja perusahaan merupakan hasil dari tindakan direktur. Sedangkan Keats, dkk (1998) beranggapan bahwa kinerja merupakan sebuah konsep yang sulit, baik definisi maupun pengukurannya, karena sebagai sebuah konstruk, kinerja bersifat multidimensional dan oleh


(36)

karena itu pengukuran menggunakan dimensi pengukuran tunggal tidak mampu memberikan pemahaman yang komprehensif. Pengukuran kinerja hendaknya menggunakan atau mengintegrasikan dimensi pengukuran yang beragam (Venkatraman dkk, 1986). Sampai saat ini masih muncul perdebatan mengenai pendekatan yang tepat bagi konseptualisasi dan pengukuran kinerja yang cocok dan layak tergantung pada keadaan unik yang dihadapi peneliti.

Beberapa rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan (Ang, 1997), sebagai berikut :

1. Rasio likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial yang berjangka pendek tepat pada waktunya.

2. Rasio aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio yang menunjukkan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan cara membandingkan rasio aktivitas dengan sadar industri, maka dapat diketahui tingkat efisiensi perusahaan dalam industri.

3. Rasio profitabilitas

Rasio profitabilitas dapat mengukur seberapa besar kemampuan suatu perusahaan memperoleh laba baik dalam hubungan penjualan, asset maupun laba bagi modal sendiri. Rasio profitabilitas terbagi menjadi enam antara lain : gross profit margin (GRM), net profit margin (NPM),


(37)

operating return on assets (OPROA), return on assets (ROA), return on equity (ROE), operating ratio (OR).

4. Rasio solvabilitas (Leverage)

Financial leverage menunjukkan seberapa besar penggunaan utang untuk membiayai investasinya. Suatu perusahaan yang menggunakan modal sendiri 100% tidak mempunyaileverage.

5. Rasio pasar (Market ratio)

Rasio ini menunjukkan informasi penting suatu perusahaan yang diungkapkan dalam basis per saham. Rasio nilai pasar perusahaan memberikan indikasi bagi pihak manajemen mengenai penilaian investor terhadap kinerja perusahaan dimasa lampau dan prospeknya dimasa yang akan datang. Untuk mengukur nilai pasar perusahaan terdapat beberapa rasio, misalnya price earning ratio (PER), market-to-book ratio, Tobin’s Q, dan price / cash flow ratio.

Rasio ini masing-masing memiliki karakteristik yang berbeda, dan memberikan informasi kepada pihak manajemen maupun investor mengenai hal yang berbeda pula. Menurut Simons (2000) untuk menjamin tercapainya tujuan-tujuan kinerja, para manajer harus merancang suatu ukuran hasil yang diinginkan. Pengukuran merupakan nilai kuantitatif yang dapat digunakan sebagai skala dan tujuan-tujuan perbandingan. Pengukuran kinerja bisa berupa keuangan dan bukan keuangan. Pengukuran berupa keuangan dinyatakan dalam ketentuan moneter. Sedangkan pengukuran bukan keuangan merupakan data kuantitatif yang diciptakan diluar sistem akuntansi yang formal. Menurut Horne


(38)

(1995) untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, analisis keuangan membutuhkan ukuran keuangan yang pasti.

Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan dalam menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja ini bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam arus kas dari sumber daya yang ada dan juga untuk perumusan perimbangan tentang efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya (IAI, 2001).

Menurut Riyanto (2001), return on assets (ROA) merupakan salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang digunakan sebagaialat ukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasional perusahaan agar menghasilkan keuntungan. Besarnya ROA dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

= × %

Earning after tax (EAT) merupakan laba bersih setelah pajak. Total Assets merupakan nilai buku dari total aktiva. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan menggunakan ROA menunjukkan kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh suatu perusahaan untuk menghasilkan laba. Bila laba perusahaan dalam kondisi negative atau rugi dapat menyebabkan ROA yang negative pula. Hal ini berarti kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba (Hakim, 2006).


(39)

Keunggulan ROA menurut Hakim (2006), diantaranya sebagai berikut: 1. Merupakan suatu ukuran yang komprehensif dimana seluruhnya

mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.

2. Mudah dihitung, mudah dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut. 3. Merupakan denominator yang bisa diterapkan pada setiap unit organisasi

yang bertanggungjawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.

Tetapi menurut Lisa (1999), selain memiliki keunggulan juga ada beberapa kelemahan atas penggunaan ROA yaitu :

1. Pengukuran kinerja menggunakan ROA membuat manajer divisi kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

2. Manajemen cenderung untuk lebih fokus pada tujuan jangka pendek daripada tujuan jangka panjang.

3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, namunproject tersebut mempunyai konsekuensi negative dalam jangka panjang, berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relative lebih murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.


(40)

2.2 Peneliti Terdahulu

Berikut inimerupakan tinjauan hasil penelitian terdahulu untuk mendukung kerangka konseptual penelitian :

1. Kumar (2004) melakukan pengujian empiric tentang hubungan dari struktur kepemilikan pada kinerja perusahaan dengan menggunakan 2478 panel perusahaan-perusahaan India periode 1994-2000. Di dalam penelitiannya menjelaskan efek interaksi antara kepemilikan perusahaan, kepemilikan asing, kepemilikan institusional, dan kepemilikan manajerial terhadap kinerja perusahaan (diukur menggunakan ROA). Berdasarkan data panel kerangka yang digunakan, menunjukkan bahwa sebagian besar variasi cross-sectional, dalam kinerja perusahaan dapat dijelaskan oleh heterogenitas perusahaan yang diamati. Dan menyediakan bukti bahwa kepemilikan saham oleh investor institusional dan manajer perusahaan mempengaruhi kinerja non-linear. Dalam penelitian dinyatakan bahwa investor institusional terutama institusi pengembangan keuangan mempengaruhi kinerja perusahaan setelah kepemilikan mereka melewati level permulaan yaitu sekurang-kurangnya 15% ekuitas yang telah dimiliki. Juga ditemukan bahwa kepemilikan saham oleh pemegang saham asing tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan. Tidak ditemukan bukti yang mendukung endogenitas struktur kepemilikan.

2. Lastanti (2004) meneliti hubungan antara struktur corporate governance dengan kinerja perusahaan dan reaksi pasar. Dalam penelitian tersebut digunakan struktur corporate governance berupa komposisi dewan komisaris


(41)

independen, struktur kepemilikan terkonsentrasi dan kepemilikan institusional. Sedangkan kinerja perusahaan diproksi oleh nilai perusahaan (Tobin’s Q) dan kinerja keuangan (ROA dan ROE). Hasil penelitian menyatakan terdapat hubungan positif signifikan antara independensi dewan komisaris dan Tobin’s Q. sementara variabel lain tidak berpengaruh secara signifikan, baik terhadap Tobin’s Q, ROA, ataupun ROE.

3. Hastuti (2005) mengadakan studi penelitian yang bermaksud untuk mengetahui korelasi Good Corporate Governance dan struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan. Good corporate governance dan struktur kepemilikan sebagai variabel independen dan kinerja perusahaan sebagai variabel independen dan kinerja perusahaan sebagai variabel dependen. Dalam studi ini menggunakan dua pilar Good Corporate Governance, yaitu transparansi dan akuntabilitas. Populasi yang diteliti adalah daftar perusahaan yang di LQ 45 selama 2 semester. Adapun hasil dari studi ini adalah : Tidak ada pengaruh tentang struktur kepemilikan dengan kinerja perusahaan. Ada pengaruh yang signifikan tentang transparansi dengan kinerja perusahaan. 4. Setiawan (2006) mengadakan penelitian yang bertujuan untuk meneliti

pengaruh struktur kepemilikan, karakteristik perusahaan, dan tata kelola korporasi terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan model dimana variabel dependennya adalah tingkat profitabilitas yang mewakili kinerja perusahaan yang kemudian diestimasi dengan menggunakan variabel independen human dan non-human faktor, dan menggunakan analisis data panel dengan fixed effect model. Dari hasil analisis didapatkan kesimpulan


(42)

bahwa variabel struktur kepemilikan yang dilihat dari proporsi kepemilikan publik dan kepemilikan asing, memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap kinerja perusahaan. Untuk variabel yang mencerminkan karakteristik perusahaan, seperti size, memberikan pengaruh yang positif dan signifikan. 5. Tee Chwee Ming dan Chan Sok Gee (2008) mengadakan penelitian yang

bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan 56 sampel perusahaan publik di Malaysia tahun 2002-2004. Penelitian ini menggunakan model dimana variabel dependennya adalah return saham dan hasil dividen. Sedangkan variabel independennya adalah intercept, persentase kepemilikan dalam, persentase kepemilikan institusional, BETA, ukuran perusahaan, rasio pendapatan harga (EP) dan R-square. Dalam penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan stock return, dividend yield, dan insider shareholding. Bukti empiris menunjukkan bahwa insider dan kepemilikan saham institusional tidak mempengaruhi kinerja perusahaan.

6. Nur’aeni (2010) melakukan penelitian tentang hubungan antara struktur kepemilikan terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan 75 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2006-2008. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham oleh jajaran manajerial dalam perusahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan karena masih rendahnya proporsi kepemilikan manajerial dalam perusahaan di Indonesia. Kepemilikan saham institusional berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Dengan adanya peningkatan kepemilikan saham oleh


(43)

pihak institusi akan meningkatkan kinerja perusahaan. Kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan, karena masih rendahnya proporsi kepemilikan publik yang dimiliki dalam perusahaan di Indonesia. Kepemilikan saham asing berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan karena adanya pengawasan secara aktif yang dilakukan oleh pemodal asing yang dapat membantu penerapan good corporate governance, tingkat keuntungan perusahaan dan menolong perusahaan yang dalam kondisi sulit dan mengantisipasi adanya tindakan manajemen perusahaan yang merugikan pemodal.

7. Puspito (2011) mengadaan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh struktur kepemilikan pada kinerja perusahaan dengan struktur modal sebagai pemoderasi. Struktur kepemilikan dalam penelitian ini dikategorikan menjadi struktur kepemilikan manajerial dan struktur kepemilikan eksternal. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak dibidang makanan dan minuman yang terdaftar di BEI, dengan periode penelitian 2005-2009. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling dan menghasilkan 85 sampel perusahaan dalam tahun pengamatan. Alat analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Penelitian ini menemukan bahwa variabel Struktur Kepemilikan Manajerial dan variabel Struktur Kepemilikan Eksternal tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan untuk variabel pemoderasi yaitu struktur modal memperkuat pengaruh antara struktur kepemilikan manajerial terhadap kinerja


(44)

perusahaan. Selanjutnya variabel pemoderasi memperlemah pengaruh antara struktur kepemilikan eksternal terhadap kinerja perusahaan.

8. Didik Indra Nurcahyo (2014) mengadakan penelitian yang bertujuan untuk menguji pengaruh struktur kepemilikan saham dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan dengan menggunakan 36 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI , dengan periode penelitian 2010-2013. Kinerja perusahaan dalam penelitian ini diukur menggunakan return on assets (ROA). Variabel independen dalam penelitian ini adalah struktur kepemilikan saham manajerial, institusional, publik, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif yang signifkan. Sedangkan kepemilikan saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Untuk hasil ringkasan peneliti terdahulu dapat dilihat di tabel 2.1 Tabel 2.1

Ringkasan Peneliti-Peneliti Terdahulu Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Jayesh Kumar 2004 Struktur kepemilikan dan Kebijakan Pembayaran Dividen di India

Independen : Struktur Kepemilikan Saham Dependen : Kinerja Perusahaan Struktur kepemilikan saham manajerial dan institusional

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan kepemilikan asing tidak berpengaruh terhadap kinerja


(45)

Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Hexana Sri Lastanti 2004 Hubungan Struktur Corporate Governance dengan Kinerja Perusahaan dan Reaksi Pasar, Konferensi Nasional Akuntansi: Peran Akuntan dalam Membangun Good Corporate Governance. Independen : Struktur Corporate Governance Dependen : Kinerja Perusahaan Komisaris dewan Independen berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Variabel yang lainnya tidak berpengaruh. Theresia Dwi Hastuti 2005 Hubungan Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Perusahaan Independen : Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan Saham Dependen : Kinerja Perusahaan Struktur kepemilikan dan akuntabilitas tidak berpengaruh terhadap kinerja. Sedangkan transparansi berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Maman Setiawan 2006 Pengaruh Struktur Kepemilikan, Karakteristik Perusahaan, dan Tata Kelola Korporasi Terhadap Kinerja Perusahaan Independen : Struktur Kepemilikan, Karakteristik Perusahaan, dan Tata Kelola Korporasi Dependen : Kinerja Perusahaan

Kepemilikan publik dan asing memiliki pengaruh negatif dan signifikan. Size memiliki pengaruh yang positif dan


(46)

Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Tee Chwee Ming & Chan Sok Gee 2008 Pengaruh Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Perusahaan dari Perusahaan Publik di Malaysia Independen : Intercept, Persentase Kepemilikan Dalam, Persentase Kepemilikan Institusional, BETA, Ukuran Perusahaan, Rasio Pendapatan Harga (EP), R-square Dependen : Return Saham dan Hasil Dividen

Kepemilikan saham dalam dan kepemilikan saham institusional pada perusahaan Malaysia tidak mempengaruhi return saham dan hasil dividen.

Struktur kepemilikan tidak mempengaruhi kinerja yang perusahaan di Malaysia dan bahwa masalah agen utama tidak dapat diselesaikan melalui peningkatan saham kepemilikan dalam seperti yang diusulkan oleh Jensen dan Meckling (1976). Dini Nur’ aeni 2010 Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham Terhadap Kinerja Perusahaan Independen : Struktur Kepemilikan Saham Dependen : Kinerja Perusahaan Kepemilikan saham manajerial dan kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap kinerja

perusahaan. Sedangkan kepemilikan saham institusional dan asing berpengaruh terhadap kinerja perusahaan


(47)

Nama

Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penelitian Puspito 2011 Pengaruh Struktur Kepemilikan Pada Kinerja Perusahaan dengan Struktur Modal Sebagai Pemoderasi Independen : Struktur Kepemilikan Dependen : Kinerja Perusahaan Struktur kepemilikan manajerial dan struktur kepemilikan eksternal tidak berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan struktur modal memperkuat pengaruh antara struktur kepemilikan manajerial terhadap kinerja

perusahaan dan struktur modal memperlemah pengaruh antara struktur kepemilikan eksternal terhadap kinerja perusahaan Didik Indra Nurcahyo 2014 Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Independen : Struktur Kepemilikan Saham dan Ukuran Perusahaan

Dependen :

Kinerja Perusahaan

Kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional, dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif yang signifkan. Sedangkan kepemilikan saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan

2.3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 2.3.1 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah suatu model yang menjelaskan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Berdasarkan tinjauan teoritis dan tinjauan penelitian


(48)

terdahulu yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel dependen adalah kinerja perusahaan. Sedangkan yang menjadi variabel independen adalalah kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional, ukuran perusahaan, dan leverage.

H1

H2

H3 H4 Kepemilikan Saham

Manajerial (X1)

Kepemilikan Saham Institusional (X2)

Leverage

(X4) Ukuran Perusahaan

(X3)

Kinerja Perusahaan (Y)


(49)

2.3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah suatu pernyataan mengenai konsep yang diperkirakan sebagai kebenaran atau kesalahan tentang suatu fenomena yang sedang diamati yang kemudian diformulasikan untuk pengujian yang bersifat empirik. Jadi hipotesis adalah suatu rumusan yang menyatakan adanya hubungan tertentu antara dua variabel atau lebih (Emory (1996) dalam Nur’aeni (2010)).

2.3.2.1 Hubungan antara Kepemilikan Saham Manajerial dengan Kinerja Perusahaan

Menurut Jensen (1993) yang dikutip dari Faisal (2005), hipotesis pemusatan kemungkinan (convergence of interest hypothesis) menyatakan bahwa kepemilikan saham manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara pemegang saham dan manajer. Semakin meningkat proporsi kepemilikan saham manajerial maka kinerja perusahaan juga akan semakin baik. Dari uraian tersebut hipotesis yang dikemukakan adalah sebagai berikut :

H1 : Kepemilikan manajerial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2.3.2.2 Hubungan antara Kepemilikan Saham Institusional dengan Kinerja Perusahaan

Bathala dkk (1994) juga menemukan bahwa kepemilikan saham institusional menggantikan kepemilikan manajerial dalam mengontrol


(50)

agency cost. Semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka akan semakin besar kekuatan suara dan dorongan institusi keuangan untuk mengawasi manajemen, akibatnya akan memberikan dorongan yang lebih besar untuk mengoptimalkan nilai perusahaan sehingga kinerja perusahaan juga akan meningkat. Berdasarkan penjelasan tersebut hipotesis yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut :

H2 : Kepemilikan institusional berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2.3.2.3 Hubungan antara Ukuran Perusahaan dengan Kinerja Perusahaan

Sebuah perusahaan besar pada dasarnya mempunyai kekuatan finansial yang lebih besar dalam menunjang kinerja, tetapi disisi lain, perusahaan dihadapkan pada masalah keagenan yang lebih besar (Darmawati, 2004). Perusahaan dengan aset besar biasanya akan mendapatkan perhatian lebih dari masayarakat. Hal ini akan menyebabkan perusahaan agar lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangannya. Perusahaan diharapkan untuk selalu berusaha menjaga stabilitas kinerja keuangan mereka. Pelaporan kondisi keuangan yang baik ini tentu saja tidak serta merta dapat dilakukan tanpa kinerja yang baik dari semua lini perusahaan.


(51)

Dari hasil uraian tersebut hipotesis yang bisa diambil sebagai berikut : H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan.

2.3.2.4 Hubungan antara Leverage dengan Kinerja Perusahaan

Sebuah perusahaan dikatakan tidak solvable apabila total hutang perusahaan lebih besar daripada total yang dimiliki perusahaan. Semakin tingginya rasio leverage menunjukkan semakin besar pula dana yang disediakan oleh kreditur (Mahduh & Hanafi, 2005). Hal tersebut akan membuat investor berhati-hati untuk berinvestasi di perusahaan yang rasio leverage nya tinggi karena semakin tinggi rasio leverage nya semakin tinggi pula risiko investasinya (Weston dan Copeland, 1992). Leverage yang tinggi juga akan mempengaruhi kinerja perusahaan (Heni Susilowati, Triyono, dan Syamsudin, 2011). Dengan demikian hipotesis yang bisa diambil adalah sebagai berikut :

H4 : Leverage berpengaruh negative terhadap kinerja perusahaan.

2.3.2.5 Hubungan antara Kepemilikan Saham Manajerial, Kepemilikan Saham Institusional, Ukuran perusahaan, dan Leverage Secara Bersama-sama dengan Kinerja Perusahaan.

Pengaruh secara simultan digunakan untuk mengetahui apakah keempat variabel independen yaitu kepemilikan saham manajerial,


(52)

kepemilikan saham institusional, ukuran perusahaan, dan leverage berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

H5 : Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, ukuran perusahaan, dan leverage secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, maka penelitian yang dilakukan merupakan penelitian kausatif (causative), yaitu penelitian yang bertujuan untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Adapun variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional, ukuran perusahaan, dan leverage. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah kinerja perusahaan.

3.2 Defenisi Operasional

Penelitian ini melibatkan 5 variabel yang terdiri atas 1 variabel dependen dan 4 variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan, sedangkan variabel independennya adalah kepemilikan saham manajerial, kepemilikan saham institusional, ukuran perusahaan, dan leverage.

3.2.1 Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menjalankan operasionalnya (Payamta, 2001 dalam Anita (2007)). Pada penelitian ini kinerja perusahaan ini diukur dengan menggunakan ROA. ROA merupakan salah satu rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan


(54)

perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada. Data ROA dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan tahunan perusahaan tahun 2010-2013. Rumus yang digunakan untuk menghitung ROA adalah sebagai berikut :

= × %

Keterangan :

Earning after tax (EAT) = Laba bersih setelah pajak

Total Assets = Nilai buku total aktiva perusahaan

3.2.2 Kepemilikan Saham Manajerial

Kepemilikan manajerial adalah persentase suara yang berkaitan dengan saham atau option yang dimiliki oleh manajer dan komisaris perusahaan. Dirumuskan sebagai berikut :

= ℎ ℎ � ℎ × %

3.2.3 Kepemilikan Saham Institusional

Kepemilikan saham institusional ditunjukkan dengan persentase kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh investor-investor institusional, seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan asuransi, kepemilikan lembaga maupun perusahaan swasta atas keseluruhan saham yang beredar di luar. Dirumuskan sebagai berikut :


(55)

3.2.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dalam penelitian ini menggunakan total aktiva. Semakin besar total aktiva suatu perusahaan maka akan semakin besar pula ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva berarti semakin banyak modal pula yang ditanam. Ukuran perusahaan dapat dilihat dari total aset yang dimiliki oleh perusahaan (Suharli, 2006). Dalam penelitian ini ukuran perusahaan dinilai dengan Ln(total assets). Ln(total assets)ini digunakan untuk mengurangi perbedaan signifikan antara ukuran perusahaan yang terlalu besar dengan ukuran perusahaan yang terlalu kecil, maka nilai total aset dibentuk menjadi logaritma natural. Dirumuskan sebagai berikut :

=

3.2.5 Leverage

Leverage merupakan seberapa besar asset sebuah perusahaan diperoleh atau didanai oleh utang. Untuk mengukur tingkat leverage keuangan suatu perusahaan, dapat digunakan Debt to Equity Ratio (DER) sebagai alat ukur perbandingan antara tingkat hutang dengan tingkat modal yang dimiliki perusahaan.Leverage dapat mengurangi konflik kepentingan diantara manajer dengan pemberi pinjaman (bondholders) (Siallagan & Machfoedz, 2006). Dirumuskan sebagai berikut :


(56)

Tabel 3.1

Defenisi Operasional dan Skala Pengukuran Variabel

Jenis Variabel Defenisi Pengukuran Skala

Independen 1: Kepemilikan Saham Manajerial

Persentase saham atau option yang dimiliki oleh manajer dan komisaris

ℎ ℎ ℎ ℎ

× % Rasio

Independen 2: Kepemilikan Saham Institusional Persentase saham perusahaan yang dimiliki investor institusional

ℎ ℎ ℎ

ℎ × % Rasio

Independen 3: Ukuran Perusahaan Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki perusahaan = Logaritma Independen 4: Leverage Leverage menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dengan ekuitas yang dimilikinya

× % Rasio

Dependen : Kinerja Perusahaan Kinerja perusahaan adalah kemampuan perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Diukur dengan menggunakan ROA


(57)

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari, dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007 : 72). Populasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2010-2014 yang menyampaikan laporan keuangan yang lengkap.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dipilih oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2007 : 73). Pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, yaitu dengan mengambil sampel yang telah ditentukan sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian atau dipilih berdasarkan kriteria. Adapun kriteria-kriteria pengambilan sampel yang ditentukan oleh penulis adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan makanan dan minuman yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2014.

2. Perusahaan tersebut memiliki dan menerbitkan laporan keuangan yang lengkap selama tahun 2010-2014.


(58)

Tabel 3.2

Daftar Populasi dan Proses Pemilihan Sampel Penelitian

No Kode

Emiten Nama Perusahaan

Kriteria

Sampel 1 2 3

1 ADES PT Akasha Wira International Tbk √ √ √ S1 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk √ √ √ S2

3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk √ √ √ S3

4 DAVO PT Davomas Abadi Tbk √ × × -

5 DLTA PT Della Djakarta Tbk √ √ √ S4

6 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur

Tbk √ √ √ S5

7 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk √ √ √ S6 8 MLBI PT Multi Bintang Indonesia Tbk √ √ √ S7

9 MYOR PT Mayora Indah Tbk √ √ √ S8

10 PSDN PT Prashida Aneka Niaga Tbk √ × √ - 11 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk √ √ √ S9

12 SKBM PT SekarBumi Tbk √ × √ -

13 SKLT PT Sekar Laut Tbk √ √ √ S10

14 STTP PT Siantar Top Tbk √ √ √ S11

15 ULTJ PT Ultrajaya Milk Industry and

Trading Company Tbk √ √ √ S12

Sumber : Diolah Peneliti (2015)

Tabel 3.3

Daftar Sampel Penelitian

No Kode

Emiten Nama Perusahaan

1 ADES PT Akasha Wira International Tbk 2 AISA PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 3 CEKA PT Cahaya Kalbar Tbk

4 DLTA PT Della Djakarta TBK

5 ICBP PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 6 INDF PT Indofood Sukses Makmur Tbk 7 MLBI PT Multi Bintang Indonesia 8 MYOR PT Mayora Indah Tbk

9 ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk 10 SKLT PT Sekar Laut Tbk

11 STTP PT Siantar Top Tbk


(59)

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaannya. Pada penelitian ini data sekunder didapat dalam bentuk dokumentasi yaitu data yang diterbitkan oleh pihak-pihak yang berkompeten melalui data laporan keuangan yang rutin dikeluarkan dalam bentuk cetakan yaitu Indonesia Capital Market Directory (ICMD) maupun di download dari www.idx.co.id. Data sekunder penelitian ini adalah data laporan keuangan seluruh perusahaan makanan dan minuman yang menjadi sampel penelitian yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2010-2014.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari catatan-catatan atau dokumen. Dalam hal ini, catatan ataupun dokumen perusahaan yang dimaksud adalah annual report.

3.6 Metode Analisis

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif merupakan bentuk analisa data berupa angka-angka dan menggunakan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu hipotesis. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang diperlukan, kemudian


(1)

5

ICBP

PT Indofood CBP Sukses

Makmur Tbk

0,96

0,42

0,48

0,90

0,66

6

INDF

PT

Indofood

Sukses

Makmur Tbk

1,34

0,70

0,74

1,04

1,08

7

MLBI

PT Multi Bintang Indonesia

1,41

1,30

2,49

0,80

3,03

8

MYOR PT Mayora Indah Tbk

1,18

1,72

1,71

1,47

1,51

9

ROTI

PT

Nippon

Indosari

Corporindo Tbk

0,25

0,39

0,81

1,32

1,23

10 SKLT

PT Sekar Laut Tbk

0,69

0,74

0,93

1,26

1,16

11 STTP

PT Siantar Top Tbk

0,45

0,91

1,16

1,12

1,08

12 ULTJ

PT Ultrajaya Milk Industry

and Trading Company Tbk

0,54

0,55

0,44

0,40

0,29

Lampiran 6

Tabel Hasil Perhitungan Kinerja Perusahaan

No

Kode

Emiten

Nama Perusahaan

Tahun

2010

2011

2012

2013

2014

1

ADES

PT

Akasha

Wira

International Tbk

9,76

8,18

21,43 12,62

6,14

2

AISA

PT Tiga Pilar Sejahtera

Food Tbk

3,88

4,18

6,56

6,91

5,13

3

CEKA

PT Cahaya Kalbar Tbk

3,48

11,70

5,68

6,08

3,04

4

DLTA

PT Della Djakarta TBK

19,70 21,79 28,64 31,20

29,04

5

ICBP

PT

Indofood

CBP

Sukses Makmur Tbk

12,75 13,57 12,86 10,50

10,13

6

INDF

PT Indofood Sukses

Makmur Tbk

6,25

9,36

8,21

6,61

5,60

7

MLBI

PT

Multi

Bintang

Indonesia

38,95 41,56 39,36 65,72

35,63

8

MYOR PT Mayora Indah Tbk

11,00

7,33

8,97

10,90

4,01

9

ROTI

PT

Nippon

Indosari

Corporindo Tbk

17,56 15,27 12,38

8,67

8,80

10 SKLT

PT Sekar Laut Tbk

2,42

2,79

3,19

3,79

4,97

11 STTP

PT Siantar Top Tbk

6,57

4,57

5,97

7,78

7,26

12 ULTJ

PT

Ultrajaya

Milk

Industry and Trading

Company Tbk


(2)

Lampiran 7

Output SPSS

Descriptives

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 60 .12 65.72 12.5137 12.03596

Kepemilikan Manajerial 60 .00 .18 .0175 .04877

Kepemilikan Institusional 60 .00 .81 .2350 .26473

Ukuran Perusahaan 60 20.36 32.08 27.8407 2.70954

Leverage 60 .04 3.03 1.0027 .59371

Valid N (listwise) 60

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 60

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 10.94832325 Most Extreme Differences Absolute .196

Positive .196

Negative -.111

Kolmogorov-Smirnov Z 1.518

Asymp. Sig. (2-tailed) .020


(3)

Uji Normalitas Setelah Data Menyimpang /

Outlier

Dihapus

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardize

d Residual

N

59

Normal Parameters

a,,b

Mean

.0000000

Std. Deviation

8.64193376

Most Extreme

Differences

Absolute

.155

Positive

.155

Negative

-.079

Kolmogorov-Smirnov Z

1.187

Asymp. Sig. (2-tailed)

.120

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


(4)

Grafik

Normal Probability Plot

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics


(5)

Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .486a .236 .179 8.95629 1.872

a. Predictors: (Constant), Leverage, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan

b. Dependent Variable: ROA


(6)

Uji Signifikasi F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1336.486 4 334.122 4.165 .005a

Residual 4331.615 54 80.215

Total 5668.101 58

a. Predictors: (Constant), Leverage, Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Ukuran Perusahaan b. Dependent Variable: ROA

Uji Signifikasi t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 49.273 12.929 3.811 .000

Kepemilikan Manajerial -12.067 25.757 -.060 -.469 .641 .864 1.158 Kepemilikan Institusional -6.086 5.010 -.163 -1.215 .230 .784 1.276

Ukuran Perusahaan -1.397 .506 -.386 -2.762 .008 .724 1.381

Leverage 2.880 2.251 .174 1.279 .206 .763 1.311


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Struktur Aset, Ukuran Perusahaan, Likuiditas dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

1 40 80

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN DAN LEVERAGE TERHADAP PENERAPAN KONSERVATISME DALAM AKUNTANSI (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI)

1 20 53

PENGARUH STRUKTUR AKTIVA, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LIKUIDITAS TERHADAP STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014.

0 2 31

PENGARUH UKURAN KAP, UKURAN PERUSAHAAN, SOLVABILITAS, STRUKTUR KEPEMILIKAN TERHADAP Pengaruh Ukuran Kap, Ukuran Perusahaan, Solvabilitas, Struktur Kepemilikan Terhadap Audit Delay (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010 –

0 3 12

PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN PADA KINERJA PERUSAHAAN DENGAN STRUKTUR MODAL SEBAGAI PEMODERASI (studi pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di BEI)

0 1 78

Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

1 0 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) - Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 0 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2014

0 1 9

ABSTRAK PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, UKURAN PERUSAHAAN, DAN LEVERAGE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2010-2014

0 2 13

Analisis Struktur Kepemilikan Perusahaan Terhadap Profitabilitas Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di BEI

0 1 10