9 untuk mengukur anak, umur kadang-kadang sulit di dapat secara pasti. Tinggi
badan merupakan antropomentri yang menggambarkan tubuh sketal, pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan bertambahnya umur.
Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap masalah kurang gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat
gizi terhadap tinggi badan akan tampak pada waktu yang relatif lama Supariasa dkk, 2006.
Standar deviasi unit disebut juga z-score. WHO menyarankan menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk memantau pertumbuhan
Supariasa dkk, 2006. Rumus perhitungan Z-score adalah :
Z score = nilai individu subjek – nilai median baku rujukan
Nilai simpanan baku rujukan Berikut ini adalah kategori status gizi berdasarkan cara perhitungan Z-score :
Tabel 1 Klasifikasi status gizi BBU, TBU, BBTB
INDEK BBU
TBU BBTB
2 SD Lebih
Tinggi Gemuk
-2 SD sd +2 SD Normal
Normal Normal
-2 SD sd -3 SD Kurang
Pendek Kurus
-3 SD Buruk
Sangat Pendek Sangat Kurus Sumber : Depkes RI, 2007.
D. Tingkat Konsumsi
Makanan yang dikonsumsi harus memperhatikan nilai gizi makanan dan kecukupan zat gizi yang dianjurkan. Hal tersebut dapat di tempuh dengan
penyajian hidangan yang bervariasi dan dikombinasi, ketersediaan pangan, macam serta jenis bahan makanan diperlukan untuk mendukung usaha
tersebut. Jumlah bahan makanan yang dikonsumsi juga menjamin
10 tercukupinya kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh Supariasa dkk,
2006. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas hidangan.
Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh dalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang lain
Sediaoetama, 2006. Kecukupan gizi yang dianjurkan AKG adalah kecukupan rata-rata zat gizi setiap hari bagi semua orang menurut golongan
umur, jenis kelamin, ukuran tubuh dan aktifitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal Almatsier, 2009.
Tabel 2 Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Per OrangHari
No Kelompok Berat Badan Tinggi Badan Energi Protein Vitamin A kg
cm kkal
g mcg
1 0-6 bln
5.5 60
560 12
350 2
7-12 bln 8.5
71 800
15 350
3 1-3 th
12 90
1250 23
350 4
4-6 th 18
110 1750
32 460
Sumber : Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi 2012.
E. Konsumsi Energi
Energi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan tubuh, cara memperoleh energi adalah dari makanan yang dimakan, dan energi dari
makanan ini terdapat energi kimia yang diubah menjadi energi bentuk lain. Bentuk energi yang berkaitan dengan proses-proses biologi adalah energi
kimia, energi mekanik, energi panas, dan energi listrik Sediaoetama, 2006. Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup, menunjang
pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Energi diperoleh dari karbohidrat, lemak dan protein suatu bahan makanan menentukan nilai energinya
Almatsier, 2009.
11 Zat gizi merupakan makanan yang diserap tubuh. Status gizi merupakan
hasil masukan zat gizi makanan dan pemanfaatannya didalam tubuh sebagai keadaan kesehatan tubuh seseorang atau sekelompok orang yang
diakibatkan oleh konsumsi. Penyerapan absorpsi makanan dan penggunaan utilization zat gizi makan yang ditentukan berdasarkan ukuran tertentu juga
dapat mempengaruhi status gizi. Energi yang masuk kedalam tubuh dan energi yang dikeluarkan dari tubuh mempengaruhi status gizi balita. Energi
yang masuk kedalam tubuh dapat berasal dari karbohidrat, protein, lemak, dan zat gizi lainya Nix, 2005.
Hasil Riskesdas 2010 menunjukkan bahwa, secara nasional penduduk Indonesia yang mengkonsumsi energi di bawah kebutuhan minimal kurang
dari dari 70 dari angka kecukupan energi bagi orang Indonesia yaitu sebanyak 40,7. Keseimbangan energi dicapai apabila energi yang masuk
ke dalam tubuh melalui makanan sama dengan energi yang dikeluarkan. Tubuh akan mengalami ketidakseimbangan apabila konsumsi energi melalui
makanan kurang dari energi yang dikeluarkan. Akibatnya berat badan kurang dari berat badan seharusnya atau tidak ideal Almatsier, 2009.
F. Konsumsi Protein