32 Tabel 5. Distribusi Keberadaan Jentik
Aedes aegypti Pada Jenis Tempat Perindukan
Jenis Tempat Perindukan Jumlah
f 1. Buatan
Tempayan Bak mandi
Drum Ember
Penampungan kulkas
Dispenser Vas bunga
Tempat minum burung Bejana
Total
23 24
3 1
51
45,10 47,06
5,88
1,96 100
2. Sampah Padat Ban bekas
Kaleng bekas Botol bekas
Pecahan kaca Ember bekas
Drum bekas Mangkok bekas
Total
2 2
100 100
C. Hasil Analisis Bivariat
Hasil  analisis  statistik  didapatkan  bahwa  terdapat  hubungan  antara  PSN DBD  dengan  keberadaan  jentik  Aedes  aegypti  dengan  p  =  0,056,  tidak  terdapat
hubungan antara tempat  perindukan buatan dengan keberadaan jentik  Aedes aegypti dengan  nilai  p  =  1  dan  tidak  terdapat  hubungan  antara  sampah  padat  dengan
keberadaan  jentik  Aedes  aegypti  dengan  nilai  p  =  0,504.  Berikut  disajikan  Tabel  8 rangkuman hasil analisis statistik.
33 Tabel 6. Hasil Analisis Statistik melalui
Fisher’s Exact No
Variabel Nilai p
Keterangan
1. 2.
3. PSN DBD
Jenis tempat
perindukan buatan
Sampah padat 0,056
1 0,504
Ada hubungan Tidak ada hubungan
Tidak ada hubungan
34
BAB V PEMBAHASAN
Secara  umum  selama  lima  bulan  berturut-turut  mulai  dari  bulan  Maret  sampai dengan  bulan  Juli  tahun  2009  ABJ  di  RW  IV  Desa  Ketitang  Kecamatan  Nogosari
Kabupaten  Boyolali  selalu  di  bawah  95.  Rendahnya  ABJ  ini  memungkinkan  banyak peluang  untuk  proses  transmisi  virus  Hasyimi  et.al,  2005.  Kondisi  perumahan  Desa
Ketitang  yang padat  dan penduduknya banyak  yang menggunakan lebih  dari satu  TPA, secara  teoritis  kondisi  yang  seperti  sangat  potensial  untuk  tempat  perindukan  nyamuk
Aedes aegypti. Hasil  wawancara  dari  68  responden  di  RW  IV  Desa  Ketitang  diketahui  bahwa
sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan dengan rata-rata umur responden adalah  41  tahun.  Sebagian  besar  pendidikan  responden  adalah  SD  yaitu  sebesar  25
responden  36,78.  Hal  ini  berarti  tingkat  pendidikan  responden  di  RW  IV  Desa Ketitang  tergolong  rendah.  Rendahnya  pendidikan  responden  akan  berakibat  terhadap
proses  penerimaan  informasi  kesehatan  sehingga  hal  ini  akan  mempengaruhi  perilaku responden  dalam  melaksanakan  PSN  DBD.  Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  telah
dilakukan  menunjukkan  bahwa  dari  68  responden,  55  responden  melaksanakan  PSN DBD  secara  buruk,  hanya  13  responden  yang  melakukan  PSN  DBD  secara  baik.
Pelaksanan  PSN  DBD  yang  buruk  ini  diketahui  dari  perilaku  responden  yang  tidak menutup  tempat-tempat  penampungan  air  seperti  tempayan,  drum  dan  jarang  menguras
atau  membersihkan  tempat-tempat  penampungan  air  lebih  dari  2  minggu.  Pelaksanaan PSN DBD  yang buruk ini akan memberikan peluang bagi nyamuk  Aedes aegypti untuk
bertelur  dan  berkembangbiak.  Hal  ini  sesuai  dengan  penelitian  yang  dilakukan  oleh