Sambung inter spesifik manggis (Garcinia mangostana L ) pada mundu (Garcinia dulcis R K)
RINGKASAN
RUDY LUKMAN.
Sambung Mikro Interspesifik Manggis (Gflrci~lin
mnngostnl?a L) pada Mundu (Garcinia dtrlcis R.K). Dibawah bimbingan Livy Winata
Gunawan, Achmad Surkati dan Rita Megia.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari biologi dan fisiologi sambung mikro
dari pucuk manggis pada mundu. Banyak ahli berpendapat bahwa pertumbuhan manggis
yang lambat diakibatkan oleh sistim perakaran manggis yang rapuh dan tidak mempunyai
bulu-bulu akar.
Salah satu cara untuk rnemperbaiki pertumbuhan tanaman adalah
penyambungan secara I?? Vitro dan mengamati perkembangannya sesudah aklimatisasi
Pelaksanaannya dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Jurusan Budi Daya
Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB dari bulan Januari 1997 sampai dengan Juni 1998.
Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap I meliputi perlakuan meningkatkan
jumlah kromosom mundu dengan colchicine serta mempersiapkan batang atas dan batang
bawah secara In-Vitro. Penelitian tahap 11 adalah melakukan Sambung mikro antara
tunas mundu dan tunas manggis.
Penelitian tahap 111 adalah mengamati persentase
keberhasilan aklimatisasi dan menganalisa serapan hara manggis, mundu maupun
tanaman hasil sambungan.
Media yang digunakan untuk perkecambahan tunas manggis adalah media MS
yang dimodifikasi dengan penambahan 10 ppm kinetin dan 1 ppln NAA. Media yang
digunakan untuk perkecambahan tunas mundu adalah media MS yang dimodifikasi
dengan penambaban kinetin dengan 3 taraf yaitu 2, 5, 10 ppm serta 1 ppm IBA. Untuk
benih mundu sebelum ditanam, benih direndam terlebih dahulu pada Colchicine dengan
konsentrasi 100 dan 200 ppm selama 24, 36, 48 jam. Penghitungan jumlah kromoson~
dilakuan setelah benih memiliki akar.
Pada tahap 11, bagian tajuk batang bawah dipangkas lalu dibuatkan celah vertikal
sedalam 1-2 cm untuk tempat menjepit entris. Sementara itu pada entris dibuat irisan
berbentuk huruf V sepanjang 1-2 cm pada bagian basalnya . Bagian ini lalu ditancapkan
pada celah batang bawah tadi. Bagian dalam dari sambungan ditambah kenas whatman
yang telah diberi BAP lppm sedangkan bagian luar ditutup dengan tali plastik steril.
Bibit sambungan yang berhasil tumbuh dengan baik akan diaklimatisasi setelah
berumur tiga bulan setelah penyambungan. Dua bulan setelah aklimatisasi dilakukan
analisis serapan hara. Tanaman hasil sambungan, tanaman manggis dan mundu ditanam
dalam botol yang berisi 350 ml larutan media dasar MS tetapi tanpa penamballan MyoInositol dan vitamin. Analisis dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi unsur yang
tersisa dalam media dengan menggunakan Spektrofotometer Absorbsi Atom (AAS) dan
Auto Analyzer. Konsentrasi Cjumlah) unsur yang diserap merupakan hasil pengurangan
konsentrasi unsur awal dengan konsentrasi unsur yang tersisa.
Pada tahap I didapatkan hasil bahwa persentase perkecambahan dan pembentukan
akar dari benih yang mendapat perlakuan colchicine lebih rendah dibandingkan benih
kontrol (direndam dengan air) sedangkan persentase pembentukan tunas majemuknya
lebih tinggi. Pada benih kontrol, perkecambahan dan pembentukan akar lebih cepat pada
konsentrasi kinetin 2 ppm. Pertumbuhan tunas dari benih yang mendapat perlakuan
Colchicine tidak menunjukan perbedaan pada berbagai konsentrasi kinetin. Pertumbuhan
akar lebih cepat pada konsentrasi kinetin tinggi (5 dan 10 ppm) untuk benih yang berasal
dari Colchicine 100 ppm sedangkan pada benih yang berasal dari Colchicine 200 ppm
lebih cepat pada konsentrasi kinetin 2 ppm. Pengamatan sitologi menunjukkan bahwa
jumlah kromosom manggis adalah 2n
=
96 sedangkan jumlah kromosom mundu adalah
72 dan 78 (baik pada kontrol maupun yang mendapat perlakuan Colchicine).
Total tunas yang digunakan untuk penyambungan mikro adalah 215 tunas dimana
75 tunas digunakan untuk latihan ketrampilan. Hasil akhir diperoleh 78 tanaman hasil
sambungan yang asenik. Dari jumlah ini hanya 6 tanaman yang mati. Perturnbuhan yang
baik diperlihatkan oleh 59 tanaman (75.64 %) sedangkan 13 tanaman statis.
Persentase keberhasilan aklimatisasi mencapai 80 %. Hasil analisis serapan hara
memperlihatkan bahwa manggis dan tanaman hasil sambungan mempunyai serapan hara
yang lebih baik dibandingkan mundu untuk semua unsur yang dianalisis. Secara umum
tanaman hasil sambungan mempunyai kemampuan untuk menyerap hara yang kurang
lebih sama dengan manggis. Pertambahan panjang dan lebar dari daun tanaman hasil
sambungan lebih baik dibandingkan manggis. Peningkatan panjang dan lebar daun
paling baik diperlihatkan oleh kinetin 2 ppm - Colchicine 100 ppm - 24 jam dan kinetin
2 ppm - Colchicine 200 ppm - 48 jam. Jumlah daun terbanyak pada tanaman hasil
sambungan yang berumur 1 tahun adalah 14 daun.
Warna daun tanaman hasil
sambungan lebih gelap dibandingkan warna daun manggis. Pengamatan sitologi lanjutan
menunjukkan bahwa tanaman hasil sambungan yang berhasil tumbuh dengan baik
memiliki jumlah kromosom 2n = 78.
RUDY LUKMAN.
Sambung Mikro Interspesifik Manggis (Gflrci~lin
mnngostnl?a L) pada Mundu (Garcinia dtrlcis R.K). Dibawah bimbingan Livy Winata
Gunawan, Achmad Surkati dan Rita Megia.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari biologi dan fisiologi sambung mikro
dari pucuk manggis pada mundu. Banyak ahli berpendapat bahwa pertumbuhan manggis
yang lambat diakibatkan oleh sistim perakaran manggis yang rapuh dan tidak mempunyai
bulu-bulu akar.
Salah satu cara untuk rnemperbaiki pertumbuhan tanaman adalah
penyambungan secara I?? Vitro dan mengamati perkembangannya sesudah aklimatisasi
Pelaksanaannya dilakukan di Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman Jurusan Budi Daya
Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB dari bulan Januari 1997 sampai dengan Juni 1998.
Penelitian terdiri dari tiga tahap, yaitu tahap I meliputi perlakuan meningkatkan
jumlah kromosom mundu dengan colchicine serta mempersiapkan batang atas dan batang
bawah secara In-Vitro. Penelitian tahap 11 adalah melakukan Sambung mikro antara
tunas mundu dan tunas manggis.
Penelitian tahap 111 adalah mengamati persentase
keberhasilan aklimatisasi dan menganalisa serapan hara manggis, mundu maupun
tanaman hasil sambungan.
Media yang digunakan untuk perkecambahan tunas manggis adalah media MS
yang dimodifikasi dengan penambahan 10 ppm kinetin dan 1 ppln NAA. Media yang
digunakan untuk perkecambahan tunas mundu adalah media MS yang dimodifikasi
dengan penambaban kinetin dengan 3 taraf yaitu 2, 5, 10 ppm serta 1 ppm IBA. Untuk
benih mundu sebelum ditanam, benih direndam terlebih dahulu pada Colchicine dengan
konsentrasi 100 dan 200 ppm selama 24, 36, 48 jam. Penghitungan jumlah kromoson~
dilakuan setelah benih memiliki akar.
Pada tahap 11, bagian tajuk batang bawah dipangkas lalu dibuatkan celah vertikal
sedalam 1-2 cm untuk tempat menjepit entris. Sementara itu pada entris dibuat irisan
berbentuk huruf V sepanjang 1-2 cm pada bagian basalnya . Bagian ini lalu ditancapkan
pada celah batang bawah tadi. Bagian dalam dari sambungan ditambah kenas whatman
yang telah diberi BAP lppm sedangkan bagian luar ditutup dengan tali plastik steril.
Bibit sambungan yang berhasil tumbuh dengan baik akan diaklimatisasi setelah
berumur tiga bulan setelah penyambungan. Dua bulan setelah aklimatisasi dilakukan
analisis serapan hara. Tanaman hasil sambungan, tanaman manggis dan mundu ditanam
dalam botol yang berisi 350 ml larutan media dasar MS tetapi tanpa penamballan MyoInositol dan vitamin. Analisis dilakukan dengan cara mengukur konsentrasi unsur yang
tersisa dalam media dengan menggunakan Spektrofotometer Absorbsi Atom (AAS) dan
Auto Analyzer. Konsentrasi Cjumlah) unsur yang diserap merupakan hasil pengurangan
konsentrasi unsur awal dengan konsentrasi unsur yang tersisa.
Pada tahap I didapatkan hasil bahwa persentase perkecambahan dan pembentukan
akar dari benih yang mendapat perlakuan colchicine lebih rendah dibandingkan benih
kontrol (direndam dengan air) sedangkan persentase pembentukan tunas majemuknya
lebih tinggi. Pada benih kontrol, perkecambahan dan pembentukan akar lebih cepat pada
konsentrasi kinetin 2 ppm. Pertumbuhan tunas dari benih yang mendapat perlakuan
Colchicine tidak menunjukan perbedaan pada berbagai konsentrasi kinetin. Pertumbuhan
akar lebih cepat pada konsentrasi kinetin tinggi (5 dan 10 ppm) untuk benih yang berasal
dari Colchicine 100 ppm sedangkan pada benih yang berasal dari Colchicine 200 ppm
lebih cepat pada konsentrasi kinetin 2 ppm. Pengamatan sitologi menunjukkan bahwa
jumlah kromosom manggis adalah 2n
=
96 sedangkan jumlah kromosom mundu adalah
72 dan 78 (baik pada kontrol maupun yang mendapat perlakuan Colchicine).
Total tunas yang digunakan untuk penyambungan mikro adalah 215 tunas dimana
75 tunas digunakan untuk latihan ketrampilan. Hasil akhir diperoleh 78 tanaman hasil
sambungan yang asenik. Dari jumlah ini hanya 6 tanaman yang mati. Perturnbuhan yang
baik diperlihatkan oleh 59 tanaman (75.64 %) sedangkan 13 tanaman statis.
Persentase keberhasilan aklimatisasi mencapai 80 %. Hasil analisis serapan hara
memperlihatkan bahwa manggis dan tanaman hasil sambungan mempunyai serapan hara
yang lebih baik dibandingkan mundu untuk semua unsur yang dianalisis. Secara umum
tanaman hasil sambungan mempunyai kemampuan untuk menyerap hara yang kurang
lebih sama dengan manggis. Pertambahan panjang dan lebar dari daun tanaman hasil
sambungan lebih baik dibandingkan manggis. Peningkatan panjang dan lebar daun
paling baik diperlihatkan oleh kinetin 2 ppm - Colchicine 100 ppm - 24 jam dan kinetin
2 ppm - Colchicine 200 ppm - 48 jam. Jumlah daun terbanyak pada tanaman hasil
sambungan yang berumur 1 tahun adalah 14 daun.
Warna daun tanaman hasil
sambungan lebih gelap dibandingkan warna daun manggis. Pengamatan sitologi lanjutan
menunjukkan bahwa tanaman hasil sambungan yang berhasil tumbuh dengan baik
memiliki jumlah kromosom 2n = 78.