Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kinerja Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat Di Kabupaten Bandung Melalui Integrasi.

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP
KINERJA RANTAI PASOK BERAS ORGANIK
BERSERTIFIKAT DI KABUPATEN BANDUNG MELALUI
INTEGRASI

PRISCA NURMALA SARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER
INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul Pengaruh Relationship
Marketing Terhadap Kinerja Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat di
Kabupaten Bandung Melalui Integrasi adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015
Prisca Nurmala Sari
NIM H351130281

RINGKASAN
PRISCA NURMALA SARI. Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kinerja
Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat di Kabupaten Bandung Melalui
Integrasi. Dibimbing oleh RITA NURMALINA dan AMZUL RIFIN.
Beras organik merupakan produk pertanian yang sehat dan ramah
lingkungan. Produk ini eksklusif sehingga diperlukan rantai pasok yang eksklusif
dalam mengalirkannya karena seluruh anggota rantai pasok harus menjaga prinsip
organik dari beras organik agar konsumen akhir puas.. Salah satu kelompok tani
padi organik di Kabupaten Bandung bermitra dengan pihak-pihak lainnya
sehingga membentuk rantai pasok beras organik di Kabupaten Bandung dan sudah
bersertifikat. Namun, ketika anggota rantai pasok menawarkan harga yang rendah,
anggota kelompok tani tersebut menjual gabah organik kepada tengkulak dimana
tengkulak akan menjualnya kembali dicampur dengan gabah konvensional. Hal

tersebut menunjukkan bahwa gabah organik tidak mengalir di rantai pasok yang
seharusnya. Hal tersebut membuat rantai pasok tidak dapat memenuhi permintaan
konsumen akhir walaupun tidak selalu. Membangun komitmen dan kepercayaan
yang tinggi di dalam hubungan kemitraan pada rantai pasok ini penting dilakukan.
Mengkomunikasikan, mengkoordinasikan, dan mengintegrasikan aktivitas bisnis
antar anggota rantai pasok juga perlu dilakukan karena rantai pasok merupakan
sebuah sistem. Pembenahan rantai pasok beras organik bersertifikat di Kabupaten
Bandung penting dilakukan agar rantai pasok dapat mencapai tujuan akhirnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis hubungan kemitraan, derajat integrasi
rantai pasok, kinerja rantai pasok serta pengaruh antar ketiganya agar dapat
menghasilkan solusi dan implikasi manajerial bagi rantai pasok.
Penelitian ini memiliki empat tujuan, yaitu : (1) menganalisis faktor-faktor
yang mempengaruhi komitmen dan kepercayaan dalam hubungan kemitraan
rantai pasok dengan pendekatan relationship marketing; (2) menganalisis derajat
integrasi rantai pasok; (3) menganalisis kinerja rantai pasok; serta (4)
menganalisis hubungan antara penerapan relationship marketing terhadap kinerja
melalui integrasi rantai pasok beras organik bersertifikat di Kabupaten Bandung.
Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling. Sampel dalam penelitian
ini adalah seluruh anggota rantai pasok beras organik bersertifikat di Kabupaten
Bandung. Sampel berjumlah lima puluh, terdiri dari 47 petani mitra, PT. Sarinah

Agro Mandiri, perusahaan distributor, dan retailer. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Data diolah ke dalam empat
tahapan. Analisis pertama dan terakhir dianalisis bersama dengan menggunakan
Metode Partial Least Squares (PLS) karena model pada analisis pertama dan
analisis keempat digabung. Namun, pembahasan dilakukan secara terpisah. Untuk
melakukan tujuan penelitian kedua, data akan diolah dengan menggunakan
metode analisis faktor dan analisis diskriminan melalui pendekatan Arcs of
Integration. Sedangkan kinerja rantai pasok yang dianalisis dalam penelitian ini
dilihat dari dimensi internal, yaitu Total Supply Chain Management Cost
(TSCMC), Cost of Goods Sold (COGS), cash to cash cycle time, dan persentase
defect, serta dari dimensi eksternal yaitu perfect order fulfillment, order fulfillment
lead time, dan on time delivery.

Dengan menggunakan pendekatan Relationship Marketing Model yang
digagas oleh Morgan dan Hunt (1994), faktor-faktor yang terbukti signifikan
berpengaruh positif terhadap komitmen di dalam kemitraan rantai pasok beras
organik bersertifikat adalah termination cost (biaya berpindah mitra) dan trust
(kepercayaan). Faktor yang mempengaruhi kepercayaan secara signifikan adalah
communication dan opportunistic behavior. Communication berpengaruh positif
terhadap kepercayaan, sedangkan opportunistic behavior berpengaruh negatif.

Dengan meningkatnya komitmen di dalam kemitraan rantai pasok, acquiescence
(tingkat kepatuhan) akan meningkat, sedangkan propensity to leave (keinginan
untuk berpindah mitra) menurun. Kepercayaan berpengaruh nyata terhadap
cooperation dan functional conflict. Kepercayaan berpengaruh positif terhadap
cooperation dan functional conflict.
Terdapat lima tipe derajat integrasi rantai pasok menurut konsep Arcs of
Integration, yaitu inward facing, periphery facing, supplier facing, customer
facing, dan outward facing. Berdasarkan hasil olahan data, pada umumnya petani
mitra mengintegrasikan aktivitas bisnisnya lebih ekstensif ke customer sehingga
tipe derajat integrasi yang diterapkan petani adalah customer facing. PT. Sarinah
Agro Mandiri dan perusahaan distributor menerapkan tipe derajat integrasi rantai
pasok supplier facing. Sedangkan retailer tidak mengintegrasikan aktivitas
bisnisnya kepada supplier maupun customer sehingga tipe derajat integrasi rantai
pasok yang dilakukan retailer adalah inward facing. Jika dilihat dari keseluruhan,
rantai pasok beras organik bersertifikat Kabupaten Bandung menerapkan tipe
derajat integrasi rantai pasok customer facing. Hal tersebut terlihat dari upaya
seluruh anggota rantai pasok yang selalu menjaga kualitas produk menjadi lebih
baik.
Kinerja rantai pasok dianalisis selama dua tahun dan kemudian diukur
pertumbuhannya. Dilihat dari pertumbuhan kinerja seluruh anggota rantai pasok,

kinerja rantai pasok belum cukup baik dilihat dari dimensi internal, namun cukup
baik dilihat dari dimensi eksternal. Rantai pasok beras organik bersertifikat sudah
cukup baik dalam melayani konsumen akhir karena kinerja dimensi eksternalnya
sudah cukup baik. Dari ketiga hasil analisis sebelumnya yang dijadikan input
dalam analisis terakhir, hasil akhir penelitian ini adalah penerapan relationship
marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap integrasi rantai pasok.
Integrasi rantai pasok juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
rantai pasok. Kedua hipotesis dalam penelitian ini terbukti benar. Penerapan
relationship marketing berpengaruh positif dan nyata terhadap kinerja rantai
pasok melalui integrasi rantai pasok.
Kata kunci : Relationship marketing, integrasi rantai pasok, kinerja rantai pasok,
rantai pasok beras organik bersertifikat, kemitraan

SUMMARY
PRISCA NURMALA SARI. The Influence of Relationship Marketing towards
Certified Organic Rice Supply Chain Performance in Bandung Regency through
Integration. Supervised by RITA NURMALINA and AMZUL RIFIN.
Organic rice is healthy and eco-friendly agriculture product. This product is
exclusive so an exclusive supply chain is needed in distributing it because all
members of supply chain must keep the organic principal of rice to satisfy the end

consumer. One of organic paddy farmer group in Bandung Regency cooperated
with other parties and formed organic rice supply chain in Bandung Regency and
its product has been certified. But, when other supply chain member offered low
price, the farmers of that farmer group would sell their unhulled rice to informal
middleman (tengkulak) which sold back together with conventional unhulled rice.
It showed that organic unhulled rice was not flowing in appropriate supply chain.
It cause a certified organic rice supply chain in Bandung Regency could not fulfill
end consumers’ demand although it is not always happen. Build a commitment
and trust in partnership of this supply chain is important to do. Communicating,
coordinating, and integrating all business activities among all members of supply
chain is something necessary to do because supply chain is a system. Solving the
problem in this supply chain is important so this supply chain can reach their goal.
To solve this supply chain’s problem, the research about partnership, degree of
supply chain integration, supply chain performance, and the influencement
between three of them in this supply chain is necessary to be conducted in order to
generate some solutions and managerial implications for this supply chain.
This research has four purposes which are : (1) analyze the factors that
influence commitment and trust in certified organic rice supply chain partnership
by Relationship Marketing Approach; (2) analyze the degree of supply chain; (3)
analyze the performance of supply chain; and (4) analyze the influence of

relationship marketing on supply chain performance through certified organic rice
supply chain integration in Bandung Regency. Sample were chosen by purposive
method. The samples in this research were all members of certified organic rice
supply chain in Bandung Regency. There were fifty samples which consisted of
forty seven partner farmers, PT. Sarinah Agro Mandiri, distributor company, and
retailer. Data which has been used were primary and secondary data. Data was
processed in four stages. The first and the last analysis were analyzed together by
using Partial Least Squares (PLS) because model from the first and the last
analysis were combined. But, the explanation of it was separated. To do the
second purpose of this research, data was processed by factor and discriminant
analysis method through Arcs of Integration approach. The performance of this
supply chain would be analyzed from the internal dimension which were Total
Supply Chain Management Cost (TSCMC), Cost of Goods Sold (COGS), cash to
cash cycle time, and percentage of defect, and also from the external dimension
which are perfect order fulfillment, order fulfillment lead time, and on time
delivery.
By using Relationship Marketing Model which was created by Morgan and
Hunt (1994), the factors which were proved significantly that it influence

commitment positively in the partnership of certified organic rice supply chain

were termination cost and trust. Factors which influence trust significantly were
communication and opportunistic behavior. Communication influence trust
positively while opportunistic behavior influence it negatively. As the
commitment get increased in this supply chain partnership, acquiescence would
get increased also while propensity to leave get decreased. Trust influence
significantly on cooperation and functional conflict. Trust positively influence
cooperation and functional conflict.
There are five degree of supply chain integration types according to Arcs of
Integration concept (Frohlich and Westbrook 2001), inward facing, periphery
facing, supplier facing, customer facing, and outward facing. Based on data
processing result, partner farmers were more extensively in integrating their
business activities to customers so that its degree of integration type was customer
facing. PT. Sarinah Agro Mandiri and distributor company applied supplier
facing. While retailer was not integrating its business activities to suppliers and
customers so its type of supply chain integration degree is inward facing. From
the overall of supply chain, certified organic rice supply chain in Bandung
Regency applied customer facing. It can be seen from all members of supply
chain’s effort which always keep the product quality better.
The performance of certified organic rice supply chain and its growth had
been analyzed for two years. The performance of this supply chain was better

from external dimension than from internal dimension. This supply chain was
good enough in making end consumer satisfy because its performance from
external dimension was good. From three results of previous analysis which have
been used as input in the last stage of processing data, the last result of this
research was relationship marketing influence supply chain integration positively
and significantly. Supply chain integration is also influence supply chain
performance positively and significantly. Two hypotheses of this research had
been proved. Relationship marketing influence supply chain performance
positively through supply chain integration.
Keywords : Relationship marketing, supply chain integration, supply chain
performance, certified organic rice supply chain, partnership

© Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2015
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan
atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan
IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini

dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB

PENGARUH RELATIONSHIP MARKETING TERHADAP
KINERJA RANTAI PASOK BERAS ORGANIK
BERSERTIFIKAT DI KABUPATEN BANDUNG MELALUI
INTEGRASI

PRISCA NURMALA SARI

Tesis
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Magister Sains
pada
Program Studi Magister Sains Agribisnis

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015


Judul Tesis

Nama
NIM

: Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kinerja Rantai
Pasok Beras Organik Bersertifikat di Kabupaten Bandung
Melalui Integrasi
: Prisca Nurmala Sari
: H351130281

Disetujui oleh
Komisi Pembimbing

Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS
Ketua

Dr Amzul Rifin, SP MA
Anggota

Diketahui oleh

Ketua Program Studi
Magister Sains Agribisnis

Dekan Sekolah Pascasarjana

Prof Dr Ir Rita Nurmalina, MS

Dr Ir Dahrul Syah, MScAgr

Tanggal Ujian : 1 September 2015

Tanggal Lulus :

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak Bulan April 2015 hingga Mei 2015 adalah
rantai pasok, dengan judul Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kinerja
Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat di Kabupaten Bandung Melalui
Integrasi.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Rita Nurmalina, MS
dan Bapak Dr. Amzul Rifin, SP, MA selaku pembimbing serta Bapak Dr. Ir.
Suharno, M.Adev dan Dr. Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku penguji pada sidang
akhir yang telah banyak memberi saran. Selain itu, ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Ibu Tuti Waryati selaku Ketua Kelompok Tani Organik
Sarinah, Bapak Wawan H. selaku Ketua Kelompok Tani Nurani Sejahtera, seluruh
petani anggota kedua kelompok tani, pihak perusahaan distributor dan retailer
yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima kasih yang tak
terhingga juga disampaikan kepada bapak, mama, adik, dosen dan staf akademik
MSA IPB, sahabat, teman-teman satu angkatan MSA IPB, pihak lainnya yang
tidak dapat disebutkan serta drg. Muhammad Adam Randeny atas doa, dukungan,
dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi banyak pihak, baik mahasiswa,
peneliti maupun pihak lainnya.

Bogor, September 2015
Prisca Nurmala Sari

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1 PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup Penelitian
2 TINJAUAN PUSTAKA
Derajat Integrasi Rantai Pasok pada Industri
Indikator Kinerja Rantai Pasok
Hubungan Antara Relationship Marketing dan Integrasi Rantai Pasok
Hubungan Antara Integrasi Rantai Pasok dan Kinerja Rantai Pasok
3 KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Rantai Pasok
Manajemen Rantai Pasok
Konsep Manajemen Rantai Pasok
Prinsip dan Fungsi Manajemen Rantai Pasok
Proses Bisnis dalam Manajemen Rantai Pasok
Pemain Utama Manajemen Rantai Pasok
Strategi Rantai Pasok
Relationship Marketing dalam Rantai Pasok
Evolusi Teori Relationship Marketing
Perkembangan Relationship Marketing
Commitment dan Trust
Relationship Marketing Model
Konsep Integrasi Vertikal dan Horizontal
Konsep Integrasi Rantai Pasok
Kinerja Rantai Pasok
Kerangka Pemikiran Operasional
4 METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Penentuan Sampel
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan Data
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen dan
Kepercayaan dalam Hubungan Kemitraan dengan Relationship
Marketing Model
Pengukuran Derajat Integrasi Rantai Pasok Beras Organik
Bersertifikat
Analisis Derajat Integrasi Rantai Pasok Beras Organik dengan
Analisis Faktor

xiv
xv
xv
1
1
5
8
8
9
9
9
11
14
15
16
16
16
19
19
20
22
24
24
26
27
28
29
30
32
33
37
39
42
42
42
42
43
43

43
46
46

Uji Validasi Derajat Integrasi Rantai Pasok dengan Analisis
Diskriminan
49
Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat
49
Analisis Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kinerja
Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat Melalui Integrasi
51
5 GAMBARAN UMUM RANTAI PASOK BERAS ORGANIK
BERSERTIFIKAT DI KABUPATEN BANDUNG
57
Gambaran Umum Petani Mitra
57
Kelompok Tani Organik Sarinah
59
Kelompok Tani Nurani Sejahtera
61
Gambaran Umum PT. Sarinah Agro Mandiri
62
Gambaran Umum Perusahaan Distributor
64
Gambaran Umum Retailer
64
6 HASIL DAN PEMBAHASAN
65
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen dan Kepercayaan
Dalam Hubungan Kemitraan dengan Relationship Marketing Model 65
Hubungan Kemitraan Antara Petani Mitra dan Customer-nya
65
Hubungan Kemitraan Antara Petani Anggota Kelompok Tani Organik
Sarinah dan Petani Non Anggota dengan PT. Sarinah Agro Mandiri
66
Hubungan Kemitraan Antara Petani Anggota Kelompok Tani Nurani
Sejahtera dan PT. Sarinah Agro Mandiri
68
Hubungan Kemitraan Antara PT. Sarinah Agro Mandiri dengan
Mitranya
70
Hubungan Kemitraan Antara Perusahaan Distributor dan Retailer
dengan Supplier-nya
71
Hubungan Kemitraan Antara Perusahaan Distributor dan PT. Sarinah
Agro Mandiri
71
Hubungan Kemitraan Antara Retailer dan PT. Sarinah Agro Mandiri 72
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen dan Kepercayaan Dalam
Hubungan Kemitraan Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat
74
Derajat Integrasi Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat
78
Aktivitas Terintegrasi di Level Petani Mitra
79
Aktivitas Terintegrasi di Level Petani Anggota Kelompok Tani
Organik Sarinah dan Petani Non Anggota
79
Aktivitas Terintegrasi di Level Petani Anggota Kelompok Tani Nurani
Sejahtera
80
Aktivitas Terintegrasi di Level PT. Sarinah Agro Mandiri
81
Aktivitas Terintegrasi di Level Perusahaan Distributor dan Retailer
82
Aktivitas Terintegrasi di Level Perusahaan Distributor
82
Aktivitas Terintegrasi di Level Retailer
83
Derajat Integrasi Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat
84
Kinerja Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat
88
Kinerja Petani Mitra
88
Kinerja Petani Mitra Berdasarkan Dimensi Internal
89
Kinerja Petani Mitra Berdasarkan Dimensi Eksternal
96
Kinerja PT. Sarinah Agro Mandiri
99
Kinerja PT. Sarinah Agro Mandiri Berdasarkan Dimensi Internal
99

Kinerja PT. Sarinah Agro Mandiri Berdasarkan Dimensi Eksternal
Kinerja Perusahaan Distributor dan Retailer
Kinerja Perusahaan Distributor
Kinerja Retailer
Kinerja Rantai Pasok Beras Organik Bersertifikat di Kabupaten
Bandung
Pengaruh Relationship Marketing Terhadap Kinerja Rantai Pasok
Beras Organik Bersertifikat Melalui Integrasi
Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
Evaluasi Model Struktural (Inner Model)
7 SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA

106
110
111
112
113
115
116
118
125
125
125
126

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26

Integrated Activity dalam pengukuran integrasi rantai pasok
Dimensi atau indikator kinerja rantai pasok
Perbedaan karakteristik produk fungsional dan produk inovatif
Strategi rantai pasok pada lean supply chain dan agile supply
chain
Evolusi teori relationship marketing
Tipe derajat integrasi rantai pasok berdasarkan arcs of
integration
Teknik pengukuran kinerja rantai pasok berdasarkan kategori
Indikator untuk setiap variabel laten dalam relationship marketing
model
Integrated activity dan kode yang mewakilinya
Sebaran petani mitra berdasarkan usia
Sebaran status kepemilikan lahan sawah petani mitra
Sebaran luas lahan sawah petani mitra
Hasil uji hubungan atau pengaruh antar variabel laten pada
relationship marketing model
Factor score dan daerah kuartil untuk setiap faktor dan anggota
rantai pasok beras organik bersertifikat di Kabupaten Bandung
Sebaran pertumbuhan Total Supply Chain Management Cost
(TSCMC) petani mitra
Sebaran pertumbuhan Cost of Goods Sold (COGS) petani mitra
Sebaran pertumbuhan perfect order fulfillment petani mitra
Komponen Total Supply Chain Management Cost (TSCMC)
PT. Sarinah Agro Mandiri pada tahun pertama dan kedua
Komponen Cost of Goods Sold (COGS) PT. Sarinah Agro Mandiri
pada tahun pertama dan kedua
Komponen perfect order fulfillment PT. Sarinah Agro Mandiri
pada tahun pertama dan kedua
Rincian pertumbuhan kinerja seluruh anggota rantai pasok beras
organik bersertifikat dari tahun pertama hingga tahun kedua
Hasil uji validitas dan reliabilitas variabel laten pada outer model
Hasil uji variance variabel laten endogen pada inner model
Hasil uji hubungan atau pengaruh antar variabel laten pada
model penelitian keseluruhan
Hasil uji relevansi prediksi pada inner model
Hasil uji variance variabel laten endogen dan effect size pada inner
model

11
13
25
25
27
36
38
45
47
58
58
59
76
85
90
93
97
101
103
109
114
118
119
120
122
123

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19

Perkembangan luas lahan pertanian organik di Indonesia dari tahun
2009-2012
2
Struktur rantai pasok
17
Tipe rantai pasok berdasarkan derajat kompleksitas rantai pasok
18
Siklus proses dalam cycle view rantai pasok
23
Tahapan perkembangan relationship marketing
28
Relationship Marketing Model
32
Integrasi rantai pasok
34
Arcs of Integration
35
Evolusi ukuran kinerja rantai pasok
38
Kerangka pemikiran operasional penelitian
41
Model pengaruh relationship marketing terhadap kinerja rantai
pasok
55
Struktur organisasi Kelompok Tani Organik Sarinah
60
Struktur organisasi Kelompok Tani Nurani Sejahtera
61
Struktur organisasi PT. Sarinah Agro Mandiri
63
Hasil uji signifikansi Relationship Marketing Model akhir dengan
bootstrapping
75
Persentase tipe derajat integrasi rantai pasok beras organik
bersertifikat Kabupaten Bandung di level petani mitra
86
Persentase tipe derajat integrasi rantai pasok beras organik
bersertifikat Kabupaten Bandung keseluruhan
87
Model awal pengaruh relationship marketing terhadap kinerja
rantai pasok
116
Model akhir pengaruh relationship marketing terhadap kinerja
rantai pasok yang sudah valid dan reliable
124

DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Keterangan Nilai Skala Likert untuk Setiap Indikator Relationship
Marketing
Keterangan Nilai Skala Likert untuk Setiap Integrated Activity
Keterangan Nilai Skala Likert untuk Setiap Indikator Kinerja
Rantai Pasok
Output (hasil) analisis faktor derajat integrasi rantai pasok
Output (hasil) uji validitas derajat integrasi rantai pasok dengan
analisis diskriminan
Output (hasil) PLS nilai korelasi antar variabel dan akar AVE
Dokumentasi lahan, tempat pengeringan gabah, dan gudang gabah
kering PT. Sarinah Agro Mandiri
Dokumentasi tempat penggilingan dan ruang pengepakan beras
organik PT. Sarinah Agro Mandiri
Dokumentasi lahan petani, sekretariat, dan merek produk beras
organik Kelompok Tani Nurani Sejahtera

131
137
139
140
141
142
143
144
145

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pemanasan global merupakan isu lingkungan yang sudah lama menjadi
topik perbincangan atau diskusi hampir di seluruh negara di dunia. Pemanasan
global merupakan peristiwa meningkatnya temperatur udara rata-rata karena
meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca yang terperangkap di atmosfer.
Peningkatan temperatur udara tersebut menyebabkan lingkungan menjadi
kekeringan, perubahan pola cuaca di dunia, cuaca ekstrim, pencairan es di kutub
utara dan selatan yang membuat ketidakseimbangan lingkungan terjadi. Dampak
pemanasan global sudah dirasakan beberapa tahun terakhir ini dan merugikan
kehidupan manusia. Pemanasan global terjadi akibat beberapa aktivitas manusia.
Banyak sekali aktivitas manusia yang dapat menyebabkan hal tersebut, antara lain
penggunaan bahan bakar fosil; penebangan, pembakaran atau penggundulan hutan
yang tidak bertanggung jawab; kegiatan peternakan; dan juga kegiatan pertanian.
Kegiatan pertanian dapat mempengaruhi keseimbangan dan keberlanjutan
lingkungan. Kegiatan pertanian dengan metode konvensional tidak ramah
lingkungan. Metode tersebut menggunakan bahan baku dari bahan kimia yang
dapat menyebabkan pemanasan global. Bahan baku dari bahan kimia, terutama
pupuk anorganik pada akhirnya akan melepas gas-gas yang tidak termanfaatkan
oleh tanaman atau disebut juga gas rumah kaca ke atmosfer sehingga terjadilah
pemanasan global. Pemanasan global dapat mempengaruhi hasil pertanian
kembali sehingga dapat dikatakan bahwa lingkungan dan kegiatan pertanian
saling berhubungan timbal balik. Cuaca ekstrim akan berpengaruh pada kegiatan
pertanian, yaitu cuaca menjadi tidak menentu atau sulit diprediksi sehingga musim
tanam komoditas pertanian sulit ditentukan, bahkan dapat berubah-ubah.
Kekeringan dapat menyebabkan tanaman pertanian kekurangan air. Selain itu,
pemakaian pupuk anorganik di dalam metode konvensional juga dapat merusak
struktur tanah serta mengurangi kandungan zat hara di dalam tanah. Tanah
menjadi tidak subur. Hal-hal tersebut membuat produktivitas pertanian menjadi
rendah. Pada akhirnya, ketidakseimbangan lingkungan akan tercipta yang dapat
membahayakan lingkungan dalam jangka panjang.
Fenomena pemanasan global yang berdampak buruk bagi lingkungan dalam
jangka panjang mendorong berkembangnya metode budidaya yang lebih ramah
lingkungan, yaitu metode organik. Metode budidaya organik merupakan metode
budidaya komoditas pertanian dengan menggunakan bahan baku dari bahan
organik dan metode yang ramah lingkungan. Metode ini sudah dikembangkan di
negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Pemerintah Indonesia menggalakkan
program Go Organic pada tahun 2010. Program tersebut mendukung para petani
atau produsen produk pertanian membudidayakan komoditas pertanian secara
organik dan mengusahakan hasil produknya. Dukungan tersebut diberikan melalui
pelatihan-pelatihan serta fasilitas sarana dan prasarana budidaya pertanian secara
organik. Melalui program tersebut, diharapkan produsen produk petanian lebih
memilih membudidayakan komoditas pertanian dengan metode organik
dibandingkan metode konvensional sehingga tanah menjadi subur dan lingkungan
menjadi sehat kembali.

Oleh karena didukung pemerintah, sudah cukup banyak produsen atau
pelaku agribisnis yang mengusahakan produk pertanian organik di Indonesia.
Pada Gambar 1, dapat dilihat perkembangan luas lahan pertanian organik di
Indonesia dari tahun 2009-2012. Dari Gambar 1, terlihat bahwa terjadi
peningkatan luas lahan pertanian organik di Indonesia akibat program Go Organic
2010 dari tahun 2009 hingga tahun 2010. Setahun kemudian terjadi penurunan
luas lahan dan meningkat kembali dari tahun 2011 hingga 2012 dengan persentase
peningkatan sebesar 19,2 persen. Melihat perkembangan luas lahan pertanian
organik tersebut mengindikasikan bahwa pertanian organik di Indonesia sudah
berkembang. Pada tahun 2012, jumlah produsen Indonesia yang membudidayakan
komoditas pertanian dengan metode organik sebanyak 6.627 produsen dan
pengolah (processor) produk pertanian organik sebanyak 22 pengolah (FiBL dan
IFOAM 2014). Salah satu komoditas pertanian yang dikembangkan dengan
metode organik di Indonesia adalah tanaman padi.
ha
100000
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0

88.247

83.630
74.034
59.141

tahun
2009

2010

2011

2012

Gambar 1 Perkembangan luas lahan pertanian organik di Indonesia dari
tahun 2009- 2012
Sumber : FiBL dan IFOAM 2014

Tanaman padi merupakan salah satu komoditas pertanian yang banyak
melepas gas rumah kaca ke atmosfer. Tanaman padi membutuhkan pupuk urea
yang lebih dominan dibandingkan pupuk jenis lainnya karena padi memanfaatkan
banyak gas nitrogen untuk mendukung pertumbuhannya. Nitrogen yang tidak
termanfaatkan oleh tanaman padi akan dilepasnya sebagai emisi gas CH4 ke
atmosfer. Pada umumnya, petani padi di Indonesia sangat berlebihan dalam
penggunaan pupuk urea. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan produktivitas
padi yang ditanamnya tanpa melihat dampak negatif bagi lingkungan dalam
jangka panjang. Semakin banyak atau berlebihan pupuk urea yang digunakan
petani, akan semakin banyak emisi gas CH4 yang dilepaskan oleh padi dari lahan
sawah Indonesia. Hal tersebut tentu saja memperburuk keseimbangan lingkungan

alam. Oleh karena itu, budidaya padi sangat didukung Pemerintah Indonesia untuk
dikembangkan dengan metode organik, sama halnya dengan pemerintah di negara
lainnya. Menurut FiBL dan IFOAM (2014), luas panen padi organik di dunia
adalah tiga persen dari seluruh jenis serealia yang dibudidayakan secara organik.
Budidaya padi secara organik akan menghasilkan beras organik.
Beras organik memiliki banyak kelebihan dibandingkan beras konvensional.
Selain metode budidayanya yang ramah lingkungan, beras organik lebih sehat
karena tidak mengandung bahan kimia akibat pemakaian bahan baku kimia pada
budidaya padi konvensional yang dapat tertimbun di tubuh manusia jika
dikonsumsi dalam jangka panjang. Terdapat perubahan cara pandang beberapa
konsumen dalam memilih dan mengkonsumsi produk pertanian sebagai pemenuh
kebutuhan pangannya. Beberapa konsumen turut memperhatikan aspek kesehatan
lingkungan dan pribadinya sendiri. Kelebihan produk beras organik membuat
beberapa konsumen tersebut lebih memilih produk beras organik daripada beras
konvensional mengingat efek yang ditimbulkan dari beras konvensional
berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan tubuh dalam jangka panjang.
Selain itu, pada saat ini, sudah banyak pelaku bisnis restoran atau rumah
makan yang menawarkan nasi organik. Tidak hanya dari konsumen dalam negeri,
beras organik juga diminati oleh konsumen di dunia. Pasar utama beras organik
tujuan ekspor oleh Negara Asia adalah negara-negara Eropa. Indonesia
merupakan negara eksportir utama produk organik, termasuk beras organik di
Asia selain India, Thailand, Sri Lanka (FiBL dan IFOAM 2014). Hal tersebut
berpotensi bagi Indonesia untuk mengembangkan pasar beras organik di luar
negeri. Hal-hal tersebut mengindikasikan bahwa permintaan beras organik cukup
potensial dan prospektif dalam jangka panjang untuk dikembangkan.
Permintaan produk beras organik yang cukup potensial dan prospektif harus
dapat diimbangi dengan kemampuan produsen atau pelaku agribisnis dalam
memenuhi permintaan tersebut. Selain permintaannya yang cukup potensial dan
prospektif, harga jual produk pertanian organik lebih tinggi dibandingkan harga
produk konvensional sehingga cukup menguntungkan. Namun, di dalam
pengembangan usaha beras organik, terdapat kendala-kendala yang dapat
menghambat dalam mengusahakannya.
Lahan padi yang dibudidayakan secara organik di Indonesia pada umumnya
terletak di tengah lahan pertanian konvensional karena lahan pertanian di
Indonesia masih didominasi oleh lahan yang dibudidayakan dengan metode
konvensional. Hal tersebut akan menyulitkan produsen dalam menjaga prinsip
organik karena produk organik tidak boleh terkontaminasi oleh bahan kimia, baik
melalui air atau udara dari lahan pertanian konvensional. Oleh karena itu, proses
perolehan sertifikat organik dari perusahaan sertifikasi cukup sulit. Sedangkan
beberapa petani yang sudah teruji membudidayakan padi secara organik dan
mendapatkan sertifikat organik umumnya terletak di lokasi yang sangat jauh dari
jalan raya. Jauhnya lokasi lahan padi organik membuat akses transportasi menuju
pasar dan membeli bahan baku sulit serta biaya transportasi menjadi mahal.
Kendala lainnya adalah keterbatasan persediaan bahan baku yang berbahan
organik. Pupuk dan pestisida organik pun lebih sulit ditemukan di pasaran
dibandingkan bahan baku berbahan kimia. Selain itu, budidaya padi organik
membutuhkan perawatan yang sangat intensif karena budidaya secara organik
tidak dibantu oleh senyawa kimia yang mendukung produksi tanaman tinggi dan

cepat. Padi yang dibudidayakan secara organik lebih rentan terhadap serangan
hama dan penyakit karena tidak menggunakan pestisida kimia sehingga perlu
intensif dalam perawatannya. Rentannya padi terhadap hama dan penyakit serta
cuaca ekstrim dan rusaknya struktur tanah di Indonesia akibat pemakaian bahan
kimia yang berlebihan membuat produktivitas padi organik relatif rendah
dibandingkan padi konvensional. Hal tersebut membuat petani atau produsen padi
organik yang menghasilkan beras organik tidak mudah memenuhi permintaan
konsumen dan memperluas pasarnya. Sangat disayangkan jika pasokan beras
organik tidak dapat memenuhi permintaan yang potensial.
Kendala pemasaran juga dihadapi oleh produsen beras organik, terutama
petani padi organik. Tidak sedikit petani atau produsen yang belum memiliki
pasar yang jelas dan kontinu walaupun permintaan beras organik dari konsumen
akhir cukup potensial. Hal tersebut dikarenakan petani atau produsen tidak dapat
menjual produknya secara langsung ke konsumen akhir. Konsumen akhir yang
menjadi target pasar beras organik adalah konsumen dengan pendapatan
menengah ke atas sehingga atribut produk seperti merek atau lainnya menjadi hal
penting dalam mempengaruhi keputusan pembelian walaupun beras organik
merupakan produk pangan. Oleh karena itu, dalam usaha beras organik, atribut
produk perlu diperhatikan agar sesuai dengan keinginan konsumen akhir. Dengan
begitu, konsumen akhir akan percaya pada produk.
Untuk menyampaikan atau mendistribusikan beras organik dari produsen
hingga konsumen akhir serta menjamin kesesuaian atribut produk, dibutuhkan
peran perusahaan perantara atau distributor. Pada umumnya, perusahaan
distributor sebagai perantara menetapkan persyaratan atau kriteria sulit kepada
para produsen beras organik untuk dapat memasok perusahaan. Sertifikat organik
merupakan salah satu persyaratan yang pada umumnya ditetapkan perusahaan
distributor. Prosedur memperoleh sertifikat organik cukup sulit karena
pemeriksaan atau inspeksi terhadap setiap tahap produksi beras organik sangat
detil dan harus memenuhi standar yang ditetapkan perusahaan sertifikasi organik.
Biaya perolehan sertifikat organik pun sangat mahal. Biaya ini dibebankan pada
produsen beras organik dimana sebagian produsen adalah petani. Hal tersebut
tentunya akan menyulitkan produsen. Jika produk beras organiknya tidak
bersertifikat, produsen akan sulit mendapatkan pasar yang kontinu.
Kendala-kendala dalam mengusahakan beras organik termasuk kendala
pemasaran dapat diatasi, dikomunikasikan, dan dihadapi bersama di dalam rantai
pasok. Pada saat ini, persaingan tidak dihadapi oleh satu individu atau perusahaan
saja, tetapi harus dihadapi bersama oleh seluruh anggota rantai pasok seiring
berkembangnya lingkungan bisnis. Beras organik merupakan produk eksklusif
sehingga rantai pasok yang mengalirkannya pun harus tepat dan eksklusif.
Keeksklusifan rantai pasok terlihat dari peran seluruh anggota rantai pasok yang
harus menjaga prinsip organik dari beras organik agar konsumen akhir puas.
Di dalam rantai pasok beras organik, terdapat hubungan-hubungan
kemitraan yang terjalin antar anggota rantai pasok. Anggota rantai pasok
merupakan mitra bagi anggota lainnya. Relationship marketing merupakan salah
satu strategi yang penting untuk diterapkan dalam menjaga hubungan kemitraan
dengan supplier (pemasok) dan customer (pelanggan) sebagai mitranya. Strategi
tersebut merupakan strategi menjaga hubungan kemitraan yang baik dalam jangka
waktu panjang. Seorang mitra memiliki peranan yang penting. Bekerja sama

dengan mitra membuat kualitas dan kontinuitas beras organik selalu terjaga dan
disesuaikan dengan keinginan konsumen akhir. Mitra merupakan hal penting
dalam mendukung kelancaran dan keberhasilan sebuah bisnis. Menemukan mitra
yang tepat dan sesuai cukup sulit dilakukan.
Di dalam relationship marketing, terdapat komitmen dan kepercayaan yang
harus dikembangkan dan ditingkatkan di dalam kemitraan rantai pasok.
Komitmen dibutuhkan untuk menjamin kelancaran aliran yang mengalir
sepanjang rantai pasok, sedangkan kepercayaan dibutuhkan untuk menjamin
bahwa prinsip organik dari produk beras organik terjaga. Untuk mengembangkan
dua hal tersebut, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang
mempengaruhi komitmen adalah biaya berpindah mitra, manfaat yang dibagi, dan
nilai yang dibagi, sedangkan faktor yang mempengaruhi kepercayaan adalah nilai
yang dibagi, komunikasi, dan sikap oportunis.
Pada usaha beras organik di Indonesia, pada umumnya kepercayaan yang
tinggi sulit dimiliki pelaku usaha sehingga beberapa pelaku usaha seperti ritel atau
toko mensyaratkan adanya sertifikasi organik produk dari badan sertifikasi
organik resmi untuk memasok ke pihaknya. Hal tersebut dikarenakan adanya
permasalahan akibat sikap oportunis atau sikap hanya menguntungkan diri sendiri
yang dimiliki pelaku usaha. Tidak sedikit pelaku usaha beras organik yang
bersikap oportunis. Sikap atau perilaku oportunis yang sering terjadi adalah
menjual beras organik yang merupakan campuran dari beras organik dan beras
konvensional kepada konsumen; telat atau tidak membayar produk beras organik
yang dibeli; curang atau menipu mitra serta kasus lainnya. Sikap atau perilaku
oportunis yang dilakukan pelaku usaha beras organik harus diatasi karena akan
merugikan pihak lainnya di dalam rantai pasok. Oleh karena itu, hubungan
kemitraan perlu dijaga baik dengan menumbuhkan komitmen dan kepercayaan.
Menjaga hubungan kemitraan yang baik dapat dilakukan dengan menjaga
kepercayaan dan komitmen para mitra. Jika mitra percaya dan berkomitmen tinggi
dalam menjaga hubungan kemitraan, kerja sama yang dilakukan akan lebih
kooperatif, akan terhindar dari kasus moral hazard yang dapat dilakukan mitra
serta manfaat positif lainnya. Dengan adanya hubungan kemitraan yang baik atau
erat antar anggota rantai pasok, rantai pasok pun dapat menjadi lebih terintegratif
karena anggota rantai pasok akan terdorong untuk mengintegrasikan aktivitas
bisnisnya dengan anggota lainnya di dalam rantai pasok. Mengintegrasikan
aktivitas bisnis dapat membuat ketiga aliran rantai pasok menjadi lancar sehingga
tujuan akhir rantai pasok tercapai, yaitu memuaskan konsumen akhir.
Perumusan Masalah
Program Go Organic 2010 merupakan program pemerintah yang
mendukung dan memfasilitasi pengembangan budidaya komoditas pertanian
termasuk padi secara organik di Indonesia. Pada awalnya, program ini
direncanakan dimulai pada tahun 2001 hingga tahun 2010. Namun, pada
kenyataannya, program ini dimulai pada tahun 2010. Program ini diterapkan
pemerintah di berbagai daerah di Indonesia yang berpotensi untuk dikembangkan
pertanian organik. Di Jawa Barat, daerah yang diterapkan program Go Organic
2010 khusus untuk padi organik adalah Kabupaten Karawang, Subang, Bandung,
dan daerah lainnya. Kabupaten Bandung merupakan daerah diterapkannya

program tersebut dengan proporsi luas lahan sawah terbesar ketiga di antara
daerah lainnya di Jawa Barat. Program tersebut sudah berakhir pada tahun 2012.
Berakhirnya program Go Organic 2010 membuat banyak petani atau
kelompok tani padi di Bandung kembali membudidayakannya dengan metode
konvensional. Hal tersebut dilakukan karena biaya yang dibutuhkan untuk
membudidayakan padi secara organik cukup tinggi. Biaya budidaya padi organik
tinggi karena tenaga kerja yang dibutuhkan lebih banyak maupun lebih intensif
untuk pemeliharaan dibandingkan tenaga kerja pada budidaya padi secara
konvensional sehingga biaya tenaga kerja menjadi tinggi, sedangkan hasil
produksi padi secara organik dirasakan masih sangat rendah. Hasil produksi padi
organik rendah membuat keuntungan usahatani menurun. Pada umumnya,
keuntungan usahatani akan digunakan sebagai modal usahatani selanjutnya. Jika
keuntungan menurun, maka modal pun menurun sehingga usahatani selanjutnya
akan menjadi sulit. Hal tersebut menyebabkan para petani yang mencoba
mengusahakan padi organik menjadi tidak puas.
Metode budidaya padi secara organik berbeda dengan metode budidaya
padi konvensional. Petani sudah terbiasa dengan metode konvensional yang
dirasakan lebih mudah karena tidak membutuhkan perawatan intensif dan bahan
baku berbahan kimia yang dibutuhkan tersedia banyak di pasaran. Hal tersebut
berbeda dengan metode organik. Kebiasaan dan kemudahan tersebut membuat
petani sulit beradaptasi dengan metode organik. Selain itu, pasar untuk beras
organik masih dirasakan sulit walaupun sudah banyak konsumen yang peduli
lingkungan dan kesehatan. Para petani padi organik di Kabupaten Bandung
umumnya masih sulit mencari pasar sehingga pada akhirnya hasil produksinya
dalam bentuk gabah dijual ke tengkulak dengan harga yang sama atau lebih tinggi
sedikit dari harga gabah dengan metode konvensional. Hal tersebut sangat
merugikan petani padi organik mengingat biaya yang dikeluarkan tinggi dan hasil
produksi rendah sehingga membuat banyak petani padi yang meninggalkan
metode organik dan lebih memilih metode konvensional.
Kabupaten Bandung merupakan daerah yang berhasil diterapkannya
program Go Organic 2010. Target dari program tersebut adalah adanya
keberlanjutan penerapan metode budidaya secara organik oleh petani selepas
berakhirnya program. Walaupun banyak petani padi yang tidak lagi menerapkan
metode organik, masih terdapat petani padi Kabupaten Bandung yang tetap
menerapkan metode tersebut bahkan telah sukses dan berhasil memperoleh
sertifikat organik dari perusahaan sertifikasi organik.
PT. Sarinah Agro Mandiri merupakan perusahaan distributor produk beras
organik. Pada awalnya, perusahaan tersebut hanya memasok beras organik dari
salah satu kelompok tani padi organik yang telah bersertifikat di Kabupaten
Bandung, yaitu Kelompok Tani Organik Sarinah. Kelompok Tani Organik
Sarinah merupakan kelompok tani binaan PT. Sarinah Agro Mandiri dan
kelompok tani pertama kali di Kabupaten Bandung yang berhasil memperoleh
sertifikat organik. PT. Sarinah Agro Mandiri membantu kelompok tani tersebut
dalam memasarkan dan menjual produk beras organik. PT. Sarinah Agro Mandiri
bermitra dengan beberapa perusahaan distributor lainnya dan retailer (ritel) untuk
mengalirkan produk hingga konsumen akhir sehingga membentuk rantai pasok
beras organik bersertifikat Kabupaten Bandung.

Seiring berjalannnya waktu, permintaan beras organik dari konsumen akhir
kepada rantai pasok beras organik bersertifikat Kabupaten Bandung semakin
bertambah. Hal tersebut membuat anggota rantai pasok kesulitan dalam
memenuhinya karena hasil produksi beras organik masih rendah dan belum dapat
memenuhi permintaan. Untuk mengatasinya, ketika persediaan beras organik dari
Kelompok Tani Organik Sarinah tidak dapat memenuhi permintaan PT. Sarinah
Agro Mandiri, PT. Sarinah Agro Mandiri selalu memasok beras organik dari
Kelompok Tani Nurani Sejahtera. Kelompok tani tersebut merupakan kelompok
tani satu-satunya di Kabupaten Bandung selain Kelompok Tani Organik Sarinah
yang membudidayakan padi organik dan sudah bersertifikat. Oleh karena itu, PT.
Sarinah Agro Mandiri bermitra dengan Kelompok Tani Nurani Sejahtera.
Kelompok Tani Nurani Sejahtera pun mau bermitra karena belum mendapatkan
pasar yang jelas dan kontinu walalupun PT. Sarinah Agro Mandiri tidak selalu
memasok setiap saat. Namun, Kelompok Tani Nurani Sejahtera tidak selalu
memenuhi permintaan dari perusahaan tersebut karena harga gabah organik yang
ditawarkan seringnya sama dengan harga yang ditawarkan tengkulak sehingga
kelompok tani lebih memilih menjual gabahnya kepada tengkulak karena lokasi
lebih dekat dan alasan lainnya.
Menjual gabah organik ke tengkulak menjadi alternatif pilihan penjualan
atau saluran pemasaran lainnya selain ke PT. Sarinah Agro Mandiri bagi
Kelompok Tani Nurani Sejahtera. Pada akhirnya, tengkulak akan mencampur
beras organik dengan beras konvensional yang kemudian dijual ke konsumen
akhir. Hal tersebut sangat merugikan konsumen akhir. Beras organik merupakan
produk eksklusif yang perlu dijaga keeksklusifannya agar tidak terlepas dari
prinsip organik sehingga diperlukan rantai pasok yang tepat dan eksklusif. Dengan
adanya rantai pasok yang seperti itu, prinsip organik akan terjaga sepanjang rantai
pasok karena tujuan akhir rantai pasok adalah mencapai kepuasan konsumen
akhir. Jika Kelompok Tani Nurani Sejahtera menjual gabahnya ke tengkulak,
maka produknya tidak berada pada rantai pasok atau saluran pemasaran yang
tepat. Hal tersebut sangat disayangkan mengingat produk kelompok tani sudah
mendapatkan sertifikat organik.
Kelompok tani yang tidak selalu memasok gabah organik kepada PT.
Sarinah Agro Mandiri membuat perusahaan kesulitan memenuhi permintaan yang
meningkat. Oleh karena itu, membangun kepercayaan dan komitmen yang tinggi
di dalam hubungan kemitraan pada rantai pasok beras organik bersertifikat di
Kabupaten Bandung penting dilakukan agar kelompok tani percaya dan
berkomitmen tinggi pada PT. Sarinah Agro Mandiri sebagai mitranya.
Permintaan konsumen akhir yang tidak dapat dipenuhi rantai pasok beras
organik bersertifikat di Kabupaten Bandung seharusnya dapat diatasi bersama di
dalam rantai pasok. Permasalahan tersebut seharusnya dapat dikomunikasikan
secara terbuka dan dikoordinasikan bersama antar anggota rantai pasok, termasuk
masalah harga gabah organik yang sama dengan harga yang ditawarkan tengkulak
kepada
Kelompok
Tani
Nurani
Sejahtera.
Mengkomunikasikan,
mengkoordinasikan, dan mengintegrasikan aktivitas bisnis antar anggota rantai
pasok perlu dilakukan karena rantai pasok merupakan sebuah sistem dimana
aktivitas bisnis yang dilakukan seorang anggota akan mempengaruhi anggota
lainnya. Namun, pada rantai pasok beras organik bersertifikat di Kabupaten
Bandung, permasalahan tersebut belum dapat diatasi. Hal tersebut menimbulkan

pertanyaan apakah setiap anggota rantai pasok mengkoordinasikan dan
mengintegrasikan aktivitas bisnisnya dengan anggota lainnya atau tidak.
Permasalahan yang terjadi pada rantai pasok beras organik bersertifikat pada
akhirnya dapat berdampak pada kepuasan konsumen akhir. Permintaan konsumen
akhir yang tidak bisa dipenuhi dapat menyebabkan ketidakpuasan konsumen akhir
dan membuat rantai pasok sulit bersaing. Agar mampu bersaing dengan produsen
lainnya, para anggota rantai pasok beras organik harus bersaing bersama di dalam
rantai pasoknya. Pembenahan rantai pasok beras organik bersertifikat di
Kabupaten Bandung penting dilakukan agar rantai pasok dapat mencapai tujuan
akhirnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan analisis hubungan kemitraan, derajat
integrasi rantai pasok, kinerja rantai pasok serta pengaruh antar ketiganya agar
dapat menghasilkan solusi dan implikasi manajerial bagi rantai pasok beras
organik bersertifikat di Kabupaten Bandung. Adapun pertanyaan penelitian ini
berdasarkan permasalahan yang ada adalah berikut :
1. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen dan kepercayaan
dalam hubungan kemitraan rantai pasok beras organik bersertifikat di
Kabupaten Bandung dengan pendekatan relationship marketing?
2. Bagaimana derajat integrasi rantai pasok beras organik bersertifikat di
Kabupaten Bandung?
3. Bagaimana kinerja rantai pasok beras organik bersertifikat di Kabupaten
Bandung?
4. Bagaimana hubungan antara penerapan relationship marketing terhadap
kinerja rantai pasok melalui integrasi rantai pasok beras organik
bersertifikat di Kabupaten Bandung?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan masalah dalam penelitian ini, terdapat beberapa
tujuan penelitian, yaitu :
1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen dan
kepercayaan dalam hubungan kemitraan rantai pasok beras organik
bersertifikat di Kabupaten Bandung dengan pendekatan relationship
marketing.
2. Menganalisis derajat integrasi rantai pasok beras organik bersertifikat di
Kabupaten Bandung.
3. Menganalisis kinerja rantai pasok beras organik bersertifikat di Kabupaten
Bandung.
4. Menganalisis hubungan antara penerapan relationship marketing terhadap
kinerja rantai pasok melalui integrasi rantai pasok beras organik
bersertifikat di Kabupaten Bandung.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini sangat bermanfaat dalam mengembangkan usaha beras
organik bersertifikat di Kabupaten Bandung. Mengetahui hubungan kemitraan dan
derajat integrasi rantai pasok dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi seluruh
anggota rantai pasok beras organik bersertifikat di Kabupaten Bandung. Derajat
integrasi rantai pasok beras organik yang dianalisis dalam penelitian ini akan

menunjukkan apakah aktivitas bisnis di dalam rantai pasok sudah terintegrasi,
baik backward (ke belakang) maupun forward (ke depan) atau belum. Integrasi
dalam rantai pasok beras organik juga dapat menunjukkan integrasi pada sistem
agribisnis beras organik bersertifikat di Kabupaten Bandung. Rantai pasok atau
sistem agribisnis yang terintegrasi akan membuat usaha beras organik menjadi
lebih menguntungkan sehingga mendorong petani atau produsen lain
mengusahakan padi atau beras organik. Dengan begitu, pelaku usaha produk
organik semakin bertambah sehingga keberlanjutan lingkungan terjaga.
Relationship marketing di dalam hubungan kemitraan, derajat integrasi rantai
pasok, evaluasi kinerja rantai pasok serta pengaruh antar ketiganya juga dapat
memberikan gambaran bagi pemerintah dalam menetapkan langkah strategis
selanjutnya untuk memperbaiki sistem agribisnis beras organik Indonesia melalui
kebijakan-kebijakannya. Selain dapat memberikan manfaat kepada anggota rantai
pasok dan pemerintah secara langsung, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai
ref