ANALISIS STAKEHOLDERS RANTAI PASOK BERAS DI KABUPATEN INDRAMAYU Yayat Rahmat Hidayat Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon Abstrak - ANALISIS STAKEHOLDERS RANTAI PASOK BERAS DI KABUPATEN INDRAMAYU
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
ANALISIS STAKEHOLDERS RANTAI PASOK BERAS
DI KABUPATEN INDRAMAYU
Yayat Rahmat Hidayat
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Abstrak
Tujuan yang dicapai dalam penelitian adalah: Mendeskripsikan model skema rantai
pasok beras di Kabupaten Indramayu, Mendeskripsikan bentuk relasi antar lembaga pada
rantai pasok beras di Kabupaten Indramayu, Mengetahui pihak mana saja yang menjadi
stakeholders pada rantai pasok beras di Kabupaten Indramayu, Mengetahui peran apa saja
yang dilakukan oleh setiap lembaga stakeholders pada rantai pasok beras di Kabupaten
Indramayu. Penelitian ini memberi manfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis,
penelitian bermanfaat pada penambahan pengetahuan mengenai dinamika stakeholders pada
rantai pasok beras khususnya di Kabupaten Indramayu. Sedangkan secara praktis, penelitian
ini bermanfaat bagi para praktisi, akademisi dan pemerintah untuk mengembangkan dan
menerapkan model skema rantai pasok beras yang efektif dan efisien sehingga dapat tertata
pola tataniaga yang baik. Jenis Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian survey dan
kajian pustaka dengan metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan fakta-fakta
yang terjadi di lokasi penelitian yaitu peranan dan kontribusi setiap stakholders pada rantai
pasok beras di Kabupaten Indramayu. Obyek penelitian ini adalah semua lembaga yang
terlibat didalam aktivitas perdagangan beras baik yang bersifat aktivitas ekonomi maupun
aktivitas sosial dengan metode pengumpulan data; pertama, wawancana yaitu teknik
mengambilan data dengan mengamati kejadian/ fenomena yang terjadi di lokasi penelitian
dengan melakukan wawancana dengan subyek kajian. Kedua, dokumentasi, yaitu metode
pengumpulan dengan bentuk dokumen mengenai dinamika stakeholders pada rangai pasok
beras di Kabupaten Indramayu. Ketiga, Studi pustaka, yaitu dokumen penelitian yang
dihasilkan dari literatur yang sesuai dengan tema penelitian. Sumber pustaka diantaranya
adalah buku referensi, jurnal penelitian, media masa dan lain-lain. Analisis yang digunakan
adalah; analisis data deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan/ menggambarkan kondisi riil
lokasi penelitian dengan menggunakan data kualitatif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
skema model dan margin yang diperoleh oleh setiap lembaga pada rantai pasok beras di
Kabupaten Indramayu. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi lembaga-lembaga
yang ada pada skema rantai pasok dan peran yang dilakukan oleh setiap lembaga sebagai
stakeholders. Hasil penelitian membuktika bahwa terdapat beberapa lembaga pemasaran pada
rantai pasok beras di Kabupaten Indramayu yang memiliki peranan berbeda-beda. Lembagalembaga pemasaran yang berperan sebagai stakeholder rantai pasok beras di Kabupaten
Indramayu yaitu; Petani produsen, Kelompok tani, Koperasi tani, Tengkulak, Pengepul, Rice
Milling Unit (RMU), Pasar Beras Daerah, PIBC, Pengecer, dan Bulog. Stakeholders yang
paling besar pengaruhnya terhadap pemasaran beras adalah RMU besar yang ada di tingkat
daerah.
Kata Kunci : Stakeholders, Rantai Pasok, Beras
54
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
1.
PENDAHULUAN
Jawa Barat merupakan wilayah
penyangga
kebutuhan
sebagai sentra produksi beras karena
didukung oleh aspek luas lahan pertanian
nasional
sawah untuk budidaya padi dan aspek
terbesar yang setiap tahunnya mengalami
sumber daya pertanian yang potensial
surplus sebesar 2.691.000 ton setelah
dalam mengembangak sub sektor pertanian
diserap oleh pasar regional dan pasar
tanaman pangan padi. Rata-rata setiap
nasional. Pada tahun 2013 Pasar beras
tahun
Jakarta yang dihimpun dalam Pasar Induk
menghasilkan 1,2 juta ton Gabah Kering
Beras Cipinang (PIBC) dapat menyerap
Giling atau setara dengan 1 juta ton beras
1.068.000 ton. Penyerapan beras ke pasar
siap konsumsi. Selain itu daerah ini di
PIBC terbesar berasal dari Jawa Barat
dukung oleh keberadaan kelembagaan
merupakan
mampu
tataniaga beras dengan memposisikan
mensupply sebesar 864.000 ton (80%) dan
Widasari sebagai daerah sentra pergdangan
sisanya 204.000 ton (20%) disupply dari
beras. Widasari dikenal sebagai gudang
wilayah Jawa tengah dan daerah lainnya.
beras karena letak geografisnya yang
Berdasarkan
sentra
strategis yaitu di daerah lintasan pantura
produksi beras Jawa Barat wilayah Utara
dari jaw menuju Jakarta. Letaknya yang
mampu menyuplai beras sebesar 604.000
geografis ini memungkinkan pada pelaku
ton
pedagang
daerah
beras
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
yang
potensi
daerah
yang bersumber dari Kabupaten
Kabupaten
beras
Indramayu
melakukan
mampu
transaksi
Indramayu (50%), Kabupaten Subang dan
perdagangan beras baik dengan pedagang
Karawang masing-masing (20%) serta
lokal maupun melakukan perdagangan
Kabupaten Cirebon (10%). Sedangkan
antar daerah dan antar pulau.
wilayah Selatan Jawa Barat hanya 30%
Pada aktivitas rantai pasok beras di
yang disupply dari Kabupaten Bandung,
Kabupaten Indramayu terdapat berbagai
Garut,
dan
masalah yang dihadapi oleh pelaku usaha
(Dirjen
perdagangan beras, baik petani sebagai
Cianjur,
Kabupaten
Tasikmalaya
Sumedang
Perdagangan Dalam Negeri Kementerian
produsen
perdagangan, 2014).
maupun
Besarnya
supply
beras
sekaligus
distributor
lembaga-lembaga
lain
beras
yang
dari
berperan dalam pemasaran beras. Secara
Kabupaten Indramayu, daerah ini dikenal
umum pendapatan yang diterima petani
55
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
belum memadai dibanding dengan jerih
dan pedagang besar yang akan memproses
payah yang telah dikeluarkannya ditambah
gabah menjadi beras dan menjualnya ke
dengan risiko kegagalan panen. Tingkat
konsumen.
pendapatan
petani
membantu petani mendapatkan harga yang
bergantung pada berbagai faktor yang
lebih layak perlu dilakukan suatu kajian
mempengaruhi
tentang pola
yang
diterima
produktivitas
lahan.
Oleh
karena
itu,
pemasaran
beras
untuk
untuk
Beberapa indikator menun jukkan bahwa
melihat secara lebih mendalam fungsi dari
di beberapa daerah banyak petani yang
masing-masing
belum menikmati hasil jerih payahnya
gabah.
tingkatan
perdagangan
secara memadai. Rendahnya pendapatan
Pada kasus skema rantai pasok
petani disebabkan oleh beberapa kebiasaan
beras yang rumit ini dibutuhkan peranan
yang
semua semua pihak berkepentingan tidak
tidak
tepat,
khususnya
dalam
penyimpanan padi. Sebagian petani ada
terkecuali
yang langsung menjual seluruh hasil
Indramayu untuk mengembangkansistem
panennya dan membeli dalam bentuk beras
Pemasaranberas
atau menyimpan sebagian, sedangkan
penting dari mata rantai barang sejak
sebagian lain dijual atau dikonsumsi
diproduksi sampai ke tangan konsumen.
sendiri seluruhnya. Pola penyimpanan
Terbentuknya sistem pemasaran yang baik
gabah yang dipilih
dapat
petani, berkaitan
pemerintah
sebagai
menentukan
Kabupaten
bagian
efisiensi
yang
pasar
dengan beberapa hal seperti tingkat harga
komoditas beras di daerah sentra produksi
gabah
pasaran,
komoditas vital masyarakat. Pemasaran
kemampuan penanganan pasca panen, dan
yang menimbulkan biaya tinggi yang
kebutuhan uang kontan untuk keperluan
disebabkan
sehari-hari termasuk untuk membiayai
perdagangan akan berdampak bukan saja
usahataninya.
mengurangi
yang
berlaku
di
oleh
surplus
tidak
beras
tertatanya
di
level
Disamping masalah tersebut di
produsen, namun juga akan membebani
atas, salah satu sumber rendahnya harga
konsumen dengan harga produk tinggi
jual gabah yang diterima petani adalah
yang tidak sesuai tingkat daya beli
panjangnya mata rantai pemasaran gabah.
masyarakat.
Hasil studi awal menunjukkan bahwa
Rantai pasok komoditas beras di
tingkatan perdagangan gabah terdiri dari
Kabupaten Indramayau terdapat berbagai
pedagang tingkat desa, pedagang tingkat
skema
kecamatan, pedagang tingkat kabupaten
jumlah agen-agen atau panjangnya rantai
56
atau
variasikarena
banyaknya
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
pemasaran, dari yang sederhana dengan
murah. Dua kondisi ini terwujud manakala
rantai yang pendek sampai ke pemasaran
stabilitas
yang
melibatkan
panjang.Pola
stok
beras
terjaga
untuk
mata
rantai
yang
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
pemasaran
beras
pada
Fenomen
rantai
pasok
beras
diatas,
umumnya selalu mengalami perubahan
menjadi dasar dilakukannya penelitian
dan
dengan
dengan
judul
“Analisis
pertumbuhan dan perkembangan yang
Rantai
Pasok
beras
terjadi
Indramayu”.
perkembangan
pada
konsumsi.
seiring
struktur
produksi
Disamping
itu
dan
Stakeholders
di
Kabupaten
latar
belakang
dinamika
pemasaran beras di Indrmaayu dipengaruhi
Rumusan Masalah
oleh perkembangan ekonomi masyarakat
Berdasarkan
karena pemasaran pangan merupakan salah
masalah di atas, maka rumusan masalah
satu subsistem dalam perekonomian secara
pada penelitian ini sebagai berikut:
keseluruhan.
1) Bagaimana model skema rantai pasok
Solusi yang dibutuhkan adalah
terbentuknya
sistem
pemasaran
beras di Kabupaten Indramayu?
yang
2) Lembaga-lembaga mana saja yang
efisien sebagai kebutuhanpasar dalam
berperan menjadi stakeholders pada
rangka untuk meningkatkan nilai tambah
rantai
dan surplus bagi kepentingan produsen,
Indramayu?
pasok
beras
di Kabupaten
harga yang terjangkau bagi konsumen
3) Bagaimana peranan yang dilakukan
maupun stabilitas stok beras di Kabupaten
oleh setiap stakeholders pada rantai
Indramayu sendiri. Meningkatnya nilai
pasok beras di Kabupaten Indramayu?
tambah bagi produsen menjadi syarat
4) Bagaimana
berjalannya tataniaga sehingga dinamika
keuntungan
perdagangan
lembaga tataniaga beras di Kabupaten
sendirinya
berjalan
memberi
yang
dengan
kontribusi
bagi
perbedaan
yang
tingkatan
diterima
oleh
Indramayu?
pembanguan ekenomi daerah Kabupaten
Indramayu.
kebutuhan
Problematika
pokok
harga
masyarakat
bagi
Tujuan Penelitian
bersifat
Tujuan
yang
dicapai
dalam
sensitif oleh karenanya diperlukan kondisi
penelitian adalah sebagai berikut:
stabilitas
1) Untuk mendeskripsikan model skema
harga,
dimana
masyarakat
sebagai konsumen beras memiliki daya
rantai
beli sesuai dengan tingkat harga yang
Indramayu
57
pasok
beras
di Kabupaten
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
2) Untuk
mengidentifikasi
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
lembaga-
Sedangkan secara praktis, penelitian ini
menjadi
bermanfaat bagi para praktisi, akademisi
stakeholders pada rantai pasok beras di
dan pemerintah untuk mengembangkan
Kabupaten Indramayu
dan menerapkan model skema rantai pasok
lembaga
yang
berperan
3) Mendeskripsikan peran yang dilakukan
beras yang efektif dan efisien sehingga
oleh setiap stakeholders pada rantai
dapat tertata pola tataniaga yang baik.
pasok beras di Kabupaten Indramayu
4) Mengetahui
keuntungan
perbedaan
yang
Tertatanya model skema rantai
tingkatan
diterima
pasok beras yang efektif dan efisien akan
oleh
berdampak
positif
bagi
lembaga tataniaga beras di Kabupaten
pendapatan
semua
lembaga
Indramayu
beras.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberi manfaat
Pengembangan
tataniaga
beras
referensi
bagi
peningkatan
tataniaga
model
selanjutnya
pembuatan
skema
menjadi
kebijakan
secara teoritis dan praktis. Secara teoritis,
pemerintah dalam mengembangkan pola
penelitian bermanfaat pada penambahan
tataniaga yang lebih baik sehingga dapat
pengetahuan
membantu
mengenai
dinamika
bagi
pembangunanekonomi
stakeholders pada rantai pasok beras
daerah
khususnya
perdagangan beras.
di
Kabupaten
Indramayu.
melalui
aktivitas
sektor
Paradigma Penelitian
Rantai pasok
Model Rantai Pasok
Stakeholders Rantai Pasok
Pengembangan Model Rantai
Pasok
Peningkatan Pendapatan
Lembaga tataniaga
Pembangunan ekonomi
daerah sentra beras
Infandra Irfaq, dkk. Hasil Penelitian
Kajian Literatur
1. Identifikasi resiko Manajemen Rantai
menunjukkan hasil analisa tahap 1 yang
Pasok Beras Organik (Studi Kasus di
dilakukan menunjukkan supplier dengan
MUTOS
12 kendala, prosesor dengan 16 kendala,
Kabupaten
Mojokerja).
58
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
distributor dengan 12 kendala dan retailer
beras tanpa mengubah kondisi optimal
dengan 4 kendala. Kendala paling banyak
dapat dilakukan dari subdivre Karawang,
terdapat pada prosesor dan paling dominan
subdivre Subang, Indramayu dan Cirebon
terdapat pada unsur make. Hasil penelitian
menuju subdivre Jakarta Raya. Untuk
level
yang
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
berpengaruh yaitu source-stocked-product
distribusi antar lokasi tersebut, Bulog
(S1), make-to-order (M2), deliver-stocked-
disarankan mengorientasikan dirinya pada
product (D1) dan return defective product
kompetisi, kompetensi, inovasi, efisiensi
(SR1) serta deliver return excess product
serta
(DR3). Didapatkan hasil identifikasi risiko
konsumen dan stakeholders-nya.
2
didapatkan
elemen
mengutamakan
kepentingan
yang menjadi kendala utama yaitu risiko
gangguan kerusakan peralatan selama
2. METODE PENELITIAN
pengolahan, risiko kerusakan komoditas
1) Waktu dan Tempat Penelitian
selama proses produksi, risiko penurunan
hasil
produksi
dan
risiko
Penelitian dilakukan dari bulan
produk
April sampai dengan bulan Agustus 2016
mengalami kontaminasi selama proses
di Kabupaten Indramayu
pengolahan.
2) Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah
2. Optimasi Model Transportasi dalam
Pengukuran
Kinerja
jenis penelitian survey dan kajian pustaka.
Manajemen
Rantai Pasokan Beras: Studi Kasus di
3) Metode Penelitian
Perum Bulog Divisi Regional Jawa
Metode penelitian yang digunakan
Barat. Galuh Candra Dewi, dkk. Hasil
adalah metode deskriptifdengan metode
penelitian menunjukkan kondisi surplus
survey, yaitumendeskripsikan fakta-fakta
beras
wilayah-wilayah
yang terjadi di lokasi penelitian yaitu
operasional Bulog Subdivre Karawang,
peranan dan kontribusi setiap stakholders
Subdivre Subang, Subdivre Indramayu,
pada rantai pasok beras di Kabupaten
dan
Indramayu.
terjadi
Subdivre
di
Cirebon.
Hal
tersebut
memungkinkan dilakukannya transportasi
4) Obyek Penelitian
beras untuk tujuan pengadaan Bulog
Obyek penelitian ini adalah semua
secara optimal dari Subdivre Cirebon
lembaga yang terlibat didalam aktivitas
menuju
perdagangan beras baik yang bersifat
Subdivre
Subdivre
Karawang
Ciamis
menuju
atau
dari
Subdivre
aktivitas ekonomi maupun aktivitas sosial.
Cianjur. Selain itu transportasi kelebihan
5) Teknik Pengumpulan Data
59
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
untuk
mengidentifikasi lembaga yang
mengumpulkan data kajian adalah sebagai
berperan sebagai stakeholders
berikut :
rantai pasok beras dan peranan
Teknik
yang
digunakan
setiap stakeholders pada rantai
Pertama, wawancana yaitu teknik
mengambilan data dengan mengamati
pasok
kejadian/ fenomena yang terjadi di lokasi
Indramayu
penelitian dengan melakukan wawancana
Analisis Tataniaga, yaitu untuk
dengan
menguraikan
subyek
kajian.Kedua,
beras
di
Kabupaten
besaran
margin
dokumentasi, yaitu metode pengumpulan
keuntungan yang diterima oleh
dengan
mengenai
setiap
lembaga
dinamika stakeholders pada rangai pasok
pasok
beras
beras di Kabupaten Indramayu.Ketiga,
Indramayu sehingga diketahui
Studi pustaka, yaitu dokumen penelitian
lembaga mana yang paling besar
yang dihasilkan dari literatur yang sesuai
mendapatkan
bentuk
dokumen
pada
di
Kabupaten
keuntunga
dengan tema penelitian. Sumber pustaka
diantaranya adalah buku referensi, jurnal
penelitian, media masa dan lain-lain.
6) Teknik Analisis Data
Analisis
Stakeholders,
yaitu
untuk
menganalisis
model
skema
rantai
beras,
pasok
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Skema Rantai Pasok Beras di Kabupaten Indramayu
Tengkulak 2
Petani Produsen
Tengkulak 1
Pengepul
Kelompok
tani
Pasar Daerah
RMU
PD Beras
Pedagang
Pengecer
Bulog
PIBC
Bulog
Pedagang Pengecer
Koperasi
Tani
60
rantai
Konsumen
akhir
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
Gambar Skema Rantai Pasok Beras di Kab. Indramayu
dalam
Merujuk pada skema rantai pasok
mendistribusikan
beras
dari
diatas, maka dapat dijelaskan bahwa pada
Kabupaten Indramayu ke beberapa pusat
perdagangan/ pemasaran komoditas beras
perdagangan di pasar lokal, pasar regional,
terdapat berbagai macam jalur/ rantai
domestik
bahkan
pemasaran
melalui
perdagangan
dan
melibatkan
beberapa
pasar
lembaga tataniaga. Lembaga pemasaran
dilakukan
oleh
yang terlibat pada perdagangan beras
sebagian
besar
diantaranya
perdagangan di Jakarta.
koperasi
adalah;
tani,
kelompik
pedagang
tani,
para
internasional
ekspor
yang
eksportir
yang
mempunyai
sarana
Untuk melihat bagaimana peranan
pengepul,
tengkulak, Rice Milling Unit (RMU),
yang dilakukan
pasar beras tingkat daerah, Pasar Beras
pemasaran beras di Kabupaten Indramayu
Induk
akan dijelaskan pada bagian tabel di bawah
Cipinang
(PIBC),
pedagang
oleh setiap
lembaga
ini.
pengecer dan Bulog. Lembaga-lembaga
pemasaran ini memiliki peran yang sama
3.2. Analisis Stakeholders Rantai Pasok Beras
No.
Stakeholders
1. Petani produsen
2. Kelompok tani
3.
Keporasi tani
4.
Pengepul
5.
Tengkulak
6.
Rice Milling
Unit (RMU)
7.
Pasar beras
daerah
Pasar Induk
Beras Cipinang
(PIBC)
8.
Aktivitas
Melaksanakan budidaya padi
Mengorganisir kelembagaan
kelompok dari budidaya,
pengolahan hasil dan
pemasaran
Melaksanakan aktivitas bidang
keuangan
Melaksanakan jual beli gabah/
beras
Melaksanakan jual beli gabah/
beras
Melakukan aktivitas
menggilingan gabah menjadi
beras
Jual beli beras konsumsi
Jual beli beras
55
Peran dalam Rantai Pasok
Menghasilkan gabah/ beras
Menghasilkan gabah/ beras,
membeli gabah/ beras petani
Membeli gabah/ beras petani
Membeli dan menjual gabah/
beras
Membeli dan menjual gabah/
beras
Membeli gabah/ beras,
memproduksi beras, dan
menjual beras
Melakukan pembelian dan
penjualan beras
Melakukan pembelian,
penjualan dan pendistribusian
beras
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
9.
Pedagang
pengecer
Jual beli beras
10.
Bulog
Melakukan penyerapan/
pembelian beras
Lembaga pertama adalah Petani
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
Melakukan pembelian beras
dari agen dan menjual ke
konsumen (masyarakat)
Melakukan pembelian beras
dan pendistribusian beras ke
masyarakat
sendiri
memiliki
orientasi
bagaimana
Produsen. Petani produsen merupakan
petani dapat secara mandiri melakukan
pihak
aktivitas
aktivitas pertanian tanpa ada intervensi
memproduksi beras yang dilakukan di
dari pihak manapun termasuk kemandirian
level hulu (budidaya padi). Secara umum
pada permodalan usahatani tanpa ada
lembaga ini kebanyakan berperan hanya
bantuan dari pemerintah dan pihak lain.
yang
melakukan
sebagai produsen beras/ gabah, namun ada
Kelompok tani yang ada menjadi
beberapa petani produsen yang melakukan
lembaga
transaksi pemasaran dalam bentuk gabah.
menyediakan fasilitas yang dibutuhkan
Peran sebagai distributor dilakukan oleh
oleh petani produsen untuk melakukan
beberapa orang karena ada keinginan yang
proses budidaya komoditas padi/ gabah.
kuat untuk mendapatkan keuntungan yang
Fungsi
minimal sama dengan pedagang beras
perkembanganya kemudian menjadikan
yang lain yang ada di desa seperti
media bagi para petani sebagai media
tengkulak dan bandar beras lainnya.
untuk mengapresiaken seluruh potensi
Kategori petani seperti biasanya mereka
yang dimilikinya untuk keberdayaannya.
memiliki jaringan pemasaran di tempat
Keberdayaan
lain dan melakukan transaksi penjualan
manakala kelembagaan kelompok tani
seperti halnya pemasar lainnya.
dapat berperan sebagai wadah usahatani
yang
menjalankan
kelompok
petani
tani
ini
akan
fungsi
dalam
terwujud
Lembaga kedua adalah kelompok
bagi petani untuk mencapai keuntungan
tani. Dalam konteks pemberdayaan petani,
optimal dan kontinyu. Kelompok tani
kelompok tani memiliki kewajiban secara
dalma konteks rantai pasok beras di
kontinyu memberdayakan petani melalui
Kabupaten Indramayu memiliki peranan
program kerja yang disusun bersama
membeli sebagian gabah petani anggota.
Ketiga,
pengurus dan anggota yang menyesuaikan
dengan
program
pemerintah.
atau
Memberdayakan
Koperasi
tani.
Secara
umum koperasi memiliki kewajiban dalam
kebijakan
menghimpun
petani
56
keuangan,
mengelola
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
keuangan dan membagi keuntungan bagi
dijadikan sebagai lembaga ekonomi yang
para
mampu
anggotanya.
Pola
kerja
yang
menciptakan
persamaan
dilakukan koperasi adalah kekayaan modal
keuntungan bagi anggotanya (petani). Sifat
yang dikumpulkan dari anggota kemudian
koperasi
sebagai
dikelola
yang
berbasis
masyarakat,
bertujuan untuk mensejahterkan anggota.
ekonomi
strategis
Pada
terciptanya
dalam
pemasaran
usaha
tertentu
beras,
lembaga
ini
lembaga
maka
ini,
keadilan
ekonomi
lembaga
mengupayakan
dan
pemerataan
memiliki berperan menyediakan modal
didalam mendapatkan modal usaha dan
usahatani yang dibutuhkan petani, menjual
keuntungan bagi anggotanya. Selain itu
sarana produksi pertanian, membeli haisl
koperasi sebagai lembaga yang membantu
panen dan menjualnya kepada lembaga
anggonya dalam mengakses harga hasil
pemasaran lain atau konsumen akhir.
pertanian
Dalam perkembangannya koperasi
sehingga
anggota
dapat
menerima keuntungan yang lebih besar.
tani tidak hanya mengumpulkan dan
Feryanto
dalam
tulisannya
mendistribusikan dana berupa simpan
mengatakan
pinjam. Namun koperasi sudah melakukan
Kelompok tani merupakan salah satu
aktivitas ekonomi lainnya, berupa kegiatan
struktur kelembagaan yang cukup penting
bisnis berupa pembelian dan penjualan
di masa sekarang dan yang akan datang,
sarana produksi pertanian dan jual beli
dalam upaya pemberdayaan petani dan
gabah/ beras dari anggota untuk dijual ke
pemasaran komoditas yang dihasilkan di
pasaran
wilayahnya,
maupun
melakukan
kontrak
bahwa
Koperasi
sekaligus
atau
menjadi
dengan Bulog sebagai mitra. Sebagai
kelembagaan
lembaga ekonomi yang strategis, koperasi
memberikan
pertanian memiliki beberapa fungsi bagi
produk pertanian, sehingga harga yang
petani,
sebagai
diterima dapat menguntungkan petani.
lembaga petani yang mampu memperbaiki
Bergabungnya petani dalam kelembagaan
posisi tawar petani dihadapan lembaga
koperasi
lainnya, seperti dalam mendapatkan modal
tersebut sebagai lembaga perekonomian
usaha dari lembaga keuangan (Bank dan
pedesaan,
lain-lain),
dalam
memiliki posisi tawar yang kuat untuk
mendistribusikan haisl pertanian dan posisi
dapat memasarkan hasil pertaniannya,
tawar
Fungsi
sehingga kesejahteraan petani mengalami
selanjutnya adalah bahwa koperasi dapat
peningkatan hal ini diakibatkan naiknya
diantaranya;
posisi
didepan
koperasi
tawar
pemerintah.
57
pertanian
jaminan
akan
yang
kepastian
menguatkan
dimana
anggotanya
dapat
harga
institusi
akan
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
pendapatan petani yang tergabung dalam
membantu
kelompok
usahataninya, namun pada posisi lain nilai
tani
atau
petani
dalam
menjalankan
tawar petani menjadi rendah sehingga
koperasi.(http://www.kompasiana.com).
Pada konteks perdagangan beras
padi/ gabah/ beras yang dihasilkan oleh
koperasi memberi manfaat bagi upaya
petani
keberdayaan petani melalui perdagangan
Sedangkan pengepul menjalankan bisnisya
beras dimana petani akan memiliki nilai
dengan cara membeli langsung padi/ gabah
tawar yang baik sehingga harga yang
para petani produsen/ buruh tani. Petani/
ditawarkan
buruh
dapat
meningkatkan
dibeli
tani
dengan
setelah
harga
selesai
rendah.
memanen
keuntungan yang maksimal. Tingginya
mereka akan menjual sebagian gabahnya
posisi
untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan
tawar
petani
terwujud
karena
kuatnya koperasi sebagai kelembagaan
sebagian lagi disimpan sebagai tabungan.
agribisnis dalam menjalankan usahanya
Lembaga
pemasaran
berikutnya
karena adanya dukungan yang kuat dari
adalah Rice Milling Unit (RMU) yang
anggota.
memliki
peranan
memproduksi
beras
Lembaga pemasaran lainnya adalah
melalui proses penggilingan gabah. Ada
tengkulak dan pengepul. Secara umum
beberapa cara bisnis yang dilakukan oleh
kedua
RMU sebagai lembaga pemasar beras di
lembaga
pemasaran
beras
ini
memiliki peranan yang sama, yaitu sebagai
Kabapaten
pihak yang membeli gabah/ beras dari
melakukan pembelian gabah dari petani
petani produsen. Mereka memiliki pola
kemudian digilinig menjadi beras dan
yang
RMU
hampir
sama,
namun
dalam
Indramayu,
melakukan
yaitu
pembelian
RMU
beras
praktiknya antara tengkulak dan pengepul
langsung dari para bandar beras yang ada
memiliki peranan yang berbeda-beda. Pola
di desa. beras kemudian diolah lagi (proses
kerja yang dilakukan tengkulak biasanya
produksi) untuk menghasilkan beberapa
membeli gabah/ beras petani dengan harga
kualitas beras. Beras berkualitas (beras
rendah. Rendahnya harga yang diterima
premium) dijual ke pasar dengan harga
petani produsen karena lemahnya nilai
tinggi sedangkan harga yang kualitas
tawar yang disebabkan
rendah biasanya dijual ke Bulog dengan
oleh
kondisi
permodalan yang dimiliki petani rata-
harga
ratanya
pemerintah yang disebut dengan istilah
merupakan
pinjaman
dari
yang
sudah
ditentukan
oleh
tengkulak. Pinjaman modal usaha dari
Harga
tengkulak bagi petani disatu sisi dapat
Setiap RMU memiliki kapasitas usaha
58
Pembelian
Pemerintah
(HPP).
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
jumlah
Cipinang (PIBC). Rata-rata setiap tahun
modal usaha, mesin penggilingan yang
beras di Kabupaten Indramayu dapat
dimiliki, dan wilayah pemasarannya.
terserap ke PIBC sebesar 80% dari total
berbeda-beda
tergantung pada
modal
beras yang masuk sebesar 1.068.000 ton.
besar, mesin penggilingan yang bagus
Tingginya penyerapan beras ke PIBC
akan melakukan usaha yang lebih besar,
didukung oleh banyaknya pelaku usaha
artinya
menghasilkan
beras dari Kabupaten Indramayu yang
beras dengan kualitas yang diminta oleh
menjual berasnya ke PIBC. PIBC sesuai
pasar. Wilayah pemasarannya menyangkut
perananya adalah menampung beras yang
Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC),
dijual oleh para pelaku usaha beras yang
Karawang, dan perdagangan antar pulau.
berasal dari Indramayu. PIBC kemudian
Sedangkan RMU yang kapasitas modal
akan mendistribusikannya ke beberapa
usahanya sedang dengan mekanisasi yang
daerah lain sesuai kebutuhan.
RMU dengan
mereka
kapasitas
mampu
Pedagang
sederhana hanya menjalankan usahanya
pengecer
pemasaran
merupakan
untuk kebutuhan pasar lokal, daerah dan
lembaga
yang
memiliki
menjual berasnya ke RMU yang lebih
peranan didalam mendistribusikan beras
besar.
dari Kabupaten Indramayu. Lembaga ini
Lembaga pemasaran lainnya adalah
berhubungan langsung dengan konsumen
pasar beras daerah, dimana lembaga ini
akhir untuk menjual beras. Pedagang
mempunyai tugas membeli dan menjual
pengecer tersebar di banyak tempat dari
beras yang ada di daerah Kabupaten
mulai pasar tradisional sampai warung-
Indramayu. Pasar daerah beras yang ada di
warung yang ada di desa-desa maupun
Kabupaten Indramayu banyak tersebar di
lokasi
wilayah
secara
stakholders pemasaran, pedagang pengecer
geografis didukung oleh wilayahnya yang
biasanya mendapatkan bagian keuntungan
strategis yaitu di lintasan jalan Pantura
lebih besar karena mereka menjual beras
sehingga banyak orang yang melakukan
dalam kapasitas kecil.
Widasari.
Widasari
perumahan.
Peranan
sebagai
transaksi perdagangan beras, baik dari
daerah Indramayu sendiri maupun dari luar
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
dari seperti Jawa Tengah dan Jaw Timur.
pembahasan, maka dapat disimpulkan
Lembaga lainnya yang terlibat
sebagai berikut:
didalam pemasaran beras di Kabupaten
Indramayu adalah Pasar Induk Beras
59
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
1. Terdapat beberapa lembaga pemasaran
Al Hendri, Rabu, 17 Oktober 2012,
Kebijakan
Pemerintah
Dalam
Pemasaran Produk Pertanian
pada rantai pasok beras di Kabupaten
Indramayu
yang
memiliki
peranan
berbeda-beda
2. Lembaga-lembaga
pemasaran
Feryanto, 2010. Peran Koperasi Sebagai
Kelembagaan Agribisnis dalam
Peningkatan Posisi Tawar Petani.
(http://www.kompasiana.com).
yang
berperan sebagai stakeholder rantai
pasok beras di Kabupaten Indramayu
Galuh Candra Dewi, dkk. Optimasi Model
Transportasi dalam Pengukuran
Kinerja Manajemen Rantai Pasokan
Beras: Studi Kasus di Perum Bulog
Divisi Regional Jawa Barat. Jurnal
Manajemen dan Agribisnis, Vol. 2
No. 2 Oktober 2005: 113-127.
yaitu; Petani produsen, Kelompok tani,
Koperasi tani, Tengkulak, Pengepul,
Rice Milling Unit (RMU), Pasar Beras
Daerah, PIBC, Pengecer, dan Bulog.
3. Stakeholders
yang
paling
besar
Hakim,B.D,
2009.
Bunga
Rampai
Agribisnis Seri Pemasaran, IPB
Press, Bogor
pengaruhnya terhadap pemasaran beras
adalah RMU besar yang ada di tingkat
daerah.
Sebagai
upaya
mengefektifkan
pemasaran
Hanafie. R 2010. Pengantar Ekonomi
Pertanian,
Penerbit
Andi,
Yogyakarta
untuk
beras
di
Kabupaten Indramayu, maka saran yang
Indramayu Dalam Angka Tahun 2010.
dapat diberikan dalam penelitian ini adalah
dibentuk
kerjasama
pemasaran
Infandra
Irfak
Zainudin
Ridwan,
dkk.Identifikasi Risiko Manajemen
Rantai Pasok Beras Organik (Studi
Kasus di MUTOS, Kabupaten
Mojokerto)
Performance
Identification
Supply
Chain
Management in Organic Rice
Product (The Study Case of
MUTOS,
Mojokerto),
Jurusan
Teknologi Industri Pertanian, FTP –
Univ. Brawijaya.
antar
lembaga yang memungkinkan terjadinya
pembagian keuntungan yang adil terutama
keuntungan yang diterima oleh petani
produsen. Dengan adanya kerjasama antar
lembaga pemasaran sektor pemasaran
beras dapat berkontribusi bagi peningkatan
pendapatan daerah Kabupaten Indramayu
Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi
Pertanian, LP3ES, Jakarta
sebagai daerah sentra produksi gabah/
beras.
Sukirno. S, 2010. Mikro Ekonomi Teori
Pengantar Edisi ketiga, Rajawali
Press. Jakarta Koran Kompas 31
Januari 2012.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. B, 2007. Diagnosi Ekonomi Politik
Pangan dan Pertanian, Rajawali
Press. Jakarta
60
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
ANALISIS STAKEHOLDERS RANTAI PASOK BERAS
DI KABUPATEN INDRAMAYU
Yayat Rahmat Hidayat
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Abstrak
Tujuan yang dicapai dalam penelitian adalah: Mendeskripsikan model skema rantai
pasok beras di Kabupaten Indramayu, Mendeskripsikan bentuk relasi antar lembaga pada
rantai pasok beras di Kabupaten Indramayu, Mengetahui pihak mana saja yang menjadi
stakeholders pada rantai pasok beras di Kabupaten Indramayu, Mengetahui peran apa saja
yang dilakukan oleh setiap lembaga stakeholders pada rantai pasok beras di Kabupaten
Indramayu. Penelitian ini memberi manfaat secara teoritis dan praktis. Secara teoritis,
penelitian bermanfaat pada penambahan pengetahuan mengenai dinamika stakeholders pada
rantai pasok beras khususnya di Kabupaten Indramayu. Sedangkan secara praktis, penelitian
ini bermanfaat bagi para praktisi, akademisi dan pemerintah untuk mengembangkan dan
menerapkan model skema rantai pasok beras yang efektif dan efisien sehingga dapat tertata
pola tataniaga yang baik. Jenis Penelitian yang dilakukan adalah jenis penelitian survey dan
kajian pustaka dengan metode penelitian deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan fakta-fakta
yang terjadi di lokasi penelitian yaitu peranan dan kontribusi setiap stakholders pada rantai
pasok beras di Kabupaten Indramayu. Obyek penelitian ini adalah semua lembaga yang
terlibat didalam aktivitas perdagangan beras baik yang bersifat aktivitas ekonomi maupun
aktivitas sosial dengan metode pengumpulan data; pertama, wawancana yaitu teknik
mengambilan data dengan mengamati kejadian/ fenomena yang terjadi di lokasi penelitian
dengan melakukan wawancana dengan subyek kajian. Kedua, dokumentasi, yaitu metode
pengumpulan dengan bentuk dokumen mengenai dinamika stakeholders pada rangai pasok
beras di Kabupaten Indramayu. Ketiga, Studi pustaka, yaitu dokumen penelitian yang
dihasilkan dari literatur yang sesuai dengan tema penelitian. Sumber pustaka diantaranya
adalah buku referensi, jurnal penelitian, media masa dan lain-lain. Analisis yang digunakan
adalah; analisis data deskriptif kualitatif, yaitu mendeskripsikan/ menggambarkan kondisi riil
lokasi penelitian dengan menggunakan data kualitatif. Analisis ini digunakan untuk mengetahui
skema model dan margin yang diperoleh oleh setiap lembaga pada rantai pasok beras di
Kabupaten Indramayu. Analisis deskriptif digunakan untuk mengidentifikasi lembaga-lembaga
yang ada pada skema rantai pasok dan peran yang dilakukan oleh setiap lembaga sebagai
stakeholders. Hasil penelitian membuktika bahwa terdapat beberapa lembaga pemasaran pada
rantai pasok beras di Kabupaten Indramayu yang memiliki peranan berbeda-beda. Lembagalembaga pemasaran yang berperan sebagai stakeholder rantai pasok beras di Kabupaten
Indramayu yaitu; Petani produsen, Kelompok tani, Koperasi tani, Tengkulak, Pengepul, Rice
Milling Unit (RMU), Pasar Beras Daerah, PIBC, Pengecer, dan Bulog. Stakeholders yang
paling besar pengaruhnya terhadap pemasaran beras adalah RMU besar yang ada di tingkat
daerah.
Kata Kunci : Stakeholders, Rantai Pasok, Beras
54
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
1.
PENDAHULUAN
Jawa Barat merupakan wilayah
penyangga
kebutuhan
sebagai sentra produksi beras karena
didukung oleh aspek luas lahan pertanian
nasional
sawah untuk budidaya padi dan aspek
terbesar yang setiap tahunnya mengalami
sumber daya pertanian yang potensial
surplus sebesar 2.691.000 ton setelah
dalam mengembangak sub sektor pertanian
diserap oleh pasar regional dan pasar
tanaman pangan padi. Rata-rata setiap
nasional. Pada tahun 2013 Pasar beras
tahun
Jakarta yang dihimpun dalam Pasar Induk
menghasilkan 1,2 juta ton Gabah Kering
Beras Cipinang (PIBC) dapat menyerap
Giling atau setara dengan 1 juta ton beras
1.068.000 ton. Penyerapan beras ke pasar
siap konsumsi. Selain itu daerah ini di
PIBC terbesar berasal dari Jawa Barat
dukung oleh keberadaan kelembagaan
merupakan
mampu
tataniaga beras dengan memposisikan
mensupply sebesar 864.000 ton (80%) dan
Widasari sebagai daerah sentra pergdangan
sisanya 204.000 ton (20%) disupply dari
beras. Widasari dikenal sebagai gudang
wilayah Jawa tengah dan daerah lainnya.
beras karena letak geografisnya yang
Berdasarkan
sentra
strategis yaitu di daerah lintasan pantura
produksi beras Jawa Barat wilayah Utara
dari jaw menuju Jakarta. Letaknya yang
mampu menyuplai beras sebesar 604.000
geografis ini memungkinkan pada pelaku
ton
pedagang
daerah
beras
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
yang
potensi
daerah
yang bersumber dari Kabupaten
Kabupaten
beras
Indramayu
melakukan
mampu
transaksi
Indramayu (50%), Kabupaten Subang dan
perdagangan beras baik dengan pedagang
Karawang masing-masing (20%) serta
lokal maupun melakukan perdagangan
Kabupaten Cirebon (10%). Sedangkan
antar daerah dan antar pulau.
wilayah Selatan Jawa Barat hanya 30%
Pada aktivitas rantai pasok beras di
yang disupply dari Kabupaten Bandung,
Kabupaten Indramayu terdapat berbagai
Garut,
dan
masalah yang dihadapi oleh pelaku usaha
(Dirjen
perdagangan beras, baik petani sebagai
Cianjur,
Kabupaten
Tasikmalaya
Sumedang
Perdagangan Dalam Negeri Kementerian
produsen
perdagangan, 2014).
maupun
Besarnya
supply
beras
sekaligus
distributor
lembaga-lembaga
lain
beras
yang
dari
berperan dalam pemasaran beras. Secara
Kabupaten Indramayu, daerah ini dikenal
umum pendapatan yang diterima petani
55
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
belum memadai dibanding dengan jerih
dan pedagang besar yang akan memproses
payah yang telah dikeluarkannya ditambah
gabah menjadi beras dan menjualnya ke
dengan risiko kegagalan panen. Tingkat
konsumen.
pendapatan
petani
membantu petani mendapatkan harga yang
bergantung pada berbagai faktor yang
lebih layak perlu dilakukan suatu kajian
mempengaruhi
tentang pola
yang
diterima
produktivitas
lahan.
Oleh
karena
itu,
pemasaran
beras
untuk
untuk
Beberapa indikator menun jukkan bahwa
melihat secara lebih mendalam fungsi dari
di beberapa daerah banyak petani yang
masing-masing
belum menikmati hasil jerih payahnya
gabah.
tingkatan
perdagangan
secara memadai. Rendahnya pendapatan
Pada kasus skema rantai pasok
petani disebabkan oleh beberapa kebiasaan
beras yang rumit ini dibutuhkan peranan
yang
semua semua pihak berkepentingan tidak
tidak
tepat,
khususnya
dalam
penyimpanan padi. Sebagian petani ada
terkecuali
yang langsung menjual seluruh hasil
Indramayu untuk mengembangkansistem
panennya dan membeli dalam bentuk beras
Pemasaranberas
atau menyimpan sebagian, sedangkan
penting dari mata rantai barang sejak
sebagian lain dijual atau dikonsumsi
diproduksi sampai ke tangan konsumen.
sendiri seluruhnya. Pola penyimpanan
Terbentuknya sistem pemasaran yang baik
gabah yang dipilih
dapat
petani, berkaitan
pemerintah
sebagai
menentukan
Kabupaten
bagian
efisiensi
yang
pasar
dengan beberapa hal seperti tingkat harga
komoditas beras di daerah sentra produksi
gabah
pasaran,
komoditas vital masyarakat. Pemasaran
kemampuan penanganan pasca panen, dan
yang menimbulkan biaya tinggi yang
kebutuhan uang kontan untuk keperluan
disebabkan
sehari-hari termasuk untuk membiayai
perdagangan akan berdampak bukan saja
usahataninya.
mengurangi
yang
berlaku
di
oleh
surplus
tidak
beras
tertatanya
di
level
Disamping masalah tersebut di
produsen, namun juga akan membebani
atas, salah satu sumber rendahnya harga
konsumen dengan harga produk tinggi
jual gabah yang diterima petani adalah
yang tidak sesuai tingkat daya beli
panjangnya mata rantai pemasaran gabah.
masyarakat.
Hasil studi awal menunjukkan bahwa
Rantai pasok komoditas beras di
tingkatan perdagangan gabah terdiri dari
Kabupaten Indramayau terdapat berbagai
pedagang tingkat desa, pedagang tingkat
skema
kecamatan, pedagang tingkat kabupaten
jumlah agen-agen atau panjangnya rantai
56
atau
variasikarena
banyaknya
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
pemasaran, dari yang sederhana dengan
murah. Dua kondisi ini terwujud manakala
rantai yang pendek sampai ke pemasaran
stabilitas
yang
melibatkan
panjang.Pola
stok
beras
terjaga
untuk
mata
rantai
yang
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat.
pemasaran
beras
pada
Fenomen
rantai
pasok
beras
diatas,
umumnya selalu mengalami perubahan
menjadi dasar dilakukannya penelitian
dan
dengan
dengan
judul
“Analisis
pertumbuhan dan perkembangan yang
Rantai
Pasok
beras
terjadi
Indramayu”.
perkembangan
pada
konsumsi.
seiring
struktur
produksi
Disamping
itu
dan
Stakeholders
di
Kabupaten
latar
belakang
dinamika
pemasaran beras di Indrmaayu dipengaruhi
Rumusan Masalah
oleh perkembangan ekonomi masyarakat
Berdasarkan
karena pemasaran pangan merupakan salah
masalah di atas, maka rumusan masalah
satu subsistem dalam perekonomian secara
pada penelitian ini sebagai berikut:
keseluruhan.
1) Bagaimana model skema rantai pasok
Solusi yang dibutuhkan adalah
terbentuknya
sistem
pemasaran
beras di Kabupaten Indramayu?
yang
2) Lembaga-lembaga mana saja yang
efisien sebagai kebutuhanpasar dalam
berperan menjadi stakeholders pada
rangka untuk meningkatkan nilai tambah
rantai
dan surplus bagi kepentingan produsen,
Indramayu?
pasok
beras
di Kabupaten
harga yang terjangkau bagi konsumen
3) Bagaimana peranan yang dilakukan
maupun stabilitas stok beras di Kabupaten
oleh setiap stakeholders pada rantai
Indramayu sendiri. Meningkatnya nilai
pasok beras di Kabupaten Indramayu?
tambah bagi produsen menjadi syarat
4) Bagaimana
berjalannya tataniaga sehingga dinamika
keuntungan
perdagangan
lembaga tataniaga beras di Kabupaten
sendirinya
berjalan
memberi
yang
dengan
kontribusi
bagi
perbedaan
yang
tingkatan
diterima
oleh
Indramayu?
pembanguan ekenomi daerah Kabupaten
Indramayu.
kebutuhan
Problematika
pokok
harga
masyarakat
bagi
Tujuan Penelitian
bersifat
Tujuan
yang
dicapai
dalam
sensitif oleh karenanya diperlukan kondisi
penelitian adalah sebagai berikut:
stabilitas
1) Untuk mendeskripsikan model skema
harga,
dimana
masyarakat
sebagai konsumen beras memiliki daya
rantai
beli sesuai dengan tingkat harga yang
Indramayu
57
pasok
beras
di Kabupaten
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
2) Untuk
mengidentifikasi
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
lembaga-
Sedangkan secara praktis, penelitian ini
menjadi
bermanfaat bagi para praktisi, akademisi
stakeholders pada rantai pasok beras di
dan pemerintah untuk mengembangkan
Kabupaten Indramayu
dan menerapkan model skema rantai pasok
lembaga
yang
berperan
3) Mendeskripsikan peran yang dilakukan
beras yang efektif dan efisien sehingga
oleh setiap stakeholders pada rantai
dapat tertata pola tataniaga yang baik.
pasok beras di Kabupaten Indramayu
4) Mengetahui
keuntungan
perbedaan
yang
Tertatanya model skema rantai
tingkatan
diterima
pasok beras yang efektif dan efisien akan
oleh
berdampak
positif
bagi
lembaga tataniaga beras di Kabupaten
pendapatan
semua
lembaga
Indramayu
beras.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberi manfaat
Pengembangan
tataniaga
beras
referensi
bagi
peningkatan
tataniaga
model
selanjutnya
pembuatan
skema
menjadi
kebijakan
secara teoritis dan praktis. Secara teoritis,
pemerintah dalam mengembangkan pola
penelitian bermanfaat pada penambahan
tataniaga yang lebih baik sehingga dapat
pengetahuan
membantu
mengenai
dinamika
bagi
pembangunanekonomi
stakeholders pada rantai pasok beras
daerah
khususnya
perdagangan beras.
di
Kabupaten
Indramayu.
melalui
aktivitas
sektor
Paradigma Penelitian
Rantai pasok
Model Rantai Pasok
Stakeholders Rantai Pasok
Pengembangan Model Rantai
Pasok
Peningkatan Pendapatan
Lembaga tataniaga
Pembangunan ekonomi
daerah sentra beras
Infandra Irfaq, dkk. Hasil Penelitian
Kajian Literatur
1. Identifikasi resiko Manajemen Rantai
menunjukkan hasil analisa tahap 1 yang
Pasok Beras Organik (Studi Kasus di
dilakukan menunjukkan supplier dengan
MUTOS
12 kendala, prosesor dengan 16 kendala,
Kabupaten
Mojokerja).
58
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
distributor dengan 12 kendala dan retailer
beras tanpa mengubah kondisi optimal
dengan 4 kendala. Kendala paling banyak
dapat dilakukan dari subdivre Karawang,
terdapat pada prosesor dan paling dominan
subdivre Subang, Indramayu dan Cirebon
terdapat pada unsur make. Hasil penelitian
menuju subdivre Jakarta Raya. Untuk
level
yang
meningkatkan efisiensi dan efektivitas
berpengaruh yaitu source-stocked-product
distribusi antar lokasi tersebut, Bulog
(S1), make-to-order (M2), deliver-stocked-
disarankan mengorientasikan dirinya pada
product (D1) dan return defective product
kompetisi, kompetensi, inovasi, efisiensi
(SR1) serta deliver return excess product
serta
(DR3). Didapatkan hasil identifikasi risiko
konsumen dan stakeholders-nya.
2
didapatkan
elemen
mengutamakan
kepentingan
yang menjadi kendala utama yaitu risiko
gangguan kerusakan peralatan selama
2. METODE PENELITIAN
pengolahan, risiko kerusakan komoditas
1) Waktu dan Tempat Penelitian
selama proses produksi, risiko penurunan
hasil
produksi
dan
risiko
Penelitian dilakukan dari bulan
produk
April sampai dengan bulan Agustus 2016
mengalami kontaminasi selama proses
di Kabupaten Indramayu
pengolahan.
2) Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah
2. Optimasi Model Transportasi dalam
Pengukuran
Kinerja
jenis penelitian survey dan kajian pustaka.
Manajemen
Rantai Pasokan Beras: Studi Kasus di
3) Metode Penelitian
Perum Bulog Divisi Regional Jawa
Metode penelitian yang digunakan
Barat. Galuh Candra Dewi, dkk. Hasil
adalah metode deskriptifdengan metode
penelitian menunjukkan kondisi surplus
survey, yaitumendeskripsikan fakta-fakta
beras
wilayah-wilayah
yang terjadi di lokasi penelitian yaitu
operasional Bulog Subdivre Karawang,
peranan dan kontribusi setiap stakholders
Subdivre Subang, Subdivre Indramayu,
pada rantai pasok beras di Kabupaten
dan
Indramayu.
terjadi
Subdivre
di
Cirebon.
Hal
tersebut
memungkinkan dilakukannya transportasi
4) Obyek Penelitian
beras untuk tujuan pengadaan Bulog
Obyek penelitian ini adalah semua
secara optimal dari Subdivre Cirebon
lembaga yang terlibat didalam aktivitas
menuju
perdagangan beras baik yang bersifat
Subdivre
Subdivre
Karawang
Ciamis
menuju
atau
dari
Subdivre
aktivitas ekonomi maupun aktivitas sosial.
Cianjur. Selain itu transportasi kelebihan
5) Teknik Pengumpulan Data
59
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
untuk
mengidentifikasi lembaga yang
mengumpulkan data kajian adalah sebagai
berperan sebagai stakeholders
berikut :
rantai pasok beras dan peranan
Teknik
yang
digunakan
setiap stakeholders pada rantai
Pertama, wawancana yaitu teknik
mengambilan data dengan mengamati
pasok
kejadian/ fenomena yang terjadi di lokasi
Indramayu
penelitian dengan melakukan wawancana
Analisis Tataniaga, yaitu untuk
dengan
menguraikan
subyek
kajian.Kedua,
beras
di
Kabupaten
besaran
margin
dokumentasi, yaitu metode pengumpulan
keuntungan yang diterima oleh
dengan
mengenai
setiap
lembaga
dinamika stakeholders pada rangai pasok
pasok
beras
beras di Kabupaten Indramayu.Ketiga,
Indramayu sehingga diketahui
Studi pustaka, yaitu dokumen penelitian
lembaga mana yang paling besar
yang dihasilkan dari literatur yang sesuai
mendapatkan
bentuk
dokumen
pada
di
Kabupaten
keuntunga
dengan tema penelitian. Sumber pustaka
diantaranya adalah buku referensi, jurnal
penelitian, media masa dan lain-lain.
6) Teknik Analisis Data
Analisis
Stakeholders,
yaitu
untuk
menganalisis
model
skema
rantai
beras,
pasok
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Skema Rantai Pasok Beras di Kabupaten Indramayu
Tengkulak 2
Petani Produsen
Tengkulak 1
Pengepul
Kelompok
tani
Pasar Daerah
RMU
PD Beras
Pedagang
Pengecer
Bulog
PIBC
Bulog
Pedagang Pengecer
Koperasi
Tani
60
rantai
Konsumen
akhir
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
Gambar Skema Rantai Pasok Beras di Kab. Indramayu
dalam
Merujuk pada skema rantai pasok
mendistribusikan
beras
dari
diatas, maka dapat dijelaskan bahwa pada
Kabupaten Indramayu ke beberapa pusat
perdagangan/ pemasaran komoditas beras
perdagangan di pasar lokal, pasar regional,
terdapat berbagai macam jalur/ rantai
domestik
bahkan
pemasaran
melalui
perdagangan
dan
melibatkan
beberapa
pasar
lembaga tataniaga. Lembaga pemasaran
dilakukan
oleh
yang terlibat pada perdagangan beras
sebagian
besar
diantaranya
perdagangan di Jakarta.
koperasi
adalah;
tani,
kelompik
pedagang
tani,
para
internasional
ekspor
yang
eksportir
yang
mempunyai
sarana
Untuk melihat bagaimana peranan
pengepul,
tengkulak, Rice Milling Unit (RMU),
yang dilakukan
pasar beras tingkat daerah, Pasar Beras
pemasaran beras di Kabupaten Indramayu
Induk
akan dijelaskan pada bagian tabel di bawah
Cipinang
(PIBC),
pedagang
oleh setiap
lembaga
ini.
pengecer dan Bulog. Lembaga-lembaga
pemasaran ini memiliki peran yang sama
3.2. Analisis Stakeholders Rantai Pasok Beras
No.
Stakeholders
1. Petani produsen
2. Kelompok tani
3.
Keporasi tani
4.
Pengepul
5.
Tengkulak
6.
Rice Milling
Unit (RMU)
7.
Pasar beras
daerah
Pasar Induk
Beras Cipinang
(PIBC)
8.
Aktivitas
Melaksanakan budidaya padi
Mengorganisir kelembagaan
kelompok dari budidaya,
pengolahan hasil dan
pemasaran
Melaksanakan aktivitas bidang
keuangan
Melaksanakan jual beli gabah/
beras
Melaksanakan jual beli gabah/
beras
Melakukan aktivitas
menggilingan gabah menjadi
beras
Jual beli beras konsumsi
Jual beli beras
55
Peran dalam Rantai Pasok
Menghasilkan gabah/ beras
Menghasilkan gabah/ beras,
membeli gabah/ beras petani
Membeli gabah/ beras petani
Membeli dan menjual gabah/
beras
Membeli dan menjual gabah/
beras
Membeli gabah/ beras,
memproduksi beras, dan
menjual beras
Melakukan pembelian dan
penjualan beras
Melakukan pembelian,
penjualan dan pendistribusian
beras
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
9.
Pedagang
pengecer
Jual beli beras
10.
Bulog
Melakukan penyerapan/
pembelian beras
Lembaga pertama adalah Petani
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
Melakukan pembelian beras
dari agen dan menjual ke
konsumen (masyarakat)
Melakukan pembelian beras
dan pendistribusian beras ke
masyarakat
sendiri
memiliki
orientasi
bagaimana
Produsen. Petani produsen merupakan
petani dapat secara mandiri melakukan
pihak
aktivitas
aktivitas pertanian tanpa ada intervensi
memproduksi beras yang dilakukan di
dari pihak manapun termasuk kemandirian
level hulu (budidaya padi). Secara umum
pada permodalan usahatani tanpa ada
lembaga ini kebanyakan berperan hanya
bantuan dari pemerintah dan pihak lain.
yang
melakukan
sebagai produsen beras/ gabah, namun ada
Kelompok tani yang ada menjadi
beberapa petani produsen yang melakukan
lembaga
transaksi pemasaran dalam bentuk gabah.
menyediakan fasilitas yang dibutuhkan
Peran sebagai distributor dilakukan oleh
oleh petani produsen untuk melakukan
beberapa orang karena ada keinginan yang
proses budidaya komoditas padi/ gabah.
kuat untuk mendapatkan keuntungan yang
Fungsi
minimal sama dengan pedagang beras
perkembanganya kemudian menjadikan
yang lain yang ada di desa seperti
media bagi para petani sebagai media
tengkulak dan bandar beras lainnya.
untuk mengapresiaken seluruh potensi
Kategori petani seperti biasanya mereka
yang dimilikinya untuk keberdayaannya.
memiliki jaringan pemasaran di tempat
Keberdayaan
lain dan melakukan transaksi penjualan
manakala kelembagaan kelompok tani
seperti halnya pemasar lainnya.
dapat berperan sebagai wadah usahatani
yang
menjalankan
kelompok
petani
tani
ini
akan
fungsi
dalam
terwujud
Lembaga kedua adalah kelompok
bagi petani untuk mencapai keuntungan
tani. Dalam konteks pemberdayaan petani,
optimal dan kontinyu. Kelompok tani
kelompok tani memiliki kewajiban secara
dalma konteks rantai pasok beras di
kontinyu memberdayakan petani melalui
Kabupaten Indramayu memiliki peranan
program kerja yang disusun bersama
membeli sebagian gabah petani anggota.
Ketiga,
pengurus dan anggota yang menyesuaikan
dengan
program
pemerintah.
atau
Memberdayakan
Koperasi
tani.
Secara
umum koperasi memiliki kewajiban dalam
kebijakan
menghimpun
petani
56
keuangan,
mengelola
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
keuangan dan membagi keuntungan bagi
dijadikan sebagai lembaga ekonomi yang
para
mampu
anggotanya.
Pola
kerja
yang
menciptakan
persamaan
dilakukan koperasi adalah kekayaan modal
keuntungan bagi anggotanya (petani). Sifat
yang dikumpulkan dari anggota kemudian
koperasi
sebagai
dikelola
yang
berbasis
masyarakat,
bertujuan untuk mensejahterkan anggota.
ekonomi
strategis
Pada
terciptanya
dalam
pemasaran
usaha
tertentu
beras,
lembaga
ini
lembaga
maka
ini,
keadilan
ekonomi
lembaga
mengupayakan
dan
pemerataan
memiliki berperan menyediakan modal
didalam mendapatkan modal usaha dan
usahatani yang dibutuhkan petani, menjual
keuntungan bagi anggotanya. Selain itu
sarana produksi pertanian, membeli haisl
koperasi sebagai lembaga yang membantu
panen dan menjualnya kepada lembaga
anggonya dalam mengakses harga hasil
pemasaran lain atau konsumen akhir.
pertanian
Dalam perkembangannya koperasi
sehingga
anggota
dapat
menerima keuntungan yang lebih besar.
tani tidak hanya mengumpulkan dan
Feryanto
dalam
tulisannya
mendistribusikan dana berupa simpan
mengatakan
pinjam. Namun koperasi sudah melakukan
Kelompok tani merupakan salah satu
aktivitas ekonomi lainnya, berupa kegiatan
struktur kelembagaan yang cukup penting
bisnis berupa pembelian dan penjualan
di masa sekarang dan yang akan datang,
sarana produksi pertanian dan jual beli
dalam upaya pemberdayaan petani dan
gabah/ beras dari anggota untuk dijual ke
pemasaran komoditas yang dihasilkan di
pasaran
wilayahnya,
maupun
melakukan
kontrak
bahwa
Koperasi
sekaligus
atau
menjadi
dengan Bulog sebagai mitra. Sebagai
kelembagaan
lembaga ekonomi yang strategis, koperasi
memberikan
pertanian memiliki beberapa fungsi bagi
produk pertanian, sehingga harga yang
petani,
sebagai
diterima dapat menguntungkan petani.
lembaga petani yang mampu memperbaiki
Bergabungnya petani dalam kelembagaan
posisi tawar petani dihadapan lembaga
koperasi
lainnya, seperti dalam mendapatkan modal
tersebut sebagai lembaga perekonomian
usaha dari lembaga keuangan (Bank dan
pedesaan,
lain-lain),
dalam
memiliki posisi tawar yang kuat untuk
mendistribusikan haisl pertanian dan posisi
dapat memasarkan hasil pertaniannya,
tawar
Fungsi
sehingga kesejahteraan petani mengalami
selanjutnya adalah bahwa koperasi dapat
peningkatan hal ini diakibatkan naiknya
diantaranya;
posisi
didepan
koperasi
tawar
pemerintah.
57
pertanian
jaminan
akan
yang
kepastian
menguatkan
dimana
anggotanya
dapat
harga
institusi
akan
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
pendapatan petani yang tergabung dalam
membantu
kelompok
usahataninya, namun pada posisi lain nilai
tani
atau
petani
dalam
menjalankan
tawar petani menjadi rendah sehingga
koperasi.(http://www.kompasiana.com).
Pada konteks perdagangan beras
padi/ gabah/ beras yang dihasilkan oleh
koperasi memberi manfaat bagi upaya
petani
keberdayaan petani melalui perdagangan
Sedangkan pengepul menjalankan bisnisya
beras dimana petani akan memiliki nilai
dengan cara membeli langsung padi/ gabah
tawar yang baik sehingga harga yang
para petani produsen/ buruh tani. Petani/
ditawarkan
buruh
dapat
meningkatkan
dibeli
tani
dengan
setelah
harga
selesai
rendah.
memanen
keuntungan yang maksimal. Tingginya
mereka akan menjual sebagian gabahnya
posisi
untuk memenuhi kebutuhan pokoknya dan
tawar
petani
terwujud
karena
kuatnya koperasi sebagai kelembagaan
sebagian lagi disimpan sebagai tabungan.
agribisnis dalam menjalankan usahanya
Lembaga
pemasaran
berikutnya
karena adanya dukungan yang kuat dari
adalah Rice Milling Unit (RMU) yang
anggota.
memliki
peranan
memproduksi
beras
Lembaga pemasaran lainnya adalah
melalui proses penggilingan gabah. Ada
tengkulak dan pengepul. Secara umum
beberapa cara bisnis yang dilakukan oleh
kedua
RMU sebagai lembaga pemasar beras di
lembaga
pemasaran
beras
ini
memiliki peranan yang sama, yaitu sebagai
Kabapaten
pihak yang membeli gabah/ beras dari
melakukan pembelian gabah dari petani
petani produsen. Mereka memiliki pola
kemudian digilinig menjadi beras dan
yang
RMU
hampir
sama,
namun
dalam
Indramayu,
melakukan
yaitu
pembelian
RMU
beras
praktiknya antara tengkulak dan pengepul
langsung dari para bandar beras yang ada
memiliki peranan yang berbeda-beda. Pola
di desa. beras kemudian diolah lagi (proses
kerja yang dilakukan tengkulak biasanya
produksi) untuk menghasilkan beberapa
membeli gabah/ beras petani dengan harga
kualitas beras. Beras berkualitas (beras
rendah. Rendahnya harga yang diterima
premium) dijual ke pasar dengan harga
petani produsen karena lemahnya nilai
tinggi sedangkan harga yang kualitas
tawar yang disebabkan
rendah biasanya dijual ke Bulog dengan
oleh
kondisi
permodalan yang dimiliki petani rata-
harga
ratanya
pemerintah yang disebut dengan istilah
merupakan
pinjaman
dari
yang
sudah
ditentukan
oleh
tengkulak. Pinjaman modal usaha dari
Harga
tengkulak bagi petani disatu sisi dapat
Setiap RMU memiliki kapasitas usaha
58
Pembelian
Pemerintah
(HPP).
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
jumlah
Cipinang (PIBC). Rata-rata setiap tahun
modal usaha, mesin penggilingan yang
beras di Kabupaten Indramayu dapat
dimiliki, dan wilayah pemasarannya.
terserap ke PIBC sebesar 80% dari total
berbeda-beda
tergantung pada
modal
beras yang masuk sebesar 1.068.000 ton.
besar, mesin penggilingan yang bagus
Tingginya penyerapan beras ke PIBC
akan melakukan usaha yang lebih besar,
didukung oleh banyaknya pelaku usaha
artinya
menghasilkan
beras dari Kabupaten Indramayu yang
beras dengan kualitas yang diminta oleh
menjual berasnya ke PIBC. PIBC sesuai
pasar. Wilayah pemasarannya menyangkut
perananya adalah menampung beras yang
Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC),
dijual oleh para pelaku usaha beras yang
Karawang, dan perdagangan antar pulau.
berasal dari Indramayu. PIBC kemudian
Sedangkan RMU yang kapasitas modal
akan mendistribusikannya ke beberapa
usahanya sedang dengan mekanisasi yang
daerah lain sesuai kebutuhan.
RMU dengan
mereka
kapasitas
mampu
Pedagang
sederhana hanya menjalankan usahanya
pengecer
pemasaran
merupakan
untuk kebutuhan pasar lokal, daerah dan
lembaga
yang
memiliki
menjual berasnya ke RMU yang lebih
peranan didalam mendistribusikan beras
besar.
dari Kabupaten Indramayu. Lembaga ini
Lembaga pemasaran lainnya adalah
berhubungan langsung dengan konsumen
pasar beras daerah, dimana lembaga ini
akhir untuk menjual beras. Pedagang
mempunyai tugas membeli dan menjual
pengecer tersebar di banyak tempat dari
beras yang ada di daerah Kabupaten
mulai pasar tradisional sampai warung-
Indramayu. Pasar daerah beras yang ada di
warung yang ada di desa-desa maupun
Kabupaten Indramayu banyak tersebar di
lokasi
wilayah
secara
stakholders pemasaran, pedagang pengecer
geografis didukung oleh wilayahnya yang
biasanya mendapatkan bagian keuntungan
strategis yaitu di lintasan jalan Pantura
lebih besar karena mereka menjual beras
sehingga banyak orang yang melakukan
dalam kapasitas kecil.
Widasari.
Widasari
perumahan.
Peranan
sebagai
transaksi perdagangan beras, baik dari
daerah Indramayu sendiri maupun dari luar
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan
dari seperti Jawa Tengah dan Jaw Timur.
pembahasan, maka dapat disimpulkan
Lembaga lainnya yang terlibat
sebagai berikut:
didalam pemasaran beras di Kabupaten
Indramayu adalah Pasar Induk Beras
59
JURNAL LOGIKA, Vol XVIII, No 3, Desember 2016
www.jurnal.unswagati.ac.id
p-ISSN: 1978-2560
e-ISSN: 2442-5176
1. Terdapat beberapa lembaga pemasaran
Al Hendri, Rabu, 17 Oktober 2012,
Kebijakan
Pemerintah
Dalam
Pemasaran Produk Pertanian
pada rantai pasok beras di Kabupaten
Indramayu
yang
memiliki
peranan
berbeda-beda
2. Lembaga-lembaga
pemasaran
Feryanto, 2010. Peran Koperasi Sebagai
Kelembagaan Agribisnis dalam
Peningkatan Posisi Tawar Petani.
(http://www.kompasiana.com).
yang
berperan sebagai stakeholder rantai
pasok beras di Kabupaten Indramayu
Galuh Candra Dewi, dkk. Optimasi Model
Transportasi dalam Pengukuran
Kinerja Manajemen Rantai Pasokan
Beras: Studi Kasus di Perum Bulog
Divisi Regional Jawa Barat. Jurnal
Manajemen dan Agribisnis, Vol. 2
No. 2 Oktober 2005: 113-127.
yaitu; Petani produsen, Kelompok tani,
Koperasi tani, Tengkulak, Pengepul,
Rice Milling Unit (RMU), Pasar Beras
Daerah, PIBC, Pengecer, dan Bulog.
3. Stakeholders
yang
paling
besar
Hakim,B.D,
2009.
Bunga
Rampai
Agribisnis Seri Pemasaran, IPB
Press, Bogor
pengaruhnya terhadap pemasaran beras
adalah RMU besar yang ada di tingkat
daerah.
Sebagai
upaya
mengefektifkan
pemasaran
Hanafie. R 2010. Pengantar Ekonomi
Pertanian,
Penerbit
Andi,
Yogyakarta
untuk
beras
di
Kabupaten Indramayu, maka saran yang
Indramayu Dalam Angka Tahun 2010.
dapat diberikan dalam penelitian ini adalah
dibentuk
kerjasama
pemasaran
Infandra
Irfak
Zainudin
Ridwan,
dkk.Identifikasi Risiko Manajemen
Rantai Pasok Beras Organik (Studi
Kasus di MUTOS, Kabupaten
Mojokerto)
Performance
Identification
Supply
Chain
Management in Organic Rice
Product (The Study Case of
MUTOS,
Mojokerto),
Jurusan
Teknologi Industri Pertanian, FTP –
Univ. Brawijaya.
antar
lembaga yang memungkinkan terjadinya
pembagian keuntungan yang adil terutama
keuntungan yang diterima oleh petani
produsen. Dengan adanya kerjasama antar
lembaga pemasaran sektor pemasaran
beras dapat berkontribusi bagi peningkatan
pendapatan daerah Kabupaten Indramayu
Mubyarto, 1989. Pengantar Ekonomi
Pertanian, LP3ES, Jakarta
sebagai daerah sentra produksi gabah/
beras.
Sukirno. S, 2010. Mikro Ekonomi Teori
Pengantar Edisi ketiga, Rajawali
Press. Jakarta Koran Kompas 31
Januari 2012.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. B, 2007. Diagnosi Ekonomi Politik
Pangan dan Pertanian, Rajawali
Press. Jakarta
60