Dampak Pembiayaan Qardhul Hasan Terhadap Perkembangan Usaha Mikro (Studi Kasus Bmt Al Husnayain Jakarta).

DAMPAK PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA MIKRO
(STUDI KASUS BMT AL HUSNAYAIN JAKARTA)

SITI KARIMAH

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Dampak Pembiayaan
Qardhul Hasan terhadap Perkembangan Usaha Mikro (Studi Kasus BMT Al
Husnayain Jakarta) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, April 2015
Siti Karimah
NIM H54110026

ABSTRAK
SITI KARIMAH. Dampak Pembiayaan Qardhul Hasan terhadap Perkembangan
Usaha Mikro (Studi Kasus BMT Al Husnayain Jakarta). Dibimbing oleh TANTI
NOVIANTI dan RANTI WILIASIH.
Usaha mikro mempunyai peran penting dalam perekonomian nasional
namun usaha mikro memiliki keterbatasan modal dan akses pembiayaan pada
lembaga keuangan formal. Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak
pembiayaan qardhul hasan yang diberikan BMT terhadap perkembangan omzet
usaha mikro serta menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
perkembangan omzet usaha mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul
hasan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dua sampel
berpasangan dan OLS. Penelitian ini dilakukan pada Desember 2014Februari
2015 di BMT Al Husnayain, Jakarta dengan jumlah responden sebanyak 50

sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling. Hasil uji t dua
sampel berpasangan menunjukkan bahwa pembiayaan qardhul hasan berdampak
positif terhadap perkembangan usaha mikro. Hasil analisis menggunakan metode
OLS menunjukkan bahwa lama usaha, laba usaha, dummy jenis usaha, dummy
kehadiran pembinaan, usia, dan modal berpengaruh secara signifikan terhadap
perkembangan omzet usaha responden setelah mendapatkan pembiayaan qardhul
hasan.
Kata kunci: BMT, OLS, Usaha Mikro, Qardhul Hasan

ABSTRACT
SITI KARIMAH. The Impact of Qardhul Hasan Financing for Micro-Business
Development (Case Study BMT Al Husnayain Jakarta). Supervised by TANTI
NOVIANTI dan RANTI WILIASIH.
Micro-business has an important role of national economy. However, microbusiness has limited capital and limited access to formal financial institution. The
objective of this study is to analyze the impact of qardhul hasan financing to
micro-business`s total revenue growth by using paired sampels t test method and
to analyze the factors that effect the micro-business total revenue`s growth after
gained the qardhul hasan financing by using OLS. This research was conducted
in DecemberFebruary at BMT Al Husnayain, Jakarta. The purposive sampling
technique was used in this research with a total of 50 respondents. Paired samples

t test showed that qardhul hasan financing had a positif impact to microbusiness`s total revenue growth. OLS method proved that time duration of
business, business profit after financing, respondents`s age, capital, dummy
business type, and dummy presence of attending training significantly affect the
customer`s total revenue growth.
Keywords: BMT, Microfinance, OLS, Qardhul Hasan

DAMPAK PEMBIAYAAN QARDHUL HASAN TERHADAP
PERKEMBANGAN USAHA MIKRO
(STUDI KASUS BMT AL HUSNAYAIN JAKARTA)

SITI KARIMAH

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Program Studi Ekonomi Syariah
Departemen Ilmu Ekonomi

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

DEPARTEMEN ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga skripsi yang berjudul Dampak Pembiayaan Qardhul
Hasan terhadap Perkembangan Usaha Mikro (Studi Kasus BMT Al Husnayain
Jakarta) ini berhasil diselesaikan. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
Nabi Muhammad SAW sebagai suri teladan dan pemimpin terbaik bagi umat
manusia.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Tanti Novianti, M.Si. dan Ibu
Ranti Wiliasih, M.Si. selaku dosen pembimbing atas arahan dan bimbingannya
dalam penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu
Dr. Lukytawati Anggraeni, P.hD. selaku dosen penguji utama dan Bapak Deni
Lubis, M.A. selaku komisi pendidikan. Ungkapan terima kasih juga disampaikan
kepada ayah Lukman Hakim, bunda Nurhayati, kakak Eva Maulidah, serta seluruh
keluarga, atas segala doa, dukungan, dan kasih sayangnya.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada dosen dan staf Departemen
Ilmu Ekonomi, para pengurus BMT Al Husnayain, nasabah pembiayaan qardhul
hasan BMT yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, sahabat
terbaik sejak SMA Adhi Prima Arkham Putranda dan Hana Mega, sahabat terbaik
sejak TPB Diniyah, Dessy, Vita, Nadia, Rosy Noviza, Anggi, Khalishah, untuk
Ghina, Dhia, Sarah, Salma, Zara yang selalu menemani, menghibur, dan
memotivasi, teman-teman satu bimbingan Dijah, Yulya, Rizki dan keluarga
Ekonomi Syariah 48 serta kepada teman-teman yang tidak bisa disebutkan satu
per satu namun tidak mengurangi rasa terima kasih penulis atas segala waktu,
dukungan, bantuan, dan pelajaran. Semoga skripsi ini bermanfaat.

Bogor, April 2015
Siti Karimah

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vi

DAFTAR GAMBAR


vi

DAFTAR LAMPIRAN

vi

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Perumusan Masalah

3

Tujuan Penelitian


4

Manfaat Penelitian

4

Ruang Lingkup Penelitian

4

TINJAUAN PUSTAKA

5

Baitul Maal Wat Tamwil

5

Qardhul Hasan


6

Usaha Mikro

6

Fungsi Produksi

7

Total Revenue

8

Penelitian Terdahulu

8

Kerangka Pemikiran Konseptual


10

Hipotesis Penelitian

11

METODE

11

Jenis dan Sumber Data

11

Lokasi dan Waktu Penelitian

12

Metode Pengumpulan Data


12

Metode Pengolahan dan Analisis Data

12

Pengujian Hipotesis

14

Definisi Operasional

16

Gambaran Umum

17

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

20
20

Dampak Pembiayaan Qardhul Hasan terhadap Perkembangan Usaha Mikro 23
Faktor-faktor yang Memengaruhi Perkembangan Omzet Usaha

25

SIMPULAN DAN SARAN

29

Simpulan

29

Saran

29

DAFTAR PUSTAKA

29

Lampiran

32

RIWAYAT HIDUP

38

DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Kontribusi usaha mikro terhadap produk domestik bruto dan
penyerapan tenaga kerja di Indonesia tahun 20072012
Total pembiayaan yang disalurkan BMT Al Husnayain tahun
20122014
Kriteria UMKM berdasarkan nilai aset bersih dan hasil penjualan
Aset BMT Al Husnayain Jakarta tahun 20122013
Statistik deskriptif karakteristik responden
Jumlah dan proporsi responden berdasarkan tingkat pendidikan akhir
Struktur pendapatan rumah tangga responden
Jumlah dan proporsi responden berdasarkan modal usaha
Hasil uji t dua sampel berpasangan
Dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap omzet usaha
Jumlah pembiayaan qardhul hasan terakhir yang diterima responden
periode 20142015
Preferensi responden mengenai perkembangan usaha
Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet
usaha

1
3
7
17
20
21
22
23
23
24
24
25
28

DAFTAR GAMBAR
1
2
3
4
5
6
7
8

Perkembangan unit usaha mikro tahun 20072012
Skema pembiayaan qardhul hasan
Kurva Total Product, Marginal Product, dan Average Product
Kerangka pemikiran
Proses penyaluran pembiayaan qardhul hasan BMT Al Husnayain
Jenis usaha responden
Status usaha responden
Dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap pendapatan responden

1
6
7
11
18
21
22
25

DAFTAR LAMPIRAN
1
2

3

4
5
6

Kuesioner penelitian
Hasil estimasi perbandingan omzet usaha responden sebelum dan
sesudah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dari BMT Al
Husnayain menggunakan metode uji t dua sampel berpasangan
Hasil estimasi faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet
usaha responden setelah mendapatkan pembiaayaan qardhul hasan
dengan model regresi berganda menggunakan metode OLS
Hasil uji autokorelasi model regresi berganda
Hasil uji heteroskedastisitas model regresi berganda
Hasil uji multikolinearitas model regresi berganda

32

36

36
37
37
37

PENDAHULUAN
Latar Belakang

unit usaha
(juta unit)

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peranan penting
bagi perekonomian nasional. UMKM merupakan usaha dengan jumlah unit usaha
terbesar di Indonesia. Menurut data Kementerian Koperasi dan UKM pada tahun
2012, total unit usaha di Indonesia adalah 56 539 560 unit dan sebesar 99% unit
usaha merupakan UMKM. Dari total UMKM yang ada di Indonesia, sebesar 99%
unit usaha merupakan usaha mikro yaitu sebanyak 55 856 176 unit pada tahun
2012. Jumlah unit usaha mikro di Indonesia mempunyai tren yang selalu naik
pada periode 20072012, hal ini terlihat pada Gambar 1. Kenaikan terbesar
jumlah unit usaha mikro terjadi pada periode 20092010 yaitu sebesar 2.54%.
58
56
54
52
50
48
46

49.6

2007

50.8

2008

53.5

52.2

2009

2010

54.6

55.9

2011

2012

Tahun
Sumber: Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2014 (diolah)

Gambar 1 Perkembangan unit usaha mikro tahun 20072012
Tabel 1 menunjukan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
atas dasar harga konstan yang diberikan oleh usaha mikro dan jumlah tenaga kerja
yang diserap oleh usaha mikro di Indonesia tahun 20072012. Kontribusi PDB
oleh usaha mikro terus meningkat pada periode 20072012 dengan pertumbuhan
terbesar terjadi pada tahun 20102011 yaitu sebesar 5.86 persen. Usaha mikro
umumnya masih memakai teknologi produksi yang sederhana sehingga usahanya
merupakan usaha yang padat karya (Tambunan 2009). Pada tahun 2012 sebanyak
99.8 juta pekerja mampu diserap oleh usaha mikro. Ini menunjukan bahwa usaha
mikro memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia.
Tabel 1

Kontribusi usaha mikro terhadap produk domestik bruto dan
penyerapan tenaga kerja di Indonesia periode 20072012
Tahun
PDB
Perkembangan Tenaga Kerja
Perkembangan
(miliar rupiah)
PDB (%)
(orang)
Tenaga Kerja (%)
2007 620 864.0
- 84 452 002
2008 655 703.8
5.61 87 810 366
3.97
2009 682 259.8
4.04 89 960 695
2.44
2010 719 070.2
5.39 91 729 384
1.96
2011 761 228.8
5.86 94 957 797
3.51
2012 790 825.6
3.88 99 859 517
5.16
Sumber : Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, 2014 (diolah)

2
Usaha mikro menghadapi banyak kendala dan masalah dalam menjalankan
usahanya. Salah satu kendala terbesar usaha mikro adalah modal. Keterbatasan
modal membuat usaha mikro sulit berkembang. Pada umumnya usaha mikro
menggunakan modal sendiri dalam menjalankan usahanya karena
ketidakmampuan usaha mikro dalam mengakses pembiayaan ke lembaga
keuangan formal. Hasil penelitian yang dilakukan Muhammad (2009)
menunjukan bahwa pelaku usaha mikro di bidang pangan 92.3% menggunakan
modal sendiri dan sisanya 7.7% menggunakan modal dari orang lain. Pelaku
usaha bidang sandang menggunakan modal sendiri sebesar 80% dan sisanya
menggunakan modal orang lain sementara pelaku usaha di bidang kerajinan 81%
menggunakan modal sendiri dan 19% sisanya menggunakan modal orang lain.
Usaha mikro dianggap tidak bankable oleh lembaga keuangan formal
karena tidak memiliki agunan dan diasumsikan memiliki kemampuan
pengembalian pinjaman yang rendah. Kondisi itulah yang melatarbelakangi
berdirinya Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia sebagai salah satu solusi
pembiayaan bagi pelaku usaha mikro. Dari sisi status pendirian usaha, terdapat
dua jenis Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia yaitu pertama, Lembaga
Keuangan Mikro non formal seperti arisan dan pelepas uang (loan shark). Kedua,
Lembaga Keuangan Mikro formal yaitu antara lain Baitul Maal Wat Tamwil
(BMT), Badan Kredit Desa (BKD), Bank Perkreditan Rakyat (BPR), credit union,
dan Lembaga Pengkreditan Desa (LPD) (Muhammad 2009).
Salah satu lembaga keuangan mikro yang berkembang saat ini adalah Baitul
Maal wat Tamwil (BMT). BMT memiliki dua fungsi yaitu sebagai lembaga
pencari profit dan lembaga pengelola dana sosial. Sebagai lembaga pencari profit,
BMT menawarkan berbagai produk keuangan dengan tujuan untuk memperoleh
keuntungan. Sebagai lembaga sosial, BMT menerima dan menyalurkan dana infak
dan sedekah. Salah satu program sosial yang dilakukan BMT adalah pembiayaan
qardhul hasan, pembiayaan tanpa agunan dan imbal bagi hasil yang harus
diberikan kepada BMT. Pelaku usaha mikro umumnya menggunakan modal sosial
sebagai jaminan dalam pembiayaan qardhul hasan (Moheildin et al. 2012)
BMT Al Husnayain merupakan salah satu BMT yang menjalankan program
pembiayaan qardhul hasan sebagai program sosialnya sejak tahun 2010. Tujuan
BMT Al Husnayain dalam menyalurkan pembiayaan qardhul hasan adalah untuk
mensejahterakan para pelaku usaha mikro baik secara materi maupun rohani.
Dalam Chapra (2010), pembangunan nilai materi dan spiritual secara bersamaan
akan menghasilkan pembangunan yang berkualitas dan berkelanjutan bagi pelaku
usaha mikro.
Pembiayaan qardhul hasan akan sangat menguntungkan pelaku usaha mikro
yang mengalami kesulitan dalam hal permodalan dan tidak mempunyai aset untuk
diagunkan. Dengan skim pembiayaan ini usaha mikro yang memiliki peran
penting dalam perekonomian nasional akan memiliki akses permodalan yang
sama dengan usaha lain sehingga usahanya dapat terus berkembang.
Perkembangan usaha mikro akan menyebabkan perubahan kondisi perekonomian
nasional ke arah yang lebih baik. Hal ini menyebabkan penelitian mengenai
dampak pembiayaan qardhul hasan terhadap perkembangan usaha mikro penting
untuk dilakukan.

3
Perumusan Masalah
Pembiayaan qardhul hasan merupakan pembiayaan berbasis tabarru` yang
ditawarkan oleh BMT Al Husnayain. Pembiayaan ini tidak mensyaratkan adanya
agunan dan imbal bagi hasil yang harus diberikan oleh nasabah kepada BMT.
Tabel 2 menunjukkan performa pembiayaan yang disalurkan oleh BMT Al
Husnayain tahun 20122014. Pembiayaan yang paling banyak disalurkan oleh
BMT Al Husnayain pada tahun 2014 adalah mudharabah (bagi hasil) yaitu
sebesar 326 juta rupiah kemudian murabahah (jual beli) sebesar 316 500 334
rupiah. Pembiayaan qardhul hasan memiliki proporsi jumlah pembiayaan yang
lebih sedikit dari pembiayaan tijari yaitu sebesar 58 juta rupiah.
Tabel 2 Total pembiayaan yang disalurkan BMT Al Husnayain tahun 20122014
Tahun 2012
Tahun 2013
Tahun 2014
Jenis Pembiayaan
Jumlah
Jumlah
Jumlah
(rupiah)
(rupiah)
(rupiah)
Mudharabah (bagi hasil)
635 000 000
681 000 000
326 000 000
Murabahah (jual beli)
622 018 009
434 417 331
316 500 334
Qardhul hasan
(pinjaman kebajikan)

27 605 676

56 151 000

58 000 000

Sumber: BMT Al Husnayain (2015)

Menurut penelitian yang telah dilakukan Yulianti (2008), qardhul hasan
merupakan salah satu program Baitul Maal BMT Al Husnayain yang telah
berjalan efektif penyalurannya. Nasabah pembiayaan qardhul hasan mengalami
peningkatan setiap tahun. Pada tahun 2014, jumlah nasabah pembiayaan qardhul
hasan adalah 70 orang, 60 diantaranya merupakan nasabah pembiayaan qardhul
hasan produktif. Plafon pembiayaan qardhul hasan yang ditawarkan oleh BMT
Al Husnayain berkisar antara 500 ribu rupiah hingga 2 juta rupiah. Jumlah
pembiayaan yang diberikan bertingkat besarannya dari saat pertama nasabah
mendapatkan pembiayaan.
Jika nasabah terus mengalami peningkatan omzet usaha hingga memerlukan
plafon pembiayaan yang lebih besar dari 2 juta rupiah, pihak BMT akan
mengalihkan nasabah tersebut dari pembiayaan tabarru` ke pembiayaan tijari.
Pengalihan nasabah pembiayaan tabarru` atau pembiayaan qardhul hasan ke
pembiayaan tijari yang mencerminkan peningkatan kemampuan ekonomi pelaku
usaha mikro merupakan salah satu target BMT Al Husnayain. Sampai dengan
Januari 2015, belum ada nasabah yang sukses beralih dari pembiayaan qardhul
hasan ke pembiayaan tijari walaupun BMT telah mengadakan pembinaan
mingguan sebagai salah satu strategi agar nasabah mengalami peningkatan omzet
usaha. Beberapa nasabah yang mengalami peningkatan omzet dan modal usaha
hanya sampai ke tahap permohonan pengajuan tambahan plafon pembiayaan
qardhul hasan.
Untuk menganalisis pengaruh pembiayaan qardhul hasan terhadap
perkembangan usaha mikro perlu dilakukan analisis perbandingan omzet usaha
nasabah sebelum mendapatkan pembiayaan qardhul hasan dan omzet usaha
nasabah setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan serta faktor-faktor yang
memengaruhi perkembangan omzet usaha nasabah setelah mendapatkan

4
pembiayaan qardhul hasan. Penelitian sebelumnya mengenai dampak pembiayaan
qardhul hasan terhadap perkembangan omzet dan keuntungan usaha mikro yang
dilakukan oleh Widiyanto et al. (2011) menunjukkan bahwa pemberian
pembiayaan qardhul hasan berdampak positif terhadap perkembangan omzet dan
keuntungan usaha mikro.
Berdasarkan penjelasan yang diuraikan di atas maka permasalahan yang
akan dijawab dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana dampak pemberian pembiayaan qardhul hasan terhadap
perkembangan omzet usaha mikro?
2. Faktor-faktor apa saja yang memengaruhi perkembangan omzet usaha mikro
setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan di atas
maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis dampak pemberian pembiayaan qardhul hasan terhadap
perkembangan omzet usaha mikro.
2. Menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan omzet usaha
mikro setelah mendapatkan pembiayaan qardhul hasan.

Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Bagi pembuat kebijakan, dapat bermanfaat sebagai referensi dalam
menetapkan kebijakan terkait pembiayaan dan pengembangan usaha mikro.
2. Bagi BMT Husnayain, dapat memberikan informasi mengenai dampak dari
program pembiayaan qardhul hasan yang telah dijalankan serta faktor-faktor
yang memengaruhi perkembangan omzet usaha mikro setelah mendapatkan
pembiayaan qardhul hasan sehingga pembiayaan qardhul hasan oleh BMT
dapat tersalurkan dengan optimal.
3. Bagi kalangan akademisi, dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan dan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut.
4. Bagi penulis, dapat memperkaya ilmu dan pengetahuan yang telah diperoleh di
masa perkuliahan dan dapat menerapkannya di kehidupan nyata.
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini mencakup dampak pembiayaan qardhul hasan oleh BMT Al
Husnayain terhadap perkembangan omzet usaha nasabah dan faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap perkembangan omzet usaha nasabah setelah menerima
pembiayaan qardhul hasan. Periode waktu yang diambil dalam studi kasus ini
adalah pemberian pembiayaan pada tahun 2014–2015.

5

TINJAUAN PUSTAKA
Baitul Maal Wat Tamwil
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) merupakan Lembaga Keuangan Mikro
(LKM) yang beroperasi berdasarkan prinsip-prinsip syariah. Terdapat dua fungsi
utama dari BMT berdasarkan namanya yaitu pertama, Baitul Tamwil yang artinya
rumah pengembangan harta. Sebagai rumah pengembangan harta BMT
melakukan kegiatan pengembangan usaha-usaha produktif dan investasi dalam
meningkatkan kualitas ekonomi pengusaha mikro dan kecil. Sebagai lembaga
keuangan BMT bertugas menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan
dana kepada masyarakat. Kedua, Baitul Maal yang artinya rumah harta. Sebagai
rumah harta BMT menerima titipan infak dan sedekah serta mengoptimalkan
pendistribusiannya sesuai peraturan dan amanah yang diberikan (Soemitra 2009).
Jenis Akad
Dalam Nurhayati dan Wasilah (2013), dari segi ada atau tidaknya
kompensasi, fikih muamalat membagi akad menjadi dua bagian yaitu akad tijarah
dan akad tabarru`.
1. Akad Tijarah (compensational contract) merupakan akad yang ditujukan untuk
memperoleh keuntungan. Dari sisi kepastian hasil yang diperoleh, akad ini
dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Natural Uncertainty Contract: merupakan kontrak yang diturunkan dari
teori percampuran. Pihak yang bertransksi saling mencampurkan aset yang
dimiliki kemudian menanggung risiko bersama untuk mendapatkan
keuntungan bersama. Contoh akad ini adalah mudharabah (kerjasama
usaha dengan satu pihak menjadi pemilik modal atau shahibul maal dan
pihak lainnya menjadi pengelola modal atau mudharib).
b. Natural Certainty Contract: merupakan kontrak yang diturunkan dari teori
pertukaran. Pihak yang bertransaksi saling mempertukarkan aset yang
dimilikinya sehingga objek yang dipertukarkan harus ditetapkan secara
pasti jumlah, mutu, harga, dan waktu penyerahannya di awal akad. Contoh
akad ini adalah murabahah (penjualan tangguh).
2. Akad Tabarru` (gratuitous contract) adalah transaksi yang dilakukan dalam
rangka berbuat kebaikan dan bertujuan menolong orang lain. Dalam akad
tabarru` pihak yang berbuat kebaikan tidak berhak mensyaratkan imbalan
kepada pihak lainnya. Adanya biaya administrasi yang wajar atau biaya yang
dikeluarkan untuk dapat melakukan akad tersebut dibolehkan ditanggung pihak
penerima dana tabarru` tersebut. Salah satu jenis akad tabarru` adalah
meminjamkan uang. Meminjamkan uang termasuk akad tabarru` karena tidak
boleh melebihkan pembayaran atas pinjaman yang kita berikan. Setiap
kelebihan tanpa `iwad adalah riba. Contoh dari jenis pinjaman ini adalah
qardhul hasan.

6
Qardhul Hasan
Pengertian Qardhul Hasan
Menurut Nurhayati dan Wasilah (2013), qardhul hasan adalah pinjaman
tanpa dikenakan tambahan biaya, peminjam hanya diwajibkan untuk membayar
sebesar pokok utangnya. Pinjaman qardhul hasan diberikan kepada pelaku usaha
mikro sebagai modal awal untuk meningkatkan pendapatan dan standar hidupnya
(Vaziri 2006). Cara pelunasan dan waktu pelunasan pinjaman ditetapkan bersama
antara pembeli dan penerima pinjaman.
Dalam qardhul hasan, pemberi pinjaman tidak boleh meminta pengembalian
yang lebih besar dari pinjaman yang diberikan namun biaya administrasi
diperkenankan untuk dibebankan kepada peminjam. Peminjam diperbolehkan
memberikan kelebihan atas dasar pokok pinjamannya secara sukarela (Nurhayati
dan Wasilah 2013). Menurut Fatwa DSN MUI No.19 Tahun 2001, sumber dana
Al Qardh dapat diperoleh dari bagian modal Lembaga Keuangan Syariah (LKS),
keuntungan LKS yang disisihkan, dan lembaga lain atau individu yang
mempercayakan penyaluran infaknya kepada LKS.
Skema Qardhul Hasan

Sumber: Ascarya (2008)

Gambar 2 Skema pembiayaan qardhul hasan
Usaha Mikro
Pengertian dan Kriteria Usaha Mikro
Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008,
usaha mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/ atau badan usaha
perorangan dengan nilai aset bersih yang dimiliki, tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, kurang dari 50 juta rupiah dan hasil penjualan yang
didapatkan kurang dari 300 juta rupiah per tahun. Tabel 4 menunjukan kriteria

7
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) berdasarkan nilai aset bersih (tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha) yang dimiliki dan hasil penjualan
yang didapatkan.
Tabel 3 Kriteria UMKM berdasarkan nilai aset bersih dan hasil penjualan
Jenis Usaha
Nilai Aset Bersih
Hasil Penjualan
taraf nyata maka dapat disimpulkan bahwa rataan
sampel memiliki sebaran normal.
Uji F
Uji f dalam model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui apakah
variabel bebas dalam model bersama-sama berpengaruh terhadap variabel tidak
bebas secara nyata. Hipotesis untuk uji f adalah:
H0 : bo = b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = 0
H1 : Minimal ada satu bi yag tidak sama dengan nol
Jika nilai probabilitas F-statistik yang didapatkan dari hasil estimasi < taraf
nyata maka tolak H0 yang artinya variabel-variabel bebas dalam model secara
bersama-sama berpengaruh nyata terhadap variabel tidak bebas. Jika nilai
probabilitas F-statistik yang didapatkan > taraf nyata maka tidak tolak H0 yang
artinya variabel-variabel bebas dalam model secara bersama-sama berpengaruh
tidak nyata terhadap variabel bebasnya.
R-Squared (R2)
Koefisien determinasi (R2) mengukur tingkat ketepatan atau kecocokan
(goodness of fit) dari suatu model regresi. Dalam model regresi linear berganda,
nilai R2 menjelaskan seberapa besar variabel-variabel bebas dalam model mampu
menjelaskan variabel tak bebas dalam model secara bersama-sama. Nilai R2
berkisar antara 0 sampai 1. Bila nilai R2 semakin mendekati satu, makin cocok
garis regresi untuk meramalkan Y. Oleh karena itu R2 digunakan sebagai kriteria

16
untuk mengukur cocok atau tidaknya suatu garis regresi untuk meramalkan
variabel tak bebas Y (Firdaus 2011).
Uji T
Uji t dalam model regresi berganda dilakukan untuk mengetahui suatu
variabel bebas berpengaruh secara signifikan atau tidak signifikan terhadap
variabel tidak bebas. Hipotesis untuk uji t adalah:
H0 : variabel bebas tidak signifikan
H1 : variabel bebas signifikan
Jika nilai probabilitas t-statistik suatu variabel yang didapatkan dari hasil
estimasi < taraf nyata maka tolak H0 yang artinya variabel bebas tersebut
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas dalam model.
Sebaliknya, jika nilai probabilitas t-statistik suatu variabel > taraf nyata maka
tidak tolak H0 yang artinya variabel bebas tersebut tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel tidak bebas dalam model.
Definisi Operasional
1.

Perkembangan omzet usaha mikro adalah selisih rata-rata jumlah penerimaan
kotor responden per hari dari hasil usahanya sebelum mendapatkan
pembiayaan qardhul hasan dengan rata-rata jumlah penerimaan kotor
responden dari hasil usahanya per hari setelah mendapatkan pembiayaan
qardhul hasan periode 2014–2015 dalam satuan rupiah.
2. Usia adalah usia responden yang terhitung sejak lahir hingga ulang tahun
terakhir dalam satuan tahun.
3. Modal adalah jumlah modal usaha yang dimiliki saat ini responden dalam
satuan rupiah.
4. Lama usaha adalah lamanya usaha yang telah dilakukan responden dalam
satuan tahun.
5. Laba usaha setelah mendapatkan pembiayaan adalah laba usaha per hari yang
diperoleh nasabah setelah mendapatkan pembiayaan terakhir dari BMT
dengan riwayat pinjaman 20142015 dalam satuan rupiah.
6. Jenis usaha adalah jenis usaha yang dijalankan oleh responden dengan
Dummy 1 = perdagangan dan 0 = jenis usaha lainnya.
7. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah total individu pada keluarga
responden yang masih dibiayai (orang).
8. Jumlah pembiayaan adalah jumlah pembiayaan qardhul hasan terakhir yang
didapatkan oleh responden dengan riwayat pinjaman 20142015 dalam
satuan rupiah.
9. Kehadiran pembinaan adalah jumlah kehadiran responden dalam pembinaan
yang telah dilakukan oleh BMT pada 2014–2015 dengan Dummy 1 =
responden dengan kehadiran lebih dari 32 kali dan 0 = responden dengan
kehadiran kehadiran kurang dari 32 kali.
10. Pendidikan terakhir adalah tingkat pendidikan formal terakhir yang telah
ditempuh oleh responden dengan Dummy 1 = pendidikan terakhir SMA dan
Diploma, 0 = pendidikan terakhir lainnya

17
Gambaran Umum
Baitul Maal Wat Tamwil (BMT) Al Husnayain merupakan salah satu
Lembaga Keuangan Mikro Syariah berbadan hukum Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS) No.094/BH/KWK.9/III/1995. BMT Al Husnayain adalah BMT
berbasis masjid yang berdiri sejak tahun 1995. BMT Al Husnayain berlokasi di
Jalan Lapan Nomor 25, Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Visi dari BMT Al
Husnayain adalah “Menjadi BMT terbaik dan terdepan menuju kebangkitan
ekonomi umat untuk mencapai keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan”.
Setelah 18 tahun berdiri, BMT Al Husnayain mengalami perkembangan. Hal ini
terlihat dari peningkatan aset dari BMT yang sampai dengan Desember 2013
mencapai 5 miliar rupiah dari aset awal hanya sebesar 60 juta rupiah.
Tabel 4 Aset BMT Al Husnayain Jakarta tahun 20122013
Tahun 2012
Tahun 2013
Perkembangan
Jumlah
Jumlah
Keterangan
(%)
(rupiah)
(rupiah)
Kas
121 119 000
55 875 000
(54)
Deposito
1 065 726 000
560 416 000
(47)
Pembiayaan
4 190 108 000
4 305 192 000
3
Penyertaan dan Investasi
533 724 000
382 547 000
(29)
Aset non Kas
539 716 000
196 045 000
(63)
Sumber: BMT Al Husnayain (2015)

Program Kerja BMT Al Husnayain
1. Divisi Baitul Tamwil : simpanan muamalah, haji dan umrah, kurban,
pendidikan, akikah, investasi, walimah serta pembiayaan tijari yaitu
mudharabah, murabahah, dan rahn.
2. Divisi Baitul Maal : beasiswa pendidikan, program orang tua asuh, pengajian
mingguan nasabah BMT Al Husnayain, pembinaan dhuafa, berobat gratis,
kado lebaran, serta pembiayaan tabarru` yaitu qardhul hasan.
Pembiayaan Tijari
Orientasi pada skim pembiayaan berbasis tijari adalah memperoleh
keuntungan. BMT telah menawarkan produk pembiayaan tijari sejak tahun 1995.
Untuk mendapatkan pembiayaan ini, calon nasabah diwajibkan untuk
menyertakan agunan di awal akad. Plafon pembiayaan yang ditawarkan pada
pembiayaan tijari besarnya lebih dari 2 juta rupiah. Nilai maksimum plafon
pembiayaan tijari tidak ditentukan oleh BMT karena besar pembiayaan akan
dinilai berdasarkan taksiran nilai agunan. Dalam pembiayaan tijari, nasabah tidak
diwajibkan untuk mengikuti pembinaan.
Pembiayaan Tabarru`
Orientasi pada skim pembiayaan qardhul hasan di BMT Al Husnayain tidak
hanya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi pelaku usaha mikro tetapi juga
untuk meningkatkan tingkat pengetahuan nasabah mengenai Islam. Pembiayaan
qardhul hasan dilakukan oleh BMT Al Husnayain secara resmi sejak tahun 2010.
Dana yang disalurkan dalam pembiayaan ini merupakan dana Corporate Social

18
Responsibility (CSR) Bank Muamalat Mandiri (BMM). Besar dana qardhul hasan
yang tersedia adalah 130 juta rupiah. Sejak tahun 2010 hingga Desember 2014,
belum ada perubahan jumlah dana qardhul hasan yang tersedia. Plafon
pembiayaan qardhul hasan berkisar antara 500 ribu rupiah sampai dengan 2 juta
rupiah.
Terdapat dua jenis pembiayaan qardhul hasan yang ditawarkan BMT Al
Husnayain yaitu pembiayaan qardhul hasan konsumtif dan produktif. Pembiayaan
qardhul hasan konsumtif diberikan kepada nasabah BMT yang memiliki
kebutuhan mendesak seperti untuk menutupi biaya rumah sakit keluarga nasabah.
Salah satu tujuan dari program pembiayaan qardhul hasan konsumtif ini adalah
untuk mencegah nasabah dari praktik loan shark. Jumlah dana yang dialokasikan
untuk pembiayaan qardhul hasan konsumtif terbatas sehingga BMT perlu
melakukan penilaian yang ketat kepada calon penerima dana ini. Pembiayaan
qardhul hasan produktif disalurkan kepada pelaku usaha mikro sebagai tambahan
modal usahanya. Saat ini jumlah nasabah pembiayaan qardhul hasan adalah 70
orang. Sebanyak 60 orang adalah nasabah pembiayaan qardhul hasan produktif
yang merupakan pelaku usaha mikro yang berdomisili di Kecamatan Pasar Rebo,
Kecamatan Tengah, dan Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur.
Syarat Mendapatkan Pembiayaan Qardhul Hasan
1. Memiliki kelompok beranggotakan 5 orang pelaku usaha mikro
2. Bersedia mengikuti pembinaan mingguan
3. Memiliki Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dan slip gaji (bila ada)
4. Usahanya be