Pengetahuan, Persepsi, Dan Sikap Ibu Terhadap Paud Nonformal

PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN SIKAP IBU TERHADAP
PAUD NONFORMAL

ISMAIL FAJRI

DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK
CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pengetahuan,
Persepsi dan Sikap Ibu terhadap PAUD Nonformal adalah benar karya saya
dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal
atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari
penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada

Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2015
Ismail Fajri
NIM I24090031

ABSTRAK
ISMAIL FAJRI. Pengetahuan, Persepsi, dan Sikap Ibu terhadap PAUD
Nonformal. Dibimbing oleh MOH. DJEMDJEM DJAMALUDIN.
Lembaga pendidikan usia dini diselenggarakan sebagai sarana alternatif
dalam memaksimalkan perkembangan anak pada rentang usia dini. Lembaga
PAUD nonformal diselenggarakan pemerintah dengan tujuan pemerataan akses
pendidikan untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Penelitian ini bertujuan
menganalisis hubungan persepsi, pengetahuan, dan sikap ibu terhadap lembaga
PAUD nonformal. Penelitian ini menggunakan 100 ibu siswa PAUD nonformal
sebagai responden. Pengambilan contoh dalam penelitian menggunakan metode
random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu sudah memiliki
persepsi baik terhadap PAUD nonformal dan berpandangan bahwa biaya
pendidikan di PAUD nonformal lebih terjangkau. Pengetahuan ibu berada pada
kategori sedang namun belum mengetahui usia minimal keikutsertaan anak pada
lembaga PAUD. Sikap ibu berada dalam kategori netral terhadap lembaga PAUD.

Hasil uji hubungan memperlihatkan bahwa usia, lama pendidikan, dan pendapatan
keluarga berhubungan positif dengan persepsi. Pengetahuan memiliki hubungan
positif dengan lama pendidikan. Persepsi memiliki hubungan positif dengan
pengetahuan dan sikap.
Kata kunci: PAUD Nonformal, pengetahuan, persepsi, sikap.

ABSTRACT
ISMAIL FAJRI. Knowledge, Perception, and Attitude of Mother Toward
Nonformal Early Childhood Education Institution. Supervised by
MOH.DJEMDJEM DJAMALUDIN.
Early childhood education institutions organized as an alternative means to
maximize the development of children at an early age ranges. Government
organized nonformal early childhood education institutions with the goal of
equitable access to education for low income people. This study aims to analyze
the relationship between perception, knowledge and attitudes of mothers towards
non-formal early childhood institutions. This study used 100 mothers of nonformal
early childhood students as respondents. This research was use random sampling
method.The results showed that the mother already has a good perception of the
nonformal early childhood education and believes that the cost of non-formal
education in early childhood education more affordable. Knowledge of mother are

in the medium category, but do not know the minimum age of participation of
children in early childhood institutions. The attitude of the mother is in the neutral
category for early childhood institutions. The test results showed that the
relationship of age, length of education, and family income significantly associated
with perception. Knowledge has a positive correlation with the length of education.
Perception has a positive correlation with the knowledge and attitudes.
Keywords: nonformal early childhood education program, knowledge, perception,
attitude

PENGETAHUAN, PERSEPSI, DAN SIKAP IBU TERHADAP
PAUD NONFORMAL

ISMAIL FAJRI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen


DEPARTEMEN ILMU KELUARGA DAN KONSUMEN
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PRAKATA
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas
rahmat, hidayah serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian yang berjudul Persepsi, Pengetahuan, dan Sikap ibu
terhadap PAUD Nonformal. Penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Ir. Moh. Djemdjem Djamaludin, M.Sc selaku dosen pembimbing skripsi,
2. Prof. Dr. Ir. Ujang Sumarwan, M.Sc selaku dosen pembimbing
akademik,
3. Dr.Ir. Lilik Noor Yuliati, M.FSA selaku dosen penguji yang telah
memberikan banyak masukan dalam penyelesaian skripsi.
4. Dr. Megawati Simanjuntak, SP, M.Si selaku pemandu seminar hasil dan
sidang yang tealh memberikan banyak masukan dalam penyempurnaan
skripsi ini.

5. Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini nonformal se-Kelurahan Karet,
Setiabudi, Jakarta Selatan yang telah membantu memberikan data dan
kerjasama sehingga penelitian ini dapat terbentuk berjalan baik.
6. Orang tua yang selalu memberikan dukungan dan dorongan dalam
penyelesaian skripsi ini,
7. Keluarga besar Asrama S1 reguler Sylvapinus IPB yang telah banyak
memberikan pelajaran hidup serta dorongan, dan bantuan dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Semoga Allah SWT membalas semuanya dengan kebaikan.
Demikianlah ucapan terima kasih penulis berikan.Semoga penelitian
ini dapat berguna untuk masyarakat banyak.

Bogor, Mei 2015
Ismail Fajri

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

vii


DAFTAR GAMBAR

viii

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

9

Perumusan Masalah

2

Tujuan Penelitian

3


Manfaat Penelitian

3

TINJAUAN PUSTAKA

5

METODE PENELITIAN

10

Disain, Waktu dan Tempat Penelitian

10

Populasi dan Sampel Penelitian

10


Pengolahan dan Analisis Data

13

Definisi Operasional

14

HASIL DAN PEMBAHASAN

15

Hasil

15

Gambaran Umum Wilayah Penelitian

15


Karakteristik Responden

17

Pembahasan

24

SIMPULAN DAN SARAN

26

Simpulan

26

Saran

26


DAFTAR PUSTAKA

27

Riwayat Hidup

29

DAFTAR TABEL
Proporsi responden di setiap PAUD nonformal Kelurahan Karet
Variabel penelitian, skala data, dan kategori data penelitian
Kondisi Lembaga PAUD nonformal di Kelurahan Karet
Jumlah peserta didik Lembaga PAUD nonformal di Kelurahan Karet
tahun ajaran 2009/2010-2014/2015
Sebaran responden menurut usia ibu

11
13
15
16

17

Sebaran responden menurut pekerjaan
Sebaran responden menurut lama pendidikan
Sebaran responden menurut pendapatan keluarga
Sebaran responden menurut usia anak
Sebaran responden menurut urut lahir anak
Sebaran responden menurut jumlah anak dalam keluarga
Sebaran responden menurut kategori penilaian pada masing-masing
penyataan persepsi terhadap PAUD nonformal.
Sebaran responden menurut tingkat persepsi terhadap PAUD nonformal
Sebaran responden menurut Jawaban Benar
Sebaran responden menurut tingkat pengetahuan terhadap
PAUD nonformal
Sebaran responden menurut kategori penilaian pada
masing-masing penyataan sikap terhadap PAUD nonformal
Sebaran responden menurut sikap terhadap PAUD nonformal
Hubungan karakteritik responden dengan persepsi, pengetahuan
dan sikap terhadap PAUD Nonformal
Hubungan persepsi, pengetahuan dan sikap terhadap PAUD nonformal

17
18
18
18
19
19
19
20
21
21
22
23
23
24

DAFTAR GAMBAR
Kerangka Pemikiran
Kerangka Penarikan Contoh

5
13

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Mewujudkan pendidikan untuk semua usia merupakan tugas negara
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pemerintah selalu berupaya
melaksanakan pendidikan secara menyeluruh untuk semua lapisan
masyarakat.
Usia dini merupakan masa keemasan (golden age) dalam
perkembangan individu (Hurlock 1991). Rentang usia dini berawal dari
dilahirkan sampai dengan usia enam tahun. Pada masa ini perkembangan
anak mencapai 70%-80% pada tiga tahun pertama. Orang tua harus
menginvestasikan waktu lebih pada rentang usia ini jika menginginkan
kondisi terbaik putra-putrinya. Jika orang tua mengabaikan periode ini maka
anak tidak akan berkembang secara optimal dan menjadi anak yang biasabiasa saja ( Hasan 2010).
Manfaat penyelenggaraan pendidikan usia dini sudah terlihat baik
untuk anak maupun negara. Asmani (2009) mengatakan bahwa pendidikan
pada usia dini akan mempengaruhi perkembangan otak anak, kesehatan
anak, kesiapan anak bersekolah, dan kehidupan sosial ekonomi yang lebih
baik dibandingkan anak-anak yang kurang mendapatkan pendidikan pada
usia dini. National Science Council on The Developing Child (NSCDC)
(2007) menyebutkan bahwa pendidikan usia dini dikatakan sebagai salah
satu strategi dalam memaksimalkan perkembangan anak usia dini yang akan
berdampak pada pembangunan masyarakat dan ekonomi yang
berkelanjutan.
Lembaga pendidikan usia dini yang ada di Indonesia sangat beragam
bentuknya. Apabila dilihat melalui jalur pendidikannya lembaga pendidikan
dini dapat dibagi menjadi jalur formal, nonformal, dan informal. Lembaga
pendidikan nonformal diselenggarakan sebagai pengganti, penambah,
dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan
usia dini. Lembaga pendidikan usia dini nonformal diadakan sebagai
pelengkap lembaga pendidikan yang ada di masyarakat yang bertujuan
untuk pemerataan pendidikan usia dini untuk seluruh masyarakat (UU.
SISDIKNAS 2003).
Dalam satu dekade terakhir perkembangan pendidikan usia dini
nonformal sedang gencar dilakukan oleh pemerintah indonesia. Pengadaan
lembaga pendidikan usia dini nonformal diperuntukan bagi masyarakat
dengan tingkat ekonomi menengah kebawah. Program ini dilakukan
dilakukan baik dikota maupun didesa dengan tujuan menaikkan angka
partisipasi sampai dengan 75 persen pada tahun 2015. Data dari pusat

2
statistik pendidikan tahun 2011 memperlihatkan bahwa jumlah lembaga
PAUD yang berdiri berjumlah 3.127.472 lembaga dan pada tahun 2013
jumlah lembaga PAUD berjumlah 6.601.180 satuan PAUD yang tersebar di
seluruh indonesia. Penentu keberhasilan lembaga PAUD dapat dilihat
melalui Angka Partisipasi Kasar (APK) setiap daerah.
DKI Jakarta merupakan salah satu daerah yang memiliki APK
PAUD yang berada dibawah rata-rata APK Nasional. Pada tahun 2009/2010
APK PAUD DKI Jakarta sebesar 49,31% dengan APK PAUD Nasional
sebesar 56,70%. Pada tahun 2012/2013 APK PAUD sebesar 55,72 %
dengan APK Nasional sebesar 68,01%.
Manfaat pendidikan usia dini yang begitu penting bagi
perkembangan anak ternyata belum sepenuhnya dipahami oleh orang tua.
Kurangnya pengetahuan orang tua, kesibukan orang tua, kemiskinan,
pemikiran orang tua tentang perkembangan orang tua yang masih tradisional
dan pengaruh budaya yang sempit merupakan faktor-faktor yang
menyebabkan pendidikan usia dini yang dilakukan orang tua belum optimal.
Sebagai solusi hal tersebut terdapat sebuah alternatif yaitu dengan
mengikutsertakan anak pada program pendidikan anak usia dini di lembaga
pendidikan anak usia dini nonformal atau yang lebih dikenal dengan sebutan
PAUD.
Keikutsertaan dalam lembaga PAUD nonformal merupakan
keputusan orang tua. Perempuan cenderung menjadi pelopor dalam
pengambilan keputusan (Levy & Lee 2004). Pengambilan keputusan yang
dilakukan ibu biasanya memiliki hubungan dengan pengetahuan, persepsi,
dan sikap ibu.
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia terhadap suatu
objek. Long et.al (1996) menyatakan bahwa orang tua yang memiliki
pengetahuan rendah sering kali mengalami kebingungan dalam memilih
jenis lembaga pendidikan prasekolah yang akan mereka gunakan.
Persepsi dapat dikatakan sebagai kemampuan dalam menerjemahkan
stimulus yang masuk kedalam panca indera (Rahmat 2007). Baik buruknya
persepsi seseorang tergantung dengan penangkapan informasi panca indera
tentang sebuah objek. Persepsi yang dimiliki seseorang nantinya akan
membuat orang bersikap positif atau negatif terhadap suatu objek.
Sikap merupakan penilaian terhadap suatu objek (Notoadmodjo
2003). Sikap ibu yang baik akan menyebabkan keikutsertaan ibu dalam
lembaga PAUD nonformal. Sikap merupakan salah satu bagian penting
dalam menentukan pengambilan keputusan untuk mengikuti atau tidak
mengikuti PAUD nonformal.
Perumusan Masalah
Bertambahnya jumlah Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) merupakan salah satu kemajuan dalam hal pentingnya pendidikan
bagi anak usia dini. Berdirinya banyak lembaga baik formal maupun
nonformal menjadikan banyaknya pilihan orang tua untuk menyekolahkan
anaknya di Lembaga PAUD. Berdirinya lembaga PAUD nonformal yang

3
didukung oleh pemerintah menjadi salah satu lembaga yang
dipertimbangkan orang tua saat ini.
Nugraheni (2014) menjelaskan bahwa banyak orang tua yang tidak
peduli dengan adanya lembaga PAUD. ketidak pedulian orang tua seringkali
timbul dikarenakan pengetahuan orang tua yang masih kurang terhadap
PAUD nonformal. Ulfa (2012) menyatakan bahwa keikutsertaan ibu dalam
program PAUD nonformal memiliki hubungan dengan pengetahuan ibu.
Nilawati (2011) menyatakan bahwa persepsi orang tua memiliki hubungan
positif dengan sikap orang tua terhadap lembaga PAUD.
Berdasarkan hasil pengematan pendahuluan. Jumlah siswa PAUD
nonformal di daerah Kelurahan karet, Kecamatan Setiabudi, Jakarta Selatan
mengalami penurunan.
Dari uraian diatas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana karakteristik responden (usia, lama pendidikan, dan
pekerjaan) dan karakteristik keluarga reponden (jumlah anggota
keluarga, pendapatan keluarga)?
2. Bagaimana persepsi, pengetahuan, dan responden tentang PAUD
nonformal?
3. Bagaimana hubungan antara
karakteristik responden, persepsi,
pengetahuan dan sikap ibu terhadap PAUD nonformal?

Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah menganalisis hubungan persepsi,
pengetahuan dan sikap ibu terhadap PAUD nonformal .
Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, lama pendidikan, usia
anak, jumlah anak,urut lahir anak dan pendapatan keluarga)
2. Mengidentifikasi persepsi, pengetahuan, dan sikap responden terhadap
PAUD nonformal
3. Menganalisis hubungan karakteristik responden, persepsi, pengetahuan
dan sikap konsumen PAUD nonformal.

Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi
kepada pemerintah mengenai pengetahuan, persepsi dan sikap orang tua
mengenai PAUD nonformal dan dapat membantu pemerintah membuat
strategi untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap program PAUD
nonformal yang ada.
2. Bagi Lembaga PAUD nonformal terkait. Penelitian ini diharapkan dapat
menjadi dasar dalam membuat strategi untuk lebih menarik minat

4
masyarakat untuk mengikutsertakan anak pada program PAUD
nonformal di lembaga pendidikan terkait.
3. Bagi Institusi. Penelitian diharapkan dapat memperkaya penelitian dan
kajian ilmu dalam bidang konsumen khususnya dalam kajian penggunaan
jasa pendidikan.
4. Bagi Peneliti. Penelitian ini berguna sebagai pembelajaran dalam melihat
dan mengaji fenomena yang terjadi di masyarakat khususnya dalam
penggunaan jasa Pendidikan Anak Usia Dini nonformal. Penelitian ini
juga salah satu kegiatan dalam mengaplikasikan ilmu yang telah didapat
dalam perkuliahan agar berguna di masyarakat luas.

Kerangka Pemikiran
Pendidikan usia dini merupakan salah satu cara meningkatkan
kualitas sumberdaya manusia di Indonesia. Tujuan program PAUD
nonformal yang dilaksanakan oleh pemerintah adalah perluasan layanan
akses pendidikan untuk anak usia dini. Dengan kata lain program ini dapat
tercapai jika jumlah peserta didik yang mengikuti program ini meningkat.
Sebelum menentukan apakah anak akan mengikuti program pendidikan usia
dini atau tidak ibu melakukan serangkaian proses psikologis yaitu
pengetahuan,persepsi, dan sikap.
Pengetahuan ibu memperlihatkan seberapa besar ibu memahami
tentang PAUD nonformal. Pengetahuan ibu mengenai PAUD nonformal
merupakan hasil proses inderawi orang tua mengenai program PAUD
nonformal secara umum. Beberapa faktor yang memengaruhi tingkat
pengetahuan ibu, yaitu pendidikan, umur, minat, kebudayaan lingkungan
sekitar, pengalaman, pekerjaan dan informasi. Pengetahuan yang dimiliki
oleh ibu akan memengaruhi ibu untuk bersikap baik atau buruk terhadap
lembaga PAUD nonformal.
Persepsi merupakan hasil penafsiran atau cara pandang ibu mengenai
lembaga pendidikan anak usia dini nonformal. Faktor yang memengaruhi
persepsi orang tua yaitu latar belakang keluarga, informasi yang diperoleh,
pengetahuan dan kebutuhan sekitar, intensitas, ukuran keberlawanan,
pengulangan objek, dan ketidakasingan objek. Persepsi timbul dari
pengamatan dan pengalaman masa lampau ibu terhadap PAUD nonformal.
Persepsi ibu dipengaruhi oleh pengetahuan terdahulu ibu terhadap PAUD
nonformal.
Sikap ibu menggambarkan penilaian akhir ibu terhadap Pendidikan
Usia Dini (PAUD) nonformal. Sikap ibu menyatakan setuju atau tidak
setuju, suka atau tidak suka terhadap program PAUD nonformal. Sikap ibu
yang positif akan membuat ibu cenderung mengikutsertakan anaknya pada
lembaga PAUD dan berpartisipasi dalam kegiatan PAUD, sebaliknya jika
ibu memiliki sifat negatif maka orang tua cenderung tidak mengikutsertakan
anaknya atau tidak berpartisipasi dalam kegiatan PAUD nonformal.
Kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 1 .

5

Karakteristik responden
Pekerjaan
Lama pendidikan
usia
Jumlah anak
usia anak
Pendapatan keluarga
Pengetahuan
Persepsi
Sikap
Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan antara pengetahuan, persepsi, dan sikap
ibu terhadap PAUD nonformal

TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil penginderaan manusia terhadap suatu
objek. Waktu terjadinya penginderaan sampai menjadi pengetahuan sangat
dipengaruhi intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan
sebagian besar diperoleh melalui indera penglihatan dan pendengaran.
Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui media massa,
pendidikan, pengalaman maupun lingkungan. Hasil yang menunjukkan
terciptanya pengetahuan individu adalah sikap “tahu” terhadap suatu objek
(Notoatmodjo, 2005).
Notoatmodjo (2003) menyebutkan terdapat 6 tingkatan pengetahuan
yaitu tahu, paham, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Mubarak (2007)
berpendapat bahwa ada tujuh faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu
:
1. Pendidikan
Pendidikan berkaitan dengan bagaimana seseorang memperoleh
informasi. Semakin tinggi tingkat pendidikan maka akses terhadap
informasi akan semakin mudah, hal ini berdampak pada semakin
banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Sebaliknya, semakin
rendah tingkat pendidikan semakin sedikit pengetahuan yang
didapatkan karena terhambatnyapenerimaan informasi.
2. Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan menyebabkan seseorang mendapatkan
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung.

6
3. Umur
Bertambahnya umur menyebabkan perubahan pada aspek psikis dan
psikologis yang menyebabkan taraf berfikir seseorang semakin
matang dan dewasa.
4. Minat
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5. Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
saat berinteraksi dengan lingkungan.
6. Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan lingkungan sekitar akan menjadi pengetahuan yang
dianut dan dilaksanakan dalam kehidupan seseorang.
7. Informasi
Kemudahan memperoleh informasi dapat membantu mempercepat
seseorang mendapatkan pengetahuan.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan menggunakan
seperangkat pertanyaan tentang objek pengetahuan yang ingin diukur.
Penilaian terhadap jawaban yang benar akan diberi nilai 1 dan jawaban yang
salah akan diberi nilai 0 (Notoatmodjo 2003).
Tahap selanjutnya adalah membuat persentase dengan rumus :

Keterangan :
P = Persentase pengetahuan responden terhadap objek
f = Jumlah jawaban yang benar
n = jumlah total nilai.
Tahap terakhir adalah mengkategorikan tingkat pengetahuan
responden dengan skala kualitatif. Notoatmodjo (2003) mengkategorikan
tingkat pengetahuan menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Baik : Persentase >75%
2. Sedang/Cukup : Persentase 60% - 75%
3. Kurang : Persentase 15 tahun

13
27
53
4
3
100

Total

Pendapatan Keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih
dari separuh responden (57%) memiliki penghasilan keluarga diantara Rp
500 000-2 000 000 Sebaran responden menurut pendapatan keluarga terlihat
pada Tabel 8.
Tabel 8 Sebaran responden menurut pendapatan keluarga.
Pendapatan keluarga (Rp)

%

500 000 – 2 000 000
2 000 001-3 500 000
3 500 001-5 000 000

18
17
22

Total

100

Rata-rata

2 103 000

Usia Anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir separuh
(47%) usia anak responden yang bersekolah di PAUD nonformal berada
pada rentang usia 4.01-5 tahun. Sebaran responden menurut usia anak saat
bersekolah di PAUD nonformal dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9 Sebaran responden menurut usia anak saat mengikuti PAUD.
Usia

%

2 -3 tahun
3.01 -4 tahun
4.01 -5 tahun
5.01 -6 tahun

12
39
47
14

Total

100

Urut Lahir Anak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari
separuh (54%) anak responden yang bersekolah di PAUD nonformal adalah
anak pertama.Sebaran responden menurut urutan lahir anak yang bersekolah
di PAUD nonformal dapat dilihat pada Tabel 10.

19
Tabel 10 Sebaran Responden menurut urutan lahir anak yang bersekolah di
PAUD nonformal.
Urut lahir anak

%

1
2
3
4
5

54
31
12
2
1

Total

100

Jumlah Anak Dalam keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hampir separuh (45%) reponden memiliki satu orang anak dalam
keluarganya. Sebaran responden menurut jumlah anak dalam keluarga dapat
dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11 Sebaran responden menurut jumlah anak dalam keluarga.
Jumlah anak dalam keluarga

%

1
2
3
4
5

45
32
17
4
2

Total

100

Persepsi Responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai
rata-rata total persepsi responden berada pada kategori “ Setuju” terhadap
persepsi mengenai PAUD nonformal. Persepsi tertinggi berada pada
pernyataan bahwa biaya pendidikan di PAUD lebih terjangkau dari TK. Hal
ini ditunjukkan dengan skor rata-rata sebesar 3.31.
Skor rata-rata terendah ada pada pernyataan bahwa “Adanya
perkumpulan orang tua di PAUD membantu saya dalam pendidikaan anak
di rumah”. Pernyataan tersebut mendapatkan nilai rata-rata terendah yaitu
3.11. Sebaran responden menurut kategori penilaian pada masing-masing
pernyataan dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12 Sebaran responden menurut kategori penilaian pada masingmasing penyataan persepsi terhadap PAUD nonformal.
No.
1
2
3

4

Pernyataan

STS

TS

S

SS

Ratarata

Kategori

Lulusan PAUD tidak kalah
bagusnya dengan lulusan TK.
PAUD membantu anak saya
mempersiapkan jenjang SD
Lingkungan pembelajaran di
PAUD lebih mendukung
daripada di rumah..
Dengan menyekolahkan anak
di PAUD, anak menjadi pandai
membaca dan berhitung.

0

2

72

26

3,24

S

1

2

67

30

3,26

SS

0

4

72

24

3,2

S

1

2

67

30

3,26

S

20
Tabel 12 (lanjutan)
No.
5

6

7

8
9

10

Pernyataan

STS

TS

S

SS

Rata-rata

Kategori

Biaya pendidikan
PAUD lebih
terjangkau dari TK.
Adanya
perkumpulan orang
tua di PAUD
membantu saya
dalam pendidikan
anak di rumah.
Anak yang
bersekolah di PAUD
mampu bersosialisasi
lebih baik dari yang
tidak bersekolah di
PAUD.
PAUD mengajarkan
anak lebih kreatif.
Kurikulum PAUD
harus mengikuti
standar
Kemendikbud.
PAUD turut serta
dalam membentuk
generasi penerus
yang berkualitas

2

2

59

37

3,31

SS

1

6

74

19

3,11

S

0

3

74

23

3,2

S

0

2

72

26

3,24

S

0

6

67

27

3,21

S

2

1

66

31

3,26

SS

Kategori skor rata-rata : STS/Sangat Tidak Setuju: 1-1,75 ; TS/Tidak Setuju: 1,76-2,5 ; S/Setuju:
2,51-3,25 ; SS/Sangat Setuju: 3,26-4

Tabel 13 memperlihatkan sebaran responden berdasarkan total skor
yang diperoleh masing-masing responden terhadap persepsi mengenai
PAUD nonformal. Total skor dibagi menjadi 3 kategori yaitu buruk (1020), sedang (21-30), dan baik (31-40) dengan nilai terendah 10 dan nilai
maksimal 40. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebih dari separuh
responden (55%) memiliki persepsi yang baik tentang PAUD nonformal.
Hasil ini dapat dikatakan bahwa orang tua sudah memiliki persepsi yang
baik terhadap program PAUD nonformal.
Tabel 13 Sebaran responden menurut persepsi terhadap PAUD nonformal.
Tingkat Persepsi

%

Buruk (10-20)
Sedang(21-30)
Baik (31-40)

1
44
55

Total

100

21
Pengetahuan Responden. Pada Tabel 14 memperlihatkan jumlah
jawaban benar tertinggi berada pada pernyataan “PAUD merupakan sarana
pembantu dalam memaksimalkan perkembangan anak”. Pernyataan ini
memiliki jumlah jawaban benar sebesar 98% dari total responden. Jumlah
jawaban benar terendah terdapat pada pernyataan “usia minimal
menyekolahkan anak di PAUD adalah 3 tahun” yaitu sebesar 12%. Hasil ini
menjelaskan bahwa ibu masih mengalami ketidaktahuan tentang waktu yang
tepat untuk mengikutsertakan anak di program PAUD.

Tabel 14 Sebaran responden menurut persentase jawaban benar pada
masing-masing pernyataan pengetahuan tentang PAUD
nonformal
No
1.

Pernyataan

Persentase

PAUD dibagi menjadi jalur formal dan
Nonformal.
Usia minimal menyekolahkan anak di PAUD
adalah 3 tahun.
Salah satu prinsip PAUD adalah bermain.
PAUD tidak membantu anak mempersiapkan
pendidikan dasar.

15

5.

PAUD merupakan sarana pembantu dalam
memaksimalkan perkembangan dan pertumbuhan
anak.

98

6.

Sekolah PAUD berbeda dengan TK menurut
jalur pendidikan.
Pengenalan ibadah kepada anak merupakan alah
satu tujuan PAUD
Sasaran PAUD adalah anak berusia 0 tahun-6
tahun
Alat permainan di PAUD tidak membantu
perkembangan anak.
PAUD hanya membantu memaksimalkan
perkembangan anak saja.

46

2.
3.
4.

7.
8,
9.
10.

12
63
78

93
47
90
62

Hasil penelitian menyebutkan bahwa lebih dari separuh (51%)
responden memiliki pengetahuan sedang terhadap PAUD nonformal.
Sebaran responden menurut tingkat pengetahuan dapat dilihat pada Tabel
15.
Tabel 15 Sebaran responden menurut tingkat pengetahuan tentang PAUD
nonformal.
Tingkat Pengetahuan

%

Total

36
51
13
100

Rendah (75)

Sikap Responden. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kategori
penilaian sikap responden berada pada kategori “setuju” terhadap PAUD

22
nonformal. Nilai rata-rata tertinggi berada pada pernyataan bahwa orang tua
harus menyemangati anaknya untuk belajar dengan baik di PAUD dengan
nilai rata-rata sebesar 3,37. Hal ini dapat diartikan bahwa dukungan dari
orang tua dalam bersekolah adalah hal yang harus dilakukan agar
pendidikan anak di PAUD nonformal terus berlanjut.
Nilai rata-rata terendah berada pada pernyataan bahwa saya
“menyekolahkan anak di PAUD agar saya lebih dikenal masyarakat”. Hal
ini dapat diartikan bahwa orang tua menyekolahkan anak di PAUD bukan
dikenal di masyarakat. Nilai terendah kedua ada pada pernyataan bahwa
“kualitas pendidikan di PAUD lebih besar dari biaya pendidikan yang
dikeluarkan oleh orang tua. Sebaran responden menurut kategori penilaian
pada masing-masing pernyataan sikap terhadap PAUD Nonformal terlihat
pada Tabel 16.
Tabel 16 Sebaran responden menurut kategori penilaian pada masingmasing pernyataan sikap terhadap PAUD nonformal.
No.
1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

Pernyataan

STS

TS

S

SS

Rata-rata

Kategori

Saya menyekolahkan anak ke
PAUD untuk mengikuti tren
ibu-ibu masa kini.
Saya berencana
mengikutsertakan anak saya di
PAUD sampai akhir tahun
pendidikan.
Pembelajaran membaca dan
berhitung di PAUD tidak
mengharapkan anak mahir
dalam kedua hal tersebut.
Kualitas pendidikan PAUD
lebih besar dari biaya
pendidikan yang dikeluarkan
orang tua.
Saya akan sering bertanya
kepada guru mengenai
perkembangan anak saya di
PAUD.
Saya tidak akan menunggui
anak sampai s