Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya kabupaten Simalungun Tahun 2010

(1)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN SEHAT DAN GIZI SEIMBANG DI DESA

MEREK RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Oleh :

NIM : 081000221

FREDDY SUYANTO SARAGIH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(2)

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN SEHAT DAN GIZI SEIMBANG DI DESA

MEREK RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN

TAHUN 2010

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat

Oleh :

NIM : 081000221

FREDDY SUYANTO SARAGIH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2010


(3)

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi Dengan Judul

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN SEHAT DAN GIZI SEIMBANG DI DESA MEREK

RAYA KECAMATAN RAYA KABUPATEN SIMALUNGUN TAHUN 2010

Yang dipersiapkan dan dipertahankan oleh :

NIM : 081000221

FREDDY SUYANTO SARAGIH

Telah Diuji dan Dipertahankan Dihadapan Tim Penguji Skripsi Pada Hari Senin, Tanggal 27 Desember 2010

Dinyatakan Telah Memenuhi Syarat Untuk Diterima Tim Penguji

Ketua Penguji Penguji I

(Ernawati Nasution, SKM,MKes) (Fitri Ardiani, SKM, MPH) NIP. 197002121995012001 NIP. 198207292008122002

Penguji II Penguji III

(dr. Mhd. Arifin Siregar, MS) (Dra. Jumirah, Apt. M.Kes) NIP.195811111987031004 NIP. 195803151988112001

Medan, Desember 2010 Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, MS NIP. 196108311989031001


(4)

ABSTRAK

Penyuluhan merupakan salah satu upaya pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku baik, dengan adanya penyuluhan diharapkan ibu mengerti dan memahami serta mau dan mampu melaksanakan apa yang dinasehatkan, sehingga akan terlihat dalam pengaturan menu, keanekaragaman, komposisi maupun cara pengolahannya dan juga dalam memilih, mengatur dan menyajikan makanan bagi keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One-Group Pretest-Posttest. Perlakuan dilakukan dengan penyuluhan gizi yang berupa metode ceramah, dan pembagian leaflet. Pengukuran data pengetahuan dan sikap dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah penyuluhan. Jumlah sampel adalah sebanyak 68 orang ibu. Analisa hasil dilakukan dengan menggunakan paired sampel t-test.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu sebelum penyuluhan gizi tentang makanan sehat dan gizi seimbang adalah kategori cukup (57,4%), setelah penyuluhan pengetahuan ibu menjadi baik (77,9%). Sikap ibu sebelum penyuluhan gizi adalah kategori cukup (76,5%), sesudah penyuluhan gizi sikap ibu menjadi baik (85,3%). Hasil uji menunjukkan ada perbedaan sesudah perlakuan, yaitu pengetahuan dengan nilai t= -17,960 dan p=0,000, sikap dengan nilai t= -24,587 dan p=0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan perubahan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang.

Saran dari penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan pembagian leaflet sebagai salah satu metode baru untuk membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu dalam mewujudkan kesehatan keluarga.


(5)

ABSTRACK

Counseling is an effort to approach that can be done to improve the knowledge so as to produce both behavioral changes, with the extension is expected mothers to understand and comprehend and willing and able to implement what is advised, so that will be seen in the settings menu, diversity, composition and processing means and also in selecting, arranging and serving food for the family.

This research aims to determine the influence of education on knowledge and attitude of mothers about healthy food and balanced nutrition in the village of Brand Raya Raya Subdistrict Simalungun District in 2010. The study was quasi experiment design with pretest-Group One-posttest. Treatment is nutritional counseling in the form of the lecture methode, and the distribution of leaflets. Data measuring knowledge and attitudes carried out 2 times before and after extension is given. The number of samples are as many as 68 people mother. Analysis of the results carried out using paired sample t-test.

The results showed knowledge of the mother before nutritional counseling about healthy eating and balanced nutrition is adequate category (57,4%), after the extension of knowledge to be good mothers (77,9%). The attitude of the mother prior to nutrition education is enough category (76,5%), nutrition counseling after the mother is a good attitude (85,3%). The test results showed no differences after treatment, namely knowledge with value t = -17.960 and p = 0.000, attitudes to the value t = -24.587 and p = 0.000. The conclusion of this research is that there is influence of maternal education on improving knowledge and changing attitudes about healthy eating and maternal balanced nutrition.

Suggestions from this research are expected to health workers to provide counseling to the lecture method and the distribution of leaflets as a new method to help increase public knowledge of the health of especially women in the family.


(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Freddy Suyanto Saragih

Tempat/Tanggal Lahir : Pematang Siantar, 2 Januari 1977

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Sudah kawin

Jumlah Anak : 3 orang

Alamat : Jalan Singosari No. 90 Pematang Siantar

Riwayat Pendidikan :

1. Tahun 1983 – 1989 : SD Negeri 091322 Merek Raya 2. Tahun 1990 – 1993 : SLTP Negeri 1 Pematang Raya 3. Tahun 1993 – 1996 : SMA Negeri 1 Pematang Raya

4. Tahun 1996 – 1999 : Akademi Keperawatan Abdi Florensia Pematang Siantar

5. Tahun 2008 – sekarang : Fakultas Kesehatan Masyarakat Medan Universitas Sumatera Utara

Riwayat Pekerjaan : Staf di Puskesmas Pematang Raya Kabupaten Simalungun


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala berkat dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya kabupaten Simalungun Tahun 2010”, ini guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat.

Selama penulisan skripsi ini, saya mendapat banyak bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku dosen pembimbing I dan Ibu Fitri Ardiani, SKM, MPH selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktunya serta dengan penuh kesabaran membimbing saya.

Selanjutnya tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Drs. Surya Utama, MS, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dra. Jumirah, Apt. M.Kes, selaku Ketua Departemen Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dan selaku Dosen Penguji III.

3. Ibu Ernawati Nasution, SKM, M.Kes selaku Dosen penasehat akademik Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

4. Bapak dr. Mhd. Arifin Siregar, MS, selaku Dosen Penguji II.

5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan seluruh staf Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya Bapak/Ibu Dosen di Departemen Gizi.


(8)

6. Ayahanda terkasih J. Saragih dan ibunda tercinta L. Br. Damanik (alm) yang telah mendukung saya baik dalam doa, serta memberi semangat di sepanjang hidup saya, yang dengan penuh kasih dan kesabaran selalu mengajari saya utnuk tetap bersyukur dalam segala hal.

7. Teristimewa buat istriku tercinta Desrianti br. Simanjuntak dan tiga jagoan saya Defry Imanuel C.Saragih, Christian Adinata Saragih dan Marvel Brain Octo Saragih yang telah banyak memberi dukungan, motivasi, pengorbanan, kesabaran dan doa sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepala Desa Merek Raya Bapak Jatam Purba yang telah memberikan izin penelitian kepada saya.

9. Rekan-rekan mahasiswa/i FKM-USU angkatan 2008, Martinus Tambunan, Harry Damanik, Jhon Wesly Siregar, Lukman Sembiring, Rolika Silalahi dan Erni Tambunan

10. Seluruh sahabat, teman dan pihak yang telah banyak membantu penulis baik besar maupun kecil semoga Tuhan Yang Maha Kuasa dapat memberikan balasan yang lebih baik..

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kasih karuniaNya kepada semua yang telah membantu saya.

Saya menyadari bahwa apa yang disajikan dalam skripsi ini mungkin masih terdapat kekurangan yang dapat diperbaiki, maka saya mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang sifatnya membangun dalam memperkaya skripsi ini.


(9)

Dan akhirnya semoga tulisan ini dapat memberi manfaat dan masukan bagi kita semua. Amin.

Medan, Desember 2010

Penulis


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Persetujuan ... i

Abstrak ... ii

Abstract ... iii

Daftar Riwayat Hidup ... iv

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... viii

Daftar Tabel ... xi

Daftar Lampiran ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.3.1. Tujuan Umum ... 5

1.3.2. Tujuan Khusus ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penyuluhan ... 7

2.1.1. Tujuan Penyuluhan Gizi ... 9

2.1.2. Metode dan Media Penyuluhan ... 9

2.1.2.1. Metode Penyuluhan ... 9

2.1.2.2. Media Penyuluhan ... 11

2.1.3. Penyuluhan sebagai Proses Perubahan Perilaku ... 14

2.1.4. Kekuatan yang Mempengaruhi Penyuluhan ... 15

2.1.5. Proses Adopsi dalam Penyuluhan ... 16

2.2. Perilaku Kesehatan... 17

2.2.1. Pengetahuan Gizi ... 19

2.2.2. Sikap (Domain Afektif) ... 21

2.3. Makanan Sehat dan Gizi Seimbang ... 22

2.3.1. Pengertian Makanan Sehat ... 22

2.3.1.1. Fungsi Makanan ... 23

2.3.1.2. Kriteria Makanan Sehat ... 23

2.3.2. Gizi Seimbang ... 25

2.3.2.1. Pengertian Gizi Seimbang ... 25

2.3.2.2. Konsep Dasar Gizi Seimbang ... 27

2.3.3. Tujuan Pemberian Makanan Sehat dan Gizi Seimbang ... 28


(11)

2.5. Kerangka Konsep ... 34

2.6. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 36

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 37

3.2.1. Lokasi Penelitian ... 37

3.2.2. Waktu Penelitian ... 37

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 37

3.3.1. Populasi ... 37

3.3.2. Sampel ... 37

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 38

3.4.1. Data Primer ... 38

3.4.2. Data Sekunder ... 38

3.5. Jalannya Penelitian ... 38

3.6. Definisi Operasional ... 40

3.7. Aspek Pengukuran ... 40

3.8. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ... 41

3.8.1. Teknik Pengolahan Data ... 41

3.8.2. Analisis Data ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Daerah Penelitian ... 43

4.2. Gambaran Umum Responden ... 43

4.2.1. Umur Responden ... 43

4.2.2. Pendidikan Responden ... 44

4.2.3. Pekerjaan Responden ... 44

4.2.4. Penghasilan Responden ... 45

4.3. Pengaruh Penyuluhan Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Terhadap Pengetahuan Responden Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 46 4.4. Pengaruh Penyuluhan Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Terhadap Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 48 4.5. Distribusi Sikap Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan pada Saat post-test ... 50 BAB V PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Penyuluhan Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Terhadap


(12)

5.1.1. Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang

Sebelum Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya ... 52 5.1.2. Pengetahuan Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang

Sesudah Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya ... 54 5.2. Pengaruh Penyuluhan Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Terhadap

Sikap Ibu Sebelum dan Sesudah Penyuluhan di Desa Merek Raya ... 56 5.2.1. Sikap Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Sebelum

Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya ... 56 5.2.2. Sikap Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang Sesudah

Diberikan Penyuluhan di Desa Merek Raya ... 57 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan ... 59 6.2. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

Tahun 2010 ... 44 Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa

Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

Tahun 2010 ... 44 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan di Desa Merek

Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 ... 45 Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penghasilan Keluarga

di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

Tahun 2010 ... 45 Tabel 4.5. Perbedaan Rata-Rata Nilai Skor pre-test dan post-test Pengetahuan Ibu

Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 ... 47 Tabel 4.6. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang

Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan

Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 ... 48 Tabel 4.7. Perbedaan Rata-Rata Nilai Skor pre-test dan post-test Sikap Ibu

Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 ... 51 Rabel 4.8. Distribusi Jawaban Responden Berdasarkan Sikap Tentang Makanan

Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 : Kuesioner Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan dan sikap

Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang di Desa Merek Raya

Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010 ... 65 Lampiran 2 : Leaflet tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang ... 69 Lampiran 3 : Tabel Reliability ... 70

Lampiran 4 : Frequency Tabel ... 72 Lampiran 5 : Hasil Analisis T-Test ... 87 Lampiran 6 : Master Data Responden ... 99


(15)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1. : Pedoman Menu Seimbang dalam Piramida Makanan ... 26 Gambar 2 .2. : Kerangka Konsep Penelitian ... 34 Gambar 4.1. : Diagram Pengetahuan Ibu tentang Makanan Sehat dan Gizi


(16)

ABSTRAK

Penyuluhan merupakan salah satu upaya pendekatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan perubahan perilaku baik, dengan adanya penyuluhan diharapkan ibu mengerti dan memahami serta mau dan mampu melaksanakan apa yang dinasehatkan, sehingga akan terlihat dalam pengaturan menu, keanekaragaman, komposisi maupun cara pengolahannya dan juga dalam memilih, mengatur dan menyajikan makanan bagi keluarga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One-Group Pretest-Posttest. Perlakuan dilakukan dengan penyuluhan gizi yang berupa metode ceramah, dan pembagian leaflet. Pengukuran data pengetahuan dan sikap dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum dan sesudah penyuluhan. Jumlah sampel adalah sebanyak 68 orang ibu. Analisa hasil dilakukan dengan menggunakan paired sampel t-test.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan ibu sebelum penyuluhan gizi tentang makanan sehat dan gizi seimbang adalah kategori cukup (57,4%), setelah penyuluhan pengetahuan ibu menjadi baik (77,9%). Sikap ibu sebelum penyuluhan gizi adalah kategori cukup (76,5%), sesudah penyuluhan gizi sikap ibu menjadi baik (85,3%). Hasil uji menunjukkan ada perbedaan sesudah perlakuan, yaitu pengetahuan dengan nilai t= -17,960 dan p=0,000, sikap dengan nilai t= -24,587 dan p=0,000. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa ada pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan perubahan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang.

Saran dari penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan dapat memberikan penyuluhan dengan metode ceramah dan pembagian leaflet sebagai salah satu metode baru untuk membantu meningkatkan pengetahuan masyarakat khususnya ibu dalam mewujudkan kesehatan keluarga.


(17)

ABSTRACK

Counseling is an effort to approach that can be done to improve the knowledge so as to produce both behavioral changes, with the extension is expected mothers to understand and comprehend and willing and able to implement what is advised, so that will be seen in the settings menu, diversity, composition and processing means and also in selecting, arranging and serving food for the family.

This research aims to determine the influence of education on knowledge and attitude of mothers about healthy food and balanced nutrition in the village of Brand Raya Raya Subdistrict Simalungun District in 2010. The study was quasi experiment design with pretest-Group One-posttest. Treatment is nutritional counseling in the form of the lecture methode, and the distribution of leaflets. Data measuring knowledge and attitudes carried out 2 times before and after extension is given. The number of samples are as many as 68 people mother. Analysis of the results carried out using paired sample t-test.

The results showed knowledge of the mother before nutritional counseling about healthy eating and balanced nutrition is adequate category (57,4%), after the extension of knowledge to be good mothers (77,9%). The attitude of the mother prior to nutrition education is enough category (76,5%), nutrition counseling after the mother is a good attitude (85,3%). The test results showed no differences after treatment, namely knowledge with value t = -17.960 and p = 0.000, attitudes to the value t = -24.587 and p = 0.000. The conclusion of this research is that there is influence of maternal education on improving knowledge and changing attitudes about healthy eating and maternal balanced nutrition.

Suggestions from this research are expected to health workers to provide counseling to the lecture method and the distribution of leaflets as a new method to help increase public knowledge of the health of especially women in the family.


(18)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seorang ibu sangat berarti dalam kehidupan seseorang, figur seorang ibu mendominasi dalam perkembangan karakter dan kepribadian seorang anak, yang akan dibawa bersama tumbuh kembang kehidupan anak tersebut. Ibu selalu memberi dorongan dan semangat untuk maju, memberi lingkungan yang baik, memberi kesempatan berkembang, memperhatikan keluarga dalam pemberian makanan yang bergizi dengan menu seimbang (Ida, 2010).

Sudah menjadi kodratnya apabila semua makhluk hidup memerlukan membutuhkan ketahanan Tentunya untuk bisa mewujudkan kegunaan makanan tersebut dengan baik tidak bisa sembarang makanan yang dimakan. Apalagi di zaman sekarang ini banya yang diakibatkan ole

Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi pangan dan pemilihan makan adalah faktor ekonomi dan harga, serta faktor sosio-budaya dan religi. Keadaan ekonomi keluarga relatif mudah diukur dan berpengaruh besar pada konsumsi pangan dan jenis pemilihan makan, terutama pada golongan miskin. Pendapatan secara langsung dapat mempengaruhi perubahan konsumsi pangan keluarga. Meningkatnya pendapatan berarti memperbesar peluang untuk membeli pangan dengan kualitas dan kuantitas yang lebih baik. Sebaliknya, penurunan


(19)

pendapatan akan menyebabkan penurunan dalam hal kualitas dan kuantitas pangan yang dibeli. Selain pendapatan, adalah harga pangan. Perubahan harga dapat berpengaruh terhadap besar kecilnya permintaan akan pangan. Yang kedua adalah faktor sosio-budaya dan religi. Kebudayaan suatu masyarakat mempunyai kekuatan yang berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan yang digunakan untuk dikonsumsi. Aspek sosio-budaya pangan adalah fungsi pangan dalam masyarakat yang berkembang sesuai dengan keadaan lingkungan, agama, adat, kebiasaan, dan pendidikan masyarakat tersebut (Khomsan, 2004).

Kegiatan Posyandu dan PKK sebenarnya sangat penting bagi ibu untuk menambah pengetahuan tentang pemberian makanan yang sehat bagi keluarga, diantaranya kegiatan penyuluhan yang dilakukan di salah satu kegiatan dari 5 (lima) meja yang ada di Posyandu dan penyuluhan tentang kegiatan pokok PKK seperti yang tertuang pada kegiatan pokja III yang memuat tentang keadaan sandang, pangan, perumahan dan tatalaksana rumah tangga. Beberapa program yang dilaksanakan dapat menjadi informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam pelaksanaan tatalaksana pangan di rumah tangga. Oleh karena itu untuk meningkatkan pengetahuan gizi adalah dengan memberikan penyuluhan kepada ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang (Soekirman, 2002).

Penyuluhan gizi adalah faktor yang berperan dalam peningkatan pengetahuan gizi ibu yang berpengaruh pada proses pertumbuhan yaitu perubahan status gizi balita. Pengetahuan gizi yang baik dapat meningkatkan pengetahuan gizi pada ibu balita yang akan dapat memengaruhi kualitas dan kuantitas makanan sehari-hari. Hal ini akan terlihat dalam pengaturan menu, keanekaragaman, komposisi maupun cara


(20)

pengolahannya dan juga dalam memilih, mengatur dan menyajikan makanan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arik Tursiani (2010), di Wilayah Puskesmas Kedungwaru Kabupaten Tulungagung yang diperoleh hasil bahwa penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan gizi ibu yang dapat diterapkan dalan kehidupan sehari – hari pada balitanya sangat berpengaruh terhadap perubahan status gizi pada balitanya (Tursiani, 2010).

Di suatu kelompok masyarakat, anak balita merupakan kelompok yang paling rawan terhadap terjadinya kekurangan gizi. Kekurangan gizi dapat terjadi dari tingkat ringan sampai tingkat berat dan terjadi secara perlahan-lahan dalam waktu cukup lama. Keadaan gizi atau status gizi masyarakat menggambarkan tingkat kesehatan yang diakibatkan oleh keseimbangan antara kebutuhan dan asupan zat-zat gizi yang dikonsumsi seseorang (Sholihin, 2008).

Menurut data Survei Ekonomi Nasional pada tahun 2005, terdapat 28% dari jumlah anak Indonesia menderita gizi kurang, 8,8% diantaranya gizi buruk. Di Sumatera Utara ditemukan adanya penurunan jumlah balita gizi kurang dan gizi buruk dari tahun 2003 sampai tahun 2005, yakni pada tahun 2003 jumlah gizi kurang sebanyak 18,59% dan jumlah anak gizi kurang buruk sebanyak 12,35%, sedangkan pada tahun 2005 jumlah anak gizi kurang sebanyak 18,28% dan jumlah anak gizi buruk sebanyak 10,5.

Dan data dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2009), ditemukan gizi buruk sebanyak 447 balita (0,6%), sementara balita yang gizi kurang sebanyak 6.545 balita (8,9%). Kasus gizi buruk tertinggi di kota Medan terdapat di Kecamatan Medan Belawan yang mencapai 55 balita dan gizi kurang sebanyak 174 balita.


(21)

Sementara di daerah Medan Timur ada 7 balita gizi buruk dan gizi kurang sebanyak 16 balita sedangkan data dari Dinas Kesehatan Simalungun tahun 2009 prevalensi gizi kurang sebesar 9,3% dan dari Puskesmas prevalensi gizi kurang 2,58% (Profil Dinkes Simalungun, 2009).

Gizi seimbang merupakan pedoman dalam mengonsumsi makanan yang sehat, aman untuk mempertahankan gizi yang optimal. Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok gizi dalam jumlah yang cukup tidak kurang dan tidak lebih (Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat, 2002).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan penulis di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun masih ditemukannya balita gizi kurang 11 orang atau sekitar 17% dari 67 orang, ini disebabkan karena ibu dalam pemberian makanan bagi keluarga cenderung kurang beragam misalnya dalam menghidangkan makanan hanya ikan tanpa ada sayur atau buah. Bahkan jumlahnya juga tidak sesuai dengan kebutuhan zat gizi keluarga. Hal ini sangat berpengaruh terhadap pemasukan zat gizi apalagi jika di dalam keluarga masih mempunyai balita yang sangat membutuhkan gizi untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Masih kurangya pengetahuan masyarakat terutama ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang bisa disebabkan karena rendahnya tingkat pendidikan yang dimilikinya, tidak adanya waktu karena ibu dituntut harus ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga serta kurangnya penyebarluasan informasi.

Pengamatan yang dilakukan penulis bahwa di wilayah tersebut ternyata belum pernah dilakukan penyuluhan tentang makanan sehat dan gizi seimbang, maka perlu


(22)

dilakukan serangkaian upaya untuk menolong mereka, dengan tujuan agar mereka mampu mengatasi masalah dan memelihara kesehatan serta gizi keluarganya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan dengan menggunakan metode ceramah dan pemberian leaflet. Metode ceramah dapat dipakai pada sasaran dengan pendidikan rendah maupun tinggi, dan waktu penyuluhan dilakukan sasaran bisa berpartisipasi secara aktif dan memberikan umpan balik terhadap materi penyuluhan yang diberikan Leaflet dipilih sebagai media karena mudah disimpan, ekonomis dan bisa berfungsi sebagai pengingat bagi sasaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti ingin melihat bagaimana pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010.

1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh penyuluhan terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010.


(23)

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui perbedaan pengetahuan ibu sebelum dan sesudah penyuluhan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

2. Untuk mengetahui perbedaan sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun

1.4. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini mendorong petugas kesehatan di Puskesmas untuk lebih meningkatkan penyuluhan terutama informasi mengenai makanan sehat dan gizi seimbang secara tepat kepada ibu yang datang ke Posyandu.

2. Penelitian ini dapat memberikan masukan bagi masyarakat terutama ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang sehingga dapat diterapkan sehari-hari dalam lingkungan keluarga masing-masing.


(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penyuluhan

Pengertian penyuluhan dalam arti umum adalah ilmu sosial yang mempelajari system dan proses perubahan pada individu serta masyarakat agar dapat terwujud perubahan yang lebih baik sesuai dengan yang diharapkan. Penyuluhan dapat dipandang sebagai suatu bentuk pendidikan untuk orang dewasa. Penyuluhan merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informasi secara sadar dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat keputusan yang benar (Adrianto, 2009).

Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku di kalangan masyarakat agar mereka tahu, mau dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau keuntungan dan perbaikan kesejahteraanya (Subejo, 2008).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang bisa dilakukan (Brain, 2008).

Beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar sasaran yaitu :

1. Tingkat Pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin mudah seseorang menerima


(25)

informasi yang didapatnya. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan, kemajuan dan kemakmuran, karena dengan pendidikan seseorang dapat menangkap dan menyampaikan informasi yang diperlukan guna melangsungkan kehidupan. Pendidikan ibu merupakan modal utama dalam menunjang ekonomi keluarga juga berperan dalam penyusunan menu makanan keluarga, serta pengasuhan dan perawatan anak. Bagi keluarga dengan tingkat pendidikan tinggi akan lebih mudah dalam menerima informasi kesehatan khususnya di bidang gizi sehingga dapat menambah pengetahuan dan mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari (Depkes RI, 2002).

2. Tingkat Sosial Ekonomi. Semakin tinggi tingkat sosial semakin mudah pula dalam menerima informasi baru. Pada golongan miskin, keadaan ekonomi berpengaruh besar pada konsumsi pangan. Hal ini disebabkan karena penduduk golongan miskin memakai sebagian besar pendapatannya untuk memenuhi kebutuhan makanannya. Jika tingkat pendapatan naik, maka jumlah dan jenis makanan cenderung membaik juga (Yayuk,dkk, 2004)

3. Adat Istiadat. Masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap adat istiadat sebagai sesuatu yang tidak boleh diabaikan

4. Kepercayaan Masyarakat. Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah mereka kenal, karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.


(26)

5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat. Waktu penyampaian memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

2.1.1. Tujuan Penyuluhan Gizi

Tujuan penyuluhan gizi dijabarkan sebagai berikut : 1. Terciptanya sikap positif terhadap gizi

2. Terbentuknya pengetahuan dan kecakapan memilih dan menggunakan sumber-sumber pangan

3. Timbulnya kebiasaan makan yang baik

4. Adanya motivasi untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal-hal yang bertalian dengan gizi.

2.1.2. Metode dan Media Penyuluhan 2.1.2.1. Metode Penyuluhan

Menurut Van deb Ban dan Hawkins yang dikutip oleh Lucie (2005), pilihan seorang agen penyuluhan terhadap suatu metode atau teknik penyuluhan sangat tergantung kepada tujuan khusus yang ingin dicapai. Berdasarkan pendekatan sasaran yang ingin dicapai, penggolongan metode penyuluhan ada tiga :

1. Metode berdasarkan pendekatan perorangan

Dalam metode ini, penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasarannya secara perorangan. Metode ini sangat efektif karena sasaran dapat secara langsung memecahkan masalahnya dengan bimbingan khusus dari penyuluh.


(27)

Sementara itu adapun kelemahan metode ini adalah dari segi sasaran yang ingin dicapai, kurang efektif karena terbatasnya jangkauan penyuluh untuk mengunjungi dan membimbing sasaran secara individu, selain itu ada juga membutuhkan banyak tenaga penyuluh dan membutuhkan waktu yang lama.

2. Metode berdasarkan pendekatan kelompok

Dalam metode ini, penyuluh berhubungan dengan sasaran penyuluhan secara kelompok. Metode ini cukup efektif karena sasaran dibimbing dan diarahkan untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih produktif atas dasar kerjasama. Dalam pendekatan kelompok banyak manfaat yang dapat diambil, disamping dari transfer informasi juga terjadi tukar pendapat dan pengalaman antara sasaran penyuluhan dalam kelompok yang bersangkutan. Serta memungkinkan adanya umpan balik dan interaksi kelompok yang memberi kesempatan bertukar pengalaman maupun pengaruh terhadap perilaku dan norma anggotanya. Kelemahan metode ini adalah adanya kesulitan dalam mengkoordinir sasaran karena faktor geografis dan aktivitas sasaran. Salah satu cara yang efektif dalam metode pendekatan kelompok adalah dengan metode ceramah, metode ini cocok digunakan untuk masyarakat yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi maupun rendah.

3. Metode berdasarkan pendekatan massal.

Sesuai dengan namanya, metode ini dapat menjangkau sasaran dengan jumlah banyak. Dipandang dari segi penyampaian informasi, metode ini cukup baik, namun terbatas hanya dapat menimbulkan kesadaran atau keingintahuan semata. Beberapa penelitian mengatakan bahwa metode pendekatan massa dapat mempercepat proses perubahan, tapi jarang dapat mewujudkan perubahan dalam perilaku. Yang termasuk


(28)

dalam metode ini antara lain : rapat umum, siaran radio, kampanye, pemutaran film, surat kabar dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas peneliti memilih metode pendekatan kelompok dengan metode ceramah untuk melakukan penyuluhan gizi, dengan tujuan terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang diharapkan melalui peran aktif sasaran penyuluhan dalam memberikan umpan balik terhadap penyuluh serta adanya saling tukar informasi dan pengalaman sesama peserta penyuluhan.

2.1.2.2. Media Penyuluhan

Media sebagai alat bantu menyampaikan pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain (Lucie, 2005) :

1. Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi kesehatan melalui lembaran

yang dilipat.

Keuntungan menggunakan media ini antara lain : sasaran dapat menyesuaikan dan belajar mandiri serta praktis karena mengurangi kebutuhan mencatat, sasaran dapat melihat isinya disaat santai dan sangat ekonomis, berbagai informasi dapat diberikan atau dibaca oleh anggota kelompok sasaran, sehingga bisa didiskusikan, dapat memberikan informasi yang detail yang mana tidak diberikan secara lisan, mudah dibuat, diperbanyak dan diperbaiki serta mudah disesuaikan dengan kelompok sasaran

Sementara itu ada beberapa kelemahan dari leaflet yaitu : tidak cocok untuk sasaran individu per individu, tidak tahan lama dan mudah hilang,

leaflet akan menjadi percuma jika sasaran tidak diikutsertakan secara aktif,


(29)

2. Flitf chart (lembar balik)

Media penyampaian pesan atau informasi kesehatan dalam bentuk buku di mana tiap lembar berisi gambar peragaan dan lembaran baliknya berisi kalimat sebagai pesan kesehatan yang berkaitan dengan gambar.

Keunggulan menggunakan media ini antara lain : mudah dibawa, dapat dilipat maupun digulung, murah dan efisien, dan tidak perlu peralatan yang rumit. Sedangkan kelemahannya yaitu terlalu kecil untuk sasaran yang berjumlah relatif besar, serta mudah robek dan tercabik.

3. Film dan Video

Keunggulan penyuluhan dengan media ini adalah : dapat memberikan realita yang mungkin sulit direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran, dapat memicu diskusi mengenai sikap dan perilaku, efektif untuk sasaran yang jumlahnya relatif penting dapat diulang kembali, mudah digunakan dan tidak memerlukan ruangan yang gelap.

Sementara kelemahan media ini antara lain : memerlukan sambungan listrik, peralatannya beresiko untuk rusak, perlu adanya kesesuaian antara kaset dengan alat pemutar, membutuhkan ahli profesional agar gambar mempunyai makna dalam sisi artistik maupun materi, serta membutuhkan banyak biaya.

4. Slide

Keunggulan media ini antara lain : dapat memberikan berbagai realita walaupun terbatas, cocok untuk sasaran yang jumlahnya relatif besar, dan pembuatannya relatif murah, serta peralatannya cukup ringkas dan mudah


(30)

digunakan. Sedangkan kelemahannya memerlukan sambungan listrik, peralatannya beresiko mudah rusak dan memerlukan ruangan sedikit lebih gelap.

5. Transparan OHP

Keunggulan menggunakan OHP sebagai media penyuluhan adalah : dapat dipakai untuk mencatat point-point penting saat diskusi sedang berjalan, murah dan efisien karena alatnya mudah didapat dan dibuat serta tidak memerlukan ruangan yang gelap, dapat digunakan untuk sasaran yang relatif kecil maupun besar, peralatannya mudah digunakan dan dipelihara.

Sedangkan kelemahannya memerlukan aliran listrik, sukar memperkenalkan gerakan dalam bentuk visual, lensa OHP dapat menghalangi pandangan kelompok sasaran apabila pengaturan tempat duduk komunikan yang tidak baik.

6. Papan Tulis

Keunggulan menggunakan papan tulis ini adalah murah dan efisien, baik untuk menjelaskan sesuatu, mudah dibersihkan dan digunakan kembali, tidak perlu ruang gelap, sedangkan kelemahannya yaitu terlalu kecil untuk sasaran yang jumlah relatif besar, tidak efektif karena penyuluh harus membelakangi kelompok sasaran saat sedang menulis sesuatu, terkesan kotor apabila tidak dibersihkan dengan baik.

Berdasarkan uraian diatas peneliti memilih leaflet sebagai media dalam penyuluhan karena keunggulannya serta sedikitnya faktor keterbatasan yang dimiliki.


(31)

Dalam melakukan penyuluhan, maka penyuluh yang baik harus melakukan penyuluhan sesuai dengan langkah – langkah dalam penyuluhan kepada masyarakat yaitu sebagai berikut : 1) Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat, 2) Menetapkan masalah kesehatan masyarakat, 3) Memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan masyarakat, 4) Menyusun perencanaan penyuluhan dengan cara : (a) Menetapkan tujuan, (b) Penentuan sasaran, (c) Menyusun materi atau isi penyuluhan, (d) Memilih metoda yang tepat, (e) Menentukan jenis alat peraga yang akan digunakan, (f) Penentuan kriteria evaluasi, (g) Pelaksanaan penyuluhan, (h) Penilaian hasil penyuluhan, (i) Tindak lanjut dari penyuluhan.

2.1.3. Penyuluhan sebagai Proses Perubahan Perilaku

Proses perubahan perilaku akan menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap mental, sehingga mereka tahu, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam kehidupannya demi tercapainya perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan.

Titik berat penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku adalah penyuluhan yang berkesinambungan. Dalam proses perubahan perilaku dituntut agar sasaran berubah tidak semata-mata karena adanya penambahan pengetahuan saja, namun diharapkan juga adanya perubahan pada keterampilan sekaligus sikap mantap yang menjurus kepada tindakan atau kerja yang lebih baik, produktif dan menguntungkan. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku tidak mudah, hal ini menuntut suatu persiapan yang panjang dan pengetahuan yang memadai bagi penyuluh maupun sasarannya. Penyuluhan sebagai proses perubahan perilaku, selain membutuhkan


(32)

waktu yang relatif lama juga membutuhkan perencanaan yang matang, terarah dan berkesinambungan (Lucie, 2005).

Menurut Notoatmodjo (2003), untuk merubah perilaku, seseorang harus mengikuti tahap-tahap proses perubahan : pengetahuan (knowledge), sikap (attitude) dan praktek (pratice). Dalam hal ini penyuluhan berperan sebagai salah satu metode penambahan dan peningkatan pengetahuan seseorang sebagai tahap awal terjadinya perubahan perilaku.

2.1.4. Kekuatan yang Mempengaruhi Penyuluhan

Penyuluhan adalah sebagai proses perubahan perilaku melalui suatu kegiatan pendidikan non formal, oleh karena itu selalu saja ada berbagai kendala dalam pelaksanaanya di lapangan. Secara umum ada beberapa faktor atau kekuatan yang memengaruhi proses perubahan keadaan yang disebabkan karena penyuluhan di antaranya adalah :

1. Keadaan pribadi sasaran

Beberapa hal yang perlu diamati pada diri sasaran penyuluhan adalah ada tidaknya motivasi pribadi sasaran penyuluhan dalam melakukan suatu perubahan. Berikutnya adanya ketakutan atau trauma di masa lampau yang berupa ketidakpercayaan pada pihak lain karena pengalaman ketidakberhasilan atau kegagalan, kekurangsiapan dalam melakukan perubahan karena keterbatasan pengetahuan, keterampilan dana, sarana dan pengalaman serta adanya perasaan puas dengan kondisi yang dirasakan sekarang tanpa harus melakukan perubahan.


(33)

2. Keadaan lingkungan fisik

Yang dimaksud lingkungan fisik dalam hal ini adalah lingkungan yang berpengaruh, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam keberhasilan penyuluhan.

3. Keadaan sosial dan budaya masyarakat

Sebagai pola perilaku sudah sewajarnya apabila kondisi sosial budaya di masyarakat akan memengaruhi efektivitas penyuluhan, karena kondisi sosial budaya merupakan suatu pola perilaku yang dipelajari, dipegang teguh oleh setiap warga masyarakat dan diteruskan secara turun temurun, dan akan sangat sulit merubah perilaku masyarakat jika sudah berbenturan dengan keadaan sosial budaya masyarakat.

4. Keadaan dan macam aktivitas kelembagaan yang tersedia dan menunjang kegiatan penyuluhan.

Ada tidaknya peran serta lembaga terkait dalam proses penyuluhan akan menentukan efektivitas penyuluhan . Dalam hal ini lembaga berfungsi sebagai pembuat keputusan yang akan ditetapkan sehingga harus dilaksanakan oleh masyarakat.

2.1.5. Proses Adopsi dalam Penyuluhan

Berbicara tentang penyuluhan tidak terlepas dari bagaimana agar sasaran penyuluhan dapat dimengerti, memahami, tertarik dan mengikuti apa yang kita suluhkan dengan baik dan benar atas kesadarannya sendiri berusaha untuk menerapkan ide-ide baru tersebut dalam kehidupannya.


(34)

Menurut Wiriaatmaja yang dikutip oleh Lucie (2005), indikasi yang dapat dilihat pada diri seseorang pada setiap tahapan adopsi dalam penyuluhan adalah sebagai berikut :

1. Tahap sadar (awarness), pada tahap ini seorang sudah mengetahui sesuatu yang baru karena hasil dari berkomunikasi dengan pihak lain.

2. Tahap minat (interest), pada tahap ini seseorang mulai ingin mengetahui lebih banyak tentang hal-hal baru yang sudah diketahuinya dengan jalan mencari keterangan atau informasi yang lebih terperinci.

3. Tahap menilai (evalution), pada tahap ini seseorang mulai menilai atau menimbang-nimbang serta menghubungkan dengan keadaan atau kemampuan diri, misalnya kesanggupan serta resiko yang akan ditanggung baik dari segi sosial maupun ekonomis.

4. Tahap mencoba (trial), pada tahap ini seseorang mulai menerapkan atau mencoba dalam skala kecil sebagai upaya mencoba untuk meyakinkan apakah dapat dilanjutkan

5. Tahap penerapan atau adopsi (adoption), pada tahap ini seseorang sudah yakin akan hal baru dan mulai melaksanakan dalam skala besar.

2.2. Perilaku Kesehatan

Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus (rangsangan) yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan serta lingkungan. Perubahan-perubahan perilaku kesehatan dalam diri seseorang dapat diketahui


(35)

melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui panca indera. Dalam aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme atau mahluk hidup yang bersangkutan. Menurut Notoatmodjo, (2003), membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan yaitu :

1. Perilaku hidup sehat, adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antara lain :

a. Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang dalam arti kualitas (mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh) dan kuantitas (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).

b. Istirahat cukup.

Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan lingkungan modern mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu istirahat

c. Mengendalikan stres.

Kecenderungan stres akan meningkat pada setiap orang. Agar stres tidak mengganggu kesehatan maka kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

d. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan, misal : penyesuaian diri kita dengan lingkungan dan sebagainya.


(36)

2. Perilaku sakit (illness behavior)

Perilaku sakit mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya

3. Perilaku peran sakit ( the sick role behavior)

Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran, yang mencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation).

2.2.1. Pengetahuan Gizi

Pengetahuan adalah informasi, fakta, hukum prinsip, proses, kebiasaan yang terakumulasi dalam pribadi sebagai hasil proses interaksi dan pengalaman. Pengetahuan diperoleh manusia baik secara langsung melalui pengalaman dan kontak dengan segala realita dalam lingkungan hidupnya, ataupun pengetahuan diperoleh langsung melalui catatan-catatan (buku-buku, kepustakaan). Pengetahuan adalah hasil aktivitas tertentu. Makin sering kita menghadapi tuntutan lingkungan dan makin banyak pengalaman kita dalam praktek, maka semakin besar persiapan kita dimodifikasi dengan realita baru di dalam lingkungan (Jalaluddin dan Abdullah, 2002).

Pengetahuan gizi seseorang merupakan salah satu faktor yang dapat memengaruhi konsumsi pangan dan status gizinya. Demikian juga pada remaja putri yang mempunyai pengetahuan tentang kebutuhan tubuh akan gizi, ia akan dapat menentukan jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsinya. Pengetahuan gizi seseorang didukung oleh latar belakang pendidikannya. Rendahnya pendidikan menyebabkan berbagai keterbatasan dalam menerima informasi dan penanganan


(37)

masalah gizi dan kesehatan, sekalipun di daerah tempat tinggalnya banyak tersedia bahan makanan (sayuran dan buah), serta pelayanan kesehatan yang memadai, yang dapat menyampaikan informasi tentang bagaimana mengkonsumsi makanan yang sehat dan bergizi (Ginting, 2002 dalam Cyntia, 2008).

Ibu memiliki peran besar dalam keluarga. Ibu-ibu di Indonesia bertanggungjawab dalam belanja pangan, mengatur menu keluarga, mendistribusikan makanan, dan berperan langsung dalam pemeliharaan anak. Pengetahuan gizi ibu akan sangat berpengaruh terhadap keadaan gizi keluarga (Suhardjo, 2005).

Pengetahuan ibu tentang bahan makanan yang bergizi masih kurang maka pemberian makanan untuk keluarga biasa dipilih bahan-bahan makanan yang hanya dapat mengenyangkan perut saja tanpa memikirkan apakah makanan itu bergizi atau tidak, sehingga kebutuhan gizi energi dan zat gizi masyarakat dan anggota keluarga tidak tercukupi (Herlianty, 2001 dalam Cyintia, 2008).

Menurut Suhardjo dkk, (2003), suatu hal yang meyakinkan tentang pentingnya pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan :

1) Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan.

2) Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan dan energi.

3) Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan dengan baik bagi kesejahteraan gizi.


(38)

2.2.2. Sikap (Domain Afektif)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian antara reaksi terhadap stimulus tertentu dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap derajat sosial. Newcomb, salah seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan presdeposisi tindakan suatu perilaku, sikap masih merupakan reaksi tertutup bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap suatu obyek (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Notoatmodjo, (2003), sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu : 1. Menerima (receiving), diartikan bahwa seseorang atau subyek mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.

2. Merespon (responding), diartikan memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah indiksi dari sikap.

3. Menghargai (valuing), diartikan mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah suatu indikasi sikap tingkat tiga

4. Bertanggung jawab (responsible), bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.


(39)

Misalnya seorang ibu harus bertanggung jawab terhadap keluarga dalam pemberian makanan yang sehat dan bergizi.

2.3. Makanan Sehat dan Gizi Seimbang 2.3.1. Pengertian Makanan Sehat

Makanan merupakan salah satu kebutuhan hidup yang sangat vital. Di samping oksigen dan air, kita sangat membutuhkan makanan untuk menunjang kelangsungan hidup. Namun tersedianya makanan saja tidak dengan sendirinya mengatasi persoalan hidup manusia. Dewasa ini dengan kuantitas makanan yang melimpah berkat kemajuan iptek justru semakin menurunkan kualitas makanan yang tersedia (KhenSun, 2009).

Menurut Kepmenkes No. 1098/Menkes/SK/VII/2003, bahwa makanan yang sehat merupakan makanan yang diolah oleh jasa boga dan langsung disajikan bagi konsumen. Agar makanan sehat bagi konsumen diperlukan persyaratan khusus, antara lain cara pengolahan yang memenuhi syarat, cara penyimpanan yang betul dan pengangkutan sesuai dengan ketentuan. Makanan sehat harus memenuhi persyaratan minimal seperti yang ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Persyaratan makanan yang sehat dikonsumsi oleh masyarakat adalah bahan makanan yang akan diolah terutama yang mengandung protein hewani. Makanan merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam kehidupan manusia. Makanan yang dimakan bukan saja harus memenuhi gizi dan mempunyai bentuk yang menarik, akan tetapi juga harus aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan kimia yang dapat menyebabkan penyakit.


(40)

Makanan yang sehat adalah makanan yang tidak membuat kita underweight atau overweight, tetapi membuat berat badan kita normal atau ideal. Disamping itu makanan sehat tidak membuat kita mengalami kolesterol atau gula darah tinggi, tetapi pada pemeriksaan darah secara berkala, gula, lemak, dan asam urat tetap terkontrol baik, tidak memperburuk fungsi organ penting tubuh, serta tekanan darah kita menjadi lebih stabil. Pemeriksaan darah secara berkala, gula, lemak, dan asam urat tetap terkontrol baik, tidak memperburuk fungsi organ penting tubuh, serta tekanan darah kita menjadi lebih stabil (Arrow, 2009).

2.3.1.1. Fungsi Makanan

Makanan merupakan kebutuhan primer yang sangat penting bagi kelangsungan hidup. Dalam ilmu gizi, fungsi makanan dikemukakan sebagai berikut (Sediaoetama, 2004) :

1. Memenuhi kepuasan jiwa, antara lain : a) memberi rasa kenyang, b) memenuhi kebutuhan naluri kepuasan jiwa, c) memenuhi kebutuhan sosial budaya

2. Memenuhi fungsi fisiologis antara lain : a) memberikan tenaga (energi) b) mendukung pembentukkan sel-sel baru untuk pertumbuhan badan (growth) c) mendukung pembentukan sel-sel atau menggantikan bagian-bagian sel yang rusak atau aus terpakai (maintenance) d). Mengatur metabolisme zat-zat gizi dan keseimbangan cairan serta asam basa (regulatory mechanism) e).Berfungsi dalam pertahanan tubuh.

Masukan makanan dilakukan dengan proses makan, proses makan tersebut akan memberikan rasa puas atau rasa tidak puas. Makanan yang lezat, sesuai dengan budaya atau kebiasaan dan mengenyangkan serta suasana yang mendukung akan


(41)

memberikan kepuasan. Makanan tersebut diharapkan dapat memenuhi ke 5 fungsi fisiologis agar dapat memberikan manfaat yang sebaik-baiknya bagi tubuh. Pengertian makanan yang sehat perlu diresapi agar dalam memenuhi kepuasan jiwa kita tetap mengerti rambu-rambu, karena salah dalam mengkonsumsi makanan justru menyebabkan masalah bagi tubuh kita (Faizhal, 2009).

2.3.1.2. Kriteria Makanan Sehat

Untuk memperoleh pola makan yang sehat itu paling tidak ada 3 kriteria yang harus kita penuhi antara lain (Cardobo, 2010) :

1. Jumlah makanan yang kita konsumsi

Kita harus menyeimbangkan jumlah kalori yang masuk dengan jumlah energi yang kita keluarkan. Apabila jumlah kalori yang masuk lebih besar dari energi yang kita keluarkan maka kita akan mengalami kelebihan berat badan. Selain jumlahnya, komposisinyapun harus seimbang seperti karbohidrat sebanyak 60-70%, protein sebanyak 10-15%, lemak sebanyak 20-25%, vitamin dan mineral (A, D, E, K, B, C, dan Ca).

2. Jenis makanan yang kita konsumsi

Jenis makanan yang kita konsumsi harus mengandung karbohidrat, protein, lemak dan nutrien spesifik. Karbohidrat komplek bisa kita penuhi dari gandum, beras, terigu, buah dan sayuran. Pilih karbohidrat yang berserat tinggi dan kurangi karbohidrat yang berasal dari gula, sirup dan makanan yang manis-manis. Konsumsi makanan yang manis paling banyak 3-5 sendok makan per hari. Kebutuhan tubuh akan serat sebanyak lebih dari 25 gram per hari. Untuk memenuhinya diajurkan untuk mengkonsumsi buah dan sayur. Konsumsi protein


(42)

harus lengkap antara protein nabati dan hewani. Sumber protein nabati didapat dari kedelai, tempe dan tahu, sedangkan protein hewani berasal dari ikan, daging (sapi, ayam, kerbau, kambing). Tubuh manusia juga membutuhkan lemak, akan tetapi konsumsi lemak yang berlebihan akan menimbulkan dampak yang negatif, untuk itu dianjurkan untuk tidak berlebihan dalam mengkonsumsi lemak. Sumber vitamin dan mineral terdapat pada vitamin A (hati, susu, wortel, dan sayuran), vitamin D (ikan, susu, dan kuning telur), vitamin E (minyak, kacang-kacangan, dan kedelai), vitamin K (brokoli, bayam dan wortel), vitamin B (gandum, ikan, susu, dan telur), serta kalsium (susu, ikan, dan kedelai).

3. Jadwal makanan

Jadwal makan harus teratur, lebih baik makan dalam jumlah yang sedikit tapi sering dan teratur daripada makan dalam porsi banyak tapi tidak teratur.

2.3.2. Gizi Seimbang

Gizi seimbang merupakan pedoman dalam mengkonsumsi makanan yang sehat, aman untuk mempertahankan gizi yang optimal (Depkes RI, 2002).

2.3.2.1. Pengertian Gizi Seimbang

Pengertian makanan seimbang ialah penjabaran makanan-makanan yang memiliki kandungan gizi yang sesuai dengan asupan gizi yang dibutuhkan. Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Menu seimbang : menu yang terdiri dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh


(43)

dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2004) Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) merupakan salah satu bahan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) bagi setiap individu/orang untuk mencapai status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Pengembangan pedoman gizi seimbang baik untuk petugas maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam pencapaian perubahan maupun masyarakat adalah salah satu strategi dalam mencapai perubahan pola konsumsi makanan yang ada di masyarakat dengan tujuan akhir yaitu tercapainya status gizi masyarakat yang baik (Depkes RI, 2002).

PUGS lebih menitikberatkan keseimbangan asupan zat gizi, yaitu dengan konsumsi makanan yang beraneka ragam sehingga zat-zat gizi yang terkandung didalamnya dapat saling melengkapi. Bahan makanan dikelompokan lebih sederhana yang didasarkan pada fungsinya, yaitu sumber energi, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur. Pengelompokan tersebut digambarkan dalam kerucut dengan urutan menurut banyaknya konsumsi dalam hidangan sehari-hari. Dasar kerucut merupakan bahan makanan sumber energi yang berupa padi-padian, ubi dan umbi, tepung-tepungan, sagu, pisang. Bagian tengah kerucut menggambarkan sumber zat pengatur berupa buah dan sayur. Sedangkan puncak kerucut menggambarkan sumber zat pembangun, yaitu makanan sumber protein seperti ikan, daging, ayam, telur, kacang-kacangan, susu dan hasil olahannya.


(44)

2.3.2.2. Konsep Dasar Gizi Seimbang

Gizi berasal dari bahasa arab “Al Gizzai” yang artinya makanan dan manfaat untuk kesehatan. Al Gizzai juga dapat diartikan sari makanan yang bermanfaat untuk untuk kesehatan. Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari cara memberikan makanan yang sebaik-baiknya agar tubuh selalu dalam kesehatan yang optimal. Pemberian makanan yang sebaik-baiknya harus memperhatikan kemampuan tubuh seseorang untuk mencerna makanan, umur, jenis kelamin, jenis aktivitas, dan kondisi tertentu seperti sakit, hamil, menyusui (Depkes RI, 2002).

Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta mengatur proses-proses kehidupan (Almatsier, 2004). Untuk hidup dan meningkatkan kualitas hidup, setiap orang memerlukan 5 kelompok zat gizi (karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

Lauk hewani : 2 - 3 potong Lauk nabati : 3 potong

Sayur : 1½ - 2 mangkok Buah : 2 - 3 potong

3 - 5 piring nasi

2. Sumber zat pengatur : Sayuran dan buah

3. Sumber energi : Beras, jagung, gandum, ubi, umbi, kentang, sagu, roti, mie, pisang, dll.

1.Sumber zat pembangun : ikan, telur, ayam, daging, susu, keju, kacang -kacangan, oncom, tahu, tempe.


(45)

dan mineral) dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan tidak juga kekurangan. Di samping itu, manusia memerlukan air dan serat untuk memperlancar berbagai proses faali dalam tubuh. Apabila kelompok zat gizi tersebut diuraikan lebih rinci, maka terdapat lebih dari 45 jenis zat gizi. Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelembahan tertentu. Bebarapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang vitamin dan mineral. Sedangkan bebarapa makanan lain kaya vitamin C tetapi kurang vitamin A.

Peranan berbagai kelompok bahan makanan secara jelas tergambar dalam logo gizi seimbang yang berbentuk kerucut (Tumpeng). Dalam logo tersebut bahan makanan dikelompokkan berdasarkan fungsi utama zat gizi yang dalam ilmu gizi dipopulerkan dengan istilah “TRI GUNA MAKANAN”. Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-tepungan yang digambarkan di dasar kerucut. Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan buah-buah digambarkan pada bagian tengah kerucut. Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan, digambarkan pada bagian atas kerucut.

2.3.3. Tujuan Pemberian Makanan Sehat dan Gizi Seimbang

Adapun tujuan pemberian makanan sehat dan gizi seimbang adalah sebagai berikut (Depkes RI, 2002) :

a. Tercapainya pola konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang yang optimal untuk seluruh anggota keluarga.

b. Meningkatkan pengetahuan dan perilaku anggota keluarga untuk mengkonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang


(46)

c. Meningkatkan kepedulian masyarakat dalam menanggulangi masalah gizi keluarga.

2.3.4. Pesan Dasar Gizi Seimbang

Upaya menanggulangi masalah gizi ganda, yakni “gizi kurang” dan “gizi lebih”, adalah membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari-hari dengan susunan zat gizi yang seimbang. Untuk maksud tersebut, ada 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang (Depkes RI, 2002) :

1. Makanlah aneka ragam makanan

Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat untuk kesehatan. Makanan yang beranekaragam yaitu makanan yang mengandung unsur-unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kualitas maupun kuantitasnya, dalam pelajaran ilmu gizi biasa disebut triguna makanan yaitu makanan yang mengandung zat tenaga, pembangun dan zat pengatur. Kekurangan salah satu zat gizi tertentu pada satu jenis makanan, akan dilengkapi oleh zat gizi serupa dari makanan yang lain. Jadi mengkonsumsi makanan yang beranekaragam akan menjamin terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur. Keanekaragaman makanan dalam hidangan sehari-hari yang dikonsumsi, minimal harus berasal dari satu jenis makanan sumber zat tenaga, satu jenis makanan zat pembangun dan satu jenis makan sumber zat pengatur. Ini adalah penerapan prinsip penganekaragaman yang minimal. Yang ideal adalah jika setiap kali makan, hidangan tersebut terdiri dari 4 kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah). Sebagai contoh bila seseorang pada waktu pagi hanya minum kopi dan makan singkong rebus, berarti belum beranekaragam.


(47)

2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi

Kebutuhan energi dapat tercukupi dengan mengkonsumsi makanan sumber karbohidrat, protein dan lemak. Tanda kecukupan energi dapat dipantau dengan keadaan berat badan yang normal. Pemantauan berat badan dilakukan pada bayi, balita dan usia sekolah dengan menggunakan KMS; pada orang dewasa dengan penghitungan IMT (Indeks Massa Tubuh); dan pada lansia dengan KMS Usila. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk lemak/jaringan lain. Bila kelebihan tersebut berlanjut maka akan timbul penyakit (hipertensi, jantung, DM, dan lain-lain). Sedangkan untuk menutupi kekurangan energi, diambilkan cadangan energi dari jaringan otak/lemak. Bila keadaan ini berlanjut sebabkan penurunan daya kerja/produktivitas kerja, prestasi belajar dan kreativitas, penurunan BB dan kekurangan gizi lain.

3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi Dua kelompok karbohidrat adalah karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana. Golongan karbohidrat kompleks: padi-padian (beras, jagung, gandum); umbi-umbian (singkong, ubi jalar, kentang) serta tepung, sagu dan pisang. Karbohidrat kompleks penyerapannya lebih lama sehingga tidak membuat mudah lapar. Golongan karbohidrat sederhana : gula (menyebabkan mudah lapar). Pembatasaan konsumsi gula dianjurkan sampai 5% dari jumlah kecukupan energi atau ± 3 – 4 sendok makan setiap hari. Apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks (selain gula) melebihi 60% atau 2/3 bagian dari energi yang dibutuhkan, maka kebutuhan protein, vitamin dan mineral sulit dipenuhi.


(48)

4. Makanlah makanan sumber zat besi

Fe merupakan unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan Fe dapat berakibat Anemia Gizi Besi (AGB). Adapun Tanda-tanda AGB : pucat, lemah lesu, pusing dan penglihatan berkunang-kunang; kadar Hb kurang dari normal. Resiko AGB bagi ibu hamil adalah BBLR, perdarahan dan kematian. Bagi anak-anak adalah kemampuan belajar turun. Sedangkan bagi orang dewasa adalah penurunan produktivitas kerja. Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan kacang-kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Zat besi Fe pangan asal hewani/haeme lebih mudah diserap (10-20%) daripada zat besi pangan asal nabati/non haeme (1-2%). Insidensi atau angka kejadian AGB di Indonesia : tidak lebih sama dengan 63% bumil dan 55% balita. Zat gizi yang membantu penyerapan Fe diantaranya protein hewani seperti daging, ikan dan telur, vitamin C, vitamin A, Zink (Zn) dan asam folat. Program pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil adalah 1 TTD selama 90 hari. Untuk balita dapat diberikan preparat besi dalam bentuk sirup. Kandungan 1 TTD = 200 mg ferrosulfat = 60 mg besi elemental + 0,25 mg asam folat.

5. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI sesudahnya

ASI merupakan makanan terbaik bayi. Pemberian : 0-6 bula pemberian ASI saja tanpa makanan lain). Kegagalan jumlah sel otak berkurang 15-20%. MP-ASI: makanan/minuman pendamping ASI untuk memenuhi kebutuhan gizinya.


(49)

6. Biasakan makan pagi

Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya tahan tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan konsentrasi belajar. Kebiasaan makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi sehari-hari. Sedangkan resiko tidak membiasakan makan pagi adalah gangguan kesehatan yang berupa menurunnya kadar gula darah. Kebiasaan makan pagi juga membantu seseorang untuk memenuhi kecukupan gizinya sehari-hari. Jenis hidangan untuk makan pagi dapat dipilih dan disusun sesai dengan keadaan. Namun akan lebih baik bila terdiri dari makanan sumber zat tenaga, sumber zat pembangun dan sumber zat pengatur.

7. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya

Air yang kita minum harus bersih dan aman (bebas dari kuman). Fungsi air dalam tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi dalam tubuh; mengatur keseimbangan cairan dan garam mineral dalam tubuh; mengatur suhu tubuh; melancarkan dalam buang air besar dan buang air kecil. Kebutuhan air minum ± 2 liter sehari/ 8 gelas sehari, dengan kecukupan air minum dapat mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko batu ginjal.

8. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan

Selain bergizi lengkap dan seimbang, makanan juga harus layak konsumsi (aman untuk kesehatan). Syarat makanan aman adalah “wholesome” (zat-zat gizi tidak banyak yang hilang dan bentuk fisiknya masih utuh. Kecuali, bila makanan sengaja akan diolah dan diubah bentuk fisiknya). Tanda-tanda umum bagi


(50)

makanan yang tidak aman bagi kesehatan antara lain : berlendir, berjamur, aroma dan rasa atau warana makanan berubah. Khusus untuk makanan olahan pabrik, bila melewati tanggal kadaluwarsa, atau terjadi karat/kerusakan pada kemasan, makanan kaleng tersebut harus segera dimusnahkan. Sebaiknya, makanan dengan tanda-tanda tersebut tidak dibeli dan tidak dikonsumsi, meskipun harganya sangat murah. Tanda lain dari makanan yang tidak memenuhi syarat aman, adalah bila dalam pengolahanya ditambahkan bahan tambahan berbahaya, seperti asam borax/bleng, formalin, zat pewarna rhomadin B dan methanil yellow, seperti banyak dijumpai pada makanan jajanan pasar. Oleh karena itu, produsen jajanan pasar perlu diberi penyuluhan.

Pesan dasar gizi seimbang tersebut diatas diharapkan mampu mempengaruhi setiap orang Indonesia untuk selalu mengkonsumsi hidangan tradisional yang sehat, seimbang dan aman untuk mempertahankan gizi yang optimal.


(51)

2.4. Kerangka Konsep

Gambar 2.1. Kerangka Konsep Penelitian

Keterangan :

Dalam kerangka konsep di atas yang ingin diketahui adalah bagaimana tingkat pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan sesudah penyuluhan tentang makanan sehat dan gizi seimbang. Untuk mengukur pengetahuan dan sikap ibu dalam penyediaan makanan sehat dan gizi seimbang dilakukan pre-test. Kemudian sebagai intervensi dilakukan penyuluhan berupa ceramah dan pembagian leaflet. Dan untuk melihat sejuh mana pengaruh penyuluhan makanan sehat dan gizi seimbang terhadap pengetahuan dan sikap ibu dilakukan post-test.

SEBELUM - Pengetahuan Ibu - Sikap Ibu

SESUDAH - Pengetahuan ibu - Sikap Ibu

Penyuluhan tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang - Ceramah


(52)

2.5. Hipotesis

1. Ada perbedaan pengetahuan sebelum dan sesudah penyuluhan tentang makanan sehat dan gizi seimbang

2. Ada perbedaan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan tentang makanan sehat dan gizi seimbang.


(53)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen dengan desain One-Group

Pretest-Posttest yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh penyuluhan terhadap

pengetahuan dan sikap ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun tahun 2010. Desain ini digambarkan seperti berikut :

Keterangan :

O1 = nilai pre-test (sebelum diberi penyuluhan)

O2 = nilai post-test (2 minggu setelah diberi penyuluhan)

X = Penyuluhan makanan sehat dan gizi seimbang dengan metode ceramah dan pembagian leaflet

Hasil perlakuan dapat diketahui lebih akurat, karena dapat membandingkan dengan keadaan sebelum diberi perlakuan (Sugiyono, 2006).

Adapun garis waktu (Time Line) dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1. Garis Waktu (Time Line) Penelitian O1 X O2

Pre-test

1 hari sebelum penyuluhan

Penyuluhan makanan sehat dan gizi seimbang

: metode ceramah dan pembagian leaflet

Post-test

- 2 minggu sesudah penyuluhan - observasi


(54)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun. Adapun alasan pemilihan lokasi disebabkan masih di temukan balita gizi kurang sebanyak 11 orang atau 17% dari 67 orang balita, serta masih kurangnya pengetahuan dan sikap ibu dalam penyediaan makanan sehat dan gizi seimbang dan di wilayah tersebut belum pernah dilakukan penyuluhan dengan metode ceramah maupun pembagian leafleat mengenai makanan sehat dan gizi seimbang.

3.2.2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian di mulai dari bulan Mei sampai dengan November 2010.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang berada di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun yang berjumlah 216 orang ibu.

3.3.2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan cara Random Sampling populasi yang berjumlah 216 orang ibu, diambil secara acak agar setiap populasi mampunyai kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Untuk menentukan besar sampel dipergunakan rumus Notoatmodjo (2005) :

Rumus : N n =


(55)

216 n =

1 + 216 (0,1²) 216

n =

1 + 216 (0,01)

n = 68,3 = 68 orang ibu

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung kepada ibu-ibu dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya, serta data identitas ibu yang meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluarga serta pengetahuan dan sikap ibu dalam penyediaan makanan sehat dan gizi seimbang sebelum dan sesudah penyuluhan.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun, berupa gambaran umum daerah penelitian yang berupa data demografi dan data pendukung lainnya.

3.5. Jalannya Penelitian 1. Survei Pendahuluan

Survei pendahuluan untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan untuk penelitian yang dilakukan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun.


(56)

2. Menyusun rencana penyuluhan

Penyusunan rencana penyuluhan berupa penyusunan proposal penelitian dan instrumen penelitian (kuesioner, ceramah dan leaflet).

3. Pengumpulan data tahap pertama (pre-test)

Pre-test dilakukan sebanyak 1 kali yaitu satu hari sebelum penyuluhan dilakukan

pengisian kuesioner yang dilakukan sendiri oleh masing-masing responden dalam waktu 40 menit dan dilakukan di Balai Desa Merek Raya. Bersamaan dengan dilakukannya pre-test, untuk melihat bagaimana penyediaan menu makanan sehat dan gizi seimbang sebelum penyuluhan.

4. Pelaksanaan penyuluhan

Penyuluhan dengan metode ceramah dan pembagian leaflet, tentang makanan sehat dan gizi seimbang untuk keluarga kepada ibu-ibu. Ceramah dilakukan selama 45 menit sebanyak 1 kali dengan materi yang telah disiapkan dan disertai pembagian leaflet. Selain itu, peneliti juga memberikan kesempatan berdiskusi dengan para ibu tentang apa yang ingin mereka pertanyakan seputar apa yang telah dijelaskan atau yang berkaitan dengan hal tersebut.

5. Pengumpulan data tahap kedua (post-test)

Dua minggu setelah penyuluhan gizi dilakukan post-test seperti halnya pada pengumpulan data tahap pertama dengan menggunakan kuesioner untuk diisi oleh masing-masing responden dalam waktu 40 menit yang dilakukan di balai desa. Kuesioner yang diberikan saat post-test adalah kuesioner yang sama dengan


(57)

6. Pengolahan data dilakukan dengan editing dan koding serta dilanjutkan dengan

entri data dengan menggunakan komputer. Selanjutnya dilakukan analisis data

dan penyusunan laporan penelitian.

3.6. Definisi Operasional

1. Pengetahuan ibu adalah segala sesuatu yang diketahui ibu tentang makanan sehat dan gizi seimbang sebelum dan sesudah penyuluhan

2. Sikap ibu adalah reaksi atau respon dari seorang ibu terhadap makanan sehat dan gizi seimbang sebelum dan sesudah penyuluhan.

3. Penyuluhan adalah suatu usaha penyebarluasan informasi tentang makanan sehat dan gizi seimbang dengan menggunakan metode ceramah dan pembagian leaflet.

3.7. Aspek Pengukuran 1. Pengetahuan

Pengetahuan ini dapat diukur dengan memberikan jawaban dari kuesioner yang telah diberi bobot. Jumlah pertanyaan sebanyak 14, sehingga diperoleh skor tertinggi 28, dengan kriteria jika jawaban a diberi skor = 2, jika jawaban b diberi skor = 1, jika jawaban c diberi skor = 0. Berdasarkan kriteria di atas maka dapat dikategorikan tingkat pengetahuan responden dengan kriteria sebagai berikut (Pratomo, 1990) :

- Baik, bila nilai responden benar ≥ 75% dari total nilai keseluruhan > 21 - Cukup, bila nilai responden benar 40-75% dari total nilai keseluruhan 11-21 - Kurang, bila nilai responden benar < 40% dari total nilai keseluruhan < 11


(58)

2. Sikap

Aspek pengukuran sikap diukur dengan menggunakan skala Guttman yakni dengan 2 alternatif jawaban setuju dan tidak setuju. Sikap diukur dengan 14 pertanyaan dengan memberikan skor terhadap kuesioner dan memberikan bobot penilaian yaitu :

1. Untuk pernyataan positif ( nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 dan 12) - S : Setuju, skor 1

- TS : Tidak setuju, skor 0

2. Untuk pernyataan negatif (nomor 8, 9, 10, 11, 13 dan 14) - S : Setuju, skor 0

- TS : Tidak setuju, skor 1

Sehingga skor tertinggi responden yang dapat dicapai adalah 14 dan skor terendah adalah 0. Berdasarkan kriteria di atas maka dapat dikategorikan tingkat sikap responden dengan kriteria sebagai berikut (Pratomo dan Sudarti, 1986) :

1. Baik, jika nilai responden > 75% dari total nilai seluruh pertanyaan tentang sikap, dengan nilai 11-14

- Cukup, bila nilai responden 40-75% dari total nilai seluruh pertanyaan tentang sikap, dengan nilai antara 6 -11

- Kurang, bila nilai responden < 40% dari total nilai seluruh pertanyaan tentang sikap, dengan nilai 0 - 6


(59)

3.8. Teknik Pengolahan dan Analisis Data 3.8.1. Teknik Pengolahan

Data yang telah dikumpulkan selanjutnya diolah dengan tahapan sebagai berikut : 1. Editing (pemeriksaan data).

Editing dilakukan untuk memeriksa ketepatan dan kelengkapan jawaban atas pertanyaan. Apabila terdapat jawaban yang belum lengkap atau terdapat kesalahan maka data harus dilengkapi dengan cara wawancara kembali terhadap responden. 2. Coding (pemberian kode)

Data yang telah terkumpul dan dikoreksi ketepatan dan kelengkapannya kemudian diberi kode oleh peneliti secara manual sebelum diolah dengan menggunakan perangkat software komputer.

3. Tabulating

Memindahkan data dari daftar pertanyaan kedalam tabel-tabel yang telah dipersiapkan. 3.8.2. Analisis Data

Hasil yang diperoleh, disajikan ke dalam bentuk distribusi frekuensi dan diuraikan secara naratif. Analisa data dilakukan dengan menginterpretasikan hasil penelitian dengan membandingkan literatur-literatur maupun dengan hasil-hasil penelitian lain yang relevan. Untuk menghitung pengaruh perlakuan dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu paired sample t-test yaitu untuk melihat perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan. Dengan menggunakan rumus (Hastono, 2006) :

d T =


(60)

Keterangan :

d = rata-rata deviasi/selisih sampel 1 dengan sampel 2

SD_d = standar deviasi dari deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2

Analisis hasil dilakukan juga dengan cara distribusi frekuensi, tabel, dan grafik kemudian diinterpretasikan untuk menjawab tujuan penelitian sebagai kesimpulan penelitian.


(61)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Daerah Penelitian

Daerah dalam penelitian ini adalah Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun dengan luas wilayah 250 km². Adapun batas-batas wilayah Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun adalah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Pematang Raya - Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Sihubu raya

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sirpang Sigodang - Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Bahapal Raya

Berdasarkan data yang di dapat dari Kantor Kepala Desa Merek Raya terdapat jumlah penduduk sebanyak 3.229 jiwa dengan rincian 1.557 laki-laki dan 1.672 perempuan serta 712 kepala keluarga (KK).

4.2. Gambaran Umum Responden

Gambaran umum responden dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan rumah tangga responden.

4.2.1. Umur Responden

Umur responden dalam penelitian ini di kategorikan atas : 24-30 tahun, 31-36 tahun dan > 37 tahun. Adapun distribusi frekuensi berdasarkan umur responden dapat dilihat pada tabel 4.1. berikut.


(62)

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010

No Kelompok Umur (tahun) Jumlah Persentase (%)

1 24 - 30 26 38,2

2 31 – 36 38 55,9

3 > 37 4 5,9

Jumlah 68 100,0

Pada tabel 4.1. di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada kelompok umur 31-36 tahun yaitu sebanyak 38 orang (55,9%), sedangkan paling sedikit berumur > 37 tahun sebanyak 4 orang (5,9%). Hal ini menunjukkan bahwa berdasarkan umur sebagian besar responden masih tergolong usia subur

4.2.2. Pendidikan Responden

Pendidikan responden dikategorikan atas : tamat SD, tamat SLTP, tamat SLTA dan tamat Diploma atau sarjana, dapat dilihat pada tabel 4.2. berikut.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan di Desa Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010

No Pendidikan Jumlah Persentase (%)

1 Tamat SD 8 11,8

2 Tamat SLTP 32 47,1

3 Tamat SLTA 26 38,2

4 Tamat Diploma/PT 2 2,9

Jumlah 68 100,0

Pada tabel 4.2. di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah tamat SLTP sebanyak 32 orang (47,1%) dan paling sedikit tamat Diploma/PT sebanyak 2 orang (2,9%).


(1)

II. Sikap Ibu Tentang Makanan Sehat dan Gizi Seimbang

Pada pernyataan di bawah ini, baca dan simaklah kalimat tersebut dengan baik.

Kemudian berilah tanda checklist (

√ ) pada kalimat yang anda anggap benar dengan

memilih setuju atau tidak setuju.

No

Pernyataan

Setuju Tidak

setuju

1

Makanan yang diberikan sehari-hari harus dengan menu

yang bervariasi

2

Makanan yang di hidangkan tidak mengandung bahan

pengawet dan selalu terjaga kebersihannya

3

Makanan yang dimakan harus cukup gizi yang dibutuhkan

bagi tubuh

4

Jika memasak sayuran tidak boleh terlalu lama

5

Mengkonsumsi makanan yang beraneka ragam dapat

melengkapi zat-zat gizi yang diperlukan

6

Jika ibu memiliki balita, makanan yang diberikan harus

selalu mengandung nilai gizi.

7

Jika mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi,

maka tidak mudah lelah dan pusing

8

Makanan yang dimakan sehari-hari tidak perlu bervariasi

9

Makanan yang diberikan tidak perlu bergizi untuk tubuh

10 Setiap bahan makanan tidak perlu dicuci sebelum diolah.

11 Makanan yang dihidangkan setiap hari tidak perlu beraneka

ragam.

12 Jika makanan yang dimakan tidak beraneka ragam maka

tubuh akan mudah terserang penyakit

13 Makanan sehat dan bergizi itu harus yang mahal-mahal.

14 Memberi makanan bagi anak tidak perlu tiga kali sehari


(2)

Reliability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 15 75.0

Excluded(

a) 5 25.0

Total 20 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.771 .773 14

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Q1 .93 .799 15

Q2 1.27 .704 15

Q3 1.27 .594 15

Q4 1.27 .594 15

Q5 1.40 .737 15

Q6 1.67 .617 15

Q7 1.40 .632 15

Q8 1.47 .516 15

Q9 1.20 .561 15

Q10 1.33 .488 15

Q11 1.47 .516 15

Q12 1.07 .704 15

Q13 1.53 .516 15


(3)

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Q1 17.73 14.924 .480 .747

Q2 17.40 14.400 .679 .724

Q3 17.40 16.829 .276 .767

Q4 17.40 15.971 .464 .750

Q5 17.27 16.067 .324 .765

Q6 17.00 16.571 .313 .764

Q7 17.27 16.495 .317 .764

Q8 17.20 17.029 .288 .765

Q9 17.47 16.410 .396 .756

Q10 17.33 16.381 .482 .751

Q11 17.20 15.600 .651 .736

Q12 17.60 16.543 .260 .771

Q13 17.13 17.124 .265 .767

Q14 17.27 17.210 .251 .768

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(4)

Frequency Table

Kelompok umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 24-30 tahun 26 37.7 38.2 38.2

31-36 tahun 38 55.1 55.9 94.1

> 37 tahun 4 5.8 5.9 100.0

Total 68 98.6 100.0

Missing System 1 1.4

Total 69 100.0

Pendidikan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid tamat SD 8 11.8 11.8 11.8

tamat SLTP 32 47.1 47.1 58.8

tamat SLTA 26 38.2 38.2 97.1

tamat DIII/PT 2 2.9 2.9 100.0

Total 68 100.0 100.0

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid IRT 29 42.6 42.6 42.6

Bertani 25 36.8 36.8 79.4

PNS 2 2.9 2.9 82.4

Pegawai swasta 3 4.4 4.4 86.8

Wiraswasta 9 13.2 13.2 100.0

Total 68 100.0 100.0

penghasilan keluarga

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid < UMR

(Rp965.000) 31 44.9 45.6 45.6

> UMR (

Rp.965.000) 37 53.6 54.4 100.0

Total 68 98.6 100.0


(5)

kategori penget pretest

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 20 29.0 29.4 29.4

Cukup 39 56.5 57.4 86.8

baik 9 13.0 13.2 100.0

Total 68 98.6 100.0

Missing System 1 1.4

Total 69 100.0

kategori penget posttest

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup 15 21.7 22.1 22.1

baik 53 76.8 77.9 100.0

Total 68 98.6 100.0

Missing System 1 1.4

Total 69 100.0

kategori sikap pretest

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid kurang 11 15.9 16.2 16.2

Cukup 52 75.4 76.5 92.6

baik 5 7.2 7.4 100.0

Total 68 98.6 100.0

Missing System 1 1.4

Total 69 100.0

kategori sikap posttest

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Cukup 10 14.5 14.7 14.7

baik 58 84.1 85.3 100.0

Total 68 98.6 100.0

Missing System 1 1.4


(6)

T-Test

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation

Std. Error Mean

Pair 1 pengetahuan pretest 14.97 68 4.235 .514

pengetahuan posttest 22.00 68 1.932 .234

Pair 2 sikap pretest 7.96 68 2.003 .243

sikap posttest 12.28 68 1.665 .202

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 pengetahuan pretest &

pengetahuan posttest 68 .688 .000

Pair 2 sikap pretest & sikap

posttest 68 .702 .000

Paired Samples Test

Paired Differences t df

Sig. (2-tailed)

Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair 1 pengetahuan pretest -

pengetahuan posttest -7.029 3.228 .391 -7.811 -6.248 -17.960 67 .000

Pair 2 sikap pretest - sikap


Dokumen yang terkait

Masjid Raya Johor

3 97 154

Peran Kantor Pertanahan Kabupaten Simalungun Terhadap Masyarakat Dikecamatan Sidamanik Dalam Rangka Pendaftaran Tanah Serta Pelaksanaannya Berdasarkan Uu Pa Dan Peraturan Pemerintah Nomor24 Tahun 1997

2 111 115

Eksplorasi Tumbuhan Obat di Kasan Gunung Sibuatan, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo,Sumatera Utara

4 131 49

Relasi Kekuasaan Kepala Daerah Dengan Kepala Desa (Melihat Good Governance Kepala Desa Nagori Dolok Huluan, Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun)

4 83 107

Perkembangan Kota Perdagangan Di Kecamatan Bandar Kabupaten Simalungun (1980-1999)

4 58 88

Dampak Relokasi Pusat Pemerintahan Kabupaten Simalungun Terhadap Pengembangan Wilayah Kecamatan Raya

2 36 189

MAKANAN SEHAT DAN GIZI SEIMBANG

0 4 4

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA MALANGJIWAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan

0 2 11

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar.

0 2 16

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN MENU SEIMBANG PADA BALITA DI DUSUN TEGALREJO, PLERET, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2014 NASKAH PUBLIKASI - Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dalam Pemberian

0 0 14