Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi Batik Solo “Inasinul”

EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI
MEDIA PROMOSI BATIK SOLO “INASINUL”

HAFID KURNIAWAN

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Efektivitas
Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi Batik Solo “Inasinul” adalah
benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi
berasal atau dikutip dari karya yang telah diterbitkan maupun tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar
pustaka di bagaian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis ini kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, Mei 2015

Hafid Kurniawan
NIM: I34110081

ABSTRAK
HAFID KURNIAWAN. Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media
Promosi Batik Solo “Inasinul”. Dibimbing oleh ANNA FATCHIYA.
Promosi melalui media sosial instagram merupakan cara yang digunakan oleh
Batik “Inasinul” untuk menginformasikan produk sehingga dapat membuat
followers mereka terpengaruh untuk melakukan pembelian. Tujuan dari penelitian
ini adalah menganalisis efektivitas promosi produk kain batik “Inasinul” melalui
instagram. Tujuan lainnya adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan
efektivitas promosi batik “Inasinul”. Penelitian ini menggunakan metode survei
dengan didukung oleh data kuantitatif berupa kuesioner online dan kualitatif
berupa wawancara dengan pemilik usaha sebagai informan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa media sosial instagram efektif dalam menstimulasi

perhatian, meningkatkan pengetahuan responden akan produk yang dipasarkan,
dan mengubah sikap responden dari tahap memperhatikan (attention) ke tahap
ketertarikan (interest). Selain itu, faktor yang berhubungan dengan efektivitas
promosi melalui tahapan perhatian (attention), ketertarikan (interest), keinginan
(desire), dan tindakan (action) yaitu aktifitas promosi yang dilakukan melalui
instagram dan faktor psikologis followers instagram @inasinul.
Kata kunci: efektivitas , promosi, media sosial, instagram

ABSTRACT
HAFID KURNIAWAN. Effectiveness of Social Media Instagram as a Promotion
Media Batik Solo "Inasinul". Supervised by ANNA FATCHIYA.
Instagram as a social media is used by Batik “Inasinul” to promote their product.
The purpose of this study was to analyze the effectiveness of promotional products
Batik "Inasinul" via instagram. Another aim is to analyze the factors related
promotional effectiveness batik "Inasinul". This study uses a survey supported by
quantitative data and qualitative form of an online questionnaire in the form of
interviews with business owners as an informant. The results showed that social
media instagram effective in stimulating attention, increase knowledge of the
respondent will be marketed products, and changing attitudes of respondents from
the stage of attention to the stage of interest . In addition, factors associated with

the effectiveness of the promotion through the stages of attention, interest, desire,
and action that promotional activities conducted via instagram and psychological
factors consumers Batik "Inasinul".
Keywords: effectiveness, promotion, social media, instagram

EFEKTIVITAS MEDIA SOSIAL INSTAGRAM SEBAGAI
MEDIA PROMOSI BATIK SOLO “INASINUL”

HAFID KURNIAWAN

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat
pada
Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT
FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR

2015

Judul Skripsi
Nama Mahasiswa

: Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media
Promosi Batik Solo “Inasinul”
: Hafid Kurniawan

NIM

: I34110081

Disetujui oleh

Dr Ir Anna Fatchiya, MSi
Pembimbing

Diketahui oleh


Dr Ir Siti Amanah, MSc
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:__________________

PRAKATA

Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul Efektivitas Instagram sebagai Media Promosi Batik
“Inasinul”.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada Dr Ir Anna Fatchiya, MSi
sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan saran dan masukan selama
proses penelitian hingga penyelesaian skripsi ini. Penulis juga menyampaikan
hormat dan rasa terimakasih kepada Ibu Teny Sutraningsih, Bapak Iwan
Haryawan dan Bapak Rasmin selaku ibu dan ayah tercinta yang selalu mendoakan
dan senantiasa melimpahkan kasih sayang serta dukungannya kepada penulis.
Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Fany Febriyani, Irlan
Yanuar dan Aulia Hakimsyah selaku kakak dan adik saya yang selalu
menyemangati dan mendoakan penulis. Selain itu, penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada sahabat sekaligus teman seperjuangan Ami Kusuma
Handayani, Pingkan Citra Amalia, Novia Annisa Putri, Gina Nefstia Shabrina,
Wenny Dwiharyenti, Rizki Nur Fadila, Mutiara Irfarinda, Siti Nadhira, Cynda
Adissa Lianita, Futri Amelia, Lingga Detia Ananda, Yunizar Sri Wulandari, Elsa
Yuliana, dan Renita Intan Cahyani yang telah memberi semangat dan dorongan
kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini. Serta tidak lupa penulis
ucapkan terima kasih kepada seluruh keluarga besar SKPM, terutama SKPM
48 atas kebersamaannya dan senior-senior seluruh angkatan SKPM seluruh
angkatan atas kesediaannya berbagi pengalaman dan memberikan saran-saran
kepada penulis. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, Mei 2015

Hafid Kurniawan

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Kegunaan Penelitian

Halaman
ix
x
x
1
1
3
3
3

TINJAUAN PUSTAKA
Batik
Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi
Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi

Perilaku Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Kerangka Pemikiran
Hipotesis
Definisi Operasional

5
5
6
10
11
14
15
15

PENDEKATAN LAPANGAN
Metode penelitian
Lokasi dan Waktu
Teknik Pemilihan Responden dan Informan
Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengolahan dan Analisis Data


19
19
19
19
20
21

GAMBARAN UMUM
Sejarah dan Perkembangan Perusahaan
Media Promosi Batik “Inasinul”

23
23
24

KARAKTERISTIK FOLLOWERS, KETERDEDAHAN MEDIA DAN
FAKTOR PSIKOLOGIS
Karakteristik Followers
Umur

Jenis Kelamin
Jenis Pekerjaan
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendapatan
Keterdedahan Media
Frekuensi Informasi Terkini
Frekuensi Feedback Pesan
Daya Tarik Pesan

27
27
28
28
29
29
30
30
32
33
35


Gaya Pesan
Kejelasan Pesan
Faktor Psikologis
Motivasi
Persepsi
Pembelajaran
Keyakinan dan Sikap

36
38
40
41
41
42
43

EFEKTIVITAS PROMOSI PRODUK BATIK “INASINUL”
Efektivitas Promosi Melalui Instagram
Attention
Interest
Desire
Action

45
45
46
46
47
48

HUBUNGAN KARAKTERISTIK FOLLOWERS, KETERDEDAHAN
MEDIA, DAN FAKTOR PSIKOLOGIS DENGAN EFEKTIVITAS
PROMOSI
Hubungan Karakteristik Followers dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Keterdedahan Media dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Frekuensi Informasi Terkini dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Frekuensi Feedback Pesan dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Daya Tarik Pesan dengan Aktivitas Promosi
Hubungan Gaya Pesan dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Kejelasan Pesan dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Faktor Psikologis dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Motivasi dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Persepsi dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Pembelajaran dengan Efektivitas Promosi
Hubungan Keyakinan dan Sikap dengan Efektivitas Promosi

51

PENUTUP
Simpulan
Saran

63
63
63

DAFTAR PUSTAKA

65

LAMPIRAN

69

RIWAYAT HIDUP

81

51
52
53
54
55
56
57
58
58
59
60
61

DAFTAR TABEL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.

Halaman
Perbandingan Promosi melalui Cara Konvensional dan Media Sosial
7
Karakteristik Jenis Media Sosial dalam Promosi Produk
8
Jumlah dan persentase responden berdasarkan karakteristik
27
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan 31
keterdedahan media
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 32
frekuensi informasi terkini melalui akun instagram @inasinul
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 33
frekuensi feedback pesan melalui akun Instagram @inasinul
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 35
daya tarik pesan melalui akun Instagram @inasinul
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 37
gaya pesan melalui akun instagram @inasinul
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 38
kejelasan pesan melalui akun instagram @inasinul
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan faktor 40
psikologis
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 41
motivasi responden
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 42
persepsi responden
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 43
pembelajaran responden
Jumlah dan persentase penilaian responden berdasarkan indikator 44
keyakinan dan sikap responden
Jumlah dan persentase responden dan penilaian responden dalam 45
mencapai tahap AIDA
Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator- 46
indikator pada tahap attention
Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator- 47
indikator pada tahap interest
Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator- 48
indikator pada tahap desire
Jumlah dan presentase penilaian responden terhadap indikator- 49
indikator pada tahap action
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara karakteristik 51
responden dengan efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi Chi-Square dan signifikasi antara jenis kelamin 52
dan jenis pekerjaan dengan efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara frekuensi informasi 53
terkini dengan efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara frekuensi feedback 54
pesan dengan efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara daya tarik pesan 55
dengan efektivitas promosi (AIDA)

25.
26.
27.
28.
29.
30.

Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara gaya pesan dengan
efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara kejelasan pesan
dengan efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara motivasi dengan
efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara persepsi dengan
efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara pembelajaran
dengan efektivitas promosi (AIDA)
Nilai koefisiensi korelasi dan signifikasi antara keyakinan dan sikap
dengan efektivitas promosi (AIDA)

56
57
58
59
60
61

DAFTAR GAMBAR
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Kerangka Pemikiran
Logo Produk Batik “Inasinul
Tampilan instagram Batik “Inasinul”
Contoh motif batik “Inasinul”
Foto intagram @inasinul di timeline
Bentuk feedback dari instagram @inasinul
Salah satu caption instagram @inasinul
Bio Instagram @inasinul
Testimoni dari Konsumen Batik “Inasinul”

Halaman
14
23
24
25
33
34
37
39
44

DAFTAR LAMPIRAN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Peta Lokasi Gerai Batik ‘Inasinul”
Hasil Penelitian Jenis dan Penggunaan Media Sosial
Jadwal Kegiatan Penelitian
Daftar Responden
Panduan Pertanyaan Wawancara Informan
Tampilan Kuesioner online
Hasil Uji Statistik Rank Spearman
Hasil Uji Statistik Chi-Square
Dokumentasi Penelitian

Halaman
70
71
73
74
76
77
78
79
80

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan warisan budaya yang
beragam salah satunya adalah kain khas Indonesia seperti batik, songket, dan tenun.
Semenjak batik diresmikan oleh UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009, trend kain
batik semakin meningkat setelah lama tenggelam. Masyarakat mulai berlomba-lomba
menggunakan pakaian dengan sentuhan batik dalam aktivitas sehari-hari mereka. Hal
ini membuat usaha batik menjadi sektor yang menguntungkan bagi para pemilik
usaha terutama para pelaku usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM karena
jika lebih dikembangkan lagi bisa memiliki nilai lebih karena membawa warisan
budaya Indonesia.
Tingginya animo masyarakat akan produk kain batik ini membuat banyak
pelaku usaha berlomba-lomba dalam membuat inovasi trend berbusana batik yang
tradisional namun tetap terlihat modern sehingga penggemarnya pun berasal dari
berbagai kalangan dan usia. Promosi sebuah produk batik yang dilakukan pemilik
usaha tentu memerlukan sebuah promosi melalui komunikasi pemasaran agar
konsumen tertarik dengan produk yang ditawarkan. Komunikasi pemasaran dilakukan
melalui bauran pemasaran yang menurut Kotler (2003) terdiri atas product, price,
promotion, dan place atau sering dikenal dengan 4P’s. Penjualan yang biasa
dilakukan dalam memasarkan produk adalah pemasaran konvensional yang
menggunakan cara umum seperti membuat toko sehingga penjualan dilakukan secara
tatap muka. Namun pemasaran konvensional dirasa sudah tidak menarik karena
jangkauannya yang terbatas dan masih mengeluarkan biaya yang cukup besar.
Dewasa ini, kegiatan penjualan barang dan jasa (direct selling) tidak hanya
dilakukan melalui kegiatan kovensional namun juga dapat dilakukan melalui internet
atau yang biasa disebut dengan E-Commerce. Menurut Morisan (2010) tujuan
komunikasi yang dapat dicapai perusahaan melalui penggunaan internet antara lain
terkait dengan penyebaran informasi, menciptakan kesadaran, tujuan riset,
menciptakan persepsi, percobaan produk, meningkatkan pelayanan, dan
meningkatkan distribusi. Hal tersebut sejalan dengan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang
menyebutkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dan transaksi elektronik salah
satunya dilaksanakan dengan tujuan untuk mengembangkan perdagangan dan
perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Penjualan produk kain batik melalui bisnis online ini membuka jalan bagi
kain batik untuk dikembangkan sampai ke seluruh Indonesia bahkan ke mancanegara.
Penjualan produk dari kain batik melalui internet dapat dilakukan dalam beberapa
cara yaitu transaksi langsung di website, facebook, twitter, dan instagram dengan
sistem pembayaran dan pelayanan yang beragam. Menjamurnya bisnis jual beli
produk kain batiki melalui instagram dikarenakan banyaknya kemudahan yang
ditawarkan bisnis melaui media sosial ini seperti jangkauan konsumen yang sampai
ke mancanegara, lebih efisien, dan lebih mudah dalam penyampaian informasinya.

2

Instagram juga banyak diminati oleh masyarakat karena dapat di akses di smartphone
yang dimiliki oleh masayakat dengan fitur-fitur pendukung di dalamnya seperti
mengunggah foto atau video yang kiranya mendukung para pelaku usaha untuk
menjadikan Instagram sebagai media promosi online mereka. Dengan demikian
kedua belah pihak merasa diuntungkan karena konsumen dapat memilih dan
mendapatkan produk dengan mudah dan konsumen dapat menjual barang atau jasa
dengan praktis dan terjangkau luas.
Sampai dengan saat ini, pengguna internet di Indonesia mencapai pengguna
internet di Indonesia mencapai 82 juta orang dari data yag ditemukan di
kominfo.co.id. Dengan capaian tersebut, Indonesia berada pada peringkat ke-8 di
dunia yang pada tahun 2013 masih sekitar 63 juta orang. Hal tersebut juga didukung
oleh data yang didapatkan dari harianaceh.co.id terkait media sosial instagram dalam
satu hari para pengguna instagram memasang dan membagikan 70 juta foto dan
video dengan total pengguna sekitar 300 juta akun di dunia. Dari data tersebut dapat
ditarik pernyataan bahwa pengguna internet di Indonesia semakin hari semakin
bertambah jumlahnya terutama media sosial instagram sekarang ini. Hal tersebut
kembali lagi menjadi peluang besar bagi pelaku usaha produk dari kain batik untuk
bisa memasarkan produknya lebih luas. Dewasa ini beberapa pelaku usaha telah
menggunakan media sosial instagram dalam mempromosikan ataupun memasarkan
produknya kepada konsumen karena dinilai mudah dan tanpa mengeluarkan biaya
pemasaran produknya.
Batik “Inasinul” merupakan salah satu usaha yang menjual produk kain batik
dan memanfaatkan media sosial instagram sebagai media untuk melakukan promosi.
Aktivitas promosi yang dilakukan melalui media sosial instagram berisi pesan berupa
foto terkait informasi-informasi produk, iklan, proses pemesanan produk, hingga
menampung aspirasi dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh konsumen
melalui fitur comment yang disediakan. Kelebihan lain dari instagram adalah
konsumen dapat melihat dengan jelas produk batik yang ditawarkan lalu dapat
berkomunikasi melalui comment dan mendapatkan informasi lainnya melalui bio di
profil instagram. Sejak awal pendiriannya, batik “Inasinul” gencar memberikan
informasi produk, informasi tentang promo, serta testimoni-testimoni yang diberikan
oleh para konsumennya. Aktivitas promosi melalui media sosial merupakan salah
satu bentuk bauran komunikasi pemasaran berhubungan langsung dengan tingkat
keterdedahan konsumen hingga konsumen mengambil keputusan untuk membeli
produk Batik “Inasinul”. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa perlu untuk
melihat bagaimana efektivitas promosi produk modifikasi kain batik “Inasinul”
melalui instagram serta faktor-faktor yang berhubugan dengan promosi batik
“Inasinul”.
.

3

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan sebelumnya, masalah
penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana efektivitas promosi produk batik “Inasinul” melalui instagram?
2. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan efektivitas promosi produk batik
“Inasinul”?
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dirumuskan sebagai berikut:
1. Menganalisis efektivitas promosi batik “Inasinul” melalui instagram.
2. Menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan efektivitas promosi produk
batik “Inasinul” melalui instagram.
Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peran media
sosial instagram dalam aktivitas promosi, keefektivitasan instagram sebagai media
promosi, dan efektivitas promosi melalui instagram dalam memengaruhi konsumen
produk Batik “Inasinul”. Secara lebih khusus, penelitian ini akan bermanfaat bagi
beberapa pihak, yakni:
1. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi untuk
penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan komunikasi bisnis.
Peneliti selanjutnya juga diharapkan dapat memperbaiki kelemahan-kelemahan
dari penelitian ini.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu masyarakat
untuk mengenal produk kain tradisional khususnya batik, sehingga masyarakat
tertarik untuk membeli. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat
dijadikan sebuah penilaian masyarakat mengenai pengaruh promosi melalui media
sosial instagram dalam pemasaran produk Batik “Inasinul”.
3. Bagi perusahaan, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan oleh
pelaku usaha batik “Inasinul” dalam rangka mengetahui efektivitas strategi
promosi perusahaan tersebut.

4

5

TINJAUAN PUSTAKA
Batik
Batik merupakan salah satu warisan budaya berbentuk fisik berupa kain
bercorak yang memiliki filosofi berbeda di setiap helai kainnya. Menurut
Widyaningrum (2012) pada awalnya kain batik hanya digunakan oleh keluarga
kerajaan di masanya. Batik di Indonesia telah ada seja zaman Sriwijaya, Tiongkok
pada zaman dinasti Sung atau T’ang (abad 7 sampai abad 9). Batik awalnya hanya di
produksi di beberapa kota saja seperti Yogyakarta, Lasem, Banyumas, Purbalingga,
Surakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Tulungagung, Ponorogo, Jakarta, Tegal,
Indramayu, Ciamis, Garut, Kebumen, Purworejo, Klaten, Boyolali, Sidoarjo,
Mojokerto, Gresik, Kudus, dan Wonogiri. Namun seiring perkembangannya batik
dapat diumpai hampir di seluruh kota/kabupaten di Indonesia yang memberikan batik
dengan corak-corak khas dari daerahnya. Beberapa daerah yang sudah memiiki batik
khas kota/kabupaten diantarana adalah Bogor dengan ikon batik talas dan Kabupaten
Karawang dengan batik panen raya. Dewasa ini batik yang dikembangkan oleh
daerah-daerah di Indonesia dibuat sesuai dengan kearifan lokal atau ikon khas dari
daerah masing-masing sebagai simbol bahwa batik tersebut menggambarkan keadaan
khas dari suatu daerah.
Sebuah batik tentu identik dengan corak yang tergambar pada sebuah kain.
Pembuatan sebuah batik dapat dilakukan dengan teknik-teknik yang unik mulai dari
yang mudah hingga yang tersulit. Menurut cara pembuatannya batik dibagi menjadi
empat teknik (Widyaningrum 2012) yaitu:
1. Batik tulis
Batik tulis adalah batik yang dibuat dengan menuliskan atau menggambar
langsung corak batik di atas kain. Mula-mula kain digambar menggunakan alat
tulis seperti pensil lalu mulai digambar menggunakan canting yang sudah diisi lilin
panas. Pembuatan batik tulis biasanya membutuhkan waktu berbulan-bulan
tergantung dengan tingkat kesulitannya.
2. Batik cap
Batik cap adalah batik yang dibuat dengan menggunakan canting cap atau canting
yang sudah memiliki pola sehingga pembuatannya tidak rumit seperti batik tulis
yang membutuhkan waktu lama dalam penyelesaiannya.
3. Batik lukis
Batik lukis adalah batik yang proses pembuatannya langsung melukiskan pola atau
corak batik pada kain yang telah dipersiapkan.
4. Batik printing
Batik printing merupakan batik yang dicetak langsung yang polanya menggunakan
teknologi komputer. Pembuatan batik ini terhitung cepat dan menguntungkan bagi
produsen karena dapat mencetak batik dengan cepat dan jumlah yang besar.
Namun terkadang teknik ini menghilangkan nilai asli dari batik.

6

Media Sosial Instagram Sebagai Media Promosi
Setiap kegiatan pemasaran, baik itu barang atau jasa pasti dalam prosesnya
menggunakan komunikasi pemasaran. Menurut Kusumastuti (2009) komunikasi
pemasaran adalah aplikasi komunikasi yang fungsinya adalah menjadi faktor
pendorong atau pembantu kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan.
Salah satu implementasi dari komunikasi pemasaran adalah bauran promosi
(promotional mix) yang memiliki lima jenis teknik antara lain periklanan
(advertising), penjualan tatap muka (personal selling), promosi penjualan (sales
promotion), hubungan masyarakat dan publisitas (public relation and publicity) dan
pemasaran langsung (direct selling). Batik Indonesia adalah salah satu produk yang
memiliki nilai jual tinggi karena mengandung unsur-unsur keanekaragaman budaya
Indonesia. Namun dalam segi pemasarannya masih menemui kesulitan seperti
terbatas pada wilayah asal dari masing-masing daerah produsen batik yang membuat
konsumen belum megetahui keberadaan produk tersebut. Dalam menanggulangi hal
tersebut perusahaan melakukan promosi terhahap produk barang atau jasa yang
mereka tawarkan.
Promosi merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari pesan-pesan
perusahaan yang didesain untuk menstimulasi terjadinya kesadaran (awarness),
ketertarikan (interest), dan berakhir dengan tindakan pembelian (purchase) yang
dilakukan oleh pelanggan terhadap produk atau jasa yang ditawarkan. Promosi yang
dilakukan dalam meningkatkan penjualan batik sekarang ini mulai mengalami
pergeseran yang semula menggunakan cara promosi secara konvensional kini mulai
memanfaatkan fungsi jaringan internet dalam melakukan promosi. Beberapa alasan
berpindahnya strategi promosi menjadi menggunakan jaringan internet antara lain
internet memiliki jangkauan yang luas sehingga dapat menyebarkan informasi terkait
barang yang ditawakan secara cepat, mudah digunakan dan diakses oleh siapa saja
kapan saja selama terhubung dengan jaringan internet, dan tidak mengeluarkan biaya
yang besar sehingga membawa keuntungan kepada pemilik usaha dalam melakukan
promosi.
Media sosial merupakan media yang digunakan para pelaku usaha untuk
melakukan promosi melalui internet dan dari beberapa penelitian sebelumnya media
yang sering digunakan antara lain website, facebook, twitter, instagram, dan
blackberry messenger. Pelaku usaha produk batik melakukan promosi melalui media
sosial seperti memberikan informasi, promo produk dan melakukan perbincangan
dengan konsumen secara intensif dengan tujuan memberikan layanan prima pada
konsumen sampai akhirnya terjadinya transaksi bahkan transaksi berulang.
Sebuah promosi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara mulai dari cara
konvensional atau cara langsung dan melalui internet. Sebelum adanya internet,
sebuah promosi dilakukan langsung melalui pembicaraan kepada orang-orang (Word
of Mouth), melalui media cetak, televisi, radio dan lainnya. Namun seiring dengan
perkembangan teknologi sekarang ini promosi melalui teknik konvensional mulai
ditinggalkan oleh para pelaku usaha karena mulai terlihat kekurangan-kekurangan
promosi melalui jalur konvensional. Sekarang ini banyak pelaku usaha produk batik
yang mulai berpindah melakukan promosi melalui media sosial karena dirasa

7

memiliki beberapa keuntungan dibandingkan melakukan promosi melalui cara
konvensional. Berikut Tabel 1 yang memaparkan perbedaan promosi melalui cara
konvensional dengan cara promosi melalui media sosial
Tabel 1
No.

Perbandingan Promosi melalui Cara Konvensional dan Media Sosial
Jenis Promosi
-

1.

2.

Konvensional

Media Sosial

-

Karaktersitik Promosi
Promosi dan pemasaran dilakukan secara tatap muka
Jangkauannya terbatas
Perlu memikirkan pengeluaran biaya promosi (contoh: poster
dan leaflet) yang harus disebarkan
Penyebaran informasi terbatas
Akses konsumen terbatas
Waktu promosi terbatas
Resiko rendah
Tempat promosi hanya dilakukan di satu titik
Promosi dan pemasaran dilakukan kapan saja selama
tersambung dengan jaringan internet
Jangkauan luas dan tak terbatas
Dapat memilih beragam sosial media yang ada
Penyebaran informasi cepat
Akses konsumen mudah
Waktu promosi 24 jam
Rawan akan resiko
Biaya promosi rendah karena tidak perlu mencetak poster
atau memasang iklan di media (contoh : televisi atau radio)

Berdasarkan perbandingan Tabel 1 dapat dilihat walaupun kedua jalur
promosi tersebut sama-sama memiliki kekurangan atauresiko dalam pelaksanaanya,
promosi melalui media sosial memiliki beberapa keuntungan yang tidak dimiliki oleh
cara konvensional. Salah satu peran media sosial sebagai media promosi dapat dilihat
pada hasil penelitian Riyantoro dan Harmoni (2013) mengenai Efektivitas Iklan
Melalui Jejaring Sosial sebagai Salah Satu Strategi Pemasaran Keripik Pedas Maicih.
Pada penelitian tersebut media sosial digunakan sebagai media untuk memberi
informasi dan membuat konsumen menyadari keberadaan produk yang ditawarkan
melalui iklan. Media sosial juga berfungsi dalam membujuk konsumen potensial
untuk melakukan pembelian yang ditandai oleh respon positif konsumen terhadap
iklan yang diberikan tersebut.
Beberapa jenis media sosial yang banyak digunakan dalam pemasaran produk
adalah facebook, twitter, blackberry messanger, instagram dan website. Beberapa
media sosial yang biasa digunakan dalam melakukan promosi tentu memiliki tolok
ukur dalam melihat efektivitasnya seperti frekuensi kunjungan pelanggan terhadap
suatu akun media sosial produk, lama kunjungan, jumlah followers dan retweet pada
twitter, followers dan like pada instagram, friends dan like pada facebook. Media
sosial dalam pemanfaatannya memiliki karakteristik seperti terdapat pada Tabel 2

8

Tabel 2
No.

Karakteristik jenis media sosial dalam promosi produk
Jenis Media Sosial
-

1.

Website

-

2.

Facebook
-

-

3.

Twitter
-

-

4.

Instagram

-

-

Karaktersitik Media Sosial
Dapat diakses oleh setiap orang
Dilengkapi dengan fasilitas berbagi pesan, foto, audio, dan
video
Memuat informasi secara lengkap dan detail
Memuat iklan-iklan dalam format banner, sponsorship, popup, link, webcasting, dan iklan Sela
Dapat menarik perhatian dengan design web yang menarik
Dapat diakses melalui komputer, laptop, notebook, dan
telepon genggam selama terhubung ke jaringan internet
Tidak ada batasan pertemanan
Fasilitas yang tersedia untuk memasarkan produk beragam
mulai dari pesan teks, foto, audio, dan video
Fasilitas yang tersedia untuk berkomunikasi dengan
konsumen atau pemasar lainnya bias melalui wall, chat
rooms, message dan membentuk group tertentu dengan
member yang diundang ke dalam group
Mudah diakses kapanpun dan dimanapun melalui komputer,
laptop, notebook, dan telepon genggam selama terhubung ke
jaringan internet
Penyebaran informasi cenderung cepat dan luas selama
berteman dengan akun facebook
Penyebaran informasi dengan 140 karakter untuk setiap tweet
namun dapat menyisipkan link lain (contohnya masuk ke blog
atau masuk ke laman facebook)
Dilengkapi dengan fasilitas berbagi foto dan video yang dapat
dilihat oleh khalayak luas
Terdapat follow dan unfollow sebagai tanda dua buah account
saling berhubungan atau tidak
Mudah diakses kapanpun dan dimanapun melalui komputer,
laptop, notebook, dan telepon genggam selama terhubung ke
jaringan internet
Penyebaran informasi cenderung cepat dan luas
Jika terlalu banyak following, timeline akan berjalan cepat
sehingga besar kemungkinan akan tertinggal informasi
Media sosial dengan fasilitas upload foto dan video (durasi
video maksimal 15 detik)
Menguntungkan konsumen karena dapat melihat secara
langsung produk yang ditawarkan
Memuat informasi secara lengkap dan detail melalui isi
gambar atau melalui caption yang diberikan pelaku usaha
Untuk berkomunikasi tersedia fasilitas comment photo
Untuk foto atau video yang lebih pribadi bisa melalui direct
message
Dimanfaatkan sebagai sarana promosi dan informasi
Mudah diakses kapanpun dan dimanapun melalui komputer,
laptop, notebook, dan telepon genggam selama terhubung ke
jaringan internet
Penyebaran informasi cenderung cepat dan luas
Fasilitas Hashtag (tanda pagar) untuk memudahkan
konsumen mencari tahu produk batik Indonesia

9

Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat bahwa setiap media sosial memiliki
karakteristik tersendiri untuk melakukan kegiatan promosi produk kepada pelanggan.
Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna
mengambil foto, menerapkan filter digital dan membagikannya ke berbagai layanan
jejaring sosial, termasuk bagi pemiik instagram itu sendiri (Mahendra 2014).
Menurut Diamond (2015) instagram memiliki fitur-fitu pendukung seperti profil,
followers, hashtag, push notification, dapat dihubungkan dengan jejaring sosial
lainnya, tag lokasi dan lainnya. Instagram digunakan oleh lebih dari 100 juta
pengguna di dunia dengan berbagai kepentingan seperti mengikuti tren sampai
dengan melakukan aktivitas promosi bisnis. Seperti pada penelitian Indria (2013) dan
Jayanti (2014) yang menjelaskan bahwa instagram digunakan oleh para pelaku usaha
untuk melakukan promosi usaha mereka dengan berbagi informasi melalui foto
dengan dilengkapi caption sebagai penjelasnya. Sarana comment pada instagram juga
digunakan oleh pelaku usaha untuk berinteraksi dengan konsumennya agar
memunculkan trust pada konsumen. Pada penelitian Andini dkk (2014) dalam
instagram efektif digunakan dengan didukung oleh kekuatan Word of Mouth dalam
melakukan promosi dan memengaruhi konsumen memutuskan pembelian.
Keterdedahan konsumen terhadap media perlu dilihat dalam mengukur
bagaimana sebuah pesan yang terdapat pada media dapat sampai kepada konsumen
tersebut. Keterdedahan menurut Shore dalam Samsi (2005) adalah kegiatan
mendengarkan, melihat, membaca, atau secara lebih umum memberikan sejumlah
perhatian kepada suatu pesan yang disampaikan dengan menggunakan media sebagai
perantara. Menurut Rosengren dan Erick dalam Samsi (2005) menyatakan bahwa
aspek keterdedahan dapat diukur berdasarkan waktu yang digunakan dalam
menggunakan media, jenis-jenis media yang diikuti, dan hubungan yang terdapat
antara individu yang mengonsumsi informasi baik dengan isi media maupun dengan
media. Ditinjau dari isi pesanyang disajikan dalam media, beberapa penelitian yang
telah disebutkan menghasilkan beberapa aspek penting dalam sebuah aktivitas
promosi yaitu frekuensi informasi terkini yang meliputi informasi-informasi berupa
foto yang diunggah pelaku usaha melalui instagram; frekuensi feedback pesan yang
meliputi intensitas pelaku usaha dalam membalas atau memberi respon atas
pertanyaan followers; gaya pesan meliputi isi dari sebuah pesan yangsesuai, lengkap,
dan perusasif; daya tarik pesan yang meliputi logo, profile picture, kualitas dan daya
tarik dari foto yang di posting; kejelasan informasi yang meliputi kejelasan informasi
yang di posting seperti bio, harga, stok barang, lokasi, dan cara pembelian produk.
Salah satu strategi dalam melakukan promosi produk batik adalah pelaku
usaha harus merancang sebuah desain pesan yang persuasif kepada konsumen. Salah
satu model yang dapat mengukur sebuah pesan antara lain model AIDA dan model
EPIC. Pada model AIDA, menurut Kusumastuti (2009) sebuah pesan dikatakan baik
atau berhasil apabila pesan tersebut telah memenuhi tahapan yang ada dalam
karakteristik model komunikasi AIDA yaitu attention (perhatian), interest (minat),
desire (keinginan), dan action (tindakan). Sementara pada model EPIC, menurut
Durianto dkk dalam Riyantoro dan harmoni efektivitas sebuah pesan promosi dapat
diukur dengan model ini dengan mengukurnya pada empat dimensi EPIC yaitu
Empathy (Empati), Persuation (Persuasi), Impact (Dampak), dan Communication

10

(Komunikasi). Pemilik usaha memaksimalkan fungsi media sosial dalam
menyebarkan pesannya untuk memenuhi tahapan demi tahapan agar pesan yang
dirancang baik. Beberapa kegiatan yang dilakukan pelaku usaha melalu media sosial
antara lain memberikan informasi terkait produk yang mereka tawarkan, memasang
iklan dan tata cara bertransaksi melakukan perbincangan dengan konsumen secara
intensif guna membangun citra baik dan memberikan pelayanan prima pada
konsumen, serta hal-hal yang dapat menarik perhatian konsumen.
Efektivitas Media Sosial Instagram sebagai Media Promosi
Efektivitas adalah hasil akhir berhasil atau tidaknya strategi yang telah
direncanakan sebelumnya. Hasil yang semakin dekat dengan sasaran yang diinginkan
menunjukan derajat efektivitas yang semakin tinggi. Irfan (2014) mengungkapkan
beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur efetivitas media promosi
dalam penelitiannya, yaitu pesan persuasi, dan preferensi positif dari konsumen yang
telah melakukan transaksi sebelumnya. Efektivitas media promosi dalam produk
batik yang berkaitan dengan penjualan dapat diukur melalui model AIDA (Attention,
Interest, Desire, Action). Setiap tahap AIDA membutuhkan strategi media yang
berbeda. Adapun secara rinci aspek-aspek AIDA adalah sebagai berikut:
1. Perhatian (Attention)
Perhatian adalah tahap pertama dari menilai suatu efektifitas dengan model AIDA.
Suatu perhatian dapat diperoleh dengan memanfaatkan posisi dalam publikasi atau
dapat pula memanfaatkan ukuran dan bentuk iklan. Misalnya, memasang sebuah
iklan produk batik baiknya memperhatikan posisi, bentuk tulisan, warna, dan
konten iklannya semenarik mungkin agar mendapatkan perhatian konsumen
seperti dalam memasang iklan produk kain tradisional dengan memasang tokoh
terkenal yang mengenakan produk yang ditawarkan dengan nama dan logo produk
yang menarik di akun media sosial seperti twitter dan instagram dalam jangka
waktu tertentu sehingga menarik perhatian dan mudah diingat oleh konsumen.
2. Ketertarikan (Interest)
Penggunaan perangkat kreatif tidak secara langsung dapat menarik perhatian orang
kecuali iklan itu sendiri yang berhasil meraih rasa ketertarikan mereka. Rasa
tertarik mungkin dapat dimunculkan dengan menggunakan pewarnaan yang
menarik, gambar dan bahasa yang persuasif serta memasang sebuah promosi
seperti potongan harga atau sejenisnya. Keaslian penampilan dan penyusunan
kalimat dalam pesan juga sangat berpengaruh pada daya tarik suatu produk yang
dipasarkan. Salah satu contoh adalah memasang produk batik Indonesia yang
memiliki corak langka dan keberadannya yang jarang ditemui di media sosial
seperti twitter atau instagram dengan memberikan kata-kata yang persuasif dalam
konten iklan berupa “caption” lalu memberikan promosi dalam jangka waktu atau
momen tertentu seperti saat momen lebaran dan hari batik nasional diberikan
diskon tertentu agar konsumen lebih tertarik.
3. Keinginan (Desire)
Setelah konsumen tertarik akan promosi yang dilakukan konsumen harus dibuat
tertarik dan terdorong untuk menginginkan barang yang ditawarkan. Keinginan

11

tersebut dapat dimunculkan dengan memberikan informasi mengenai keuntungan
yang akan didapat dengan membeli produk yang bersangkutan. Selain itu,
keinginan juga timbul karena adanya proses pertukaran, di mana apabila
konsumen membeli produk tersebut maka yang mereka peroleh akan sebanding
atau lebih baik dari harga yang telah mereka bayarkan. Salah satu contohnya
adalah dalam melakukan sebuah promosi batik Indonesia produsen dapat
menjelaskan kualitas dan keaslian dari kain yang mereka tawarkan sehingga
konsumen merasa tidak segan untuk mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli
produk dengan kualitas yang baik. Contoh lainnya jika menggunakan media sosial
produsen dapat memasang testimoni dari konsumen yang telah membeli
sebelumnya sehingga keinginan membeli konsumen lebih tinggi dengan adanya
testimoni tersebut karena meningkatnya kepercayaan konsumen.

4. Tindakan (Action)
Tindakan konsumen adalah tahap terakhir dari menilai efektivitas promosi sebuah
produk karena pada pada tahap ini konsumen akan memutuskan akan memilih atau
tidak suatu produk yang sebelumnya telah dilihat promosinya. Namun tahap ini
adalah tahap tersulit karena melalui iklan cetak atau elektronik saja tidak cukup
untuk membuat seorang konsumen secara langsung melakukan tindakan untuk
membeli sebuah produk yang diiklankan. Terdapat perangkat-perangkat tertentu
yang dapat secara langsung membuat konsumen bertindak untuk membeli produk,
yaitu mencantumkan kupon berhadiah, mencoba sampel, potongan harga dan
promosi penjualan lainnya.
Perilaku Konsumen dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen
Pada kemajuan perekonomian, teknologi dan informasi seperti sekarang ini,
perusahaan atau produsen harus mengembangkan strategi promosi dan pemasaran
produk batik. Pelaku usaha perlu mempelajari dan memahami berbagai perilaku
konsumen terkait dengan perancangan sebuah promosi agar konsumen tertarik
dengan promosi yang telah dibuat. Perilaku konsumen menurut Rangkuti (2010)
adalah studi tentang proses pengambilan keputusan oleh konsumen dalam memilih,
membeli, memakai, serta memanfaatkan produk, jasa, gagasan, atau pengalaman
dalam rangka memuaskan kebutuhan dan hasrat mereka. Pelaku usaha juga harus
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen untuk memilih
suatu produk untuk merancang sebuah promosi di media sosial. Hal tersebut juga
berlaku bagi para pelaku usaha yang menjalankan bisnisnya dan melakukan sebuah
promosi melalui media sosial. Setiap individu memiliki karakteristik yang beragam,
hal tersebut dapat memengaruhi strategi promosi yang dilakukan oleh suatu
perusahaan (Morissan 2010). Beberapa karakteristik individu yang dilihat dari segi
geografi antara lain:
1. Usia
Individu diklasifikasikan dalam beberapa golongan usia seperti usia anak, usia
remaja, usia dewasa, dan usia orang tua sehingga sebuah komunikasi pemasaran

12

atau promosi disesuaikan dengan dengan umur sasaran pasar. Golongan usia
tertentu kadang mendominasi menjadi konsumen produk batik contohnya
golongan usia dewasa yang banyak menjadi konsumen karena banyak digunakan
untuk bekerja. Selain itu pada usia remaja batik juga dipilih karena sudah lebih
modern dan mengikuti model masa kini. Sebuah promosi produk batik di media
sosial, usia produktif dari remaja sampai dengan tua dirasa sudah dapat
menjangkaunya namun usia remaja lebih dominan mencari-cari produk di media
sosial.
2. Jenis kelamin
Sebuah produk dibuat ada yang dikhususkan untuk salah satu jenis kelamin saja
dan ada juga yang dihususkan untuk keduanya. Kedua hal tersebut membuat
strategi komunikasi pemasaran atau promosinya menggunakan teknik yang
berbeda. Produk batik Indonesia dapat digunakan oleh laki-laki maupun
perempuan, namun cara promosi produk batik sangat berpengaruh terhadap
karakteristik jenis kelamin contohnya banyaknya model-model yang ditawarkan
lebih banyak model pakaian perempuan jadi konsumen yang mendominasi adalah
kaum perempuan.
3. Pekerjaan
Individu memiliki beragam jenis pekerjaan yang membuat mereka membutuhkan
produk yang berbeda sesuai dengan jenis pekerjaannya yang masing-masingnya
berbeda satu sama lain. Pekerjaan yang mengharuskan pegawainya mengenakan
produk batik pada hari-hari tertentu seperti kamis dan jumat mempengaruhi tingkat
pembelian produk batik dibandingkan pekerjaan yang sudah mempunyai seragam
kantor pribadi.
4. Pendidikan
Individu juga dapat diklasifikasikan menurut tingkat pendidikan yang mereka
jalani. Pendidikan yang dicapai oleh masing-masing individu menentukan kelas
sosial dan intelektualitas mereka. Hal tersebut tentu berpengaruh terhadap
pemilihan suatu produk yang ditawarkan oleh perusahaan. Terkadang dalam
memilih suatu produk batik konsumen selektif dalam memilih, hal tersebut sedikit
banyak berkaitan dengan tingkat pedidikan dari konsumen tersebut.
5. Pendapatan
Pendapatan sangat erat kaitannya dengan produk yang akan dipilih konsumen.
Tentu produk dengan harga yang masuk ke dalam perhitungan penghasilan
individu tersebut akan lebih menjadi prioritas. Selain itu, pendapatan juga akan
menentukan kelas sosial dan strata individu tersebut yang memengaruhi akses
individu terhadap sumberdaya yang ada. Konsumen akan memilih produk batik
tentu disesuaikan dengan pendapatan mereka.
Perilaku konsumen terhadap suatu produk dipengaruhi oleh faktor individu
(motivasi dan kebutuhan, kepribadian dan gaya hidup, dan pengetahuan), faktor
lingkungan (budaya dan demografi, keluarga, kelompok, dan kelas sosial), dan faktor
psikologis (persepsi dan keterlibatan, proses pembelajaran, dan sikap). Menurut
Sukma (2012), faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen antara lain faktor
trust (kepercayaan), faktor security (keamanan), faktor quality of service (kualitas
pelayanan), dan faktor perceived risk (pengambilan resiko).

13

Menurut Irfan (2014) konsumen memutuskan melakukan setelah mereka
melihat orang lain melakukan transaksi sebelumnya. Selain itu konsumen tersebut
juga mencari informasi lebih dalam terkait perusahaan barang atau jasa sebelum
mereka memutuskan akan memilih produk tersebut atau tidak. Menurut Utami dan
Triyono (2012) beberapa hal yang dilakukan oleh pemilik usaha yang berpengaruh
terhadap keputusan konsumen untuk melakukan transaksi adalah strategi dalam
menyampaikan informasi kepada konsumen, merancang sebuah promosi agar
menarik perhatian konsumen, dan membangun komunitas guna menjalin hubungan
baik dengan konsumen dan sebagai wadah promosi produk.
Penelitian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi perilaku konsumen
dapat dilihat pada penelitian Tjahjono et al (2013) mengenai keputusan pembelian
online pakaian wanita. Hasil penelitian menyebutkan bahwa selain marketing mix,
hasil penelitian ini juga menyebutkan bahwa lingkungan sosial dan psikologi juga
berpengaruh terhadap keputusan pembelian online pakaian wanita. Penelitian
Tjahjono et al hampir serupa dengan salah satu faktor yang memengaruhi perilaku
pembelian konsumen yaitu faktor psikologis menurut Rangkuti (2010) antara lain:
1. Motivasi
Motivasi merupakan suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk mengarah
konsumen agar dapat mencari pemuasan atas keinginan atau kebutuhannya itu.
Seorang konsumen tentu memiliki tujuan dalam memilih suatu barang baik itu
memang keperluan mendesak atau hanya mengikuti tren mode saja.
2. Persepsi
Persepsi merupakan tanggapan konsumen terhadap keberadaan suatu obyek atau
produk yang menjadi pilihannya. Persepsi konsumen terhadap suatu perusahaan
atau produk muncul saat adanya proses komunikasi antara konsumen dan pelaku
usaha sampai terjadinya transaksi pembelian produk.
3. Pembelajaran
Pembelajaran menunjukkan perilaku seseorang karena pengalaman. Pembelajaran
terjadi melalui saling pengaruh antara dorongan, stimulan, cues, tanggapan dan
penguatan. Melalui pembelajaran konsumen akan membuat suatu pertimbangan
dalam memilih suatu produk.
4. Keyakinan dan Sikap
Sikap merupakan penilaian evaluatif konsumen terhadap suatu obyek atau produk
yang diminati. Sikap akan muncul ketika konsumen telah memiliki keyakinan
seperti akhinya memilih produk batik setelah melewati proses panjang
sebelumnya.

14

Kerangka Pemikiran
Promosi melalui media sosial dilakukan oleh pelaku usaha produk Batik
“Inasinul” dengan menggunakan kejelasan informasi yang diberikan dan gaya pesan
persuasif untuk berkomunikasi dengan konsumen. Promosi melalui media sosial yang
dalam penelitian ini dilakukan melalui instagram kemudian akan berkorelasi dengan
aktivitas promosi yang terdiri dari frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback
pesan, dan tingkat daya tarik pesan, gaya pesan dan kejelasan pesan. Keterdedahan
responden menggunakan media terhadap aktivitas promosi yang dilakukan oleh
pelaku usaha produk Batik “Inasinul” akan berhubungan dengan efektivitas media
promosi yang dilihat melalui konsep AIDA (Attention, Interest, Desire, Action)
karena bertujuan untuk memperkenalkan dan meningkatkan keterdedahan produk
kepada konsumen sasaran. Sementara itu, hubungan konsumen terhadap
keefektivitasan media promosi dilihat dari karakteristik followers Batik “Inasinul”
yang terdiri atas umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan tingkat
pendapatan. Faktor psikologis juga termasuk dalam variabel penelitian ini dengan
melihat motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap konsumen dalam
melihat promosi “Inasinul” melalui instagram. Karakteristik followers tersebut
kemudian juga dapat memegaruhi efektivitas media promosi, yang pada penelitian ini
adalah instagram dalam mempengaruhi konsumen untuk meningkatkan keterdedahan
konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi produk Batik “Inasinul”.
Karakteristik Followers (X1)
X1.1 Umur
X1.2 Jenis kelamin
X1.3 Jenis Pekerjaan
X1.4 Tingkat Pendidikan
X1.5 Tingkat Pendapatan
Keterdedahan Media (X2)
X2.1 Frekuensi informasi terkini
X2.2 Frekuensi feedback pesan
X2.3 Tingkat daya tarik pesan
X2.4 Gaya Pesan
X2.5 Kejelasan informasi

Efektivitas Media Promosi (Y1)
Konsep AIDA:
Y1.1 Attention
Y1.2 Interest
Y1.3 Desire
Y1.4 Action

Faktor Psikologis (X3)
X3.1 Motivasi
X3.2 Persepsi
X3.3 Pembelajaran
X3.4 Keyakinan dan Sikap
Keterangan:
: Berhubungan

Gambar 1 Kerangka pemikiran

15

Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka analisis di atas, maka hipotesis penelitiannya adalah
sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif antara karakteristik followers instagram (umur,
tingkat pendidikan, dan tingkat pendapatan) dengan efektivitas promosi produk
batik “Inasinul”
2. Terdapat perbedaan antara jenis pekerjaan followers instagram dengan efektivitas
promosi produk batik “Inasinul”
3. Terdapat perbedaan antara jenis kelamin followers instagram dengan efektivitas
promosi produk batik “Inasinul”
4. Terdapat hubungan positif antara keterdedahan media meliputi frekuensi
informasi terkini, frekuensi feedback pesan, tingkat daya tarik pesan, gaya pesan,
dan kejelasan informasi yang disampaikan melalui instagram dengan efektivitas
promosi produk batik “Inasinul”.
5. Terdapat hubungan positif antara faktor psikologis meliputi motivasi persepsi,
pembelajaran, keyakinan dan sikap followers instagram dengan efektivitas
promosi produk batik “Inasinul”.
Definisi Operasional
Penelitian ini terdiri atas beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa
indikator. Masing-masing variabel dan indikator diberi batasan terlebih dahulu
sehingga dapat ditemukan skala pengukurannya. Definisi operasional untuk masingmasing variabel adalah sebagai berikut:
1. Karakteristik followers instagram merupakan faktor-faktor yang terdapat pada
diri seorang konsumen dan memengaruhi diri konsumen tersebut. Karakteristik
konsumen dapat diukur melalui beberapa variabel. Variabel tersebut meliputi
umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan tingkat motivasi.
a. Umur adalah lama hidup followers instagram pada saat penelitian dilakukan
yang dihitung sejak hari kelahiran yang dinyatakan dalam satuan tahun. Jenis
data pada variabel ini adalah data ordinal dan dikategorikan menjadi Muda,
Sedang, dan Dewasa.
b. Jenis kelamin merupakan sifat fisik responden yang tercatat dalam kartu
identitas, yaitu laki-laki atau perempuan. Jenis kelamin termasuk data nominal
dan diberi kode laki laki (kode 1), dan perempuan (kode 2)
c. Jenis pekerjaan adalah aktivitas sehari-hari yang sedang dijalani oleh
followers instagram sampai saat penelitian berlangsung baik itu
berpenghasilan atau tidak. Jenis pekerjaan tersebut diukur dengan skala
nominal dan dikategorikan menjadi Pelajar (kode 1), Mahasiswa (kode 2),
Aparatur Sipil Negara (kode 3), Pegawai Swasta (kode 4), dan Wirausaha
(kode 5).
d. Tingkat Pendidikan adalah jenjang terakhir sekolah formal yang pernah
diikuti oleh followers instagram sampai dengan waktu saat penelitian

16

berlangsung. Tingkat pendidikan tersebut diukur dengan menggunakan skala
ordinal dan dikategorikan menjadi Rendah, Sedang dan Tinggi.
e. Tingkat Pendapatan adalah jumlah pendapatan followers instagram dalam
jangka waktu tertentu sampai dengan waktu saat penelitian berlangsung.
Tingkat pendapatan tersebut diukur dengan menggunakan skala ordinal dan
dikategorikan menjadi Rendah, Sedang, dan Tinggi.
2. Keterdedahan media mencakup aktivitas responden membuka instagram dalam
melihat aktivitas pelaku usaha yang memberikan informasi, menarik perhatian,
dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan produk melalui
pesan-pesan yang dikirim menggunakan media. Keterdedahan media terdiri dari
frekuensi informasi terkini, frekuensi feedback pesan, t