Modifikasi Sarana Pembelajaran Atletik

Modifikasi gawang. Salah satu sarana pembelajaran yang sering dimodifikasi dalam atletik adalah gawang. Modifikasi gawang untuk belajar lari gawang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dibuat dari kayu atau bambu dengan panjang antara 80-100 cm dan ketinggiannya dapat diubah-ubah dari mulai 15 cm sampai 80 cm. Perhatikan modifikasi untuk belajar lari gawang pada gambar 1 di bawah ini. Gerak dasar lari gawang biasa juga dilakukan dengan menata kotak-kotak kardus bekas. Modifikasi Lompat Jauh dan Jangkit. Gerak dasar lompat jangkit dapat dilakukan dengan menggunakan kardus yang ditata sedemikian rupa, baik jarak, formasi maupun tinggi atau lebarnya. Modifikasi tiang dan mistar lompatan. Apabila tiang dan bilah lompat yang diperlukan untuk belajar lompat tinggi tidak ada, guru dapat memodifikasinya dengan menggunakan bambu atau kayu bekas. Tiang diberi penyangga agar tidak jatuh dan diberi paku atau pasak pada setiap ketinggian tertentu misal setiap 5 cm untuk menyimpan mistar lompatan. Perhatiakan gambar 4a di bawah ini. Sementara itu mistar lompatan dapat dibuat dari kayu kecil atau bahan lain yang lurus. Modifikasi lompat galah. Mengayun, menggantung dan melompat-lompat merupakan gerak-gerak yang sangat disenangi oleh anak-anak. Gerak menggantung dan mengayun yang juga merupakan gerak dasar lompat galah dapat dilakukan pada seutas tambang yang digantung pada cabang pohon atau pada palang kayu di ruangan. Modifikasi gerak melempar. Banyak alat yang bias digunakan untuk melakukan gerak melempar seperti ; bola kasti, bola tennis, bola besar, batu, potongan genting, potongan kayu, ban sepeda bekas dll.

4. Modifikasi Sarana Pembelajaran Senam

Banyak sarana pembelajaran senam yang harus dimodifikasi oleh para pengajar agar sesuai dengan tingkat kemampuan siswa dan fasilitas yang ada di sekolah. Modifikasi matras. Salah satu sarana pembelajaran yang sering dimodifikasi dalam senam adalah matras. Modifikasi matras untuk pembelajaran senam dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dibuat dari karung goni yang berisikan jerami, serabut kelapa atau rumput kering. Ukurannya dapat disesuaikan dengan standar minimal, misalnya 1¼ x 2 m dengan tinggi 10-15 cm. Modifikasi bangku Swedia. Bangku Swedia akan sangat berguna untuk belajar keseimbangan. Apabila sarana pembelajaran bangku Swedia yang sebenarnya tidak ada, guru dapat memodifikasinya dengan menggunakan kayu atau papan. Ukurannya disesuaikan dengan kayu atau papan yang ada, misalnya panjang antara 3-4 m dengan tebal 3-3½ cm.

5. Modifikasi Sarana Pembelajaran Permainan

Banyak sarana pembelajaran permainan yang harus dimodifikasi agar pembelajaran permainan tersebut tetap dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Salah satu sarana pembelajaran yang harus dimodifikasi adalah bola. Misalnya dalam pembelajaran bola voli, bola yang dapat digunakan antara lain dapat dibuat dari balon, bola karet yang ringan, bola plastik atau bola yang sebenarnya. Demikian juga untuk keperluan sarana pembelajaran permainan lainnya, seperti sepakbola, bola tangan dan perainan kecil. Untuk keperluan tersebut, bola dapat dibuat dari bola plastik, bola karet, bola yang dibuat dari koran atau bahkan bola yang dibuat dari kain bekas. 6. Modifikasi Sarana Pembelajaran Olahraga Pilihan Banyak sarana pembelajaran olahraga pilihan yang harus dimodifikasi agar pembelajaran tersebut tetap dapat dilaksanakan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Salah satu sarana pembelajaran yang harus dimodifikasi adalah raket, bet, net, lapangan dan ukuran. Modifikasi alat pemukul. Untuk pembelajaran bulutangkis dan tenis meja, siswa dapat menggunakan raket atau bet yang dibuat dari kayu, triplek atau bahan lain yang bisa digunakan untuk memukul. Ukuran dan bentuk bet atau raket tersebut dapat bervariasi sesuai dengan bahan yang ada di sekolah. Modifikasi objek pukulan. Salah satu ciri khas olahraga permainan yang menggunakan alat pemukul adalah selalu adanya objek yang dipukul. Beberapa objek yang dipukul tersebut adalah kok bola bulu, bola pingpong, bola tenis dan bola kasti. Apabila objek yang dipukul tersebut tidak cukup tersedia di sekolah, para guru dapat memodifikasinya dengan cara menggunakan objek lain sebagai penggantinya. Misalnya dengan menggunakan bola yang dibuat dari plastik, karet, kertas koran atau bahkan bola yang dibuat dari kain bekas.