5. Terdapat hubungan antara ketersediaan sarapan pagi di rumah siswa terhadap kebiasaan sarapan pagi pada siswa. Siswa yang di rumah nya
sering tersedia sarapan pagi kemungkinan memiliki kebiasaan sarapan pagi 4,5 kali lebih baik dibanding siswa yang di rumahnya jarang tersedia
sarapan pagi. 6. Tidak terdapat hubungan antara waktu tempuh siswa dari rumah ke
sekolah terhadap kebiasaan sarapan pagi pada siswa. 7. Terdapat hubungan antara jenis kelamin siswa terhadap kebiasaan sarapan
pagi pada siswa. Laki-laki kemungkinan memiliki kebiasaan sarapan 5,7 kali lebih baik dibanding perempuan.
5.2 Saran a. Bagi Pihak Sekolah
1. Bagi pihak sekolah dapat memberikan pendidikan gizi dan promosi kesehatan kepada siswa tentang pentingnya kesehatan terutama
sarapan pagi dapat melalui materi pelajaran IPA atau Penjaskes. 2. Perlu adanya kerjasama pihak sekolah dengan instansi kesehatan
setempat seperti dinas kesehatan atau puskesmas untuk memberikan penyuluhan kepada siswa maupun orang tua siswa terkait makanan
bergizi maupun pentingnya sarapan sebelum berangkat sekolah.
b. Bagi Instansi Terkait
1. Bagi instansi terkait seperti puskesmas dapat aktif bekerjasama dengan sekolah mengadakan penyuluhan atau promosi kesehatan tentang
materi pedoman gizi seimbang PGS kepada siswa maupun guru.
2. Bagi dinas pendidikan dapat memberikan masukan untuk dapat menyusun program materi pendidikan kesehatan dan gizi dalam
kurikulum sekolah.
c. Bagi Orang Tua Siswa
1. Bagi orang tua untuk selalu menyiapkan sarapan pagi bagi anaknya dengan sarapan yang bergizi dan sesuai gizi seimbang kepada anaknya
sebelum berangkat ke sekolah sehingga anak dapat berkonsentrasi dalam belajar.
2. Membawakan bekal sekolah apabila anak tidak sempat untuk sarapan di rumah.
3. Melakukan sarapan bersama sebagai sarana untuk mengajarkan kebiasaan sarapan yang baik.
4. Mendorong dan memotivasi anak untuk selalu sarapan setiap hari.