Dunia dan Hubungan kita dengan Objek di Dunia

pemikiran Heidegger telah menjadi ontologis. Pemikiran terhadap konsep Heidegger tentang dunia akan menjernihkan persoalan ini.

c. Dunia dan Hubungan kita dengan Objek di Dunia

Kata “dunia” dalam pemikiran Heidegger tidaklah bermakna lingkungan kita, yang tergambarkan secara obyektif, alam, yang nampak dalam tatapan sains. Ia lebih dekat pada apa yang di sebut dunia personal kita. Dunia bukanlah keseluruhan dari keberadaan namun merupakan keseluruhan dimana manusia mendapati dirinya sesudah terpatrikan di dalamnya. Yang dikungkung oleh kemanifestasiannya sebagai anugrah melalui sesuatu yang selalu merupakan praperolehan, yang meliputi pemahaman. Keberkaitan dengan kesamaran dunia merupakan kesamaran obyek tertentu dalam dunia, di mana seseorang sehari-harinya berhubungan dengan keberadaannya. Alat-alat yang digunakan sehari-hari, gerak tubuh yang dibentuk tanpa pemikiran, kesemuanya menjadi transparan. Pada saat ini kita dapat mengamati suatu fakta yang signifikan: makna obyek-obyek ini terletak dalam hubungannya dengan keseluruhan makna dan maksud yang saling berhubungan secara structural. Dalam keterperincian itu, obyek disinari, timbulah secara langsung dari dunia. Mengutip dari contoh yang sangat terkenal dari Being and Time, sebuah palu yang semata-mata ada merupakan sesuatu yang dapat diukur beratnya, dan dikategorikan sebagai alat dibandingkan dengan palu-palu yang lain; sebuah palu yang rusak yang pada saat bersamaan menunjukkan apa itu palu. Pengalaman ini mengasumsikan prinsip hermeneutic; bahwa keberadaan sesuatu diungkapkan tidak untuk tatapan analitis kontemplatif namun dalam momen di mana ia muncul secara tiba-tiba dari kesembunyiannya dalam konteks dunia yang betul-betul fungsional. Begitu pula karakter pemahaman akan sangat baik di peroleh tidak melalui katalog analitas dari sifat-sifatnya, juga tidak dalam alur sepenuhnya dari fungsi utamanya, namun di saat ia terperincikan, yang tentunya di saat sesuatu yang harus dimiliki hilang.

d. Kebermaknaan Pra-Predikatif, Pemahaman, dan Interpretasi