Analisis bilangan peroksida Chen et al. 1996. Analisis bilangan TBA thiobarbituric acid AOCS 1990

bilangan peroksida dan bilangan TBA. Berikut adalah metode analisis yang digunakan. a. Ekstraksi minyak dari mikrokapsul dengan metode Folsch yang dimodifikasi Wanasundara dan Shahidi 1995. Sebanyak ±10 mg mikrokapsul yang sudah dicuci dengan heksan ditimbang, dilarutkan dalam 20 ml larutan khloroform-metanol 2 : 1, diaduk dengan stirer selama 1 jam dan disaring, pekerjaan ini dilakukan 2x. Filtrat yang diperoleh selanjutnya ditambahkan NaClKCl 0.88, kemudian divorteks dan dimasukkan ke dalam labu pemisah. Lapisan bagian atas dibuang dan lapisan bagian bawah fase kloroformlipid diambil dan diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu 40 C pada kondisi vakum. Ekstrak minyak selanjutnya dipindahkan ke dalam vial dan sisa pelarut diuapkan dengan N 2 sampai pelarut benar-benar habis, kemudian botol vial ditutup pada kondisi N 2 dan disimpan dalam freezer sampai dianalisis.

b. Analisis bilangan peroksida Chen et al. 1996.

Metode Chen et al. 1996 sering dikenal dengan nama metode ferri- tiosianat. Proses kerjanya diawali dengan mengambil sampel sebanyak 50 µl dan dilarutkan dalam 2.35 ml alkohol 75, kemudian ditambahkan 50 µl amonium tiosianat 30 dan 50 µl ferroklorida 20 mM ferroklorida dilarutkan dalam HCl 3.5. Diamkan selama 3 menit, warna yang terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm dan kuvet selebar 1 mm. Perhitungan yang dapat dilakukan untuk menentukan nilai peroksida adalah : Y = 0.361 X + 0.1246 dimana Y = absorbansi dan X = konsentrasi peroksida meqkg Susanto 1997.

c. Analisis bilangan TBA thiobarbituric acid AOCS 1990

Analisis TBA ini ditujukan untuk sampel berupa minyaklemak. Sampel ditimbang sebanyak 50 – 200 mg ke dalam labu ukur 25 ml, kemudian minyak dilarutkan dengan 1-butanol dan ditepatkan sampai tanda tera. Larutan ini dipindahkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml dan ditambahkan 5 ml pereaksi TBA. Pereaksi TBA dibuat dengan cara melarutkan 200 mg TBA ke dalam 100 ml 1-butanol. Pereaksi ini harus dalam keadaan segar dan tidak dapat digunakan kembali jika sudah lebih dari satu minggu. Sampel yang telah diberi pereaksi dipanaskan selama 2 jam pada suhu 95 C, setelah pemanasan selesai sampel didinginkan dengan segera, kemudian kompleks warna yang terbentuk diukur absorbansinya dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 530 nm. Bilangan TBA dihitung dengan rumus sebagai berikut: Bilangan TBA µmolgram = 0.355 x B W dimana : Abs = Absorbansi sampel B = Absorbansi sampel dikurangi dengan absorbansi blangko W = Berat sampel gram g. Morfologi permukaan luar dari mikrokapsul dengan SEM Scanning Electron Microscope Noor 2001 Untuk mempelajari morfologi permukaan luar dari mikrokapsul minyak ikan maka partikel mikrokapsul minyak ikan spesimen difiksasi dengan tetraoksida. Selanjutnya spesimen dicuci dengan larutan buffer. Kemudian spesimen direndam dalam larutan etanol. Setelah itu spesimen dikeringkan di atas kertas saring dan siap untuk diamati dengan SEM jenis JEOL JSM 5310 LV pada tegangan 20 kV dan perbesaran 750 - 2.000 x. h. Kandungan kolesterol serum menurut Metode Enzymatic Cholesterol High Performance CHP-PAP KIT Boehringer Mannheim EMBH Diagnostic 1987 Kadar kolesterol serum darah diukur pada akhir periode pengamatan dan sampel darah diambil dari satu ekor ayam untuk setiap ulangan pada masing- masing perlakuan. Darah diambil melalui vena sayap, kemudian sampel darah didiamkan pada suhu kamar dan serum darah dipisahkan untuk dianalisa. Selanjutnya dibuat larutan standar kolesterol yang terdiri atas: tris buffer 100 mmoll dengan pH 7.7, magnesium aspartat 50 mmoll, 4 aminofenazon 1 mmoll, natrium klorat 10 mmoll, 3.4 diklorofenol 4 mmoll, hidroksipolektosin alkanan 0.3, fenol 6 mmoll dan campuran enzim yang terdiri atas kolesterol ester, kolesterol oksidase dan peroksida. Prosedur kerja penentuan kadar kolesterol serum sebagai berikut: sebanyak 0.02 ml sampel darah dan 2 ml larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dicampur sampai homogen. Selanjutnya di inkubasi selama 15 menit dalam suhu ruang dan dibaca absorbannya menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 546 nm. Nilai dihitung terhadap nilai reagensia blanko. Kandungan kolesterol serum diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut: Kolesterol mg100 ml = Absorban sampel x 853. i. Kandungan kolesterol kuning telur dengan Metode Lieberman Burchard Kleiner dan Dotti 1962 Kadar kolesterol kuning telur diukur pada akhir pengamatan. Sampel kuning telur berasal dari satu ekor ayam setiap ulangan pada masing-masing perlakuan. Kadar kolesterol telur diukur pada bagian kuning telurnya. Prosedur kerja penentuan kadar kolesterol kuning telur diawali dengan menimbang sampel kuning telur sebanyak  0.2g dan masukkan ke dalam tabung sentrifus berskala 15. Kemudian ditambahkan campuran alkohol eter 3 : 1 sebanyak 12 ml, diaduk hingga bercampur dengan baik. Diamkan larutan sambil dikocok sekali dua kali selama 30 menit. Bilas pengaduk dengan alkohol eter 3 : 1 dan setarakan menjadi 15 ml, lalu disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit. Supernatan dipindahkan ke dalam gelas piala 50 ml dan dipanaskan pada penangas air sampai kering. Ekstrak residu dilarutkan dengan 2,5 ml kloroform sedikit demi sedikit atau dicuci sebanyak dua kali dan masukkan dalam tabung reaksi 10 ml untuk disetarakan volumenya menjadi 5 ml. Masukkan juga kolesterol standar 5 ml 0.4 mg kolesterol dalam 5 ml kloroform ke dalam tabung reaksi yang lain. Ke duanya, tambahkan 2 ml asetat an hidrida dan 100  H 2 SO 4 pekat, kocok sampai timbul warna hijau dan simpan selama 15 menit di dalam ruang gelap. Selanjutnya dilakukan pembacaan dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm. Nilai kolesterol diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Absorban sampel 100 Kolesterol mg = ------------------------ x 0.4 konsentrasi standar x ------------- Absorban standar berat sampel Lampiran 6 Analisis ragam untuk kadar minyak terkapsul pada percobaan imbangan minyak dan bahan penyalut dan total padatan dalam emulsi F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 8 9.0821 1.135 43.65 3.23 5.47 Faktor A 2 1.894 0.947 36.42 4.26 8.02 Faktor B 2 4.856 2.428 93.38 4.26 8.02 Interaksi AB 4 2.332 0.583 22.42 3.63 6.42 Galat 9 0.234 0.026 Total 17 9.317 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan pengaruh perlakuan terhadap Faktor A, Faktor B dan interaksi AB Faktor A Rataan Uji Duncan A2 2.83 A A1 2.21 B A3 2.08 B B2 3.08 A B1 2.21 B B3 1.84 C A2B2 3.87 A A2B1 3.00 B A1B2 2.94 B A3B2 2.42 C A3B3 2.04 D A1B3 1.86 DE A1B1 1.85 DE A3B1 1.78 DE A2B3 1.61 E Lampiran 7 Analisis ragam untuk efisiensi enkapsulasi pada percobaan imbang- an minyak dan bahan penyalut dan total padatan dalam emulsi F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 8 228.18 28.52 45.26 3.23 5.47 Faktor A 2 20.45 10.23 16.23 4.26 8.02 Faktor B 2 164.41 82.20 130.45 4.26 8.02 Interaksi AB 4 43.31 10.83 17.18 3.63 6.42 Galat 9 5.67 0.63 Total 17 334.24 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan pengaruh perlakuan terhadap Faktor A, Faktor B dan interaksi AB Faktor A Rataan Uji Duncan A2 11.67 A A1 9.68 B A3 9.20 B B2 13.60 A B3 10.69 B B1 6.25 C A2B2 19.46 A A1B2 14.79 B A3B3 14.34 BC A1B3 13.03 BCD A3B2 12.15 CD A2B3 11.32 D A2B1 9.07 E A1B1 5.59 F A3B1 5.38 F Lampiran 8 Analisis ragam untuk kadar minyak terkapsul pada formulasi im- bangan karbohidrat dan protein dengan pengering semprot. F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 114.07 28.52 91.27 5.19 11.39 Galat 5 1.56 0.31 Total 9 115.63 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap kadar minyak terkapsul dengan pengering semprot Perlakuan Rataan Uji Duncan M12 SD 18.46 A M13 SD 18.15 A M11 SD 15.94 B M21 SD 13.58 C M31 SD 9.32 D Lampiran 9 Analisis ragam untuk kadar minyak terkapsul pada formulasi im- bangan karbohidrat dan protein dengan pengering drum. F Tabel Sumber Keragaman DB JK KT F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 63.71 15.93 70.90 5.19 11.39 Galat 5 1.12 0.22 Total 9 64.84 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap kadar minyak terkapsul dengan pengering drum Perlakuan Rataan Uji Duncan M13 DD 15.36 A M12 DD 14.91 A M11 DD 14.58 A M21 DD 10.97 B M31 DD 9.00 C Lampiran 10 Analisis ragam kadar minyak tidak terkapsul pada formulasi imbangan karbohidrat dan protein dengan pengering semprot. F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 25.22 6.31 4.90 tn 5.19 11.39 Galat 5 6.44 1.29 Total 9 31.66 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 11 Analisis ragam kadar minyak tidak terkapsul pada formulasi im- bangan karbohidrat dan protein dengan pengering drum. F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 39.52 9.88 17.88 5.19 11.39 Galat 5 2.76 0.55 Total 9 42.28 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap kadar minyak tidak terkapsul dengan pengering drum Perlakuan Rataan Uji Duncan M13 DD 9.95 A M12 DD 8.46 A M31 DD 6.27 A M21 DD 5.69 B M11 DD 3.29 C Lampiran 12 Analisis ragam efisiensi enkapsulasi pada formulasi imbangan kar- bohidrat dan protein dengan pengering semprot. F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 1664.40 416.10 69.83 5.19 11.39 Galat 5 29.80 5.96 Total 9 1694.20 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap efisiensi enkapsulasi dengan pengering semprot Perlakuan Rataan Uji Duncan M12 SD 77.50 A M13 SD 75.46 A M11 SD 68.45 B M21 SD 60.05 C M31 SD 41.97 D Lampiran 13 Analisis ragam efisiensi enkapsulasi pada formulasi imbangan kar- bohidrat dan protein dengan pengering drum. F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 887.99 222.00 54.57 5.19 11.39 Galat 5 20.34 4.07 Total 9 908.33 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap efisiensi enkapsulasi dengan pengering drum Perlakuan Rataan Uji Duncan M13 DD 63.86 A M12 DD 62.61 A M11 DD 62.58 A M21 DD 48.50 B M31 DD 40.52 C Lampiran 14 Analisis ragam selisih performa ayam petelur data flushing dan data penelitian a. Konsumsi ransum Ulangan Perlakuan 1 2 3 4 Rataan sd R0 -4.35 -3.40 4.17 4.78 0.30 4.84 R1 3.06 5.96 13.27 0.61 5.72 5.48 R2 5.51 15.17 1.24 10.10 8.01 5.99 R3 -1.07 -0.04 4.72 7.70 2.83 4.11 R4 -0.99 0.35 10.04 10.55 4.99 6.16 F Tabel Sumber Keragaman DB JK KT FH 0.05 0.01 Perlakuan 4 137.53 34.38 1.19 tn 3.06 4.89 Galat 15 432.66 28.84 Total 19 570.19 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata b. Hen day production Ulangan Perlakuan 1 2 3 4 Rataan sd R0 5.43 -3.26 -0.23 0.30 0.56 3.61 R1 0.82 -3.13 2.83 7.44 1.99 4.39 R2 2.87 -1.83 -2.55 -4.18 -1.42 3.02 R3 -5.95 -2.47 -1.82 2.46 -1.95 3.45 R4 -0.74 0.78 -4.85 -6.14 -2.74 3.28 F Tabel Sumber Keragaman DB JK KT FH 0.05 0.01 Perlakuan 4 60.21 15.05 1.17 tn 3.06 4.89 Galat 15 192.52 12.83 Total 19 252.73 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata c. berat telur Ulangan Perlakuan 1 2 3 4 Rataan sd R0 0.95 0.78 0.60 0.92 0.81 0.16 R1 0.86 0.38 0.50 2.00 0.94 0.74 R2 2.83 1.60 0.46 1.72 1.65 0.97 R3 0.03 1.97 2.16 1.17 1.33 0.97 R4 0.97 0.35 -0.06 2.78 1.01 1.25 F Tabel Sumber Keragaman DB JK KT FH 0.05 0.01 Perlakuan 4 2.47 0.62 0.88 tn 3.06 4.89 Galat 15 10.59 0.71 Total 19 13.07 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata d. produksi massa telur Ulangan Perlakuan 1 2 3 4 Rataan sd R0 3.81 -1.17 0.43 1.04 1.03 2.54 R1 1.27 -1.57 2.09 6.19 1.99 1.92 R2 4.28 0.36 -1.09 -0.89 0.66 2.78 R3 -3.38 0.25 0.97 2.46 0.07 2.33 R4 0.46 0.78 -2.95 -1.00 -0.68 2.07 F Tabel Sumber Keragaman DB JK KT FH 0.05 0.01 Perlakuan 4 7.18 1.80 0.47 tn 3.06 4.89 Galat 15 57.81 3.85 Total 19 64.99 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata e. konversi ransum Ulangan Perlakuan 1 2 3 4 Rataan sd R0 -0.28 -0.02 0.06 0.05 -0.05 0.18 R1 0.01 0.17 0.18 -0.25 0.03 0.09 R2 -0.06 0.29 0.07 0.21 0.13 0.18 R3 0.12 -0.01 0.06 0.05 0.05 0.06 R4 -0.04 -0.02 0.28 0.24 0.12 0.18 F Tabel Sumber Keragaman DB JK KT FH 0.05 0.01 Perlakuan 4 0.06 0.01 0.84 tn 3.06 4.89 Galat 15 0.25 0.02 Total 19 0.30 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 15 Analisis ragam untuk konsumsi ransum ayam pertelur gekorhari F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 193.38 48.34 2.21 tn 3.06 4.89 Galat 15 328.74 21.92 Total 19 522.12 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 16 Analisis ragam untuk produksi telur hen day F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 29.90 7.48 0.62 tn 3.06 4.89 Galat 15 180.06 12.00 Total 19 209.96 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 17 Analisis ragam untuk berat telur gbutir F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 11.57 2.89 1.23 tn 3.06 4.89 Galat 15 35.15 2.34 Total 19 46.73 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 18 Analisis ragam untuk produksi massa telur gekorhari F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 31.25 7.81 1.28 tn 3.06 4.89 Galat 15 91.83 6.12 Total 19 123.08 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 19 Analisis ragam untuk konversi ransum ayam petelur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 0.014 0.004 1.00 tn 3.06 4.89 Galat 15 0.054 0.004 Total 19 0.07 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 20 Analisis ragam untuk nilai haugh unit telur ayam F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 19.86 4.96 0.24 tn 3.06 4.89 Galat 15 307.17 20.48 Total 19 327.03 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 21 Analisis ragam untuk indeks warna kuning telur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 2.83 0.71 1.10 tn 3.06 4.89 Galat 15 9.63 0.64 Total 19 12.46 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 22 Analisis ragam untuk tebal kerabang telur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 0.00038 0.00009 0.77 tn 3.06 4.89 Galat 15 0.00185 0.00012 Total 19 0.00223 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 23 Analisis ragam untuk total asam lemak jenuh dalam kuning telur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 20.59 5.15 1.07 tn 3.06 4.89 Galat 15 115.99 7.73 Total 19 136.59 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 24 Analisis ragam untuk asam lemak tidak jenuh rangkap tunggal da- lam kuning telur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 79.70 19.93 1.27 tn 3.06 4.89 Galat 15 235.23 15.68 Total 19 314.93 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 25 Analisis ragam untuk asam lem ak ω-6 dalam kuning telur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 16.99 4.25 2.29 tn 3.06 4.89 Galat 15 27.84 1.86 Total 19 44.82 Keterangan : tn = tidak berbeda nyata Lampiran 26 Analisis ragam untuk DHA dalam kuning telur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 17.40 4.35 21.66 3.06 4.89 Galat 15 3.01 0.20 Total 19 20.41 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap kandungan DHA kuning telur Perlakuan Rataan Uji Duncan R0 0.81 D R1 27.61 CD R2 34.86 BC R3 26.33 B R4 26.78 A Lampiran 27 Analisis ragam untuk asam lemak ω-3 dalam kuning telur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 50.01 12.50 30.41 3.06 4.89 Galat 15 6.17 0.41 Total 19 56.17 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap kandungan asam lemak ω-3 kuning telur Perlakuan Rataan Uji Duncan R0 0.96 D R1 1.70 CD R2 2.11 BC R3 2.74 B R4 4.70 A Lampiran 28 Analisis ragam untuk imbangan -6 : -3 dalam kuning telur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 653.58 163.39 30.56 3.06 4.89 Galat 15 80.21 5.35 Total 19 733.79 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap imbangan asam lemak ω-6 : ω-3 kuning telur Perlakuan Rataan Uji Duncan R0 20.97 A R1 12.83 B R2 10.36 BC R3 7.84 CD R4 4.90 D Lampiran 29 Analisis ragam untuk PUFA dalam kuning telur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebeas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 76.14 19.03 7.43 3.06 4.89 Galat 15 38.42 2.56 Total 19 114.55 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap PUFA kuning telur Perlakuan Rataan Uji Duncan R0 21.17 C R1 23.56 B R2 24.04 B R3 24.22 B R4 27.74 A Lampiran 30 Analisis ragam untuk kolesterol serum F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 3883.27 970.82 17.18 3.06 4.89 Galat 15 847.78 56.52 Total 19 4731.05 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap kandungan kolesterol serum Perlakuan Rataan Uji Duncan R0 152.25 A R1 134.82 AB R2 127.26 BC R3 117.60 CD R4 112.77 D Lampiran 31 Analisis ragam untuk kolesterol kuning telur F Tabel Sumber Keragaman Derajat bebas Jumlah kuadrat Kuadrat tengah F Hitung 0.05 0.01 Perlakuan 4 54.89 13.72 11.58 3.06 4.89 Galat 15 17.78 1.19 Total 19 72.66 Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01 Uji Duncan terhadap kolesterol kuning telur Perlakuan Rataan Uji Duncan R0 23.63 A R1 22.41 AB R2 20.94 BC R3 20.27 CD R4 18.87 D Lampiran 32 Penelitian pendahuluan penggunaan emulsifier lesitin kedele terhadap stabilitas emulsi . Waktu pengamatan jam Jumlah emulsifier Imbangan minyak dan penyalut 1 2 3 4 1.25 1 : 2