bilangan peroksida dan bilangan TBA. Berikut adalah metode analisis yang digunakan.
a. Ekstraksi minyak dari mikrokapsul dengan metode Folsch yang dimodifikasi Wanasundara dan Shahidi 1995.
Sebanyak ±10 mg mikrokapsul yang sudah dicuci dengan heksan ditimbang, dilarutkan dalam 20 ml larutan khloroform-metanol 2 : 1, diaduk dengan stirer
selama 1 jam dan disaring, pekerjaan ini dilakukan 2x. Filtrat yang diperoleh selanjutnya ditambahkan NaClKCl 0.88, kemudian divorteks dan dimasukkan
ke dalam labu pemisah. Lapisan bagian atas dibuang dan lapisan bagian bawah fase kloroformlipid diambil dan diuapkan dengan rotary evaporator pada suhu
40 C pada kondisi vakum. Ekstrak minyak selanjutnya dipindahkan ke dalam vial
dan sisa pelarut diuapkan dengan N
2
sampai pelarut benar-benar habis, kemudian botol vial ditutup pada kondisi N
2
dan disimpan dalam freezer sampai dianalisis.
b. Analisis bilangan peroksida Chen et al. 1996.
Metode Chen et al. 1996 sering dikenal dengan nama metode ferri- tiosianat. Proses kerjanya diawali dengan mengambil sampel sebanyak 50 µl dan
dilarutkan dalam 2.35 ml alkohol 75, kemudian ditambahkan 50 µl amonium tiosianat 30 dan 50 µl ferroklorida 20 mM ferroklorida dilarutkan dalam HCl
3.5. Diamkan selama 3 menit, warna yang terbentuk diukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 500 nm dan kuvet selebar 1 mm. Perhitungan yang dapat dilakukan untuk menentukan nilai peroksida adalah :
Y = 0.361 X + 0.1246 dimana Y = absorbansi dan X = konsentrasi peroksida meqkg Susanto 1997.
c. Analisis bilangan TBA thiobarbituric acid AOCS 1990
Analisis TBA ini ditujukan untuk sampel berupa minyaklemak. Sampel ditimbang sebanyak 50
– 200 mg ke dalam labu ukur 25 ml, kemudian minyak dilarutkan dengan 1-butanol dan ditepatkan sampai tanda tera. Larutan ini
dipindahkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 5 ml dan ditambahkan 5 ml pereaksi TBA. Pereaksi TBA dibuat dengan cara melarutkan 200 mg TBA ke
dalam 100 ml 1-butanol. Pereaksi ini harus dalam keadaan segar dan tidak dapat digunakan kembali jika sudah lebih dari satu minggu.
Sampel yang telah diberi pereaksi dipanaskan selama 2 jam pada suhu 95
C, setelah pemanasan selesai sampel didinginkan dengan segera, kemudian kompleks warna yang terbentuk diukur absorbansinya dengan spektrofotometer
pada panjang gelombang 530 nm. Bilangan TBA dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Bilangan TBA µmolgram = 0.355 x B W
dimana : Abs = Absorbansi sampel B = Absorbansi sampel dikurangi dengan absorbansi blangko
W = Berat sampel gram
g. Morfologi permukaan luar dari mikrokapsul dengan SEM Scanning Electron Microscope Noor 2001
Untuk mempelajari morfologi permukaan luar dari mikrokapsul minyak ikan maka partikel mikrokapsul minyak ikan spesimen difiksasi dengan
tetraoksida. Selanjutnya spesimen dicuci dengan larutan buffer. Kemudian
spesimen direndam dalam larutan etanol. Setelah itu spesimen dikeringkan di atas kertas saring dan siap untuk diamati dengan SEM jenis JEOL JSM 5310 LV pada
tegangan 20 kV dan perbesaran 750 - 2.000 x. h. Kandungan kolesterol serum menurut Metode Enzymatic Cholesterol High
Performance CHP-PAP KIT Boehringer Mannheim EMBH Diagnostic 1987 Kadar kolesterol serum darah diukur pada akhir periode pengamatan dan
sampel darah diambil dari satu ekor ayam untuk setiap ulangan pada masing- masing perlakuan. Darah diambil melalui vena sayap, kemudian sampel darah
didiamkan pada suhu kamar dan serum darah dipisahkan untuk dianalisa. Selanjutnya dibuat larutan standar kolesterol yang terdiri atas: tris buffer
100 mmoll dengan pH 7.7, magnesium aspartat 50 mmoll, 4 aminofenazon 1 mmoll, natrium klorat 10 mmoll, 3.4 diklorofenol 4 mmoll, hidroksipolektosin
alkanan 0.3, fenol 6 mmoll dan campuran enzim yang terdiri atas kolesterol ester, kolesterol oksidase dan peroksida.
Prosedur kerja penentuan kadar kolesterol serum sebagai berikut: sebanyak 0.02 ml sampel darah dan 2 ml larutan dimasukkan ke dalam tabung reaksi,
dicampur sampai homogen. Selanjutnya di inkubasi selama 15 menit dalam suhu ruang dan dibaca absorbannya menggunakan spektrofotometer pada panjang
gelombang 546 nm. Nilai dihitung terhadap nilai reagensia blanko. Kandungan kolesterol serum diperoleh dengan perhitungan sebagai berikut:
Kolesterol mg100 ml = Absorban sampel x 853.
i. Kandungan kolesterol kuning telur dengan Metode Lieberman Burchard Kleiner dan Dotti 1962
Kadar kolesterol kuning telur diukur pada akhir pengamatan. Sampel kuning telur berasal dari satu ekor ayam setiap ulangan pada masing-masing perlakuan.
Kadar kolesterol telur diukur pada bagian kuning telurnya. Prosedur kerja penentuan kadar kolesterol kuning telur diawali dengan
menimbang sampel kuning telur sebanyak 0.2g dan masukkan ke dalam tabung
sentrifus berskala 15. Kemudian ditambahkan campuran alkohol eter 3 : 1
sebanyak 12 ml, diaduk hingga bercampur dengan baik. Diamkan larutan sambil dikocok sekali dua kali selama 30 menit. Bilas pengaduk dengan alkohol eter 3 :
1 dan setarakan menjadi 15 ml, lalu disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 15 menit.
Supernatan dipindahkan ke dalam gelas piala 50 ml dan dipanaskan pada penangas air sampai kering. Ekstrak residu dilarutkan dengan
2,5 ml kloroform sedikit demi sedikit atau dicuci sebanyak dua kali dan masukkan dalam tabung reaksi 10 ml untuk disetarakan volumenya menjadi 5 ml.
Masukkan juga kolesterol standar 5 ml 0.4 mg kolesterol dalam 5 ml kloroform ke dalam tabung reaksi yang lain. Ke duanya, tambahkan 2 ml asetat an hidrida
dan 100 H
2
SO
4
pekat, kocok sampai timbul warna hijau dan simpan selama 15 menit di dalam ruang gelap. Selanjutnya dilakukan pembacaan dengan
menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 420 nm. Nilai kolesterol diperoleh dari perhitungan dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Absorban sampel 100
Kolesterol mg = ------------------------ x 0.4 konsentrasi standar x ------------- Absorban standar
berat sampel
Lampiran 6 Analisis ragam untuk kadar minyak terkapsul pada percobaan
imbangan minyak dan bahan penyalut dan total padatan dalam emulsi
F Tabel Sumber Keragaman
Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F Hitung 0.05
0.01
Perlakuan 8
9.0821 1.135
43.65 3.23
5.47 Faktor A
2 1.894
0.947 36.42
4.26 8.02
Faktor B 2
4.856 2.428
93.38 4.26
8.02 Interaksi AB
4 2.332
0.583 22.42
3.63 6.42
Galat 9
0.234 0.026
Total 17
9.317
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan pengaruh perlakuan terhadap Faktor A, Faktor B dan interaksi AB
Faktor A Rataan
Uji Duncan A2
2.83 A
A1 2.21
B A3
2.08 B
B2 3.08
A B1
2.21 B
B3 1.84
C A2B2
3.87 A
A2B1 3.00
B A1B2
2.94 B
A3B2 2.42
C A3B3
2.04 D
A1B3 1.86
DE A1B1
1.85 DE
A3B1 1.78
DE A2B3
1.61 E
Lampiran 7 Analisis ragam untuk efisiensi enkapsulasi pada percobaan imbang-
an minyak dan bahan penyalut dan total padatan dalam emulsi F Tabel
Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 8
228.18 28.52
45.26 3.23
5.47 Faktor A
2 20.45
10.23 16.23
4.26 8.02
Faktor B 2
164.41 82.20
130.45 4.26
8.02 Interaksi AB
4 43.31
10.83 17.18
3.63 6.42
Galat 9
5.67 0.63
Total 17
334.24
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan pengaruh perlakuan terhadap Faktor A, Faktor B dan interaksi AB Faktor A
Rataan Uji Duncan
A2 11.67
A A1
9.68 B
A3 9.20
B B2
13.60 A
B3 10.69
B B1
6.25 C
A2B2 19.46
A A1B2
14.79 B
A3B3 14.34
BC A1B3
13.03 BCD
A3B2 12.15
CD A2B3
11.32 D
A2B1 9.07
E A1B1
5.59 F
A3B1 5.38
F
Lampiran 8 Analisis ragam untuk kadar minyak terkapsul pada formulasi im- bangan karbohidrat dan protein dengan pengering semprot.
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
114.07 28.52
91.27 5.19
11.39 Galat
5 1.56
0.31 Total
9 115.63
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap kadar minyak terkapsul dengan pengering semprot
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
M12 SD 18.46
A M13 SD
18.15 A
M11 SD 15.94
B M21 SD
13.58 C
M31 SD 9.32
D
Lampiran 9 Analisis ragam untuk kadar minyak terkapsul pada formulasi im- bangan karbohidrat dan protein dengan pengering drum.
F Tabel Sumber Keragaman
DB JK
KT F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
63.71 15.93
70.90 5.19
11.39 Galat
5 1.12
0.22 Total
9 64.84
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap kadar minyak terkapsul dengan pengering drum
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
M13 DD 15.36
A M12 DD
14.91 A
M11 DD 14.58
A M21 DD
10.97 B
M31 DD 9.00
C
Lampiran 10 Analisis ragam kadar minyak tidak terkapsul
pada formulasi
imbangan karbohidrat dan protein dengan pengering semprot.
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
25.22 6.31
4.90
tn
5.19 11.39
Galat 5
6.44 1.29
Total 9
31.66
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 11 Analisis ragam kadar minyak tidak terkapsul pada formulasi im- bangan karbohidrat dan protein dengan pengering drum.
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
39.52 9.88
17.88 5.19
11.39 Galat
5 2.76
0.55 Total
9 42.28
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap kadar minyak tidak terkapsul dengan pengering drum
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
M13 DD 9.95
A M12 DD
8.46 A
M31 DD 6.27
A M21 DD
5.69 B
M11 DD 3.29
C
Lampiran 12 Analisis ragam efisiensi enkapsulasi pada formulasi imbangan kar- bohidrat dan protein dengan pengering semprot.
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
1664.40 416.10
69.83 5.19
11.39 Galat
5 29.80
5.96 Total
9 1694.20
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap efisiensi enkapsulasi dengan pengering semprot
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
M12 SD 77.50
A M13 SD
75.46 A
M11 SD 68.45
B M21 SD
60.05 C
M31 SD 41.97
D
Lampiran 13 Analisis ragam efisiensi enkapsulasi pada formulasi imbangan kar- bohidrat dan protein dengan pengering drum.
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
887.99 222.00
54.57 5.19
11.39 Galat
5 20.34
4.07 Total
9 908.33
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap efisiensi enkapsulasi dengan pengering drum
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
M13 DD 63.86
A M12 DD
62.61 A
M11 DD 62.58
A M21 DD
48.50 B
M31 DD 40.52
C Lampiran 14 Analisis ragam selisih performa ayam petelur data flushing dan data
penelitian a. Konsumsi ransum
Ulangan Perlakuan
1 2
3 4
Rataan sd
R0 -4.35
-3.40 4.17
4.78 0.30
4.84 R1
3.06 5.96
13.27 0.61
5.72 5.48
R2 5.51
15.17 1.24
10.10 8.01
5.99 R3
-1.07 -0.04
4.72 7.70
2.83 4.11
R4 -0.99
0.35 10.04
10.55 4.99
6.16
F Tabel Sumber
Keragaman DB
JK KT
FH 0.05
0.01 Perlakuan
4 137.53
34.38 1.19
tn
3.06 4.89
Galat 15
432.66 28.84
Total 19
570.19
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
b. Hen day production Ulangan
Perlakuan 1
2 3
4 Rataan
sd R0
5.43 -3.26
-0.23 0.30
0.56 3.61
R1 0.82
-3.13 2.83
7.44 1.99
4.39 R2
2.87 -1.83
-2.55 -4.18
-1.42 3.02
R3 -5.95
-2.47 -1.82
2.46 -1.95
3.45 R4
-0.74 0.78
-4.85 -6.14
-2.74 3.28
F Tabel Sumber
Keragaman DB
JK KT
FH 0.05
0.01 Perlakuan
4 60.21
15.05 1.17
tn
3.06 4.89
Galat 15
192.52 12.83
Total 19
252.73
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
c.
berat telur Ulangan
Perlakuan 1
2 3
4 Rataan
sd R0
0.95 0.78
0.60 0.92
0.81 0.16
R1 0.86
0.38 0.50
2.00 0.94
0.74 R2
2.83 1.60
0.46 1.72
1.65 0.97
R3 0.03
1.97 2.16
1.17 1.33
0.97 R4
0.97 0.35
-0.06 2.78
1.01 1.25
F Tabel Sumber
Keragaman DB
JK KT
FH 0.05
0.01 Perlakuan
4 2.47
0.62 0.88
tn
3.06 4.89
Galat 15
10.59 0.71
Total 19
13.07
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
d.
produksi massa telur Ulangan
Perlakuan 1
2 3
4 Rataan
sd R0
3.81 -1.17
0.43 1.04
1.03 2.54
R1 1.27
-1.57 2.09
6.19 1.99
1.92 R2
4.28 0.36
-1.09 -0.89
0.66 2.78
R3 -3.38
0.25 0.97
2.46 0.07
2.33 R4
0.46 0.78
-2.95 -1.00
-0.68 2.07
F Tabel Sumber
Keragaman DB
JK KT
FH 0.05
0.01 Perlakuan
4 7.18
1.80 0.47
tn
3.06 4.89
Galat 15
57.81 3.85
Total 19
64.99
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
e. konversi ransum Ulangan
Perlakuan 1
2 3
4 Rataan
sd R0
-0.28 -0.02
0.06 0.05
-0.05 0.18
R1 0.01
0.17 0.18
-0.25 0.03
0.09 R2
-0.06 0.29
0.07 0.21
0.13 0.18
R3 0.12
-0.01 0.06
0.05 0.05
0.06 R4
-0.04 -0.02
0.28 0.24
0.12 0.18
F Tabel Sumber
Keragaman DB
JK KT
FH 0.05
0.01 Perlakuan
4 0.06
0.01 0.84
tn
3.06 4.89
Galat 15
0.25 0.02
Total 19
0.30
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 15 Analisis ragam untuk konsumsi ransum ayam pertelur gekorhari F Tabel
Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
193.38 48.34
2.21
tn
3.06 4.89
Galat 15
328.74 21.92
Total 19
522.12
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 16 Analisis ragam untuk produksi telur hen day F Tabel
Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
29.90 7.48
0.62
tn
3.06 4.89
Galat 15
180.06 12.00
Total 19
209.96
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 17 Analisis ragam untuk berat telur gbutir F Tabel
Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
11.57 2.89
1.23
tn
3.06 4.89
Galat 15
35.15 2.34
Total 19
46.73
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 18 Analisis ragam untuk produksi massa telur gekorhari F Tabel
Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
31.25 7.81
1.28
tn
3.06 4.89
Galat 15
91.83 6.12
Total 19
123.08
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 19 Analisis ragam untuk konversi ransum ayam petelur F Tabel
Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
0.014 0.004
1.00
tn
3.06 4.89
Galat 15
0.054 0.004
Total 19
0.07
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 20 Analisis ragam untuk nilai haugh unit telur ayam F Tabel
Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
19.86 4.96
0.24
tn
3.06 4.89
Galat 15
307.17 20.48
Total 19
327.03
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 21 Analisis ragam untuk indeks warna kuning telur F Tabel
Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
2.83 0.71
1.10
tn
3.06 4.89
Galat 15
9.63 0.64
Total 19
12.46
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 22 Analisis ragam untuk tebal kerabang telur F Tabel
Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
0.00038 0.00009
0.77
tn
3.06 4.89
Galat 15
0.00185 0.00012
Total 19
0.00223
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 23 Analisis ragam untuk total asam lemak jenuh dalam kuning telur F Tabel
Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
20.59 5.15
1.07
tn
3.06 4.89
Galat 15
115.99 7.73
Total 19
136.59
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 24 Analisis ragam untuk asam lemak tidak jenuh rangkap tunggal da- lam kuning telur
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
79.70 19.93
1.27
tn
3.06 4.89
Galat 15
235.23 15.68
Total 19
314.93
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 25 Analisis ragam untuk asam lem ak ω-6 dalam kuning telur
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
16.99 4.25
2.29
tn
3.06 4.89
Galat 15
27.84 1.86
Total 19
44.82
Keterangan : tn = tidak berbeda nyata
Lampiran 26 Analisis ragam untuk DHA dalam kuning telur F Tabel
Sumber Keragaman Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F Hitung 0.05
0.01 Perlakuan
4 17.40
4.35 21.66
3.06 4.89
Galat 15
3.01 0.20
Total 19
20.41
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap kandungan DHA kuning telur
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
R0 0.81
D R1
27.61 CD
R2 34.86
BC R3
26.33 B
R4 26.78
A
Lampiran 27 Analisis ragam untuk asam lemak ω-3 dalam kuning telur
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
50.01 12.50
30.41 3.06
4.89 Galat
15 6.17
0.41 Total
19 56.17
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap kandungan asam lemak ω-3 kuning telur
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
R0 0.96
D R1
1.70 CD
R2 2.11
BC R3
2.74 B
R4 4.70
A Lampiran 28 Analisis ragam untuk imbangan
-6 : -3 dalam kuning telur F Tabel
Sumber Keragaman Derajat bebas
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F Hitung 0.05
0.01 Perlakuan
4 653.58
163.39 30.56
3.06 4.89
Galat 15
80.21 5.35
Total 19
733.79
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap imbangan asam lemak ω-6 : ω-3 kuning telur
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
R0 20.97
A R1
12.83 B
R2 10.36
BC R3
7.84 CD
R4 4.90
D Lampiran 29 Analisis ragam untuk PUFA dalam kuning telur
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebeas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
76.14 19.03
7.43 3.06
4.89 Galat
15 38.42
2.56 Total
19 114.55
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap PUFA kuning telur
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
R0 21.17
C R1
23.56 B
R2 24.04
B R3
24.22 B
R4 27.74
A Lampiran 30 Analisis ragam untuk kolesterol serum
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
3883.27 970.82
17.18 3.06
4.89 Galat
15 847.78
56.52 Total
19 4731.05
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap kandungan kolesterol serum
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
R0 152.25
A R1
134.82 AB
R2 127.26
BC R3
117.60 CD
R4 112.77
D Lampiran 31 Analisis ragam untuk kolesterol kuning telur
F Tabel Sumber Keragaman Derajat
bebas Jumlah
kuadrat Kuadrat
tengah F Hitung
0.05 0.01
Perlakuan 4
54.89 13.72
11.58 3.06
4.89 Galat
15 17.78
1.19 Total
19 72.66
Keterangan : Berbeda sangat nyata P0.01
Uji Duncan terhadap kolesterol kuning telur
Perlakuan Rataan
Uji Duncan
R0 23.63
A R1
22.41 AB
R2 20.94
BC R3
20.27 CD
R4 18.87
D
Lampiran 32 Penelitian pendahuluan penggunaan emulsifier lesitin kedele terhadap stabilitas emulsi .
Waktu pengamatan jam Jumlah
emulsifier Imbangan
minyak dan penyalut
1 2
3 4
1.25 1 : 2