Susu Formula Lanjutan Bubuk

2. Susu Formula Lanjutan Bubuk

Susu disebut sebagai makanan yang hampir sempurna karena kandungan zat gizinya yang lengkap. Selain air, susu mengandung protein, karbohidrat, lemak, mineral, enzim-enzim, gas serta vitamin A, C dan D dalam jumlah memadai Astawan 2005. Susu segar merupakan cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih yang diperoleh dengan cara pemerahan yang benar yang kandungan alaminya tidak dikurangi atau ditambah sesuatu apapun dan belum mendapat perlakuan apapun SNI 01-3141-1998. Menurut Buckle et al. 2000 komposisi susu rata-rata untuk semua jenis kondisi dan jenis sapi perah adalah lemak 3,90 ; protein 3,40 ; laktosa 4,80 ; mineral abu 0,72 dan air 87,10 . Komponen lain yang terdapat dalam susu adalah sitrat, enzim-enzim, fosfolipid dan vitamin. Susu formula berasal dari susu sapi segar yang diolah menjadi susu bubuk dengan menambahkan bahan-bahan lain seperti vitamin, mineral, dan lain-lain, yang sesuai dengan kebutuhan balita Standar Nasional Indonesia 01-4213-1996. Susu formula merupakan pengganti ASI berupa suplemen atau pelengkap makanan yang berfungsi membantu pertumbuhan anak dan mempunyai kandungan lemak, protein, karbohidrat, mineral, vitamin serta zat tambahan lainnya Anonim 2006. Di Indonesia susu formula untuk bayi dibedakan menjadi dua, yaitu: susu formula awal untuk bayi usia 0-6 bulan dan susu formula lanjutan untuk bayi usia 6 bulan ke atas. Perbedaan tersebut didasarkan pada kebutuhan zat gizi masing- masing kelompok Anonim 2006. Pembuatan susu formula di Indonesia dilakukan dengan cara dry-mixing, yaitu tepung susu dan bahan tambahan lainnya premix dalam bentuk kering dicampur, kemudian diproses menggunakan metode semprot spray drying. Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Peternakan tahun 1985, Susu bubuk adalah susu murni yang telah menjalani proses pemanasan menjadi bubuk kering yang solid. Susu bubuk mempunyai daya tahan yang lebih lama daripada susu cair karena kandungan airnya sangat rendah. Susu bubuk berdasarkan kandungan lemaknya dibagi menjadi beberapa macam yaitu susu bubuk berlemak full cream, rendah lemak dan skim. Susu bubuk berlemak merupakan susu yang kandungan lemaknya tidak dikurangi dan dikenal sebagai tepung susu utuh whole milk. Susu bubuk rendah lemak low fat mempunyai kandungan lemak yang sedikit. Sedangkan susu bubuk yang tidak mengandung lemak dikenal sebagai susu bubuk skim non fat Buckle et al. 1987. Menurut Purnomo dan Adiono 1987, susu bubuk merupakan produk susu kering atau tepung susu yang dibuat sebagai kelanjutan dari proses penguapan. Prinsip pembuatan susu bubuk adalah dengan menguapkan sebanyak mungkin kandungan air susu dengan cara pemanasan pengeringan. Biasanya kadar air dikurangi sampai dibawah 5 dan sebaiknya harus kurang dari 2. Tepung susu biasanya diproduksi dengan salah satu dari dua proses yang sudah dikenal, yaitu sistem silinder dan proses semprot. Susu mengandung berbagai macam unsur dan sebagian besar terdiri dari zat makanan yang diperlukan bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karena itu pertumbuhan bakteri dalam susu terjadi sangat cepat pada suhu yang sesuai. Susu tidak boleh mengandung mikroorganisme patogen dan benda asing yang dapat mencemarinya. Berdasarkan SNI 01-6366-2000, jumlah mikroorganisme per ml maksimal sebanyak 5x10 4 cfugram. Apabila mengkonsumsi makanan dengan kontaminan mikroba lebih dari 5x10 4 cfugram dapat menyebabkan gangguan kesehatan, misalnya diare tipe berat yang dapat menyebabkan banyak kehilangan cairan tubuh.

3. Mikroorganisme