Pengganda Input- Output Lingkungan Perilaku Dasar Model Eksisting

121 tenaga kerja atau kesempatan kerja. Hal ini menunjukkan bahwa untuk memperluas kesempatan kerja di Kabupaten Serang, maka prioritas sektor yang perlu dikembangkan adalah sektor-sektor pariwisata dan pertanian. Selanjutnya hasil analisis pengganda tenaga kerja tipe I secara rinci disajikan pada Tabel 34 sebagai berikut: Tabel 34 Pengganda Tenaga Kerja Tipe I per Sektor di Kabupaten Serang, Provinsi Banten Kode Sektor PTK I P 1 Industri 1.128924425 5 2 Jasa 1.207984243 4 3 Perdagangan 1.346713744 3 4 Pariwisata 9.363540799 1 5 Pertanian 5.003596355 2 Sumber: Hasil Analisis 2006 Keterangan: P : Peringkat, PTK I : Pengganda Tenaga Kerja Tipe I

6.1.4 Pengganda Input- Output Lingkungan

Dasar perhitungan pengganda lingkungan yang di analisis adalah air bersih yang digunakan untuk berbagai sektor PAB I, pendekatan input-output lingkungan ini hampir mirip perhitungan pengganda tenaga kerja. Pengganda lingkungan ini mengukur perubahan kebutuhan air bersih litertahun oleh semua sektor yang disebabkan oleh peningkatan output atau permintaan akhir suatu sektor sebesar satu satuan dalam juta rupiah. Tabel 35 menunjukkan bahwa sektor industri memiliki nilai pengganda air bersih yang tertinggi yakni jasa 299,56, industri 250,00 dan selanjutnya diikuti oleh sektor, perdagangan 15,99, pertanian 97,77, pariwisata 24,94. Selanjutnya hasil analisis pengganda kebutuhan air bersih secara lengkap disajikan pada Tabel 35 sebagai berikut: Tabel 35 Pengganda Air Bersih Tipe I per Sektor di Kabupaten Serang Kode Sektor PAB I P 1 Industri 250,0000000 2 2 Jasa 299, 5698360 1 3 Perdagangan 159, 9877153 3 4 Pariwisata 24,94441092 5 5 Pertanian 97,76996475 4 Sumber: Hasil Analisis 2006 Keterangan: P : Peringkat, PAB I : Pengganda Air Bersih Tipe I 122 Ditinjau dari aspek lingkungan kebutuhan air bersih maka jumlah kebutuhan aktivitas pariwisata relatif kecil dibanding industri, pertanian maupun jasa dan perdagangan.

6.1.5 Implikasi Kebijakan dari Analisis Input-Output

Hasil analisis Input-Output menunjukan bahwa berbagai potensi keunggulan sektor-sektor yang perlu mendapat perhatian dalam menyusun kebijakan adalah: 1 sektor yang memiliki nilai KLD tinggi berturut-turut adalah jasa, perdagangan, industri, pariwisata dan pertanian. Sektor yang memiliki nilai KLB tinggi berturut-turut adalah pertanian, pariwisata, perdagangan, jasa dan industri. 2 sektor yang memiliki nilai kepekaan penyebaran tinggi secara berurutan adalah jasa, perdagangan, industri, pariwisata dan pertanian. Sektor yang memiliki nilai koefisien penyebaran tinggi berturut-turut adalah pertanian, pariwisata, perdagangan, jasa dan industri. Sektor Kunci dalam perekonomian wilayah Kabupaten Serang yakni memiliki nilai kepekaan penyebaran dan koefisien penyebaran yang lebih besar dari 1 adalah jasa dan perdagangan serta pertanian dan pariwisata 3 sektor yang memiliki nilai koefisien pengganda pendapatan tipe I tinggi secara berturut-turut adalah pariwisata, perdagangan, pertanian, jasa, industri, 4 Sektor yang memiliki nilai koefisien pengganda tenaga kerja tipe I tinggi secara berturut-turut adalah pariwisata, pertanian, perdagangan, jasa dan industri. 5 sektor yang memiliki nilai kebutuhan air bersih tinggi berturut-turut adalah jasa, industri, perdagangan, pertanian dan pariwisata. Hal tersebut menunjukan bahwa sektor pariwisata dan pertanian dapat diandalkan dalam peningkatan pendapatan dan penyerapan lapangan kerja serta relatif ramah lingkungan. Berdasarkan hasil analisis tersebut dapat dirumuskan kebijakan pengembangan pariwisata serta keterkaitannya dengan sektor ekonomi lainnya di Kabupaten Serang sebagai berikut: 1. Kebijakan pengembangan sektor pariwisata memberikan dampak yang besar pada pendapatan masyarakat, penyerapan lapangan kerja dan relatif lebih ramah lingkungan karena kebutuhan air yang lebih sedikit. Sektor-sektor 123 ekonomi yang mendukung pengembangan pariwisata adalah sektor perdagangan, jasa dan pertanian. 2. Kebijakan mendorong sektor jasa, perdagangan dan industri memberikan dampak kepada peningkatan output yang relatif lebih besar dibanding sektor lainnya karena memiliki keterkaitan ke depan maupun ke belakang yang relatif lebih tinggi. 3. Kebijakan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi relatif lebih besar di arahkan pada sektor jasa, perdagangan, pariwisata dan pertanian. Peningkatan tersebut dapat dilakukan melalui berbagai kebijakan diantaranya adalah meningkatkan investasi, peningkatan pengeluaran pemerintah maupun efisiensi dalam program-program pembangunan.

6.2 Analisis Pemodelan Dinamik

Sistem dinamik dapat memberikan suatu pemahaman dan gambaran bagaimana suatu sumberdaya harus dikelola secara benar agar tercipta keseimbangan ekosistem di masa depan. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan skenario dengan menggunakan model simulasi dinamik dalam rentang waktu 20 tahun 2005-2025. Simulasi dilakukan berdasarkan asumsi bahwa kecenderungan sistem saat ini akan terus berlanjut di masa yang akan datang dan selanjutnya dilakukan beberapa skenario sebagai berikut:

6.2.1 Perilaku Dasar Model Eksisting

Skenario ini disebut skenario dasar atau model eksisting, menggambarkan dinamika pengembangan pariwisata pesisir di kawasan barat Kabupaten Serang, Banten khususnya Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka seandainya kondisi-kondisi awal pada kurun waktu tahun 2002-2004 terus berlanjut sampai tahun 2025. Kunjungan wisatawan untuk wisata dengan kategori rekreasi dan kunjungan wisatawan yang menginap hanya meningkat pada tahun-tahun awal kemudian pada tahun kelima 2010 mulai tejadi penurunan. Rasio daya dukung atau DCR Demand Capacity Ratio juga terjadi penurunan pada tahun yang sama 2010 hingga kurun waktu 20 tahun ke depan. Perilaku pertumbuhan pariwisata, 124 12:26 PM Mon, Feb 15, 2010 MODEL EKSISTING FEB 2010 Page 1 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 Time 1: 1: 1: 2: 2: 2: 3: 3: 3: 4: 4: 4: 5: 5: 5: 3500000 7000000 1 2 1 4 7 5000000 10000000 50000 450000 850000 1: PDRB Prwst 2: DCR 3: PDRB Perkapita 4: Inv Prwst 5: Tenaga Kerja 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5 dan pendapatan perkapita, investasi pariwisata dan tenaga kerja mencerminkan penurunan yang sangat tajam, dan pada akhir tahun simulasi 2025 stagnan. Dengan asumsi bahwa pariwisata di kawasan Kabupaten Serang, dari tahun 2002 tidak mengalami perubahan yang signifikan akibat rendahnya kunjungan wisata baik domestik maupun mancanegara. Pertumbuhan pariwisata mulai menunjukkan peningkatan pada tahun ke tujuh 7 kemudian menurun perlahan-lahan sampai akhir tahun simulasi hingga konstan. Pertumbuhan PDRB pariwisata pada tahun ke 20 yakni Rp. 4.262,587 milyar, DCR terjadi penurunan yang diakibatkan oleh adanya trend kunjungan wisata. PDRB pariwisata perkapita sebesar Rp. 441.000, investasi pariwisata sebesar Rp. 5,308 milyar dan penyerapan tenaga kerja sebesar 64.110 orang, sampai akhir kurun simulasi tahun ke 2025, seperti terlihat pada Gambar 17 sebagai berikut: Gambar 17 Perilaku Model Eksisting Dari model eksisting terlihat bahwa tanpa intervensi kebijakan maka sektor pariwisata kurang berkembang, sehingga agar faktor pariwisata dapat lebih berperan perlu dilakukan berbagai kebijakan diantaranya peningkatan bangkitan hari puncak kunjungan inap, peningkatan laju pengeluaran pemerintah, peningkatan laju pertumbuhan investasi dan laju pertumbuhan produktivitas tenaga kerja. 125 8:14 AM Tue, Feb 16, 2010 MODEL HPKI FEB 2010 Page 1 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 Time 1: 1: 1: 2: 2: 2: 3: 3: 3: 4: 4: 4: 5: 5: 5: 10000000 20000000 1 1 2 10 20 4500000 9000000 700000 800000 900000 1: PDRB Prwst 2: DCR 3: PDRB Perkapita 4: Inv Prwst 5: Tenaga Kerja 1 1 1 1 2 2 2 2 3 3 3 3 4 4 4 4 5 5 5 5

6.2.2 Perilaku Model Eksisting dengan Skenario 1