89 Setelah dibuat kurva standar, dilakukan penetapan sampel dengan
memasukkan 100 mg sampel ke dalam tabung reaksi, lalu ditambahkan 1 ml etanol 95 dan 9 ml NaOH 0,1 N. Campuran dipanaskan di dalam air
mendidih selama 10 menit sampai membentuk gel dan didinginkan. Campuran dipindahkan ke dalam labu takar 100 ml dan ditepatkan hingga tanda tera
dengan menggunakan akuades. Larutan tersebut sebanyak 5 ml dimasukkan dalam tabung reaksi 100 ml, lalu ditambahkan 1 ml asam asetat 1 N dan 2 ml
larutan Iod. Campuran dalam labu takar ditepatkan hingga tanda tera dengan akuades, dikocok, dan dibiarkan selama 30 menit. Intensitas warna biru yang
terbentuk diukur dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 620 nm. Kadar amilosa sampel dapat dihitung.
Keterangan: A = Konsentrasi amilosa dari persamaan kurva standar mgml
fp = Faktor pengenceran
8. Kadar Air Plastik Komposit ISO 787-2 1995
Alat moisture analyzer dinyalakan dengan menekan tombol power. Sample pan diletakkan dengan menggunakan pan handle di atas brezee
breaking. Tombol RESET ditekan sebelum pengetesan kadar air dimulai hingga layar menampilkan angka 0. Sampe ditimbang sebanyak 10 ± 0.5 g di
atas sampel pan. Heat cover moisture analyzer selanjutnya ditutup dan berat sampel pada layar diperiksa kembali. Tombol START ditekan untuk memulai
pengetesan. Moisture analyzer akan melakukan pengetesanpengukuran dan berhenti secara otomatis. Nilai yang tertera pada layar adalah nilai kadar air
sampel.
9. Specific Gravity Plastik Komposit JIS K-7112 1999
Piknometer kosong kering diletakkan di atas neraca dan neraca diset di angka 0. Sampel dimasukkan ke dalam piknometer dan ditimbang kemudian
bobotnya dicatat A. Piknometer yang berisi sampel dipenuhi dengan alkohol kemudian ditimbang kembali dan dicatat bobotnya B. Piknometer
dikosongkan dan diisi kembali dengan alkohol kemudian ditimbang dan dicatat bobotnya C. Pengukuran bobot jenis alkohol dilakukan dengan cara
menimbang piknometer kosong volume 25 ml dan dicatat bobotnya Y. Alkohol dimasukkan ke dalam piknometer kosong dan diisi sampai penuh.
Piknometer yang berisi alkohol ditimbang kembali dan dicatat bobotnya Z. Specific gravity alkohol dan sampel dapat dihitung dengan rumus berikut.
90
10. Indeks Laju Alir Melt Flow Index Plastik Komposit ASTM D1238
1991
Mesin pengukur indeks laju alir dinyalakan dengan menekan tombol “ON”. Temperatur pengukur indeks laju alir diatur pada angka 190°C. Beban
sebesar 2.16 kg dipasang di atas alat penahan beban. Setelah temperatur stabil, sebanyak 5 g sampel diambil dengan menggunakan sendok dan
dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam lubang silinder mesin pengukur indeks laju alir. Sampel ditekan ke dalam lubang silinder dengan
menggunakan piston penekan sampai kira-kira 5 mm di bawah garis batas bawah piston. Selanjutnya piston dari penahan beban dimasukkan ke dalam
lubang silinder. Sampel di dalam silinder dibiarkan hingga meleleh dan ditunggu selama 4-5 menit. Alat penahan beban digeser ke kanan sehingga
pengunci piston tepat di atas ujung piston. Beban sebesar 2.16 kg diturunkan dengan memegang kedua sisi kiri dan kanan dari penahan beban. Setelah
piston turun dan garis batas bawah piston berada sejajar dengan mulut silinder bagian atas, sampel yang keluar dari die mulut silinder bagian bawah
dipotong dengan menggunakan pisau die searah jarum jam, disaat yang bersamaan stopwatch dihidupkan. Setelah garis batas atas piston berada pada
mulut silinder, sampel dipotong dengan memutar pegangan pisau die searah jarum jam dan disaat yang bersamaan stopwatch dimatikan. Potongan sampel
ditimbang dan dicatat bobotnya dan waktu pengetesan yang tertera pada stopwatch juga dicatat. Setelah pengetesan dilakukan, piston penekan
diletakkan ke posisi semula dan lubang silinder dibersihkan dengan potongan kain sampai tidak ada sampel yang tersisa. Selanjutnya mesin pengukur
indeks laju alir siap digunakan untuk sampel berikutnya. indeks laju alir sampel dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut.
Keterangan: A = Bobot potongan sampel g
t = Waktu pengambilan sampel detik
11.Tebal Film
Film diukur tebalnya dengan menggunakan thickness meter pada lima titik yang berbeda. Rata-rata dari lima tempat yang berbeda tersebut adalah
tebal film yang diukur.
12. Kuat Tarik dan Elongasi Film ASTM D-882 1991