Fungsi Cerita Rakyat Cerita Rakyat

perseorangan dan legenda setempat. Adapun ciri pengenal dari jenis legenda menurut Padmopuspito 1993: 517 yaitu pengungkapan bahasa objektif, tokoh legenda adalah orang suci, cerita berkisar pada mukjizat Nabi atau keramat wali. 3 Dongeng folktale adalah cerita prosa rakyat yang tidak dianggap benar-benar terjadi. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan,walaupun banyak juga yang melukiskan kebenaran, berisiskan pelajaran moral, atau bahkan sindiran. Dongeng biasanya mempunyai kalimat pembukaan dan penutup yang bersifat klise Anti Aerne dan Thopson dalam Endraswara, 2013: 155, membagi dongeng menjadi empat jenis, yakni: 1 dongeng binatang animal tales 2 dongeng biasa ordinary folktales 3 lelucon dan anekdot jokes dan anecdotes 4 dongeng berumus formula tales

2.2.4.2 Fungsi Cerita Rakyat

Cerita rakyat yang terdapat di masyarakat memiliki beberapa fungsi. Rampan 2014: 13-14 menyebutkan bahwa cerita rakyat berfungsi sebagai: 1 Penglipur lara 2 Sarana pendidikan 3 Kritik sosial atau protes sosial, dan 4 Sarana untuk menyatakan sesuatu yang sukar dikatakan secara langsung. Fungsi cerita rakyat terakhir dijelaskan oleh Endraswara 2013: 157 berbentuk sindiran yang sering diwujudkan dalam simbol – simbol. Simbol – simbol tersebut biasanya dipakai untuk menyampaikan maksud terpendam, sehingga memiliki bentuk penyampaian yang indah Rampan 2014: 14. Beberapa fungsi tersebut, sampai sekarang masih tetap berkembang dikalangan masyarakat. Namun, tidak jarang masih ada masyarakat yang tidak mempedulikan dari fungsi – fungsi cerita rakyat tersebut. Mereka juga kurang mengetahui apabila di dalam cerita rakyat banyak terdapat makna tersembunyi yang diwujudkan lewat simbol – simbol, seperti penjelasan Endraswara 2013 di atas. Pendapat yang disampaikan oleh Endraswara 2013 dan Rampan 2014 hampir sama dengan pendapat William R. Bascom dalam Dananjaya 2002: 19 ataupun Betty Wang dalam Dananjaya 2002: 19. Bascom menyebutkan banyak fungsi dalam cerita rakyat yang menjadikan menarik untuk diteliti. Fungsi tersebut terbagi menjadi empat, yaitu: 1 Sebagai sistem proyeksi, yakni sebagai alat pencerminan angan – angan. 2 Sebagai alat pengesahan pranata dan lembaga kebudayaan. 3 Sebagai alat pendidikan anak, misalnya terdapat pada dongeng. Dongeng dapat merangsang tumbuhnya jiwa, sehingga nilai – nilai luhur di dalamnya dapat dijadikan sarana untuk membentuk kepribadian yang berjiwa teladan Endraswara 2009: 63. 4 Sebagai alat pemaksa dan pengawas, agar norma yang ada di masyarakat dapat dipatuhi oleh anggota kolektifnya. Sedangkan menurut Betty, fungsi dari sastra llisan atau cerita rakyat hanya satu jenis, yaitu sebagai bentuk protes sosial. Fungsi protes sosial ini, dalam genre sastra lisan termasuk jenis dongeng lelucon atau anekdot karena terkadang bentuknya berupa sindiran. Fungsi – fungsi yang sudah disebutkan di atas sudah cukup jelas, bahwa cerita rakyat memiliki fungsi sebagai hiburan yang mampu menggelikan hati pembaca. Sebagai alat pendidikan anak yang disampaikan para orang tua untuk menanamkan moral atau nilai – nilai luhur kepada anaknya lewat cerita rakyat dan sebagai bentuk protes sosial atau sindiran yang disampaikan lewat simbol – simbol untuk menyampaikan maksud yang terpendam dari masyarakat.

2.2.5 Kerangka Berpikir