Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson

(1)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

ANALISA BIAYA OPERASIONAL PADA CV RONIASI BERLIANSON

SKRIPSI MINOR

Diajukan Oleh

N A M A : VIRGO ERICK CHANDRA P N I M : 042 101 173

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III KEUANGAN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III

Fakultas Ekonomi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI MINOR

NAMA : Virgo Erick Chandra Pakpahan

NIM : 042 101 173

PROGRAM STUDI : DIPLOMA III

JUDUL : ANALISA BIAYA OPERASIONAL PADA

CV. RONIASI BERLIANSON

Tanggal :………., 2007 Dosen Pembimbing

NIP. 132 315 868

( FRIDA RAMADINI SE. MM )

Tanggal :……….., 2007 Ketua Jurusan

NIP. 130 809 563

( Drs. Nakman Harahap, M.Si )

Tanggal :……….., 2007 DEKAN

NIP. 131 285 985

( Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec )


(3)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia yang telah memberikan kesehatan, keselamatan, pikiran, dan ilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi minor ini. Skripsi minor ini ditulis dengan maksud untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan pada program Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

Dalam penulisan skripsi minor ini penulis, penulis tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan, sehingga masih terasa jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis tidak menutup diri akan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan skripsi minor ini.

Selama dalam tahap penulisan skripsi minor ini, penulis telah banyak menerima bantuan moril, spritual, dorongan serta bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Nakman Harahap, M.Si, selaku Ketua Departemen

Keuangan Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Yulinda M.Si, selaku Sekretaris Departemen Keuangan

Program Studi Diploma III Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.

4. Ibu Frida Ramadini SE.MM selaku Dosen Pembimbing yang telah


(4)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

petunjuk dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi minor ini.

5. Pimpinan dan Seluruh Karyawan CV. Roniasi Berlianson Tapanuli Utara 6. Teristimewa buat Ayahanda tercinta M. Pakpahan ( Ayah terima kasih atas semua yang sudah ayah berikan selama ini. Aku ga akan mungkin membalasnya kecuali hanya dengan mendoakan ayah ). Buat Ibunda tersayang R. Saragih ( Mak, terima kasih buat perjuangannnya selama ini. Aku sayang mama. Doakan saya supaya sukses dan rencana kita kedepannya sukses juga mak. Dan buat Abangku Marsono terima kasih atas dukungan yang sangat besar baik moril maupun materil dan adik-adik ku yang baik (Andika Dan Debora) rajin-rajin klen belajar ya

7. Gank dikampung Goltiandi dan “Toga” ( thanks untuk persahabatan kita)

8. Mumu_coy, jimi_coy, Sepno_coy ( Thx untuk semuanya, aku ga akan lupa buat semua kebaikannya, klen adalah partner yang bisa diandalkan wuekekeke), Ester ( MySweeTy ) teman – teman serumah Niko,Victor, Josua berjuang terus yang, dan teman – temanku Anak DeTik 2004.

9. genk pamen G-14, mario, Ulin, le`Andy, Dony, thanks buat

persaudaraan kita selama ini, mudah-mudahan dihari yang akan datang kita masih bisa bersatu lagi


(5)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Akhirnya dengan kerendahan hati penulis mempersembahkan skripsi minor yang sederhana ini semoga dapat bermanfaat bagi yang membacanya, Amin.

Medan,15 Desember 2007 Penulis


(6)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Table 1.1. Neraca CV. Roniasi Berlianson 2005-2006……….….…27 Table 1.2. Laporan Laba_rugi CV. Roniasi Berlianson 2005-2006……...……29 Table 2.1. Anggaran Biaya Operasional Periode 2005………..…...…40 Table 2.2. Anggaran Biaya Operasional Periode 2006………..….41 Table 2.3. Perbandingan Anggaran Operasional Dengan Realisasi………...….42


(7)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

DAFTAR GAMBAR


(8)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR TABEL...iii

DAFTAR GAMBAR...iv

DAFTAR ISI...v

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Perumusan Masalah ... 2

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 3

D. Metodologi Penelitian 1. Lokasi Penelitian ... 4

2. Sumber data ... 4

3. Teknik Pengumpulan Data ... 4

4. Metode Analisis ... 5

BAB II: CV. RONIASI BERLIANSON A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Singkat...6

2. Struktur Organisasi ... 8

B. Defenisi Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Definisi Biaya...14

2. Klasifikasi Biaya...15

C. Laporan Keuangan 1. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan………...……..23

2. Neraca……….24


(9)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

BAB III: ANALISIS DAN EVALUASI

A. Pengertian dan Jenis Anggaran

1. Pengertian Anggaran………32

2. Jenis Anggaran……….33

B. Definisi Biaya………..33

C. Biaya Operasional...34

D. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operacional…………..38

BAB IV: KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...46

B. Saran...47

DAFTAR PUSTAKA ………49 LAMPIRAN


(10)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dewasa ini menunjukkan persaingan yang semakin ketat, baik itu pada perusahaan industri maupun perusahaan jasa. Untuk dapat mengantisipasi persaingan yang demikian berat perusahaan dituntut dapat bekerja lebih efektif dan efisien dalam mengelola sumber daya tersebut seperti perencanaan kerja, perencanaan biaya dan berbagai teknik lain yang dapat meningkatkan efektifitas usaha.

Dalam melakukan perencanaan sangat erat kaitannya dengan anggaran, karena anggaran adalah menuntut keputusan pengalokasian sumber daya menuju pencapaian sasaran, di samping itu anggaran juga mempunyai fungsi pengawasan yaitu mengawasi apakah pelaksanaan suatu kegiatan itu sudah dijalankan sesuai dengan rencana yang telah dibuat. Dalam prakteknya apabila terdapat perbedaan dengan realisasinya, perlu dianalisis perbedaan tersebut. Dari analisis tersebut diambil keputusan yang perlu untuk mencegah kemungkinan yang merugikan di masa yang akan datang. Terutama pada anggaran biaya operasional karena anggaran tersebut sangat penting bagi setiap perusahaan di dalam kegiatan operasinya.Hal itu untuk menghindari timbulnya biaya-biaya yang tidak diperlukan, yang akan menyebabkan biaya menjadi lebih besar. Bila biaya terlalu besar akan menyebabkan laba menjadi kecil dan sebaliknya jika biaya dapat ditekankan seminim mungkin akan menjadikan laba semakin besar. Jadi dengan


(11)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

adanya analisa biaya operasional, menyebabkan segala kegiatan perusahaan akan berpedoman pada anggaran yang telah ditetapkan dan pemborosan biaya yang tidak diperlukan dapat dihindari. Sehingga efisiensi sebagai unsur penting di dalam mencapai keberhasilan usaha dapat dicapai tepat waktu.

Dengan demikian dapat diartikan bahwa biaya operasional adalah suatu pernyataan dari rencana manajemen untuk membuat pedoman dalam pengambilan keputusan rencana anggaran biaya operasional dalam jangka waktu periode tertentu.

Untuk pembahasan berikut dari berbagai jenis anggaran biaya operasional penulis hanya membahas Analisa Biaya Operasional saja. Untuk itulah penulis merasa tertarik untuk memilih judul “ANALISIS BIAYA OPERASIONAL

PADA CV. RONIASI BERLIANSON”.

B. Perumusan Masalah

Untuk lebih memperjelas permasalahan yang dijadikan sebagai dasar penulisan skripsi minor ini, maka penulis mencoba untuk merumuskan permasalahan tersebut dalam bentuk pertanyaan “Apakah Biaya Operasional


(12)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah untuk mengetahui apakah biaya operasional pada CV. Roniasi Berlianson telah efisien dan efektif.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh penulis dari hasil penelitian melalui Laporan Skripsi Minor ini adalah :

a. Bagi Penulis

Dapat menambah wawasan saya sebagai penulis dalam mempraktekkan teori-teori tentang biaya operasional

b. Bagi Perusahaan

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil langkah tepat di dalam memajukan perusahaan pada masa yang akan datang.

c. Bagi Orang Lain

Dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan dan informasi bagi rekan-rekan yang akan melakukan penelitian pada masa yang akan datang.


(13)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

D. Metodologi Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian yang dilakukan penulis di CV.RONIASI BERLIANSON yang berlokasi di Jl.Tugu 30. Tapanuli Utara, Sumatera Utara.

2. Sumber Data

a. Data Primer

Adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Misalnya data mengenai sejarah perusahaan, kegiatan usaha yang dijalankan dan yang lebih penting data mengenai laporan keuangan perusahaan.

b. Data Sekunder

Adalah data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua. Misalnya dokumentasi yang ada di perusahaan dan sumber-sumber lain yang dipublikasi.

3. Teknik Pengumpulan Data a. Interview ( wawancara )

Adalah wawancara langsung kepada pimpinan dan karyawan perusahaan untuk memperoleh keterangan untuk tujuan penyusunan laporan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung.


(14)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

b. Observation ( Observasi )

Adalah pengamatan secara langsung terhadap perusahaan dengan pengamatan langsung terhadap pembukuan dan lokasi pelaksanaan produksi pada CV.Roniasi Berlianson. Tapanuli Utara.

4. Metode Analisis

Penelitian ini menggunakan Metode Analisis Deskriptif, yaitu dengan cara mengumpulkan dan menafsirkan data yang ada sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai pengumpulan data, penyusunan dan analisis data sehingga dapat diketahui gambaran umum objek yang diteliti.


(15)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

BAB II

CV. RONIASI BERLIANSON,TAPANULI UTARA

A. PROFIL PERUSAHAAN 1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan

CV. Roniasi Berlianson, merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dibidang makanan ternak. perusahaan ini didirikan pada tahun 1984, dimana awal didirikannya usaha ini mengingat pada saat itu kebutuhan pakan ternak untuk ternak yang ada di Sinur Siborongborong sudah sangat meningkat, belum lagi permintaan pakan untuk masyarakat pemelihara ternak. Sampai sekarang pengadaan makanan ternak ini terus meningkat. Sehingga bukan hanya untuk pakan ternak ayam saja tapi bisa mengelola pakan ternak untuk kerbau dan sapi. Perusahaan ini menyadari bahwa permintaan akan pakan ternak akhir-akhir ini sangat meningkat secara drastis, hal ini disebabkan masyarakat di daerah Kabupaten Tapanuli Utara ini semakin sadar akan penggunaan pakan ternak kering.

CV.Roniasi Berlianson, sudah mempunyai mesin pengolah pakan ternak yang dilengkapi dengan Mixer untuk mencampur bahan pakan tersebut serta gudang tempat penyimpanan pakan ternak dan juga tersedia gilingan padi bagi petani sawah. Industri pengolahan pakan ternak CV.Roniasi Berlianson terletak di Jln. Pacuan Km 0,9 Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara yang berkantor di Jl. Tugu 30 Siborongborong. Ini sesuai dengan surat akte Notaris A. Panggabean, SH Nomor


(16)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Akta 5 tanggal 2 pebruari 1982 tentang wajib daftar perusahaan. CV. Roniasi Berlianson juga telah terdaftar di kantor pendaftaran perusahaan dengan Ijin Usaha Nomor 02.09.1907 RK 01.86 tanggal 11 Januari1986. Adapun tujuan didirikannya usaha ini adalah :

1. Untuk memenuhi kebutuhan Pakan Ternak di Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Untuk menampung hasil pertanian khususnya yang dapat dijadikan

sebagai bahan pakan ternak.

3. Agar masyarakat semakin bergiat dalam pemeliharaan ternak dengan memberiakan pakan kering.

Mengingat bahwa Kabupaten Tapanuli Utara mempunyai prestasi baik untuk membentuk suatu perusahaan komanditer guna memenuhi sebahagian kecil kebutuhan masyarakat akan pakan ternak agar menghasilkan ternak yang unggul. Berdasarkan keadaan tersebut, maka timbul inspirasi bagi pemilik untuk ikut aktif dalam pembangunan perekonomian daerah yaitu di bidang pengadaan pakan ternak dengan membangun industri pengolaahan pakan ternak. CV.Roniasi Berlianson memiliki seorang pemegang kekuasaan terbatas yang ikut andil dalam menjalankan perusahaan, agar perusahaan ini semakin maju dan berkembang. Pemegang kekuasaan terbatas pada CV. Roniasi Berlianson ini adalah Ibu

Jureka Nuratna Pasaribu.

Dalam menjalankan usahanya CV. Roniasi Berlianson Tapanuli Utara didukung dengan fasilitas seperti :


(17)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

• Ruang kantor / Studio Laboratorium

• Peralatan Kantor yang terdiri dari mesin tik, komputer, meja kerja

• Peralatan Laboratorium

• Peralatan Khusus

• Kendaraan Umum

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran sistematis tentang bagian – bagian tugas dan tanggung jawab serta hubungannya. Pada hakekatnya jumlah kegiatan dan hubungan dan wewenang yang mempunyai fungsi yang mengorganisir.

Struktur organisasi perusahaan mencerminkan kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengadakan pengawasan terhadap manusia, peralatan, dan fasilitas lainnya yang terlibat di dalamnya demi tercapainya tujuan perusahaan yang telah direncanakan dan ditetapkan oleh perusahaan tersebut.

Bentuk organisasi yang digunakan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap kebijaksanaan perusahaan dalam mengorganisir bawahannya, karena itu dalam menetapkan kebijaksanaan terlebih dahulu ditentukan bentuk organisasi yang akan ditetapkan dengan menyesuaikan susunan dan penempatan sumber daya manusia yang sesuai dengan keahliannya. Penerapan struktur organisasi juga berhubungan dengan bidang usaha dan besar kecilnya perusahaan. Dengan adanya struktur organisasi perusahaan jelas pembagian tugas dan tanggung jawab yang ada di dalamnya dapat terorganisir dan terkoordinir, maka kegiatan dalam organisasi akan berjalan dan akan tercapai tujuan yang telah ditetapkan.


(18)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Adapun bagan struktur organisasi pada CV. Roniasi Berlianson, Tapanuli Utara adalah sebagai berikut :

GAMBAR 1. STRUKTUR ORGANISASI CV. RONIASI BERLIANSON, TAPANULI UTARA

Sumber : CV. RONIASI BERLIANSON, TAPANULI UTARA (tahun 2007)

Berikut ini di uraikan tugas-tugas dan tanggung jawab masing-masing komponen organisasi CV. Roniasi Berlianson, Tapanuli Utara sebagai berikut :

DIREKTUR UMUM

SEKRETARIS

DIVISI PENGAWAS

DIVISI ADMINISTRA SI

DIVISI TEKNISI

DIVISI KEUANGAN

MANAJER OPERASIONAL


(19)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

1. Direktur umum

Melakukan pengawasan dan evaluasi keuangan dari hasil kerja setiap bagian organisasi.

 Mengadakan perencanaan atas seluruh kegiatan operasional, seperti : kegiatan operasi, keuangan, keamanan dan lain-lain yang terjadi di perusahaan.

 Bertanggung jawab dalam pengawasan dan pengembangan kegiatan

perusahaan dan dapat langsung turun tangan terhadap aktivitas karyawan

 Mengambil keputusan di dalam pengangkatan dan pemberhentian

karyawan.

2.Manajer Operasional

 Bertanggung jawab atas semua proses pekerjaan dalam perusahaan.

 Melakukan pengawasan dan penelitian untuk karyawan agar

meningkatkan kualitas kerja.

 Mengambil keputusan yang sifatnya teknis.

 Mengerti akan semua proses kerja, perkembangan usaha dan

kemampuan masing-masing karyawan sehingga dapat diselesaikan kapan pekerjaan dapat diselesaikan dalam besar.

3.Sekretaris

• Sekretaris bertugas untuk mengatur jadwal direktur serta manajer operasional dan mengetik proposal yang diperlukan


(20)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

 Melaksanakan, mengatur dan mengawasi pembukuan atau pencatatan

atas transaksi keuangan perusahaan dan menatausahakan segala sesuatunya yang berhubungan dengan masalah-masalah kepegawaian dan umum.

 Meneliti, menganalisa laporan-laporan keuangan untuk mendapatkan gambaran tentang likuiditas dan kegiatan perusahaan.

Membuat laporan bulanan.

Bertanggung jawab terhadap inventaris dan asset dalam kantor.

 Menyusun, merumuskan dan mengembangkan rencana dan prosedur

untuk melaksanakan kegiatan di bidang keuangan akuntansi.

Menjaga rahasia perusahaan dan senantiasa mematuhi perintah atasan.

 Mengkoordinasikan penyusunan usulan rencana kerja dan anggaran

beban.

 Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan anggaran serta

pelaporannya.

Membuat daftar gaji staf karyawan.

Melaksanakan verifikasi atas dokumen pembayaran cash, giro dan gaji.

Mengelola data untuk keperluan akuntansi biaya.

 Menghitung berapa jumlah penjualan tiket dan jumlah penumpang setiap hari.


(21)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

 Mengawasi jalannya kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing

bagian dan juga melaksanakan penilaian pegawai yang ada di bawah tanggung jawabnya.

Melaksanakan pengendalian dan pelaporan anggaran beban.

Menyelenggarakan pengelolaan data untuk keperluan akuntansi biaya.

Mengelola dan mengoptimalkan SDM.

 Melaksanakan dan mengawasi semua kegiatan pegawai di lingkungan

seksinya sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan.

6. Divisi Administrasi

 Menerima, mengadakan distribusi dan menyimpan surat – surat yang masuk

Pengumpulan bahan – bahan kerja untuk Manajer dan Direktur.

Pengurusan arsip untuk keperluan Manajer dan Direksi.

Membantu pekerjaan administrasi.

7. Divisi Teknisi

 Mengecek kondisi peralatan perusahaan baik mesin – mesin maupun peralatan kantor seperti komputer.

 Memperbaiki atau mengganti bila ada ditemukan peralatan atau sistem yang rusak atau sudah tidak bisa dipakai lagi.

 Disamping itu divisi teknis juga ada yang berfungsi untuk

mencampurkan campuran pakan ternak dengan komposisi yang sudah ditentukan, agar sesuai dengan keperluan ternak.


(22)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

B. Defenisi Biaya dan Klasifikasi Biaya 1. Definisi biaya

Kebutuhan akan biaya berbeda-beda dan biaya-biaya mungkin dihitung berdasarkan kondisi, dan tujuan yang berbeda-beda serta untuk keperluan pihak-pihak yang berbeda pula. Yang jelas biaya haruslah didasarkan pada fakta yang bersangkutan, dan cukup terukur sehingga memungkinkan perusahaan mengambil keputusan yang tepat. Committee on Cost Concepts and Standards of the

American Accounting Association menyatakan bahwa biaya adalah pengorbanan,

yang diukur dengan satuan uang, yang dilakukan atau harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tentative set of Broad Accounting Principles for

Business Enterprises menyatakan bahwa biaya dinyatakan sebagai harga

penukaran, atau pengorbanan yang dilakukan untuk memperoleh suatu manfaat. Bila istilah biaya kita gunakan secara spesifik, haruslah istilah tersebut kita lengkapi dengan menunjuk objek yang bersangkutan, misalnya : biaya langsung, biaya konversi, biaya tetap, biaya variabel, biaya bersama, biaya standar, biaya diffrensial, biaya kesempatan dan sebagainya. Setiap pelengkap mempunyai arti yang penting dalam menghitung dan mengukur biaya, yang akan berguna bagi pimpinan dalam usahanya mencapai sasaran dasar perencanaan dan pengawasan.

Pengumpulan, penyajian dan analisis data biaya harus dapat memenuhi tujuan-tujuan dan keperluan-keperluan dasar sebagai berikut :

a. Perencanaan rugi-laba dengan perantaraan budget. b. Pengawasan biaya melalui responbility accounting.


(23)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

c. Mengukur laba tahunan atau laba periodik, termasuk hitung pokok

persediaan.

d. Membantu penentuan harga jual da kebijaksanaan harga.

e. Menyediakan data yang diperlukan untuk keperluan analisis dan

pengambilan keputusan.

2. Klasifikasi Biaya

Klasifikasi biaya diperlukan untuk menyampaikan dan menyajikan data biaya agar berguna bagi manajemen dalam mencapai berbagai tujuannya. Menurut Firdaus Dunia dalam bukunya yang berjudul akuntansi biaya, biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Sehubungan dengan kegiatan manufaktur

2. Sehubungan dengan tingkat kegiatan atau volume

3. Sehubungan dengan depertemen yang ada dalam satu perusahaan 4. Sehubungan dengan periode akuntansi

5. Sehubungan dengan fungsi manajemen atau jenis kegiatan fungsional

2.1. Sehubungan Dengan Kegiatan Manufaktur.

Kegiatan manufaktur merupakan proses transformasi atas bahan-bahan menjadi barang dengan menggunakan tenaga kerja dan fasilitas pabrik. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan kegiatan manufaktur ini disebut Biaya-biaya produksi (production cost or manufacturing cost). Biaya ini diklasifikasikan alam tiga elemen utama sehubungan dengan produk yang dihasilkan yaitu : bahan


(24)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

langsung (direct material), tenaga kerja langsung (direct labor), dan overhead pabrik (factory overhead ). Pengklasifikasian seperti ini diperlukan untuk pengukuran laba dan penentuan harga pokok produk yang akurat serta pengendalian biaya.

Dalam bentuk pengklasifikasian yang lain bahan langsung dan tenaga kerja langsung digabungkan atau di jumlahkan menjadi biaya utama yang merupakan biaya-biaya yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan usaha. Penggabungan atau penjumlahan tenaga kerja langsung dan overhead pabrik disebut biaya konversi yang merupakan biaya-biaya yang mengolah bahan langsung menjadi produk selesai.

Biaya bahan langsung merupakan biaya perolehan dari seluruh bahan langsung yang menjadi bagian yang integral yang membentuk barang jadi. Disamping itu ada bahantidak langsung yaitu bahanyang tidaka dapat diidentifikasikan dengan mudah terhadap produk yang selesai atau biasanya bukan merupakan biaya yang berarti dalam menghasilkan produk. Biaya ini dikelompokkan dalam elemen biaya overhead pabrik.

Biaya tenaga kerja langsung adalah upah dari semua tenaga kerja langsung yang secara spesifik baik menggunakan tangan atau mesin ikut dalam proses produksi. Contoh-contoh dari tenaga kerja langsung adalah operator-operator mesin. Biaya tenaga kerja tidak langsungmerupakan upah dari semua tenaga kerja yagn secara tidak langsung terlibat memproduksi suatu produk. Biaya tenaga kerja tidak langsung ini juga dikrlompokkan kedalam biaya overhead pabrik.


(25)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Biaya overhead pabrik adalah semua biaya memproduksi suatu produk selain dari bahan langsung, dan tenaga kerja langsung. istilah lain untuk biaya ini adalah biaya produksi tidak langsung (indirect manufakturing cost). Istilah ini sesuai dengan sifat biaya overhead pabrik yang terdiri dari berbagai elemen-elemen biaya yang tidak dapat dibabankan secara langsung kepada satuan-satuan, pekerjaan-pekerjaan atau produk tertentu. Deg\ngan demikian biaya ini dihimpun dan dialokasikan kepada pekerjaan atau produk yang dihasilkan melalui kelompok biaya yang disebut biaya overhead pabrik. Biaya ini dapat diklasifikasikan menjadi tiga unsur pokok yaitu:

o Bahan tidak langsung

o Tenaga kerja tidak langsung

o Biaya produksi tidak langsung lainnya seperti; asuransi peralatan, penyusutan peralatan dan lain-lain

2.2. Sehubungan Dengan Tingkat Kegiatan atau volume

Ditinjau dari perilaku baiya terhadap perubahan dalam tingkat kegiatan atau volume maka biaya dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok biaya yaitu: biaya variable (variable cost), biaya tetap (fixed cost), dan biaya semi variabel (semi

variable cost). Agar dapat memudahkan dalam menyusun perencanaan atau

anggaran operasi dan mengendalikan biaya dengan baik maka untuk maksud tersebut biaya semi variable harus dipecah menjadi unsure variabel dan unsure tetap dan kemudian digabungkan kepada biaya variabel atau biaya tetap. Dengan demikian hanya terdapat dua jenis biaya yaitu biaya variabel dan biaya tetap.


(26)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Biaya variabel adalah biaya-biaya yang dalam total berubah secara langsung dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume, baik volume penjualan maupun volume produksi. Disamping itu biaya variabel mempunyai karakteristik umum yang lain dimana biaya perunitnya tidak berubah. Contoh dari biaya-biaya produksi yang dapat diidentifikasikan sebagai biaya variable adalah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung, serta beberapa elemen biaya overhead pabrik dan elemen biaya penjualan.

Biaya tetap adalah biaya-biaya yang secara total tetap tidak berubah dengan adanya perubahan tingkat kegiatan atau volume dalam batas-batas dari itngkat kegiatan yang relevan atau dalam periode waktu tertentu. Biaya tetap perunit akan berugah seiring dengan adanya perubahan volume produksi.

Biaya semi variable adalah biaya-biaya yang mempunyai atau mengandung unsur tetap dan unsure variabel. Unsur tetap ini biasanya merupakan biaya minimum yang harus dikeluarkan untuk jasa yang digunakan. Contoh dari biaya semi variable ini: biaya listrik, baiya telepon biaya angkutan. Pembebanan atas baiya listrik terdiri dari elemen tetap yaitu beban minimum dari daya yang harus dibayar tanpa melihat adanya pemekaian, dan elemen biaya variabel yang akan dibebankan berdasarkan pemakaian KWH yang tertera dalam alat meteran listrik dikalikan dengan tarif yang ditentukan.

2.3. Sehubungan Dengan Departemen Yang Ada Dalam Satu Pabrik.

Dalam kategori ini biaya-biaya dikelompokkan menurut departemen-departemen atau unit-unit organisasi yang lebih kecil dari satu pabrik dimana biaya-biaya tersebut terjadi.


(27)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Pengelompokan biaya seperti ini dapat membantu manajemen dalam dalam menentukan harga pokok produk yang lebih tepat, yang pada akhirnya dapat mengukur laba yang layak. Disamping itu juga berguna untuk mengendalikan biaya pabrik, terutama biaya overhead pabrik. Dalam perusahaan manufaktur terdapat dua jenis departemen atau bagian yaitu:

1. Deparetemen Produksi

Merupakan unit organisasi dari satu perusahaan manufaktur dimana proses produksi dilaksanakan secara langsung atas produk, baik dengan tangan maupun dengan mesin. Biaya yang terjadi dalam departemen ini seluruhnya dibebankan secara langsung kepada produk yang bersangkutan. Jika dalam satu departemen terdapat dua jenis mesin yang berbeda atau lebih maka untuk penentuan baiya produk yang tepat, departemen tersebut dapat dibagi menjadi beberapa pusat biaya.

2. Departemen Pembantu

Merupakan satu unit organisasi yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi. Departemen ini mamberi jasanya kepada departemen-departemen yang lain dalam perusahaan, baik depaertemen produksi maupun departemen yang lainnya. Sebagai contoh departemen pembantu adalah departemen pemelliharaan, perencanaan, utiliti, dan pengendalian produksi. Semua biaya yang terjadi dalam departemen ini dikelompokkan sebagai biaya overhead pabrik. Sehubungan dengan pambebanan biaya overhead ke departemen-departemen manufaktur tersebut diatas kita dapat mengelompokkan biaya-biaya atas beban departemen langsung dan beban departemen tidak langsung.


(28)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Beban departemen lansung adalah biaya-biaya yang terjadi atau berasl dari suatu departemen dan langsung dapat dibebankan pada masing-masing departemen, baik departemen produksi mauoun departemen pembantu.

Beban departemen tidak langsung adalah biaya-biaya yang terjadi dimana manfaatnya diterima secara bersama oleh beberapa departemen, sehingga biaya tersebut tidak dapat dibebankan secara langsung pada masing-masing departemen tetapi dialokasikan dengan menggunakan basis tertentu. Sebagai contoh; sewa gedung, penyusutan gedung,dan biaya listrik. Biaya departemen tidak langsung ini dalam istilah lain disebut biaya gabungan.

2.4. Sehubungan Dengan Periode Akuntansi

Sehubungan dengan periode akuntansi, baiya-biaya dibedakan berdasarkan waktu atau kapan biaya-biaya tersebut dibebankan terhadap pendapatan. Pengklasifikasian seperti ini berguna bagi manjemen dalam membandingkan beban-beban (expenses) dengan pendapatan (revenues) secara layak dalam rangka penyusunan laporan keuangan. Sehubungan dengan periode akuntansi ada dua kategori kelompok biaya:

1. Biaya Produk (produk costs)

Dalam perusahaan manufaktur biaya ini sama dengan baiya biaya produksi yaitu bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik. Biaya-biaya ini pada saat terjadi dicatat dan dialokasikan sebegai persediaan (inventory), tetapi apabila terjadi penjualan atas persediaan atau produk,maka biaya dari persediaan


(29)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

akan menjadi harga pokok penjualan (expenses) yang akan dibandingkan dengan pendapatan yang telah terrealisir dari penjualan tersebut

2. Biaya Periode (period costs)

Biaya-biaya yang tidak berkaitan dengan persediaan atau produk tetapi berhubungan dengan periode waktu atau periode akuntansi. Biaya periode ini bisa bermanfaat untuk memperoleh pendapatan dalam beberapa periode akuntansi dan ada juga yagn hanya memberi manfaat untuk periode akuntansi periode berjalan. Jika biaya periode ini hanya bermanfaat untuk satu periode akuntansi disebut pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) dan dicatat sebagai beban

(expenses). Apabila biaya ini memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi

disebut pengeluaran modal (capital expenditure) dan mula-mula dicatat sebagai aktiva. Dan berdasarkan berlalunya waktu akan berubah manjadi beban. Sebagai contohnya adalah beban penyusutan gedung.

2.5. Menurut Fungsi Manajemen atau Jenis Kegiatan Fungsional

Pengklasifikasian biaya menurut jenis dari kegiatan fungsional bertujuan untuk membantu manajemen dalam perencanaan, analisis dan pengendalian biaya atas dasar fungsi-fungsi yang ada dalam satu organisasi perusahaan. Anggaran operasi disusun untuk setiap fungsi, dan selanjutnya dibandingkan dengan biaya yang sesungguhnya terjadi yang juga dihimpun menurut fungsi-fungsi tersebut. Penyimpangan yang terjadi akan dianalisis oleh manajemen untuk melakukan tindakan-tindakan perbaikan atas penyimpangan yang tidak wajar.

Berdasarkan pada jenis kegiatan fungsional maka biaya dapat diklasifikasikan sebagai berikut:


(30)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

a. Biaya Produksi, biaya-biaya yang terjadi untuk menghasilkan produk hingga siap untuk dijual.

b. Biaya penjualan, biaya-biaya yang terjadi untuk menjual suatu produk.

c. Biaya umum/administrasi, biaya-biaya yang terjadi untuk

memimpin, mengendalikan dan menjalankan suatu perusahaan Dari penjelasan biaya diatas maka yang termasuk biaya operasional adalah semua biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk kegiatan usahanya seperti biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Biaya bahan baku yaitu biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pembelian bahan baku. Biaya tenaga kerja langsung adalah pembayaran kompensasi kepada tenaga kerja langsung. Sedangkan biaya overhead pabrik adalah semua komponen biaya diluar biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan pembantu dan biaya tenaga kerja tak langsung masuk dalam biaya overhead pabrik.

C. LAPORAN KEUANGAN

1. Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan

Siapakah sebenarnya yang memerlukan laporan keuangan ini? Ditinjau dari segi intern perusahaan yaitu manajemen perusahaan, laporan keuangan perusahaaan dapat dipergunakan untuk berbagai tujuan. Data laporan keuangan terutama akan memberikan informasi bagi manajemen sebagai bahan analisa dan bahan iterpretasi untuk mengadakan evaluasi terhadap diri sendiri.


(31)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Laporan keuangan akan menunjukkan sampai seberapa jauh efisiensi pelaksanaan kegiatan serta perkembangan perusahaan yang telah dicapai manajemen. Karena manajeman diserahai tanggung jawab untuk dapat memperoleh keuntungan yang memuaskan dengan sumber-sumber yang ada dalam perusahaan, manajemen ingin mengetahui apakah tujuan perusahaan yang telah dicapai. Dengan demikian manajemen dapat melepaskan tanggung jawabnya dalam pelaksanaan kegiatan perusahaan untuk satu periode kepada pemilik perusahaan. Selanjutnya sebagai hasil analisa dan interpretasi terhadap laporan keuangan manajemen akan dapat pula mangambil keputusan untuk mengadakan atau membuat perencanaan dan penyususnan anggaran untuk masa yang akan datang. Kekurangan-kekurangan yang terdapat pada periode yang lalu dapat diperbaiki dan ditambah, maninjau kembali kebijakan yang telah dilaksanakan, dan jika perlu akan mengadakan pengawasan yang lebih ketat terhadap perencanaan yang akan datang.

Pada umumnya ada empat daftar yang diperlukan untuk menyusun laporan keuangan :

1. Neraca

2. Laporan laba rugi 3. Laporan arus kas

4. Laporan perubahan ekuitas

Dua daftar yang pertama disebut dafatar utama suatu laporan keuangan. Apabila perusahaan cukup besar dan perkiraan perkiraan yagn terdapat dalam


(32)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

kedua daftar utama ini cukup banyak pula, dibuat daftar-dafatar lampiran yang memperinci perkiraan-perkiraan yang dirasa perlu.

2. NERACA

a. Definisi dan Fungsi Neraca

Neraca adalah laporan posisi keuangan perusahaan pada satu tanggal tertentu. Adakalanya disebut juga “dafatar kondisi keungan” aau juga disebut “ daftar kewajiban dan kekayaan” yang mengambarkan hasil ahirdari pada seluruh pencatatan transaksi-transaksi akuntansisejak awal periode perusahaan. Sumber-sumber suatu perusahaan yang berupa harta benda dan hak-hak hokum yang dimiliki, disebut aktiva perusahaan. Perorangan atau kelompok yang mempunyai klaim terhadap aktiva ini, dikatakan bahwa mereka mampunyai saham dalam perusahaan itu. Kepentingan pemilik perusahaan atas aktiva disebut pemilik saham atau modal sendiri atau modal saja, terdiri dari modal saham dan laba.

Kepentingan para kreditor atas aktiva-aktiva ini disebut kewajiban-kewajiban. Kedua-duanya modal dan kewajiban-kewajiban disebut passive perusahaan. Aktiva dan passive perusahaan dicatat dalam neraca dengan cara tertentu, sebelum mereka dipergunakan atau dikeluarkan dari perusahaan melalui mutasi atau transaksi yang dilakukan perusahaan. Aktiva dan passiva perusahaan selalu berubah-ubah sebagai akibat dari mutasi atau transaksi yang dilakukan perusahaan.


(33)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Susunan suatu neraca harus memenuhi tiga pengklasifikasian pokok yang akan membentuk suatu kesamaan akuntansi terhadap ketiga unsure pokoknya: aktiva, kewajiban dan modal.

Neraca harus disusun secara sistematis, sehingga dapat memberikan gambaran posisi keuangan dari perusahaan. Didalamnya harus disebutkan bahagian-bahagian mana yang termasuk aktiva, kewajiban-kewajiban dan modal.

c. Aktiva

Aktiva secara umum dapat merupakan sesuatu yang mempunyai bentuk fisik atau dapat merupakan sesutau hak menurut hokum, kedua-duanya mempunyai nilai uang. Aktiva yang mempunyai bentuk fisik dan aktiva yang mempunyai nilai yang menjadi kalim perusahaan disebut aktiva berwujud. Aktiva yagn merupakn hak atas sesuatu disebut aktiva tak berwujud. Nilai uang atau rupiah yang tercantum dalam neraca pada umumnya adalahn ilai perolehannya..

• Aktiva Lancar

Aktiva lancar adalah aktiva-aktiva yang digunakan untuk menyatakan sisa kas/bank dan aktiva lainya atau sumber-sumber yang dapat diterapkan atau dicairkan menjadi uang tunai, dijual atau dipakai hadis dalam satu atau dalam satu siklus operasi perusahaan yang normal.


(34)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Aktiva tetap adalah aktiva yang dipergunakan dalam perusahaan yang sifatnya tetap dan permanent, tidak untuk diperdagangkan, dan yang dipergunakan dalam opersi perusahaan.

d. Passiva

Kewajiban-kewajiban/passiva merupakan klaim seseorang atau kelompok perorangan terhadap kekayaan perusahaa atau terhadap aktiva perusahaan. Pada umumnya kewajiban-kewajiban dibayar dengan uang, akan tetapi dapat juga dibayar dengan barang atau jasa. Kita dapat membedakan dua macam kewajiban, yaitu : kewajiban jangka pendek ( hutang lancar )dan kewajiban jangka panjang ( hutang jangka panjang ).

• Hutang Lancar

Yang dimaksud dengan hutang lancar adalah hutang-hutang jangka pendek (kurang dari satu tahun) yang harus dibayar dengan aktiva lancar.

• Hutang Jangka Panjang

Hutang jangka panjang adalah kewajiban-kewajiban yang tidak dapat diselesaikan dalam satu periode akuntansi. Pada umunya hutang seperti ini muncul akibat perluasan perusahaan atau pembelian peralatan pabrik yang memerlukan modal yang besar.


(35)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

TABEL 2.1

CV. Roniasi Berlianson, Tapanuli Utara NERACA

PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006

AKTIVA 2005 2006

Aktiva

Aktiva Lancar

Kas Rp. 115.000.000 Rp. 250.000.000

Bank Rp. 75.000.000 Rp. 86.000.000

Piutang Rp 75.000.000 Rp. 95.000.000 Total Aktiva Lancar Rp. 265.000.000 Rp. 431.000.000 Aktiva Tetap

Inventaris Rp. 22.000.000 Rp. 25.000.000

Persediaan dan Mesin Rp. 75.000.000 Rp. 90.000.000 Gedung-gedung Rp. 110.000.000 Rp. 120.000.000 Total Aktiva Tetap Rp. 207.000.000 Rp. 235.000.000

Total Aktiva Rp. 472.000.000 Rp. 666.000.000

Passiva

Hutang Dagang Rp.153.000.000 Rp. 247.000.000-

Hutang Pajak Rp. 82.000.000 Rp. 143.000.000-

Hutang Jangka Panjang Rp. 45.000.000 Rp. 60.000.000 Kekayaan Bersih Rp. 192.000.000 Rp. 216.000.000

Total Passiva Rp. 472.000.000 Rp. 666.000.000

Sumber : CV. Roniasi Berlianson, Tapanuli Utara (tahun 2007)


(36)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

3. LAPORAN LABA-RUGI

1. Definisi dan fungsi laporan laba-rugi

Komponen laporan keuangan yang kedua adalah lapopran laba-rugi. Laporan ini merupakan suatu daftar iktisar hasil dan biaya suatau perusahaan dalam satu periode tertentu. Laporandemikian ini juga disebut dengan istilah “daftar operasi perusahaan” atau “daftar hasil dan biaya”. Tujuan daripada penyusunan perhitungan laba rugi ialah untuk mengukur kemajuanatau perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan sifat kegiatan perusahaan. Bagi perusahaan jasa, perhitungan laba-rugi dipergunakan sebagai alat pengukur perkembangan perusahaan dalam penjualan jasa-jasa dan biaya-biaya yang di keluarkan sehubungan dengan operasi perusahaan.

Perhitungan laba rugi perusahaan juga akan dapat menceritakan bagaimana pertambahan atau pengurangan aktiva yagn disebabkan penjualan jasa-jasa atau barang-barang. Pertambahan aktiva sebagai akibat operasi perusahaan disebut hasil. Sesuai dengan sifat perusahaan, hasil ini disebut hasil penjualan, hasil sewa, hasil bunga dan sebagainya. Pengurangan aktiva sebagai akibat operasi perusahaan disebut dengan biaya.

Dalam perhitungan laba-rugi hasil dalam periode tertentu akan diperbandingkan dengan biaya-biaya untuk memperoleh pendapatan. Selisih dari hasil dan biaya-biaya akan merupakan laba atau rugi untuk periode tersebut.biaya untuk mendapatkan hasil akan terdiri dari harga pokok penjualan atau jasa ditambah dengan biaya umum dan administrasi, dan jika ada ditambah lagi dengan biaya lain-lain yang menjadi beban pada periode itu.


(37)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

TABEL 2.2

CV. Roniasi Berlianson, Tapanuli Utara LAPORAN LABA RUGI

PERIODE 31 DESEMBER 2005 DAN 2006

KETERANGAN 2006 2005

PENJUALAN

HARGA POKOK PENJUALAN LABA KOTOR

BIAYA OPERASIONAL

Biaya promosi penjualan Biaya komisi

Biaya Gaji dan Tunjangan Biaya Legalisasi

Biaya Perjalanan Dinas Biaya Penyusutan BIaya Lain-lain Total Biaya 756.000.000 478.000.000 278.000.000 10.800.000 3.900.000 65.000.000 5.000.000 10.500.000 56.000.000 158.700.000 7.500.000 642.000.000 406.300.000 236.300.000 9.720.000 3.510.000 65.000.000 5.000.000 9.450.000 50.400.000 149.830.000 6.750.000

LABA BERSIH 119.300.000 86.470.000


(38)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

C. Anggaran Biaya Operasional

Anggaran biaya operasional adalah anggaran atau taksiran semua biaya yang dikeluarkan, yang pada hakekatnya dianggap habis dalam masa satu tahun buku. Yang termasuk ke dalam anggaran biaya operasional adalah sebagai berikut:

1. Anggaran Biaya tetap (fix cost budget)

Anggaran biaya ini adalah anggaran biaya yang jumlahnya tetap, tidak berubah meskipun volume produk berubah sampai dengan kapasitas tertentu. Yang termasuk di dalam biaya tetap adalah penyusutan, aktiva tetap, pajak bangunan, asuransi dan lain-lain

Prosedur penyusunan anggaran biaya tetap dapat dilakukan dengan menganalisis biaya tetap masa lalu, kemudian biaya ini diteliti dan dibuat pertimbangan sebelumnya.

2. Anggaran biaya variabel (variable cost budget)

Anggaran biaya variabel adalah anggaran biaya yang jumlahnya berubah-ubah secara proporsional sesuai dengan perberubah-ubahan volume produksi. Ini berarti jika terjadi peningkatan aktivitas perusahaan maka jumlah biaya variabel akan meningkat pula, begitu juga sebaliknya jika aktivitas produksi menurun jumlah biaya variabel pun ikut menurun. Yang termasuk biaya variabel adalah bahan baku langsung, bahan baku tidak langsung, biaya tenaga kerja langsung, overhead pabrik.


(39)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

3. Anggaran biaya semi variabel (semivariable cost budget)

Anggaran semi variabel adalah anggaran biaya-biaya yang sebagian tetap dan sebagian lagi bersifat variabel. Yang termasuk biaya semi variabel adalah biaya pemeliharaan gedung, biaya pemeliharaan mesin, alat-alat, upah dan gaji karyawan. Anggaran semi variabel dapat ditentukan dengan menganalisis biaya-biaya pada tahun-tahun yang lalu dan membuat pertimbangan pada aktiva-aktiva yang mungkin berubah akibat adanya peningkatan dan penurunan aktivitas.


(40)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

BAB III

ANALISIS DAN EVALUASI

Berdasarkan uraian-uraian teoritis diatas dan hasil penelitian berupa data dan informasi yang ada, maka dapat dilihat gambaran umum mengebai anggaran biaya operasional, penyusunan dan pelaksanaannya pada CV. RONIASI BERLIANSON

Pada bab ini penulis akan menganalisis dan mengevaluasi terhadap anggaran biaya operasional dan pelaksanaannya yang meliputi :

A. Pengertian dan Jenis Anggaran 1. Pengertian anggaran

Pengertian anggaran yang disebutkan pada Bab II dilihat bahwa anggaran yang disusun oleh CV. Roniasi Berlianson mempunyai pengertian bahwa anggaran perusahaan adalah merupakan suatu perencanaan yang disusun secara formal didalam perusahaan yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan tanpa adanya pengecualian.

Hal ini terlihat, baik pada penyusunan maupun isi dari anggaran tersebut. Sedangkan kegitan untuk memperoleh pendapatan dimana kegiatan tersebut membutuhkan biaya, sehingga CV.Roniasi Berlianson menyatakan bahwa anggaran yang mereka susun tidak meliputi anggaran pendapatan biaya.


(41)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

2. Jenis-jenis anggaran

Jenis-jenis anggaran yang telah dijelaskan pada Bab II terdiri dari Anggaran bahan baku, anggaran tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, anggaran biaya administrasi dan umum dan lain sebagainya yang semua anggaran tersebut diintegrasikan menjadi anggaran penunjang dari anggaran rugi-laba dan anggaran kas. Anggaran pihutang, anggaran persediaan, anggaran aktiva tetap, anggaran hutang dan lain sebagainya diintegrasikan menjadi anggaran penunjang dari anggaran neraca, yang anggaran laba-rugi ini merupakan kelompok besar anggaran perusahaan.

B. Definisi Biaya

Dari pengertian yang terdapat pada Bab II dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya merupakan pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh suatu manfaat. Hal ini memebuktikan bahwa betapa pentingnya biaya yang harus dikeluarkan agar operasi perusahaan dapat berjalan dengan baik. Begitu juga dengan CV.Roniasi Berlianson dalam menjalankan operasi perusahaan harus mengeluarkan biaya terlebih dahulu.

Dimana pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh CV.Roniasi Berliason merupakan pengorbanan ekonomis untuk mencapai tujuan tertentu, yaitu jasa pengorbanan atau secara langsung untuk mendapatkan hasil atau laba. Pengorbanan ini merupakan nilai dari harta yang tercantum dalam neraca.


(42)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

C. Biaya Operasional

Biaya operasional adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasi perusahaan dalam satu periode akuntansi. Biaya operasional dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik

1. Biaya Bahan Baku

Biaya bahan baku adalah salah satu dari tiga elemen biaya dari satu produk, dan biasanya bagian yang besardan berarti dalam jumlah biaya produksi dari satu perusahaan manufaktur. Melalui satu proses produksi yaitu yaitu dengan menggunakan tenaga kerja dan biaya overhead pabrik, bahan-bahan diubah menjadi barang jadi. Biaya bahan yang dipakai dalam produksi manjadi bagian dari harga pokok barang yang dihasilkan, atau dalam istilah akuntansi disebut harga pokok produksi (cost of goods manufacturing). Jika barang dijual, maka biaya bahan menjdi bagian dari harga pokok penjualan (cost of goods sold) yang digunakan dalam menentukan laba. Prosedur akuntansi metode harga pokok dan penilaian persediaan harus ditetapkan untuk menghitungdan membebankan biaya bahan dalam rangka menentukan laba dan penyusunanlaporan posisi keuangan perusahaan (neraca)

2. Biaya Tenaga Kerja Langsung

Biaya tenaga kerja terjadi dan diperlukan dalam satu proses produksi untuk mengubah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya-biaya ini timbul


(43)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

sehubungan dengan penggunaan sumber daya manusia atau tenaga kerja tersebut dalam memproduksi suatu produk. Manajemen perusahaan sangat membutuhkan informasi biaya tenaga kerja yang tepat waktu dan akurat untuk digunakan sebagai suatu dasar dalam perencanaan, pengendalian danpengambilan keputusan. Perencanaan untuk tenaga kerja merupakan bagian yang terpadu dari proses penyusunan anggaran. Bermula dari rencana produksi dan data standar dan standar biaya yang telah ditetapkan, maka anggaran biaya maka anggaran biaya tenaga kerja dapat dibuat. Proses pengendalian meliputi perbandingan antara biaya tenaga kerja yang sesungguhnya terjadi dengan biaya tenaga kerja yang ditetapkan dimuka. Perbedaan yang terjadi dianalisis untuk mengetahui apa penyebabnya. Dalam pengambilan keputusan, manajemen membutuhkan data biaya ini untuk penentuan harga, mnembah produk baru, penggantian peralatan dansebagainya,

Biaya tenaga kerja merupakan harga atau jumlah tertentu yang dibayarkan kepada para pekerja atau karyawan yang berkerja pada bagian produksi. Biaya ini terdiri dari dua elemen utama yaitu: biaya tenaga kerja langsung (direct labor) dan biaya tenaga kerja tidak langsung (Indirect labor). Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan dengan suatu operasi atau proses tertentu yang diperlukan untuk menyelesaikan produ-produk perusahaan. Oleh sebab itu semua biaya tenaga kerja langsung dibabankan secara langsung kepada komponen-komponen dari barang jadi atau produk-produk yang dihasilkan. Biaya ini merupakan elemen biaya produk yang bersama biaya bahan


(44)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

langsung disebut biaya biaya utama (prime cost ) dan dengan biaya overhead pabrik disebut biaya konversi (conversion cost)

Biaya tenaga kerja tidak langsung adalahbiaya tenaga kerja yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi, dengan demikian biaya ini tidak dapat diidentifikasikan secara khusus kepada suatu operasi atau proses produksi tertentu. Biaya ini terdiri dari biaya tenaga kerja yang terjadi dalam departemen-departemen pembantu seperti departemen-departemen pembelian, departemen-departemen pemeliharaan, departemen pengendalian mutu dan lain-lainnya.

3. Biaya Overhead Pabrik

Berdasarkan konsep dasar biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang harus terjadi meskipun biaya tersebut secara langsung tidak mempunyai hubungan yang dapat diukur dan diamati terhadap satuan-satuan aktivitas tertentu, produksi dan tujuan-tujuan biaya.

Dalam aplikasinya biaya overhead pabrik adalah biaya-biaya yang dari segi masalah praktis tidak dapat dibebankan kepada tujuan-tujuan tersebut secara langsung.. Suatu metode alokasi biaya yang konsisten harus digunakan yang mana dengan beberapa ukuran menaksir pengorbanan ekonomi yang terjadi.

Bahan langsung dan tenaga kerja langsung merupakan biaya utama dari suatu produk. Overhead pabrik meliputi semua biaya yang lain yang terjadi dalam membuat suatu produk tersebut. Semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan ternaga kerja langsung dikelompokkan sebagai biaya overhead pabrik. Istilah


(45)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

lain dari biaya overhead pabrik ini adalah biaya produksi tidak langsung. Terdiri dari tiga kelompok biaya yakni : biaya bahan tidak langsung, biaya ternaga kerja tidak langsung, dan biaya produksi tidak langsung lainnya seperti air, listrik, telepon, asuransi, pajak, pemeliharaan, penyusunan dan lain-lain.

Biaya overhead pabrik biasanya dapat diklasifikasikan dalam tiga kelompok utama : yaitu bahan tidak langsung dan perlengkapan, tenaga kerja tidak langsung dan biaya tidal langsung lainnya.

Biaya bahan tidak langsung dan perlengkapan. Bahan yang dipakai dalam produksi yang tidak dapat dibebankan secara langsung kepada jumlah unit produksi tertentu dan bias nya nilainya tidak berarti sebagai elemen biaya dalam menghasilkan suatu produk.

Biaya tenaga kerja tidak langsung. Semua biaya tenaga kerja pabrik yang secara tidak langsung terlibat dalam proses produksi dari suatu produk, dikelompokkan sebagai biaya tenaga kerja tidak langsung, seperti tenga kerja pengawas dan tenaga penunjang yang diperlukan untuk mengoperasikan fasilitas produksi, dimana biaya-biaya ini adalah tidak mungkin dan juga tidak praktis untuk dibebankan secara klangsung kepada jumlah unit produksi tertentu. Oleh karena itu biaya ini dimasukkan sebagai biaya overhead pabrik, termasuk juga dalam kategori ini biaya-biaya yang berhubungan dengan tenaga kerja langsung sepprti jaminan social yang diatur oleh pemerintah, premi lembur, tunjangan cuti dan lain-lain.


(46)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Biaya tidak langsung lainnya. Biaya ini meliputi berbagai macam biaya overhead pabrik yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan tidak langsung ataupu biaya tenaga kerja tidak langsung. sebagai contoh dari biaya tidak langsung lainnya adalah pemeliharaa gedung pabrik, pemeliharaan mesin dan peralatan, pemeliharaan kendaraan, pemeliharaan inventaris pabrik, penyusutan, asuransi utilitas, pajak, royalty dan lain-lain.

Biaya-biaya overhead pabriktersebut diklasifikasikan menurut sifat atau objek pengeluaran. Sebagai contoh, bahan tidak l;angsung dan perlengkapan adalah objek yang diperoleh atau didapatkan atas pengeluaran dana. Biaya overhead pabrik yang diklasifikasikan menurut objek pengeluaran dapat dibagi lebih jauh atas elemen-elemen biaya. Sebagai contoh bahantidak langsung dan perlengkapan dapat dirinci menjadi alat pelimas, bahan baker, perlengkapan kantor, dan perlengkapan keselamatan.

D. Prosedur Penyusunan Anggaran Biaya Operasional

Penyusunan anggaran biasanya dilakukan dengan membentuk panitia anggaran. Pada umumnya anggaran biaya dilakukan pada rencana-rencana dan program-program tertentu. Pengalaman yang lalu disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang diharapkan dalam kebijakan manajemen dan dalam kondisi-kondisi umum perekonomian sangat membantu dalam penyusunan anggaran biaya operasional CV.Roniasi Berlianson. Catatan historis juga menjadi dasar untuk penyusunan anggaran ini.


(47)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Melihat prosedur penyusunan anggaran pada CV.Roniasi Berlianson yang tidak menggunakan panitia anggaran secara formal, dimana penyusunan panitia anggaran ini memerlukan biaya yang cukup besar, jadi hal ini jika dilihat dari segi biaya mungkin akan menguntungkan bagi perusahaan.

Di samping itu juga penyusunan anggaran biaya operasional dapat dimengerti oleh bawahan, karena penyusunan dan pelaksanaan anggaran biaya operasional pada CV. Roniasi Berlianson tidak begitu rumit sehingga bawahan dapat mengerti maksud dari anggaran tersebut.Untuk itu kepala bagian dan sub-sub unitnya memberikan pengertian pada saat para bawahan membaca laporan tersebut yang mungkin tidak mereka mengerti.


(48)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Tabel 1.1

CV. Roniasi Berlianson

Laporan Anggaran Biaya Operasional Untuk Periode 2005

Uraian 2005

Biaya promosi penjualan 9.720.000

Biaya Komisi 3.510.000

Biaya gaji dan Tunjangan 65.000.000

Biaya Legalisasi 5.000.000

Biaya Perjalanan Dinas 9.450.000

Biaya penyusutan 50.400.000

Biaya lain-lain 6.750.000

Total Biaya 149.830.000 Sumber : Laporan Keuangan CV.Roniasi Berliansona(tahun 2007)


(49)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Tabel 1.2

CV. Roniasi Berlianson

Laporan Anggaran Biaya Operasional Untuk Periode 2006

Uraian 2006

Biaya Promosi penjualan 10.800.000

Biaya Komisi 3.900.000

Biaya gaji dan Tunjangan 65.000.000

Biaya Legalisasi 5.000.000

Biaya Perjalanan Dinas 10.500.000

Biaya Penyusutan 56.000.000

Biaya Lain-Lain 7.500.000

Total Biaya 158.700.000 Sumber : Laporan Keuangan CV.Roniasi Berlianson (tahun 2007)


(50)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

CV. Roniasi Berlianson

Perbandingan Anggaran Operasional Dengan Realisasi Periode 2005-2006

Uraian

variance

2005 anggaran 2006 realisasi

Selisih Rupiah %

Biaya Promosi Penjualan

9.720.000 10.800.000 1.080.000 11,11

Biaya Komisi 3.510.000 3.900.000 390.000 11,11

Biaya Gaji dan Tunjangan

65.000.000 65.000.000 - -

Biaya Legalisai 5.000.000 5.000.000 - -

Biaya PerjalananDinas

9.450.000 10.500.000 1.050.000 11,11

Biaya Penyusutan 50.400.000 56.000.000 5.600.000 11,11

Biaya Lain-lain 6.750.000 7.500.000 750.000 11,11

Total Biaya 149.830.000 158.700.000 8.870.000 5,92 Sumber : Laporan Keuangan CV. Roniasi Berlianson(tahun 2007)


(51)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

Secara keseluruhan biaya operasional mengalami kenaikan dari yang dianggarkan sebesar Rp. 149.830.000 sementara realisasinya sebesar Rp. 158.700.000 dan naik sebesar RP. 8.870.000 dari yang dianggarkan atau terjadi kenaikan sebesar 5,92% dimana kenaikan-kenaikan yang terjadi pada masing-masing jenis biaya dapat dilihat sebagai berikut :

1. Biaya Promosi Penjualan

Biaya ini mengalami kenaikan dalam realisasinya, karena naiknya aktifitas perusahaan, sehingga menyebabkan naiknya biaya promosi dan penjualan sebesar Rp. 1.080.000 yang persentase kenaikannya sebesar 11,11%

2. Biaya Komisi

Biaya ini mengalami kenaikan dalam realisasinya, karena bertambahnya komisi yang diberikan, sehingga menyebabkan naiknya biaya komisi sebesar Rp. 390.000 yang persentase kenaikannya sebesar 11,11%

3. Biaya Gaji dan tunjangan

Biaya ini tidak mengalami perubahan dalam satu periode ini disebabkan gaji karyawan dan tunjangan tidak mengalami kenaikan.

4. Biaya Legalisasi

Biaya Legalisasi juga tidak mengalami perubahan dalam satu periode ini sehingga persentasenya juga tidak ada.


(52)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

5. Biaya Perjalanan Dinas

Biaya ini mengalami kenaikan dalam realisasinya, karena bertambahnya aktifitas perusahaan, sehingga biaya perjalanan dinas juga meningkat sebesar Rp.1.050.000 yang persentase kenaikannya sebesar 11,11%

6. Biaya penyusutan

Biaya ini mengalami kenaikan dalam realisasinya, karena bertambahnya aktifitas perusahaan, sehingga menyebabkan bertambahnya biaya penyusutan sebesar Rp. 5.600.000 yang persentase kenaikannya sebesar 11,11%

7. Biaya Lain-lain

Biaya lain-lain mengalami kenaikan dala realisasinya, karena bertambahnya aktifitas perusahaan, sehingga menyebabkan kenaikan ini sebesar Rp. 750.000 yang kenaikannya sebesar 11,11%

Berdasarkan perbandingan antara anggaran dan realisasi diatas banyak pos-pos yang mengalami kenaikan biaya sehingga jumlah realisasi lebih besar dibanding dengan anggaran yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan menyusun anggaran biaya operasional dengan melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada tahun sebelumnya.

Meskipun demikian, perusahaan dapat mengatasi penyimpangan karena penjualan dalam tahun 2006 tercatat mencapai Rp. 278.000.000 dari tahun 2005 yang sebesar Rp. 236.300.000 sehingga laba kotor pada tahun 2006 sebesar Rp.


(53)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

41.700.000 yang dengan jumlah ini dapat menutupi kenaikan biaya operasi dari yang dianggarkan oleh perusahaan.

Penganggaran biaya berkaitan dengan pengambilan keputusan manajemen mengenai penggunaan sumber-sumber ekonomik (yang dinyatakan dengan uang) pada masa yang akan datang. Secara keseluruhan biaya operasional perusahaan mengalami kenaikan dari yang dianggarkan sebesar Rp. 149.830.000 sementara realisasinya sebesar Rp. 158.700.000 dan naik sebesar RP. 8.870.000 dari yang dianggarkan atau terjadi kenaikan sebesar 5,92%.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa anggaran biaya operasional perusahaan masih efektif dan efisien. Hal ini dapat dibuktikan dari selisih anggaran dengan realisasi secara total tidak begitu besar. Secara keseluruhan selisih anggaran dengan realisasi adalah sebesar 5,92%. Hal ini perlu dipertahankan atau lebih di tingkatkan lagi untuk tahun yang akan datang sehingga perusahaan dapat terus membiaya seluruh kegiatan operasionalnya dengan baik.


(54)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam Bab ini, akan diterangkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya untuk menjadi sebuah kesimpulan yang menekankan penilaian yang berlandaskan teoritis agar didapat masukan yang bermanfaat. Kesimpulan ini akan dituangkan dalam point-point sebagai berikut :

1. CV. Roniasi Berlianson merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan ternak.

2. Struktur organisasi CV. Roniasi Berlianson memperlihatkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, sehingga setiap karyawan dapat bekerja dan bertanggung jawab sesuai tugasnya masing-masing.

3. Dilihat dari rencana kerja tahun 2006, perusahaan mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp. 158.700.000,- sedangkan biaya operasional yang dianggarkan adalah Rp. 149.830.000,- terjadi penyimpangan sebesar 5,92%. Namun demikian penyimpangan tersebut diimbangi dengan penjualan yang jauh melampaui target yaitu senilai Rp. 278.000.000,-

4. Biaya operasional pada CV. Roniasi Berlianson cukup tinggi, meskipun masih dapat teretutupi dengan penjualan.


(55)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

5. Secara keseluruhan biaya operasional CV. Roniasi Berlianson masih dapat dikatakan efektif dan efisien karena hasil penjualan produk yang dihasilkan masih dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan sampai menjual produk tersebut.

B. Saran

Dalam bagian terakhir ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi CV. Roniasi Berlianson dalam menjalankan kegiata operasional perusahaan.

1. Mengingat pentingnya peranan anggaran., sebaiknya anggaran disusun secara teliti dengan membentuk suatu panitia anggaran atau seksi khusus lainnya, sehingga anggaran benar-benar merupakan pedoman kerja.

2. Perlunya peningkatan kinerja operasional perusahaan maupun kinerja

pemasaran melalui pemberian motivasi kerja bagi para karyawan, seperti dengan pemberian bonus, kompensasi.

3. Agar anggaran perusahaan dapat memenuhi fungsinya sebagai alat

perencanaan dan pengawasan masih perlu dilakukan analisis anggaran.

4. Dalam upaya peningkatan volume penjualan, perlu adanya suatu seksi atau bagian perusahaan yang bisa melakukan analisis dalam melihat kondisi perekonomian perusahaan di masa yang akan datang sehingga fungsi anggaran benar-benar tercapai.

5. Untuk mengurangi tingginya biaya operasional manajemen sebaiknya


(56)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. Anggaran Perusahaan. Penerbit Fakultas Ekonomi. Yogyakarta. 1994

Dunia, A, Firdaus. Akuntansi Biaya. Edisi pertama Penerbit Universtas Indonesia Jakarta 1994

Kartadinata, Abas. Akuntansi dan Analisis Biaya. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 1994

Purba, Radiks. Akuntansi Untuk Manajer. Jilid Kedua. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 2006

Riyanto, Bambang.Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Penerbit BPFE. Yogayakarta. 1997

Rudianto. Akuntansi Manajemen. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 2006

Sartono, Agus. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Penerbit BPFE. Yogyakarta. 1994

Syafri, Sofyan. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Penerbit PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. 2001


(57)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009


(1)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

5. Biaya Perjalanan Dinas

Biaya ini mengalami kenaikan dalam realisasinya, karena bertambahnya aktifitas perusahaan, sehingga biaya perjalanan dinas juga meningkat sebesar Rp.1.050.000 yang persentase kenaikannya sebesar 11,11%

6. Biaya penyusutan

Biaya ini mengalami kenaikan dalam realisasinya, karena bertambahnya aktifitas perusahaan, sehingga menyebabkan bertambahnya biaya penyusutan sebesar Rp. 5.600.000 yang persentase kenaikannya sebesar 11,11%

7. Biaya Lain-lain

Biaya lain-lain mengalami kenaikan dala realisasinya, karena bertambahnya aktifitas perusahaan, sehingga menyebabkan kenaikan ini sebesar Rp. 750.000 yang kenaikannya sebesar 11,11%

Berdasarkan perbandingan antara anggaran dan realisasi diatas banyak pos-pos yang mengalami kenaikan biaya sehingga jumlah realisasi lebih besar dibanding dengan anggaran yang ditetapkan. Hal tersebut disebabkan karena perusahaan menyusun anggaran biaya operasional dengan melihat situasi dan kondisi yang terjadi pada tahun sebelumnya.

Meskipun demikian, perusahaan dapat mengatasi penyimpangan karena penjualan dalam tahun 2006 tercatat mencapai Rp. 278.000.000 dari tahun 2005 yang sebesar Rp. 236.300.000 sehingga laba kotor pada tahun 2006 sebesar Rp.


(2)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

41.700.000 yang dengan jumlah ini dapat menutupi kenaikan biaya operasi dari yang dianggarkan oleh perusahaan.

Penganggaran biaya berkaitan dengan pengambilan keputusan manajemen mengenai penggunaan sumber-sumber ekonomik (yang dinyatakan dengan uang) pada masa yang akan datang. Secara keseluruhan biaya operasional perusahaan mengalami kenaikan dari yang dianggarkan sebesar Rp. 149.830.000 sementara realisasinya sebesar Rp. 158.700.000 dan naik sebesar RP. 8.870.000 dari yang dianggarkan atau terjadi kenaikan sebesar 5,92%.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa anggaran biaya operasional perusahaan masih efektif dan efisien. Hal ini dapat dibuktikan dari selisih anggaran dengan realisasi secara total tidak begitu besar. Secara keseluruhan selisih anggaran dengan realisasi adalah sebesar 5,92%. Hal ini perlu dipertahankan atau lebih di tingkatkan lagi untuk tahun yang akan datang sehingga perusahaan dapat terus membiaya seluruh kegiatan operasionalnya dengan baik.


(3)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam Bab ini, akan diterangkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya untuk menjadi sebuah kesimpulan yang menekankan penilaian yang berlandaskan teoritis agar didapat masukan yang bermanfaat. Kesimpulan ini akan dituangkan dalam point-point sebagai berikut :

1. CV. Roniasi Berlianson merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri makanan ternak.

2. Struktur organisasi CV. Roniasi Berlianson memperlihatkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab, sehingga setiap karyawan dapat bekerja dan bertanggung jawab sesuai tugasnya masing-masing.

3. Dilihat dari rencana kerja tahun 2006, perusahaan mengeluarkan biaya operasional sebesar Rp. 158.700.000,- sedangkan biaya operasional yang dianggarkan adalah Rp. 149.830.000,- terjadi penyimpangan sebesar 5,92%. Namun demikian penyimpangan tersebut diimbangi dengan penjualan yang jauh melampaui target yaitu senilai Rp. 278.000.000,-

4. Biaya operasional pada CV. Roniasi Berlianson cukup tinggi, meskipun masih dapat teretutupi dengan penjualan.


(4)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

5. Secara keseluruhan biaya operasional CV. Roniasi Berlianson masih dapat dikatakan efektif dan efisien karena hasil penjualan produk yang dihasilkan masih dapat menutupi biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan sampai menjual produk tersebut.

B. Saran

Dalam bagian terakhir ini, penulis mencoba memberikan beberapa saran yang mungkin berguna bagi CV. Roniasi Berlianson dalam menjalankan kegiata operasional perusahaan.

1. Mengingat pentingnya peranan anggaran., sebaiknya anggaran disusun secara teliti dengan membentuk suatu panitia anggaran atau seksi khusus lainnya, sehingga anggaran benar-benar merupakan pedoman kerja.

2. Perlunya peningkatan kinerja operasional perusahaan maupun kinerja

pemasaran melalui pemberian motivasi kerja bagi para karyawan, seperti dengan pemberian bonus, kompensasi.

3. Agar anggaran perusahaan dapat memenuhi fungsinya sebagai alat

perencanaan dan pengawasan masih perlu dilakukan analisis anggaran.

4. Dalam upaya peningkatan volume penjualan, perlu adanya suatu seksi atau bagian perusahaan yang bisa melakukan analisis dalam melihat kondisi perekonomian perusahaan di masa yang akan datang sehingga fungsi anggaran benar-benar tercapai.

5. Untuk mengurangi tingginya biaya operasional manajemen sebaiknya


(5)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009

DAFTAR PUSTAKA

Ahyari, Agus. Anggaran Perusahaan. Penerbit Fakultas Ekonomi. Yogyakarta. 1994

Dunia, A, Firdaus. Akuntansi Biaya. Edisi pertama Penerbit Universtas Indonesia Jakarta 1994

Kartadinata, Abas. Akuntansi dan Analisis Biaya. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 1994

Purba, Radiks. Akuntansi Untuk Manajer. Jilid Kedua. Penerbit Rineka Cipta. Jakarta. 2006

Riyanto, Bambang.Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat. Penerbit BPFE. Yogayakarta. 1997

Rudianto. Akuntansi Manajemen. Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. 2006

Sartono, Agus. Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Penerbit BPFE. Yogyakarta. 1994

Syafri, Sofyan. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Penerbit PT. Rajagrafindo Persada. Jakarta. 2001


(6)

Virgo Erick Chandra P. : Analisa Biaya Operasional Pada CV Roniasi Berlianson, 2007. USU Repository © 2009