c. Derajat III : kegagalan sirkulasi ditandai oleh denyut nadi yang cepat dan lemah, hipotensi, suhu tubuh yang rendah, kulit lembab dan penderita
gelisah. d. Derajat IV : syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah
tidak dapat diperiksa. Fase kritis pada penyakit ini terjadi pada akhir masa demam.
H. Siklus Penyebaran Virus dengue
Siklus penyebaran virus dengue dapat terjadi dalam beberapa tahap, yaitu perkembangbiakan virus dalam tubuh nyamuk kemudian ditularkan ke
manusia. Tahap pertama nyamuk Aedes aegypti menggigit manusia yang terinfeksi virus dengue, kemudian virus akan berkembang di perut dan
kelenjar ludah nyamuk Aedes. aegypti. Tahap kedua nyamuk Aedes Aegypti yang terinfeksi virus dengue menggigit manusia yang sehat,
kemudian virus berkembang pada jaringan dekat titik inokulasi atau lymph node, virus keluar dari jaringan inokulasi dan menyebar melalui darah
untuk menginfeksi sel-sel darah putih, lalu virus keluar dari sel darah putih dan bersirkulasi ke darah, sistem kekebalan tubuh merusak sel-sel yang
terinfeksi. Jika sel yang terinfeksi sedikit, demam akan berlangsung 6-7 hari. Tetapi jika sel yang terinfeksi banyak demam akan lebih parah dan
pendarahan akan lebih banyak Kristina dkk, 2010.
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam Berdarah Dengue DBD masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia. Menurut Depkes RI
Jumlah kasus DBD pada tahun 2010 sebanyak 156.086 kasus dengan jumlah kematian akibat DBD debesar 1.358
orang. DBD menempati urutan kedua sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit umum di Indonesia.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Bandar Lampung Januari hingga 14 Februari 2012, ditemukan 440 kasus Demam Berdarah Dengue di puskesmas
dan rumah sakit kota Bandar Lampung dengan korban meninggal dunia sebanyak empat orang Tribun Lampung, 2012.
Tempat perindukan Aedes aegypti adalah tempat-tempat berisi air bersih yang berada di dalam rumah atau berdekatan dengan rumah penduduk. Tempat
perindukan tersebut berupa tempat perindukan buatan manusia, seperti tempayan atau gentong tempat penyimpanan air minum, bak mandi, tangki
atau menara air, talang hujan, kaleng, botol. Dapat pula berupa tempat perindukan alamiah, seperti kelopak batang tanaman keladi, pisang,