Waktu Kelancaran dan Keselamatan KegiatanPekerjaan

atau transportasi tanah dari sumbernya ke tempat penimbunan, pemadatan tanah hingga memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Dalam pekerjaan timbunan tanah, Konsultan akan melakukan supervisi mencakup hal-hal sebagai berikut: 1 Agar kontraktor melaksanakan pekerjaan sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang tercantum dalam pedoman spesifikasi teknik, khususnya untuk pekerjaan bidang pengairan yang berlaku. 2 Agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan disaingambar konstruksinya. 3 Pemadatan yang dilakukan sesuai dengan persyaratan pemadatan baik tingkat pemadatan maupun tebal masing- masing lapisan tanah timbunan 4 yang diijinkan ataupun ketentuan stripping dan clearing sebelum dilakukan pemadatan. 5 Jika diperlukan, dilakukan trial test pemadatan lapangan dengan menerapkan standar prosedur pemadatan yang berlaku. 6 Uji mutu pemadatan di lapangan maupun di laboratorium. 7 Apabila Kontraktor menggunakan jalan umum untuk pengangkutan bahan timbunan, Konsultan akan selalu memonitor penggunaan jalan umum tersebut sehingga tidak menimbulkan kerusakan dan tidak mengganggu lalu lintas. 8 Untuk menjaga atau memelihara mutu pekerjaan timbunan tanah, Konsultan akan melakukan tindakanpetunjuk kepada Kontraktor, yaitu : • Sebelum dilakukan penimbunan tanah perlu dilakukan pengambilan contoh tanah dari borrow area untuk dilakukan pengujian mutu bahan timbunan. • Agar diperkirakan bahwa volume yang terdapat dalam borrow area yang disiapkan telah mencukupi sesuai dengan yang dibutuhkan. • Kontraktor agar selalu menjaga mutu bahan timbunan • khususnya kandungan airnya, agar dihindari terkena air hujan yang berlebihan atau terlalu lama terkena sinar matahari. • Apabila pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah dilakukan oleh tenaga manusia, maka kontraktor harus mempekerjakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan dalam bidang pengambilan, perataan dan pemadatan timbunan. • Apabila pelaksanaan pekerjaan timbunan tanah dilakukan dengan menggunakan peralatan berat, maka kontraktor agar menjaga kesiapan peralatan yang digunakan sesuai dengan manual OP peralatan tersebut. • Pemadatan timbunan yang dilakukan didekat bangunan atau struktur harus dulakukan dengan berhati-hati sekali. • Pekerjaan Bangunan Konstruksi Yang dimaksud dengan bangunan konstruksi disini antara lain adalah: 1. Konstruksi pasangan batu 2. Konstruksi beton siklop 3. Konstruksi tiang pancang 4. Konstruksi beton bertulang 5. Konstruksi bronjong Sebelum pelaksanaan pekerjaan bangunan konstruksi, Konsultan akan memeriksa kesiapan pelaksanaan Kontraktor mencakup: 1. Jadwal Pelaksanaan pekerjaan yang lebih rinci. 2. Metode pelaksanaan untuk setiap kegiatan, khususnya kesiapan penggunanaan peralatan, ketersediaan bahan konstruksi, ketersediaan tenaga kerja yang trampil agar tercapai hasil yang optimal. 3. Kesiapan Gambar Kerja yang detail lengkap dengan 4. gamabar penjelasan dari bagian-bagian konstruksi yang akan dikerjakan. 5. Kesiapan bangunan sementara jika diperlukan 6. Setting outuitzet, telah dipasang dan telah sesuai dengan posisi atau elevasi seperti dalam gambar rencana. Selama pelaksanaan konstruksi, Konsultan akan melakukan supervisi konstruksi antara lain adalah : 1. Untuk Konstruksi Pasangan Batu  Dijaga agar Kontraktor dalam membuat perbandingan campuran spesi sesuai dengan spesifikasi teknik yang dipersyaratkan.  Ukuran dan pemasangan batu sesuai dengan standar prosedur yang berlaku dan sesuai dengan ganbar kerja maupun bentuk profil yang disiapkan.  Apabila dibuat siaran atau plesteran, campuran spesi untuk siaran atau plesteran sesuai dengan spesifikasi teknik dan pengerjaannya secara rapih dan bersih.

2. Untuk Konstruksi Beton Bertulang

 Pembuatan cetakan beton harus memenuhi ketentuan dalam Gambar Kerja, dari bahan yang telah ditentukan dan dengan dimensi seperti dalam Gambar Rencana dan harus dipasang sesuai dengan setting outuitzet yang telah disetujui.  Apabila harus menggunakan Perancah, maka konstruksi perancah ini harus cukup kuat.  Pemotongan, penyambungan dan pembengkokan besi beton harus dikerjakan sesuai dengan gambar kerja pembesian yang telah disetujui.  Penyetelan, pemasangan dan pengikatan besi beton harus dikerjakan secara rapih, sesuai dengan petunjuk dalam gambar kerja pembesian serta sesuai dengan standar desain pemasangan besi beton yang berlaku.  Kontraktor agar selalu menjaga perbandingan campuran beton sesuai dengan spesifikasi teknik, dan selalu melakukan test atau pengujian campuran beton pada waktu yang ditentukan dengan menggunakan metode pengujian seperti yang ditentukan dalam spesifikasi teknik.  Pengangkutan, pengadukan dan pengecoran beton harus dilakukan dengan secepatnya dan disuahakan dengan cara yang paling efektif.  Apabila harus dilakukan penghentian pengecoran sebelum cetakan beton terisi penuh harus  ditempat pemberhentian menurut standar yang berlaku.  Penggetaran beton harus dilakukan secara merata di semua bagian dan dengan menggunakan alatpenggetar yang telah disetujui.  Kontraktor harus melakukan pemeliharaan setelah pengecoran beton dilakukan dengan cara selalu membasahi dengan air.  Pembongkaran cetakan beton dan perancah dilakukan setelah betonnya cukup keras dan cukup umur sesuai dengan metode pembongkaran yang berlaku. 3. Untuk Konstruksi Tiang Pancang  Setiap pengangkatan tiang pancang beton harus sesuai dengan standar prosedur pengangkatan, serta menggunakan peralatan pengangkatan yang telah disepakati.  Pemancangan tiang pancang harus menggunakan peralatan pancang yang disepakati dan dilaksanakan dengan standar prosedur pemancangan serta persyaratan batas pemancangan yang telah disepakati.  Lokasi tempat pemancangan tiang pancang harus sesuai dengan gambar kerja dan sesuai dengan petunjuk setting out yang telah disetujui Pengawas Pekerjaan.  Bilamana diperlukan, harus dilakukan pemancangan percobaan trial-test, sehingga dapat diketahui persyaratan atau kriteria batas pemancangan yang diijinkan ditempat.  Penyimpangan terhadap penerapan metode pelaksanaan atau penggunaan peralatan kerja harus sepengetahuan dan persetujuan Pengawas Pekerjaan, namun tidak diperkenankan mengurangi efektifitas pekerjaan.  Waktu pelaksanaan pekerjaan pemancangan  harus sesuai dengan alokasi waktu yang disediakan dalam Jadwal yang disepakati. 4. Untuk Konstruksi Bronjong  Pembuatan anyaman kawat bronjong agar supaya sesuai dengan gambar kerja.  Penempatan atau pemasangan bronjong kawat ditempat pekerjaan sesuai dengan profil yang telah dipasang.  Pengisian batu dalam bronjong harus dikerjakan secara efektif dan sesuai dengan spesifikasi teknik.  Penutupan dan pengikatan bronjong harus dikerjakan sesuai dengan standar yang berlaku. 3 Setelah Konstruksi Setelah pelaksanaan pekerjaan konstruksi selesai dikerjakan oleh Kontraktor, tugas dan tanggung jawab Konsultan Supervisi mencakup halhal sebagai berikut: a Perhitungan Progres Pekerjaan Selesai MC-100 Evaluasi progress pekerjaan yang terakhir atau MC-100, dilakukan bersama-sama antara Pihak Proyek, Konsultan maupun Kontraktor dengan melakukan peninjauan lapangan terlebih dahulu dan setelah itu dilakukan pembahasan atas progress yang telah dicapai. Dalam MC-100 hal-hal yang harus diperhatikan adalah: 1 Kemungkinan adanya kelebihankekurangan volume pekerjaan pada bagian pekerjaan tertentu. 2 Kemungkinan adanya keterlambatan waktu penyelesaian pekerjaan. 3 Kemungkinan adanya bagian pekerjaan yang belum selesai 100 , tetapi telah dianggap selesai. 4 Kemungkinan adanya pekerjaan yang telah selesai, tetapi belum dapat diterima Pengawas Pekerjaan, tetapi telah dihitung volumenya. 5 Kebersihan dan kerapihan lapangan yang dipersyaratkan belum terpenuhi. 6 Kemungkinan adanya pembongkaran dan pembersihan pekerjaan sementara yang belum dilakukan atau diselesaikan. 7 Kemungkinan adanya klaim sub-kontraktor yang belum diselesaikan oleh Kontraktor. b Pemeriksaan As-built Drawings Setelah pelaksanaan konstruksi selesai dikerjakan, sebagaimana mestinya kontraktor menyiapkan as-built drawings dari masing-masing bangunan. Dalam hal ini Konsultan supervisi akan melakukan pemeriksaan terhadap as- built drawings tersebut agar benar-benar sesuai dengan kondisi bangunan di lapangan baik itu mencakup dimensi, posisi, elevasi maupun detail-detail bagian bangunan lainnya. As-built drawings yang dibuat akan berperanan cukup penting karena akan dipakai sebagai dasar untuk pembayaran maupun keperluan dimasa mendatang. c Pekerjaan dalam Masa Pemeliharaan Yang dimaksud dengan Pekerjaan dalam masa pemeliharaan adalah : kegiatan yang harus dilakukan oleh Kontraktor, selama masa pemeliharaan yang bertujuan untuk tetap menjaga atau memelihara agar supaya bangunan beserta kelengkapannya yang telah diserahkan dalam tahap pertama, tetap dalam kondisi yang baik sesuai dengan yang telah disetujui. Selama masa ini Konsultan supervisi akan melakukan kegiatankegiatan: 1 Melakukan pemeriksaan untuk semua pekerjaan yang perlu diperlihara dan dicatat hal-hal yang ada perubahan bentuk, misalnya retak-retak, penurunan, longsor pengapuran atau pengecatan yang mengelupas. 2 Membuat catatan-catatan agar Kontraktor melakukan perbaikan atau penyempurnaan atau penggantian bagian bagian yang dianggap mengalami kerusakan atau perubahan atau yang belum sempurna dan harus diperbaiki selama masa pemeliharaan. 3 Membantu Pemberi Kerja dalam menyusun dokumen penyerahan pekerjaan. 4 Sebelum dilakukan penyerahan kedua, kondisi bangunan dan kelengkapannya harus dalam kondisi masih baik tanpa ada perubahan atau kerusakan. d Penyerahan Pekerjaan Konstruksi Professional Hand Over Pada akhir pekerjaan konstruksi, maka kontraktor akan mengajukan permintaan PHO Provesional Hand Over kepada Pemberi Kerja, Ketelibatan Team Supervivsi dalam hal ini adalah membantu memberikan penjelasan- penjelasan teknis mengenai pekerjaan, saran- saran teknis, informasi mengenai test laboratorium, kuantitas pekerjaan, gambar-gambar desainrevisi desain dll. Di samping itu Tim Supervisi juga akan membuat usulan pekerjaan-pekerjaan yang perlu diperbaiki oleh kontraktor dalam bentuk daftar keruasakan yang masih menjadi tanggung jawab kontraktor selama periode pemeliharaan atau biasa disebut Defect and Defeciacies dan penyerahan berkas-berkas teknis dan administrasi kepada Pemberi Kerja. e Serah Terima Akhir FHO Pekerjaan Sebagai tahap akhir pelaksanaan konstruksi adalah Serah Terima Akhir Pekerjaan FHO yang akan dilakukan dari Kontraktor kepada Pemberi Kerja setelah masa pemeliharaan selesai. Sebelum dilakukan Serah Terima Akhir Pekerjaan FHO, Konsultan Supervisi akan menyusun dokumen penyerahan pekerjaan yang telah sempurna dilaksanakan oleh Kontraktor, termasuk perbaikan-perbaikan selama masa pemeliharaan. f Administrasi Seperti halnya pekerjaan pengawasan, pekerjaan administrasi harus diselenggarakan dengan tertib, karena prosedurnya administrasi ini sangat penting artinya didalam mendapatkan catatan-catatan secara tertulis mengenai pekerjaan yang sedang dilaksanakan. Dalam kaitan ini, Tim Supervisi berkewajiban membuat seluruh prosedur pekerjaan fisik mengikuti dan mempunyai catatan-catatan baik pada saat pengajuan pekerjaan oleh kontraktor Request of Work, catatan-catatan hasil pengawasan pengawasan baik secara visual di lapangan maupun hasil test laboratorium, termasuk juga perhitungan quantitas hasil pekerjaan sebagai bahan pembayaran, dimana catatan-catatan ini harus disimpan dan diarsipkan dengan tertib. Surat-menyurat dengan Kontraktor baik yang menyangkut administrasi biasa maupun administrasi teknis akan diselenggarakan dengan baik dan tertib sesuai dengan ketentuan didalam Dokumen kontrak. Pengajuan Pembayaran Bulanan Monthly Certificate oleh kontraktor akan dicocokkan dan dipelajari dengan melihat catatan-catatan harian inspektor lapangan dan hasil pengukuran dan perhitungan bersama joint measurement. F.8.4 Penyusunan Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Pedoman operasi dan pemeliharaan yang dibuat antara lain mengenai hal-hal sebagai berikut : a. Pedoman pengoperasian b. Petunjuk perawatan. c. Petunjuk pengoperasian fasilitas konstruksi bangunan Dermaga Jetty. F.9. Gagasan Baru Secara umum Kerangka Acuan Kerja KAK menjelaskan hal - hal yang mendasar tentang pekerjaan ini, antara lain dikemukakan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, sasaran, ruang lingkup kegiatan, tenaga ahli yang diperlukan sampai produk akhir berupa laporan yang harus diserahkan. Dalam rangka menuangkan suatu gagasan baru maka disusunlah apresiasi dan inovasi dengan maksud menjadikan suatu bahan imbuhan yang menunjang suatu pekerjaan. Dalam hal ini kami dari PT. Marga Nusantara Persada mencoba mempelajari isi serta uraian yang diberikan saat penjelasan, ada beberapa hal yang perlu ditambahkan baik berupa sarana dan prasarananya, dalam hal - hal sebagai berikut : 1 Kriteria standar teknis yang akan dipakai dalam perencanaan adalah buku Standar Perencanaan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal dan apabila diperlukan akan diadakan penyesuaian - penyesuaian dengan